Anda di halaman 1dari 99

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

MODUL MATA DIKLAT

DIKLAT ORIENTASI KE-BPK-AN


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
© 2018
Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

KATA PENGANTARAN

Seiring dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5


Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), maka dalam
rangka membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
profesional, yaitu PNS yang mampu memenuhi standar
kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan
tugas jabatannya secara efektif dan efisien, Lembaga
Administrasi Negara (LAN) dan Badan Diklat Pemeriksaan
Keuangan Negara (Badiklat PKN) BPK RI melakukan inovasi
dalam penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) yang memungkinkan peserta untuk
menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS dengan
cara mengalami sendiri, melalui penerapan dan aktualisasi
pada tempat tugas/tempat magang. Dengan inovasi pelatihan tersebut, peserta dapat
merasakan manfaatnya secara langsung, sehingga nilai-nilai dasar profesi PNS tersebut
terpatri kuat dalam diri para CPNS.
Sejalan dengan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang
dikembangkan oleh LAN tersebut di atas, Badiklat PKN BPK juga telah mengembangkan
Diklat Orientasi Ke-BPK-an sebagai sarana untuk memberikan pemahaman awal tentang
sejarah, kedudukan, tugas fungsi dan kedudukan BPK, organisasi dan tata kerja BPK, Kode
Etik dan Displin Pegawai, Renstra BPK, termasuk pengelolaan SDM, pengelolaan
kediklatan, serta Komunikasi dan Aplikasi Perkantoran.
Besar harapan, proses penyelenggaraan diklat ini mampu menjadi soko guru
dalam pembentukan karakter, sikap dan perilaku PNS yang profesional, sehingga mampu
menjawab tantangan terhadap dukungan penciptaan tata kelola birokrasi yang
berorientasi pada peningkatan layanan publik. Sehingga Badiklat PKN BPK dapat
mewujudkan visinya menjadi Center of Excellence Diklat Pemeriksaan Keuangan Negara
yang didukung dengan metode Excellence Learning Center dalam mengembangkan
Capacity Building kepemimpinan di pemerintahan.
Semoga Allah Yang Maha Pemberi Ilmu, memberikan kelapangan hati, kecerdasan
berpikir dan kemudahan kepada kita semua dalam menerima ilmu dari berbagai sumber
selama penyelenggaraan diklat ini. Semoga Allah juga memberikan kekuatan kepada kita
semua untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya, karena
“sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”.

Jakarta, Februari 2018


Salam Sukses Pendidikan
Kepala Pusat Standarisasi dan Evaluasi
Pendidikan dan Pelatihan

Dwi Setiawan Susanto


NIP 196911261996031001

Badan Diklat PKN BPK RI 1


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 3
A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM......................................................................................... 3
B. KONSEP DASAR ................................................................................................................. 3
C. SISTEMATIKA PENYUSUNAN................................................................................................ 4
BAB II ORGANISASI ................................................................................................................. 5
A. MANDAT DAN WEWENANG BPK ......................................................................................... 5
B. BPK DALAM KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA.......................................................... 6
C. PETA PROSES BISNIS BPK .................................................................................................. 6
BAB III ORGANISASI BADAN .................................................................................................. 11
A. SUSUNAN, PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMILIHAN ANGGOTA BADAN ............................. 11
B. TUGAS DAN WEWENANG BADAN........................................................................................ 12
1. Tugas Badan ........................................................................................................................ 12
2. Wewenang Badan .............................................................................................................. 13
C. PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG................................................................................. 14
BAB IV ORGANISASI PELAKSANA BPK..................................................................................19
A. PELAKSANA BPK .............................................................................................................. 19
B. STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI PELAKSANA BPK ........................................... 20
1. Sekretariat Jenderal (Setjen) ........................................................................................... 21
2. Biro Sekretariat Pimpinan (Biro Setpim) ....................................................................... 22
3. Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Internasional ....................................... 24
4. Biro Sumber Daya Manusia (Biro SDM) ......................................................................... 26
5. Biro Keuangan ..................................................................................................................... 27
6. Biro Teknologi Informasi (Biro TI) ................................................................................... 29
7. Biro Umum ........................................................................................................................... 30
8. Badan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara (Badiklat
PKN) ...................................................................................................................................... 32
9. Inspektorat Utama (Itama) .............................................................................................. 36
10. Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, Pemeriksaan
Keuangan Negara (Ditama Revbang). ........................................................................... 40
11. Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum Pemeriksaan
Keuangan Negara (Ditama Binbangkum) ..................................................................... 43
12. Auditorat Utama Keuangan Negara (AKN) ................................................................... 46
13. BPK Perwakilan ................................................................................................................... 66
14. Staf Ahli ................................................................................................................................ 93
15. Kelompok Jabatan Fungsional ........................................................................................ 93
SIMPULAN ............................................................................................................................. 95
CATATAN PESERTA ............................................................................................................... 96

Badan Diklat PKN BPK RI 2


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

BAB I
PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan


Pemeriksa Keuangan (BPK), organisasi BPK terdiri atas:
1. Ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota, dan 7 (tujuh)
orang anggota.
2. Pelaksana BPK, yang terdiri atas Sekretariat Jenderal, unit pelaksana tugas
pemeriksaan, unit pelaksana tugas penunjang, perwakilan, pemeriksa, dan pejabat
lain yang ditetapkan oleh BPK sesuai dengan kebutuhan.
Materi modul ini sebagian besar disadur dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006
tentang Badan Pemeriksa Keuangan dan Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia Nomor 3/K/I-XIII.2/7/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana
Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Keputusan BPK Nomor 14/K/I-XIII.2/9/2017 tentang Perubahan Keempat atas Keputusan
BPK Nomor 3/K/I-XIII.2/7/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana BPK.

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Peserta diharapkan dapat menjelaskan pengertian Badan, yang meliputi susunan,
tugas, wewenang, dan bidang tugas, serta tata kerja organisasi dan tata kerja
Pelaksana BPK, tata hubungan antara Badan dan Pelaksana BPK, hubungan antara
Badan, dan hubungan antar satuan kerja.

B. Konsep Dasar
1. Organisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, organisasi adalah kesatuan (susunan
dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dan sebagainya) dalam
perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu atau kelompok kerja sama
antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.
2. Struktur Organisasi
Adalah sistem formal tentang hubungan tugas dan wewenang yang
mengendalikan bagaimana tiap individu bekerja sama dan mengelola sumber daya
yang ada untuk mewujudkan tujuan organisasi.
3. Badan Pemeriksa Keuangan
Badan Pemeriksa Keuangan, yang selanjutnya disingkat BPK, adalah lembaga
negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

Badan Diklat PKN BPK RI 3


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

4. Pelaksana BPK
Pelaksana BPK adalah unit organisasi di lingkungan BPK yang membantu Badan
dalam menjalankan tugas dan wewenangnya yang terdiri atas Sekretariat
Jenderal, unit pelaksana tugas pemeriksaan, unit pelaksana tugas penunjang,
perwakilan, Pemeriksa, dan pejabat lain yang ditetapkan oleh BPK sesuai dengan
kebutuhan.
5. Pemeriksa
Pemeriksa adalah orang yang melaksanakan tugas pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas nama BPK.

C. Sistematika Penyusunan
Secara garis besar, sistematika penyusunan modul dapat digambarkan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memberikan pengantar kepada peserta diklat tentang tujuan
pembelajaran dan materi diklat secara garis besar.
BAB II ORGANISASI
Bab ini memberikan penjelasan kepada peserta untuk memahami wewenang
BPK, proses bisnis dan struktur organisasi BPK.
BAB III ORGANISASI PELAKSANA BPK
Bab ini memberikan penjelasan kepada peserta untuk memahami struktur
Pelaksana BPK, serta tugas pokok dan fungsi unsur Pelaksana BPK.
BAB IV SIMPULAN
Bab ini memberikan kesimpulan dan harapan kepada peserta setelah selesai
mengikuti mata diklat organisasi BPK.

Badan Diklat PKN BPK RI 4


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

BAB II
ORGANISASI

Setelah mempelajari pelajaran ini, peserta diharapkan


mampu menjelaskan Wewenang BPK, Proses Bisnis dan
Struktur Organisasi BPK.

A. Mandat dan Wewenang BPK


Pasal 23 ayat (5) Undang-Undang Dasar 1945 menetapkan bahwa untuk memeriksa
tanggung jawab tentang Keuangan Negara diadakan suatu Badan Pemeriksa
Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-Undang. Hasil pemeriksaan
itu disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Sebagai salah satu lembaga negara yang dibentuk dan diatur di dalam Undang-Undang
Dasar 1945, BPK bersama dengan lembaga negara lain memiliki tugas untuk
mendorong pencapaian tujuan negara seperti yang tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar tersebut. Hal ini dilakukan BPK melalui pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara secara bebas dan mandiri.
Untuk menjalankan tugas tersebut, Pasal 23 E, F dan G Undang-Undang Dasar 1945
menetapkan mandat BPK tersebut. Selanjutnya, Undang-Undang di bidang keuangan
negara yaitu Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara mengatur mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara serta pemeriksaannya oleh BPK yang secara kelembagaannya diatur dalam
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK.
Berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar UUD Tahun 1945 tersebut telah
dikeluarkan Surat Penetapan Pemerintah Nomor 11/OEM tanggal 28 Desember 1946
tentang pembentukan BPK, pada tanggal 1 Januari 1947 yang berkedudukan
sementara dikota Magelang. Pada waktu itu BPK hanya mempunyai 9 orang pegawai
dan sebagai Ketua BPK pertama adalah R. Soerasno. Untuk memulai tugasnya, BPK
dengan suratnya tanggal 12 April 1947 Nomor 94-1 telah mengumumkan kepada semua
instansi di Wilayah Republik Indonesia mengenai tugas dan kewajibannya dalam
memeriksa tanggung jawab tentang Keuangan Negara, untuk sementara masih
menggunakan peraturan perundang-undangan yang dulu berlaku bagi pelaksanaan
tugas Algemene Rekenkamer (Badan Pemeriksa Keuangan Hindia Belanda), yaitu ICW
dan IAR.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 mengatur wewenang BPK diantaranya
wewenang pemeriksaan, wewenang terkait kerugian negara/daerah dan wewenang
lainnya.

Badan Diklat PKN BPK RI 5


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

B. BPK dalam Ketatanegaraan Republik Indonesia


Kedudukan BPK dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia jika dilihat dari
kewenangan yang diberikan langsung oleh Undang-Undang Dasar 1945 maka lembaga
negara ini tergolong sebagai Lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh
Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen). Dalam Undang-Undang Dasar 1945
(amandemen) ada delapan yang dapat disebut sebagai lembaga negara yaitu Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan
Daerah (DPD), Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung (MA), Mahkamah
Konstitusi (MK), Komisi Yudisial (KY), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

C. Peta Proses Bisnis BPK


Peta Proses Bisnis level 0 dapat dilihat pada gambar berikut:

Peta Poses Bisnis BPK Level 0 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Nama Proses Definisi Penanggung JAwab


merupakan proses bisnis AKN I, AKN II, AKN III,
Proses Utama (A)
yang menciptakan nilai AKN IV, AKN V, AKN VI,
organisasi BPK dan AKN VII, AKN VIII
merupakan kegiatan
utama organisasi BPK
proses pemeriksaan dan Ditama Binbangkum,
Proses Penunjang (B)
dapat menghasilkan Ditama Revbang
produk sampingan BPK
(by product) yang

Badan Diklat PKN BPK RI 6


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

Nama Proses Definisi Penanggung JAwab


ditujukan kepada pihak
eksternal BPK
meliputi proses Sekretariat Jenderal,
Proses Manajemen (C)
manajemen baik Ditama Revbang, Ditama
strategis maupun Binbangkum, Itama dan
operasional yang Badiklat PKN
outputnya mendukung
proses/unit kerja
keseluruhan organisasi
BPK

Proses bisnis BPK Level 0 menggambarkan input, proses, dan output yang terjadi di
BPK. Input yang telah dipetakan berasal dari Lembaga Perwakilan, Pemerintah,
Masyarakat, Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan KAP/lembaga profesional
lain. Proses yang ada di BPK terdiri atas 3 proses yaitu Proses Utama, Proses Penunjang,
dan Proses Manajemen. Output dikelompokkan sesuai dengan penerima output, yaitu
lembaga perwakilan, pemerintah, instansi penegak hukum, entitas yang diperiksa,
serta lembaga negara dan lembaga lainnya. Berikut penjelasan mengenai input, proses,
dan output peta proses level 0:
1. Input
Input dalam peta proses level 0 terdiri atas:
a. Permintaan, pendapat, dan saran dari lembaga perwakilan baik DPR, DPRD,
maupun DPD sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2004 tentang Pemeriksaan Pengelolan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara Pasal 7 ayat (1) dan (2).
b. Pengaduan/informasi masyarakat, informasi dari pemerintah, informasi dari
Bank Indonesia, sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undangan Nomor 15
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara Pasal 8.
c. Hasil pengawasan APIP dan jasa pemeriksa/tenaga ahli sebagaimana
disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Pasal 9.
d. Dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan
sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara Pasal 15 ayat 1.
e. Laporan kerugian negara/daerah sebagaimana dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 60 dan
61.
2. Proses
Proses yang ada di BPK terdiri atas 3 proses yaitu proses utama, proses penunjang,
dan proses manajemen.
a. Proses utama
BPK merupakan institusi yang berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 tahun
2004 tentang Pemeriksaan atas Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Badan Diklat PKN BPK RI 7


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

Negara memiliki tugas pokok untuk melakukan pemeriksaan terhadap


pengelolaan keuangan negara maupun daerah. Tugas lain, seperti pemberian
pendapat BPK, pertimbangan SPI atau SAP dituangkan sebagai wewenang
yang diamanatkan sebagai implikasi logis dari tugas pokok BPK dalam bidang
pemeriksaan.
Karakteristik proses utama, yaitu:
1) Melakukan tugas BPK.
2) Menjawab mengapa organisasi perlu ada/didirikan (fungsi eksistensi).
3) Merupakan penentu kepuasan stakeholders.
4) Merupakan core competency yang mampu menjadi competitive/existence
advantages bagi BPK.
Berdasarkan kriteria-kriteria di atas serta Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2006, proses utama (core process) dari proses bisnis BPK merupakan
representasi dari tugas utama BPK yang dicerminkan dalam tugas
pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara,
dimulai dari proses awal pemeriksaan sampai menghasilkan produk akhir.
Proses utama terdiri dari sub process perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan pemeriksaan. Adapun pemilik proses dari proses utama adalah
AKN.
b. Proses penunjang
Proses penunjang didefinisikan sebagai proses yang memberikan input untuk
proses pemeriksaan dan dapat menghasilkan produk sampingan BPK (by
product) yang ditujukan kepada pihak eksternal BPK. Adapun karakteristik
proses penunjang adalah:
1) Berpengaruh secara langsung terhadap proses bisnis utama (baik input,
proses, dan/atau output).
2) Memanfaatkan output dari proses utama.
Adapun sub-sub proses atau proses level 1 yang terdapat di dalam proses
penunjang beserta dengan pemilik prosesnya sebagai berikut:
1) Proses penunjang pemeriksaan dengan pemilik proses: Direktorat
Litbang, Direktorat EPP, Direktorat PSMK (khusus penyusunan strategi
pemeriksaan dan RKP), dan Direktorat KHK.
2) Proses pengelolaan kerugian negara/daerah dengan pemilik proses
Direktorat KHK.
c. Proses manajemen
Proses manajemen merupakan proses manajemen baik strategis (yang
merumuskan strategi serta kebijakan jangka panjang BPK untuk mencapai
tujuannya) maupun operasional yang outputnya mendukung proses/unit
kerja untuk keseluruhan organisasi.
Karakteristik proses manajemen,yaitu:
1) Berpengaruh secara tidak langsung terhadap proses bisnis utama.
2) Keberadaannya sebagai pelengkap organisasi.

Berdasarkan karakteristik diatas, maka proses manajemen pada BPK terdiri dari 14
proses level 1, yaitu:
a. Proses manajemen strategis (Direktorat PSMK).
b. Proses manajemen dokumen (Biro Umum).

Badan Diklat PKN BPK RI 8


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

c. Proses layanan kerumahtanggaan (Biro Umum).


d. Proses manajemen aset (Biro Umum).
e. Proses manajemen SDM (Biro SDM).
f. Proses manajemen teknologi informasi (Biro TI).
g. Proses manajemen keuangan (Biro Keuangan).
h. Proses pengawasan internal (Itama).
i. Proses pengembangan produk dan layanan hukum (Direktorat LABH).
j. Proses pengembangan kelembagaan (Litbang Kelembagaan).
k. Proses manajemen komunikasi (Biro Humas).
l. Proses manajemen pendidikan dan pelatihan (Badiklat PKN).
m. Proses pemerolehan keyakinan mutu (Itama).
n. Proses layanan pimpinan (Biro Setpim dan Subbag Sekretariat Eselon I pada
Ditama Binbangkum, Ditama Revbang, dan Setjen).

3. Output
Output yang harus dihasilkan oleh BPK berdasarkan peraturan perundangan
beserta penerimanya, yaitu:
a. Laporan Hasil Pemeriksaan disampaikan kepada auditee dan lembaga
perwakilan sesuai Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Pasal 7 ayat
4.
b. Hasil Pemeriksaan indikasi Tindak Pidana Korupsi (TPK) disampaikan kepada
instansi penegak hukum sesuai Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
Pasal 8 ayat 3.
c. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) disampaikan kepada lembaga
perwakilan dan Presiden sesuai Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
Pasal 18.
d. Pendapat BPK disampaikan kepada DPR, DPD, DPRD, Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah, Lembaga Negara Lain, Bank Indonesia, Badan
Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah,
Yayasan, dan lembaga atau badan lain sebagaimana disebutkan dalam
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK Pasal 11 huruf a.
e. Pertimbangan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berdasarkan Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK Pasal 9 ayat (1) huruf i.
f. Pertimbangan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) berdasarkan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK Pasal 9 ayat 1 huruf j.
g. Penilaian dan Penetapan Kerugian Negara/Daerah sesuai Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK Pasal 10 ayat 1.
h. Pertimbangann Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah sesuai Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK Pasal 11 huruf b.
i. Pemantauan Kerugian Negara/Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2006 tentang BPK Pasal 10 ayat 3 dan 4.

Badan Diklat PKN BPK RI 9


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

j. Keterangan Ahli sesuai Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK


Pasal 11 huruf c.
k. Pertimbangan/rekomendasi Penghapusan Piutang Negara/Daerah
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 8.
l. Persetujuan Jadwal Retensi Arsip (JRA) Keuangan sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip Pasal 5 ayat 2.
m. Persetujuan penghapusan arsip keuangan sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip Pasal 8 ayat 1.

Badan Diklat PKN BPK RI 10


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

BAB III
ORGANISASI BADAN

Setelah mempelajari pelajaran ini, anda diharapkan


mampu menjelaskan pengertian Susunan Badan,
Tugas dan Wewenang Badan, serta Pembidangan
Tugas Pembinaan

A. Susunan, Persyaratan dan Tata Cara Pemilihan Anggota Badan


Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
menyebutkan bahwa BPK mempunyai 9 (sembilan) orang anggota. Susunan BPK
terdiri atas seorang Ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap
anggota, dan 7 (tujuh) orang anggota.
Untuk dapat dipilih sebagai Anggota BPK, calon harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Warga negara Indonesia;
2. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
3. Berdomisili di Indonesia;
4. Memiliki integritas moral dan kejujuran;
5. Setia terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
6. Berpendidikan paling rendah S1 atau yang setara;
7. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan hukuman 5 (lima) tahun atau lebih;
8. Sehat jasmani dan rohani;
9. Paling rendah berusia 35 (tiga puluh lima) tahun;
10. Paling singkat telah 2 (dua) tahun meninggalkan jabatan sebagai pejabat di
lingkungan pengelola keuangan negara; dan
11. Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Pertimbangan Daerah DPD dan diresmikan dalam suatu Keputusan Presiden. Anggota
BPK memegang jabatan selama 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali
untuk 1 (satu) kali masa jabatan. BPK memberitahukan kepada DPR dengan tembusan
kepada Presiden tentang akan berakhirnya masa jabatan anggota BPK paling lambat
6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan anggota tersebut.

Badan Diklat PKN BPK RI 11


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BPK dilaksanakan sesuai dengan Pasal 15 ayat (2) UU
No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan dan Peraturan BPK Nomor 1
Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tata
Cara Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BPK.
Berdasarkan Undang-Undang di atas, tata cara pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BPK
diatur sebagai berikut : Ketua dan Wakil Ketua BPK dipilih dari dan oleh Anggota BPK
dalam Sidang Badan, dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak
tanggal diresmikannya keanggotaan BPK oleh Presiden. Sidang Badan dipimpin oleh
Anggota BPK tertua. Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua selanjutnya dilakukan secara
musyawarah untuk mencapai mufakat, dan apabila mufakat tidak dicapai, pemilihan
dilakukan dengan cara pemungutan suara. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pemilihan Ketua dan Wakil Ketua serta pembagian tugas dan wewenang Ketua, Wakil
Ketua, dan Anggota BPK diatur dengan Peraturan BPK.

B. Tugas dan Wewenang Badan


1. Tugas Badan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa


Keuangan, BPK bertugas melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara. Sehubungan dengan itu, kepada BPK diberi kewenangan
untuk melakukan 3 (tiga) jenis pemeriksaan, yakni:
a. Pemeriksaan Keuangan, adalah pemeriksaan atas laporan keuangan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemeriksaan keuangan ini dilakukan
oleh BPK dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang tingkat
kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah.
b. Pemeriksaan kinerja, adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi,
serta pemeriksaan atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi
kepentingan manajemen oleh aparat pengawasan intern pemerintah. Pasal 23E
Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan BPK untuk melaksanakan pemeriksaan kinerja pengelolaan
keuangan negara. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengidentifikasikan
hal–hal yang perlu menjadi perhatian lembaga perwakilan. Adapun untuk
pemerintah, pemeriksaan kinerja dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai
dengan keuangan negara/daerah diselenggarakan secara ekonomis dan efisien
serta memenuhi sasarannya secara efektif.
c. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu, adalah pemeriksaan yang dilakukan
dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja.
Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan atas hal–
hal lain yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan investigatif.

Badan Diklat PKN BPK RI 12


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab


keuangan Negara, BPK berkewajiban:
a. Menyusun dan mematuhi standar pemeriksaan keuangan negara.
b. Menyusun dan mematuhi kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara.
c. Menyerahkan hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara kepada DPR, DPD, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
sesuai dengan kewenangannya.
d. Menyerahkan hasil pemeriksaan secara tertulis kepada Presiden, Gubernur,
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya, untuk ditindaklanjuti.
e. Melaporkan hasil pemeriksaan yang mengungkapkan adanya unsur pidana
kepada instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan paling lama 1 (satu) bulan sejak diketahui adanya unsur
pidana tersebut.
f. Memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebagaimana
dimaksud pada huruf b dan hasilnya diberitahukan secara tertulis kepada DPR,
DPD, dan DPRD, serta Pemerintah.
Selain kewajiban tersebut, BPK juga memiliki kewajiban yang berkaitan dengan
tugas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara, yaitu:
a. Mengevaluasi dan mempublikasikan hasil pemeriksaan yang pelaksanaan
pemeriksaannya dilakukan oleh Akuntan Publik berdasarkan ketentuan
undang-undang. Laporan hasil pemeriksaan yang disusun oleh Akuntan Publik
dan hasil evaluasi BPK terhadap laporan dimaksud, selanjutnya disampaikan
kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya.
b. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pembayaran ganti kerugian
Negara dan hasilnya diberitahukan secara tertulis kepada DPR, DPD, dan DPRD
sesuai dengan kewenangannya.
2. Wewenang Badan

Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab


keuangan Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 17 tahun 2003, BPK berwenang:
a. Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun
dan menyajikan laporan pemeriksaan;
b. Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap
orang, unit organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara
lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum,
Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola
keuangan negara;

Badan Diklat PKN BPK RI 13


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

c. Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik


negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan
negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat,
bukti-bukti, rekening koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara;
d. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara yang wajib disampaikan kepada BPK;
e. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi dengan
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan dalam
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara;
f. Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan Negara;
g. Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang bekerja
untuk dan atas nama Badan Pemeriksa Keuangan;
h. Membina jabatan fungsional Pemeriksa;
i. Memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi Pemerintahan;
j. Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah.
Selain wewenang tersebut, BPK juga memiliki wewenang yang berkaitan dengan
tugas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, yaitu:
a. Menilai dan/atau menetapkan jumlah kerugian negara yang diakibatkan oleh
perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai yang dilakukan oleh
bendahara, pengelola BUMN/BUMD, dan lembaga atau badan lain yang
menyelenggarakan pengelolaan keuangan negara;
b. Memberikan pertimbangan atas penyelesaian kerugian negara/daerah yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah dan/atau keterangan
ahli dalam proses peradilan mengenai kerugian negara/daerah;
c. Memberikan pendapat kepada DPR, DPD, DPRD, Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah, Lembaga Negara Lain, Bank Indonesia, Badan
Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah,
Yayasan, dan lembaga atau badan lain, yang diperlukan karena sifat
pekerjaannya.

C. Pembagian Tugas dan Wewenang


Pembagian Tugas dan Wewenang Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota BPK berdasarkan
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2015 yang telah diubah dengan
Peraturan BPK Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pembagian Tugas dan Wewenang Ketua,
Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 14


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

1. Ketua merangkap Anggota, bertugas melaksanakan pemeriksaan pengelolaan


dan tanggung jawab keuangan negara secara umum bersama dengan Wakil
Ketua, melaksanakan tugas dan wewenang yang berkaitan dengan kelembagaan
BPK, melaksanakan hubungan kelembagaan dalam negeri dan luar negeri,
memberikan pengarahan pemeriksaan investigatif, dan melaksanakan pembinaan
tugas Sekretariat Jenderal, Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, dan
Pengembangan Pemeriksaan Keuangan Negara, Direktorat Utama Pembinaan
dan Pengembangan Hukum Pemeriksaan Keuangan Negara, Inspektorat Utama,
dan Badan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara bersama
dengan Wakil Ketua;
2. Wakil Ketua merangkap Anggota, bertugas melaksanakan pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara secara umum bersama
dengan Ketua, melaksanakan proses Majelis Tuntutan Perbendaharaan,
memberikan pengarahan pemeriksaan investigatif, melaksanakan pembinaan
tugas Sekretariat Jenderal, Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, dan
Pengembangan Pemeriksaan Keuangan Negara, Direktorat Utama Pembinaan
dan Pengembangan Hukum Pemeriksaan Keuangan Negara, Inspektorat Utama,
dan Badan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara bersama
dengan Ketua;
3. Anggota I, bertugas :
a. melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara pada : Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan,
Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,
Kementerian Pertahanan, Kementerian Perhubungan, Kejaksaan Republik
Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Badan Intelijen Negara,
Badan Narkotika Nasional, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika,
Lembaga Ketahanan Nasional, Dewan Ketahanan Nasional, Badan Siber dan
Sandi Negara, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Komisi Pemberantasan
Korupsi, Komisi Pemilihan Umum (termasuk Komisi Pemilihan Umum Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme, Badan Pengawas Pemilihan Umum, dan
Badan Keamanan Laut, serta lembaga yang dibentuk dan terkait di lingkungan
entitas tersebut di atas; dan
b. memberikan pengarahan pemeriksaan investigatif.
4. Anggota II, bertugas:
a. Melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara pada: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian
Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS, Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Badan Koordinasi Penanaman Modal,
Badan Pusat Statistik;Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, PT Perusahaan Pengelola Aset
(termasuk pengelolaan aset-aset eks BPPN oleh Kementerian Keuangan),

Badan Diklat PKN BPK RI 15


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

Lembaga Penjamin Simpanan, Badan Standardisasi Nasional, Lembaga


Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan Komisi Pengawas
Persaingan Usaha, serta lembaga yang dibentuk dan terkait di lingkungan
entitas tersebut di atas;
b. Memberikan pengarahan pemeriksaan investigatif.

5. Anggota III, bertugas :


a. melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara pada: Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Badan Pemeriksa Keuangan,
Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Sekretariat Negara,
Sekretariat Kabinet, Kementerian Sosial, Kementerian Pariwisata,
Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Badan Pengawas Tenaga
Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Badan
Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Pertimbangan Tabungan
Perumahan Pegawai Negeri Sipil, Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional, Badan Kepegawaian Negara, Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan, Lembaga Administrasi Negara, Arsip Nasional
Republik Indonesia, Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno Jakarta,
Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran, Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, Lembaga Penyiaran Publik Radio
Republik Indonesia, Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia,
Taman Mini Indonesia Indah, Badan Informasi Geospasial, Ombudsman
Republik Indonesia, Badan Pertanahan Nasional, Badan Ekonomi Kreatif,
serta lembaga yang dibentuk dan terkait di lingkungan entitas tersebut di
atas; dan
b. memberikan pengarahan pemeriksaan investigatif.

6. Anggota IV, bertugas :


a. melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara pada: Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian
Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Pengatur Hilir Minyak
dan Gas Bumi, dan Badan Restorasi Gambut, serta lembaga yang dibentuk
dan terkait di lingkungan entitas tersebut di atas; dan

Badan Diklat PKN BPK RI 16


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

b. memberikan pengarahan pemeriksaan investigative.

7. Anggota V, bertugas :
a. melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara pada: Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, Badan
Pengusahaan Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Sabang, Badan
Pengusahaan Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Batam, Badan
Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura dan Badan Nasional Pengelola
Perbatasan, serta lembaga yang dibentuk dan terkait di lingkungan entitas
tersebut di atas;
b. melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
daerah pada Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Badan Usaha Milik
Daerah di Wilayah I, yang terdiri atas: Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Utara,
Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi
Jambi, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu, Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung, Provinsi Lampung, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat,
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Timur, serta lembaga yang
dibentuk dan terkait di lingkungan entitas tersebut di atas; dan
c. memberikan pengarahan pemeriksaan investigatif.

8. Anggota VI, bertugas:


a. melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara pada: Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan, dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, serta lembaga yang
dibentuk dan terkait di lingkungan entitas tersebut di atas;
b. melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
daerah pada Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Badan Usaha Milik
Daerah di Wilayah II, yang terdiri atas: Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara
Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi
Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Kalimantan Timur,
Provinsi Kalimantan Utara, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Sulawesi Selatan,
Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Gorontalo,
Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Maluku, Provinsi Maluku Utara, Provinsi
Papua, dan Provinsi Papua Barat, serta lembaga yang dibentuk dan terkait di
lingkungan entitas tersebut di atas; dan
c. memberikan pengarahan pemeriksaan investigatif.

9. Anggota VII, bertugas :


a. melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara pada: Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Badan
Usaha Milik Negara dan anak perusahaan dan, Badan Pembina Proyek Asahan

Badan Diklat PKN BPK RI 17


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

dan Otorita Pengembangan Proyek Asahan, serta lembaga yang dibentuk dan
terkait di lingkungan entitas tersebut di atas; dan
b. memberikan pengarahan pemeriksaan investigatif.

Dalam pelaksanaan pemeriksaan investigatif, ditetapkan salah satu Anggota Badan


Pemeriksa Keuangan sebagai Koordinator Pemeriksaan Investigatif berdasarkan Hasil
Sidang Badan Pemeriksa Keuangan Koordinator Pemeriksaan Investigatif ditetapkan
dengan Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan.

Badan Diklat PKN BPK RI 18


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

BAB IV
ORGANISASI PELAKSANA BPK

Setelah mempelajari pelajaran ini, anda diharapkan


mampu menjelaskan struktur Pelaksana BPK, serta
tugas dan fungsi unsur Pelaksana BPK

A. Pelaksana BPK
Pasal 34 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK mengatur bahwa BPK
dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dibantu oleh Pelaksana BPK, yang terdiri
atas:
1. Sekretariat Jenderal;
2. Unit pelaksana tugas pemeriksaan;
3. Unit pelaksana tugas penunjang;
4. Perwakilan;
5. Pemeriksa;
6. dan pejabat lain yang ditetapkan oleh BPK sesuai dengan kebutuhan.
Kemudian berdasarkan Undang-Undang tersebut, Organisasi dan Tata Kerja
Pelaksana BPK ditetapkan dalam Keputusan BPK Nomor 3/K/I-XIII.2/7/2014
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan BPK Nomor
14/K/I-XIII.2/9/2017 tentang Perubahan Keempat atas Keputusan BPK Nomor 3/K/I-
XIII.2/7/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana BPK , Pelaksana BPK terdiri
atas:
1. Sekretariat Jenderal;
2. Badan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara; (urutan sesuai
SOTK ya)
3. Inspektorat Utama;
4. Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, dan Pengembangan Pemeriksaan
Keuangan Negara;
5. Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum Pemeriksaan
Keuangan Negara;
6. Auditorat Utama Keuangan Negara I;
7. Auditorat Utama Keuangan Negara II;
8. Auditorat Utama Keuangan Negara III;
9. Auditorat Utama Keuangan Negara IV;
10. Auditorat Utama Keuangan Negara V;
11. Auditorat Utama Keuangan Negara VI;

Badan Diklat PKN BPK RI 19


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

12. Auditorat Utama Keuangan Negara VII;


13. Auditorat Utama Investigasi;
14. BPK Perwakilan;
15. Staf Ahli;
16. Kelompok Jabatan Fungsional Pemeriksa;
17. Kelompok Jabatan Fungsional Lainnya.

B. Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Pelaksana BPK


Adapun struktur organisasi,tugas dan fungsi pelaksana BPK adalah sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 20


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

1. Sekretariat Jenderal (Setjen)

Tugas:
Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan dukungan administrasi serta sumber
daya untuk kelancaran tugas dan fungsi BPK serta Pelaksana BPK.

Fungsi:
a. Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Setjen dengan mengidentifikasi
Indikator Kinerja Utama (IKU) berdasarkan Rencana Implementasi Renstra
(RIR) BPK;
b. Perumusan rencana kegiatan Setjen berdasarkan rencana aksi serta tugas dan
fungsi Setjen;
c. Perumusan kebijakan di bidang kesekretariatan dan keprotokolan, hubungan
masyarakat dan kerja sama internasional, sumber daya manusia, keuangan,
teknologi informasi, sarana dan prasarana, serta administrasi umum;
d. Pembinaan di bidang kesekretariatan dan keprotokolan, hubungan
masyarakat dan kerja sama internasional, sumber daya manusia, keuangan,
teknologi informasi, sarana dan prasarana, serta administrasi umum;
e. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal;
f. Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada BPK.

Struktur organisasi Setjen sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 21


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

2. Biro Sekretariat Pimpinan (Biro Setpim)

Tugas:
Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan pimpinan, memberikan layanan
persidangan dan keprotokolan, dan menyediakan informasi yang dibutuhkan
Ketua, Wakil Ketua dan Anggota BPK, serta menyampaikan informasi mengenai
kebijakan BPK sesuai keputusan Sidang BPK dan/atau Rapat BPK kepada semua
unsur Pelaksana BPK.

Fungsi:
a. Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Biro Setpim dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK;
b. Perumusan rencana kegiatan Biro Setpim berdasarkan rencana aksi, serta
tugas dan fungsi Biro Setpim;
c. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kesekretariatan pimpinan,
persidangan dan keprotokolan BPK;
d. Pelaksanaan kebijakan di bidang kesekretariatan pimpinan, persidangan dan
keprotokolan BPK;
e. Perumusan informasi yang dibutuhkan Ketua, Wakil Ketua dan Anggota BPK;
f. Perumusan konsep pidato BPK;
g. Perumusan dan penyampaian informasi mengenai kebijakan BPK sesuai
keputusan Sidang BPK dan/atau Rapat BPK kepada semua unsur Pelaksana
BPK;
h. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Setpim;
i. Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada Sekretaris Jenderal.

Badan Diklat PKN BPK RI 22


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

Struktur organisasi Biro Setpim sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 23


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

3. Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Internasional

Tugas:
Melaksanakan kegiatan kehumasan, serta hubungan dan kerjasama internasional.

Fungsi:
a. Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Biro Humas dan kerjasama
internasional dengan mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK;
b. Perumusan rencana kegiatan Biro Humas dan kerjasama internasional
berdasarkan rencana aksi serta tugas dan fungsi Biro Humas dan kerjasama
internasional;
c. Penyiapan perumusan kebijakan dibidang kehumasan dan kerjasama
internasional;
d. Pelaksanaan kebijakan di bidang kehumasan dan kerjasama internasional;
e. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Humas dan Kerja Sama
Internasional dan;
f. Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada Sekretaris Jenderal.

Museum BPK adalah unit pelaksana teknis di lingkungan BPK yang dipimpin oleh
seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Biro
Humas dan Kerja Sama Internasional. Berlokasi di Magelang Provinsi Jawa
Tengah.

Tugas:
Melaksanakan pengelolaan dan penatausahaan Museum BPK.

Fungsi:
a. Perencanaan program dan kegiatan museum BPK RI.
b. Pengkajian, edukasi, dan konservasi benda bernilai sejarah pemeriksaan
keuangan negara.
c. Pengelolaan perpustakaan museum BPK.
d. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Museum BPK.
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.

Badan Diklat PKN BPK RI 24


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

Struktur organisasi Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Internasional


sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 25


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

4. Biro Sumber Daya Manusia (Biro SDM)

Tugas:
Melaksanakan manajemen sumber daya manusia di lingkungan pelaksana BPK.
Fungsi:
a. Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Biro SDM dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK;
b. Perumusan rencana kegiatan Biro SDM berdasarkan rencana aksi, serta tugas
dan fungsi Biro SDM;
c. Penyiapan perumusan kebijakan perencanaan, pengelolaan, dan
pengembangan SDM termasuk pembinaan Jabatan Fungsional Pemeriksa;
d. Pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan dan mutasi, pengembangan
kompetensi dan penilaian kinerja, pengembangan jabatan fungsional serta
kesejahteraan SDM;
e. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro SDM; dan
f. Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada Sekretaris Jenderal;
Struktur organisasi Biro Sumber Daya Manusia sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 26


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

5. Biro Keuangan

Tugas:
Melakukan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara di
lingkungan BPK berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Fungsi:
a. Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Biro Keuangan dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK;
b. Perumusan rencana kegiatan Biro Keuangan berdasarkan rencana aksi, serta
tugas dan fungsi Biro Keuangan:
c. Perumusan kebijakan di bidang penganggaran berdasarkan Rencana Kegiatan
Pelaksana BPK;
d. Perumusan kebijakan di bidang perbendaharaan, penatausahaan, dan
pertanggungjawaban keuangan;
e. Perumusan bahan pertimbangan pengangkatan dan pemberhentian Pejabat
Pengelola Keuangan dan Bendahara;
f. Pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaran;
g. Pelaksanaan kebijakan anggaran, perbendaharaan, penatausahaan, dan
pertanggungjawaban keuangan;
h. Penyusunan laporan keuangan BPK;
i. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Keuangan; dan
j. Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada Sekretaris Jenderal.

Badan Diklat PKN BPK RI 27


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

Struktur organisasi Biro Keuangan sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 28


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

6. Biro Teknologi Informasi (Biro TI)

Tugas:
Melaksanakan perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, dan monitoring sistem
dan teknologi informasi di lingkungan BPK.

Fungsi:
a. Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Biro TI dengan mengidentifikasi
IKU berdasarkan RIR BPK;
b. Perumusan rencana kegiatan Biro TI berdasarkan rencana aksi, serta tugas
dan fungsi Biro TI;
c. Perumusan rencana dan kebijakan di bidang sistem dan teknologi informasi;
d. Pelaksanaan kebijakan sistem dan teknologi informasi di bidang perancangan,
pengembangan, operasional serta dukungan sistem dan teknologi informasi;
e. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro TI;
f. Pelaporan hasil kegiatannya secara berkala kepada Sekretaris Jenderal.

Struktur organisasi Biro Teknologi Informasi sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 29


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

7. Biro Umum

Tugas:
Melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana, serta melaksanakan pelayanan
umum di lingkungan BPK-RI.

Fungsi:
a. Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Biro Umum dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK;
b. Perumusan rencana kegiatan Biro Umum berdasarkan rencana aksi, serta tugas
dan fungsi Biro Umum;
c. Penyiapan perumusan kebijakan sarana dan prasarana serta pelayanan umum
di bidang pengelolaan aset dan layanan pengadaan, pemeliharaan,
pengelolaan dokumen, serta kerumahtanggaan;
d. Pelaksanaan kebijakan prasarana dan sarana serta pelayanan umum di bidang
pengelolaan aset dan layanan pengadaan, pemeliharaan, pengelolaan
dokumen, serta kerumahtanggaan;
e. Dukungan pelaksanaan layanan pengadaan;
f. Penyusunan bahan laporan keuangan BPK terkait pengelolaan barang milik
negara (BMN);
g. Penyiapan konsep persetujuan penghapusan dan retensi arsip keuangan
negara di lingkungan instansi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan
instansi/lembaga lainnya;
h. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum; dan
i. Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada Sekretaris Jenderal.

Badan Diklat PKN BPK RI 30


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

Struktur organisasi Biro Umum sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 31


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

8. Badan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara (Badiklat PKN)

Tugas:
untuk merancang, merencanakan, menyelenggarakan, dan mengevaluasi
kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) dan pembimbingan bagi pelaksana BPK
dan diklat bagi pihak di luar BPK, menyelenggarakan sertifikasi pemeriksa
keuangan negara bagi pelaksana BPK dan pihak di luar BPK, serta akreditasi unit
penyelenggara diklat di bidang pemeriksaan keuangan negara.

Fungsi:
a. perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Badiklat PKN dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK;
b. perumusan rencana kegiatan Badiklat PKN berdasarkan rencana aksi serta
tugas dan fungsi Badiklat PKN;
c. perumusan kebijakan standarisasi, perencanaan, penyelenggaraan, dan
pengevaluasian diklat dan pembimbingan di bidang pemeriksaan keuangan
negara;
d. pelaksanaan kegiatan diklat dan pembimbingan pada Badiklat PKN;
e. pelaksanaan sertifikasi pemeriksa keuangan negara bagi pelaksana BPK dan
pihak di luar BPK;
f. pelaksanaan akreditasi unit penyelenggara diklat di bidang pemeriksaan
keuangan negara;
g. pelaksanaan kerja sama diklat yang terkait dengan tugas dan fungsi BPK;
h. pengelolaan data dan informasi diklat dan pembimbingan;
i. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badiklat PKN; dan
j. pelaporan hasil kegiatan Badiklat PKN kepada BPK.

Badiklat PKN terdiri dari:


a. Pusat Standarisasi dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan
Keuangan Negara;
b. Pusat Perencanaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Pemeriksaan Keuangan Negara;
c. Sekretariat Badiklat PKN;
d. Balai Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara di lingkungan
Badiklat PKN;
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pusat Standarisasi dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan


Negara
Tugas:
Merancang standarisasi dan mengevaluasi pelaksanaan diklat, pembimbingan,
sertifikasi, akreditasi dan kerja sama diklat yang terkait dengan tugas dan fungsi
BPK berdasarkan kebijakan pengembangan SDM dan kelembagaan BPK.

Badan Diklat PKN BPK RI 32


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

Fungsi:
a. Perumusan rencana aksi dan rencana kegiatan Pusat Standarisasi dan
Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara
berdasarkan Renstra, RIR, IKU serta tugas dan fungsi Pusat Standarisasi dan
Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara.
b. Perancangan standarisasi diklat pemeriksaan dan kelembagaan,
pembimbingan, sertifikasi pemeriksa keuangan negara bagi pelaksana BPK
dan pihak di luar BPK, serta akreditasi unit penyelenggara diklat di bidang
pemeriksaan keuangan negara.
c. Pengendalian kegiatan analisis kebutuhan diklat pemeriksaan, diklat
kelembagaan, serta pembimbingan.
d. Pelaksanaan sertifikasi pemeriksa keuangan negara bagi pelaksana BPK dan
pihak di luar BPK.
e. Pelaksanaan akreditasi unit penyelenggara diklat di bidang pemeriksaan
keuangan negara.
f. Pelaksanaan evaluasi atas perancangan standarisasi dan penyelenggaraan
diklat pemeriksaan, diklat kelembagaan, pembimbingan, kerja sama diklat.
Sertifikasi pemeriksa keuangan negara bagi pelaksana BPK dan pihak di luar
BPK, dan akreditasi unit penyelenggara diklat di bidang pemeriksaan
keuangan negara, dan
g. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Standarisasi dan Evaluasi
Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara.

Pusat Perencanaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan


Keuangan Negara

Tugas:
menyusun perencanaan dan program diklat dan pembimbingan, merencanakan
dan melaksanakan kerja sama diklat, menyelenggarakan kegiatan diklat dan
pembimbingan, mengelola dan menyiapkan fasilitas pembelajaran,
widyaiswara/fasilitator, dan sumber daya pembelajaran lainnya, serta mengelola
data dan informasi diklat dan pembimbingan.

Fungsi:
a. perumusan rencana aksi dan rencana kegiatan Pusat Perencanaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara
berdasarkan Renstra, RIR, IKU, serta tugas dan fungsi Pusat Perencanaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara;
b. penyusunan perencanaan dan program diklat pemeriksaan, diklat
kelembagaan, serta pembimbingan;
c. perencanaan dan pelaksanaan kerja sama diklat yang terkait dengan tugas
dan fungsi BPK;

Badan Diklat PKN BPK RI 33


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

d. penyelenggaraan kegiatan diklat pemeriksaan, diklat kelembagaan, serta


pembimbingan;
e. pengelolaan data dan informasi diklat dan pembimbingan;
f. pengelolaan fasilitas pembelajaran, widyaiswara/fasilitator, dan sumber daya
pembelajaran lainnya; dan
g. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Perencanaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara.

Sekretariat Badiklat PKN


Tugas:
menyelenggarakan dan mengoordinasikan dukungan administrasi, hubungan
masyarakat, perpustakaan, dan sumber daya untuk kelancaran tugas dan fungsi
Badiklat PKN.
Fungsi:
a. pelaksanaan kegiatan kesekretariatan Badiklat PKN;
b. pengurusan SDM, keuangan, serta prasarana dan sarana di lingkungan
Badiklat PKN;
c. pemberian layanan di bidang hubungan masyarakat, perpustakaan, teknologi
informasi, dan administrasi umum di lingkungan Badiklat PKN;
d. penyusunan Laporan Keuangan Badiklat PKN dan penyiapan bahan
penyusunan Laporan Keuangan BPK;
e. pemutakhiran data pada aplikasi SIMAK dalam rangka pengukuran IKU unit
kerja pada lingkup Badiklat PKN; dan
f. penyiapan bahan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badiklat PKN.

Balai Diklat PKN di Lingkungan Badiklat PKN


Tugas:
menyelenggarakan kegiatan diklat sesuai dengan rencana dan program yang telah
disusun dan ditetapkan oleh Badiklat PKN.
Fungsi:
a. penyelenggaraan dan pengevaluasian kegiatan diklat;
b. pengelolaan dan penyiapan fasilitas pembelajaran, widyaiswara/fasilitator,
dan sumber daya pembelajaran lainnya yang diperlukan dalam
penyelenggaraan diklat;
c. penyiapan dokumen administrasi dan logistik penyelenggaraan diklat;
d. pengelolaan keuangan, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga,
prasarana dan sarana serta sistem informasi;
e. pelaksanaan kegiatan kesekretariatan; dan

Badan Diklat PKN BPK RI 34


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

f. penyiapan bahan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badiklat PKN.

Nama dan lokasi BDPKN:


a. BDPKN Medan di Medan
b. BDPKN Yogyakarta di Yogyakarta
c. BDPKN Gowa di Gowa.

Struktur organisasi Badiklat PKN sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 35


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

9. Inspektorat Utama (Itama)

Tugas:
Melakukan Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi seluruh unsur
Pelaksana BPK.

Fungsi:
a. Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Itama dengan mengidentifikasi
IKU berdasarkan RIR BPK;
b. Perumusan rencana kegiatan Itama berdasarkan rencana aksi, serta tugas
dan fungsi Itama;
c. Perumusan kebijakan reviu atas sistem pengendalian mutu pemeriksaan dan
kelembagaan;
d. Perumusan kebijakan reviu atas konsep Laporan Keuangan BPK dan Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) BPK;
e. Perumusan kebijakan penegakan integritas dan nilai etika di lingkungan BPK
termasuk terkait tugas Majelis Kehormatan Kode Etik BPK;
f. Penyusunan Laporan Tahunan Reviu Sistem Pengendalian Mutu (SPM) BPK;
g. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Itama; dan
h. Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada BPK.

Itama dipimpin oleh seorang Inspektur Utama yang membawahi 3 (tiga) Inspektur
terdiri atas :
a. Inspektorat Pemerolehan Keyakinan Mutu Pemeriksaan (Inspektorat PKMP);
b. Inspektorat Pemeriksaan Internal dan Mutu Kelembagaan (Inspektorat PIMK);
dan
c. Inspektorat Penegakan Integritas (Inspektorat PI).
Inspektorat Pemerolehan Keyakinan Mutu Pemeriksaan

Tugas:
Mempunyai tugas pemerolehan keyakinan mutu atas kinerja pemeriksaan di
lingkungan BPK.
Fungsi:
a. Perumusan rencana aksi dan rencana kerja Inspektorat PKMP sesuai dengan
Renstra dan IKU Itama terkait unsur kegiatan pemeriksaan;
b. Pelaksanaan pemerolehan keyakinan atas mutu kinerja pemeriksaan, baik
keuangan, kinerja, maupun dengan tujuan tertentu, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pelaporan, sampai dengan tindak lanjut pemeriksaan;
c. Pemberian pertimbangan atas kelayakan desain SPM kinerja pemeriksaan
efektivitas implementasi, dan penyempurnaan yang diperlukan;

Badan Diklat PKN BPK RI 36


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

d. Pemberian pertimbangan atas aspek pengendalian mutu dalam rangka


penyempurnaan implementasi SPM Kinerja pemeriksaan;
e. Pemantauan atas pengembangan SPM kinerja pemeriksaan, rekomendasi
hasil penjaminan mutu kinerja pemeriksaan, dan tugas lainnya beserta data
dan informasi pendukungnya;
f. Penyampaian kepada Inspektorat Penegakan Integritas atas adanya dugaan
pelanggaran Kode Etik dari hasil pengawasan yang dilakukan;
g. Pemberian layanan konsultasi dalam aspek pengendalian mutu pemeriksaan;
h. Pelaksanaan sosialisasi mengenai pengawasan, konsultasi, asistensi, dan
pemaparan hasil pengawasan kinerja pemeriksaan;
i. Penyusunan sumbangan laporan Tahunan Reviu SPM kinerja pemeriksaan;
j. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat PKMP; dan
k. Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada Inspektur Utama.

Inspektorat Pemeriksaan Internal dan Mutu Kelembagaan

Tugas:
mempunyai tugas melakukan pemeriksaan internal dan pemerolehan keyakinan
mutu atas kinerja kelembagaan di lingkungan BPK.
Fungsi:
a. perumusan rencana aksi dan rencana kerja Inspektorat PIMK sesuai dengan
Renstra dan IKU Itama terkait unsur pemeriksaan internal;
b. Pemberian pertimbangan atas aspek pengendalian intern dalam rangka
penyempurnaan sistem dan prosedur kerja;
c. pelaksanaan reviu atas RKA BPK;
d. pelaksanaan reviu atas konsep Laporan Keuangan BPK;
e. pelaksanaan reviu atas SPM kelembagaan;
f. pelaksanaan pemeriksaan atas aspek ekonomis, efisiensi, dan efektivitas
suatu satker, program, atau fungsi;
g. pelaksanaan pengawasan atas pelaksanaan inisiatif strategis satker termasuk
penentuan IKU, penentuan target, pengukurannya, dan validitas bukti
pendukungnya;
h. Pelaksanaan pemeriksaan kepatuhan atas peraturan, standar, prosedur, dan
manual lainnya pada suatu satker;
i. pelaksanaan penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi birokrasi di
lingkungan BPK;
j. pemantauan atas pengembangan SPM kinerja kelembagaan dan
rekomendasi hasil penjaminan mutu kinerja kelembagaan beserta data dan
informasi pendukungnya;
k. pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan internal termasuk Laporan
Kantor Akuntan Publik (KAP) dan hasil reviu BPK negara lain;
l. pengidentifikasian risiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan BPK;

Badan Diklat PKN BPK RI 37


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

m. pemberian layanan konsultasi terkait aspek pengendalian internal dalam


pelaksanaan tugas dan fungsi satker serta aspek pengendalian mutu
kelembagaan;
n. pelaksanaan sosialisasi mengenai pengawasan, konsultasi, asistensi, dan
pemaparan hasil pengawasan yang terkait dengan bidangnya;
o. penyusunan sumbangan Laporan Tahunan Reviu SPM kinerja kelembagaan;
p. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat PIMK; dan
q. pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada Inspektur Utama.

Inspektorat Penegakan Integritas (Inspektorat PI)

Tugas:
Mempunyai tugas melakukan evaluasi atas sistem kendali kecurangan,penegakan
integritas, dan memberikan dukungan pengawasan di lingkungan BPK.

Fungsi:
a. perumusan rencana aksi dan rencana kerja Inspektorat PI sesuai dengan
Renstra dan IKU Itama terkait evaluasi atas sistem kendali kecurangan,
penegakan integritas, dan dukungan pengawasan;
b. perumusan kebijakan pengawasan dan koordinasi perencanaan pengawasan;
c. pelaksanaan penguatan integritas termasuk sosialisasi dan komunikasi;
d. pelaksanaan penilaian atas risiko terjadinya kecurangan;
e. pengadministrasian pengaduan pelanggaran melalui whistleblowing system
(WBS);
f. penindaklanjutan pengaduan atas pelanggaran Kode Etik;
g. pengadministrasian dan penindaklanjutan atas laporan gratifikasi;
h. penyelenggaraan administrasi dalam pelaksanaan fungsi kepaniteraan terkait
tugas MKKE BPK;
i. pemberian layanan konsultasi dalam aspek pengendalian mutu kelembagaan,
reformasi birokrasi, dan penegakan integritas;
j. pelaksanaan koordinasi, monitoring, dan evaluasi program anti korupsi;
k. pelaksanaan telaahan atas laporan pengawasan inspektorat lain yang berisi
dugaan pelanggaran Kode Etik;
l. penindaklanjutan hasil telaahan laporan pengawasan inspektorat lain;
m. pengujian atas kelayakan calon penerima penghargaan;
n. penyusunan sumbangan Laporan Tahunan pada lingkup tugas Inspektorat PI;
o. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat PI; dan
p. pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada Inspektur Utama.

Badan Diklat PKN BPK RI 38


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

Struktur organisasi Inspektorat Utama sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 39


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

10. Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, Pemeriksaan


Keuangan Negara (Ditama Revbang).

Tugas:
Merumuskan perencanaan strategis dan manajemen kinerja, evaluasi dan
pelaporan pemeriksaan serta penelitian dan pengembangan.

Fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang perencanaan strategis dan manajemen
kinerja, pengevaluasian dan pelaporan pemeriksaan serta penelitian dan
pengembangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan strategis dan manajemen
kinerja, pengevaluasian dan pelaporan pemeriksaan serta penelitian dan
pengembangan;
c. perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Ditama Revbang dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK;
d. perumusan rencana kegiatan Ditama Revbang berdasarkan rencana aksi
serta tugas dan fungsi Ditama Revbang;
e. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditama Revbang; dan
f. pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada BPK.

Ditama Revbang terdiri dari:


a. Direktorat Perencanaan Strategi dan Manajemen Kinerja (Direktorat PSMK)
b. Direktorat Evaluasi dan Pelaporan Pemeriksaan (Direktorat EPP)
c. Direktorat Penelitian dan Pengembangan (Direktorat Litbang)
Dipimpin oleh seorang Kaditama yang membawahi 3 (tiga) kepala Direktorat

Direktorat Perencanaan Strategi dan Manajemen Kinerja (Direktorat PSMK)

Tugas:
Mempunyai tugas menyusun rencana strategis dan rencana operasional, serta
manajemen kinerja BPK.

Fungsi:
a. perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Direktorat PSMK dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK;
b. perumusan rencana kegiatan Direktorat PSMK berdasarkan rencana aksi
serta tugas dan fungsi Direktorat PSMK;
c. perumusan, pemantauan, dan pengevaluasian Renstra, RIR serta kebijakan
pemeriksaan sesuai dengan arahan BPK;
d. perumusan, pemantauan, dan pengevaluasian Peta Strategis dan Manajemen
Kinerja BPK;

Badan Diklat PKN BPK RI 40


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

e. penyusunan konsep Rencana Kerja Tahunan (RKT) BPK, rencana kerja BPK,
Rencana Kegiatan Pemeriksaan (RKP), dan Rencana Kegiatan Setjen dan
Penunjang (RKSP);
f. pelaksanaan komunikasi strategis, manajemen perubahan, dan manajemen
pengetahuan;
g. penyusunan Laporan Implementasi Renstra, Laporan Kegiatan Pelaksana
BPK, dan Laporan Kinerja BPK;
h. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PSMK; dan
i. pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada Kepala Ditama Revbang.

Direktorat Evaluasi dan Pelaporan Pemeriksaan (Direktorat EPP)

Tugas:
mempunyai tugas menyusun Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) dan
Laporan Evaluasi Hasil Pemeriksaan, mengompilasi data pemantauan tindak lanjut
hasil pemeriksaan termasuk kerugian negara, dan menyusun konsep bahan
pendapat berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas permintaan BPK.
Fungsi:
a. perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Direktorat EPP dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK;
b. perumusan rencana kegiatan Direktorat EPP berdasarkan rencana aksi serta
tugas dan pelaksanaan analisis dan evaluasi secara komprehensif atas hasil
pemeriksaan AKN dalam rangka penyusunan IHPS;
c. pengompilasian data pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan termasuk
kerugian negara;
d. penyusunan konsep bahan pendapat berdasarkan LHP atas permintaan BPK;
e. mengelola daftar tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa yang bekerja untuk
dan atas nama BPK;
f. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat EPP; dan
g. pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada Kepala Ditama Revbang.

Direktorat Penelitian dan Pengembangan (Direktorat Litbang)

Tugas:
merumuskan bahan pertimbangan BPK atas Standar Akuntansi Pemerintahan,
rancangan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah, dan
melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang keorganisasian dan
ketatalaksanaan serta di bidang pemeriksaan dan nonpemeriksaan.
Fungsi:
a. perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Direktorat Litbang dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK;
b. perumusan rencana kegiatan Direktorat Litbang berdasarkan rencana aksi
serta tugas dan fungsi Direktorat Litbang;
c. perumusan bahan pertimbangan BPK atas Standar Akuntansi Pemerintahan;

Badan Diklat PKN BPK RI 41


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

d. perumusan bahan pertimbangan BPK atas rancangan Sistem Pengendalian


Intern Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah;
e. pelaksanaan penelitian dan pengembangan metodologi dan pendekatan
penyusunan RKT, bentuk dan materi IHPS, dan pengukuran tingkat
pemanfaatan hasil pemeriksaan;
f. pelaksanaan penelitian dan pengembangan keorganisasian dan
ketatalaksanaan serta pemeriksaan dan nonpemeriksaan;
g. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Litbang; dan
h. pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada Kepala Ditama Revbang.

Struktur organisasi Ditama Revbang sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 42


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

11. Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum Pemeriksaan


Keuangan Negara (Ditama Binbangkum)

Tugas:
Memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, dan pelayanan informasi hukum
kepada Anggota BPK dan/atau Pelaksana BPK, legislasi, penelitian dan
pengembangan hukum serta tugas kepaniteraan dalam penyelesaian kerugian
negara/daerah.

Fungsi:
a. Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Ditama Binbangkum dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK;
b. Perumusan rencana kegiatan Ditama Binbangkum berdasarkan rencana aksi,
serta tugas dan fungsi Ditama Binbangkum;
c. Perumusan kebijakan di bidang konsultasi hukum, bantuan hukum, telaahan
hukum, pelayanan informasi hukum, legislasi, penelitian dan pengembangan
hukum, dan kepaniteraan kerugian negara/daerah;
d. Perumusan konsep pertimbangan BPK atas penyelesaian kerugian
negara/daerah;
e. Perumusan konsep pertimbangan BPK atas penghapusan piutang
negara/daerah;
f. Pembinaan dan pengembangan di bidang konsultasi hukum, bantuan hukum,
telaahan hukum, pelayanan informasi hukum, legislasi, penelitian dan
pengembangan hukum serta kepaniteraan dalam penyelesaian kerugian
negara/daerah;
g. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditama Binbangkum; dan
h. Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada BPK.

Ditama Binbangkum terdiri dari:


a. Direktorat Konsultasi Hukum dan Kepaniteraan Kerugian Negara/Daerah
(Direktorat KHK).
b. Direktorat Legislasi, Pengembangan dan Bantuan Hukum (Direktorat LPBH).

Direktorat Konsultasi Hukum dan Kepaniteraan Kerugian Negara/Daerah


(Direktorat KHK)
Tugas:
Memberikan konsultasi hukum atas permasalahan yang terkait dengan
pelaksanaan pemeriksaann dan memberikan layanan kepaniteraan kepada Majelis
Tuntutan Perbendaharaan.

Badan Diklat PKN BPK RI 43


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

Fungsi:
a. Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Direktorat KHK dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK;
b. Perumusan rencana kegiatan Direktorat KHK berdasarkan rencana aksi, serta
tugas dan fungsi Direktorat KHK ;
c. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang konsultasi hukum dan kepaniteraan
dalam penyelesaian kerugian negara/daerah;
d. Pelaksanaan kebijakan dibidang konsultasi hukum dan kepaniteraan dalam
penyelesaian kerugian negara/daerah;
e. Pemberian pendapat hukum terkait pelaksanaan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara/daerah;
f. Pemberian konsultasi hukum terkait pelaksanaan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dan penyelesaian
kerugian negara/daerah;
g. Penyelenggaraan kepaniteraan Tuntutan Perbendaharaan dan perumusan
konsep naskah Tuntutan Perbendaharaan;
h. Penyusunan konsep pertimbangan BPK atas penyelesaian kerugian
negara/daerah;
i. Penyusunan konsep pertimbangan BPK atas penghapusan piutang
negara/daerah;
j. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat KHK; dan
k. Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada Kepala Ditama Binbangkum.

Direktorat Legislasi, Pengembangan dan Bantuan Hukum (Direktorat LPBH)


Tugas:
menyusun legal drafting produk hukum BPK, melakukan penelitian dan
pengembangan hukum yang terkait dengan keuangan negara dan pelaksanaan
tugas BPK serta memberikan bantuan dan informasi hukum.
Fungsi:
a. Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Direktorat LPBH dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK;
b. Perumusan rencana kegiatan Direktorat LPBH berdasarkan rencana aksi,
serta tugas dan fungsi Direktorat LABH;
c. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang legislasi, bantuan dan informasi
hukum serta penelitian dan pengembangan hukum;
d. Pelaksanaan kebijakan di bidang legislasi, bantuan dan informasi hukum serta
penelitian dan pengembangan hukum;

Badan Diklat PKN BPK RI 44


Organisasi dan Tata Kerja BPK RI Buku Peserta

e. Perumusan legal drafting atas peraturan, keputusan, dan naskah dinas yang
diterbitkan oleh BPK dan naskah kerja sama dengan pihak lain;
f. Penyusunan bahan pertimbangan BPK atas rancangan dan peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan tugas dan fungsi BPK;
g. Pemberian bantuan hukum kepada Anggota BPK atau pegawai pada
Pelaksana BPK dalam menjalankan tugas d0an fungsinya;
h. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat LPBH; dan
i. Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada Kepala Ditama Binbangkum.

Struktur organisasi Ditama Binbangkum sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 45


Organisasi BPK RI Buku Peserta

12. Auditorat Utama Keuangan Negara (AKN)

a. Auditorat Utama Keuangan Negara I (AKN I)

Tugas
Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada bidang
politik, hukum, pertahanan, dan keamanan.
Fungsi
1) Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi AKN I dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK.
2) Perumusan rencana kegiatan AKN I berdasarkan rencana aksi serta tugas
dan fungsi AKN I.
3) Penyusunan program, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada
lingkup tugas AKN I baik yang pemeriksaannya dilaksanakan oleh AKN I
maupun ditugaskan kepada BPK Perwakilan, yang meliputi pemeriksaan
keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan
tertentu kecuali pemeriksaan investigatif.
4) Pemantauan penyelesaian kerugian negara pada lingkup tugas AKN I.
5) Penyusunan bahan penjelasan kepada Pemerintah, DPR/DPRD dan DPD
tentang hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN I.
6) Pengevaluasian kegiatan pemeriksaan pada lingkup tugas AKN I, yang
dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK, pemeriksa yang bekerja untuk dan
atas nama BPK, dan akuntan publik berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7) Pengevaluasian hasil pemeriksaan dalam rangka penyusunan
sumbangan IHPS pada lingkup tugas AKN I, baik yang pemeriksaannya
dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK maupun oleh Pemeriksa yang bekerja
untuk dan atas nama BPK.
8) penyiapan bahan permintaan pendapat dan konsultasi hukum terkait
hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN I untuk disampaikan kepada
Ditama Binbangkum.
9) penyiapan hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN I yang berindikasi
tindak pidana dan/atau kerugian negara untuk disampaikan kepada
Auditorat Utama Investigasi.
10) Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan pada lingkup
tugas AKN I.
11) Penyiapan bahan perumusan pendapat BPK pada lingkup tugas AKN I
yang akan disampaikan kepada pemangku kepentingan yang diperlukan
karena sifat pekerjaannya.
12) Pemanfaatan aplikasi Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) dan
Database Entitas Pemeriksaan (DEP)
13) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja AKN I.
14) Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada BPK.

Badan Diklat PKN BPK RI 46


Organisasi BPK RI Buku Peserta

Struktur Organisasi AKN I sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 47


Organisasi BPK RI Buku Peserta

b. Auditorat Utama Keuangan Negara II (AKN II)

Tugas
Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada bidang
perekonomian dan perencanaan pembangunan nasional.
Fungsi
1) Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi AKN II dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK.
2) Perumusan rencana kegiatan AKN II berdasarkan rencana aksi serta tugas
dan fungsi AKN II.
3) Penyusunan program, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada
lingkup tugas AKN II baik yang pemeriksaannya dilaksanakan oleh AKN II
maupun ditugaskan kepada BPK Perwakilan, yang meliputi pemeriksaan
keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu
kecuali pemeriksaan investigatif.
4) Pemantauan penyelesaian kerugian negara pada lingkup tugas AKN II.
5) Penyusunan bahan penjelasan kepada Pemerintah, DPR/DPRD dan DPD
tentang hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN II.
6) Pengevaluasian kegiatan pemeriksaan pada lingkup tugas AKN II, yang
dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK, pemeriksa yang bekerja untuk dan atas
nama BPK, dan akuntan publik berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7) Pengevaluasian hasil pemeriksaan dalam rangka penyusunan sumbangan
IHPS pada lingkup tugas AKN II, baik yang pemeriksaannya dilaksanakan
oleh Pemeriksa BPK maupun oleh Pemeriksa yang bekerja untuk dan atas
nama BPK.
8) penyiapan bahan permintaan pendapat dan konsultasi hukum terkait hasil
pemeriksaan pada lingkup tugas AKN II untuk disampaikan kepada Ditama
Binbangkum.
9) penyiapan hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN II yang berindikasi
tindak pidana dan/atau kerugian negara untuk disampaikan kepada
Auditorat Utama Investigasi.
10) Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan pada lingkup
tugas AKN II.
11) Penyiapan bahan perumusan pendapat BPK pada lingkup tugas AKN II
yang akan disampaikan kepada pemangku kepentingan yang diperlukan
karena sifat pekerjaannya.
12) Pemanfaatan aplikasi Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) dan
Database Entitas Pemeriksaan (DEP)
13) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja AKN II.
14) Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada BPK.

Badan Diklat PKN BPK RI 48


Organisasi BPK RI Buku Peserta

Struktur Organisasi AKN II sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 49


Organisasi BPK RI Buku Peserta

c. Auditorat Utama Keuangan Negara III (AKN III)

Tugas
Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada bidang
lembaga negara, pembangunan manusia dan kebudayaan, kesekretariatan
negara, aparatur negara, riset, teknologi dan pendidikan tinggi.
Fungsi
1) Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi AKN III dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK.
2) Perumusan rencana kegiatan AKN III berdasarkan rencana aksi serta
tugas dan fungsi AKN III.
3) Penyusunan program, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada
lingkup tugas AKN III baik yang pemeriksaannya dilaksanakan oleh AKN
III maupun ditugaskan kepada BPK Perwakilan, yang meliputi
pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan
tujuan tertentu kecuali pemeriksaan investigatif.
4) Pemantauan penyelesaian kerugian negara pada lingkup tugas AKN III.
5) Penyusunan bahan penjelasan kepada Pemerintah, DPR/DPRD dan DPD
tentang hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN III.
6) Pengevaluasian kegiatan pemeriksaan pada lingkup tugas AKN III, yang
dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK, pemeriksa yang bekerja untuk dan
atas nama BPK, dan akuntan publik berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7) Pengevaluasian hasil pemeriksaan dalam rangka penyusunan
sumbangan IHPS pada lingkup tugas AKN III, baik yang pemeriksaannya
dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK maupun oleh Pemeriksa yang bekerja
untuk dan atas nama BPK.
8) penyiapan bahan permintaan pendapat dan konsultasi hukum terkait
hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN III untuk disampaikan kepada
Ditama Binbangkum.
9) penyiapan hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN III yang berindikasi
tindak pidana dan/atau kerugian negara untuk disampaikan kepada
Auditorat Utama Investigasi.
10) Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan pada lingkup
tugas AKN III.
11) Penyiapan bahan perumusan pendapat BPK pada lingkup tugas AKN III
yang akan disampaikan kepada pemangku kepentingan yang diperlukan
karena sifat pekerjaannya.
12) Pemanfaatan aplikasi Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) dan
Database Entitas Pemeriksaan (DEP)
13) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja AKN III.
14) Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada BPK.

Badan Diklat PKN BPK RI 50


Organisasi BPK RI Buku Peserta

Struktur Organisasi AKN III sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 51


Organisasi BPK RI Buku Peserta

d. Auditorat Utama Keuangan Negara IV (AKN IV)

Tugas
Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada bidang
lingkungan hidup, pengelolaan sumber daya alam, dan infrastruktur.

Fungsi
1) Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi AKN IV dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK.
2) Perumusan rencana kegiatan AKN IV berdasarkan rencana aksi serta
tugas dan fungsi AKN IV.
3) Penyusunan program, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada
lingkup tugas AKN IV baik yang pemeriksaannya dilaksanakan oleh AKN
IV maupun ditugaskan kepada BPK Perwakilan, yang meliputi
pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan
tujuan tertentu kecuali pemeriksaan investigatif.
4) Pemantauan penyelesaian kerugian negara pada lingkup tugas AKN IV.
5) Penyusunan bahan penjelasan kepada Pemerintah, DPR/DPRD dan DPD
tentang hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN IV.
6) Pengevaluasian kegiatan pemeriksaan pada lingkup tugas AKN IV, yang
dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK, pemeriksa yang bekerja untuk dan
atas nama BPK, dan akuntan publik berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7) Pengevaluasian hasil pemeriksaan dalam rangka penyusunan
sumbangan IHPS pada lingkup tugas AKN IV, baik yang pemeriksaannya
dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK maupun oleh Pemeriksa yang bekerja
untuk dan atas nama BPK.
8) penyiapan bahan permintaan pendapat dan konsultasi hukum terkait
hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN IV untuk disampaikan kepada
Ditama Binbangkum.
9) penyiapan hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN IV yang berindikasi
tindak pidana dan/atau kerugian negara untuk disampaikan kepada
Auditorat Utama Investigasi.
10) Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan pada lingkup
tugas AKN IV.
11) Penyiapan bahan perumusan pendapat BPK pada lingkup tugas AKN IV
yang akan disampaikan kepada pemangku kepentingan yang diperlukan
karena sifat pekerjaannya.
12) Pemanfaatan aplikasi Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) dan
Database Entitas Pemeriksaan (DEP)
13) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja AKN IV.
14) Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada BPK.

Badan Diklat PKN BPK RI 52


Organisasi BPK RI Buku Peserta

Struktur Organisasi AKN IV sebagai berikut:

e. Auditorat Utama Keuangan Negara V (AKN V)

Tugas
Memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara pada
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, Badan Pengembangan
Wilayah Surabaya-Madura, Badan Nasional Pengelola Perbatasan, Badan
Pengusahaan Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Batam, Badan
Pengusahaan Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Sabang, serta
keuangan daerah dan kekayaan daerah yang dipisahkan pada pemerintah
daerah di wilayah Sumatera dan Jawa.
Fungsi
1) Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi AKN V dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK.
2) Perumusan rencana kegiatan AKN V berdasarkan rencana aksi serta
tugas dan fungsi AKN V.

Badan Diklat PKN BPK RI 53


Organisasi BPK RI Buku Peserta

3) Penyusunan program, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan


pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada
lingkup tugas AKN V baik yang pemeriksaannya dilaksanakan oleh AKN V
maupun ditugaskan kepada BPK Perwakilan, yang meliputi pemeriksaan
keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan
tertentu kecuali pemeriksaan investigatif.
4) Pemantauan penyelesaian kerugian negara pada lingkup tugas AKN V.
5) Penyusunan bahan penjelasan kepada Pemerintah, DPR/DPRD dan DPD
tentang hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN V.
6) Pengevaluasian kegiatan pemeriksaan pada lingkup tugas AKN V, yang
dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK, pemeriksa yang bekerja untuk dan
atas nama BPK, dan akuntan publik berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7) Pengevaluasian hasil pemeriksaan dalam rangka penyusunan
sumbangan IHPS pada lingkup tugas AKN V, baik yang pemeriksaannya
dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK maupun oleh Pemeriksa yang bekerja
untuk dan atas nama BPK.
8) penyiapan bahan permintaan pendapat dan konsultasi hukum terkait
hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN V untuk disampaikan kepada
Ditama Binbangkum.
9) penyiapan hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN V yang berindikasi
tindak pidana dan/atau kerugian negara untuk disampaikan kepada
Auditorat Utama Investigasi.
10) Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan pada lingkup
tugas AKN V.
11) Penyiapan bahan perumusan pendapat BPK pada lingkup tugas AKN V
yang akan disampaikan kepada pemangku kepentingan yang diperlukan
karena sifat pekerjaannya.
12) Pemanfaatan aplikasi Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) dan
Database Entitas Pemeriksaan (DEP).
13) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja AKN V.
14) Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada BPK.

AKN V terdiri atas :


1) Auditorat V.A.
2) Auditorat V.B.
3) Sekretariat AKN V.
4) BPK Perwakilan Provinsi Aceh.
5) BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Utara.
6) BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Barat.
7) BPK Perwakilan Provinsi Riau.
8) BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau.
9) BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan.
10) BPK Perwakilan Provinsi Jambi.
11) BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
12) BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu.

Badan Diklat PKN BPK RI 54


Organisasi BPK RI Buku Peserta

13) BPK Perwakilan Provinsi Lampung.


14) BPK Perwakilan Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.
15) BPK Perwakilan Provinsi Banten.
16) BPK Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
17) BPK Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa (D.I.) Yogyakarta.
18) BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah.
19) BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur.
20) Kelompok Pejabat Fungsional Pemeriksa.

Struktur Organisasi AKN V sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 55


Organisasi BPK RI Buku Peserta

f. Auditorat Utama Keuangan Negara VI (AKN VI)

Tugas :
Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara/daerah pada
Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Kementerian
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan,
serta keuangan daerah dan kekayaan daerah yang dipisahkan pada
Pemerintah Daerah di wilayah Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku, dan Papua.
Fungsi :
1) Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi AKN VI dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK.
2) Perumusan rencana kegiatan AKN VI berdasarkan rencana aksi serta
tugas dan fungsi AKN VI.
3) Penyusunan program, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada
lingkup tugas AKN VI baik yang pemeriksaannya dilaksanakan oleh AKN
VI maupun ditugaskan kepada BPK Perwakilan, yang meliputi
pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan
tujuan tertentu kecuali pemeriksaan investigatif.
4) Pemantauan penyelesaian kerugian negara pada lingkup tugas AKN VI.
5) Penyusunan bahan penjelasan kepada Pemerintah, DPR/DPRD dan DPD
tentang hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN VI.
6) Pengevaluasian kegiatan pemeriksaan pada lingkup tugas AKN VI, yang
dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK, pemeriksa yang bekerja untuk dan
atas nama BPK, dan akuntan publik berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7) Pengevaluasian hasil pemeriksaan dalam rangka penyusunan
sumbangan IHPS pada lingkup tugas AKN VI, baik yang pemeriksaannya
dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK maupun oleh Pemeriksa yang bekerja
untuk dan atas nama BPK.
8) penyiapan bahan permintaan pendapat dan konsultasi hukum terkait
hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN VI untuk disampaikan kepada
Ditama Binbangkum.
9) penyiapan hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN VI yang berindikasi
tindak pidana dan/atau kerugian negara untuk disampaikan kepada
Auditorat Utama Investigasi.
10) Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan pada lingkup
tugas AKN VI.
11) Penyiapan bahan perumusan pendapat BPK pada lingkup tugas AKN VI
yang akan disampaikan kepada pemangku kepentingan yang diperlukan
karena sifat pekerjaannya.

Badan Diklat PKN BPK RI 56


Organisasi BPK RI Buku Peserta

12) Pemanfaatan aplikasi Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) dan


Database Entitas Pemeriksaan (DEP)
13) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja AKN VI.
14) Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada BPK.
AKN VI terdiri atas :
1) Auditorat VI.A.
2) Auditorat VI.B.
3) Sekretariat AKN VI.
4) BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat.
5) BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah.
6) BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan.
7) BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Utara.
8) BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur.
9) BPK Perwakilan Provinsi Bali.
10) BPK Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
11) BPK Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
12) BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan.
13) BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat.
14) BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah.
15) BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara.
16) BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara.
17) BPK Perwakilan Provinsi Gorontalo.
18) BPK Perwakilan Provinsi Maluku.
19) BPK Perwakilan Provinsi Maluku Utara.
20) BPK Perwakilan Provinsi Papua.
21) BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat.
22) Kelompok Pejabat Fungsional Pemeriksa.

Badan Diklat PKN BPK RI 57


Organisasi BPK RI Buku Peserta

Struktur Organisasi AKN VI sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 58


Organisasi BPK RI Buku Peserta

g. Auditorat Utama Keuangan Negara VII (AKN VII)

Tugas
Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada bidang
Kekayaan Negara yang dipisahkan (Badan Usaha Milik Negara).

Fungsi
1) Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi AKN VII dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK.
2) Perumusan rencana kegiatan AKN VII berdasarkan rencana aksi serta
tugas dan fungsi AKN VII.
3) Penyusunan program, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada
lingkup tugas AKN VII baik yang pemeriksaannya dilaksanakan oleh AKN
VII maupun ditugaskan kepada BPK Perwakilan, yang meliputi
pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan
tujuan tertentu kecuali pemeriksaan investigatif.
4) Pemantauan penyelesaian kerugian negara pada lingkup tugas AKN VII.
5) Penyusunan bahan penjelasan kepada Pemerintah, DPR/DPRD dan DPD
tentang hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN VII.
6) Pengevaluasian kegiatan pemeriksaan pada lingkup tugas AKN VII, yang
dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK, pemeriksa yang bekerja untuk dan
atas nama BPK, dan akuntan publik berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7) Pengevaluasian hasil pemeriksaan dalam rangka penyusunan
sumbangan IHPS pada lingkup tugas AKN VII, baik yang pemeriksaannya
dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK maupun oleh Pemeriksa yang bekerja
untuk dan atas nama BPK.
8) penyiapan bahan permintaan pendapat dan konsultasi hukum terkait
hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN VII untuk disampaikan kepada
Ditama Binbangkum.
9) penyiapan hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN VII yang berindikasi
tindak pidana dan/atau kerugian negara untuk disampaikan kepada
Auditorat Utama Investigasi.
10) Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan pada lingkup
tugas AKN VII.
11) Penyiapan bahan perumusan pendapat BPK pada lingkup tugas AKN VII
yang akan disampaikan kepada pemangku kepentingan yang diperlukan
karena sifat pekerjaannya.
12) Pemanfaatan aplikasi Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) dan
Database Entitas Pemeriksaan (DEP)
13) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja AKN VII.
14) Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada BPK.

Badan Diklat PKN BPK RI 59


Organisasi BPK RI Buku Peserta

Struktur Organisasi AKN VII sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 60


Organisasi BPK RI Buku Peserta

h. Auditorat Utama Investigasi

Tugas
Melaksanakan pemeriksaan investigatif atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara, penghitungan kerugian negara/daerah, serta pemberian
keterangan ahli.
Fungsi
1) Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Auditorat Utama Investigasi
dengan mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK.
2) Perumusan rencana kegiatan Auditorat Utama Investigasi berdasarkan
rencana aksi serta tugas dan fungsi Auditorat Utama Investigasi.
3) Penyusunan program, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan
pemeriksaan investigatif, penghitungan kerugian negara/daerah, dan
pemberian keterangan ahli pada lingkup tugas Auditorat Utama
Investigasi, baik yang pemeriksaannya dilakukan oleh Auditorat Utama
Investigasi maupun yang ditugaskan kepada BPK Perwakilan.
4) Penetapan pemeriksa/tim pemeriksa untuk melaksanakan kegiatan
penelaahan profil jenis penyimpangan yang berindikasi tindak pidana
dan/atau kerugian negara/daerah, penilaian risiko kecurangan/fraud,
praperencanaan pemeriksaan investigatif, serta pemberian keterangan
ahli terkait kerugian negara.
5) Pengusulan tim pemeriksa untuk melaksanakan kegiatan pemeriksaan
investigatif dan penghitungan kerugian negara/daerah.
6) Penetapan profil jenis penyimpangan yang berindikasi tindak pidana
dan/atau kerugian negara/daerah.
7) Penetapan hasil penilaian risiko kecurangan/fraud atas pengelolaan
keuangan negara/daerah.
8) Pengelolaan permintaan pemeriksaan investigatif, permintaan
penghitungan kerugian negara/daerah, dan permintaan pemberian
keterangan ahli dari instansi penegak hukum dan instansi lainnya.
9) Penetapan hasil pelaksanaan kegiatan praperencanaan pemeriksaan
investigatif.
10) Pengusulan laporan hasil pemeriksaan investigatif dan laporan hasil
penghitungan kerugian negara/daerah untuk disampaikan kepada instansi
penegak hukum.
11) Pemantauan tindak lanjut atas laporan hasil pemeriksaan investigatif dan
laporan hasil penghitungan kerugian negara/daerah yang disampaikan
kepada instansi yang berwenang.
12) Pelaksanaan koordinasi pemeriksaan atas permasalahan yang berindikasi
kecurangan/fraud.
13) Permintaan pendapat dan konsultasi hukum terkait hasil pemeriksaan
pada lingkup tugas Auditorat Utama Investigasi untuk disampaikan
kepada Ditama Binbangkum.

Badan Diklat PKN BPK RI 61


Organisasi BPK RI Buku Peserta

14) Permintaan pendampingan hukum dalam rangka pemberian keterangan


ahli.
15) Penyiapan bahan perumusan pendapat BPK yang akan disampaikan
kepada pemangku kepentingan yang diperlukan karena sifat
pekerjaannya.
16) Pemutakhiran database.
17) Pengevaluasian pelaksanaan kegiatan.
18) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Auditorat Utama Investigasi.
19) Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada BPK.

Struktur Organisasi Auditorat Utama Investigasi sebagai berikut:

Badan Diklat PKN BPK RI 62


Organisasi BPK RI Buku Peserta

Obyek Pemeriksaan Auditama Keuangan Negara

AKN Obyek Pemeriksaan

I Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Kementerian


Pertahanan (termasuk Mabes TNI, AD, AU, dan AL),
Dewan Ketahanan Nasional,
Lembaga Ketahanan Nasional,
Badan Intelijen Negara,
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme,
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia,
Lembaga Sandi Negara,
Kejaksaan Agung,
Komisi Pemberantasan Korupsi,
Kepolisian Negara Republik Indonesia,
Badan Narkotika Nasional,
Kementerian Luar Negeri,
Kementerian Perhubungan,
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika,
Komisi Pemilihan Umum (termasuk KPUD Provinsi/Kabupaten/Kota),
Badan SAR Nasional,
Badan Pengawas Pemilu,
serta lembaga terkait di lingkungan entitas tersebut di atas.
II Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
Direktorat Jenderal Pajak pada Kementerian Keuangan,
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
Sekretariat Jenderal,
Inspektorat Jenderal,
Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
Direktorat Jenderal Anggaran,
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan,
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang,
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara,
Badan Kebijakan Fiskal,
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan pada Kementerian Keuangan,
Komisi Pengawas Persaingan Usaha,
Bank Indonesia,
Otoritas Jasa Keuangan,
Lembaga Penjamin Simpanan,
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan,
PT Perusahaan Pengelola Aset (termasuk pengelolaan aset eks BPPN oleh
Kementerian Keuangan),
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS,
Badan Pusat Statistik,

Badan Diklat PKN BPK RI 63


Organisasi BPK RI Buku Peserta

AKN Obyek Pemeriksaan


Kementerian Perindustrian,
Badan Standardisasi Nasional,
Badan Koordinasi Penanaman Modal,
Kementerian Perdagangan,
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
serta lembaga terkait di lingkungan entitas tersebut di atas.
III Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah,
Badan Pemeriksa Keuangan,
Mahkamah Agung,
Mahkamah Konstitusi,
Komisi Yudisial,
Kementerian Sekretariat Negara
Sekretariat Kabinet,
Badan Pengelola Gelora Bung Karno,
Badan Pengelola Komplek Kemayoran,
Taman Mini Indonesia Indah,
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,
Badan Kepegawaian Negara,
Arsip Nasional,
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
Lembaga Administrasi Negara,
Perpustakaan Nasional,
Ombudsman Republik Indonesia,
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat,
Kementerian Sosial,
Badan Nasional Penanggulangan Bencana,
Kementerian Pariwisata,
Badan Ekonomi Kreatif,
Kementerian Pemuda dan Olah Raga,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang,
Badan Pertanahan Nasional,
Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan PNS,
Kementerian Ketenagakerjaan,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi,
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia,
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional,
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi,
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,
Badan Informasi Geospasial,

Badan Diklat PKN BPK RI 64


Organisasi BPK RI Buku Peserta

AKN Obyek Pemeriksaan


Badan Pengawas Tenaga Nuklir,
Badan Tenaga Nuklir Nasional,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional,
Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia,
Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia,
serta lembaga terkait di lingkungan entitas tersebut di atas.
IV Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman,
Kementerian Pertanian,
Kementerian Kelautan dan Perikanan,
serta lembaga terkait di lingkungan entitas tersebut di atas.
Kementerian Dalam Negeri,
V
Kementerian Agama,
Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura,
Badan Nasional Pengelola Perbatasan,
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Batam,
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangandan Pelabuhan Bebas Sabang,
Keuangan daerah dan kekayaan daerah yang dipisahkan pada Pemerintah
Daerah di wilayah Sumatera dan Jawa,
serta lembaga terkait di lingkungan entitas tersebut di atas

Kementerian Kesehatan,
VI
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan,
Keuangan daerah dan kekayaan daerah yang dipisahkan pada Pemerintah
Daerah di Wilayah Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan
Papua,
serta lembaga terkait di lingkungan entitas tersebut di atas.

Badan Diklat PKN BPK RI 65


Organisasi BPK RI Buku Peserta

AKN Obyek Pemeriksaan

VII Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN),


BUMN Pertambangan,
BUMN Energi,
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
(SKK Migas),
BUMN Kebandarudaraan dan Penerbangan,
BUMN Angkutan Darat,
BUMN Pelabuhan Laut, Pelayaran, dan Pengerukan,
BUMN Jasa Konstruksi,
BUMN Telekomunikasi,
BUMN Kawasan Industri,
BUMN Pariwisata,
Badan Pembina Proyek Asahan dan Otorita Pengembangan Proyek Asahan,
BUMN Industri Stategis,
BUMN Semen,
BUMN Dok dan Perkapalan,
BUMN Farmasi,
BUMN Sandang,
BUMN Aneka Industri,
Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara,
PT Perkebunan Nasional I - XIV,
BUMN Kehutanan,
BUMN Pertanian,
BUMN Perikanan,
PT Rajawali Nusantara Indonesia,
BUMN Pupuk,
BUMN Kertas,
BUMN Percetakan,
BUMN Penerbitan,
BUMN Jasa Perbankan,
BUMN Jasa Keuangan Non Bank,
Perum Bulog,
BUMN Jasa Perdagangan dan Jasa Logistik lainnya,
BUMN Jasa Penilai/Sertifikasi,
dan BUMN Jasa Lainnya
serta lembaga terkait di lingkungan entitas tersebut di atas.

13. BPK Perwakilan

Tugas:
Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah pada Pemerintah
Provinsi, Kota/Kabupaten, BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas

Badan Diklat PKN BPK RI 66


Organisasi BPK RI Buku Peserta

termasuk melaksanakan pemeriksaan yang ditugaskan oleh AKN.


Fungsi:
a. Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi BPK Perwakilan dengan
mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK.
b. Perumusan rencana kegiatan BPK Perwakilan berdasarkan rencana aksi, serta
tugas dan fungsi BPK Perwakilan.
c. Perumusan kebijakan pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan daerah yang menjadi tugas BPK Perwakilan.
d. Penyusunan program, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah yang dilaksanakan oleh
BPK Perwakilan, yang meliputi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja,
dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
e. Penetapan tim pemeriksa untuk melaksanakan kegiatan pemeriksaan pada
lingkup tugas BPK Perwakilan.
f. Pemerolehan keyakinan mutu hasil pemeriksaan pada lingkup tugas BPK
Perwakilan.
g. Pengompilasian hasil pemantauan penyelesaian kerugian daerah pada lingkup
tugas BPK Perwakilan.
h. Penyusunan bahan penjelasan kepada Pemerintah Daerah dan DPRD tentang
hasil pemeriksaan pada lingkup tugas BPK Perwakilan.
i. Pengevaluasian kegiatan pemeriksaan pada lingkup tugas BPK Perwakilan,
yang dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK, pemeriksa yang bekerja untuk dan
atas nama BPK, dan akuntan publik berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
j. Pengompilasian dan pengevaluasian hasil pemeriksaan dalam rangka
penyusunan Sumbangan IHPS pada lingkup tugas BPK Perwakilan, baik yang
pemeriksaannya dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK maupun oleh pemeriksa
yang bekerja untuk dan atas nama BPK.
k. Pembahasan tindak lanjut hasil pemeriksaan pada lingkup tugas BPK
Perwakilan dengan aparat pengawasan internal pada entitas terperiksa.
l. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan pada lingkup tugas
BPK Perwakilan.
m. Penyiapan bahan perumusan pendapat BPK pada lingkup tugas BPK
Perwakilan yang akan disampaikan kepada pemangku kepentingan yang
diperlukan karena sifat pekerjaannya.
n. penyiapan bahan permintaan pendapat dan konsultasi hukum terkait hasil
pemeriksaan pada lingkup tugas BPK Perwakilan untuk disampaikan kepada
Ditama Binbangkum.

Badan Diklat PKN BPK RI 67


Organisasi BPK RI Buku Peserta

o. penyiapan hasil pemeriksaan yang berindikasi tindak pidana dan/atau


kerugian daerah untuk disampaikan kepada Auditorat Utama Investigasi.
p. pengelolaan SDM, keuangan, hukum, hubungan masyarakat, teknologi
informasi, prasarana dan sarana, serta administrasi umum.
q. Pemutakhiran data pada aplikasi SMP dan DEP pada lingkup tugas BPK
Perwakilan.
r. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja BPK Perwakilan.
s. pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada BPK.

Struktur Organisasi BPK Perwakilan sebagai berikut:


a. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Aceh

Badan Diklat PKN BPK RI 68


Organisasi BPK RI Buku Peserta

b. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

c. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Barat

Badan Diklat PKN BPK RI 69


Organisasi BPK RI Buku Peserta

d. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Riau

e. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau

Badan Diklat PKN BPK RI 70


Organisasi BPK RI Buku Peserta

f. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan

g. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Jambi

Badan Diklat PKN BPK RI 71


Organisasi BPK RI Buku Peserta

h. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

i. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu

Badan Diklat PKN BPK RI 72


Organisasi BPK RI Buku Peserta

j. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Lampung

k. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta

Badan Diklat PKN BPK RI 73


Organisasi BPK RI Buku Peserta

l. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Banten

m. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Jawa Barat

Badan Diklat PKN BPK RI 74


Organisasi BPK RI Buku Peserta

n. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

o. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah

Badan Diklat PKN BPK RI 75


Organisasi BPK RI Buku Peserta

p. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur

q. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat

Badan Diklat PKN BPK RI 76


Organisasi BPK RI Buku Peserta

r. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah

s. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan

Badan Diklat PKN BPK RI 77


Organisasi BPK RI Buku Peserta

t. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Utara

u. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur

Badan Diklat PKN BPK RI 78


Organisasi BPK RI Buku Peserta

v. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Bali

w. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Nusat Tenggara Barat (NTB)

Badan Diklat PKN BPK RI 79


Organisasi BPK RI Buku Peserta

x. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

y. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan

Badan Diklat PKN BPK RI 80


Organisasi BPK RI Buku Peserta

z. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat

aa. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah

Badan Diklat PKN BPK RI 81


Organisasi BPK RI Buku Peserta

bb. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara

cc. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Badan Diklat PKN BPK RI 82


Organisasi BPK RI Buku Peserta

dd. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Gorontalo

ee.Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Maluku

Badan Diklat PKN BPK RI 83


Organisasi BPK RI Buku Peserta

ff. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Maluku Utara

gg. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Papua

Badan Diklat PKN BPK RI 84


Organisasi BPK RI Buku Peserta

hh. Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat

Objek pemeriksaan untuk masing-masing perwakilan dapat dilihat pada Tabel 2:

No Perwakilan Obyek Pemeriksaan

1 Provinsi Aceh Pemerintah Provinsi Aceh, Kota Banda Aceh, Kota Sabang,
Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie
Jaya, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Bireuen, Kabupaten
Aceh Barat, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Simeulue,
Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Barat Daya,
Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Singkil, Kota
Subulussalam, Kabupaten Aceh Utara, Kota Langsa,
Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten
Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Gayo Lues,
Kabupaten Aceh Tenggara, serta BUMD dan lembaga terkait
di lingkungan entitas.

2 Provinsi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Kota Pematang Siantar,


Sumatera Utara Kabupaten Samosir, Kabupaten Langkat, Kabupaten Pakpak
Bharat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Simalungun,
Kabupaten Karo, Kota Binjai, Kabupaten Labuhan Batu Utara,
Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Mandailing Natal,
Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Kabupaten

Badan Diklat PKN BPK RI 85


Organisasi BPK RI Buku Peserta

No Perwakilan Obyek Pemeriksaan


Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kota Padang
Sidempuan, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan,
Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Labuhan Batu
Selatan, Kabupaten Gunung Sitoli, Kabupaten Deli Serdang,
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir, Kota Tebing
Tinggi, Kabupaten Batubara, Kota Medan, Kabupaten Asahan,
Kabupaten Humbang Hasundutan, Kota Tanjung Balai,
Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten
Nias Utara, serta BUMD dan lembaga terkait di lingkungan
entitas tersebut.

3 Provinsi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten


Sumatera Barat Dharmasraya, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten
Sawahlunto/Sijunjung, Kota Sawahlunto, Kabupaten
Kepulauan Mentawai, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok
Selatan, Kota Pariaman, dan Kota Solok, Kabupaten Padang
Pariaman, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat,
Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kabupaten Agam,
Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Tanah Datar, Kota
Bukit Tinggi, dan Kota Payakumbuh, BUMD dan lembaga
terkait di lingkungan entitas.

4 Provinsi Riau Pemerintah Provinsi Riau, Kabupaten Indragiri Hilir,


Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten
Kuantan Singingi, Kabupaten Siak, Kabupaten Bengkalis,
Kabupaten Rokan Hulu, Kota Dumai, Kabupaten Kampar,
Kabupaten Rokan Hilir, Kota Pekanbaru, Kabupaten
Kepulauan Meranti, BUMD dan lembaga terkait di lingkungan
entitas.

5 Provinsi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Natuna,


Kepulauan Riau Kabupaten Bintan, Kabupaten Lingga, Kabupaten Karimun,
Kota Batam, Kota Tanjung Pinang, Kabupaten Kepulauan
Anambas, BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas.

6 Provinsi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Ogan


Sumatera Komering Ilir, Kota Lubuk Linggau, Kabupaten Banyuasin,
Selatan Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur,
Kota Palembang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir,
Kabupaten Musi Rawas Utara, Kabupaten Lahat, Kabupaten
Musi Banyuasin, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Kota
Prabumulih, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Musi Rawas,
Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kota Pagar Alam, Kabupaten
Empat Lawang, BUMD dan lembaga terkait di lingkungan

Badan Diklat PKN BPK RI 86


Organisasi BPK RI Buku Peserta

No Perwakilan Obyek Pemeriksaan


entitas.

7 Provinsi Jambi Pemerintah Provinsi Jambi, Kabupaten Kerinci, Kabupaten


Tebo, Kabupaten Bungo, Kabupaten Batanghari, Kota Sungai
Penuh, Kota Jambi, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten
Merangin, Kabupaten Muara Jambi, Kabupaten Tanjung
Jabung Barat, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, BUMD
dan lembaga terkait di lingkungan entitas.

8 Provinsi Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten


Kepulauan Bangka Tengah, Kabupaten Belitung Timur, Kabupaten
Bangka Belitung Bangka Barat, Kota Pangkal Pinang, Kabupaten Bangka,
Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Belitung, BUMD dan
lembaga terkait di lingkungan entitas.

9 Provinsi Pemerintah Provinsi Bengkulu, Kabupaten Kaur, Kabupaten


Bengkulu Seluma, Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah,
Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Lebong, Kabupaten
Muko-Muko, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten
Kepahiang, dan Kabupaten Rejang Lebong, BUMD dan
lembaga terkait di lingkungan entitas.

10 Provinsi Pemerintah Provinsi Lampung, Kabupaten Lampung Barat,


Lampung Kabupaten Pesisir Barat, Kabupaten Lampung Utara,
Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Way Kanan,
Kabupaten Mesuji, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kota
Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten
Tanggamus, Kota Metro, Kabupaten Lampung Timur,
Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Pesawaran,
Kabupaten Pringsewu, BUMD dan lembaga terkait di
lingkungan entitas.

11 Provinsi DKI Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memiliki fungsi


Jakarta pemerintahan, pengelolaan pajak daerah, pendidikan,
pariwisata, pemuda dan olah raga, sumber daya dan
perdagangan, kesehatan, tata ruang dan lingkungan hidup,
perumahan dan pekerjaan umum, perhubungan dan sosial,
unit pelaksana teknis daerah terkait di lingkungan entitas, dan
BUMD.

12 Provinsi Banten Pemerintah Provinsi Banten, Kota Serang, Kabupaten Serang,


Kota Cilegon, Kabupaten Pandeglang, Kota Tangerang,
Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, Kota Tangerang
Selatan, BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas.

Badan Diklat PKN BPK RI 87


Organisasi BPK RI Buku Peserta

No Perwakilan Obyek Pemeriksaan

13 Provinsi Jawa Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bandung,


Barat Kabupaten Sukabumi, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kota
Sukabumi, dan Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut,
Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis,
Kota Banjar, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka,
Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Kabupaten Sumedang,
Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten
Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kota
Bekasi, dan Kota Depok, BUMD dan lembaga terkait di
lingkungan entitas.

14 Provinsi Provinsi DI Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten


D.I.Yogyakarta Kulonprogo, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul, dan
Kota Yogyakarta, BUMD dan lembaga terkait di lingkungan
entitas.

15 Provinsi Jawa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Semarang, Kota


Tengah Salatiga, Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten
Jepara, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, dan Kabupaten
Rembang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten
Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kota Surakarta, Kabupaten
Blora, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Karanganyar, dan
Kabupaten Sragen, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten
Cilacap, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purbalingga,
Kabupaten Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten
Temanggung, Kabupaten Wonosobo, dan Kota Magelang,
Kabupaten Banyumas, Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal,
Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Brebes,
Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, dan Kota Tegal,
BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas.

16 Provinsi Jawa Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya, Kabupaten


Timur Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sampang, Kabupaten
Sumenep, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Pamekasan,
Kabupaten Lamongan, Kota Mojokerto, Kabupaten
Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Tuban,
Kabupaten Bojonegoro, Kota Madiun, Kabupaten Madiun,
Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Ngawi,
Kabupaten Magetan, Kota Kediri, Kabupaten Kediri,
Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten
Nganjuk, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kota Malang,
Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota Pasuruan, Kabupaten

Badan Diklat PKN BPK RI 88


Organisasi BPK RI Buku Peserta

No Perwakilan Obyek Pemeriksaan


Pasuruan, Kota Probolingo, Kabupaten Probolinggo,
Kabupaten Lumajang, Kabupaten Situbondo, Kabupaten
Bondowoso, Kabupaten Jember, dan Kabupaten Banyuwangi,
BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas.

17 Provinsi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Kota Pontianak,


Kalimantan Kabupaten Pontianak, Kota Singkawang, Kabupaten Sambas,
Barat Kabupaten Sanggau, Kabupaten Ketapang, Kabupaten
Sintang, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Melawi, Kabupaten
Bengkayang, Kabupaten Landak, dan Kabupaten Kubu Raya,
Kabupaten Kapuas Hulu, dan Kabupaten Kayong Utara, BUMD
dan lembaga terkait di lingkungan entitas.

18 Provinsi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Kota Palangkaraya,


Kalimantan Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur,
Tengah Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Lamandau, dan
Kabupaten Sukamara, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Pulang
Pisau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Katingan,
Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten
Barito Selatan, dan Kabupaten Barito Timur, BUMD dan
lembaga terkait di lingkungan entitas.

19 Provinsi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Kota Banjarmasin,


Kalimantan Kabupaten Barito Kuala, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar,
Selatan Kabupaten Tapin, dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan,
Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten
Tanah Bumbu, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai
Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, dan Kabupaten
Tabalong, BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas.

20 Provinsi Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, Kabupaten Bulungan,


Kalimantan Kota Tarakan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan,
Utara Kabupaten Tana Tidung, BUMD dan lembaga terkait di
lingkungan entitas.

21 Provinsi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Kota Samarinda, Kota


Kalimantan Bontang, Kota Balikpapan, Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai
Timur Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur,
Kabupaten Berau, Kabupaten Penajem Paser Utara, dan
Kabupaten Mahakam Ulu, BUMD dan lembaga terkait di
lingkungan entitas.

22 Provinsi Bali Pemerintah Provinsi Bali, Kabupaten Jembrana, Kabupaten


Tabanan, Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng,

Badan Diklat PKN BPK RI 89


Organisasi BPK RI Buku Peserta

No Perwakilan Obyek Pemeriksaan


Kabupaten Bangli, Kabupaten Gianyar, Kota Denpasar,
Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Klungkung, BUMD
dan lembaga terkait di lingkungan entitas.

23 Provinsi NTB Pemerintah Provinsi NTB, Kabupaten Lombok Barat,


Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur,
Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Lombok Utara,
Kabupaten Bima, Kabupaten Sumbawa, Kota Mataram,
Kabupaten Dompu, dan Kota Bima, BUMD dan lembaga
terkait di lingkungan entitas.

24 Provinsi NTT Pemerintah Provinsi NTT, Kabupaten Alor, Kabupaten Kupang,


Kabupaten Lembata, Kabupaten Belu, Kabupaten Flores
Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Timor Tengah
Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Sabu
Raijua, Kabupaten Malaka, Kabupaten Ende, Kabupaten
Nagekeo, Kabupaten Ngada, Kabupaten Sikka, Kota Kupang,
Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat,
Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Sumba Barat,
Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Barat Daya, dan
Kabupaten Sumba Timur, BUMD dan lembaga terkait di
lingkungan entitas.

24 Provinsi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Gowa,


Sulawesi Selatan Kabupaten Takalar, Kota Makassar, Kabupaten Bantaeng,
Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Bulukumba, dan
Kabupaten Selayar, Kabupaten Barru, Kabupaten Maros,
Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Kota Pare-Pare,
Kabupaten Pinrang, Kabupaten Sidenreng Rappang,
Kabupaten Enrekang, Kabupaten Tana Toraja, dan Kabupaten
Tana Toraja Utara, Kabupaten Bone, Kabupaten Sinjai,
Kabupaten Soppeng, Kabupaten Wajo, Kabupaten Luwu,
Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Luwu Utara, dan Kota
Palopo, BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas.

25 Provinsi Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, Kabupaten Mamuju,


Sulawesi Barat Kabupaten Mamuju Utara, Kabupaten Mamuju Tengah,
Kabupaten Polewali Mandar, Kabupaten Majene, dan
Kabupaten Mamasa, BUMD dan lembaga terkait di lingkungan
entitas.

26 Provinsi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Donggala,


Sulawesi Tengah Kota Palu, Kabupaten Buol, Kabupaten Toli-Toli, dan
Kabupaten Sigi, Kabupaten Morowali Utara, Kabupaten

Badan Diklat PKN BPK RI 90


Organisasi BPK RI Buku Peserta

No Perwakilan Obyek Pemeriksaan


Morowali, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Poso,
Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai Laut, Kabupaten
Banggai Kepulauan, dan Kabupaten Tojo Una Una, BUMD dan
lembaga terkait di lingkungan entitas.

27 Provinsi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, Kota Kendari,


Sulawesi Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka
Tenggara Utara, Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Konawe Utara,
Kabupaten Konawe Kepulauan, Kota Bau-Bau, Kabupaten
Buton, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Muna, Kabupaten
Konawe Selatan, Kabupaten Bombana, dan Kabupaten Buton
Utara, BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas.

28 Provinsi Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Kabupaten Kepulauan


Sulawesi Utara Sangihe, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten
Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Kepulauan
Siau Tagulandang Biaro, Kota Manado, Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow,
Kepulauan Talaud, Kabupaten Kotamobagu, Kota Tomohon,
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Minahasa
Selatan, Kota Bitung, Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan, BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas.

29 Provinsi Pemerintah Provinsi Gorontalo, Kabupaten Pahuwato, Kota


Gorontalo Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Gorontalo
Utara, Kabupaten Boalemo, dan Kabupaten Bone Bolango,
BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas.

30 Provinsi Maluku Pemerintah Provinsi Maluku, Kabupaten Maluku Tengah,


Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian
Timur, Kota Tual, Kabupaten Maluku Barat Daya, Kota Ambon,
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Kabupaten Buru,
Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Kepulauan Aru, dan
Kabupaten Buru Selatan, BUMD dan lembaga terkait di
lingkungan entitas.

31 Provinsi Maluku Pemerintah Provinsi Maluku Utara, Kota Ternate, Kabupaten


Utara Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Utara, Kota Tidore
Kepulauan, Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten
Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten
Kepulauan Sula, Kabupaten Morotai dan Kabupaten Pulau
Taliabu, BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas.

32 Provinsi Papua Pemerintah Provinsi Papua, Kota Jayapura, Kabupaten

Badan Diklat PKN BPK RI 91


Organisasi BPK RI Buku Peserta

No Perwakilan Obyek Pemeriksaan


Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sarmi, Kabupaten
Mamberamo Raya, Kabupaten Tolikara, Kabupaten
Pegunungan Bintang, Kabupaten Puncak Jaya, dan Kabupaten
Puncak, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Jayawijaya,
Kabupaten Mamberamo Tengah, Kabupaten Yalimo,
Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Nduga, Kabupaten
Kepulauan Yapen, Kabupaten Waropen, Kabupaten Supiori,
Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Nabire, Kabupaten
Paniai, Kabupaten Mimika, Kabupaten Merauke, Kabupaten
Mappi, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Asmat, dan
Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Deiyai,
BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas.

33 Provinsi Papua Pemerintah Provinsi Papua Barat, Kabupaten Manokwari,


Barat Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Fak Fak, Kabupaten
Kaimana, dan Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Manokwari
Selatan, Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Sorong
Selatan, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Raja Ampat, dan
Kabupaten Maybrat, Kabupaten Pegunungan Arfak, BUMD
dan lembaga terkait di lingkungan entitas.

Badan Diklat PKN BPK RI 92


Organisasi BPK RI Buku Peserta

14. Staf Ahli

Staf Ahli adalah salah satu unsur pelaksana BPK yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada BPK melalui Sekretaris Jenderal. Staf Ahli mempunyai
tugas memberikan kajian kepada BPK mengenai masalah tertentu sesuai bidang
keahliannya, yang tidak menjadi bidang tugas Sekretariat Jenderal, Inspektorat
Utama, Direktorat Utama, dan Auditorat Utama Keuangan Negara. Staf Ahli dalam
melaksanakan tugasnya, secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris
Jenderal.
Staf Ahli terdiri dari:
a. Staf Ahli Bidang Keuangan Pemerintah Pusat
Mempunyai tugas memberikan kajian mengenai kebijakan pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan pemerintah pusat, dan memberikan masukan
kepada BPK mengenai kebijakan dan strategi pemeriksaannya.
b. Staf Ahli Bidang Keuangan Pemerintah Daerah
Mempunyai tugas memberikan kajian mengenai kebijakan pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan pemerintah daerah, dan memberikan
masukan kepada BPK mengenai kebijakan dan strategi pemeriksaannya
c. Staf Ahli Bidang BUMN, BUMD, dan Kekayaan Negara/Daerah yang Dipisahkan
Lainnya
Mempunyai tugas memberikan kajian mengenai kebijakan pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik
Daerah, dan Kekayaan Negara/Daerah yang Dipisahkan Lainnya.
d. Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Mempunyai tugas memberikan kajian mengenai kebijakan yang terkait
dengan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan, serta
memberikan masukan kepada BPK mengenai kebijakan dan strategi
pemeriksaan BPK di bidang lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan.
e. Staf Ahli Bidang Manajemen Resiko.
Mempunyai tugas melakukan kajian dan memberikan masukan kepada BPK
mengenai kebijakan dan strategi yang terkait dengan manajemen resiko serta
memberikan masukan kepada BPK mengenai strategi penerapan manajemen
resiko dalam kelembagaan BPK, guna mendukung pencapaian sasaran unit
kerja dan organisasi yang efektif dan efisien.

15. Kelompok Jabatan Fungsional

BPK dapat membentuk Kelompok Jabatan Fungsional sesuai kebutuhan.


Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan

Badan Diklat PKN BPK RI 93


Organisasi BPK RI Buku Peserta

perundang-undangan. Kelompok jabatan fungsional terdiri atas sejumlah jabatan


fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai
dengan bidang keahliannya. Masing-masing kelompok jabatan fungsional
dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior. Jumlah tenaga fungsional
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis Jabatan Fungsional
yang ada di BPK saat ini adalah Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP), Jabatan
Fungsional Arsiparis, Jabatan Fungsional Pranata Komputer (JFPK), Jabatan
Fungsional Widyaiswara, Jabatan Fungsional Asesor dan Jabatan Fungsional
Medis (Dokter/perawat). Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Badan Diklat PKN BPK RI 94


Organisasi BPK RI Buku Peserta

BAB IV
SIMPULAN

Ketentuan mengenai BPK diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15


Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Berdasarkan undang-undang tersebut
telah ditetapkan organisasi dan tata kerja pelaksana BPK berdasarkan Surat Keputusan
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 3/K/I-XIII.2/7/2014 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan BPK Nomor 14/K/I-XIII.2/9/2017 tentang
Perubahan Keempat atas Keputusan BPK Nomor 3/K/I-XIII.2/7/2014 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Pelaksana BPK terdiri dari :
a. Ketua merangkap Anggota, seorang Wakil Ketua merangkap Anggota, dan 7 (tujuh)
orang Anggota.
b. Pelaksana BPK, yang terdiri atas Sekretariat Jenderal, Inspektorat Utama, Ditama
Revbang, Ditama Binbangkum, AKN I, AKN III, AKN IIII, AKN IV, AKN V, AKN VI, AKN
VII, Auditorat Utama Investigasi, Badiklat PKN, BPK Perwakilan, Staf Ahli, dan
Kelompok Jabatan Fungsional.

Badan Diklat PKN BPK RI 95


Organisasi BPK RI Buku Peserta

CATATAN PESERTA
Evaluasi Modul
Lembar yang disediakan ini dapat anda gunakan untuk membantu Badiklat PKN dalam
meningkatkan mutu modul pembelajaran dengan menuliskannya kembali ke Lembar
Evaluasi yang diberikan oleh Panitia Diklat diakhir kegiatan.

Agenda untuk pengembangan pribadi


Lembar yang disediakan ini dapat Saudara gunakan untuk membantu IDP
Saudara(Individual Development Plan). Masukkan rencana-rencana yang akan Saudara
lakukan untuk memperdalam pemahaman anda atas hal-hal yang dibahas dipelajaran ini.

Badan Diklat PKN BPK RI 96


Organisasi BPK RI Buku Peserta

TIM PENYUSUN
Edisi 2 (Februari 2018)

Penanggung Jawab : Dwi Setiawan Susanto


Penyunting : Palupi Widyanthi
Penyusun Revisi : Elliya Nurul Firdaus
Sekretariat : 1. Dewi Sarwoassri K.
2. Firman Darusman
3. Caesar Rudy Rahardjo

© 2018 Bidang Standarisasi Diklat

Badan Diklat PKN BPK RI 97

Anda mungkin juga menyukai