Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga Dokumen Pola Tata Kelola Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya
(BLUPPB) Karawang dapat kami selesaikan.
Pedoman Tata Kelola ini dibuat dalam rangka mempersiapkan BLUPPB Karawang
menuju Badan Layanan Umum. Semua rancanagan yang dibuat digunakan untuk rencana ke
depan, yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan yang ada pada saat ini.
Konsekuensi layanan Publik yang diberikan BLUPPB Karawang melalui tupoksinya akan
memberikan dasar bagi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU)
Badan Layanan Umum pada prinsipnya adalah Entexpn.s/.ng govemmenf yang
merupakan paradjgma baru yang menjadi jiwa pengelolaan keuangan sektor publik. Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menekankan pada basis kinerja
dalam penganggaran, memberikan landasan yang penting bagi orientasi baru tersebut di
Indonesia. Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja ini di lingkungan instansi
pemerintah, Dalam pasal 68 dan pasal 69 undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 disebutkan
bahwa instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan kepada
masyarakat, termasuk pelayanan penyediaan paket usaha perikanan budidaya yang
diselenggarakan oleh BLUPPB Karawang, dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan
yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, eflsiensi, dan efektivitas. Instansi demikian,
dengan sebutan umum sebagai Badan Layanan Umum, diharapkan menjadi implementasi
konkrit dari sistem penerapan manajemen keuangan berbasis kinerja.
Pola pengelolaan keuangan dalam BLU menerapkan prinsip fleksibilitas, dalam
pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas
maupun pengadaan barang/jasa. 0leh karena itu, perlu adanya mekanisme pengendalian
yang ketat dalam perencanaan, penganggaran serta pertanggungjawabannya.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, BLUPPB Karawang bermaksud
menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan umum (PK-BLU) dengan menyusun
dokumen Rencana Strategis Bisnis sebagajmana dipersyaratkan dalam pasal 44 ayat 1
Peraturan Menteri Keuangan No 129 tahun 2020 tentang Pedoman Pengelolaan Badan
Layanan Umum.
Pola Tata Kelola juga telah dibenahi untuk disesuaikan dengan harapan bahwa
penerapan Pengelolaan Keiiangan Badan tidak sekedar sebagai format baru dalam
pengelolaan keuangan BLUPPB Karawang tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan serta perbaharuan manajemen keuangan sektor publik bagi kepada masyarakat.
Demikian Pola Tata Kelola ini disusun dengan harapan bahwa penerapan PK BLU
tidak hanya sekedar format baru dalam pengelolaan keuangan BLUPPB Karawang tetapi juga
dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal serta berkualitas kepada masyarakat.
DAFTAR TABEL 4
DAFTAR GAMBAR 5
BAB I. PENDAHULUAN 6
1.1. Latar Belakang............................................................................................................ 6
1.2. Ruang Lingkup............................................................................................................ 7
BAB II. KAIDAH TATA KELOLA 8
2.1. Pengertian Pola Tata Kelola ....................................................................................... 8
2.1.1. Organisasi dan Tata Laksana .............................................................................. 8
2.1.2. Akuntabilitas ........................................................................................................ 8
2.1.3. Transparansi ....................................................................................................... 8
2.2. Prinsip-Prinsip Tata Kelola .......................................................................................... 9
2.3. Tujuan Penerapan Tata Kelola ................................................................................... 9
2.4. Klausula Tentang Perubahan Tata Kelola ................................................................. 10
BAB III. ORGANISASI DAN TATA LAKSANA 11
3.1. Tugas Pokok dan Fungsi BLUPPB Karawang........................................................... 11
3.2. Visi dan Misi BLUPPB Karawang .............................................................................. 12
3.3. Struktur Organisasi BLUPPB Karawang Saat ini ....................................................... 12
3.4. Struktur Organisasi BLUPPB Karawang Setelah Menjadi PPK-BLU ......................... 13
3.5. Tugas Pokok dan Wewenang dalam Organisasi BLU ............................................... 14
3.5.1. Dewan Pengawas ............................................................................................. 15
3.5.2. Sistem Pengendalian Intern............................................................................... 16
3.5.3. Unsur Manajemen ............................................................................................. 17
3.6. Prosedur Kerja .......................................................................................................... 18
3.7. Kesediaan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia ............................................. 21
3.7.1. Ketersediaan Sumberdaya Manusia .................................................................. 21
3.7.2. Pengembangan Sumberdaya Manusia .............................................................. 22
BAB IV. AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI 27
4.1. Akuntabilitas Program ............................................................................................... 27
4.2. Akuntabilitas Kegiatan .............................................................................................. 29
4.3. Akuntabilitas Keuangan ............................................................................................ 30
4.4. Transparansi Program .............................................................................................. 34
4.4.1. Penyelenggaraan Sistem Manajemen Berbasis Teknologi Informasi dalam
Peningkatan Transparansi ............................................................................................... 35
BAB I. Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang penyusunan pola tata kelola dan ruang lingkup penulisan.
BAB V. Penutup
2.1.2. Akuntabilitas
Mencakup pertanggungjawaban dalam pengelolaan sumberdaya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepadanya, dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Terdiri dari:
a. Akuntabilitas Program merupakan uraian mengenai program satker dalam melaksanakan
seluruh kebijakannya sesuai dengan core business, disertai dengan seperangkat
indikator kinerja non keuangan.
b. Akuntabilitas kegiatan merupakan uraian kegiatan satker yang akan dilaksanakan
sebagai wujud pelaksanaan program yang telah ditetapkan, disertai dengan seperangkat
indikator kinerja non keuangan.
c. Akuntabilitas Keuangan merupakan uraian pola pertanggungjawaban satker dalam
pengelolaan sumber daya keuangan dalam rangka pelaksanaan kebijakan, program, dan
kegiatan yang telah ditetapkan.
2.1.3. Transparansi
Satker mengungkapkan penerapan asas keterbukaan yang dibangun atas dasar
kebebasan arus informasi, dengan tujuan informasi tersebut dapat secara langsung diterima
oleh yang membutuhkan dengan menyajikan :
a. Kejelasan tugas dan wewenang berupa pemberian informasi atas tugas dan kewenangan
dari masing-masing Pejabat Pengelola BLU yang terdiri dari pimpinan, pejabat keuangan,
dan pejabat teknis, Pegawai BLU, serta Dewan Pengawas.
b. Ketersediaan informasi kepada publik pengungkapan atas ketersediaan informasi bagi
publik.
3.1.2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Budidaya (BLUPPB) Karawang memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana, program, dan evaluasi di bidang perekayasaan usaha produksi
perikanan budidaya air tawar, budidaya air payau, dan budidaya laut,
b. Perekayasaan segmentasi dan analisis kelayakan skala usaha pembenihan,
pendederan, pembesaran usaha produksi perikanan budidaya,
c. Percontohan usaha produksi dengan penerapan sertifikasi sistem mutu budidaya
perikanan,
d. Penerapan tata kelola kawasan usaha, analisa jenis, dan tata guna faktor-faktor produksi,
e. Rancang bangun dan analisis sarana mekanisasi usaha produksi perikanan budidaya,
f. Pelayanan sarana produksi hasil produksi satuan kerja,
g. Pelaksanaan rancang bangun kontruksi, peralatan dan mesin sarana budidaya, serta
analisis laboratorium,
h. Pelaksanaan diseminasi dan pendampingan usaha produksi perikanan budidaya,
i. Pelayanan akses kemitraan usaha budidaya dan jasa informasi usaha/perpustakaan,
j. Penyelenggaraan lembaga sertifikasi sistem mutu usaha produksi perikanan budidaya,
k. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga.
Berdasarkan Permen KP No. 67 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Budidaya, susunan organisasi BLUPPB Karawang terdiri
atas:
3.3.1. Subbagian Umum
Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan penyusunan, pemantauan, dan
evaluasi rencana, program, dan anggaran, pelaporan, urusan keuangan, hubungan
masyarakat, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, persuratan, kearsipan, dokumentasi,
rumah tangga, serta pengelolaan barang milik negara dan perlengkapan;
3.3.2. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional dapat ditetapkan sesuai dengan kebutuhan dan
melaksanakan tugas memberikan pelayanan fungsional sesuai dengan bidang keahlian dan
keterampilan. Dalam pelaksanaan tugas, ditetapkan Koordinator Pelaksana Fungsi
Pelayanan Fungsional sesuai dengan ruang lingkup bidang tugas dan fungsi BLUPPB
Karawang. Koordinator dimaksud mempunyai tugas mengoordinasikan dan mengelola
kegiatan pelayanan masing-masing fungsional sesuai dengan bidang tugas BLUPPB
Karawang.
Sistem Pengendalian
Intern
Kepala Sub
Bagian Umum
Koordinator dan
Kelompok Jabatan
Fungsional
Adapun jabatan BLUPPB Karawang setelah menjadu PK BLU disajikan pada tabel
berikut.
b. Persyaratan Keanggotaan
Anggota dewan pengawas diangkat dari orang perseorangan yang memenuhi
persyaratan antara lain:
1) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) memiliki integritas, dedikasi, itikad baik, dan rasa tanggung jawab;
c. Pejabat Teknis
Pejabat teknis berfungsi sebagai penanggungjawab teknis di bidang masing-
masing yang berkewajiban:
- Menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya
- Melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA dan
- Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.
Tabel 7. Timeline program pengembangan SDM dalam 5 tahun ke depan (pendidikan dan
pelatihan)
JUMLAH PEGAWAI (ORANG)
No. PENDIDIKAN/PELATIHAN
2023 2024 2025 2026 2027
1 Diklat PIM III 6 6 6 6 6
2 Diklat PIM II 3 3 3 3 3
3 Diklat Dasar Analis Akuakultur Ahli 5 5 5 5 5
Diklat Dasar Analis Akuakultur
4 8 8 8 8 8
Terampil
5 Diklat Dasar Polkeskan Ahli 4 4 4 4 4
6 Diklat Dasar Polkeskan Terampil 2 2 2 2 2
7 Pendidikan S2 2 2 2 2 2
8 Pendidikan S1/DIV 1 1 1 1 1
9 Pendidikan Diploma 1 1 1 1 1
10 Paket C 4 4 4 4 4
2) Tenaga profesional
Tenaga profesional nonpegawai negeri sipil selanjutnya disebut sebagai Pegawai
BLU. Rekruitmen akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan Balai dan bersifat secara terbuka.
Rekruitmen tenaga profesional didasarkan kepada analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan
berdasar pada Rapat Pimpinan Balai dengan mempertimbangkan jumlah, spesifikasi tenaga
yang dibutuhkan dan ketersediaan dana serta mengacu pada perencanaan, terutama
mengacu pada Renstra Bisnis.
c. Pengukuran (measurement)
Setiap kegiatan yang telah dilaksanakan harus diukur kinerjanya baik input, proses,
dan output sebagaimana telah tercantum dalam perencanaan. Proses pengukuran kinerja ini
merupakan proses membandingkan rencana dengan realisasi atau capaian. Setiap
gap/variance harus dapat dijelaskan mengapa terjadi, sehingga perbaikan kinerja dapat
dilakukan secara terus menerus (continuous improvement).
d. Pelaporan (reporting)
Pelaporan untuk kegiatan yang bersifat insidentil dilakukan 1 (satu) minggu setelah
kegiatan diselesaikan. Pelaporan ini dilakukan oleh pelaksana kegiatan kepada penanggung
jawab kegiatan. Laporan kegiatan ini disebut Laporan Pelaksanaan Kegiatan (LPK). Kegiatan
yang bersifat rutin dilaporkan setiap bulan oleh pelaksana kegiatan kepada penanggung
jawab kegiatan. Sedangkan kegiatan yang dilaporkan secara kontraktual dapat dilaporkan
sesuai dengan termin dan prestasi pekerjaan oleh pelaksana kegiatan
b. Pelaksanaan (actuating)
Sebagai lembaga BLU, BLUPPB Karawang akan memiliki dua sumber pendanaan
yaitu APBN dan PNBP. Mekanisme pencairan dana APBN rupiah murni (RM) melalui
prosedur pengajuan SPP, SPM, sampai dengan SP2D. Sedangkan dana dari PNBP,
menggunakan prosedur SPM Pengesahan dan SP2D Pengesahan kepada KPPN untuk
pertanggungjawaban atas pendapatan dan belanja yang terjadi.
Untuk prosedur keuangan internal Balai, diawali dengan pengajuan proposal kegiatan
oleh Pelaksanan Kegiatan yang dilengkapi dengan rincian anggaran kegiatan kepada Kepala
Balai. Setelah pimpinan unit memberikan persetujuan pelaksanaan kegiatan beserta
anggarannya, pelaksana urusan keuangan dapat mencairkan anggaran. Terdapat dua sistem
pencairan anggaran yaitu 1) pemberian uang muka kerja (sistem tidak langsung) dan 2)
pembayaran langsung berdasarkan faktur. Untuk kegiatan tertentu seperti pelatihan maka
uang muka kerja diperlukan untuk membiayai kegiatan yang nantinya harus
dipertangungjawabkan. Pembayaran langsung didasarkan kepada faktur atau tagihan pihak
ketiga. Semua tagihan (faktur) harus melalui bagian keuangan.
Faktur harus disetujui/diotorisasi oleh pimpinan unit dan pelaksana kegiatan untuk
memastikan bahwa pengeluaran memang benar‐benar dilakukan. Bila pengeluaran anggaran
dilakukan untuk pembelian barang maka dokumen penerimaan barang harus dilampirkan
dalam faktur. Setelah faktur disetujui oleh pimpinan unit dan pelaksana kegiatan, bagian
keuangan harus memverifikasi apakah belanja melebihi anggaran yang telah ditentukan atau
tidak. Selain itu bagian keuangan harus memastikan bahwa semua pajak telah ditunaikan
dengan baik dan semua dokumen telah dilampirkan sesuai SOP. Balai juga akan menerapkan
sistem otorisasi pembayaran berdasarkan jumlah atau nilai pembayaran.
c. Pengukuran (measurement)
Ukuran keberhasilan pelaksanaan pengelolaan keuangan dapat dilihat dari beberapa
indikator antara lain Total Kegiatan Diklat, Proporsi Dana Peserta dari Total Penerimaan,
Proporsi Dana APBN dari Total Penerimaan, dan Indeks Produktivitas
Selain itu indikator akuntabilitas pengelolaan keuangan dapat juga diukur dengan opini
audit yang dikeluarkan oleh Auditor Independen.
d. Pelaporan (Reporting)
Setelah penetapan BLU, Balai akan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan atau
PSAK Nomor 45 untuk menjadi acuan dalam penerapan praktek bisnis yang sehat dalam
rangka peningkatan produktivitas organisasi. Laporan keuangan eksternal Balai terdiri dari: 1)
Neraca, 2) Laporan Aktivitas, 3) Laporan Arus Kas, 4) Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan keuangan tersebut dibuat setiap bulan, triwulan, semester, dan tahunan. Laporan
akan disampaikan kepada Ditjen Perikanan Budidaya-KKP dan Ditjen Perbendaharaan
Kementerian Keuangan. Sebelum disampaikan kepada pihak‐pihak tersebut, laporan terlebih