Anda di halaman 1dari 124

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS

SEKSI BANK
PEDOMAN PELAKSANAAN
TUGAS SEKSI BANK
Tim Penyusun

PEDOMAN PELAKSANAAN
TUGAS SEKSI BANK

Pembina
Direktur Jenderal Perbendaharaan

Pengarah
Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Ketua Tim
Syafriadi, Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana

Editor
Sigid Mulyadi
Andhita Vidya Putri
Reviewer
KPPN Jakarta III
KPPN Jakarta IV
Kontributor
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Barat

Bagian Organisasi dan Tata Laksana


Sekretariat Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Perbendaharaan iii


iv Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank
DISCLAIMER

“ Buku ini disusun berdasarkan peraturan


yang masih berlaku. Apabila terdapat
perubahan peraturan atau dicabutnya
peraturan atau adanya peraturan baru,
maka agar berpedoman pada
peraturan terbaru

tersebut.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan v


vi Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank
Sambutan
Direktur Jenderal Perbendaharaan

Peran penting KPPN adalah melaksanakan kewenangan perbendaharaan


dan Bendahara Umum Negara (BUN), penyaluran pembiayaan atas beban
anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui
dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Agar peran di atas terlaksana dengan baik, Kantor Pusat Ditjen


Perbendaharaan telah menerbitkan peraturan ataupun surat dinas yang
memberikan pedoman dalam melaksanakan tugas.

Kebijakan dan peraturan yang beragam yang menjadi dasar dalam


pelaksanaan tugas dan fungsi KPPN akan lebih mudah dipedomani oleh
pejabat/pegawai KPPN baik yang baru dilantik ataupun yang baru menempati
posisinya apabila terkompilasi dan disusun dalam sebuah buku.

Dalam prosesnya, penyusunan buku pedoman pelaksanaan tugas KPPN


ini telah mengacu pada beragam peraturan dan kebijakan yang berlaku. Materi
yang tercantum didalamnya juga telah disesuaikan dengan kondisi riil yang
dijalankan.

Karena itu, saya menyambut baik upaya Kantor Pusat Ditjen


Perbendaharaan untuk menyusun Buku Panduan Pelaksanaan Tugas KPPN.
Saya harapkan buku ini tidak hanya akan bermanfaat bagi pejabat/pegawai
KPPN tetapi bisa berguna bagi seluruh pejabat/pegawai Ditjen Perbendaharaan.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan vii


Dengan demikian, pada gilirannya kualitas pelaksanaan tugas dan fungsi
Ditjen Perbendaharaan akan semakin meningkat dan akan bermuara pada
pencapaian visi yaitu Menjadi Pengelola Perbendaharaan yang Unggul di
Tingkat Dunia.

Jakarta, September 2017

Direktur Jenderal Perbendaharaan

Marwanto Harjowiryono

viii Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas


terbitnya Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas KPPN ini. Bahwasanya setiap
pekerjaan membutuhkan pedoman agar hasil kerja sesuai dengan kualitas yang
ditetapkan. Begitu juga dengan pelaksanan tugas di KPPN.

Dengan jumlah pegawai yang mencapai lebih dari 7000 orang maka
peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan negara bagi para pejabat/
pegawai menjadi sebuah tantangan untuk diwujudkan Ditjen Perbendaharaan.
Salah satu upaya yang dilakukan Ditjen Perbendaharaan selain melalui
pendidikan dan pelatihan adalah melalui penerbitan Buku Pedoman ini.

Penyusunan Buku Pedoman ini merupakan salah satu inovasi yang


bertujuan memudahkan para pejabat/pegawai KPPN di seluruh Indonesia
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, disamping itu buku ini merupakan
upaya pemetaan dan inventarisasi berbagai tugas dan peraturan terkait KPPN,
dimana dengan sebuah buku yang komprehensif memuat intisari berbagai
aturan pelaksanaan tugas dan fungsi terupdate tentunya akan lebih mudah
dipedomani dibandingkan harus mencari dan membaca masing-masing aturan
pelaksanaan itu sendiri.

Sejalan dengan semangat Perbendaharaan Go Green, khususnya untuk


mengurangi penggunaan kertas maka buku ini juga hadir dalam bentuk
electronic book (e-book). Diharapkan dengan bentuk e-book para pembaca

Direktorat Jenderal Perbendaharaan ix


sekalian dapat menyimpannya di gawai sehingga memudahkan untuk dibaca
setiap saat.

Selamat menikmati buku ini. Diharapkan Buku Pedoman pelaksanaan


tugas KPPN ini dapat dijadikan salah satu rujukan bagi seluruh pejabat/
pegawai Ditjen Perbendaharaan dalam peningkatkan kinerja sesuai dengan
tugas dan fungsi yang diemban.

Semoga bermanfaat.

Jakarta, September 2017

Sekretaris Ditjen Perbendaharaan

Haryana

x Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


Daftar Isi

DISCLAIMER ............................................................................................................ v
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN .................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi

BAB I Pendahuluan ........................................................................................ 1


1. Latar Belakaang.............................................................................. 1
2. Tujuan................................................................................................. 7
3. Manfaat.............................................................................................. 8
4. Ruang Lingkup................................................................................ 8

BAB II Uraian Tugas & Fungsi .................................................................... 9


1. Dasar Hukum................................................................................... 9
2. Tugas .................................................................................................. 11
3. Alur Tugas Seksi Bank................................................................. 13
4. Uraian Jabatan ............................................................................... 14
5. Daftar SOP Pelaksanaan Tugas ............................................... 15

BAB III Penyelesaian Transaksi Pencairan Dana ................................ 19


1. Dasar Hukum .................................................................................. 20
2. Prosedur atau Alur Kegiatan ................................................... 21
3. Kegiatan Rutin Harian ................................................................ 40
4. Kegiatan-kegiatan yang mendukung ................................... 40
5. Poin-poin Penting ......................................................................... 41
6. Aplikasi Pendukung ..................................................................... 42

BAB IV Pengelolaan Rekening Pemerintah ........................................... 43


1. Dasar Hukum .................................................................................. 43

Direktorat Jenderal Perbendaharaan xi


2. Prosedur atau alur kegiatan .................................................... 44
3. Poin-poin penting ......................................................................... 49

BAB V Penatausahaan Penerimaan Negara & Penyelesaian


Retur ....................................................................................................... 51
1. Panatausahaan penerimaan negara ..................................... 51
2. Pelaksanaan Tugas penyelesaian retur............................... 53

BAB VI Permintaan Pengembalian Penerimaan Negara .................. 63


1. Dasar Hukum .................................................................................. 63
2. Prosedur atau alur kegaiatan .................................................. 63
3. Poin-poin penting ......................................................................... 69
4. Aplikasi Pendukung ..................................................................... 69

BAB VII Konfirmasi Dan Koreksi Data Penerimaan Negara ............ 71


1. Dasar hukum .................................................................................. 71
2. Prosedur atau alur kegaiatan .................................................. 73
3. Poin-poin penting ......................................................................... 78
4. Aplikasi Pendukung ..................................................................... 80
5. Lain-lain............................................................................................. 80

BAB VIII Helpdesk Penerimaan Negara & Monev Bank/Pos


Persepsi ................................................................................................. 83
1. Layanan Bantuan (helpdesk) Penerimaan negara........... 83
2. Monitoring dan Evaluasi Bank/Pos persepsi.................... 84

BAB IX Analisis Data PFK .............................................................................. 89


1. Dasar Hukum .................................................................................. 89
2. Prosedur Atau Alur Kegiatan ................................................... 89

BAB X Rekonsiliasi Data Penyaluran Kredit Ultra Mikro ............... 91


1. Dasar Hukum .................................................................................. 91
2. Prosedur atau Alur kegiatan .................................................... 91

xii Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


3. Poin-poin Penting ......................................................................... 93
4. Laporan ............................................................................................. 93
5. Aplikasi Pendukung ..................................................................... 93

BAB XI Laporan Berkala & Aplikasi Pendukung ................................. 95


1. Laporan Berkala............................................................................. 95
2. Aplikasi Pendukung...................................................................... 96

Referensi ................................................................................................................... .99

Direktorat Jenderal Perbendaharaan xiii


xiv Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sesuai ketentuan dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun


2004, Perbendaharaan Negara dimengerti sebagai pengelolaan dan
pertanggungjawaban Keuangan Negara, termasuk investasi dan kekayaan
yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD. Aspek Pengelolaan
dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara pada prakteknya memiliki detail
yang sangat luas. Sesuai dengan pengertian tersebut, dalam Undang-Undang
Perbendaharaan Negara diatur kewenangan pejabat perbendaharaan negara,
pelaksanaan pendapatan dan belanja negara/daerah, pengelolaan uang negara/
daerah, pengelolaan piutang dan utang negara/daerah, pengelolaan investasi
dan barang milik negara/daerah, penatausahaan dan pertanggungjawaban
APBN/APBD, pengendalian intern pemerintah, penyelesaian kerugian negara/
daerah, serta pengelolaan keuangan badan layanan umum.

Berdasarkan ketentuan tersebut, dalam penyelenggaraan


fungsi Perbendaharaan Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan
menyelenggarakan pengelolaan kewenangan pejabat Perbendaharaan
Negara, pengelolaan pelaksanaan pendapatan dan belanja Negara,
pengelolaan uang Negara, pengelolaan piutang dan utang Negara, pengelolaan
investasi dan barang milik Negara, pengelolaan sistem penatausahaan

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 1


dan pertanggungjawaban APBN, pengelolaan sistem pengendalian intern
pemerintah, pengelolaan penyelesaian kerugian Negara, serta kebijakan
pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum. Keseluruhan fungsi
tersebut, sesuai ketentuan dalam peraturan Menteri Keuangan yang mengatur
tentang organisasi dan tata laksana Direktorat Jenderal Perbendaharaan, yaitu
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Kementerian Keuangan didistribusikan ke dalam tugas dan
fungsi tiap-tiap Direktorat pada lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Kendati demikian, tugas dan fungsi yang terepresentasi pada tiap-tiap direktorat
lebih bersifat penyelenggaraan pengelolaan kebijakan (dalam tataran tertentu
bersifat policy formulation). Sedangkan pada tataran policy implementation,
penyelenggaraan fungsi perbendaharaan tersebut dilaksanakan oleh kantor-
kantor vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan sesuai ketentuan yang
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang saat ini berlaku
yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016.

Instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, sesuai Peraturan


Menteri Keuangan di atas mencakup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Instansi vertikal ini, selanjutnya secara prinsip, memiliki tugas dan fungsi
melaksanakan secara nyata keseluruhan fungsi perbendaharaan tersebut
dalam rangka pengelolaan dan pertanggungjawaban APBN di setiap daerah
sesuai pembagian wilayah pembayaran.

Dalam prakteknya, baik direktorat-direktorat maupun instansi vertikal


Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya,
menyelenggarakan kerja sama dengan lembaga-lembaga keuangan, baik
lembaga keuangan Bank maupun non-Bank dalam rangka penyaluran dana
(uang) untuk pembayaran setiap kewajiban pemerintah maupun dalam rangka
menghimpun dana (uang) setoran para wajib pajak, wajib bayar penerimaan

2 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


negara bukan pajak, maupun pihak-pihak lain yang berkewajiban atau ingin
menyetorkan uang ke Kas Negara. Penyelenggaraan kerja sama ini melahirkan
hubungan, baik pada tataran substantif, administratif, maupun koordinatif
berdasarkan ketentuan universal yang mengatur mengenai hak dan kewajiban
para pihak dalam suatu hubungan kerja sama. Pada tingkat implementasi,
pola hubungan tersebut dapat melahirkan standar operating procedure yang
disepakati dan ditaati oleh para pihak. Dengan demikian, seluruh organ pada
lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan pada akhirnya dapat terlibat
dalam pola hubungan kerja tersebut.

Sebagaimana diketahui, pada tingkat pelaksanaan, organ utama


Direktorat Jenderal Perbendaharaan penyelenggara fungsi perbendaharaan
adalah KPPN. Sebagai organ utama penyelenggara fungsi perbendaharaan,
KPPN melaksanakan hampir seluruh fungsi perbendaharaan, yang pada
tataran kebijakan, dilaksanakan oleh direktorat-direktorat. Oleh karena itu,
organ-organ utama KPPN meliputi Seksi Pencairan Dana, Seksi Bank, dan Seksi
Verifikasi Akuntansi. Ketiga seksi tersebut memiliki peran executor dalam
penyelenggaraan fungsi perbendaharaan. Dalam pelaksanaan tugasnya, ketiga
seksi tersebut didukung oleh Subbag Umum selaku supporting agent dan seksi
kepatuhan internal yang bertugas mengelola risiko akibat dan atau dalam
penyelenggaraan fungsi perbendaharaan tersebut yang mungkin terjadi di
masa depan yang dapat mengurangi kinerja organisasi.

Berbeda dengan Seksi Pencairan Dana yang tugasnya mengelola kredit


anggaran setiap satuan kerja yang bermitra dengan KPPN, maka Seksi Bank
tugasnya, secara prinsip mengelola rekening kas negara yang menampung
uang-uang yang disediakan untuk membayar setiap kewajiban pemerintah
(debit anggaran satuan kerja) maupun uang-uang yang berasal dari setoran
masyarakat (wajib pajak, wajib bayar penerimaan negara bukan pajak,
maupun pihak-pihak lain yang berkewajiban atau ingin menyetorkan uang
ke Kas Negara). Kendati kedua seksi tersebut memiliki tugas yang berbeda,

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 3


sesungguhnya keduanya menjalankan satu tanggung jawab, yaitu melakukan
pembayaran kewajiban Negara sesuai perintah pembayaran (SPM) yang
dikeluarkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran sebagai wujud dukungan bagi
terselenggaranya layanan publik yang menjadi tanggung jawab satuan kerja
(Kuasa Pengguna Anggaran) berkenaan. Tanggung jawab tersebut secara
hierarki diturunkan oleh Bendahara Umum Negara melalui pengesahan
DIPA yang petikan DIPA-nya disampaikan kepada Kepala KPPN selaku Kuasa
Bendahara Umum Negara.

BAGAN 1

POLA HUBUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL SEKSI BANK

4 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


Kesatuan tanggung jawab di atas dalam prakteknya melahirkan pola
hubungan kerja yang bersifat check and balance antara Seksi Pencairan Dana
dan Seksi Bank pada KPPN. Pola saling uji (check and balance) tersebut dibangun
atas dasar fokus pelaksanaan tugas masing-masing seksi yang di satu sisi lebih
menitikberatkan pada aspek verifikasi perintah bayar dan persetujuannya atas
pembebanan Kredit Anggaran (Seksi Pencairan Dana), dan disisi lain lebih
menitikberatkan pada aspek fund management (pengelolaan kas) yang sehat
dan terencana dengan baik (Seksi Bank). Seksi Bank melakukan pengelolaan
kas dalam rangka mengurangi tingkat idle cash untuk mendorong peningkatan
efisiensi pemanfaatan likuiditas keuangan Bendahara Umum Negara. Dalam
pola hubungan ini, Seksi Bank melakukan kontrol terhadap keputusan Seksi
Pencairan Dana berdasarkan ketersediaan kas dalam rekening yang dikuasainya,
yang dapat atau tidak dapat dibebani oleh konsekuensi dari keputusan Seksi
Pencairan Dana. Sementara itu, Seksi Pencairan Dana melakukan kontrol
terhadap keputusan Kuasa Pengguna Anggaran (perintah pembayaran melalui
SPM), khususnya berdasarkan ketersediaan kredit anggaran dan kesesuaian
peruntukan kredit anggaran tersebut dengan komitmen yang telah dibuat
para Kuasa Pengguna Anggaran, yang datanya (RPD) telah berada dalam
pengelolaan (commitment management) Seksi Pencairan Dana. Secara umum,
pola hubungan Seksi Bank yang perlu dibangun dengan pihak lain, baik internal
KPPN maupun eksternal (intra dan ekstra Bendahara Umum Negara) dapat
digambarkan seperti tampak pada bagan pola hubungan (Bagan 1).

Adapun tugas Seksi Verifikasi Dan Akuntansi, dalam konteks fungsi


akunting, menjalankan penatausahaan setiap transaksi yang terjadi dalam
pengelolaan Seksi Pencairan Dana dan Seksi Bank. Dalam penatausahaan setiap
transaksi, Seksi Verifikasi Dan Akuntansi wajib menjalankan fungsi verifikasi
kebenaran, kelengkapan, dan akurasi data transaksi tersebut. Keseluruhan
hasil pengelolaan transaksi tersebut, selanjutnya tetap memerlukan proses
rekonsiliasi baik secara internal maupun secara eksternal dengan pihak-pihak
terkait seperti satuan kerja dan lembaga keuangan.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 5


Direktorat Jenderal Perbendaharaan telah memulai proses reformasi
sejak tahun 2004. Perubahan yang dilaksanakan mencakup aspek penataan
organisasi, perbaikan proses bisnis, dan peningkatan manajemen sumber daya
manusia. Perbaikan dan pembenahan proses bisnis pengelolaan Keuangan
Negara yang diikuti penerbitan peraturan baru sebagai landasan hukum
pelaksanaannya berdampak pada perubahan sistem dan prosedur pada Kantor
Pusat Ditjen Perbendaharaan dan Instansi Vertikalnya.

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) sebagai instansi


vertikal Ditjen Perbendaharaan juga menjadi pelaku aktif dalam perubahan
sistem dan prosedur yang dinamis tersebut. Konsekuensi perubahan itu akan
bermuara pada kondisi dimana akan adanya kebijakan dan peraturan beragam
yang menjadi dasar dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di setiap KPPN. Melihat
banyaknya sebaran kebijakan dan aturan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
tersebut, tentu akan lebih mudah bagi KPPN apabila kebijakan dan aturan yang
ada dapat terkompilasi dan tersusun dalam sebuah buku. Terkait pelaksanaan
tugas dan fungsi seksi-seksi pada KPPN tersebut perlu adanya suatu Buku
Pedoman yang dimiliki oleh setiap Seksi di KPPN dalam menjalankan tugas dan
fungsi tersebut.

Demikian juga halnya dengan pelaksanaan tugas pada Seksi Bank KPPN,
adanya kebijakan dan peraturan yang beragam yang menjadi dasar dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi Seksi Bank akan lebih mudah dipedomani
oleh semua pegawai/pejabat di Seksi Bank apabila terkompilasi dan disusun
dalam sebuah buku. Peran penting Seksi Bank KPPN adalah terlaksananya
penyelesaian transaksi pencairan dana, fungsi pengelolaan kas (cash
management), penerbitan daftar tagihan, pengelolaan rekening Kuasa BUN dan
bendahara serta penatausahaan pengembalian penerimaan negara. Peran ini
sangat strategis mengingat pada tingkatan KPPN sebagai Bendahara Umum
Negara di Daerah, pada seksi Bank inilah eksekusi terhadap perubahan/
mutasi Kas Umum Negara dilaksanakan. Perlunya mitigasi terhadap kesalahan
prosedur pada seksi bank ini semakin mendorong perlunya diterbitkan suatu

6 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


pedoman umum yang dapat dipahami semua pejabat/pegawai seksi Bank
KPPN.

Menindaklanjuti penetapan Peraturan Menteri Keuangan Nomor


262/PMK.01/2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan perubahan praktek pelaksanaan
tugas dan fungsi setiap Seksi di KPPN, Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan
melakukan inisiasi penyusunan Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas setiap
seksi di KPPN, salah satunya adalah Buku Pedoman Seksi Bank. Buku ini
dirancang dapat menggambarkan secara riil kondisi yang terjadi di lapangan.
Selain sebagai Pedoman dan referensi, buku pedoman ini diharapkan dapat
membantu upaya revisi dan harmonisasi peraturan yang berlaku.

2. Tujuan

Secara umum penyusunan Buku Pedoman Seksi Bank ini bertujuan:


a. Mewujudkan pelaksanaan tugas dan fungsi Seksi Bank secara lebih
efektif dan efisien serta untuk peningkatan kinerja para pejabat/
pegawai agar semakin optimal.
b. Memberikan informasi mengenai peraturan, kebijakan, maupun surat
dinas terkait pelaksanaan tugas dan wewenang Seksi Bank.
c. Mengupayakan pemetaan dan inventarisasi berbagai tugas dan
peraturan yang terkait pada Seksi Bank dalam rangka penyempurnaan
proses revisi dan harmonisasi peraturan selanjutnya.
d. Memberikan pedoman dalam menyusun berbagai rencana aksi dan
tahapan kegiatan, baik yang bersifat teknis maupun nonteknis, untuk
mewujudkan meningkatkan koordinasi yang efektif dan efisien kepada
seluruh stakeholders.
e. Meningkatkan kinerja layanan dan mencapai target kinerja sesuai
yang telah ditetapkan.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 7


3. Manfaat

Buku Pedoman Seksi Bank ini diharapkan dapat memberikan manfaat,


yaitu:
a. Memberikan pedoman bagi Kepala Seksi yang baru dilantik ataupun
pegawai baru yang menempati posisi baru pada KPPN dalam
melakanakan tugas dan merumuskan berbagai langkah strategis
pelaksanaan tugas dan wewenangnya
b. Mencapai target kinerja sesuai yang telah ditetapkan.
c. Memudahkan tahapan kegiatan dalam melaksanakan pekerjaan pada
Seksi Bank.
d. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang dilakukan pegawai
dalam melaksanakan tugas.
e. Membantu dalam melakukan evaluasi terhadap setiap proses
pekerjaan Seksi Bank.
f. Sebagai sarana untuk mengkomunikasikan pelaksanaan suatu
pekerjaan pada Seksi Bank.
g. Mengetahui peran dan posisi masing-masing pegawai di internal Seksi
Bank.

4. Ruang Lingkup

Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank ini mengacu pada Peraturan
Menteri Keuangan 262/PMK.01/2016 dan disesuaikan dengan pelaksanaan
pekerjaan secara riil di KPPN berdasarkan pelaksanaan SOP yang telah ada
serta dikombinasikan dengan mekanisme terkait dengan implementasi SPAN
secara penuh, MPN G-2 dan pelaksanaan tugas KPPN Khusus Penerimaan.

8 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


BAB II
URAIAN TUGAS & FUNGSI

Pada bagian ini akan diuraikan secara umum pelaksanaan tugas pada
Seksi Bank KPPN. Uraian tugas yang akan disampaikan terkait pada organisasi
dan tata kerja, tugas uraian jabatan, dan Standar Operasional Prosedur (SOP)
pada seksi Bank.

1. Dasar Hukum

a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014 tentang Sistem


Penerimaan Negara Secara Elektronik
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Ditjen Perbendaharaan
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 22/PMK.05/2017 tentang
Pembiayaan Ultra Mikro
d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 811/KM.1/2017 tentang Uraian
Jabatan Bagi Jabatan Struktural Instansi Vertikal di Lingkungan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
e. Pe r a t u r a n D i r e k t u r J e n d e r a l P e r b e n d a h a r a a n N o m o r
PER-85/PB/2011 tentang Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara
Bukan Pajak pada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 9


f. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-59/PB/2013
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Modul Kas dalam SPAN
g. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-7/PB/2014
tentang Penatausahaan Penerimaan Negara Pada SPAN
h. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-30/PB/2014
tentang Mekanisme Penyelesaian dan Penatausahaan Retur Surat
Perintah Pencairan Dana Dalam Rangka Implementasi Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara
i. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-44/PB/2015
tentang Mekanisme Percepatan Penyelesaian Retur Surat Perintah
Pencairan Dana.
j. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-287/PB/2015
tentang Standard Operational Procedure Pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara.
k. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
SE-57/PB/2013 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Monitoring
Dan Evaluasi Kepatuhan Bank Persepsi Dalam Rangka Pelaksanaan
Perjanjian Jasa Layanan Perbankan Sebagai Bank Persepsi/Devisa
Persepsi/Pos Persepsi Dalam Rangka Pelaksanaan Treasury Single
Account (TSA) Penerimaan.
l. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-3473/PB/2017
tanggal 06 April 2017 hal Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Kepatuhan Bank/Pos Persepsi MPN-G2.
m. Surat Direktur Pengelolaan Kas Negara Nomor S-124/PB.3/2014
tanggal 7 Januari 2014 hal Penatausahaan Penerimaan Negara Dalam
Rangka Piloting SPAN.

10 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


2. Tugas

Sesuai ketentuan dalam Pasal 30 ayat (4) dan Pasal 34 ayat (3) Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016, Seksi Bank mempunyai
tugas :

a. Melakukan penyelesaian transaksi pencairan dana;


b. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) ;
c. Fungsi pengelolaan kas (cash management) ;
d. Penerbitan Daftar Tagihan;
e. Pengelolaan rekening pemerintah;
f. Penatausahaan penerimaan negara;
g. Penyelesaian retur;
h. Pengujian permintaan pengembalian penerimaan negara;
i. Konfirmasi dan koreksi data transaksi penerimaan;
j. Fungsi layanan bantuan (helpdesk) penerimaan negara;
k. Monitoring dan evaluasi bank/pos persepsi;
l. Pengelolaan dokumen sumber dan analisis data Penerimaan Fihak
Ketiga (PFK);
m. Pembinaan dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP);
n. Supervisi implementasi Sistem Pengelolaan Kas (Cash Management
System) pada rekening bendahara;
o. Monitoring dan evaluasi kredit program.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 11


Tugas-tugas di atas secara umum dapat dikelompokkan dalam 4 kategori
penugasan di bidang-bidang sebagai berikut:
a. Bidang Pengeluaran Negara

1) penyelesaian transaksi pencairan dana,


2) penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atau sejenisnya,
3) penerbitan Daftar Tagihan,
4) penyelesaian retur, dan
5) pengujian permintaan pengembalian penerimaan negara,
b. Bidang Penerimaan Negara

1) penatausahaan penerimaan negara,


2) konfirmasi dan koreksi data transaksi penerimaan,
3) fungsi layanan bantuan (helpdesk) penerimaan negara,
4) monitoring dan evaluasi bank/pos persepsi, dan
5) pembinaan dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP),
c. Bidang Pengelolaan Kas

1) fungsi pengelolaan kas (cash management),


2) supervisi implementasi sistem pengelolaan kas (Cash Management
System) pada rekening bendahara, dan
3) pengelolaan rekening pemerintah,
d. Bidang Lainnya

1) pengelolaan dokumen sumber dan analisis data Penerimaan Fihak


Ketiga (PFK),
2) monitoring dan evaluasi kredit program, dan
3) penyaluran Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa.

12 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


3. Alur Tugas Seksi Bank

Sebagai salah satu organ dari KPPN, penyelenggaraan fungsi Seksi Bank
pada prinsipnya merupakan bagian dari rangkaian penyelenggaraan fungsi
KPPN. Organ-organ lain dari KPPN selain Seksi Bank adalah Seksi Pencairan
Dana, Seksi Verifikasi Akuntansi, Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan
Internal (MSKI) dan Subbagian Umum. Diantara keseluruhan organ tersebut,
yang menyelenggarakan fungsi teknis substantif perbendaharaan hanyalah
Seksi Pencairan Dana dan Seksi Bank.
BAGAN 2
MODEL OPERASIONAL TUGAS SEKSI BANK

Memperhatikan bagan di atas, alur tugas Seksi Bank sesungguhnya hanya


berhubungan dengan Seksi Pencairan Dana, yang merupakan hulu dari alur
tugas penyelenggaraan fungsi teknis substantif perbendaharaan KPPN. Dengan
demikian, Seksi Bank berada pada posisi hilir dari penyelenggaraan fungsi
tersebut.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 13


Namun demikian, tidak seluruh fungsi Seksi Bank tergantung
pada Seksi Pencairan Dana (merupakan kelanjutan dari alur tugas Seksi
Pencairan Dana). Secara mandiri, Seksi Bank tetap memiliki fungsi teknis
substantif perbendaharaan, seperti fungsi pengelolaan rekening Kas Negara,
penatausahaan rekening satuan kerja, penyelenggaraan administrasi dan
layanan setoran Penerimaan Negara, dan pengelolaan data transaksi pencairan
dana dan setoran penerimaan Negara baik penerimaan below the line maupun
above the line.

4. Uraian Jabatan

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 811/KM.1/2017


tentang Uraian Jabatan Bagi Jabatan Struktural Instansi Vertikal di Lingkungan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, uraian tugas dan kegiatan Kepala Seksi
Bank yaitu:
a. Melakukan penyelesaian transaksi pencairan dana dan penatausahaannya
b. Melakukan penatausahaan penerimaan negara
c. Melakukan penerbitan konsep SKP4 untuk proses pembayaran kembali
dana retur SP2D yang telah disetor ke kas negara
d. Melakukan pengelolaan rekening milik Kementerian/Negara/ Lembaga/
Kantor/Satuan Kerja
e. Melakukan penerbitan Nota Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara
f. Melakukan penerbitan Nota Perbaikan Penerimaan Negara
g. Melakukan penerbitan surat pemberitahuan retur
h. Melakukan penerbitan SPP Retur
i. Melakukan penyusunan Laporan Penyusunan Daftar Selisih Bulanan
j. Melakukan penyusunan Laporan Retur Bulanan
k. Melakukan penyusunan Laporan Kebutuhan Dana Harian
l. Melakukan tugas helpdesk penerimaan negara
m. Melakukan monitoring dan evalusi bank/pos persepsi
n. Melakukan pengelolaan dokumen sumber dan analisis data Penerimaan

14 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


Fihak Ketiga (PFK)
o. Melakukan pengesahan hibah langsung
p. Melakukan pembinaan dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi PNBP
q. Melakukan supervisi implementasi sistem pengelolaan kas (CMS) pada
rekening bendahara
r. Melakukan pembinaan tuntutan ganti kerugian negara/daerah terhadap
pegawai negeri bukan bendahara atau pejabat lain
s. Melakukan monitoring dan evaluasi kredit program
t. Melakukan penyusunan konsep tanggapan Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP) dari aparat pengawasan fungsional.

5. Daftar SOP Pelaksanaan Tugas

Rincian yang memuat secara rinci tahapan pelaksanaan tugas pada seksi
Bank dimuat pada SOP KPPN. Berikut daftar SOP tersebut :

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 15


16 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 17
Keterangan *):

1. Bidang Pengeluaran Negara

2. Bidang Penerimaan Negara

3. Bidang Pengelolaan Kas

4. Bidang Lainnya

18 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


BAB III
PENYELESAIAN TRANSAKSI PENCAIRAN DANA

Pelaksanaan Tugas Penyelesaian Transaksi Pencairan Dana Penerbitan


Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Penerbitan Daftar Tagihan

Uraian Tugas Sesuai


Uraian Pelaksanaan Tugas meliputi
PMK Nomor: 262/PMK.01/2016
1. Melakukan penyelesaian Penerbitan SP2D Gaji Induk Pada KPPN
transaksi pencairan dana
Penerbitan SP2D UP TUP GUP Pada KPPN
2. Penerbitan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) Penerbitan SP2D PTUP GUP Nihil Pada KPPN
3. Penerbitan Daftar Tagihan Penerbitan SP2D LS Non Gaji Induk Non Kontraktual Pada
KPPN
Penerbitan SP2D LS Non Gaji KontraktualPada KPPN
Penerbitan SP2D atas SPM-KP/IB/KBC/KBM/KBPHTB/
KPBB Pada KPPN
Penerbitan SP2D Pengembalian Penerimaan (PP) Pada
KPPN
Penerbitan SP2D Retur pada KPPN
Penerbitan SP2B BLU Pada KPPN
Penerbitan SPHL Pada KPPN
Penerbitan SP3HL Pada KPPN
Penerbitan Surat Permintaan Koreksi SPM Pada Satker
Akses Langsung SPAN
Penerbitan Surat Permintaan Pembatalan SP2D/Surat
Pengesahan Pada KPPN
Penerbitan Kembali SP2D/Surat Pengesahan Pada KPPN
Penerbitan SP2D atas SPM Satker Akses Langsung SPAN
Pada KPPN

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 19


1. Dasar Hukum

a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata


Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang
Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.05/2015 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada
Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri
d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
e. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 287/
PB/2015 tentang Standar Prosedur Operasi pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara
f. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 811/KM.1/2017 tentang Uraian
Jabatan bagi Jabatan Struktural Instansi Vertikal di Lingkungan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
g. P e r a t u r a n D i r e k t u r J e n d e r a l P e r b e n d a h a r a a n N o m o r
39/PB/2015 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Dana dalam SP2D
dalam Valuta Asing pada Perwakilan RI di Luar Negeri pada Bank
Indonesia
h. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-1564/PB/2014
tanggal 7 Maret 2014 hal Penyampaian SPM gaji terusan, kekurangan
gaji, gaji susulan dan gaji ke-13 pada KPPN SPAN
i. Surat Direktur SITP Nomor S-369/PB.8/2014 tentang Penyaluran
Dana SP2D melalui Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara
(SPAN)
j. S-808/PB.8/2015 tentang Penerbitan SP2D Beban Rpkbunp Span Dan

20 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


Penyediaan Dana Pada KPPN SPAN
k. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
SE-56/PB/2013 tentang Alur Dokumen Pencairan Dana melalui
Penerbitan SP2D/Daftar SP2D pada saat Piloting SPAN

2. Prosedur atau alur kegiatan

a. Penerbitan SP2D Gaji Induk

1) Pelaksana Seksi Bank


a) Menerima SPPT dari Petugas Pengatur Dokumen Seksi Pencairan
Dana.
b) Melakukan penayangan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal
Jatuh Tempo pada Aplikasi SPAN (PM – Other – Request – Run –
Permintaan SP2D – Daftar SP2D Per Tanggal Jatuh Tempo – View
– Temukan Permintaan – Lihat Keluaran)
c) Mencetak Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per
Bank pada Aplikasi SPAN sesuai data kelompok bayar pada Daftar
Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo (PM – Other – Request
– Run – Permintaan SP2D – Daftar SP2D Per Tanggal Jatuh Tempo
per Bank – View – Temukan Permintaan – Lihat Keluaran – Cetak)
d) Melakukan review terhadap kesesuaian kelompok bayar. Apabila
kelompok bayar tidak sesuai maka dilakukan perubahan kelompok
bayar dan mencetak ulang Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal
Jatuh Tempo per Bank.
e) Melakukan pemilahan SPPT dan melampirkannya berdasarkan
Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank.
f) Membuat Permintaan Proses Pembayaran (Payment Process
Request/PPR) pada Aplikasi SPAN sesuai kelompok bayar pada
Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 21


(PM – Payment – Entry – Permintaan Pembayaran Positif/Nihil/
Pengesahan – Permintaan Tunggal – Tentukan Paygroup - Kirim)
g) Memastikan tanggal pembayaran gaji/SP2D tanggal hari kerja
pertama pada bulan berikutnya.
h) Melakukan review tagihan pada PPR berdasarkan SPPT.
i) Memberikan catatan atas hasil review Resume Tagihan yang belum
ada SPPT.
j) Mengirimkan PPR pada Aplikasi SPAN kepada Kepala Seksi Bank
(Beranda – Pilih Template – Kirimkan).
k) Menyampaikan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo
per Bank berikut SPPT kepada Kepala Seksi Bank.
2) Kepala Seksi Bank

Bank Operasional yang terkoneksi dengan SPAN

Menerima Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank
berikut SPPT dari Pelaksana Seksi Bank.
a) Memilih PPR yang akan diproses dari daftar kerja pada Aplikasi SPAN
(PM – Payment – Entry – Permintaan Pembayaran Positif/Nihil/
Pengesahan – Tentukan Nama PPR yang akan di approve)
b) Melakukan review PPR pada Aplikasi SPAN berdasarkan SPPT, antara
lain meliputi:
- kebenaran Tanggal SP2D;
- kebenaran Bank Pembayar.
c) Menghentikan/terminate PPR dan memerintahkan Pelaksana Seksi
Bank untuk melakukan PPR ulang apabila Tanggal SP2D dan Bank
Pembayar tidak sesuai.
d) Menghapus Resume Tagihan dari PPR apabila Daftar Tagihan Disetujui
per Tanggal Jatuh Tempo per Bank tidak dilampiri dengan SPPT.
e) Menerbitkan SP2D dengan melakukan persetujuan PPR pada Aplikasi

22 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


SPAN (Go)
f) Menyampaikan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per
Bank berikut SPPT kepada Pelaksana Seksi Bank.

3) Pelaksana Seksi Bank

a) Menerima Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank
berikut SPPTdari Kepala Seksi Bank.
b) Menatausahakan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo
per Bank berikut SPPT sebagai pertinggal Seksi Bank.

b. Penerbitan (SP2D) UP/TUP/GUP; (SP2D) LS Non Gaji Non


Kontraktual; (SP2D) LS Non Gaji Kontraktual; SP2D Retur/
Pengembalian Penerimaan (PP)

1) Pelaksana Seksi Bank


a) Menerima SPPT dari Petugas Pengatur Dokumen Seksi Pencairan
Dana.
b) Melakukan penayangan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal
Jatuh Tempo pada Aplikasi SPAN (PM – Other – Request – Run –
Permintaan SP2D – Daftar SP2D Per Tanggal Jatuh Tempo – View
– Temukan Permintaan – Lihat Keluaran)
c) Mencetak Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per
Bank pada Aplikasi SPAN sesuai data kelompok bayar pada Daftar
Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo (PM – Other – Request
– Run – Permintaan SP2D – Daftar SP2D Per Tanggal Jatuh Tempo
per Bank – View – Temukan Permintaan – Lihat Keluaran – Cetak)
d) Melakukan review terhadap kesesuaian kelompok bayar. Apabila
kelompok bayar tidak sesuai maka dilakukan perubahan kelompok
bayar dan mencetak ulang Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 23


Jatuh Tempo per Bank.
e) Melakukan pemilahan SPPT dan melampirkannya berdasarkan
Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank.
f) Membuat Permintaan Proses Pembayaran (Payment Process
Request/PPR) pada Aplikasi SPAN sesuai kelompok bayar pada
Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank
(PM – Payment – Entry – Permintaan Pembayaran Positif/Nihil/
Pengesahan – Permintaan Tunggal – Tentukan Paygroup - Kirim)
g) Memastikan tanggal pembayaran untuk SP2D yang diterbitkan
sebelum pukul 15.00 WIB diberi tanggal hari berkenaan dan untuk
yang diterbitkan setelah pukul 15.00 WIB diberi tanggal hari kerja
berikutnya.
h) Melakukan review tagihan pada PPR berdasarkan SPPT.
i) Memberikan catatan atas hasil review Resume Tagihan yang belum
ada SPPT.
j) Mengirimkan PPR pada Aplikasi SPAN kepada Kepala Seksi Bank
(Beranda – Pilih Template – Kirimkan).
k) Menyampaikan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo
per Bank berikut SPPT kepada Kepala Seksi Bank.

2) Kepala Seksi Bank


Menerima Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank
berikut SPPT dari Pelaksana Seksi Bank.
a) Memilih PPR yang akan diproses dari daftar kerja pada Aplikasi
SPAN (PM – Payment – Entry – Permintaan Pembayaran Positif/
Nihil/Pengesahan – Tentukan Nama PPR yang akan di approve)
b) Melakukan review PPR pada Aplikasi SPAN berdasarkan SPPT,
antara lain meliputi:
- kebenaran Tanggal SP2D;

24 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


- kebenaran Bank Pembayar.
c) Menghentikan/terminate PPR dan memerintahkan Pelaksana
Seksi Bank untuk melakukan PPR ulang apabila Tanggal SP2D dan
Bank Pembayar tidak sesuai.
d) Menghapus Resume Tagihan dari PPR apabila Daftar Tagihan
Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank tidak dilampiri
dengan SPPT.
e) Menerbitkan SP2D dengan melakukan persetujuan PPR pada
Aplikasi SPAN (Go)
f) Menyampaikan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo
per Bank berikut SPPT kepada Pelaksana Seksi Bank.

3) Pelaksana Seksi Bank


a) Menerima Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per
Bank berikut SPPT dari Kepala Seksi Bank.
b) Menatausahakan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh
Tempo per Bank berikut SPPT sebagai pertinggal Seksi Bank.
c. Penerbitan (SP2D) PTUP/GUP Nihil

1) Pelaksana Seksi Bank


a) Menerima SPPT dari Petugas Pengatur Dokumen Seksi Pencairan
Dana.
b) Melakukan penayangan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal
Jatuh Tempo pada Aplikasi SPAN (PM – Other – Request – Run –
Permintaan SP2D – Daftar SP2D Per Tanggal Jatuh Tempo – View
– Temukan Permintaan – Lihat Keluaran)
c) Mencetak Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per
Bank pada Aplikasi SPAN sesuai data kelompok bayar pada Daftar
Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo (PM – Other – Request
– Run – Permintaan SP2D – Daftar SP2D Per Tanggal Jatuh Tempo

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 25


per Bank – View – Temukan Permintaan – Lihat Keluaran – Cetak)
d) Melakukan review terhadap kesesuaian kelompok bayar. Apabila
kelompok bayar tidak sesuai maka dilakukan perubahan kelompok
bayar dan mencetak ulang Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal
Jatuh Tempo per Bank.
e) Melakukan pemilahan SPPT dan melampirkannya berdasarkan
Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank.
f) Membuat Permintaan Proses Pembayaran (Payment Process
Request/PPR) pada Aplikasi SPAN sesuai kelompok bayar pada
Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank
(PM – Payment – Entry – Permintaan Pembayaran Positif/Nihil/
Pengesahan – Permintaan Tunggal – Tentukan Paygroup - Kirim)
g) Memastikan tanggal pembayaran untuk SP2D yang diterbitkan
sebelum pukul 15.00 WIB diberi tanggal hari berkenaan dan untuk
yang diterbitkan setelah pukul 15.00 WIB diberi tanggal hari kerja
berikutnya.
h) Melakukan review tagihan pada PPR berdasarkan SPPT.
i) Memberikan catatan atas hasil review Resume Tagihan yang belum
ada SPPT.
j) Mengirimkan PPR pada Aplikasi SPAN kepada Kepala Seksi Bank
(Beranda – Pilih Template – Kirimkan).
k) Menyampaikan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo
per Bank berikut SPPT kepada Kepala Seksi Bank.
2) Kepala Seksi Bank
Menerima Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank
berikut SPPT dari Pelaksana Seksi Bank.
a) Memilih PPR yang akan diproses dari daftar kerja pada Aplikasi
SPAN (PM – Payment – Entry – Permintaan Pembayaran Positif/
Nihil/Pengesahan – Tentukan Nama PPR yang akan di approve)

26 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


b) Melakukan review PPR pada Aplikasi SPAN berdasarkan SPPT,
antara lain meliputi:
– kebenaran Tanggal SP2D;
– kebenaran Bank Pembayar.
c) Menghentikan/terminate PPR dan memerintahkan Pelaksana
Seksi Bank untuk melakukan PPR ulang apabila Tanggal SP2D dan
Bank Pembayar tidak sesuai.
d) Menghapus Resume Tagihan dari PPR apabila Daftar Tagihan
Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank tidak dilampiri
dengan SPPT.
e) Menerbitkan SP2D dengan melakukan persetujuan PPR pada
Aplikasi SPAN (Go)
f) Menandatangani SP2D Nihil dan disampaikan kepada Seksi
Pencairan Dana
g) Menyampaikan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo
per Bank berikut SPPT kepada Pelaksana Seksi Bank.

3) Pelaksana Seksi Bank


a) Menerima SP2D, SPPT serta Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal
Jatuh Tempo per Bank dari Kepala Seksi Bank.
b) Menyampaikan SP2D kepada Kepala Seksi PD/PDMS.
c) Menatausahakan SPPT dan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal
Jatuh Tempo sebagai pertinggal Seksi Bank.
d. Penerbitan SP2B BLU

Dalam pemrosesan SP2B BLU, dimungkinkan nilai tagihan bernilai:

• Negatif (Belanja < Pendapatan)

• Positif (Belanja ≥ Pendapatan).

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 27


 Jika Nilai Tagihan Bernilai Negatif (Belanja < Pendapatan)
1) Pelaksana Seksi Bank pada Penerbitan SP2B BLU:
a) Menerima SPPT dari Petugas Pengatur Dokumen Seksi
Pencairan Dana.
b) Melakukan penayangan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal
Jatuh Tempo pada Aplikasi SPAN.
c) Mencetak Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo
per Bank pada Aplikasi SPAN sesuai data kelompok bayar
pada Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo.
d) Melakukan review terhadap kesesuaian kelompok bayar.
Apabila kelompok bayar tidak sesuai maka dilakukan
perubahan kelompok bayar dan mencetak ulang Daftar
Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank.
e) Melakukan pemilahan SPPT dan melampirkannya berdasarkan
Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank.
2) Kepala Seksi Bank
a) Menerima satu rangkap Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal
Jatuh Tempo per Bank dan SPPT bernilai negatif dari
Pelaksana Seksi Bank.
b) Melakukan review Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh
Tempo per Bank dan SPPT bernilai negatif.
c) Memilih PPR dan melakukan persetujuan proses pembayaran
pada SPAN dengan mempergunakan fungsi Pengesahan
Negatif sesuai kelompok bayar pada Daftar Tagihan Disetujui
per Tanggal Jatuh Tempo per Bank (PM – Payment – Entry –
Pengesahan Negatif – Entry SPPM Pengembalian Dana (Type –
Mitra Usaha – Tanggal Pembayaran – Rekening Bank – Metode
Pembayaran – Profil Proses Pembayaran) – Nomor Invoice –
Simpan – View – Permintaan Tunggal – Pilih Jenis Permintaan

28 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


– Cetak Dokumen SP3 - Mengisi Parameter (Kode Satker –
Tanggal SP2D) – OK – Kirim – View – Temukan – Cetak)
d) Mencetak dan menandatangani SP2B BLU dalam rangkap tiga.
e) Melalui Pelaksana Seksi Bank, menyampaikan:
• SP2B BLU kepada Kepala Seksi PD/PDMS;
• Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per
Bank berikut SPPT untuk ditatausahakan

3) Pelaksana Seksi Bank pada Penerbitan SP2B BLU


a) Menerima SP2B BLU, Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh
Tempo per Bank berikut SPPT dari Kepala Seksi Bank.
b) Menyampaikan SP2B BLU kepada Kepala Seksi PD/PDMS.
c) Menatausahakan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh
Tempo per Bank berikut SPPT sebagai pertinggal Seksi Bank.
 Jika Tagihan Bernilai Positif (Belanja ≥ Pendapatan).
1) Pelaksana Seksi Bank pada Penerbitan SP2B BLU :
a) Menerima SPPT dari Petugas Pengatur Dokumen Seksi
Pencairan Dana.
b) Melakukan penayangan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal
Jatuh Tempo pada Aplikasi SPAN.
c) Mencetak Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo
per Bank pada Aplikasi SPAN sesuai data kelompok bayar
pada Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo.
d) Melakukan review terhadap kesesuaian kelompok bayar.
Apabila kelompok bayar tidak sesuai maka dilakukan
perubahan kelompok bayar dan mencetak ulang Daftar
Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank.
e) Melakukan pemilahan SPPT dan melampirkannya berdasarkan
Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 29


2) Kepala Seksi Bank
a) Menerima satu rangkap Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal
Jatuh Tempo per Bank dan SPPT bernilai positif dari Pelaksana
Seksi Bank.
b) Melakukan review Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh
Tempo per Bank dan SPPT bernilai positif.
c) Memilih PPR yang akan diproses dari daftar kerja pada Aplikasi
SPAN (PM – Payment – Entry – Permintaan Pembayaran
Positif/Nihil/Pengesahan – Tentukan Nama PPR yang akan di
approve)
d) Melakukan review PPR pada Aplikasi SPAN berdasarkan SPPT,
antara lain meliputi:
• kebenaran Tanggal SP2B BLU;
• kebenaran Bank Pembayar.
e) Menghentikan/terminate PPR dan memerintahkan Pelaksana
Seksi Bank untuk melakukan PPR ulang apabila Tanggal SP2D
dan Bank Pembayar tidak sesuai.
f) Menghapus Resume Tagihan dari PPR apabila Daftar Tagihan
Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank tidak dilampiri
dengan SPPT.
g) Melakukan persetujuan PPR pada Aplikasi SPAN (Mencetak
dan menandatangani SP2B BLU dal View – Permintaan
Tunggal – Pilih Jenis Permintaan – Cetak Dokumen SP3 -
Mengisi Parameter (Kode Satker – Tanggal SP2D) – OK –
Kirim – View – Temukan – Cetak) dalam rangkap tiga.
h) Melalui Pelaksana Seksi Bank, menyampaikan:
• PHL/SP2B BLUkepada Kepala Seksi PD/PDMS;
• Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per
Bank berikut SPPT untuk ditatausahakan

30 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


3) Pelaksana Seksi Bank pada Penerbitan SPHL dan SP2B BLU
a) Menerima SP2B BLU, Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh
Tempo per Bank berikut SPPT dari Kepala Seksi Bank.
b) Menyampaikan SP2B BLU kepada Kepala Seksi PD/PDMS.
c) Menatausahakan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh
Tempo per Bank berikut SPPT sebagai pertinggal Seksi Bank.
e. Penerbitan Surat Permintaan Pembatalan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D)/Surat Pengesahan (Void)

1) Kepala Seksi Bank


a) Menerima:
• informasi hasil monitoring penyelesaian SP2D;
• pemberitahuan dari Direktorat Transformasi Perbendaharaan
terdapat SP2D yang perlu dilakukan pembatalan; atau
• Surat Permintaan Pembatalan SP2D/Surat Pengesahan berikut
lembar disposisi dari Kepala Kantor.
b) Dalam hal berdasarkan:
• informasi hasil monitoring penyelesaian SP2D terdapat
kesalahan SP2D atas beban Bank Operasional (BO) KPPN; atau
• pemberitahuan dari Direktorat Transformasi Perbendaharaan
terdapat SP2D yang perlu dilakukan pembatalan; Kepala
Seksi Bank melakukan konfirmasi dan menyampaikan Surat
Pernyataan bahwa SP2D belum didebet dari rekening BO KPPN
kepada Direktorat Transformasi Perbendaharaan.
c) Meneliti Surat Permintaan Pembatalan SP2D/Surat Pengesahan
berikut lembar disposisi.
d) Memberi disposisi dan menyampaikan Surat Permintaan
Pembatalan dan/atau informasi hasilmonitoring penyelesaian
SP2D/Surat Pengesahan kepada Pelaksana Seksi Bank.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 31


2) Pelaksana Seksi Bank
a) Menerima disposisi Surat Permintaan Pembatalan dan/atau
informasi hasil monitoring penyelesaian SP2D/Surat Pengesahan
dari Kepala Seksi Bank.
b) Melakukan pengecekan data SP2D/Surat Pengesahan pada SPAN
sesuai dengan Surat Permintaan Pembatalan dan/atau informasi
hasil monitoring penyelesaian SP2D/Surat Pengesahan.
c) Apabila berdasarkan pengecekan data SP2D/Surat Pengesahan
pada SPAN terdapat kesalahan, memastikan status SP2D/Surat
Pengesahan berstatus unreconciled.
d) Melakukan perubahan status SP2D/Surat Pengesahan, dalam hal
SP2D/Surat Pengesahan masih berstatus reconciled.
e) Membuat konsep/net Surat Penolakan Permintaan Pembatalan
SP2D apabila berdasarkan pengecekan data SP2D/Surat
Pengesahan tidak terdapat kesalahan data SP2D/Surat
Pengesahan.
f) Membuat konsep/net Surat Permintaan Pembatalan SP2D/Surat
Pengesahan.
g) Menyampaikan konsep/net Surat Permintaan Pembatalan SP2D/
Surat Pengesahan kepada Kepala Seksi Bank dilampiri Surat
Permintaan Pembatalan SP2D/Surat Pengesahan dari Satker.

3) Kepala Seksi Bank


a) Menerima konsep/net Surat Permintaan Pembatalan SP2D/Surat
Pengesahan berikut Surat Permintaan Pembatalan SP2D/Surat
Pengesahan dari Pelaksana Seksi Bank.
b) Meneliti kesesuaian konsep/net Surat Permintaan Pembatalan
SP2D/Surat Pengesahan dengan Surat Permintaan Pembatalan
SP2D/Surat Pengesahan dari Satker dan ketentuan mengenai
mekanisme pembatalan SP2D dan/atau Surat Pengesahan.

32 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


c) Mengembalikan konsep/net Surat Permintaan Pembatalan SP2D/
Surat Pengesahan kepada Pelaksana Seksi Bank apabila terdapat
ketidaksesuaian dengan Surat Permintaan Pembatalan SP2D/
Surat Pengesahan dari Satker dan ketentuan mengenai mekanisme
pembatalan SP2D dan/atau Surat Pengesahan.
d) Memaraf konsep/net Surat Permintaan Pembatalan SP2D/Surat
Pengesahan apabila sesuai dengan Surat Permintaan Pembatalan
SP2D/Surat Pengesahan dari Satker dan ketentuan mengenai
mekanisme pembatalan SP2D dan/atau Surat Pengesahan.
e) Menyampaikan konsep/net Surat Permintaan Pembatalan SP2D/
Surat Pengesahan berikut Surat Permintaan Pembatalan SP2D/
Surat Pengesahan kepada Kepala Kantor.

4) Poin Penting
a) Apabila terdapat void, Seksi Bank mengirimkan Surat Permohonan
Void kepada Direktorat SITP melalui HAI DJPb
b) Setelah mendapat jawaban dari HAI DJPb , Seksi Pencairan Dana
melakukan pembatalan invoice melalui Aplikasi SPAN
c) Seksi Bank menyampaikan informasi void kepada satker.

f. Penerbitan (SP2D) atas SPM KP, SPM IB, SPM KBC, SPM KBM, SPM
KBPHTB, dan SPM KPBB

Pelaksana Seksi Bank


1) Menerima SPPT dari Petugas Pengatur Dokumen Seksi Pencairan
Dana.
2) Melakukan penayangan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh
Tempo pada Aplikasi SPAN.
3) Mencetak Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank
pada Aplikasi SPAN sesuai data kelompok bayar pada Daftar Tagihan

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 33


Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo.
4) Melakukan review terhadap kesesuaian kelompok bayar. Apabila
kelompok bayar tidak sesuai maka dilakukan perubahan kelompok
bayar dan mencetak ulang Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh
Tempo per Bank.
5) Melakukan pemilahan SPPT dan melampirkannya berdasarkan Daftar
Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank.
6) Membuat Permintaan Proses Pembayaran (Payment Process Request/
PPR) pada Aplikasi SPAN sesuai kelompok bayar pada Daftar Tagihan
Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank (PM – Payment – Entry
– Permintaan Pembayaran Positif/Nihil/Pengesahan – Permintaan
Tunggal – Tentukan Paygroup - Kirim)
7) Melakukan review tagihan pada PPR berdasarkan SPPT.
8) Memberikan catatan atas hasil review Resume Tagihan yang belum
ada SPPT.
9) Mengirimkan PPR pada Aplikasi SPAN kepada Kepala Seksi Bank.
10) Menyampaikan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per
Bank berikut SPPT kepada Kepala Seksi Bank.

Dalam hal SPM-KP membebani BO I (tidak ada perhitungan kompensasi


Utang Pajak dan/atau masih terdapat sisa kelebihan pembayaran pajak setelah
dikompensasikan dengan Utang Pajak melalui potongan SPM KP)
1) Kepala Seksi Bank
a) Menerima Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank
berikut SPPT dari Pelaksana Seksi Bank.
b) Memilih PPR yang akan diproses dari daftar kerja pada Aplikasi SPAN
(PM – Payment – Entry – Permintaan Pembayaran Positif/Nihil/
Pengesahan – Tentukan Nama PPR yang akan di approve)
c) Melakukan review PPR pada Aplikasi SPAN berdasarkan SPPT, antara
lain meliputi:

34 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


- kebenaran Tanggal SP2D;
- kebenaran Bank Pembayar.
d) Menghentikan/terminate PPR dan memerintahkan Pelaksana Seksi
Bank untuk melakukan PPR ulang apabila Tanggal SP2D dan Bank
Pembayar tidak sesuai.
e) Menghapus Resume Tagihan dari PPR apabila Daftar Tagihan Disetujui
per Tanggal Jatuh Tempo per Bank tidak dilampiri dengan SPPT.
f) Menerbitkan SP2D dengan melakukan persetujuan PPR pada Aplikasi
SPAN.
g) Mencetak dan menandatangani SP2D berikut Daftar SP2D per Bank
Operasional apabila diperlukan.
h) Menyampaikan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per
Bank berikut SPPT kepada Pelaksana Seksi Bank

2) Pelaksana Seksi Bank


a) Menerima Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank
berikut SPPT dari Kepala Seksi Bank.
b) Menatausahakan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo
per Bank berikut SPPT sebagai pertinggal Seksi Bank.

g. Penerbitan Surat Permintaan Koreksi Surat Perintah Membayar


(SPM) pada Satker Akses Langsung Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara (SPAN)

Pejabat Pembuat dan Penandatangan SPM (PPSPM)


1) Memilih dan menampilkan data tagihan yang akan dikoreksi
pada Aplikasi SPAN (status persetujuan: WF approved) dengan
menggunakan fungsi SPAN Koreksi.
2) Memilih jenis koreksi yang akan dilakukan pada Aplikasi SPAN.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 35


3) Melakukan koreksi data tagihan pada Aplikasi SPAN sesuai jenis
koreksi yang akan dilakukan.
4) Melakukan proses Simpan pada Aplikasi SPAN.
5) Melakukan proses Pengecekan pada Aplikasi SPAN untuk menjalankan
pengujian/validasi secara sistem sekaligus melakukan pengiriman
data koreksi tagihan ke KPPN.
6) Melakukan perbaikan data apabila data koreksi tagihan gagal melalui
pengujian/validasi secara sistem pada proses Pengecekan.
7) Menerbitkan Surat Permintaan Koreksi SPM ke KPPN berdasarkan
koreksi data tagihan yang telah dilakukan pada Aplikasi SPAN apabila
data koreksi tagihan berhasil melalui proses Pengecekan.
8) Menyampaikan Surat Permintaan Koreksi SPM ke KPPN dengan
dilampiri:
i. Copy SPM dan SP2D/daftar SP2D sebelum koreksi; dan
ii. SPTJM.

h. Penerbitan Kembali Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)/Surat


Pengesahan

Penerbitan kembali SP2D/Surat Pengesahan dilakukan tanpa melalui


pembatalan invoice dan tanpa pengajuan ulang dokumen pembayaran tagihan.
1) Kepala Seksi Bank
a) Menerima dan meneliti Surat Pemberitahuan Pembatalan SP2D/
Surat Pengesahan berikut lembar disposisi dari Kepala Kantor.
b) Memberikan disposisi Surat Pemberitahuan Pembatalan SP2D/ Surat
Pengesahan.
c) Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pembatalan SP2D/Surat
Pengesahan kepada Pelaksana Seksi Bank.

36 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


2) Pelaksana Seksi Bank
a) Menerima Surat Pemberitahuan Pembatalan SP2D/Surat Pengesahan
dari Kepala Seksi Bank.
b) Melakukan penayangan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh
Tempo pada Aplikasi SPAN.
c) Mencetak Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank
pada SPAN sesuai data kelompok bayar pada Daftar Tagihan Disetujui
per Tanggal Jatuh Tempo.
d) Membuat Permintaan Proses Pembayaran (Payment Process Request/
PPR) pada Aplikasi SPAN sesuai kelompok bayar pada Daftar Tagihan
Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank.
e) Melakukan review tagihan pada PPR berdasarkan Surat Pemberitahuan
Pembatalan SP2D/Surat Pengesahan.
f) Mengirimkan PPR pada Aplikasi SPAN kepada Kepala Seksi Bank.
g) Menyampaikan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo
per Bank berikut Surat Pemberitahuan Pembatalan SP2D/Surat
Pengesahan kepada Kepala Seksi Bank.
3) Kepala Seksi Bank
a) Menerima Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank
berikut Surat Pemberitahuan Pembatalan SP2D/Surat Pengesahan
dari Pelaksana Seksi Bank.
b) Memilih PPR yang akan diproses dari daftar kerja pada Aplikasi SPAN.
c) Melakukan review PPR pada Aplikasi SPAN berdasarkan Surat
Pemberitahuan Pembatalan SP2D/ Surat Pengesahan, antara lain
meliputi kebenaran:
- Tanggal SP2D
- Bank Pembayar
d) Menghentikan/terminate PPR dan memerintahkan Pelaksana Seksi
Bank untuk melakukan PPR ulang apabila Tanggal SP2D dan Bank

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 37


Pembayar tidak sesuai.
e) Menerbitkan SP2D dengan melakukan persetujuan PPR pada Aplikasi
SPAN.
f) Menyampaikan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo
per Bank berikut Surat Pemberitahuan Pembatalan SP2D/Surat
Pengesahan kepada Pelaksana Seksi Bank
4) Pelaksana Seksi Bank
a) Menerima Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank
berikut Surat Pemberitahuan Pembatalan SP2D/Surat Pengesahan
dari Kepala Seksi Bank.
b) Menatausahakan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo
per Bank berikut Surat Pemberitahuan Pembatalan SP2D/Surat
Pengesahan sebagai pertinggal Seksi Bank.

i. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas SPM Satker


Akses Langsung SPAN

1) Pelaksana Seksi Bank


a) Menerima SPPT dari Petugas Pengatur Dokumen Seksi PD/PDMS.
b) Melakukan penayangan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal
Jatuh Tempo pada Aplikasi SPAN.
c) Mencetak Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per
Bank pada Aplikasi SPAN sesuai data kelompok bayar pada Daftar
Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo.
d) Melakukan review terhadap kesesuaian kelompok bayar. Apabila
kelompok bayar tidak sesuai maka dilakukan perubahan kelompok
bayar dan mencetak ulang Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal
Jatuh Tempo per Bank.
e) Melakukan pemilahan SPPT dan melampirkannya berdasarkan

38 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank.
f) Membuat Permintaan Proses Pembayaran (Payment Process
Request/PPR) pada Aplikasi SPAN sesuai kelompok bayar pada
Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank.
g) Melakukan review tagihan pada PPR berdasarkan SPPT.
h) Memberikan catatan atas hasil review Resume Tagihan yang
belum ada SPPT.
i) Mengirimkan PPR pada Aplikasi SPAN.
j) Menyampaikan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo
per Bank berikut SPPT kepada Kepala Seksi Bank.
2) Kepala Seksi Bank
a) Menerima Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per
Bank berikut SPPT dari Pelaksana Seksi Bank.
b) Memilih PPR yang akan diproses dari daftar kerja pada Aplikasi
SPAN.
c) Melakukan review PPR pada Aplikasi SPAN berdasarkan SPPT,
antara lain meliputi:
• kebenaran Tanggal SP2D;
• kebenaran Bank Pembayar.
d) Menghentikan/terminate PPR dan memerintahkan Pelaksana
Seksi Bank untuk melakukan PPR ulang apabila Tanggal SP2D dan
Bank Pembayar tidak sesuai.
e) Menghapus Resume Tagihan dari PPR apabila Daftar Tagihan
Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per Bank tidak dilampiri
dengan SPPT.
f) Menerbitkan SP2D dengan melakukan persetujuan PPR pada
Aplikasi SPAN.
g) Menyampaikan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo
per Bank berikut SPPT kepada Pelaksana Seksi Bank.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 39


3) Pelaksana Seksi Bank
a) Menerima Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh Tempo per
Bank berikut SPPT dari Kepala Seksi Bank.
b) Menatausahakan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh
Tempo per Bank berikut SPPT sebagai pertinggal Seksi Bank.

3. Kegiatan rutin harian

a. Melakukan penayangan Daftar Tagihan Disetujui per Tanggal Jatuh


Tempo pada Aplikasi SPAN
b. Pembuatan proses PPR
c. Menerima SPPT dari Seksi Pencairan Dana
d. Memastikan rincian kebutuhan dana harian (secara sistem setelah
SPPT tercetak, otomatis permintaan kebutuhan dana terkirim ke Dit.
PKN)
e. Melakukan pembuatan template pembayaran, Payment Proses
Request (PPR) dan persetujuan pembayaran
f. Mencetak daftar SP2D (bila diperlukan)
g. Melakukan pengecekan status penyelesaian SP2D dan monitoring
data retur SP2D.

4. Kegiatan-kegiatan yang mendukung

Pencetakan buku bank untuk pengesahan SP3B BLU dan SPHL/SP3HL


Hibah langsung bentuk Uang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui saldo
akhir rekening hibah apakah sama atau lebih besar dari pengesahan
belanja atau pengembalian pendapatan hibah guna menghindari saldo
negatif dan meminimalisir permintaan void dari satker.

40 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


5. Poin-poin penting

a. Jadwal pembuatan PPR dan approval PPR untuk berpedoman pada


S-369/PB.8/2014 tentang Penyaluran Dana SP2D melalui Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara
b. Dalam melakukan pemilihan paygroup untuk bank operasioanal
agar perpedoman pada KEP-54/PB/2014 tentang Petunjuk BO I
Pusat Sebagai Penyalur Dana SP2D Dan SP Transfer Dalam Rangka
Implementasi SPAN
c. Mekanisme penyelesaian atas pembayaran gaji terusan, kekurangan
gaji, gaji susulan dan gaji ke-13 diatur sbb:
1) Pengajuan SPM oleh satker dilakukan paling cepat pada bulan
berkenaan
2) Penerbitan SP2D atas SPM tersebut dibebankan pada RPKBUN P.
SPAN
d. Seksi Bank agar memastikan kebenaran template payment process
request (PPR) yang dibuat dalam aplikasi SPAN yaitu memastikan
kesesuaian antara paygroup dengan rekening pembayar
e. Kepala Seksi Bank agar melakukan pengecekan status penyelesaian
SP2D melalui Form Data Kirim Manual (XML) SP2D ke Bank (Form_17)
pada menu PM Persetujuan SP2D.
f. Beberapa hal yang menyangkut:
1) Pemilihan paygroup dan rekening pembayar pada proses PPR;
2) Jadwal Approval SPPT dan PPR;
3) Approval SPPT, Tanggal PPR/SP2D, Approval PPR/SP2D,
Kebutuhan dana dan Pembayaran SP2D;
4) Daftar Status penyelesaian SP2D dan tindaklanjut (Form_17);
5) Tindak lanjut atas kesalahan dalam pemberian tanggal SP2D;
6) Tindak lanjut kesalahan pemilihan paygroup dan PPR belum/
sudah di-approve oleh Kasi Bank;

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 41


7) Pembatalan (void) PPR/SP2D dan tindak lanjutnya;
8) Format permintaan konfirmasi atas dana SP2D;
Agar memperhatikan dan mempedomani lampiran surat
S-369/PB.8/2014 diatas.

6. Aplikasi Pendukung

a. Aplikasi SPAN
b. Aplikasi SAS
c. Online Monitoring SPAN (OM SPAN)

42 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


BAB IV
PENGELOLAAN REKENING PEMERINTAH

1. Dasar Hukum

a. PMK No. 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem


Perbendaharaan dan Anggaran Negara.
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.05/2014 tentang
Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja
c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 597/KM.1/2013 tentang Uraian
Jabatan Struktural Instansi Vertikal Ditjen Perbendaharaan
d. K e p u t u s a n D i r e k t u r J e n d e r a l P e r b e n d a h a r a a n N o m o r
287/PB/2015 tentang Standar Prosedur Operasi pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara
e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
f. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-596/PB/2015
tanggal 23 Januari 2015 hal Penyampaian dan Implementasi Ketentuan
Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan
Kerja
g. Surat Direktur PKN Nomor S-8396/PB.3/2014 tanggal 4 Desember
2014 hal Prosedur Pendaftaran Rekening Treasury National Pooling
(TNP)

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 43


2. Prosedur atau alur kegiatan

a.
KPA/pemimpin BLU mengajukan permohonan persetujuan
pembukaan Rekening pada Bank Umum/Kantor Pos kepada Kuasa
BUN di Daerah, dilampiri:
1) Rekening Penerimaan/Pengeluaran
a) Salinan DIPA;
b) Surat pernyataan mengenai penggunaan Rekening; dan
c) Surat kuasa KPA/pemimpin BLU
2) Rekening Lainnya berupa Rekening Penampungan Dana Hibah
Langsung (1 Rekening untuk 1 register hibah)
a) Surat pernyataan mengenai penggunaan Rekening;
b) Surat kuasa KPA/pemimpin BLU;
c) Surat keterangan mengenai sumber dana, mekanisme
penyaluran dana dan perlakuan mengenai penyetoran bunga/
jasa giro;
d) Surat pernyataan kesanggupan untuk memasukkan dana
hibah dalam DIPA; dan
e) Salinan surat penerbitan nomor register hibah
3) Rekening Lainnya berupa Rekening Penyaluran Dana Bantuan
Sosial dan/atau Rekening milik BLU
a) Surat pernyataan mengenai penggunaan Rekening;
b) Surat kuasa KPA/pemimpin BLU; dan
c) Surat keterangan mengenai sumber dana, mekanisme
penyaluran dana dan perlakuan mengenai penyetoran bunga/
jasa giro.
b. Berdasarkan permohonan persetujuan pembukaan Rekening yang
disampaikan KPA/pemimpin BLU, Kuasa BUN di Daerah:
1) Memeriksa kelengkapan dokumen permohonan pembukaan
Rekening; dan
2) Menilai kelayakan pemberian persetujuan pembukaan Rekening
dengan kriteria sebagai berikut:
a) Keabsahan surat permohonan persetujuan pembukaan
Rekening yang disampaikan oleh KPA/pemimpin BLU kepada

44 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


Kuasa BUN Pusat atau Kuasa BUN di Daerah;
b) Kejelasan tujuan penggunaan Rekening;
c) Kejelasan sumber dana;
d) Kesesuaian antara tugas pokok dan fungsi dan/atau program
kerja Satuan Kerja dengan tujuan penggunaan Rekening dan
sumber dana; dan
e) Kejelasan mekanisme penyaluran dana Rekening.
c. Kuasa BUN di Daerah harus menerbitkan surat persetujuan/ penolakan
pembukaan Rekening kepada KPA/pemimpin BLU paling lambat 5
(lima) hari kerja sejak diterimanya surat permohonan persetujuan
pembukaan Rekening
d. Surat persetujuan pembukaan Rekening berlaku 15 (lima belas) hari
kalender sejak tanggal penerbitan.
e. KPA/pemimpin BLU harus melampirkan surat persetujuan pembukaan
Rekening pada saat membuka Rekening Penerimaan, Rekening
Pengeluaran, dan/atau Rekening Lainnya pada Bank Umum/Kantor
Pos
f. Rekening tersebut dibuka atas nama jabatan dengan ketentuan:

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 45


g. KPA/pemimpin BLU harus menyampaikan laporan pembukaan
Rekening kepada Kuasa BUN di Daerah paling lambat 20 (dua puluh)
hari kalender sejak terbitnya surat persetujuan pembukaan Rekening.
h. Dana yang disimpan pada Rekening milik Satuan Kerja diberikan
bunga dan/atau jasa giro oleh Bank Umum/Kantor Pos. Dalam hal
Rekening dibuka pada Bank Umum/Kantor Pos yang belum terdaftar
pada program TNP, penerimaan bunga dan/atau jasa giro rekening
disetorkan ke Kas Negara pada akhir bulan berkenaan.
i. Dikecualikan dari hal tersebut, bunga dan/atau jasa giro yang
diberikan dalam rangka hibah agar disesuaikan dengan naskah MOU
Hibah.

 Penerbitan Surat Persetujuan/Penolakan Pembukaan Rekening


Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga Pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara
a. Kepala Seksi
1) Menerima lembar disposisi dan Surat Permohonan Persetujuan
Pembukaan Rekening dari KPA/Pemimpin BLU berikut dokumen
pendukung dari Kepala Kantor.
2) Meneliti kelengkapan dokumen permohonan pembukaan
Rekening sesuai dengan ketentuan mengenai rekening milik
kementerian negara/lembaga/satuan kerja.
3) Menilai kelayakan pemberian persetujuan pembukaan Rekening
sesuai dengan ketentuan mengenai rekening milik kementerian
negara/lembaga/satuan kerja.
4) Memberikan disposisi kepada Pelaksana Seksi Bank untuk
membuat:
• Surat Persetujuan Pembukaan Rekening apabila kelengkapan
dokumen dan penilaian kelayakan permohonan pembukaan

46 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


Rekening sesuai dengan ketentuan mengenai rekening milik
kementerian negara/lembaga/satuan kerja;
• Surat Penolakan Pembukaan Rekening apabila kelengkapan
dokumen dan penilaian kelayakan permohonan pembukaan
Rekening tidak sesuai dengan ketentuan mengenai rekening
milik kementerian negara/lembaga/satuan kerja.
5) Menyampaikan lembar disposisi dan Surat Permohonan
Persetujuan Pembukaan Rekening dari KPA/Pemimpin BLU
berikut dokumen pendukung kepada Pelaksana Seksi Bank.
b. Pelaksana Seksi Bank
1) Menerima lembar disposisi dan Surat Permohonan Persetujuan
Pembukaan Rekening dari KPA/Pemimpin BLU berikut dokumen
pendukung kepada Pelaksana Seksi Bank.
2) Membuat konsep/net Surat Persetujuan/Penolakan Pembukaan
Rekening sesuai disposisi Kepala Seksi Bank.
3)
Menyampaikan konsep/net Surat Persetujuan/Penolakan
Pembukaan Rekening dan Surat Permohonan Persetujuan
Pembukaan Rekening dari KPA/Pemimpin BLU berikut dokumen
pendukung kepada Kepala Seksi Bank.
c. Kepala Seksi Bank
1) Menerima konsep/net Surat Persetujuan/Penolakan Pembukaan
Rekening dan Surat Permohonan Persetujuan Pembukaan
Rekening berikut dokumen pendukung dari Pelaksana Seksi Bank.
2) Meneliti kesesuaian konsep/net Surat Persetujuan/Penolakan
Pembukaan Rekening dengan Surat Permohonan Persetujuan
Pembukaan Rekening berikut dokumen pendukung serta
ketentuan mengenai rekening milik kementerian negara/
lembaga/satuan kerja.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 47


3) Mengembalikan konsep/net Surat Persetujuan/Penolakan
Pembukaan Rekening kepada Pelaksana Seksi Bank apabila
konsep/net Surat Persetujuan/Penolakan Pembukaan Rekening
tidak sesuai dengan Surat Permohonan Persetujuan Pembukaan
Rekening berikut dokumen pendukung serta ketentuan mengenai
rekening milik kementerian negara/lembaga/satuan kerja.
4) Memaraf konsep/net Surat Persetujuan/Penolakan Pembukaan
Rekening apabila konsep/net Surat Persetujuan/Penolakan
Pembukaan Rekening sesuai dengan Surat Permohonan
Persetujuan Pembukaan Rekening berikut dokumen pendukung
serta ketentuan mengenai rekening milik kementerian negara/
lembaga/ satuan kerja.
5)
Menyampaikan konsep/net Surat Persetujuan/Penolakan
Pembukaan Rekening dan Surat Permohonan Persetujuan
Pembukaan Rekening berikut dokumen pendukung kepada Kepala
Kantor.

 Penerbitan Surat Perintah/ Pencabutan Blokir Rekening Pada


Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
a. Pelaksana Seksi Bank
1) Dalam hal terdapat Satker yang tidak/kembali menyampaikan
Laporan Saldo Rekening, membuat konsep/net Surat
Perintah/Pencabutan Blokir Rekening.
2) Meneliti kesesuaian Surat Perintah/Pencabutan Blokir
Rekening dengan ketentuan mengenai rekening milik
kementerian negara/lembaga/ satuan kerja.
3) Menyampaikan konsep/net Surat Perintah/Pencabutan
Blokir Rekening kepada Kepala Seksi Bank.

48 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


b. Kepala Seksi Bank
1) Menerima konsep/net Surat Perintah/Pencabutan Blokir
Rekening dari Pelaksana Seksi Bank.
2) Meneliti kesesuaian Surat Perintah/Pencabutan Blokir Rekening
dengan ketentuan mengenai rekening milik kementerian negara/
lembaga/ satuan kerja.
3) Mengembalikan konsep/net Surat Perintah/Pencabutan Blokir
Rekening kepada Pelaksana Seksi Bank apabila tidak sesuai
dengan ketentuan mengenai rekening milik kementerian negara/
lembaga/ satuan kerja.
4) Memaraf konsep/net Surat Perintah/Pencabutan Blokir Rekening
apabila sesuai dengan ketentuan mengenai rekening milik
kementerian negara/lembaga/satuan kerja.
5) Menyampaikan konsep/net Surat Perintah/Pencabutan Blokir
Rekening kepada Kepala Kantor.

3. Poin-poin penting

a. Secara rutin/harian melakukan update data Rekening.


b. Laporan saldo rekening bulanan berdasarkan PMK 262/
PMK.01/2016 dilaksanakan oleh seksi Vera / VeraKI.
c. Kuasa BUN Pusat atau Kuasa BUN di daerah berwenang menutup
Rekening milik Kementerian Negara/Lembaga/ Satuan Kerja
paling lambat 1 (satu) tahun sejak Rekening dikategorikan sebagai
Rekening pasif. Rekening pasif merupakan Rekening yang tidak
terdapat transaksi pendebetan ataupun pengkreditan Rekening
selama 1 (satu) tahun.
d. Sebelum melakukan penutupan Rekening, terhitung 6 (enam)
bulan sejak Rekening dikategorikan sebagai Rekening pasif, Kuasa
BUN Pusat atau Kuasa BUN di Daerah harus menyampaikan surat

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 49


pemberitahuan Rekening pasif kepada KPA/Pemimpin BLU.
e. KPPN telah memiliki sarana untuk melakukan update data
rekening melalui modul rekening dalam aplikasi PBN Open di
alamat http://172.16.2.125/. Melalui modul ini KPPN dapat
langsung melakukan update data rekening sekaligus memantau
status rekening terkait program TNP. Dengan aplikasi ini secara
cepat dan otomatis, Dit PKN mengetahui setiap status rekening
apabila belum masuk dalam program TNP, selanjutnya Dit PKN
akan mendaftarkan rekening tersebut ke dalam program TNP
tanpa usulan dari KPPN. Oleh karena itu, KPPN tidak perlu lagi
melakukan pengajuan rekening satker ke dalam program TNP
kepada Dit. PKN. KPPN agar memastikan validitas data rekening.
f. Dalam rangka pemutakhiran data rekening, KPPN agar melakukan
update data rekening pada aplikasi PBNopen apabila terdapat
perubahan data rekening paling lambat tanggal 15 setiap bulannya.
g. KPPN wajib menindaklanjuti hasil rekonsiliasi data rekening
tingkat pusat yang disampaikan Direktorat PKN setiap triwulan.
h. Kuasa BUN Pusat atau Kuasa BUN di Daerah berwenang
melakukan blokir Rekening dalam hal KPA/pemimpin BLU tidak
menyampaikan laporan saldo Rekening.

50 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


BAB V
PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA &
PENYELESAIAN RETUR

1. Penatausahaan Penerimaan Negara

a. Dasar Hukum

1) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-7/PB/2014


Tentang Penatausahaan Penerimaan Negara Pada SPAN
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang
Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara
3) P e r a t u r a n D i r e k t u r J e n d e r a l P e r b e n d a h a r a a n N o m o r
PER-30/PB/2014 tentang Mekanisme Penyelesaian dan
Penatausahaan Retur Surat Perintah Pencairan Dana dalam Rangka
Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara
4) P e r a t u r a n D i r e k t u r J e n d e r a l P e r b e n d a h a r a a n N o m o r
PER-44/PB/2015 tentang Mekanisme Percepatan Penyelesaiaan
Retur Surat Perintah Pencairan Dana
5) P e r a t u r a n D i r e k t u r J e n d e r a l P e r b e n d a h a r a a n N o m o r
PER-16/PB/2014 tentang Tata Cara Koreksi Data Transaksi Keuangan
pada Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 51


b. Prosedur atau alur kegiatan

Dalam hal pemenuhan permintaan data dari pihak tertentu terkait data
penerimaan dari potongan SPM
1) Pelaksana Seksi Bank
a) Mengambil dan mengolah data potongan SPM dari SPAN /
OMSPAN.
b) Menyusun konsep laporan data penerimaan dari potongan SPM
apabila diperlukan
c) Konsep laporan minimal memuat data Satker, kode Akun, Nomor
dan tanggal SP2D
d) Menyampaikan konsep laporan kepada Kepala Seksi Bank
2) Kepala Seksi Bank
a) Menerima konsep laporan data penerimaan dari potongan SPM
b) Meneliti konsep laporan minimal memuat data Satker, kode Akun,
Nomor dan tanggal SP2D
c) Menyampaikan konsep laporan kepada Kepala KPPN
c. Aplikasi Pendukung

1) Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)


2) Online Monitoring SPAN (OMSPAN)

52 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


2. Pelaksanaan Tugas Penyelesaian retur

a. Dasar Hukum

1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 597/KM.1/2013 tentang Uraian


Jabatan Struktural Instansi Vertikal Ditjen Perbendaharaan.
2) K e p u t u s a n D i r e k t u r J e n d e r a l P e r b e n d a h a r a a n N o m o r
287/PB/2015 tentang Standar Prosedur Operasi pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara.
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
4) P e r a t u r a n D i r e k t u r J e n d e r a l P e r b e n d a h a r a a n N o m o r
PER-30/PB/2014 Tentang Mekanisme Penyelesaian dan
Penatausahaan Retur SP2D Dalam Rangka Implementasi SPAN.
5) Peraturan Direktur Jenderal Perbendahaaan Nomor PER-44/PB/2015
tentang Mekanisme Percepatan Penyelesaian Retur Surat Perintah
Pencairan Dana
6) Surat Direktur TP Nomor S-6388/PB.8/2015 tanggal 29 Juli 2015 hal
Petunjuk Penyelesaian Retur SP2D pada KPPN terkait Implementasi
SPAN

b. Prosedur atau alur kegiatan

1) Pembukuan transaksi penerimaan dana retur SP2D dilakukan melalui


mekanisme pencatatan penerimaan dana retur SP2D menggunakan
SPAN.
2) Berdasarkan pembukuan transaksi penerimaan dana retur SP2D
(Daftar Retur SP2D), KPPN menyampaikan Surat Pemberitahuan
Retur SP2D ke KPA/satker dengan dilampiri Daftar Retur SP2D.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 53


(Biasanya retur SP2D akan muncul dalam daftar retur SP2D di SPAN
setelah dua hari kerja sejak tanggal kejadian)
3) Berdasarkan Surat Pemberitahuan Retur SP2D, KPA/satker melakukan
perbaikan data supplier dan atau data kontrak pada aplikasi SPM/GPP
dan menyampaikan Surat Ralat/Perbaikan Rekening ke KPPN paling
lambat 7 hari kerja setelah Surat Pemberitahuan Retur SP2D diterima,
dengan dilampiri:
a) SPTJM
b) ADK untuk pendaftaran data supplier jika supplier belum pernah
didaftarkan ke SPAN atau data supplier yang telah didaftarkan
memerlukan perubahan pada nama bank dan atau nomor rekening
c) Surat permintaan perubahan data supplier dalam hal perubahan
data supplier bukan merupakan kesalahan/perubahan nama bank
dan atau nomor rekening
4) Setelah menerima surat dari satker, Seksi Bank membuat SPP retur
dan selanjutnya Kepala KPPN menerbitkan SPM retur.

 Penyelesaian Atas Kesalahan Bayar Kepada Pihak Yang Tidak Berhak


Yang Disebabkan Kesalahan Penulisan Nomor Rekening Pada Surat
Perintah Membayar

a) Kepala Seksi Bank


- Menerima dan meneliti disposisi surat permohonan satker terkait
pemindahan saldo rekening beserta dokumen pendukungnya
- Memberikan disposisi surat permohonan satker terkait
pemindahan saldo rekening
- Menyampaikan surat permohonan satker terkait pemindahan
saldo rekening beserta dokumen pendukungnya kepada Pelaksana
Seksi Bank

54 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


b) Pelaksana Seksi Bank
- Menerima disposisi surat permohonan satker terkait pemindahan
saldo rekening beserta dokumen pendukungnya dari Kepala Seksi
Bank
- Meneliti kesesuaian data permintaan pemindahan saldo rekening
beserta dokumen pendukung yang dilampirkan satuan kerja
dengan data dalam sistem SPAN.
- Membuat konsep surat penolakan permintaan pemindahan saldo
rekening apabila data permintaan pemindahan saldo rekening
beserta dokumen pendukung yang dilampirkan satuan kerja tidak
sesuai dengan data dalam sistem SPAN.
- Membuat konsep surat penerusan permohonan pemindahan saldo
rekening apabila data permintaan pemindahan saldo rekening
beserta dokumen pendukung yang dilampirkan satuan kerja
sesuai dengan data dalam sistem SPAN yang ditujukan kepada
Direktorat Pengelolaan Kas Negara.
- Menyampaikan konsep surat penolakan/penerusan permohonan
pemindahan saldo rekening kepada Kepala Seksi Bank

c) Kepala Seksi Bank


- Menerima konsep surat penolakan/penerusan pemindahan saldo
rekening dari pelaksana seksi bank
- Mengembalikan konsep surat penolakan/penerusan pemindahan
saldo rekening kepada pelaksana seksi bank apabila konsep surat
memerlukan perbaikan
- Memaraf dan menyampaikan konsep surat penolakan/penerusan
pemindahan saldo rekening kepada Kepala Kantor apabila konsep
surat telah benar

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 55


 Penerbitan Surat Pemberitahuan Retur Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) Satker

a) Pelaksana seksi Bank


- Mencetak Daftar Retur SP2D melalui SPAN.
- Membuat konsep/net Surat Pemberitahuan Retur SP2D ke Kuasa
PA/Satker.
- Menyampaikan konsep/net Surat Pemberitahuan Retur SP2D ke
Kuasa PA/Satker dilampiri dengan dokumen pendukung berupa
Daftar Retur SP2D

b) Kepala Seksi Bank


- Menerima konsep/net Surat Pemberitahuan Retur SP2D ke Kuasa
PA/Satker berikut dokumen pendukung dari Pelaksana Seksi
Bank.
- Meneliti kesesuaian data retur SP2D pada SPAN dengan Daftar
Retur SP2D serta ketentuan mengenai mekanisme penyelesaian
dan penatausahaan Retur SP2D.
- Meneliti kesesuaian Surat Pemberitahuan Retur SP2D ke Kuasa
PA/Satker dengan Daftar Retur SP2D dan ketentuan mengenai
mekanisme penyelesaian dan penatausahaan Retur SP2D.
- Memaraf konsep/net Surat Pemberitahuan Retur SP2D ke Kuasa
PA/Satker apabila data retur SP2D dan Surat Pemberitahuan Retur
SP2D ke Kuasa PA/Satker sesuai dengan ketentuan mengenai
mekanisme penyelesaian dan penatausahaan Retur SP2D.
- Menyampaikan konsep/net Surat Pemberitahuan Retur SP2D ke
Kuasa PA/Satker berikut dokumen pendukung kepada Kepala
Kantor.

56 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


 Penerbitan Surat Perintah Membayar Retur (SPM Retur) yang belum
Disetor ke Kas Negara Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara

a) Kepala Seksi Bank


- Menerima Surat Ralat/Perbaikan Rekening berikut dokumen
pendukung berupa:
• SPTJM
• Laporan Informasi Supplier
• Tanda terima konversi ADK SPM dari Seksi Pencairan Dana
apabila perbaikan supplier dilakukan melalui mekanisme
pendaftaran data supplier
- Mencetak Laporan Daftar Retur SP2D dari Aplikasi SPAN
- Meneliti kesesuaian Surat Ralat/Perbaikan Rekening berikut
dokumen pendukung dengan Laporan Daftar Retur SP2D
- Menyampaikan Surat Ralat/Perbaikan Rekening berikut dokumen
pendukung dan Laporan Daftar Retur SP2D kepada Pelaksana
Seksi Bank untuk diproses tagihannya dalam Aplikasi SPAN apabila
Surat Ralat/Perbaikan Rekening berikut dokumen pendukung
telah sesuai dengan Laporan Daftar Retur SP2D
- Mengembalikan Surat Ralat/Perbaikan Rekening berikut
dokumen pendukungnya kepada Kepala Kantor/Seksi Pencairan
Dana/Pencairan Dana dan Manajemen Satker apabila terdapat
ketidaksesuaian antara Surat Ralat/Perbaikan Rekening berikut
dokumen pendukung dengan Laporan Daftar Retur SP2D
b) Pelaksana Seksi Bank
- Menerima Surat Ralat/Perbaikan Rekening berikut dokumen
pendukung dan Laporan Daftar Retur SP2Ddari PPK
- Merekam Surat Permintaan Pembayaran (SPP), termasuk

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 57


memilih nomor penerimaan retur yang sesuai pada Aplikasi SPAN
berdasarkan Surat Ralat/Perbaikan Rekening berikut dokumen
pendukung dan Laporan Daftar Retur SP2D
- Menyampaikan Surat Ralat/Perbaikan Rekening berikut dokumen
pendukung dan Laporan Daftar Retur SP2D kepada PPK
c) Kepala Seksi Bank
- Menerima Surat Ralat/Perbaikan Rekening berikut dokumen
pendukung dan Laporan Daftar Retur SP2Ddari Staff PPK.
- Melakukan validasi/pengujian secara manual dengan memeriksa
kesesuaian SPP pada Aplikasi SPAN dengan Surat Ralat/Perbaikan
Rekening berikut dokumen pendukung dan Laporan Daftar Retur
SP2D serta ketentuan mengenai penyelesaian dan penatausahaan
Retur SP2D.
- Mengembalikan Surat Ralat/Perbaikan Rekening berikut
dokumen pendukung dan Laporan Daftar Retur SP2D kepada Staff
PPK apabila terdapat ketidaksesuaian antara SPP pada Aplikasi
SPAN dengan Surat Ralat/Perbaikan Rekening berikut dokumen
pendukung dan Laporan Daftar Retur SP2D untuk dilakukan
perbaikan SPP pada Aplikasi SPAN.
- Melakukan Proses Validasi pada Aplikasi SPAN apabila SPP pada
Aplikasi SPAN sesuai dengan Surat Ralat/Perbaikan Rekening
berikut dokumen pendukung dan Laporan Daftar Retur SP2Dserta
ketentuan mengenai penyelesaian dan penatausahaan Retur SP2D.
- Mengembalikan Surat Ralat/Perbaikan Rekening berikut
dokumen pendukung dan Laporan Daftar Retur SP2D kepada Staff
PPK apabila SPP tidak lolos Proses Validasi pada Aplikasi SPAN
untuk dilakukan perbaikan.
- Melakukan persetujuan pada Aplikasi SPAN apabila SPP telah

58 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


lolos proses validasi.
- Mencetak dan menandatangani SPP dalam rangkap 2 (dua).
- Menyampaikan SPP, Surat Ralat/Perbaikan Rekening berikut
dokumen pendukungdan Laporan Daftar Retur SP2D kepada PP
SPM.

 Bank Penerbitan Surat Perintah Membayar Retur (SPM Retur) yang


Telah Disetor ke Kas Negara Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara

a) Kepala Seksi Bank (PPK)


- Menerima SKP4 berikut dokumen pendukung berupa:
- SPPK, SPTJM, SKTB dari Kepala Kantor
- Laporan Informasi Supplier dari Kepala Kantor/Seksi Pencairan
Dana/Pencairan Dana dan Manajemen Satker
- Tanda terima konversi ADK SPM dari Seksi Pencairan Dana apabila
perbaikan supplier dilakukan melalui mekanisme pendaftaran
data supplier
- Meneliti kesesuaian SKP4 berikut dokumen pendukung
- Menyampaikan SKP4 berikut dokumen pendukung kepada
Pelaksana Seksi Bank untuk diproses tagihannya dalam Aplikasi
SPAN apabila SKP4 telah sesuai dengan dokumen pendukung
- Mengembalikan SKP4 berikut dokumen pendukungnya kepada
Kepala Kantor apabila terdapat ketidaksesuaian antara SKP4
dengan dokumen pendukung
b) Pelaksana Seksi Bank (Staf PPK)
- Menerima SKP4 berikut dokumen pendukungdari PPK
- Merekam Surat Permintaan Pembayaran (SPP) pada Aplikasi
SPAN berdasarkan SKP4 berikut dokumen pendukung

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 59


- Menyampaikan SKP4 berikut dokumen pendukung kepada PPK

c) Kepala Seksi Bank (PPK)


- Menerima SKP4 berikut dokumen pendukungdari Staff PPK.
- Melakukan validasi/pengujian secara manual dengan memeriksa
kesesuaian SPP pada Aplikasi SPAN dengan SKP4 berikut
dokumen pendukung serta ketentuan mengenai penyelesaian dan
penatausahaan Retur SP2D.
- Mengembalikan SKP4 berikut dokumen pendukung kepada Staff
PPK apabila terdapat ketidaksesuaian antara SPP pada Aplikasi
SPAN dengan SKP4 berikut dokumen pendukung untuk dilakukan
perbaikan SPP pada Aplikasi SPAN.
- Melakukan Proses Validasi pada Aplikasi SPAN apabila SPP pada
Aplikasi SPAN sesuai dengan SKP4 berikut dokumen pendukung
serta ketentuan mengenai penyelesaian dan penatausahaan Retur
SP2D.
- Mengembalikan SKP4 berikut dokumen pendukung kepada Staff
PPK apabila SPP tidak lolos Proses Validasi pada Aplikasi SPAN
untuk dilakukan perbaikan.
- Melakukan persetujuan pada Aplikasi SPAN apabila SPP telah
lolos proses validasi.
- Mencetak dan menandatangani SPP dalam rangkap 2 (dua).
- Menyampaikan SPP, SKP4 berikut dokumen pendukung kepada
PP SPM.
c. Kegiatan rutin harian

1) Secara berkala (pagi, siang, sore) melakukan monitoring atas daftar


retur pada SPAN dalam hal Retur SP2D berasal dari Rekening Retur
BO I Pusat dengan menggunakan aplikasi SPAN.
2) Melakukan rekonsiliasi data retur sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Direktur Jenderal Perbendahaaan Nomor PER-44/PB/2015

60 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


d. Poin-poin penting

1) Dalam pelaksanaan pembayaran dana ke pihak penerima atas SP2D


yang diterbitkan melalui SPAN terdapat kejadian dimana dana sudah
masuk ke rekening penerima namun SP2D tersebut muncul pada
daftar retur SP2D di KPPN. Jika terjadi hal demikian, KPPN agar
membuat permintaan reversal retur SP2D yang ditujukan ke Dit. PKN
dan ditembuskan ke Dit.TP.
2) Apabila KPPN menerima pengaduan tertulis dari KPA satker perihal
dana yang belum masuk ke rekening penerima atas SP2D yang
diterbitkan melalui SPAN (sementara di daftar retur tidak ada), agar
KPPN melaporkan hal tersebut ke service desk.
3) Khusus untuk penyaluran dana Bantuan Siswa Miskin (BSM), perlu
mendapat perhatian khusus, karena merupakan penyumbang retur
terbesar. Hal ini disebabkan karena jenis rekening penerima yang
jarang ada transaksi sehingga berstatus rekening pasif (Dormant).
Khusus untuk rekening BRI, ada informasi bahwa pengaktifan
rekening berlaku 1 x 24 jam, yang artinya jika selama masa itu tidak
terdapat transaksi masuk, maka rekening otomatis menjadi pasif.
Karena itu, KPPN perlu mendorong satker untuk berkoordinasi
dengan bank penerima pada saat akan mengeksekusi SPPT dana BSM
untuk memastikan bahwa rekening masih dalam kondisi aktif. Solusi
yang lain: agar masa aktif tidak terbatas 1 x 24 jam, atas rekening-
rekening penerima BSM tersebut diisi terlebih dahulu, misal: diisi
Rp.10.000,- untuk setiap rekening.
e. Laporan Berkala

Laporan rekapitulasi daftar retur SP2D

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 61


f. Aplikasi Pendukung

1) Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)


2) Online Monitoring SPAN (OMSPAN)

62 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


BAB VI
PERMINTAAN PENGEMBALIAN PENERIMAAN
NEGARA

1. Dasar Hukum

a. K e p u t u s a n D i r e k t u r J e n d e r a l P e r b e n d a h a r a a n N o m o r
287/PB/2015 tentang Standar Operasional Prosedur pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara.
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.05/2017 tentang Tata
Cara Pembayaran atas Transaksi Pengembalian Penerimaan Negara

2. Prosedur atau alur kegiatan

a. Pengembalian PNBP yang disetorkan pada Tahun Anggaran Berjalan


1) KPA menyampaikan permintaan penerbitan SKTB kepada KPPN
mitra kerja, atas setoran PNBP yang dimintakan pengembalian
2) Berdasarkan permintaan penerbitan SKTB dari KPA, KPPN mitra
kerja melaukan penerlitian untuk memastikan setoran dimaksud
telah diterima dan telah dibukukan oleh KPPN
3) Dalam hal setoran dimaksud telah diterima dan telah dibukukan,

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 63


KPPN mitra kerja menerbitkan SKTB
4) SKTB selanjutnya disampaikan kepada KPA
5) Berdasarkan SKTB dari KPPN mitra kerja, KPA menerbitkan Surat
Ketetapan Keterlanjuran Setoran Penerimaan Negara (SKKSPN)
6) SKKSPN menjadi dasar penerbitan SPMPP pada satuan kerja
7) Dalam hal SPMPP diterbitkan dalam mata uang asing, SPMPP
diajukan kepada KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah melalui KPPN
mitra kerja satuan kerja berkenaan
8) Berdasarkan SPMPP, KPPN mitra kerja/KPPN Khusus Pinjaman
dan Hibah menerbitkan SP2D

b. Pengembalian PNBP yang disetorkan pada Tahun Anggaran yang Lalu


1) KPA menyampaikan permintaan penerbitan SKTB kepada KPPN
mitra kerja, atas setoran PNBP yang dimintakan pengembalian
2) Berdasarkan permintaan penerbitan SKTB dari KPA, KPPN mitra
kerja melakukan penelitian untuk memastikan setoran dimaksud
telah diterima dan telah dibukukan oleh KPPN
3) Dalam hal setoran dimaksud telah diterima dan telah dibukukan,
KPPN mitra kerja menerbitkan SKTB
4) SKTB selanjutnya disampaikan kepada KPA
5) Berdasarkan SKTB dari KPPN mitra kerja, KPA menerbitkan
SKKSPN
6) KPA menyampaikan permintaan pengembalian PNBP kepada
Direktorat Sistem Perbendaharaan melalui KPPN mitra kerja,
dilampiri dengan:
a) SKKSPN
b) SKTB
c) Fotokopi BPN
d) Fotokopi bukti kepemilikan rekening tujuan

64 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


e) SPTJM
7) KPPN mitra kerja meneruskan permintaan pengembalian PNBP
kepada Direktorat Sistem Perbendaharaan
8) Direktorat Sistem Perbendaharaan melakukan pengujian
dan pemeriksaan atas kelengkapan dokumen permintaan
pengembalian penerimaan PNBP
9) Dalam hal permintaan pengembalian atas Penerimaan Negara
lengkap dan benar, Direktorat Sistem Perbendaharaan
menerbitkan SPMPP
10) SPMPP diajukan kepada KPPN Jakarta II
11 Dalam hal SPMPP diterbitkan dalam mata uang asing, SPMPP
diajukan kepada KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah
12)Berdasarkan SPMPP, KPPN Jakarta II/KPPN Khusus Pinjama dan
Hibah menerbitkan SP2D

c. Pengembalian Penerimaan Pajak dan Bea Cukai yang Disetorkan pada


Tahun Anggaran Berjalan
1) Kantor pusat Bank/Pos Persepsi mengajukan permintaan
pengembalian penerimaan pajak dan bea cukai kepada KPPN
Khusus Penerimaan, dengan dilampiri:
a) Fotokopi BPN atas setoran yang dimintakan pengembaliannya
b) Fotokopi BPN atas Transaksi Pengganti
c) Fotokopi laporan harian penerimaan
d) Fotokopi nota debet pelimpahan
e) Fotokopi bukti kepemilikan rekening
f) SPTJM
g) Surat pernyataan dari Wajib Pajak/Wajib Bayar/Wajib Setor
2) Berdasarkan permintaan pengembalian penerimaan pajak dan
bea cukai, KPPN Khusus Penerimaan melakukan penelitian untuk

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 65


memastikan setoran dimaksud telah diterima dan dibukukan
pada Kas Negara serta pemeriksaan atas kelengkapan dokumen
permintaan pengembalian penerimaan pajak dan bea cukai
3) Dalam hal setoran telah diterima dan dibukukan pada Kas Negara,
KPPN Khusus Penerimaan menerbitkan SKTB
4) Dalam hal dokumen permintaan pengembalian atas penerimaan
telah lengkap, KPPN Khusus Penerimaan melakukan koreksi
pembukuan setoran
5) Berdasarkan SKTB, KPPN Khusus Penerimaan menerbitkan
SKKSPN
6) KPPN Khusus Penerimaan meneruskan permintaan pengembalian
penerimaan pajak dan bea cukai beserta dokumen lampiran
kepada KPPN Jakarta II dilampiri dengan SKKSPN dan SKTB
7) KPPN Jakarta II melakukan pengujian dan pemeriksaan atas
kelengkapan dokumen permintaan pengembalian penerimaan
pajak dan bea cukai
8) Pengujian dilakukan dengan membandingkan kesesuaian antara
jumlah permintaan pengembalian penerimaan pajak dan bea
cukai dengan dokumen lampiran
9) Dalam hal permintaan pengembalian atas penerimaan pajak dan
bea cukai lengkap dan benar, KPPN Jakarta II selaku satuan kerja
Bagian Anggaran BUN menerbitkan SPMPP
10) SPMPP diajukan kepada KPPN Jakarta II selaku kantor bayar
11) Dalam hal SPMPP diterbitkan dalam mata uang asing, maka SPMPP
diajukan kepada KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah
12) Berdasarkan SPMPP, KPPN Jakarta II/KPPN Khusus Pinjaman dan
Hibah menerbitkan SP2D
13) KPPN Jakarta II/KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah menyampaikan
surat pemberitahuan pengembalian tas penerimaan pajak dan bea

66 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


cukai kepada DJP/DJPB dan dilampiri fotokopi SPMPP dan laporan
monitoring SP2D
14) Berdasarkan surat pemberitahuan pengembalian atas Penerimaan
Negara, DJP/DJBC melakukan koreksi pembukuan transaksi pada
satuan kerja kantor pelayanan pajak/kantor pengawasan dan
pelayanan bea dan cukai yang mencatat dan membukukan setoran

d. Pengembalian Penerimaan Pajak dan Bea Cukai yang Disetokan pada


Tahun Anggaran yang Lalu
1) Kantor pusat Bank/Pos Persepsi mengajukan permintaan
pengembalian penerimaan pajak dan bea cukai kepada KPPN
Khusus Penerimaan, dengan dilampiri:
a) Fotokopi BPN atas setoran yang dimintakan pengembaliannya
b) Fotokopi BPN atas Transaksi Pengganti
c) Fotokopi laporan harian penerimaan
d) Fotokopi nota debet pelimpahan
e) Fotokopi bukti kepemilikan rekening
f) SPTJM
g) Surat pernyataan dari Wajib Pajak/Wajib Bayar/Wajib Setor
2) Berdasarkan permintaan pengembalian penerimaan pajak dan
bea cukai, KPPN Khusus Penerimaan melakukan penelitian untuk
memastikan setoran dimaksud telah diterima dan dibukukan
pada Kas Negara serta pemeriksaan atas kelengkapan dokumen
permintaan pengembalian penerimaan pajak dan bea cukai
3) Dalam hal setoran telah diterima dan dibukukan pada Kas Negara,
KPPN Khusus Penerimaan menerbitkan SKTB
4) Dalam hal dokumen permintaan pengembalian atas penerimaan
telah lengkap, KPPN Khusus Penerimaan melakukan koreksi
pembukuan setoran

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 67


5) Berdasarkan SKTB, KPPN Khusus Penerimaan menerbitkan
SKKSPN
6) KPPN Khusus Penerimaan meneruskan permintaan pengembalian
penerimaan pajak dan bea cukai beserta dokumen lampiran
kepada Direktorat Sistem Perbendaharaan dilampiri dengan
SKKSPN dan SKTB
7) Direktorat Sistem Perbendaharaan melakukan pengujian
dan pemeriksaan atas kelengkapan dokumen permintaan
pengembalian penerimaan pajak dan bea cukai
8) Pengujian dilakukan dengan membandingkan kesesuaian antara
jumlah permintaan pengembalian penerimaan pajak dan bea
cukai dengan dokumen lampiran
9) Dalam hal permintaan pengembalian atas penerimaan pajak dan
bea cukai lengkap dan benar, Direktorat Sistem Perbendaharaan
menerbitkan SPMPP
10) SPMPP diajukan kepada KPPN Jakarta II
11) Dalam hal SPMPP diterbitkan dalam mata uang asing, SPMPP
diajukan kepada KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah
12) Berdasarkan SPMPP, KPPN Jakarta II/KPPN Khusus Pinjaman dan
Hibah menerbitkan SP2D
13) KPPN Jakarta II/KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah menyampaikan
surat pemberitahuan pengembalian tas penerimaan pajak dan bea
cukai kepada DJP/DJPB dan dilampiri fotokopi SPMPP dan laporan
monitoring SP2D
14) Berdasarkan surat pemberitahuan pengembalian atas Penerimaan
Negara, DJP/DJBC melakukan koreksi pembukuan transaksi pada

68 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


satuan kerja kantor pelayanan pajak/kantor pengawasan dan
pelayanan bea dan cukai yang mencatat dan membukukan setoran
3. Poin-poin penting

a. Pengembalian Penerimaan Negara meliputi:


1) Pengembalian PNBP
2) Pengembalian penerimaan pajak dan bea cukai
3) Pengembalian Penerimaan Negara yang disetor melalui RKUN
b. Pengembalian Penerimaan Negara yang disetorkan pada tahun
anggaran berjalan dibukukan dan dibebankan pada akun penerimaan
yang sama dengan akun yang digunakan pada saat penyetorannya
c. Pengembalian Penerimaan Negara yang disetorkan pada tahun
anggaran yang lalu dibebankan pada SAL
d. Permintaan pengembalian Penerimaan Negara dilakukan berdasarkan
BPN yang sah
e. Pengembalian Penerimaan Negara yang dibayarkan sesuai dengan
mata uang yang digunakan pada saat penyetorannya
f. Dalam hal SPMPP diterbitkan dalam mata uang asing, SPMPP diajukan
kepada KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah melalui KPPN mitra kerja
satuan kerja berkenaan

4. Aplikasi Pendukung

a. Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)


b. Online Monitoring SPAN (OMSPAN)

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 69


70 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank
BAB VII
KONFIRMASI DAN KOREKSI DATA PENERIMAAN NEGARA

1. Dasar Hukum

a. Konfirmasi Penerimaan Negara

1) K e p u t u s a n D i r e k t u r J e n d e r a l P e r b e n d a h a r a a n N o m o r
287/PB/2015 tentang Standar Prosedur Operasi pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
3) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-14/PB/2013 Tentang Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran
Penerimaan Negara Menggunakan Aplikasi Konfirmasi
4) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-7/PB/2014
Tentang Penatausahaan Penerimaan Negara Pada SPAN
5) Surat Direktur TP Nomor S-554/PB.8/2014 tanggal 7 Mei 2014 hal
Penatausahaan Penerimaan Negara dan Pengawasan Saldo Kas pada
KPPN SPAN

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 71


b. Koreksi Penerimaan Negara

1) K e p u t u s a n D i r e k t u r J e n d e r a l P e r b e n d a h a r a a n N o m o r
287/PB/2015 tentang Standar Operasional Prosedur pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
3) P e r a t u r a n D i r e k t u r J e n d e r a l P e r b e n d a h a r a a n N o m o r
PER-16/PB/2014 Tentang Tata Cara Koreksi Data Transaksi Keuangan
Pada SPAN
4) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-8/PB/2017
tentang Tata Cara Penyelesaian Data Suspen Penerimaan
5) Surat Direktur TP Nomor S-1162/PB.8/2015 tanggal 12 Februari
2015 hal Pelaksanaan Interface LHP, Monitoring Pelimpahan dan
Koreksi atas Data Penerimaan Negara pada SPAN
6) Surat Direktur TP Nomor S-3858/PB.8/2015 tanggal 11 Mei 2015 hal
Koreksi Data Transaksi Keuangan SPAN TA.2015
7) Surat Direktur TP Nomor S-4455/PB.8/2015 tanggal 29 Mei 2015 hal
Penyampaian hal-hal terkait Modul Penerimaan pada SPAN
8) Surat Direktur PKN Nomor S-5117/PB.3/2015 tanggal 17 Juni 2015
hal Koreksi data penerimaan Negara yang tervalidasi ke KPPN 999
pada SPAN
9) Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-5617/PB/2015
tanggal 2 Juli 2015 hal Jadwal Periode Buka Tutup (Open Close Periode)
SPAN
10) Surat Direktur TP Nomor S-554/PB.8/2014 tanggal 7 Mei 2014 hal
Penatausahaan Penerimaan Negara dan Pengawasan Saldo Kas pada
KPPN SPAN

72 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


11) Surat Direktur TP Nomor S-6832/PB.8/2015 tanggal 13 Agustus 2015
hal Penambahan Menu Pada User Seksi Bank terkait Modul GR dan
Penyampaian Tambahan Pedoman Koreksi Penerimaan

2. Prosedur atau alur kegiatan

a. Penerbitan Nota Konfirmasi Penerimaan Negara


1) Pelaksana Seksi Bank (Front Office)
a) Menerima:
• ADK Konfirmasi dan dokumen konfirmasi berupa daftar
surat setoran penerimaan negara yang akan dikonfirmasi
berikut fotokopi surat setoran dari Satker; dan/atau
• Surat setoran yang akan dikonfirmasi dari Perorangan
b) Mengunggah ADK Konfirmasi ke Portal FTP Persepsi melalui
aplikasi konversi
c) Menyampaikan dokumen konfirmasi ke Pelaksana Seksi Bank
(middle Office)
2) Pelaksana Seksi Bank (Middle Office)
a) Menerima dokumen konfirmasi dari Pelaksana Seksi Bank
(Front Office)
b) Mengunduh ADK Konfirmasi dari Portal FTP Persepsi
c) Melakukan unggah ADK Konfirmasi pada SPAN. Dalam hal
konfirmasi setoran dilakukan oleh perorangan, Pelaksana
Seksi Bank melakukan input manual NTPN surat setoran yang
akan dikonfirmasi ke dalam SPAN
d) Melakukan pengecekan pada SPAN terhadap kebenaran ADK
Konfirmasi
e) Meneliti kesesuaian surat setoran dengan ADK Konfirmasi
f) Melakukan proses konfirmasi setoran pada SPAN

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 73


g) Mencetak dan menandatangani Nota Konfirmasi Penerimaan
Negara
h) Menyampaikan Nota Konfirmasi Penerimaan Negara kepada
Satker/Perorangan

b. Penerbitan Nota Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara


1) Pelaksana Seksi Bank
a) Menerima:
• ADK Koreksi dan Surat Permohonan Perbaikan Transaksi
Penerimaan Negara berikut dokumen pendukung berupa
bukti setor dan nota konfirmasi dari Satker
• Surat Permohonan Perbaikan Transaksi Penerimaan
Negara berikut dokumen pendukung berupa bukti setor
dan nota konfirmasi dari Bank/Pos Persepsi/KPP/ KPPBC/
Kantor Pusat DJPb/Kantor Pusat DJA/KPPN/Pihak Ketiga
b) Membuat ADK Koreksi atas bukti setor yang diterima dari
Bank/Pos Persepsi/KPP/ KPPBC/Kantor Pusat DJPb/Kantor
Pusat DJA/KPPN/Pihak Ketiga
c) Mengunggah ADK Koreksi ke Portal FTP Persepsi melalui
aplikasi konversi
d) Menyampaikan Surat Permohonan Perbaikan Transaksi
Penerimaan Negara berikut dokumen pendukung kepada
Pelaksana Seksi Bank
2) Pelaksana Seksi Bank
a) Menerima Surat Permohonan Perbaikan Transaksi
Penerimaan Negara berikut dokumen pendukung dari
Pelaksana Seksi Bank
b) Memastikan setoran yang akan dikoreksi merupakan setoran
dengan satker dalam wilayah kerja KPPN bersangkutan

74 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


c) Dalam hal permintaan koreksi setoran dalam wilayah kerja
KPPN lain, Pelaksana Seksi Bank menyampaikan Surat
Permohonan Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara berikut
dokumen pendukung kepada KPPN lain disertai informasi
original BAS atas penerimaan negara berkenaan
d) Mengunduh ADK Koreksi dari Portal FTP Persepsi
e) Melakukan unggah ADK Koreksi pada SPAN
f) Melakukan proses validasi pada SPAN meliputi:
• data yang akan diubah tidak sesuai dengan data dalam
SPAN (data dalam ADK Koreksi tidak original/tidak asli)
• jumlah nilai penerimaan yang akan dikoreksi tidak sama
dengan jumlah nilai penerimaan awal; atau
• tidak lolos validasi
g) Melakukan penolakan koreksi dan mengembalikan Surat
Permohonan Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara
berikut dokumen pendukung kepada Pelaksana Seksi Bank
apabila data koreksi tidak berhasil divalidas
h) Menyampaikan Surat Permohonan Perbaikan Transaksi
Penerimaan Negara berikut dokumen pendukung apabila
data koreksi berhasil divalidasi kepada Kepala Seksi Bank.
3) Kepala Seksi Bank
a) Menerima Surat Permohonan Perbaikan Transaksi Penerimaan
Negara berikut dokumen pendukung dari Pelaksana Seksi Bank.
b) Meneliti kesesuaian data koreksi dengan Surat Permohonan
Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara berikut dokumen
pendukung.
c) Melakukan penolakan koreksi dan mengembalikan Surat
Permohonan Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara berikut
dokumen pendukung kepada Pelaksana Seksi Bank apabila

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 75


data koreksi tidak sesuai dengan Surat Permohonan Perbaikan
Transaksi Penerimaan Negara dan ketentuan mengenai tata cara
koreksi penerimaan.
d) Melakukan proses pembukuan atas penerimaan negara melalui
proses interface pada SPAN apabila data yang akan dikoreksi sesuai
dengan Surat Permohonan Perbaikan Transaksi Penerimaan
Negara dan ketentuan mengenai tata cara koreksi penerimaan.
e) Mencetak dan menandatangani Nota Perbaikan Transaksi
Penerimaan Negara.
f) Menyampaikan Nota Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara dan
Surat Permohonan Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara

Berikut dokumen pendukung kepada Kepala Kantor


c. Penerbitan Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Koreksi Penerimaan
1) Kepala Seksi Bank
a) Menerima disposisi Surat Koreksi Transaksi Penerimaan
Negara berikut dokumen pendukung dari Kepala Kantor
b) Meneliti kelengkapan dokumen permintaan penerbitan SKTB
dan koreksi transaksi penerimaan negara sesuai dengan
ketentuan mengenai pengembalian penerimaan negara
c) Mencetak Laporan Daftar Penerimaan (Layout A3)
d) Melakukan koreksi penerimaan pada SPAN sesuai dengan SOP
Penerbitan Nota Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara
e) Menyampaikan:
• fotokopi Surat Permintaan Pengembalian Penerimaan
Negara; dan
• fotokopi Nota Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara
kepada Pelaksana Seksi Bank
f) Menyampaikan:

76 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


• Surat Koreksi Transaksi Penerimaan Negara berikut
dokumen pendukung; dan
• Laporan Daftar Penerimaan (Layout A3) dan Nota
Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara; kepada Kepala
Seksi Verifikasi Akuntansi/Verifikasi Akuntansi dan
Kepatuhan Internal (Vera/Vera KI) untuk dilakukan
penerbitan surat konfirmasi sesuai dengan SOP Penerbitan
Surat Koreksi Transaksi Penerimaan Negara kepada KPPN
Mitra Bank/Pos Persepsi

2) Pelaksana Seksi Bank


a) Menerima dan meneliti fotokopi Surat Permintaan
Pengembalian Penerimaan Negara dan Nota Perbaikan
Transaksi Penerimaan Negara dari Kepala Seksi Bank.
b) Membuat konsep/net Surat Pemberitahuan Pelaksanaan
Koreksi Penerimaan Negara sesuai dengan Surat Permintaan
Pengembalian Penerimaan Negara dan Nota Perbaikan
Transaksi Penerimaan Negara.
c) Menyampaikan konsep/net Surat Pemberitahuan Pelaksanaan
Koreksi Penerimaan Negara berikut dokumen pendukung
berupa fotokopi Surat Permintaan Pengembalian Penerimaan
Negara dan Nota Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara
kepada Kepala Seksi Bank.
3) Kepala Seksi Bank
a) Menerima konsep/net Surat Pemberitahuan Pelaksanaan
Koreksi Penerimaan Negara berikut dokumen pendukung
berupa fotokopi Surat Permintaan Pengembalian Penerimaan
Negara dan Nota Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara
dari Pelaksana Seksi Bank.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 77


b) Meneliti konsep/net Surat Pemberitahuan Pelaksanaan
Koreksi Penerimaan Negara dengan Surat Permintaan
Pengembalian Penerimaan Negara dan Nota Perbaikan
Transaksi Penerimaan Negara.
c) Memaraf konsep/net Surat Pemberitahuan Pelaksanaan
Koreksi Penerimaan Negara apabila sesuai dengan Surat
Permintaan Pengembalian Penerimaan Negara dan Nota
Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara.
d) Menyampaikan konsep/net Surat Pemberitahuan
Pelaksanaan Koreksi Penerimaan Negara berikut dokumen
pendukung kepada Kepala Kantor.

3. Poin-poin penting

a. Konfirmasi Penerimaan Negara


1) Dalam rangka memastikan setoran penerimaan Negara telah
diterima di Kas Negara, KPPN dapat memberikan konfirmasi
setoran melalui aplikasi SPAN berdasarkan permintaan konfirmasi
dari Satker.
2) Konfirmasi setoran dilakukan oleh KPPN yang melakukan
penatausahaan atas setoran penerimaan negara berkenaan.
3) Penerimaan negara yang berasal dari potongan SPM sudah
sah masuk ke kas negara ketika diterbitkan SP2D atas SPM
bersangkutan. Untuk itu, NTPN atas penerimaan dimaksud adalah
nomor SP2D.
4) Sesuai Surat Direktur SITP perihal proses konfirmasi Penerimaan
Negara melalui dashboard MPN G2
b. Koreksi Penerimaan Negara
1) Transaksi penerimaan yang tervalidasi ke KPPN 999 (misalnya:
akun PFK), maka surat permintaan koreksi dari KPPN diajukan

78 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


ke KPPN Khusus Penerimaan untuk dilakukan koreksi oleh KPPN
Khusus Penerimaan, dengan dilengkapi data informasi segmen
BAS beserta copy dokumen setoran.
2) Dalam hal terdapat data penerimaan dengan kode satker suspen
(ZZZxxx, x adalah kode KPPN) dan kode akun suspen (akun
498111) pada KPPN, agar dilakukan koreksi dengan merujuk pada
dokumen setoran.
3) Sesuai Surat Direktur TP nomor S-4455/PB.8/2015 diatas, akun
suspen (498111) dinonaktifkan di SPAN. Apabila terdapat akun
yang salah, maka pada proses validasi ADK LHP akan terjadi error.
Dalam hal ini, KPPN agar melakukan unggah ADK melalui aplikasi
konversi dan diperbaiki akunnya sesuai dokumen sumber.
4) Pelaksanaan koreksi data penerimaan Negara pada SPAN hanya
dapat dilakukan untuk data yang ada dalam segmen COA. Untuk
permintaan koreksi yang bukan merupakan bagian dari segmen
COA, seperti masa pajak atau NPWP atau kode KPBC, tidak dapat
dilakukan koreksi melalui SPAN.
5) Dalam hal terjadi error atas koreksi penerimaan dimana periode
akuntansinya telah ditutup di SPAN, agar tanggal buku pada ADK
Koreksi disesuaikan menjadi tanggal sesuai pengaturan dalam
surat S-5617/PB/2015 diatas.
6) Koreksi atas transaksi penerimaan bulan berjalan maka diberi
tanggal buku sesuai dengan tanggal transaksi.
7) Koreksi atas transaksi penerimaan bulan yang lalu yang dilakukan
sampai dengan tanggal 13 bulan berikutnya dapat dilakukan
melalui subledger (Modul GR) dan diberi tanggal terakhir bulan
sebelumnya serta dibukukan sebagai koreksi pada periode bulan
sebelumnya.
8) Matriks koreksi (tanggal buku koreksi) lihat di lampiran II surat

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 79


Direktur TP S-6832/PB.8/2015.
9) Apabila terdapat ADK koreksi (dari OMSPAN) yang ketika
diunggah dan divalidasi mengalami error dengan status “NTPN,
COA berbeda dengan original informasi”, maka agar berpedoman
pada lampiran IV surat Direktur TP S-6832/PB.8/2015.

4. Aplikasi Pendukung

a. Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)


b. Online Monitoring SPAN (OMSPAN)
c. Dashboard MPN G2

5. Lain-lain

a. Konfirmasi Penerimaan Negara


1) Pelaksanaan pembayaran yang dananya bersumber dari PNBP,
bukti setor yang digunakan sebagai lampiran SPM agar :
• Satker wajib melakukan konfirmasi terlebih dahulu atas SSBP
yang menjadi dasar pembayaran sebelum SPM diajukan ke
KPPN
• Bukti konfirmasi menggunakan daftar hasil konfirmasi yang
dihasilkan dari aplikasi SPAN.
2) Permintaan konfirmasi setoran penerimaan negara oleh pihak
lain selain bendahara dilakukan dengan menyampaikan surat
permohonan konfirmasi kepada KPPN.
3) Penunjukan petugas Konfirmasi dilakukan oleh Kepala KPPN
dengan menerbitkan Surat Keputusan disertai spesimen tanda
tangan dan paraf petugas. Setiap user SPAN Seksi Bank dapat
melakukan proses konfirmasi.

80 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


b. Koreksi Penerimaan Negara
1) Koreksi data transaksi keuangan dilakukan berdasarkan
permintaan satker atau pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan
transaksi pengeluaran/penerimaan. Koreksi dapat dilakukan
tanpa adanya permintaan dalam hal:
a) Berdasarkan post audit terdapat data yang dapat dijadikan
dasar koreksi.
b) Data transaksi keuangan lainnya yang menurut ketentuan
harus dilakukan koreksi.
2) KPPN hanya dapat melakukan koreksi penerimaan yang menjadi
penerimaan satker dalam wilayah kerja KPPN berkenaan.
3) Dalam hal terdapat permintaan koreksi atas:
a) Setoran pada satker dalam wilayah kerja KPPN lain;
b) Transaksi penerimaan dari satker mitra kerja KPPN yang
tervalidasi realisasi penerimaannya ke KPPN lain; maka KPPN
meneruskan permintaan koreksi di maksud kepada KPPN
lain dengan disertai informasi original BAS atas penerimaan
Negara tersebut.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 81


82 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank
BAB VIII
HELPDESK PENERIMAAN NEGARA & MONEV BANK/POS PERSEPSI

1. Layanan Bantuan (helpdesk) Penerimaan Negara

a. Dasar Hukum

1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014 Tentang


Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik
2) Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
287/PB/2015 tentang Standar Prosedur Operasi pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara
3) Surat Direktur PKN nomor S-1916/PB.3/2014 tanggal 21 Maret 2014
hal Pemberitahuan tentang Pelaksanaan Implementasi Sistem MPN
G2
b. Prosedur atau alur kegiatan

Menempatkan layanan konsultasi pelaksanaan MPN G-2 khususnya


Biliing System Simponi pada petugas front office Seksi Bank dan Costumer
Service Officer KPPN bagi pihak yang bermaksud melakukan setoran kas negara.
Bantuan dapat disertakan dengan penyediaan pojok MPN G-2 bagi pihak yang
ingin melaksanakan tindak lanjut dari hasil konsultasi.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 83


c. Aplikasi Pendukung

1) Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)


2) Online Monitoring SPAN (OMSPAN)
3) Dashboard MPN G-2
4) Aplikasi SIMPONI

2. Monitoring dan Evaluasi Bank/Pos Persepsi

a. Dasar Hukum

1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 Tentang


Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014 Tentang
Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik.
3) Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
SE-84/PB/2017 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dan Pelaporan
Monitoring Dan Evaluasi Kepatuhan Bank/Pos Persepsi Dalam Rangka
Pelaksanaan Perjanjian Jasa Pelayanan Perbankan Sebagai Bank/
Pos Persepsi Yang Melaksanakan Sistem Penerimaan Negara Secara
Elektronik Dalam Rangka Pelaksanaan Treasury Single Account (TSA)
Penerimaan.

84 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


b. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Bank/Pos Persepsi

1) KPPN melaksanakan monitoring dan evaluasi atas kepatuhan Bank/


Pos Persepsi terkait ketentuan:
a) Jam buka/tutup loket;
b) Layanan setoran penerimaan negara tanpa membedakan nasabah/
bukan nasabah;
c) Layanan setoran penerimaan negara tanpa membedakan jumlah
setoran;
d) Pembebasan biaya atas jasa layanan perbankan kepada Wajib
PajakNVajib BayarNVajib Setor (WP/WB/WS); dan
e) Aktif/tidaknya menu penerimaan negara pada kanal layanan
elektronik selain loket teller pada Bank/Pos Persepsi yang telah
mempunyai izin operasional atas kanal dimaksud.
2) Mekanisme pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan sebagai
berikut:
a) Monitoring dilakukan dalam bentuk uji petik terhadap Kantor
Cabang Bank/Pos Persepsi dalam wilayah kerja KPPN setempat
setiap triwulan.
b) Khusus untuk ibukota provinsi yang terdapat lebih dari satu
KPPN, pembagian kewenangan monitoring dan evaluasi Kantor
Cabang Bank/Pos Persepsi pada masing-masing KPPN ditetapkan
oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
c) Pelaksanaan uji petik dimaksud dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
- Melakukan uji penyetoran pada loket BanWPos Persepsi
tanpa pemberitahuan sebelumnya atau sebagai mystery guest,
misalnya dilakukan dengan cara melakukan penyetoran
mendekati batas waktu jam tutup loket penerimaan negara
(pukul 15.00 waktu setempat) atau dengan nominal setoran

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 85


kecil;
- Melakukan pengecekan fungsi (aktif/tidak aktif) kanal layanan
elektronik selain teller milik Bank Persepsi yang mempunyai
menu layanan penerimaan negara (Automatic Teller Machine
(ATM)/Intemet Banking/Mobile Banking/Electronic Data
Capture (EDC)) bersama dengan petugas Bank Persepsi;
- Melakukan wawancara dengan penyetor (VVPNVB/VVS)
terkait layanan setoran penerimaan negara pada Bank/Pos
Persepsi, misalnya menanyakan apakah dikenakan biaya,
ditolak karena bukan nasabah, dan/atau tidak dilayani
meskipun masih pada jam buka loket;
- Melakukan wawancara dengan petugas Bank/Pos Persepsi
untuk menguji pemahaman petugas Bank/Pos Persepsi dalam
pelaksanaan layanan penerimaan negara secara elektronik.
3) KPPN membuat Berita Acara atas pelaksanaan uji petik yang
ditandatangani oleh Tim Uji Petik dan pejabat berwenang pada
Kantor Cabang Bank/Pos Persepsi.
4) Dalam hal pejabat yang berwenang pada cabang Bank/Pos
Persepsi tidak bersedia menandatangani Berita Acara, Berita
Acara tetap dibuat tanpa tanda tangan pihak Bank/Pos Persepsi
dan dinyatakan pada kolom keterangan pada saat melakukan
perekaman hasil uji petik dalam Dashboard MPN G2.
5) Dalam hal ditemukan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh
Kantor Cabang Bank/Pos Persepsi pada saat pelaksanaan uji petik,
KPPN berwenang menerbitkan surat teguran kepada Pemimpin
Kantor Cabang Bank/Pos Persepsi.
6) KPPN merekam hasil uji petik monitoring dan evaluasi kepatuhan
Bank/Pos Persepsi, mengunggah Berita Acara sebagaimana
dimaksud pada huruf c atau huruf d, dan mengunggah surat

86 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


teguran pada menu Monev Kepatuhan Bank/Pos Persepsi pada
Dashboard MPN G2.

c. Aplikasi Pendukung

1) Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)


2) Online Monitoring SPAN (OMSPAN)
3) Dasbboard MPN G2

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 87


88 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank
BAB IX
ANALISIS DATA PFK

1. Dasar Hukum

a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 Tentang


Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
b. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-4773/PB/2016
tanggal 13 Juni 2016 hal Penatausahaan Dokumen Sumber Akuntansi
Penerimaan Dana PFK Pegawai.
c. Surat Direktur Sistem Perbendaharaan Nomor S-6370/PB.7/2017 hal
Penggunaan Aplikasi Monitoring Penerimaan Dana PFK Pegawai pada
OM SPAN.

2. Prosedur Atau Alur Kegiatan

a. Melakukan analisis data penerimaan dana PFK Pegawai dengan cara


menganalisis kebenaran penggunaan akun atas realisasi penerimaan
dana PFK Pegawai yang terdapat dalam Aplikasi Monitoring
Penerimaan Dana PFK Pegawai pada OM SPAN berdasarkan informasi
yang tercantum dalam dokumen sumber penerimaan dana PFK
Pegawai (copy Surat Perintah Membayar (SPM)/Bukti Penerimaan
Negara) sebagaimana diatur dalam Surat Direktur Jenderal

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 89


Perbendaharaan Nomor: S-4773/PB/2016 Tanggal 13 Juni 2016
Hal Penatausahaan Dokumen Sumber Akuntansi Penerimaan Dana
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Pegawai. Dalam hal berdasarkan
hasil analisis terdapat kesalahan penggunaan akun penerimaan
dana PFK Pegawai, KPPN segera memberitahukan kepada satuan
kerja/pemerintah daerah/pihak-pihak lain mitra kerja KPPN untuk
dilakukan koreksi sesuai peraturan perundang-undangan. Selain itu,
hasil analisis KPPN digunakan untuk melakukan pembinaan kepada
satuan kerja, pemerintah daerah, dan pihak-pihak lain di wilayah
Kerjanya.
b. Melakukan pengolahan data penerimaan dana PFK Pegawai yang
terdapat dalam Aplikasi Monitoring Penerimaan Dana PFK Pegawai
pada OM SPAN dalam rangka mendukung pelaksanaan rekonsiliasi
dan pemutakhiran data penerimaan dana PFK Pegawai sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2014
tentang Dana Perhitungan Fihak Ketiga yang diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 226/PMK.05/2016 tentang
Perubahan Kedua AtasPeraturan Menteri Keuangan Nomor
222/PMK.05/2014 tentang Dana Perhitungan Fihak Ketiga.

90 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


BAB X
REKONSILIASI DATA PENYALURAN KREDIT ULTRA MIKRO

1. Dasar Hukum

a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 22/PMK.05/2017 tentang


Pembiayaan Ultra Mikro
b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-10/PB/2017 tentang Petunjuk Teknis Monitoring Monitoring
dan Evaluasi Pembiayaan Ultra Mikro oleh Instansi Vertikal Direktorat
Jenderal Perbendaharaan

2. Prosedur atau Alur Kegiatan

a. Pelaksana Seksi Bank

1) Memeriksa kelengkapan dokumen penyaluran yang disampaikan oleh


Penyalur dalam bentuk softcopy hasil scan dokumen per debitur
2) Menayangkan data debitur dan data akad pada SIKP lalu
mencocokkannya dengan dokumen penyaluran antara lain:
a) Nomor Induk Kependudukan
b) Nomor Debitur
c) Nomor Akad
d) Tanggal Jatuh Tempo

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 91


e) Nilai Akad
f) Suku Bunga/Marjin
g) Skema Pembiayaan (kelompok/individu)
h) Agunan
i) Nomor Surat Keterangan Usaha
3) Melakukan konfirmasi kepada Penyalur apabila diperlukan melalui
telepon dan/atau surat elektronik, apabila:
a) File softcopy dokumen penyaluran yang dikirimkan tidak terbaca
b) File softcopy dokumen penyaluran tidak bisa dibuka/rusak
c) File sofcopy dokumen penyaluran yang diterima bukan termasuk
dalam wilayah kerja KPPN bersangkutan
4) Menginput dan menyimpan hasil pencocokan data ke dalam SIKP
5) Pada awal bulan berikutnya, menyusun Laporan Hasil Rekonsiliasi
Dokumen Penyaluran Pembiayaan Ultra Mikro dan surat pengantar
6) Meneruskan kepada Kepala Seksi Bank
b. Kepala Seksi Bank:

1) Memeriksa Laporan Hasil Rekonsiliasi Dokumen Penyaluran


Pembiayaan Ultra Mikro
2) Membubuhkan paraf pada laporan dan surat pengantar.
c. Kepala KPPN

1) Meneliti Laporan Hasil Rekonsiliasi Dokumen Penyaluran Pembiayaan


Ultra Mikro
2) Menandatangani Laporan Hasil Rekonsiliasi dan Surat Pengantar.
3) Pelaksana Subbag Umum:

Mendistribusikan dan menatausahakan berkas Laporan Hasil Rekonsiliasi


Dokumen Penyaluran Pembiayaan Ultra Mikro dalam bentuk softcopy ke
Kanwil Ditjen Perbendaharaan

92 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


3. Poin-Poin Penting

a. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas Pembiayaan Ultra Mikro


oleh Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan bertujuan
untuk mencocokkan data Debitur yang di input oleh Penyalur ke
dalam SIKP dengan dokumen penyaluran
b. Jangka Waktu Penyelesaian
1) Dokumen yang diterima periode tanggal 1 s.d 7 rekonsiliasi paling
lambat tanggal 14.
2) Dokumen yang diterima periode tanggal 8 s.d 14 rekonsiliasi
paling lambat tanggal 21
3) Dokumen yang diterima periode tanggal 15 s.d 21 rekonsiliasi
paling lambat akhir bulan berkenaan.
4) Dokumen yang diterima periode tanggal 22 s.d akhir bulan
rekonsiliasi paling lambat tanggal tanggal 7 bulan berikutnya.
5) Penyampaian Laporan Hasil Rekonsiliasi: paling lambat tanggal 8
(delapan) pada bulan berikutnya atau hari kerja berikutnya dalam
hal tanggal 8 (delapan) merupakan hari libur
c. Dokumen penyaluran diterima dalam bentuk softcopy hasil scan
dokumen per Debitur yang terdiri dari:
1) akad kredit antara Penyalur/Lembaga Linkage dengan Debitur
2) izin usaha/keterangan usaha dari instansi Pemerintah dan/atau
surat pernyataan usaha dari Penyalur
3) fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan pengganti
Kartu Tanda Penduduk elektronik

4. Laporan

Laporan Hasil Pelaksanaan Rekonsiliasi Dokumen Penyaluran


Pembiayaan Ultra Mikro

5. Aplikasi Pendukung

Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 93


94 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank
BAB XI
LAPORAN BERKALA & APLIKASI PENDUKUNG

1. Laporan Berkala

a. Laporan Bulanan

Laporan Hasil Pelaksanaan Rekonsiliasi Dokumen Penyaluran


Pembiayaan Ultra Mikro
b. Laporan triwulanan

Laporan triwulanan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan


semesteran yang disampaikan kepada Kepala KPPN. Laporan jenis ini
mencakup laporan-laporan sebagai berikut:
1) Laporan hasil pembinaan dan/atau monev penyelenggaraan Kredit
Program
2) Laporan Monev Bank Persepsi
c. Laporan semesteran

Laporan semesteran dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan tahunan


yang disampaikan kepada Kepala KPPN. Laporan jenis ini mencakup
laporan-laporan sebagai berikut:

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 95


a. Laporan hasil pembinaan dan/atau monev penyelenggaraan Kredit
Program
b. Laporan PFK

2. Aplikasi Pendukung

a. Online Monitoring (OM) SPAN


1) OM SPAN adalah aplikasi yang digunakan untuk melakukan
monitoring transaksi dalam SPAN dan menyajikan reporting
sesuai kebutuhan.
2) Aplikasi OM SPAN dapat diakses pada alamat: http://spanint.
kemenkeu.go.id
3) Seksi Bank agar melakukan monitoring harian pada OM SPAN
pada:
a) Modul Penerimaan, antara lain: Monitoring Status LHP
b) Modul Kas, yaitu: Monitoring Pelimpahan
c) Modul Bank, antara lain: Monitoring SP2D, Monitoring Retur
SP2D
d) Data Suspend, yaitu: Suspend Belanja, Suspend Satker
Penerimaan dan Suspend Akun Penerimaan
4) Dalam rangka koreksi penerimaan, pembuatan COA dapat
dilakukan pada menu Konfirmasi Penerimaan di Modul
Penerimaan.
5) Terdapat menu pergantian user SPAN di OMSPAN, dimana user
dapat secara langsung menginput data permintaan pergantian
user SPAN. Pergantian user untuk yang dimulai H+1 paling lambat
diinput pada hari H pukul 16.00 WIB.
b. Aplikasi Pedoman SPAN
a. Aplikasi offline yang berisi tentang berbagai informasi yang terkait
dengan SPAN (FAQ, Buku Pedoman Aplikasi SPAN, SOP, Video

96 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


Tutorial SPAN, Materi Pelatihan, Slide, dll)
b. Informasi-informasi tersebut dapat diunduh melalui jaringan
intranet pada alamat: ftp://172.16.2.143 dengan user: cmc dan
password: cmc.

c. FTP Aplikasi dan Lain-lain


Pedoman, tutorial, materi training, format berita pergantian
user, dll dapat diunduh melalui jaringan intranet pada alamat:
ftp://10.100.93.134 dengan username: spanuat dan password:
spanuat.

d. Dashboard MPN G2

e. BI GEB

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 97


98 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank
REFERENSI

1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata


Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014 tentang Sistem
Penerimaan Negara Secara Elektronik
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang
Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.05/2014 tentang Rekening
Milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.05/2015 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Perwakilan
Republik Indonesia di Luar Negeri
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 212/PMK.05/2015 tentang Dana
Perhitungan Fihak Ketiga
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 22/PMK.05/2017 tentang
Pembiayaan Ultra Mikro

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 99


9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.05/2017 tentang Tata Cara
Pembayaran atas Transaksi Pengembalian Penerimaan Negara
10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 15/KM.5/2015 tentang Penunjukan
Kuasa Pengguna Anggaran Belanja Transaksi Khusus dan Pembayaran
Pengembalian Penerimaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
11. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 811/KM.1/2017 tentang Uraian
Jabatan Bagi Jabatan Struktural Instansi Vertikal di Lingkungan Direktorat
Jenderal Perbendaharaan
12. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-78/PB/2006
Tentang Penatausahaan Penerimaan Negara Melalui Modul Penerimaan
Negara
13. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-03/PB/2008
Tentang Tata Cara Pemotongan Dan Penyetoran Perhitungan Fihak Ketiga
Pegawai Negeri Sipil Daerah
14. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 32/PB/2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Rekening Penerimaan Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Bersaldo Nihil Dalam Rangka Penerapan Treasury
Single Account
15. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-72/PB/2011
Tentang Mekanisme Pengelolaan Dana PFK
16. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-81/PB/2011
tentang Tata cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan
Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/
Surat Berharga
17. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/2011
tentang Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak pada
Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga
18. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 25 /PB/2012
tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan

100 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


Nomor PER-78/PB/2006 Tentang Penatausahaan Penerimaan Negara
Melalui Modul Penerimaan Negara
19. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-26/PB/2012
Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor PER-72/PB/2011 Tentang Mekanisme Pengelolaan Dana
Perhitungan Fihak Ketiga
20. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-53/PB/2012
Tentang Petunjuk Teknis Pengembalian Penerimaan Negara Pada Tahun
Anggaran Berjalan Melalui KPPN
21. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-14/PB/2013
Tentang Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan Negara
Menggunakan Aplikasi Konfirmasi
22. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-59/PB/2013
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Modul Kas dalam SPAN
23. P e r a t u r a n Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-2/PB/2014 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-72/PB/2011 Tentang Mekanisme
Pengelolaan Dana Perhitungan Fihak Ketiga
24. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-7/PB/2014
Tentang Penatausahaan Penerimaan Negara Pada SPAN
25. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-13/PB/2014
tentang Mekanisme Pengembalian Penerimaan Negara atas Kesalahan
Perekaman/Pelimpahan pada Tahun Anggaran Berjalan oleh KPPN yang
telah melaksanakan SPAN
26. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-16/PB/2014
tentang Tata Cara Koreksi Data Transaksi Keuangan pada Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)
27. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-30/PB/2014
tentang Mekanisme Penyelesaian dan Penatausahaan Retur Surat Perintah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 101


Pencairan Dana Dalam Rangka Implementasi Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara (SPAN)
28. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014 Tentang Sistem
Penerimaan Negara Secara Elektronik
29. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-41/PB/2014
tentang Penggunaan Aplikasi Online Monitoring SPAN
30. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 39/PB/2015 tentang
Petunjuk Teknis Penyaluran Dana dalam SP2D dalam Valuta Asing pada
Perwakilan RI di Luar Negeri pada Bank Indonesia
31. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-44/PB/2015
tentang Mekanisme Percepatan Penyelesaian Retur Surat Perintah
Pencairan Dana
32. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-10/PB/2017
tentang Petunjuk Teknis Monitoring Monitoring dan Evaluasi Pembiayaan
Ultra Mikro oleh Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan
33. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-54/PB/2014
tentang Petunjuk BO I Pusat Sebagai Penyalur Dana SP2D Dan SP Transfer
Dalam Rangka Implementasi SPAN
34. K e p u t u s a n D i r e k t u r J e n d e r a l P e r b e n d a h a r a a n N o m o r
KEP-241/PB/2015 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Direktorat
Jenderal Perbendaharaan
35. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-287/PB/2015
hal Standar Operasional Prosedur (SOP) pada KPPN
36. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-428/PB/2016
tentang Layanan Pengguna Terintegrasi HAI-DJPBN
37. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-36/PB/2011
Tentang Tata Cara Pelaporan Data Transaksi Reversal Penerimaan Negara
38. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-2/PB/2012
tentang Petunjuk Lebih Lanjut Pengelolaan Hibah Langsung Baik Dalam

102 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


Bentuk Uang Maupun Barang/Jasa/Surat Berharga Tahun 2011
39. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-36/PB/2012
tentang Pengembalian Kelebihan Setoran/Potongan Penerimaan
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) sebagaimana telah diubah dengan
SE-21/PB/2015
40. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-56/PB/2013
tentang Alur Dokumen Pencairan Dana melalui Penerbitan SP2D/Daftar
SP2D pada saat Piloting SPAN
41. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-57/PB/2013
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Monitoring Dan Evaluasi Kepatuhan
Bank Persepsi Dalam Rangka Pelaksanaan.Perjanjian Jasa Layanan
Perbankan Sebagai Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Pos Persepsi Dalam
Rangka Pelaksanaan Treasury Single Account (TSA) Penerimaan
42. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-21/PB/2015
tentang Perubahan atas Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan
nomor SE-36/PB/2012 tentang Pengembalian Kelebihan Setoran/
Potongan Penerimaan PFK
43. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-1564/PB/2014 tanggal
7 Maret 2014 hal Penyampaian SPM Gaji Terusan, Kekurangan Gaji, Gaji
Susulan dan Gaji ke-13 pada KPPN SPAN
44. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 5999/PB/2014 tanggal
18 September 2014 hal Pengawasan dan Pelaporan Transaksi Rekening
Kuasa BUN di Daerah pada KPPN SPAN
45. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-596/PB/2015
tanggal 23 Januari 2015 hal Penyampaian dan Implementasi Ketentuan
Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja
46. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-5617/PB/2015 tanggal
2 Juli 2015 hal Jadwal Periode Buka Tutup (Open Close Periode) SPAN

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 103


47. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor S-6361/PB/2015 tanggal
29 Juli 2015 hal Penyediaan Fasilitas Pendaftaran User dan Pembuatan
Kode Billing serta Pemasangan Banner dan Spanduk MPN G2 oleh KPPN
dan Kanwil Ditjen Perbendaharaan
48. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-235/PB/2016 tanggal
02 Januari 2016 hal Penatausahaan Penerimaan Dana Perhitungan Fihak
Ketiga
49. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-8727/PB/2016 tanggal
31 Oktober 2016 tentang Pemberitahuan Perubahan Layanan Helpdesk
Terkat SPAN dari Service Desk Pusintek ke HAI-DJPBN dan Tata Cara
Penyampaian Permasalahan SPAN Melalui HAI-DJPBN
50. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-3473/PB/2017 tanggal
06 April 2017 hal Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Kepatuhan Bank/
Pos Persepsi MPN-G2
51. Surat Direktur Pengelolaan Kas Negara Nomor S-124/PB.3/2014 tanggal
7 Januari 2014 hal Penatausahaan Penerimaan Negara Dalam Rangka
Piloting SPAN
52. Surat Direktur PKN Nomor S-1916/PB.3/2014 tanggal 21 Maret 2014 hal
Pemberitahuan tentang Pelaksanaan Implementasi Sistem MPN G2
53. Surat Direktur Pengelolaan Kas Negara Nomor S-8396/PB.3/2014 tanggal
4 Desember 2014 hal Prosedur Pendaftaran Rekening Treasury Notional
Pooling (TNP)
54. Surat Direktur PKN Nomor S-8448/PB.3/2014 tanggal 8 Desember
2014 hal Modul Administrasi Rekening Bank/Pos Persepsi, Rekening BO,
Rekening Retur dan Sub Rekening KUN pada Aplikasi Pbnopen
55. Surat Direktur PKN Nomor S-3668/PB.3/2015 tanggal 5 Mei 2015 hal
Pengembalian Kelebihan Setoran/ Potongan Penerimaan PFK
56. Surat Direktur PKN Nomor S-5117/PB.3/2015 tanggal 17 Juni 2015 hal
Koreksi data penerimaan Negara yang tervalidasi ke KPPN 999 pada SPAN

104 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


57. Surat Direktur PKN Nomor S-5245/PB.3/2015 tanggal 22 Juni 2015 hal
Updating Data Rekening dan Saldo Rekening KPPN pada Aplikasi PBN
Open
58. Surat Direktur SITP Nomor S-369/PB.8/2014 tentang Penyaluran Dana
SP2D melalui Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)
59. Surat Direktur TP nomor S-429/PB.8/2014 tangal 16 April 2014 hal
Petunjuk Penyelesaian pada SPAN terkait ADK Bank/Pos Persepsi yang
tidak mendapatkan NTPN dan NTPN yang sama dalam satu rekening
60. Surat Direktur TP Nomor S-495/PB.8/2014 tanggal 29 April 2014 hal
Petunjuk Teknis Koreksi Pengeluaran Pemindahbukuan Melalui SPAN
sesuai Perdirjen Perbendaharaan nomor PER-13/PB/2014
61. Surat Direktur TP nomor S-554/PB.8/2014 tanggal 7 Mei 2014 hal
Penatausahaan Penerimaan Negara dan Pengawasan Saldo Kas pada
KPPN SPAN
62. Surat Direktur TP Nomor S-7277/PB.8/2014 tanggal 31 Oktober 2014
hal Petunjuk Teknis Pencetakan Laporan Daftar Penerimaan untuk
Penerimaan yang disetor melalui Sistem MPN G2 pada aplikasi SPAN
63. Surat Direktur TP Nomor S-8728/PB.8/2014 tanggal 15 Desember 2014
hal Penerapan dan Petunjuk Teknis Penggunaan Program Bank Statement
Generator Bank Persepsi Pada Seksi Bank KPPN SPAN
64. Surat Direktur SITP Nomor S-808/PB.8/2015 tentang Penerbitan SP2D
Beban Rpkbunp Span Dan Penyediaan Dana Pada KPPN SPAN
65. Surat Direktur TP Nomor S-1162/PB.8/2015 tanggal 12 Februari 2015
hal Pelaksanaan Interface LHP, Monitoring Pelimpahan dan Koreksi atas
Data Penerimaan Negara pada SPAN
66. Surat Direktur TP Nomor S-3858/PB.8/2015 tanggal 11 Mei 2015 hal
Koreksi Data Transaksi Keuangan SPAN TA.2015
67. Surat Direktur TP Nomor S-4455/PB.8/2015 tanggal 29 Mei 2015 hal
Penyampaian hal-hal terkait Modul Penerimaan pada SPAN

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 105


68. Surat Direktur TP Nomor S-6388/PB.8/2015 tanggal 29 Juli 2015 hal
Petunjuk Penyelesaian Retur SP2D pada KPPN terkait Implementasi SPAN
69. Surat Direktur TP nomor S-6832/PB.8/2015 tanggal 13 Agustus 2015
hal Penambahan Menu Pada User Seksi Bank terkait Modul GR dan
Penyampaian Tambahan Pedoman Koreksi Penerimaan
70. Surat Direktur Informasi dan Teknologi Perbendaharaan Nomor
S-7991/PB.8/2016 tentang Persiapan Migrasi Layanan Service Desk pada
Layanan Pengguna Terintegrasi HAI – DJPb
71. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor SE-57/PB/2013
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Monitoring Dan Evaluasi Kepatuhan
Bank Persepsi Dalam Rangka Pelaksanaan Perjanjian Jasa Pelayanan
Perbankan Sebagai Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Pos Persepsi Dalam
Rangka Pelaksanaan Treasury Single Account (TSA) Penerimaan

106 Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi Bank


www.djpbn.kemenkeu.go.id
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Jakarta 2017

Anda mungkin juga menyukai