Anda di halaman 1dari 38

POLA TATA KELOLA

BADAN LAYANAN UMUM


BALAI LAYANAN USAHA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA KARAWANG

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga Dokumen Pola Tata Kelola Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya
(BLUPPB) Karawang dapat kami selesaikan.
Pedoman Tata Kelola ini dibuat dalam rangka mempersiapkan BLUPPB Karawang
menuju Badan Layanan Umum. Semua rancanagan yang dibuat digunakan untuk rencana ke
depan, yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan yang ada pada saat ini.
Konsekuensi layanan Publik yang diberikan BLUPPB Karawang melalui tupoksinya akan
memberikan dasar bagi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU)
Badan Layanan Umum pada prinsipnya adalah Entexpn.s/.ng govemmenf yang
merupakan paradjgma baru yang menjadi jiwa pengelolaan keuangan sektor publik. Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menekankan pada basis kinerja
dalam penganggaran, memberikan landasan yang penting bagi orientasi baru tersebut di
Indonesia. Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja ini di lingkungan instansi
pemerintah, Dalam pasal 68 dan pasal 69 undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 disebutkan
bahwa instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan kepada
masyarakat, termasuk pelayanan penyediaan paket usaha perikanan budidaya yang
diselenggarakan oleh BLUPPB Karawang, dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan
yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, eflsiensi, dan efektivitas. Instansi demikian,
dengan sebutan umum sebagai Badan Layanan Umum, diharapkan menjadi implementasi
konkrit dari sistem penerapan manajemen keuangan berbasis kinerja.
Pola pengelolaan keuangan dalam BLU menerapkan prinsip fleksibilitas, dalam
pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas
maupun pengadaan barang/jasa. 0leh karena itu, perlu adanya mekanisme pengendalian
yang ketat dalam perencanaan, penganggaran serta pertanggungjawabannya.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, BLUPPB Karawang bermaksud
menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan umum (PK-BLU) dengan menyusun
dokumen Rencana Strategis Bisnis sebagajmana dipersyaratkan dalam pasal 44 ayat 1
Peraturan Menteri Keuangan No 129 tahun 2020 tentang Pedoman Pengelolaan Badan
Layanan Umum.
Pola Tata Kelola juga telah dibenahi untuk disesuaikan dengan harapan bahwa
penerapan Pengelolaan Keiiangan Badan tidak sekedar sebagai format baru dalam
pengelolaan keuangan BLUPPB Karawang tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan serta perbaharuan manajemen keuangan sektor publik bagi kepada masyarakat.
Demikian Pola Tata Kelola ini disusun dengan harapan bahwa penerapan PK BLU
tidak hanya sekedar format baru dalam pengelolaan keuangan BLUPPB Karawang tetapi juga
dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal serta berkualitas kepada masyarakat.

DokLimen Pola Ta[a Kelola -BLUPPB Karawang


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL 4
DAFTAR GAMBAR 5
BAB I. PENDAHULUAN 6
1.1. Latar Belakang............................................................................................................ 6
1.2. Ruang Lingkup............................................................................................................ 7
BAB II. KAIDAH TATA KELOLA 8
2.1. Pengertian Pola Tata Kelola ....................................................................................... 8
2.1.1. Organisasi dan Tata Laksana .............................................................................. 8
2.1.2. Akuntabilitas ........................................................................................................ 8
2.1.3. Transparansi ....................................................................................................... 8
2.2. Prinsip-Prinsip Tata Kelola .......................................................................................... 9
2.3. Tujuan Penerapan Tata Kelola ................................................................................... 9
2.4. Klausula Tentang Perubahan Tata Kelola ................................................................. 10
BAB III. ORGANISASI DAN TATA LAKSANA 11
3.1. Tugas Pokok dan Fungsi BLUPPB Karawang........................................................... 11
3.2. Visi dan Misi BLUPPB Karawang .............................................................................. 12
3.3. Struktur Organisasi BLUPPB Karawang Saat ini ....................................................... 12
3.4. Struktur Organisasi BLUPPB Karawang Setelah Menjadi PPK-BLU ......................... 13
3.5. Tugas Pokok dan Wewenang dalam Organisasi BLU ............................................... 14
3.5.1. Dewan Pengawas ............................................................................................. 15
3.5.2. Sistem Pengendalian Intern............................................................................... 16
3.5.3. Unsur Manajemen ............................................................................................. 17
3.6. Prosedur Kerja .......................................................................................................... 18
3.7. Kesediaan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia ............................................. 21
3.7.1. Ketersediaan Sumberdaya Manusia .................................................................. 21
3.7.2. Pengembangan Sumberdaya Manusia .............................................................. 22
BAB IV. AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI 27
4.1. Akuntabilitas Program ............................................................................................... 27
4.2. Akuntabilitas Kegiatan .............................................................................................. 29
4.3. Akuntabilitas Keuangan ............................................................................................ 30
4.4. Transparansi Program .............................................................................................. 34
4.4.1. Penyelenggaraan Sistem Manajemen Berbasis Teknologi Informasi dalam
Peningkatan Transparansi ............................................................................................... 35

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 2


4.4.2. Penyebaran Informasi melalui sosialisasi, kunjungan khusus, dan pameran ..... 35
4.4.3. Buku Tahunan ................................................................................................... 36
4.4.4. LAKIP ................................................................................................................ 36
4.4.5. Audit Internal ..................................................................................................... 36
BAB V. PENUTUP 37

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 3


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jabatan BLUPPB Karawang setelah menjadi PK BLU .......................................... 14


Tabel 2. Daftar prosedur kerja yang disusun dan diterapkan di BLUPPB Karawang ........... 19
Tabel 3. Jumlah PNS (ASN) BLUPPB Karawang berdasarkan Jabatan ............................. 21
Tabel 4. Jumlah PPNPN BLUPPB Karawang berdasarkan Jabatan ................................... 21
Tabel 5. Rencana Penambahan Pegawai PNS................................................................... 23
Tabel 6. Rencana Penambahan Pegawai Non PNS ........................................................... 23
Tabel 7. Timeline program pengembangan SDM dalam 5 tahun ke depan (pendidikan dan
pelatihan) ............................................................................................................................ 24

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 4


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi BLUPPB Karawang ........................................................... 12


Gambar 2. Struktur Organisasi BLUPPB Karawang setelah penerapan PK-BLU ............... 14
Gambar 3. Jumlah pegawai berdasarkan kepangkatan ...................................................... 22
Gambar 4 Jumlah pegawai berdasarkan usia ..................................................................... 22

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 5


BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu agenda reformasi keuangan negara adalah adanya pergeseran sistem
penganggaran dari penganggaran tradisional menjadi penganggaran berbasis kinerja.
Dengan sistem penganggaran berbasis kinerja ini, arah penggunaan dana pemerintah tidak
lagi berorientasi pada input, tetapi lebih berorientasi pada output. Perubahan ini penting dalam
rangka proses pembelajaran untuk menggunakan sumberdaya pemerintah yang makin
terbatas, tetapi tetap dapat memenuhi kebutuhan dana yang semakin tinggi.
Penganggaran yang berorientasi pada output merupakan praktek yang telah dianut
luas oleh pemerintah modern di berbagai negara. Pendekatan penganggaran yang demikian
sangat diperlukan bagi satuan kerja instansi pemerintah yang memberikan pelayanan kepada
publik. Salah satu alternatif untuk mendorong peningkatan pelayanan publik adalah dengan
mewiraswastakan pemerintah. Mewiraswastakan pemerintah (bureaucrat entrepeuneur)
adalah paradigma yang memberi arah yang tepat bagi sektor keuangan publik. Ketentuan
tentang penganggaran tersebut telah dituangkan dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara.
Selanjutnya, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara membuka
koridor baru bagi penerapan penganggaran berbasis kinerja di lingkungan pemerintah. Sesuai
pasal 68 dan 69 Undang-undang tersebut, instansi pemerintah yang tugas pokok dan
fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pengelolaan keuangan
yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas.
Prinsip-prinsip pokok yang tertuang dalam kedua undang- undang tersebut menjadi
dasar penetapan instansi pemerintah untuk menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (PPK-BLU). PPK-BLU ini diharapkan menjadi langkah awal dalam
pembaharuan manajemen keuangan sektor publik, demi meningkatkan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut maka Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Budidaya Karawang perlu mempersiapkan diri menuju PPK-BLU dengan menyiapkan dan
menyusun dokumen-dokumen yang diperlukan, salah satunya adalah pola tata kelola.
Pola Tata Kelola adalah peraturan internal organisasi dan tata laksananya, dalam
rangka penerapan akuntabilitas dan transparansi. Pola tata kelola disusun dalam rangka
memenuhi persyaratan administratif sebagai satker instansi pemerintah yang menerapkan
PPK-BLU. Tata kelola yang baik merupakan suatu sistem yang di rancang untuk
mengarahkan pengelolaan BLU berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, kemandirian,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran untuk mencapai penyelenggaraan
kegiatan BLU yang memperhatikan kepentingan setiap pihak yang terkait berdasarkan
peraturan dan praktik bisnis yang sehat.
BLUPPB Karawang memiliki aset lahan yang tidak dapat didanai seluruhnya
menggunakan APBN. Untuk dapat memaksimalkan pengelolaan lahan dengan menerapkan
pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan
efektivitas maka diperlukan pengelolaan secara bureaucratic entrepeuneur melalui PPK-BLU.
Penerapan PPK BLU berpotensi meningkatkan penerimaan negara melalui optimalisasi dan
peningkatan produktivitas lahan, serta meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan.

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 6


1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyusunan pola tata kelola BLUPPB Karawang meliputi antara lain:

BAB I. Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang penyusunan pola tata kelola dan ruang lingkup penulisan.

BAB II. Kaidah Tata Kelola


Memuat pengertian pola tata kelola, prinsip-prinsip yang digunakan dalam penyusunan pola
tata kelola yang baik. Tujuan penerapan pola tata kelola serta klausal perubahan pola tata
kelola.

BAB III. Organisasi dan Tata Laksana


Memuat struktur organisasi saat ini dan usulan setelah menerapkan PPK-BLU, uraian tugas
pejabat dan pengelola BLU, prosedur kerja (SOP) BLUPPB Karawang, serta ketersediaan
SDM saat ini, rencana pengembangan SDM baik kualitas maupun kuantitas dan pola
rekrutmen pegawai.

BAB IV. Akuntabilitas dan Transparansi


Memuat akuntabilitas program, kegiatan dan keuangan, serta transparansi yang meliputi
ketersediaan informasi kepada publik dan media publikasi informasi yang digunakan.

BAB V. Penutup

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 7


BAB II. KAIDAH TATA KELOLA

2.1. Pengertian Pola Tata Kelola


Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 129 tahun 2020 tentang
Pedoman Pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU), pola tata kelola merupakan peraturan
internal yang menetapkan hal-hal anatar lain struktur organisasi, uraian tugas, prosedur kerja,
ketersediaan dan pengembangan SDM.

2.1.1. Organisasi dan Tata Laksana


Struktur organisasi disusun oleh satker yang akan menerapkan PK BLU dengan
ketentuan sebagai berikut:
- Memperhatikan kebutuhan organisasi;
- Merupakan sarana dalam mewujudkan visi, misi, dan strategi organisasi;
- Menggambarkan posisi jabatan dan hubungan wewenang/tanggung jawab antar jabatan
dalam pelaksanaan tugasnya;
- Menggambarkan pengelompokan fungsi yang logis;
- Memenuhi prinsip efektifitas biaya (cost effectiveness);
- Memenuhi unsur pendayagunaan SDM.
Prosedur kerja menggambarkan alur/ proses pelayanan/ kegiatan yang diberikan oleh
satker dari awal hingga akhir, berupa flowchart dan narasinya.

2.1.2. Akuntabilitas
Mencakup pertanggungjawaban dalam pengelolaan sumberdaya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepadanya, dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Terdiri dari:
a. Akuntabilitas Program merupakan uraian mengenai program satker dalam melaksanakan
seluruh kebijakannya sesuai dengan core business, disertai dengan seperangkat
indikator kinerja non keuangan.
b. Akuntabilitas kegiatan merupakan uraian kegiatan satker yang akan dilaksanakan
sebagai wujud pelaksanaan program yang telah ditetapkan, disertai dengan seperangkat
indikator kinerja non keuangan.
c. Akuntabilitas Keuangan merupakan uraian pola pertanggungjawaban satker dalam
pengelolaan sumber daya keuangan dalam rangka pelaksanaan kebijakan, program, dan
kegiatan yang telah ditetapkan.

2.1.3. Transparansi
Satker mengungkapkan penerapan asas keterbukaan yang dibangun atas dasar
kebebasan arus informasi, dengan tujuan informasi tersebut dapat secara langsung diterima
oleh yang membutuhkan dengan menyajikan :
a. Kejelasan tugas dan wewenang berupa pemberian informasi atas tugas dan kewenangan
dari masing-masing Pejabat Pengelola BLU yang terdiri dari pimpinan, pejabat keuangan,
dan pejabat teknis, Pegawai BLU, serta Dewan Pengawas.
b. Ketersediaan informasi kepada publik pengungkapan atas ketersediaan informasi bagi
publik.

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 8


2.2. Prinsip-Prinsip Tata Kelola
Dalam sebuah Badan Layanan Umum pengelolaan organisasi berbasis kinerja hanya
dapat dilakukan bila organisasi dilaksanakan atas dasar prinsip‐prinsip Tata Kelola yang
menjamin terselenggaranya praktek‐praktek baik (good practices) sebagai berikut:
1. Transparansi, yaitu mengikuti asas keterbukaan agar informasi mengenai BLUPPB
Karawang secara langsung dapat diterima bagi pihak‐ pihak yang membutuhkan.
2. Akuntabilitas, yaitu mempertanggungjawabkan pengelolaan sumberdaya serta
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada BLUPPB Karawang dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
3. Responsibilitas, yaitu kesesuaian pengelolaan BLUPPB Karawang terhadap peraturan
perundang‐undangan yang berlaku dan prinsip‐prinsip organisasi yang sehat.
4. Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak‐ hak stakeholder
BLUPPB Karawang yang timbul berdasarkan perjanjian maupun peraturan
perundangundangan yang berlaku.
5. Kemandirian, yaitu keadaan pengelelolaan BLUPPB Karawang tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
kepentingan organisasi maupun peraturan perundang‐undangan.

2.3. Tujuan Penerapan Tata Kelola


Tata Kelola BLUPPB Karawang memenuhi prinsip‐prinsip Tata Kelola yang menjamin
terselenggaranya praktek‐praktek baik, agar dapat mendorong pengelolaan BLUPPB
Karawang menjadi lebih profesional, berdaya dalam mengemban fungsi, visi dan misinya.
Dalam hal implementasi sistem Tata Kelola, setiap pihak dalam organisasi BLUPPB
Karawang harus dapat secara mudah didorong agar memiliki kesadaran atas adanya
tanggung jawab sosial BLUPPB Karawang terhadap stakeholder.
Dalam struktur pengelolaan BLUPPB Karawang sebagaimana saat ini, terdapat
beberapa potensi yang memungkinkan terjadinya inefisiensi pengelolaan sumberdaya.
Perbaikan perlu dilakukan terutama menyangkut kejelasan prosedur dan kewenangan
administrasi dengan posisi pengelolaan kegiatan pelatihan. Dalam hal pengelolaan arus
informasi, pengendalian kegiatan maupun pengelolaan aset khususnya keuangan dan
sumberdaya manusia terdapat sejumlah titik‐titik pokok yang memerlukan perbaikan
mendesak.
Perubahan Tata Kelola BLUPPB Karawang untuk memperbaiki mekanisme kerja
khususnya terkait dengan isu‐isu krusial tersebut di atas, BLUPPB Karawang memerlukan
landasan hukum untuk melakukan transformasi keorganisasian. Status sebagai BLU
diharapkan dapat memberikan peluang lebih baik bagi BLUPPB Karawang untuk melakukan
pembenahan Tata Kelola yang mendorong peningkatan kualitas layanan dengan menumbuh‐
kembangkan efisiensi, relevansi, transparansi, akuntabilitas. Diharapkan dengan menjadi
BLU, leadership dapat tumbuh di semua jenjang posisi dalam keorganisasian. Untuk tujuan
ini perbaikan sistem informasi dan kejelasan Manual Kerja mutlak diperlukan agar dapat
mendorong organ‐organ BLUPPB Karawang memiliki kapasitas dan kecepatan yang
memadai dalam membuat perencanaan dan keputusan. Outcome yang diharapkan adalah
ketercapaian misi dan visi BLUPPB Karawang serta peningkatan peran dalam mendukung
kemajuan bangsa dan negara serta mampu mengangkat kualitas kinerja BLUPPB Karawang
yang diperhitungkan pada tataran persaingan global.

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 9


2.4. Klausula Tentang Perubahan Tata Kelola
Pola Tata Kelola BLUPPB Karawang akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap
struktur organisasi yang meliputi tugas pokok dan fungsi maupun perundang‐undangan yang
terkait dengan Pola Tata Kelola BLUPPB Karawang, serta disesuaikan dengan fungsi,
tanggung jawab, dan kewenangan BLUPPB Karawang serta perubahan lingkungan BLUPPB
Karawang.
BLUPPB Karawang saat ini memiliki lahan yang seluas 390 hektar di Karawang,
ditambah lagi pada tahun 2023 BLUPPB Karawang mengemban tugas mengelola Tambak
Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) Kebumen seluas 100 hektar. Kendala riil yang
dihadapi saat ini adalah kurangnya dana APBN untuk memaksimalkan pengelolaan lahan
budidaya tersebut. Saat ini APBN hanya cukup untuk memanfaatkan sekitar 115 hektar di
Karawang. Untuk itu BLUPPB Karawang memerlukan pengelolaan manajerial dan
pengelolaan keuangan yang profesional serta fleksibel dengan menonjolkan produktivitas,
efisiensi, dan efektivitas melalui PPK-BLU. Diharapkan dengan penerapan PPK-BLU,
pengelolaan kawasan yang luas ini bisa lebih optimal yang berorientasi bureaucratic
entrepreneur. Adapun tahapan-tahapan yang dapat dilakukan meliputi :
a. Peningkatan produktivitas lahan, dimana sebelumnya sistem pertanggungjawaban
anggaran dilakukan setiap selesai siklus produksi atau dapat dikatakan dalam satu tahun
anggaran hanya dapat dilakukan satu kali siklus produksi. Dengan penerapan PPK BLU
ini dimana pengelolaan keuangan lebih fleksibel maka siklus produksi bisa ditingkatkan
minimal 2 siklus dalam setahun, yang berimbas pada peningkatan potensi penerimaan
negara.
b. Dari total area yang dimiliki tersebut masih terdapat lahan-lahan idle yang belum
dimanfaatkan secara maksimal dikarenakan keterbatasan anggaran APBN dan sistem
pertanggungjawaban anggaran yang sebelumnya sehingga potensi potensi peningkatan
produktivitas itu belum dapat dicapai. Penerapan PPK BLU diharapkan dapat
mengoptimalkan pengelolaan lahan yang dimiliki oleh BLU.
c. Terciptanya lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar. Optimalisasi Pemanfaatan
lahan akan berimbas pada peningkatan kebutuhan tenaga kerja.

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 10


BAB III. ORGANISASI DAN TATA LAKSANA

3.1. Tugas Pokok dan Fungsi BLUPPB Karawang


Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang semula
bernama Proyek Pandu Tambak Inti Rakyat (PP-TIR) sesuai KEPPRES No. 18 Tahun 1984.
Tujuan pembentukan PP-TIR adalah untuk mewujudkan kawasan percontohan usaha
budidaya udang yang maju, ramah lingkungan dan berkelanjutan guna memandu
pengembangan usaha budidaya udang nasional.
Seiring dengan perkembangan waktu dan bergulirnya Reformasi 1998, manajemen
Tambak Pandu TIR ikut mengalami imbas negatif yang mengakibatkan terhentinya kegiatan
operasional. Pada tanggal 5 Juni 2002, PP-TIR diserahterimakan oleh Sekretariat Negara RI
kepada Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai Departemen Teknis dengan tujuan
membentuk wadah percontohan dan pendampingan teknologi perikanan budidaya.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya No.
11/DPB.0/I/2006, eks PP-TIR berubah nama menjadi Satker Pengembangan Kawasan
Tambak Pandu Karawang (TPK). Memasuki TA. 2009, unit kerja ini ditetapkan menjadi
BLUPPB Karawang sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya berdasarkan Kepmen No. PER.07/MEN/2009 tanggal 13 Maret 2009.

3.1.1. Tugas Pokok


Tugas pokok BLUPPB Karawang sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor : PER.07/MEN/2009 tanggal 13 Maret 2009 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang adalah
“Melaksanakan pengembangan usaha produksi perikanan budidaya melalui pola
pengembangan etalase dan inkubator usaha perikanan budidaya sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan”.

3.1.2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Budidaya (BLUPPB) Karawang memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana, program, dan evaluasi di bidang perekayasaan usaha produksi
perikanan budidaya air tawar, budidaya air payau, dan budidaya laut,
b. Perekayasaan segmentasi dan analisis kelayakan skala usaha pembenihan,
pendederan, pembesaran usaha produksi perikanan budidaya,
c. Percontohan usaha produksi dengan penerapan sertifikasi sistem mutu budidaya
perikanan,
d. Penerapan tata kelola kawasan usaha, analisa jenis, dan tata guna faktor-faktor produksi,
e. Rancang bangun dan analisis sarana mekanisasi usaha produksi perikanan budidaya,
f. Pelayanan sarana produksi hasil produksi satuan kerja,
g. Pelaksanaan rancang bangun kontruksi, peralatan dan mesin sarana budidaya, serta
analisis laboratorium,
h. Pelaksanaan diseminasi dan pendampingan usaha produksi perikanan budidaya,
i. Pelayanan akses kemitraan usaha budidaya dan jasa informasi usaha/perpustakaan,
j. Penyelenggaraan lembaga sertifikasi sistem mutu usaha produksi perikanan budidaya,
k. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga.

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 11


3.2. Visi dan Misi BLUPPB Karawang
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BLUPPB Karawang
menyusun visi dan misi. Visi BLUPPB Karawang adalah “Menjadikan Balai Layanan Usaha
Produksi Perikanan Budidaya Karawang sebagai Pusat Pengembangan Usaha
Perikanan Budidaya yang Terkemuka”. Untuk mencapai visi tersebut, BLUPPB Karawang
memiliki misi Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Usaha Produksi Perikanan Budidaya
yang Berdaya Saing, Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan.

3.3. Struktur Organisasi BLUPPB Karawang Saat ini


Struktur organisasi Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Karawang
saat ini digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Struktur Organisasi BLUPPB Karawang

Berdasarkan Permen KP No. 67 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Budidaya, susunan organisasi BLUPPB Karawang terdiri
atas:
3.3.1. Subbagian Umum
Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan penyusunan, pemantauan, dan
evaluasi rencana, program, dan anggaran, pelaporan, urusan keuangan, hubungan
masyarakat, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, persuratan, kearsipan, dokumentasi,
rumah tangga, serta pengelolaan barang milik negara dan perlengkapan;
3.3.2. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional dapat ditetapkan sesuai dengan kebutuhan dan
melaksanakan tugas memberikan pelayanan fungsional sesuai dengan bidang keahlian dan
keterampilan. Dalam pelaksanaan tugas, ditetapkan Koordinator Pelaksana Fungsi
Pelayanan Fungsional sesuai dengan ruang lingkup bidang tugas dan fungsi BLUPPB
Karawang. Koordinator dimaksud mempunyai tugas mengoordinasikan dan mengelola
kegiatan pelayanan masing-masing fungsional sesuai dengan bidang tugas BLUPPB
Karawang.

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 12


Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan perekayasaan,
penerapan dan bimbingan penerapan standar/sertifikasi sistem mutu usaha produksi
perikanan budidaya, pengendalian hama dan penyakit ikan, pengawasan perbenihan dan
pembudidayaan dan kegiatan lain yang sesuai dengan tugas masing-masing jabatan
fungsional khusus/tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jabatan fungsional yang terdapat di BLUPPB Karawang terdiri dari (1) perekayasa, (2)
litkayasa, (3) pengawas perikanan, dan (4) PHPI.

3.4. Struktur Organisasi BLUPPB Karawang Setelah Menjadi PPK-BLU


Dengan adanya penerapan Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (PPK-BLU) pada BLUPPB Karawang, maka mengharuskan BLUPPB Karawang
menjalankan tugas dan fungsinya dalam upaya pengembangan peningkatan efisiensi dan
efektivitas serta perbaikan kinerja pelayanan kepada masyarakat. Sehingga penerapan ini
sebagai implementasi konsep penganggaran berbasis kinerja, dapat memberikan fleksibilitas
dalam pengelolaan keuangan guna mendukung efektivitas pelayanan yang diberikan.
Untuk itu dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya tentu perlu adanya
penyesuaian fungsi, tugas dan tanggung jawab dalam struktur organisasi. Perubahan
dimaksud bertujuan untuk menyesuaikan dengan Pola Pengelolaan Keuangan tanpa
mengurangi tugas dan fungsi yang sudah ada.
Karena dalam PPK-BLU diperlukan kemandirian sumber dana, maka perlu penekanan
dan perhatian yang lebih penambahan divisi pengembangan usaha. Divisi ini diharapkan
dapat memberikan pengembangan usaha yang ada serta mencari sumber usaha lain yang
relevan dengan tugas pokok dan fungsi serta aset yang dikelola oleh BLUPPB Karawang.
Unit‐unit yang secara khusus dibuat untuk mengawasi jalannya organisasi atas nama
stakeholder adalah Dewan Pengawas. Untuk melakukan pengawasan daripada kinerja
keuangan BLU juga ditambah sebuah unit yaitu Satuan Pengawasan Intern. Satuan
Pemeriksaan Internal (SPI) adalah unit di bawah pimpinan untuk membantu untuk
melaksanakan pemeriksaan intern sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Unit‐unit tersebut diharapkan dapat membantu penguatan akuntabilitas dan transparansi
untuk membangun kesehatan organisasi dan perbaikan layanan.
Pembenahan di bidang pengelolaan keuangan dirancang dengan memperkuat
Subbagian Umum sebagai penanggung jawab utama pengelolaan keuangan, dengan
demikian diharapkan organisasi BLUPPB Karawang nantinya mampu secara cermat
melakukan Rancangan Bisnis Anggaran (RBA). Selain unit unit baru tersebut yang
merupakan perubahan mendasar dibandingkan organisasi BLUPPB Karawang yang lama,
ada pula perbaikan minor untuk tujuan peningkatan efektivitas kinerja.
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan acuan bagi seluruh struktur
organisasi dan pegawai BLUPPB Karawang dalam melaksanakan pekerjaan. Acuan
pelaksanaan pekerjaan merupakan bagian vital dalam pengelolaan BLUPPB Karawang dan
diharapkan merupakan suatu standar baku dalam proses bisnis Balai sehingga tingkat
pelayanan kepada seluruh pengguna dapat mencapai standar yang dinginkan.
Pengembangan organisasi ke depan setelah menjadi BLU diarahkan kepada
pembagian tugas sesuai dengan fungsi-fungsinya. Persyaratan minimal dari para Pimpinan
dan pejabat BLU serta seluruh jajaran BLUPPB Karawang ditata ulang disesuaikan dengan
kondisi organisasi yang ada.

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 13


Struktur Organisasi dan Uraian Tugas serta persyaratan pada Pejabat pokok setelah
menjadi BLU adalah sebagai berikut :

Dewan Kepala BLUPPB


Pengawas Karawang

Sistem Pengendalian
Intern
Kepala Sub
Bagian Umum

Koordinator dan
Kelompok Jabatan
Fungsional

Gambar 2. Struktur Organisasi BLUPPB Karawang setelah penerapan PK-BLU

Adapun jabatan BLUPPB Karawang setelah menjadu PK BLU disajikan pada tabel
berikut.

Tabel 1. Jabatan BLUPPB Karawang setelah menjadi PK BLU

No Nama Jabatan Tingkat Eselon Keterangan


1 Kepala BLUPPB Karawang III a Jabatan Struktural
2 Kepala Sub Bagian Umum IV a Jabatan Struktural
3. Dewan Pengawas Non Eselon Susunan Anggota ditetapkan
dengan Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan dengan
persetujuan Menteri Keuangan
4. Satuan Pemeriksaan Intern Non Eselon
Unit Non Struktural yang
bertanggung jawab kepada Kepala
BLUPPB Karawang
5. Kelompok Jabatan Non Eselon Jabatan Fungsional sesuai
Fungsional kebutuhan organisasi

3.5. Tugas Pokok dan Wewenang dalam Organisasi BLU


Pejabat pengelola BLU terdiri atas pemimpin, pejabat keuangan, dan pejabat teknis.
Sedangkan pembinaan teknis BLU dilakukan oleh KKP dan pembinaan keuangan dilakukan
oleh menteri keuangan. Dalam rangka pelaksanaan pembinaan maka dibentuk Dewan
Pengawas dan Sistem Pengendalian Intern. Pemisahan fungsi dan tugas pokok yang tegas
antara unsur Dewan Pengawas, Pimpinan dan unsur pengelola lainnya sangat perlu.

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 14


Demikian pula pemisahan fungsi dan tugas pokok pengelola yang terdiri atas Pemimpin,
Pejabat Keuangan dan Umum, Pejabat Teknis dan Pejabat Fungsional.

3.5.1. Dewan Pengawas


Dewan Pengawas adalah satuan fungsional yang bertugas melakukan pengawasan
terhadap pengurusan BLU. Dewan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Menteri
Kelautan dan Perikanan atas persetujuan Menteri Keuangan. Pembentukan Tata cara, tugas
dan fungsi serta pembentukan Dewan Pengawas ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala
Balai dengan mengacu pada ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
129/PMK.05/2020 Tentang pedoman pengelolaan badan layanan umum. Pembentukan
Dewan Pengawas dilakukan karena BLUPPB Karawang telah memenuhi ketentuan minimum
realisasi nilai omzet tahunan dan nilai aset menurut neraca.
a. Tugas dan Kewajiban
Dewan Pengawas bertugas melaksanakan pengawasan terhadap tugas dan tanggung
jawab Pejabat Pengelola BLU, serta memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola BLU.
Dalam melakukan pengawasan tersebut, Dewan Pengawas mengarahkan, memantau, dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BLU.
Dewan pengawas memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut:
1) menjamin pengambilan keputusan yang efektif, tepat, dan cepat serta dapat bertindak
secara independen, tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu
kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis;
2) memantau dan memastikan bahwa tata kelola telah diterapkan secara efektif dan
berkelanjutan;
3) menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Pengawas terintegrasi
dengan RBA;
4) membuat/memiliki pembagian tugas, pedoman, dan tata tertib kerja yang bersifat
mengikat bagi setiap anggota Dewan Pengawas;
5) memberikan pendapat dan saran secara tertulis kepada Menteri/Pimpinan Lembaga,
Menteri Keuangan, dan Pejabat Pengelola BLU mengenai, tetapi tidak terbatas pada,
RSB dan RBA yang disusun oleh Pejabat Pengelola BLU;
6) melaporkan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan dalam hal
terjadi gejala menurunnya kinerja BLU dan/ atau penyimpangan atas ketentuan
peraturan perundang-undangan;
7) menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Dewan Pengawas yang telah dilakukan
kepada Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan;
8) memastikan bahwa temuan dan rekomendasi dari satuan pemeriksaan intern, auditor
intern Pemerintah, auditor ekstern, pembina BLU, dan pihak lain telah di tindaklanjuti;
9) mengungkapkan remunerasi dan fasilitas lain pada laporan pelaksanaan tata kelola;
dan
10) mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Persyaratan Keanggotaan
Anggota dewan pengawas diangkat dari orang perseorangan yang memenuhi
persyaratan antara lain:
1) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) memiliki integritas, dedikasi, itikad baik, dan rasa tanggung jawab;

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 15


3) dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya;
4) bukan anggota atau pengurus partai politik;
5) bukan calon anggota legislatif, dan/ atau anggota legislatif;
6) bukan calon kepala/wakil kepala daerah atau kepala/wakil kepala daerah;
7) bukan Pegawai pada BLU bersangkutan atau tidak sedang menjabat sebagai Pejabat
Pengelola pada BLU;
8) tidak sedang menjadi tersangka atau terdakwa dalam proses peradilan;
9) tidak sedang menjadi terpidana sesuai dengan keputusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
10) cakap melakukan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi
anggota direksi/komisaris/Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah sehingga
menyebabkan suatu badan usaha pailit atau dihukum karena melakukan tindak pidana
yang merugikan Keuangan Negara; dan
11) tidak memiliki hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga baik menurut
garis lurus maupun garis ke samping termasuk hubungan yang timbul karena
perkawinan dengan Pejabat Pengelola BLU maupun dengan anggota Dewan
Pengawas lainnya.

3.5.2. Sistem Pengendalian Intern


Sistem Pengendalian Internal (SPI) adalah Institusi Fungsional yang bertugas
mendukung kegiatan BLU dalam pemeriksaan dan pengawasan internal BLU. Sistem
Pengendalian Internal (SPI) dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat dan diberhentikan
oleh Pimpinan BLU serta bertanggung jawab kepada Pimpinan BLU.
a. Tugas dan Kewajiban
Satuan Pengawasan Intern memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut:
1) menyusun dan melaksanakan rencana Pengawasan Intern;
2) menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan sistem manajemen
risiko;
3) melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang
keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi
informasi, dan kegiatan lainnya;
4) memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang
diawasi pada semua tingkat manajemen;
5) membuat laporan hasil Pengawasan Intern dan menyampaikan laporan tersebut
kepada Pemimpin BLU dan Dewan Pengawas;
6) memberikan rekomendasi terhadap perbaikan/
7) peningkatan proses tata kelola dan upaya pencapaian strategi bisnis BLU;
8) memantau, menganalisis, dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi
pengawasan oleh SPI, aparat pengawasan intern Pemerintah, aparat pemeriksaan
ekstern Pemerintah, dan pembina BLU;
9) melakukan reviu laporan keuangan;
10) melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan;
11) menyusun dan memutakhirkan pedoman kerja serta sistem dan prosedur pelaksanaan
tugas SPI; dan
12) melaksanakan tugas lainnya berdasarkan penugasan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 16


b. Persyaratan Keanggotaan
Anggota dewan pengawas diangkat dari orang perseorangan yang memenuhi
persyaratan antara lain:
1) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) memiliki integritas, dedikasi, itikad baik, dan rasa tanggung jawab;
3) dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya;
4) bukan anggota atau pengurus partai politik;
5) bukan calon anggota legislatif, dan/ atau anggota legislatif;
6) bukan calon kepala/wakil kepala daerah atau kepala/wakil kepala daerah;
7) bukan Pegawai pada BLU bersangkutan atau tidak sedang menjabat sebagai Pejabat
Pengelola pada BLU;
8) tidak sedang menjadi tersangka atau terdakwa dalam proses peradilan;
9) tidak sedang menjadi terpidana sesuai dengan keputusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
10) cakap melakukan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi
anggota direksi/komisaris/Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah sehingga
menyebabkan suatu badan usaha pailit atau dihukum karena melakukan tindak pidana
yang merugikan Keuangan Negara; dan
11) tidak memiliki hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga baik menurut
garis lurus maupun garis ke samping termasuk hubungan yang timbul karena
perkawinan dengan Pejabat Pengelola BLU maupun dengan anggota Dewan
Pengawas lainnya.

3.5.3. Unsur Manajemen


a. Kepala Balai
Kepala Balai berfungsi berfungsi sebagai penanggungjawab umum operasional
dan keuangan BLU yang berkewajiban:
- Menyiapkan RSB
- Menyiapkan RBA
- Mengusulkan calon Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, dan
- Menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan keuangan BLU.

Kepala Balai setidaknya memiliki kompetensi jabatan:


- Pendidikan minimal S1/D-IV
- Usia minimal 35 tahun
- Sehat Jasmani & Rohani
- Memiliki kompetensi teknis, kompetensi manajerial dan kompetensi sosial
kultural sesuai standar kompetensi jabatan yang ditetapkan
- Berpengalaman manajerial memimpin UPT Perikanan Budidaya minimal 5
tahun

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 17


b. Pejabat Keuangan
Pejabat keuangan berfungsi sebagai penanggungjawab keuangan yang
berkewajiban:
- Mengkoordinasikan penyusunan RBA
- Menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLU
- Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja
- Menyelenggarakan pengelolaan kas
- Melakukan pengelolaan utang-piutang
- Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi BLU
- Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan; dan
- Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan

Pejabat Keuangan setidaknya memiliki kompetensi jabatan:


- Pendidikan minimal D3
- Usia minimal 30 tahun
- Memahami aturan keuangan negara
- Sehat Jasmani & Rohani
- Berpengalaman sebagai pengelola keuangan minimal 3 tahun

c. Pejabat Teknis
Pejabat teknis berfungsi sebagai penanggungjawab teknis di bidang masing-
masing yang berkewajiban:
- Menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya
- Melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA dan
- Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.

Pejabat Teknis setidaknya memiliki kompetensi jabatan:


- Pendidikan minimal S1/D-IV
- Sehat Jasmani & Rohani
- Usia minimal 30 tahun
- Berpengalaman dibidang budidaya perikanan minimal 3 tahun

3.6. Prosedur Kerja


Prosedur kerja merupakan kegiatan utama satker yang mencangkup 4 aspek yaitu
pelayanan, keuangan, administrasi dan sumberdaya manusia.
Prosedur kerja diberbagai unit di BLUPPB Karawang yang telah dibakukan dituang
dalam bentuk dokumen Prosedur Operasional Standar (POS) terlampir. Khusus untuk POS
lingkup laboratorium dimuat dalam Standar Sistem Mutu BLUPPB Karawang yang telah
mendapatkan pengakuan berupa Sertifikat Akreditasi Laboratorium Penguji dengan SNI
ISO/IEC 17025:2017 berdasarkan ISO 19011:2018 pada tanggal 18-19 Oktober 2021. Daftar
prosedur kerja yang disusun dan diterapkan di BLUPPB Karawang disajukan dalam Tabel 2.

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 18


Tabel 2. Daftar prosedur kerja yang disusun dan diterapkan di BLUPPB Karawang

PETA PETA PETA LINTAS KEGIATAN SOP BLUPPB


PROSES SUBPROSES FUNGSI
Proses Pengelolaan Pengembangan Penyediaan Sarana 1. SOP Sarana dan Peralatan
Utama: Kawasan dan Sarana dan Budidaya Ikan
Optimalisasi Kesehatan Prasarana Penyediaan Prasarana 2. SOP Persiapan Bak Lele
Pengelolaan Ikan Budidaya Ikan 3. SOP Persiapan Kolam Tanah Lele
Produksi 4. SOP Persiapan Terpal Lele
Perikanan 5. SOP Persiapan Lahan Tanah Nila
6. SOP Persiapan Lahan Bak Nila
7. SOP Persiapan Tambak Pembesaran
Ikan Patin
8. SOP Tambak Pendederan Ikan Patin
9. SOP Persiapan Tambak Budidaya
pada Budidaya Udang Vanname
10. SOP Persiapan Lahan Bandeng
Gelondongan
11. SOP Persiapan Air Media Bandeng
Gelondongan
12. SOP Penggunaan Backhoe untuk
internal
13. SOP Perawatan Genset Rutin
Pengembangan Penerapan Jaminan 14. SOP Uji Kinerja Alat
Laboratorium Mutu Hasil Pengujian 15. SOP Validasi/Verifikasi Metode Uji
Kesehatan Ikan
Pengendalian Penanganan Penyakit 16. SOP Layanan Uji Virologi
Penyakit Ikan Ikan 17. SOP Layanan Uji Mikrobiologi
18. SOP Layanan Uji Parasitologi
19. SOP Layanan Uji Kualitas Air
20. SOP Pengambilan Sampel
Pengelolaan Penyediaan Ketersediaan Induk 21. SOP Penyediaan Induk Unggul Ikan
Perbenihan Induk Unggul Unggul Nila
22. SOP Penyediaan Induk Unggul Lele
23. SOP Pemeliharaan Calin dan Induk
Unggul Lele
Penyediaan Pembinaan Produksi 24. SOP Pematangan Gonad Lele
Benih Bermutu Benih 25. SOP Seleksi Induk Matang Gonad Lele
26. SOP Pemijahan Lele
27. SOP Pematangan Gonad Nila
28. SOP Seleksi Induk Matang Gonad Nila
29. SOP Pemijahan Nila
30. SOP Pemilihan Benih Bandeng
31. SOP Penebaran Benih Bandeng
32. SOP Pemberian Pakan Benih
Bandeng
33. SOP Sampling Populasi Benih
Bandeng
34. SOP Panen Benih Bandeng
Pengelolaan Pengembangan Penyediaan Sarana dan 35. SOP Penataan Bahan Baku Pakan
Pakan dan Pakan Ikan Prasarana Pakan Mandiri
Obat Ikan Mandiri Mandiri
Penyediaan pakan 36. SOP Produksi Pakan Mandiri
produksi UPT
Pengendalian Pengujian mutu 37. SOP Layanan Uji Proksimat
pakan ikan pakan/bahan baku
pakan ikan yang
beredar
Pengelolaan Pembinaan Perumusan dan 38. SOP Magang, Praktek dan Penelitian
Produksi dan Teknologi Penyusunan bahan
Usaha Pembudidayaan kebijakan serta
Perikanan Ikan Hias dan penyediaan informasi
Budidaya Pembesaran teknologi
Ikan pembudidayaan ikan
Hias dan Pembesaran
Ikan
Penerapanan Teknologi 39. SOP Budidaya Udang Vanname
anjuran untuk 40. SOP Pendederan Patin
pembudidayaan ikan 41. SOP Pembesaran Patin
Hias dan Pembesaran
Ikan

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 19


PETA PETA PETA LINTAS KEGIATAN SOP BLUPPB
PROSES SUBPROSES FUNGSI
Pembinaan Penerapan 42. SOP Diseminasi/Pendampingan
Teknologi Anjuran untuk
Pembudidayaan Ikan
Hias dan Pembesaran
Ikan
Pengembangan Fasilitasi Peningkatan 43. SOP Bantuan Benih dan Calon Induk
Usaha Kapasitas 44. SOP Penjualan Hasil Samping
Perikanan Kelembagaan, Akses Kegiatan dan Produksi
Budidaya Permodalan, Investasi,
Kemitraan, dan
Perlindungan Usaha
Pembudidayaan Ikan
Proses pengelolaan 45. SOP Pokja Program & Keuangan
Manajerial: keuangan 46. SOP Pokja SDMA
dan barang 47. SOP Pokja HOD
milik negara 48. SOP Pokja RTP & Kearsipan
49. SOP Penatausahaan Barang
Persediaan
50. SOP Pencatatan barang persediaan
kegiatan produksi
51. SOP Pengeluaran barang persediaan
ATK
52. SOP Pengeluaran barang persediaan
bahan LAB
53. SOP Pengeluaran barang persediaan
pakan segar
54. SOP Permintaan Barang
55. SOP Persediaan barang keluar
56. SOP Stock Opname
Administrasi 57. SOP Usulan Kebutuhan Rutin
Kerumahtanggaan dan Perlengkapan
58. SOP Perawatan dan Pemeliharaan
Gedung dan Bangunan
59. SOP Perawatan dan Pemeliharaan
Alat dan Mesin
60. SOP Pengelolaan Barang Persediaan
61. SOP Penggunaan dan Pemanfaatan
Barang Milik Negara oleh Pengguna
Jasa
62. SOP Penggunaan dan Pemanfaatan
Barang Milik Negara oleh Pegawai
63. SOP Pengelolaan Arsip
64. SOP Pengelolaan Surat Masuk
65. SOP Pengelolaan Surat Keluar
66. SOP Perlindungan, Pengamanan, dan
Penyimpanan Arsip Vital
Pengelolaan 67. Usulan KP Reguler
SDM 68. Usulan Kenaikan Pangkat Pilihan
69. Usulan Kenaikan Gaji Berkala
70. Usulan Pensiun
71. Usulan Pembuatan Kartu Pegawai
72. Usulan Pembuatan Kartu Istri / Suami
73. Usulan Kebutuhan Pegawai
74. Usulan Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai
75. Usulan Izin Belajar Pegawai
76. Usulan Tugas Belajar Pegawai
77. Usulan Penghargaan Pegawai
78. Usulan Cuti Tahunan
79. Usulan Cuti Bersalin
80. Usulan Cuti Alasan Penting
81. Usulan Cuti Sakit
82. Usulan Cuti Besar
83. Usulan Izin Pegawai Meninggalkan
Lokasi Kerja pada Jam Kerja untuk
Sementara Waktu
84. Usulan Izin Pegawai Datang Terlambat
atau Pulang Sebelum Waktunya

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 20


3.7. Kesediaan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia
3.7.1. Ketersediaan Sumberdaya Manusia
Jumlah pegawai BLUPPB Karawang sampai akhir bulan Juni tahun 2022 sebanyak
148 orang yang terdiri dari PNS 62 orang, CPNS 2 orang dan PPNPN 37 orang. Adapun
jumlah pegawai BLUPPB Karawang berdasarkan Jabatan pada tahun 2022 disajikan pada
tabel berikut.

Tabel 3. Jumlah PNS (ASN) BLUPPB Karawang berdasarkan Jabatan

No. Jabatan Jumlah Pegawai (orang)


1 Struktural 2
2 Jabatan Fungsional Pengawas 19
3 Jabatan Fungsional PHPI 3
4 Jabatan Fungsional Analis Akuakultur 3
5 Analis Budidaya 1
6 Jabatan Fungsional Pranata Keuangan APBN 1
7 Teknisi Gedung dan Bangunan 4
8 Penata laksana barang 1
9 Pengelola BMN 2
10 Pengelola Kepegawaian 1
11 Sarana dan Prasarana 3
12 Teknisi Mesin 5
13 Teknisi Listrik 3
14 Teknisi Perikanan Budidaya 13
15 Petugas Keamanan 1
16 CPNS 2
Total 64

Tabel 4. Jumlah PPNPN BLUPPB Karawang berdasarkan Jabatan


No. Jabatan Jumlah Pegawai (orang)
1 Administrasi Laboratorium 1
2 Administrasi Yantek 1
3 Administrasi BMN 1
4 Administrasi Kepegawaian 1
5 Administrasi Persuratan 1
6 Administrasi TUP 2
7 Analis Laboratorium 1
8 Teknisi Perikanan Budidaya (Lele,Udang dan 6
Nila)
9 Security/Satpam 15
10 Supir 4
11 Administrasi Gudang 2
12 Pramu Kantor 1
13 Teknisi Backhoe 1
Total 37

Kondisi kepangkatan PNS BBLUPPB Karawang berdasarkan Kepangkatan PNS


BLUPPB Karawang tahun 2022 disajikan pada gambar 3 sedangkan jumlah pegawai
berdasarkan usia disajikan pada gambar 4 berikut.

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 21


Gambar 3. Jumlah pegawai berdasarkan kepangkatan

Gambar 4 Jumlah pegawai berdasarkan usia

3.7.2. Pengembangan Sumberdaya Manusia


a. Proyeksi Kebutuhan
BLUPPB Karawang dalam melaksanakan layanan utama dan penunjang sebagai BLU
perlu didukung dengan pengembangan sumberdaya manusia yang memadai sehingga
performance dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat menjadi optimal. Dengan
adanya peningkatan kualitas BLUPPB Karawang melalui pengelolaan sistem keuangan
berdasarkan BLU maka diharapkan pelayanan jasa perikanan budidaya serta penyediaan
sarana produksi dan hasil perikanan akan meningkat.
Dengan memperhatikan adanya peningkatan dalam penyediaan barang dan jasa
dibidang, maka dipandang perlu untuk melakukan pengembangan kualitas dan kuantitas SDM
BLUPPB Karawang baik fungsional maupun teknis. Pengembangan kualitas SDM dapat

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 22


dilakukan dengan mengikuti pendidikan formal dan juga non formal baik diklat, magang,
seminar, dan juga kegiatan pengembangan profesionalisme lainnya.
Untuk melakukan kegiatan pengembangan SDM perlu kiranya mengukur kekuatan
SDM BLUPPB Karawang, khususnya tenaga fungsional dan teknis sesuai dengan bidang
keahliannya dan dibandingkan dengan tren peningkatan penyediaan barang dan pelayanan
laboratorium.

Tabel 5. Rencana Penambahan Pegawai PNS


No. Jabatan Jumlah Rencana Penambahan Pegawai
saat ini 2023 2024 2025 2026 2027
1 Struktural 2
2 Jabatan Fungsional Pengawas 19
3 Jabatan Fungsional PHPI 3
4 Jabatan Fungsional Analis 3 3 3 3 3 3
Akuakultur
5 Analis Perikanan Budidaya 1 1 1
6 Jabatan Fungsional Pranata 1
Keuangan APBN
7 Teknisi Gedung dan Bangunan 4
8 Penata laksana barang 1 1 1
9 Pengelola BMN 2 1 1 1 1 1
10 Pengelola Kepegawaian 1 1 1
11 Sarana dan Prasarana 3 1 1 1 1
12 Teknisi Mesin 5 1 1
13 Teknisi Listrik 3 1 1
14 Teknisi Perikanan Budidaya 13 2 2 1 1 1
15 Petugas Keamanan 1
16 Pengelola Persuratan/Arsiparis 0 1 1
17 Administrasi Laboratorium 0 1 1
18 Pranata Humas 0 1 1
19 PBJ 0 2 1

Tabel 6. Rencana Penambahan Pegawai Non PNS


No. Jabatan Jumlah Rencana Penambahan Pegawai
saat ini 2023 2024 2025 2026 2027
1 Teknisi Akuakultur 0 2 2 2
2 Analis Perikanan Budidaya 0 1 1 1 1 1
3 Teknisi Kesehatan Ikan 0
4 Jabatan Fungsional Analis 0
Akuakultur
5 Pranata Komputer 0 1 1
6 Pengelola Keuangan 0 1 1
7 Teknisi Perikanan Budidaya 0 2 2 2 2 2
8 Administrasi Kepegawaian 0 1 1
9 Administrasi BMN 0 1 1 1 1 1
10 Administrasi Kehumasan 0 1 1

Rencana pengembangan pegawai BBLUPPB Karawang dilaksanakan dengan


memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai. Pendidikan dan Pelatihan yang

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 23


diberikan kepada pegawai dapat berupa Penyelenggaraan dari Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan Perikanan, Instansi Lain dan Intern BLUPPB Karawang. Penambahan SDM ini
disesuaikan dengan spesifikasi yang searah dengan visi dan misi sehingga nantinya perlu
dilakukan analisa kebutuhan seiring dengan peningkatan jumlah pengguna layanan barang
dan jasa sistem teknologi produksi perikanan budidaya.
Kenaikan jumlah SDM terbanyak pada jabatan Analis Akuakultur dan Teknisi
Perikanan Budidaya hal ini untuk mengatasi kebutuhan SDM untuk mengelola budidaya
ikan/udang yang bertambah seiring rencana bertambahnya pemanfaatan tambak/kolam yang
idle.

b. Program Pengembangan SDM


Program pengembangan sumber daya manusia bagi tenaga fungsional dan fungsional
umum lainnya dilakukan dengan upaya‐upaya sebagai berikut :
1) Upaya pengadaan tenaga fungsional dan tenaga teknis dilakukan untuk mendukung
optimalisasi kinerja layanan seiring dengan meningkatnya kebutuhan barang berupa
pakan ikan, udang, rumput laut dan pakan mandiri serta pelayanan jasa uji laboratorium
bidang perikanan budidaya.
2) Peningkatan profesionalisme tenaga fungsional dan teknisi dengan cara meningkatkan
jumlah pegawai yang melanjutkan studi baik dari SLTA dan D-III ke jenjang S1 maupun
dari S1 ke jenjang S2. BLUPPB Karawang juga menyediakan sebagian dana bagi pegai
yang akan melanjutkan studi serta menjalin kerjasama beasiswa dengan Universitas dan
lembaga penyedia beasiswa di luar negeri.
3) Melakukan pengembangan terhadap sistem karir fungsional dan peningkatan percepatan
proses kenaikan jabatan
4) Pengiriman tenaga fungsional dalam mengikuti berbagai macam pelatihan/seminar/short
course sesuai dengan bidang keahlian masing masing
5) Meningkatkan mutu layanan administrasi melalui pengiriman staf administrasi mengikuti
pelatihan/kursus bidang keahlian administrasi, workshop dan teknisi sesuai dengan
kompetensi dan keahlian.
6) Meningkatkan pendidikan dan keterampilan staf administrasi melalui studi lanjutan bagi
staf administrasi yang memenuhi syarat.

Tabel 7. Timeline program pengembangan SDM dalam 5 tahun ke depan (pendidikan dan
pelatihan)
JUMLAH PEGAWAI (ORANG)
No. PENDIDIKAN/PELATIHAN
2023 2024 2025 2026 2027
1 Diklat PIM III 6 6 6 6 6
2 Diklat PIM II 3 3 3 3 3
3 Diklat Dasar Analis Akuakultur Ahli 5 5 5 5 5
Diklat Dasar Analis Akuakultur
4 8 8 8 8 8
Terampil
5 Diklat Dasar Polkeskan Ahli 4 4 4 4 4
6 Diklat Dasar Polkeskan Terampil 2 2 2 2 2
7 Pendidikan S2 2 2 2 2 2
8 Pendidikan S1/DIV 1 1 1 1 1
9 Pendidikan Diploma 1 1 1 1 1
10 Paket C 4 4 4 4 4

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 24


c. Pola Rekruitmen
1. Tenaga Fungsional dan Fungsional Umum
Rekruitmen tenaga fungsional dan fungsional umum (staf administrasi dan teknisi)
yang PNS didasarkan kepada peraturan yang berlaku. Proses rekruitmen PNS untuk tenaga
fungsional dan fungsional umum dilakukan sebagai berikut:
1) BLUPPB Karawang menerima pemberitahuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan
berupa Surat Edaran Sekjen tentang Penyusunan Rencana Kebutuhan Ketenagaan
tahun berjalan
2) Berdasar surat tersebut membuat usulan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan.
Pembuatan usulan mengacu pada Restra Bisnis.
3) Semua usulan dari berbagai satker termasuk BLUPPB Karawang oleh Menteri Kelautan
dan Perikanan, kemudian direkap dan diusulkan ke Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (Men. PAN dan RB).
4) Men. PAN dan RB membuat keputusan Formasi PNS untuk KKP, termasuk didalamnya
formasi untuk BLUPPB Karawang.
5) Sekjen KKP kemudian menerbitkan Surat Edaran tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Pengadaan CPNS Tahun berjalan di lingkungan KKP, untuk pelamar umum. Dalam Surat
Edaran telah tercantum formasi tingkat golongan baik untuk fungsional maupun tenaga
fungsional umum lainnya.
6) Berdasar Acuan Surat Edaran, BLUPPB Karawang mengumumkan di Papan
Pengumuman di lingkungan Kampus dan di Website untuk penerimaan CPNS dari
Pelamar Umum.
7) Seleksi dilakukan berdasar ketentuan Surat Edaran tersebut dengan diadakan ujian tulis
serentak se Indonesia, termasuk di BLUPPB Karawang, dengan materi Test
Pengetahuan Umum (TPU) dan Test Bakat Scholastik (TBS), hasilnya diolah di Jakarta
8) Berdasarkan nilai hasil koreksi tersebut (nilai TPU dan TBS), KKP mengumumkan
kelulusan tahap I.
9) Mereka yang lulus tahap I kemudian diadakan test wawancara dan hasilnya akan
diproses dan mereka yang lulus diumumkan sebagai tahap final.
10) Mereka yang lulus tahap final kemudian diproses kelengkapan berkasnya di KKP Jakarta
untuk bersama‐sama diajukan untuk mendapatkan NIP ke Badan Kepegawaian Negara
dan ditetapkan dalam SK Calon PNS
11) Calon PNS yang telah mendapatkan NIP ini kemudian dipanggil untuk ditempatkan diunit
yang telah ditetapkan sebelumnya.
12) Rekruitmen Calon PNS ini memerlukan waktu sekitar 3 bulan.

2) Tenaga profesional
Tenaga profesional nonpegawai negeri sipil selanjutnya disebut sebagai Pegawai
BLU. Rekruitmen akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan Balai dan bersifat secara terbuka.
Rekruitmen tenaga profesional didasarkan kepada analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan
berdasar pada Rapat Pimpinan Balai dengan mempertimbangkan jumlah, spesifikasi tenaga
yang dibutuhkan dan ketersediaan dana serta mengacu pada perencanaan, terutama
mengacu pada Renstra Bisnis.

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 25


Berdasarkan analisis kebutuhan tersebut, kemudian dibentuk Tim Rekruitmen.
Pengumuman lowongan dilakukan secara terbuka melalui website BLUPPB Karawang, media
cetak dan papan pengumuman di kampus.
Proses seleksi dilakukan berdasarkan keahlian yang dibutuhkan, test tertulis,
pengalaman kerja, test praktek, serta test lainnya diperlukan sesuai bidang keahlian yang
dibutuhkan. Test berikutnya berupa wawancara bila test tulis dan test praktek dan test lainnya
dinyatakan lulus. Wawancara menyangkut personality (psikotest) dan gaji yang diinginkan.
Apabila dinyatakan lulus pada test yang kedua, yang bersangkutan dipanggil dan dibuatkan
kontrak. Masa percobaan berlaku selama 3 bulan dan masa kontrak berlaku satu tahun dan
terus diperpanjang bila masih dibutuhkan.

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 26


BAB IV. AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI

BBLUPPB Karawang telah menetapkan dan melaksanakan berbagai ketentuan terkait


dengan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam rangka
akuntabilitas kinerja instansi sebagaimana dimaksud dalam Inpres 7 Tahun 1999 Tentang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas BBLUPPB Karawang sesuai
dengan perencanaan strategis Bisnis 2023–2027 dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban
lembaga dalam mengarahkan organisasi menuju pencapaian visi dan pelaksanaan misi Balai.
Dalam rangka mendukung pengembangan BLUPPB Karawang menjadi instansi yang
menerapkan PK-BLU, maka dilakukan perubahan visi dan misi sebagai berikut :
Visi BLUPPB Karawang :
“Menjadikan Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Karawang sebagai Pusat
Pengembangan Usaha Perikanan Budidaya yang Terkemuka”
Misi BLUPPB Karawang :
KKP menjalankan 4 (empat) dari 9 (sembilan) Misi Presiden, yaitu :
1. Misi ke-1: Peningkatan kualitas manusia Indonesia melalui peningkatan daya saing SDM
dan pengembangan inovasi dan riset kelautan dan perikanan;
2. Misi ke-2: Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing melalui
peningkatan kontribusi ekonomi sektor kelautan dan perikanan terhadap perekonomian
nasional;
3. Misi ke-4: Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui peningkatan kelestarian
sumber daya kelautan dan perikanan; dan
4. Misi ke-8: Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya melalui
peningkatan tata kelola pemerintahan di KKP.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menjalankan Misi ke-2, yaitu “Struktur
ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing melalui peningkatan kontribusi ekonomi
sub sektor perikanan budidaya terhadap perekonomian sektor perikanan nasional”. Misi
utama DJPB di atas didukung dengan Misi ke-8, yaitu “Pengelolaan pemerintahan yang
bersih, efektif, dan terpercaya melalui peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik yang
dilakukan oleh seluruh unit kerja DJPB di pusat dan daerah”. Selaras dengan Misi Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya 2020-2024, maka Misi BLUPPB Karawang 2020-2024 yaitu :
“Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Usaha Produksi Perikanan Budidaya yang
Berdaya Saing, Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan”
Misi tersebut dapat dideskripsikan sebagai penerapan dan suatu langkah yang perlu diambil
untuk mewujudkan layanan usaha produksi perikanan sebagi pusat pengembangan usaha
perikanan dengan cara meningkatkan produktivitas dan kualitas usaha produksi perikanan
budidaya yang berdaya saing, ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan rencana
menyelenggarakan layanan penyediaan paket usaha perikanan budidaya bagi masyarakat
yang terstandar bagi masyarakat, dan meningkatkan sarana prasarana layanan, penyewaan
dan penyediaan produksi budidaya.

4.1. Akuntabilitas Program


Sebagai perwujudan akuntabilitas program, Kepala Balai dan segenap jajaran di Balai
menyusun Rencana Strategis (RENSTRA) 2020–2024 dengan mengacu kepada Renstra
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dan juga Renstra KKP. Program disusun

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 27


berdasarkan aspirasi‐aspirasi dari masing‐masing unit kerja Balai. Selanjutnya aspirasi dari
masing‐masing unit tersebut ditampung dan diseleksi sesuai dengan strategi pengembangan
Balai dari hasil evaluasi. Program yang telah disusun, kemudian ditetapkan batas waktu
pencapaian program dan harus diacu serta dijabarkan lebih lanjut menjadi kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh setiap unit kerja. Untuk mengukur tingkat keberhasilan program, diperlukan
parameter/indikator kinerja setiap program.
Pertanggungjawaban program berupa laporan bulanan, triwulanan dan tahunan yang
terdiri dari laporan keuangan dan kinerja operasional dilakukan oleh Penanggungjawab
Program Kegiatan. Laporan tersebut selanjutnya menjadi bahan evaluasi kinerja Balai dan
dikompilasi menjadi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang
merupakan pertanggungjawaban Pimpinan Balai kepada atasan langsung yaitu Direktur
Jenderal Perikanan Budidaya. Evaluasi triwulanan wajib dilakukan untuk melihat kesesuaian
kegiatan dengan perencanaan dan juga melihat potensi kegagalan atau keberhasilan
program.
Mekanisme manajemen dalam melaksanakan akuntabilitas program adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan (planning)
Dibidang layanan program Layanan Sistem Teknologi Produksi Perikanan Budidaya
dilakukan melalui Rapat Pimpinan dan seluruh jajaran fungsional yang bertujuan membahas
dan menetapkan program kerja yang selanjutnya akan ditindaklanjuti. Perencanaan dibidang
teknis BLUPPB Karawang menetapkan bahwa setiap usulan program yang berasal dari
masing‐masing unit di Balai disampaikan kepada Kepala Subbag Umum dan Kepala Divisi
Pengembangan Usaha yang selanjutnya akan dibahas lebih mendalam sesuai dengan skala
prioritas dan keterkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Balai dan kemudian diajukan ke
Kepala Balai untuk disetujui dan dilaksanakan. Program tersebut harus tercantum dalam
DIPA BLUPPB Karawang.
b. Pelaksanaan (actuating)
Pelaksanaan program dilakukan dengan menunjuk penanggung jawab program
(sesuai dengan DIPA BLUPPB Karawang), untuk menjalankan sesuai dengan apa yang
sudah ditetapkan dan melaporkannya kepada Kepala Balai.
c. Pengukuran (measurement)
Pencapaian program diukur berdasarkan persentasi realisasi capaian program oleh
masing‐masing unit serta peningkatan kinerja layanan.
d. Pelaporan (reporting)
Pelaporan program dilakukan oleh penanggung jawab program secara periodik, yaitu
secara bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan. Pelaporan program dan unit‐unit
pelaksana ditujukan ke Kepala Sub Bagian Umum untuk dikompilasikan dan dilaporkan
menjadi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi (LAKIP) dan dilaporkan ke KKP serta
Men.PAN dan RB. Tiap akhir tahun, setelah menjadi BLU, BLUPPB Karawang juga akan
menyusun Laporan Kinerja sesuai dengan PP 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintahan dan PermenPAN RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
e. Pemantauan (controlling)
Pemantauan dilakukan secara teratur dan berkesinambungan yang dilaksanakan

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 28


secara bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan oleh penanggung jawab program dan
dilaporkan kepada Kepala Balai. Hasil pemantauan ini secara triwulanan akan dilaporkan ke
KKP.

4.2. Akuntabilitas Kegiatan


Pengukuran kinerja kegiatan merupakan proses sistematis dan berkesinambungan
yang digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan
visi dan misi BLUPPB Karawang.
Berdasarkan pada ketentuan yang berlaku dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 29
tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penentapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah. Kinerja BLUPPB Karawang diukur berdasarkan Tingkat
Pencapaian Kinerja Sasaran, Program dan Kegiatan.
Tingkat Pencapaian Kinerja Sasaran, Program dan Kegiatan dilakukan melalui
Rencana Kinerja yang kemudian dibandingkan dengan realisasinya. Pencapaian Kinerja
kegiatan diperoleh dengan cara membandingkan Target dengan Realisasi Indikator Kinerja
Kegiatan yang terdiri dari Input dan Output.
Aktivitas yang dilakukan merupakan tindakan kongkrit dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun dengan memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan
tujuan dengan mengacu kepada kebijakan dan program yang telah ditetapkan.
Mekanisme manajemen dalam melaksanakan akuntabilitas kegiatan adalah sebagai
berikut :
a. Perencanaan (planning)
Dalam kegiatan perencanaan BBLUPPB Karawang sistem bottom‐up dalam sistem
perencanaannya. Kegiatan‐kegiatan diajukan oleh unit‐ unit beserta anggarannya yang
disertai oleh proposal/TOR/RAB dan disesuaikan dengan satuan biaya yang telah ditentukan.
Kegiatan tersebut dituangkan dalam RKA-KL dan RBA yang akan dibahas mulai dari
tingkat Balai yang dikoordinir oleh Kepala Sub Bagian Umum berkoordinasi dengan seluruh
bagian/seksi di BLUPPB Karawang. Pembahasan tersebut di tiap level ditujukan untuk
memastikan skala prioritas kegiatan sesuai dengan program kerja dan rencana strategis
Balai. Selain itu pembahasan tersebut juga digunakan untuk memastikan bahwa anggaran
disusun secara realistis dan bertanggungjawab.
Setiap kegiatan yang tertuang dalam RKA-KL dan RBA juga harus menunjukkan
indikator kinerja seperti input, proses, dan output terukur untuk masing‐masing kegiatan.
Sehingga satu rupiah anggaran yang dikeluarkan oleh Balai akan dapat
dipertanggungjawabkan dan digunakan untuk mencapai visi Balai. Setiap kegiatan yang
direncanakan juga harus mencantumkan rasionalisasi (alasan mengapa kegiatan
direncanakan), tujuan, penanggungjawab, dan mekanisme pelaporan.
Anggaran yang terdapat dalam RKA-KL dan RBA kemudian diajukan oleh Kepala
Balai kepada Kepala DJPB untuk disetujui. Selanjutnya RKA-KL dan RBA tersebut dibahas
di lingkup KKP untuk menentukan pagu anggaran, sehingga dapat diterbitkan DIPA
b. Pelaksanaan (actuating)
Kegiatan dilaksanakan oleh divisi yang mengajukan proposal, baik yang berhubungan
dengan metode, teknis pelaksanaan, penggunaan anggaran maupun penempatan sumber

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 29


dayanya. Kegiatan yang dilaksanakan oleh unit‐unit harus disesuaikan dengan RKA-KL dan
DIPA yang telah disahkan. Selain itu dalam tahap pelaksanaan ini juga dilakukan proses
monitoring dan evaluasi (monev).

c. Pengukuran (measurement)
Setiap kegiatan yang telah dilaksanakan harus diukur kinerjanya baik input, proses,
dan output sebagaimana telah tercantum dalam perencanaan. Proses pengukuran kinerja ini
merupakan proses membandingkan rencana dengan realisasi atau capaian. Setiap
gap/variance harus dapat dijelaskan mengapa terjadi, sehingga perbaikan kinerja dapat
dilakukan secara terus menerus (continuous improvement).
d. Pelaporan (reporting)
Pelaporan untuk kegiatan yang bersifat insidentil dilakukan 1 (satu) minggu setelah
kegiatan diselesaikan. Pelaporan ini dilakukan oleh pelaksana kegiatan kepada penanggung
jawab kegiatan. Laporan kegiatan ini disebut Laporan Pelaksanaan Kegiatan (LPK). Kegiatan
yang bersifat rutin dilaporkan setiap bulan oleh pelaksana kegiatan kepada penanggung
jawab kegiatan. Sedangkan kegiatan yang dilaporkan secara kontraktual dapat dilaporkan
sesuai dengan termin dan prestasi pekerjaan oleh pelaksana kegiatan

Setiap bulan, pimpinan unit wajib memberikan Laporan Perkembangan Pelaksanaan


Kegiatan (baik kegiatan insidentil, rutin, maupun kontraktual) kepada Kepala Balai yang
dikoordinir oleh Kepala Sub bagian umum Selain itu tiap satker diwajibkan membuat Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) untuk tiap tahun. Setiap laporan kegiatan
diatas juga harus ditembuskan ke Satuan Pemeriksaan Internal (SPI).
e. Pemantauan (controlling)
Pemantauan kegiatan secara keuangan dilakukan dengan melaporkan Surat
Pertanggung Jawaban 1 (satu) minggu/7 hari kalender setelah kegiatan selesai dilaksanakan.
Untuk kegiatan yang sifatnya rutin dilakukan secara periodik (bulanan, triwulanan,
semesteran dan tahunan), sedangkan untuk kegiatan kontraktual dapat dimonitoring sesuai
dengan termin yang diajukan. Satuan Pemeriksaan Internal (SPI) juga melakukan monitoring
pelaksanaan kegiatan terutama dalam aspek keuangan. SPI melakukan review atau audit
setiap unit kerja.

4.3. Akuntabilitas Keuangan


Dalam aspek keuangan, PK-BLU dituntut untuk dapat menyajikan laporan keuangan
konsolidasi secara periodik yang terdiri dari:
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Neraca (balance sheet)
c. Laporan Aktivitas/Operasional
d. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)
e. Laporan Perubahan Ekuitas
f. Catatan (pengungkapan/penjelasan) atas Laporan Keuangan
Disamping laporan‐laporan di atas, terdapat pula laporan keuangan lain yang
bermanfaat bagi kepentingan manajemen Balai, misalnya, laporan tiap segmen (segmented
reporting). Laporan ini dapat memberikan gambaran tentang keadaan keuangan dari masing‐
masing unit yang terdapat di lingkungan balai sehingga dapat memberikan gambaran kinerja
unit/segmen organisasi tertentu.

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 30


Manajemen keuangan dan sistem akuntansi Balai yang ada saat ini dikembangkan
berdasarkan beragam peraturan atau regulasi untuk Balai. Sistem tersebut tidak dirancang
untuk dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang cepat menuju PK-BLU. Contoh
kendala dalam manajemen keuangan Balai adalah konsekuensi dari implementasi UU nomor
20 th. 1997 tentang PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) serta UU nomor 17 th. 2003
tentang keuangan negara. Kedua undang‐undang tersebut mengharuskan semua dana yang
diperoleh Balai harus masuk ke kas negara, dan baru dapat digunakan setelah melalui
prosedur pengusulan yang sering kali memakan waktu cukup lama.
Secara umum, dapat dinyatakan bahwa manajemen keuangan dan sistem akuntansi
yang ada saat ini perlu untuk diperbaharui. Tujuan mendasar dari pembaharuan manajemen
keuangan dan sistem akuntansi adalah untuk mewujudkan pengelolaan keuangan yang
transparan dan akuntabel, melalui suatu mekanisme penyusunan program, penganggaran,
pencatatan dan pelaporan yang tertib dan terpercaya, baik untuk kepentingan internal
maupun untuk stakeholders Balai.
Pembaharuan dan pengembangan manajemen keuangan dan sistem akuntansi Balai
dilaksanakan berdasarkan pada kelemahan yang telah diuraikan di atas. Disamping itu,
teknologi informasi akan dimanfaatkan secara optimal dalam pembaharuan sistem dimaksud.
Utilisasi teknologi informasi yang tepat dapat mendukung upaya untuk membangun
manajemen keuangan dan sistem akuntansi yang terintegrasi dan dapat menghasilkan
informasi yang cepat dan andal. Aspek mendasar lain dalam kaitan dengan pembaruan
manajemen keuangan dan sistem akuntansi adalah pada upaya peningkatan kemampuan
SDM yang inheren dalam proses dan dilaksanakan secara berkelanjutan.
Pembaharuan ini diawali dengan pembaharuan dalam struktur organisasi. Secara
ringkas prioritas utama pembaharuan yang akan dilaksanakan, masing‐masing adalah melalui
mekanisme dan rancangan sebagai berikut:
1. Organisasi pengelola keuangan di tata ulang untuk menyesuaikan dengan konstruksi
organisasi Balai yang berstatus BLU, dengan struktur organisasi seperti tersebut dalam
bab 1. Penataan ulang ini merupakan keniscayaan, agar sistem keuangan dapat
dijalankan dengan baik
2. Perangkat lunak (software) untuk penyusunan program dan anggaran diperlukan untuk
meningkatkan kualitas perencanaan dan mempercepat proses penyusunannya.
Perangkat lunak ini juga akan difungsikan untuk mempercepat proses pelaporan terutama
LAKIP dan laporan realisasi anggaran
3. Sistem ini diperlukan untuk pengelolaan data akuntansi dan keuangan untuk dapat
dimanfaatkan dalam menghasilkan laporan keuangan standar, maupun laporan-laporan
keuangan internal yang diperlukan oleh manajemen menengah dan manajemen puncak.
4. Pengembangan SPI diperlukan untuk menjamin terlaksananya sistem pengelolaan
keuangan yang baik dan dilaksanakannya praktik‐praktik akuntansi yang sehat. SPI
berfungsi untuk melaksanakan audit internal, dan memberikan rekomendasi perbaikan
sistem. Jika SPI dapat menjalankan perannya secara baik, maka good governance pada
aspek keuangan dapat dilaksanakan. Pada tahap awal SPI difungsikan untuk menyusun
rencana atau mekanisme pengelolaan keuangan Balai yang komprehensif
5. Peningkatan kualitas SDM bidang akuntansi dan keuangan diperlukan secara
berkelanjutan melalui pelatihan yang inheren dalam program pengembangan staf.
Disamping itu diperlukan pula peningkatan kuantitas tenaga profesional bidang akuntansi

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 31


dan keuangan untuk memperkuat Pelaksana Urusan Keuangan dan atau akuntansi yang
direncanakan akan dibangun selama masa transisi.
6. Pengembangan sistem setidaknya mencakup pengembangan perangkat lunak, perangkat
keras (hardware) dan pengembangan SDM. Seiring dengan pengembangan perangkat
lunak dan SDM yang diuraikan sebelumnya, maka penambahan perangkat keras yang
memadai diperlukan, agar pengembangan sistem pengelolaan keuangan mencapai
hasil seperti dicita‐citakan.
Aspek‐aspek tersebut akan dikembangkan secara simultan oleh karena terkait satu
sama lain. Terwujudnya pengembangan dan atau pembangunan aspek‐aspek di atas
diharapkan akan dapat mendukung pengelolaan keuangan Balai yang transparan dan
akuntabel, mulai dari proses perumusan program yang di “link” dengan alokasi anggaran yang
berkeadilan, tracking transaksi keuangan yang dilaksanakan secara sistemik, sampai dengan
berfungsinya mekanisme pengendalian (control) atas keuangan Balai.
Berjalannya manajemen keuangan dan sistem akuntansi tersebut didukung pula oleh
SDM yang memadai dari segi kualitas dan kuantitas, yang dalam implementasinya berpijak
pada the right person in the right place. Selain akuntabilitas dan transparansi akan dapat
terwujud, pada gilirannya trust atau kepercayaan dari stakeholders juga akan dapat dicapai.
Bentuk pertanggungjawaban keuangan yang dilaporkan dalam laporan keuangan
Balai terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Aktivitas / Operaisonal,
Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan yang
disusun secara tersentral memuat:
a. Jenis dan periode pelaporan
b. Tata cara penyusunan laporan keuangan
c. Verifikasi dan rekonsiliasi
d. Waktu penyampaian laporan keuangan
e. Lain‐lain pendukung laporan keuangan
f. Isi catatan atas laporan keuangan
g. Pos‐pos laporan keuangan
h. Sistematika isi laporan keuangan
i. Rincian laporan keuangan dan penyusunan laporan barang
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terdiri dari sistem akuntansi keuangan dan sistem
akuntansi milik negara yang disusun secara bulanan, triwulan, semester dan akhir tahun.
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah yaitu basis kas (cash
basis) untuk pengakuan pendapatan belanja dan basis akrual (accrual basis) untuk
pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana. Khusus pengeluaran melalui bendahara
pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggung jawaban atas pengeluaran
tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Mekanisme manajemen dalam melaksanakan akuntabilitas keuangan adalah sebagai
berikut :
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan keuangan dilakukan secara bottom‐up. Berdasarkan kebijakan umum
anggaran (KUA) yang ditetapkan oleh Rapat Pimpinan Balai, unit‐unit di Balai mengajukan
anggaran berdasarkan rencana yang dituangkan dalam RKA-KL dan RBA. Pembahasan
anggaran dilakukan secara berjenjang dari unit terkecil dan selanjutnya di tingkat Balai.
Pembahasan anggaran berjenjang ini ditujukan agar anggaran benar‐benar ditujukan untuk

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 32


mencapai visi dan misi Balai. Selain itu melalui pembahasan berjenjang ini prioritas anggaran
dapat ditentukan sesuai dengan program kerja dan rencana strategis yang dibuat oleh Balai.
Setiap anggaran yang disusun oleh unit juga harus mencantumkan indikator kinerja
baik indikator input, proses, dan output, sehingga setiap rupiah yang nantinya akan
dibelanjakan dapat dipertangungjawabkan dengan baik Anggaran yang tercantum dalam
RKA-KL dan RBA ini kemudian oleh Kepala Balai akan dimintakan persetujuan ke KKP.
Setelah persetujuan KKP didapatkan pembahasan di Kementerian Keuangan dilakukan untuk
menentukan pagu anggaran yang tertuang dalam DIPA.

b. Pelaksanaan (actuating)
Sebagai lembaga BLU, BLUPPB Karawang akan memiliki dua sumber pendanaan
yaitu APBN dan PNBP. Mekanisme pencairan dana APBN rupiah murni (RM) melalui
prosedur pengajuan SPP, SPM, sampai dengan SP2D. Sedangkan dana dari PNBP,
menggunakan prosedur SPM Pengesahan dan SP2D Pengesahan kepada KPPN untuk
pertanggungjawaban atas pendapatan dan belanja yang terjadi.
Untuk prosedur keuangan internal Balai, diawali dengan pengajuan proposal kegiatan
oleh Pelaksanan Kegiatan yang dilengkapi dengan rincian anggaran kegiatan kepada Kepala
Balai. Setelah pimpinan unit memberikan persetujuan pelaksanaan kegiatan beserta
anggarannya, pelaksana urusan keuangan dapat mencairkan anggaran. Terdapat dua sistem
pencairan anggaran yaitu 1) pemberian uang muka kerja (sistem tidak langsung) dan 2)
pembayaran langsung berdasarkan faktur. Untuk kegiatan tertentu seperti pelatihan maka
uang muka kerja diperlukan untuk membiayai kegiatan yang nantinya harus
dipertangungjawabkan. Pembayaran langsung didasarkan kepada faktur atau tagihan pihak
ketiga. Semua tagihan (faktur) harus melalui bagian keuangan.
Faktur harus disetujui/diotorisasi oleh pimpinan unit dan pelaksana kegiatan untuk
memastikan bahwa pengeluaran memang benar‐benar dilakukan. Bila pengeluaran anggaran
dilakukan untuk pembelian barang maka dokumen penerimaan barang harus dilampirkan
dalam faktur. Setelah faktur disetujui oleh pimpinan unit dan pelaksana kegiatan, bagian
keuangan harus memverifikasi apakah belanja melebihi anggaran yang telah ditentukan atau
tidak. Selain itu bagian keuangan harus memastikan bahwa semua pajak telah ditunaikan
dengan baik dan semua dokumen telah dilampirkan sesuai SOP. Balai juga akan menerapkan
sistem otorisasi pembayaran berdasarkan jumlah atau nilai pembayaran.
c. Pengukuran (measurement)
Ukuran keberhasilan pelaksanaan pengelolaan keuangan dapat dilihat dari beberapa
indikator antara lain Total Kegiatan Diklat, Proporsi Dana Peserta dari Total Penerimaan,
Proporsi Dana APBN dari Total Penerimaan, dan Indeks Produktivitas
Selain itu indikator akuntabilitas pengelolaan keuangan dapat juga diukur dengan opini
audit yang dikeluarkan oleh Auditor Independen.
d. Pelaporan (Reporting)
Setelah penetapan BLU, Balai akan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan atau
PSAK Nomor 45 untuk menjadi acuan dalam penerapan praktek bisnis yang sehat dalam
rangka peningkatan produktivitas organisasi. Laporan keuangan eksternal Balai terdiri dari: 1)
Neraca, 2) Laporan Aktivitas, 3) Laporan Arus Kas, 4) Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan keuangan tersebut dibuat setiap bulan, triwulan, semester, dan tahunan. Laporan
akan disampaikan kepada Ditjen Perikanan Budidaya-KKP dan Ditjen Perbendaharaan
Kementerian Keuangan. Sebelum disampaikan kepada pihak‐pihak tersebut, laporan terlebih

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 33


dahulu akan direview oleh Tim SPI Balai.
Laporan keuangan tahunan juga harus diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
independen. Dalam rangka konsolidasi pelaporan keuangan Balai dengan laporan keuangan
KKP, Balai tetap akan menggunakan aplikasi SAI (Sistem Akuntansi Instansi). Dasar
penyusunan laporan keuangan adalah SAI dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Bentuk laporan keuangan yang dilaporkan adalah
1) Laporan Realisasi Anggaran, 2) Neraca, dan 3) Catatan atas Laporan Keuangan. Sebelum
disampaikan ke KKP dan Kemkeu, laporan keuangan SAI akan dicocokkan/ direkonsiliasi
dengan KPPN. Laporan keuangan SAI ini akan dibuat dan disampaikan secara bulanan,
triwulanan, semesteran, dan tahunan.
Oleh karena Balai menggunakan PSAK sebagai dasar penyusunan laporan keuangan
maka diperlukan konversi dan rekonsiliasi laporan keuangan berdasarkan PSAK dengan
laporan keuangan berdasarkan SAI. Sesuai dengan yang dituangkan dalam RSB, Balai
berencana membangun sistem akuntansi dan penatausahaan keuangan terkomputerisasi
yang nantinya akan dapat menghasilkan laporan keuangan berdasarkan SAK dan SAI.
Pembuatan dan rekonsiliasi laporan keuangan ini akan dilakukan oleh pelaksana administrasi
keuangan. Selain itu, semua laporan tersebut harus ditembuskan ke SPI untuk dilakukan
fungsi pemantauan.
e. Pemantauan (controlling)
Pemantauan keuangan dilakukan pada pelaksana kegiatan masing‐masing melalui
Surat Pertanggung Jawaban (Laporan SPJ) yang dibuat. SPJ berisi pelaporan pengeluaran
uang yang disertai dengan bukti‐bukti pengeluaran yang mendukung. Laporan ini dikirimkan
ke Pelaksana Administrasi Keuangan Balai untuk diteliti dan dievaluasi. Pelaksana
Administrasi Keuangan harus memastikan bahwa setiap belanja telah didasarkan pada
anggaran yang telah dibuat sebelumnya, kelengkapan dokumen pembayaran sebagaimana
diatur dalam SOP, otorisasi pembayaran telah dilakukan sebagaimana diatur dalam SOP,
kewajiban pajak dan kewajiban lainnya telah dipenuhi.
Selain itu secara periodik dan berdasarkan resiko (risk‐based), SPI akan melakukan
audit dan review internal atas pelaksanaan pengelolaan keuangan Balai termasuk laporan
keuangan Balai. Audit dan review internal ini akan digunakan untuk memastikan bahwa
semua peraturan Balai telah ditaati terutama dalam pengelolaan keuangan, semua data dan
laporan disajikan secara handal dan tepat waktu, serta asset yang dimiliki oleh Balai terjaga
dengan baik. SPI juga akan berfungsi sebagai liason (penghubung) antara Balai dengan
eksternal auditor. SPI akan membuat laporan audit yang ditujukan kepada Kepala Balai.

4.4. Transparansi Program


BLUPPB Karawang telah berupaya menerapkan prinsip‐prinsip transparansi dalam
penyelenggaraan kegiatan Balai dengan menerapkan asas keterbukaan yang dibangun atas
dasar kebebasan arus informasi agar informasi yang terkait dengan penyelenggaraan
kegiatan Balai dapat diakses secara cepat dan jelas bagi pihak‐pihak yang membutuhkan.
Untuk mendukung penerapan aspek‐aspek transparansi penyelenggaraan organisasi
Balai akan menerapkan sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Wujud
Transparansi penyelenggaraan kegiatan Balai merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan
yang bersifat terbuka bagi semua pihak baik anggota organisasi maupun masyarakat luas
pengguna jasa layanan Balai (Stakeholder). Hal ini meliputi proses kebijakan, perencanaan,

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 34


pelaksanaan maupun pengawasan dan pengendaliannya. Hal‐hal yang dimaksud meliputi
seluruh kegiatan layanan seperti tersebut di bawah:
• Prosedur pelayanan
• Persyaratan teknis dan administratif pelayanan
• Rincian biaya pelayanan
• Waktu penyelesaian pelayanan
• Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab
• Lokasi pelayanan
• Janji pelayanan
• Standar pelayanan publik
• Informasi

4.4.1. Penyelenggaraan Sistem Manajemen Berbasis Teknologi Informasi dalam


Peningkatan Transparansi
Sistem manajemen berbasis TI diselenggarakan oleh Divisi Pengembangan Usaha
dibawah koordinasi Kepala Balai. Divisi Pengembangan Usaha mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan system pertukaran data dengan teknologi komputerisasi sistem
Local Area Network (LAN). Unit ini diharapkan dapat mempermudah seluruh unsur organisasi
di Balai untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dalam waktu yang relatif singkat
sehingga efiensi dan efektifitas kegiatan dapat terlaksana.
TI dirancang untuk peningkatan kualitas layanan oprasional manajemen khususnya
untuk aspek perencanaan dan pengambilan keputusan. Pengembangan database untuk
mendukung SID terintegrasi secara keseluruhan diharapkan mampu memberikan dukungan
dalam kegiatan operasional staf maupun manajerial pimpinan. Rancangan pengembangan
sistem database yang bersifat menyeluruh dan dinamis untuk tujuan mengatasi keberagaman
data dan sistem.
Interface pengguna sebagai bagian dari SID dikembangkan paralel dengan
pengembangan database. Interface software (perangkat lunak) yang berguna untuk
menghubungkan keberagaman data disusun untuk menjembatani struktur data yang
sekarang ada dengan struktur data yang baru jika terdapat perbedaan diantara keduanya.
Sistem database yang penyebarannya tersentralisasi akan dibuat untuk memenuhi
kebutuhan yang beragam antar unit di lingkungan Balai. Rancangan sistem dan implementasi
yang sesuai meliputi lalu lintas jaringan dan keamanan data akan dihitung selama proses
pengembangan. Aspek‐aspek secara detail akan dijelaskan di bagian lain rencana
pengembangan yang diusulkan yang berhubungan dengan masalah‐masalah manajemen
Balai.
4.4.2. Penyebaran Informasi melalui sosialisasi, kunjungan khusus, pameran, dan
media sosial
Tim yang dibentuk bertugas untuk menyusun dan melaksanakan program publikasi
berupa kunjungan langsung ke sekolah, universitas maupun ke instansi atau perusahaan-
perusahaan yang merupakan stakeholders. Mengikuti pameran-pameran kelautan dan
perikanan baik tingkat lokal maupun nasional.
Informasi dan layanan balai juga akan dipublikasikan melalui media sosial
diantaranya:
a. Website: kkp.go.id/djpb/bluppbkarawang
b. Twitter BLUPPB : @BLUPPBkarawang

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 35


c. Instagram BLUPPB : bluppbkarawang
d. YouTube BLUPPB : BLUPPB karawang
e. Facebook BLUPPB : @bluppbkarawang

4.4.3. Buku Tahunan


Diterbitkan secara berkala setiap akhir tahun berisi laporan perkembangan dan
kegiatan yang terjadi selama satu tahun.
4.4.4. LAKIP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini dibuat secara berkala pada akhir
tahun, merupakan laporan pertanggungjawaban kinerja Balai kepada atasan langsung yaitu
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI juga
menjadi dokumen penting dalam siklus perencanaan, pemantauan dan umpan balik untuk
tahun berikutnya.
4.4.5. Audit Internal
Kegiatan ini diawali dengan pembentukan Tim Manajemen Mutu (TMM) di tingkat
Balai serta pembentukan Satuan Pemeriksaan Internal (SPI) dimaksudkan untuk mendukung
terciptanya sistem pengendalian internal yang efektif di lingkungan Balai, baik yang
menyangkut masalah pengadaan barang dan jasa pada layanan utama dan penunjang, aset,
maupun keuangan.
Keberadaan TMM dan SPI mendukung perwujudan penerapan prinsip‐prinsip
transparansi dalam penyelenggaraan kegiatan Balai dengan melaksanakan fungsi :
1) Membantu Kepala Balai dalam melakukan pengawasan internal Balai,
2) Memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencapai sasaran Balai secara ekonomis,
efisien, dan efektif,
3) Membantu efektivitas penerapan pola tata kelola di Balai, dan menangani permasalahan
yang berkaitan dengan indikasi terjadinya KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) yang
menimbulkan kerugian Balai, bekerja sama dengan unit kerja terkait.
Di samping hal‐hal yang telah diuraikan di atas, dalam rangka mewujudkan
transparansi dalam pengelolaan keuangan, BLUPPB Karawang secara periodic telah
menyusun laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), yakni
meliputi :
− Laporan Realisasi Anggaran;
− Neraca (balance sheet)
− Laporan Aktivitas / Operasional
− Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)
− Laporan Perubahan Ekuitas
− Catatan (pengungkapan/penjelasan) atas Laporan Keuangan
− Khusus Laporan keuangan tahunan berdasarkan SAK, akan dapat diakses melalui
website BLUPPB Karawang.

4.4.6. Sarana Pengaduan


Sarana pengaduan BLUPPB Karawang dapat diakses melalui media berikut :
− Pengaduan, aspirasi, permintaan informasi : www.lapor.go.id;
− SMS dengan format “kkp(spasi)Isi Aduan” kirim ke 1708; atau
− E-mail : satker_bluppbkarawang@kkp.go.id

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 36


BAB V. PENUTUP

BLUPPB Karawang senantiasa melakukan perbaikan dalam meningkatkan layanan


melalui pembenahan dibidang Pola Tata Kelola. Selama lima tahun terakhir BLUPPB
Karawang telah menunjukkan peningkatan kinerja, baik dalam bidang layanan, organisasi dan
SDM, sarana dan prasarana, serta keuangan. Indikator peningkatan kinerja dapat dilihat dari
perubahan organisasi tata laksana yang berkembang secara dinamis sesuai dengan
perkembangan jumlah dan kualitas SDM baik fungsional maupun fungsional umum.
Namun demikian, mengingat tuntutan peningkatan kualitas yang semakin tinggi,
BLUPPB Karawang bertekad meningkatkan kinerjanya secara signifikan. Penyusunan Pola
Tata Kelola BLUPPB Karawang bertujuan untuk menjamin terselenggaranya praktek‐praktek
baik (good practices) berdasar asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, kewajaran,
dan kemandirian. Dalam hal Implementasi sistem Tata Kelola, setiap pihak dalam organisasi
BLUPPB Karawang harus dapat secara mudah didorong agar memiliki kesadaran atas
adanya tanggung jawab sosial Balai terhadap stakeholder.
Perubahan dalam pola tata kelola perlu dilakukan sejalan akan adanya perubahan
status BLUPPB Karawang menjadi BLU yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Untuk memberikan pelayanan yang prima kepada stakeholder diperlukan
organisasi yang efektif dan efisien. Tujuan demikian bisa tercapai apabila terdapat pola tata
kelola yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan organisasi sesuai dengan visi dan
misinya.
Diharapkan, adanya perubahan dalam tata kelola di BLUPPB Karawang akan
meningkatkan kinerja layanan, akuntabilitas dan transparansi, sehingga tercipta Layanan
Sistem Teknologi Produksi Perikanan Budidaya yang terdepan dan terpercaya di Indonesia.

Dokumen Pola Tata Kelola – BLUPPB Karawang 37

Anda mungkin juga menyukai