Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PETUNJUK
PELAKSANAAN
ANGGARAN
TAHUN 2017
llllllEKT10RAT JENDERAL
�EIPARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
PETUNJUK
PELAKSANAAN
ANGGARAN
TAHUN 2017
DIREKTORAT JENDERAL
KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
·n)lepeq 6LieA LienlLI9l9)! ,enses eALI)l!eq
-)l!eqes Lie6Liep Lie)leLies)lel!P )lnlLin unsnsip !LI! LieeLies)le1ed )lnfLinled Lie!)l!W90
·Liele4ese)i lerv uap Lie,sewJeJe)i 1eJepLier leJOl)l9J!O Lie6Lin)l6LI!l!P L �OZ unuei
LieJe66Lie Lieees)le1ed urejep sel!l!qelLin)le eldPJ9l e66LI!L!9S n)lepeq 6LieA uefiuepun
-Buepuruad uenuersd Lie6Liep ,enses de)l6Lie1 uep reuaq uefiuap Lie)ln)lel!P
6LieA LieqeMef6Lin66LielJed uaumxop ueunsnxusd uep Lie6Liene)l !SeJlS!LI!Wpe
Liewe6eJese)l eldPJ9l Lie)le e)lew 'LieJe66LIV LieeLies)le1ed )lnfLinled eALiepe Lie6Lieo
·1eqelLin)le uep ueredsuan suss 'uarodejad uep LieqeMef
6Lin66LielJed 'Lieq!lJ9l9)! Lie)lle)l6LI!Liew xruun '()id�) Liele!69)i LieeLies)le1ed eueouag
uep (VdlO) LieJe66LI\f LieeLies)le1ed Lie!SI Jeueo uiejep 6LienlJ9l 6LieA ,enses uep
Liele!69)! uaeuesxejsd uauropad !PefLiew iedep Lie)ldeJell!P !LI! LieeLies)le1ed )lnfLinled
·Liele4ese)i le1v usp
Lie,sewJeJe)i 1eJepLier leJOl)l9J!O Lie6Lin)l6LI!l!P L �OZ unuei LieJe66Lie useuesxejad
wnwn )lnfLinled !e6eqes uexpnsxeunp !LI! LieJe66LI\f LieeLieS)le1ed )lnfLinled
�'11NV�N3d '11'1>1
DAFTAR ISI
ii Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 2
4.4. Mekanisme Penyelesaian Pekerjaan Yang Tidak Terselesaikan Sampai
Dengan Akhir Tahun Anggaran .................................................................... 57
4.5. Hibah .....……………………………………………………………………….…… 58
Anggaran …………………………………………………………………………… 81
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 3 iii
9.4. Buku Besar Akrual …………………………………………………....................... 120
9.6. Penanggung Jawab Unit Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan ...................... 121
iv Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 4
BAB I
PENDAHULUAN
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 5 1
1.3. Pengertian
1. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian
Negara/Lembaga.
2. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat
yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian
kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada
Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. Penunjukan KPA
bersifat ex-officio dan tidak terikat periode tahun anggaran.
3. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil
keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas
beban APBN.
4. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya
disebut PPSPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA
untuk melakukan pengujian atas permintaan pembayaran dan menerbitkan
perintah pembayaran.
5. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Belanja Negara dalam
pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian Negara/Lembaga.
6. Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggung
jawabkan uang pendapatan negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada
Kantor/Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga
7. Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disingkat BPP adalah
orang yang ditunjuk untuk membantu Bendahara Pengeluaran untuk
melaksanakan pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran
pelaksanaan kegiatan tertentu.
8. Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja
dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran
untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari Satker atau membiayai
pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin dilakukan
melalui mekanisme pembayaran langsung.
9. Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut Pembayaran LS adalah
pembayaran yang dilakukan langsung kepada Bendahara
Pengeluaran/penerima hak lainnya atas dasar perjanjian kerja, surat
2 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 6
keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya melalui penerbitan
Surat Perintah Membayar Langsung.
10. Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat TUP adalah uang
muka yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk kebutuhan
yang sangat mendesak dalam 1 (satu) bulan melebihi pagu UP yang telah
ditetapkan.
11. Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya
disingkat PTUP adalah pertanggungjawaban atas TUP.
12. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pembayaran
tagihan kepada negara.
13. Surat Permintaan Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut SPP LS
adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, dalam rangka pembayaran
tagihan kepada penerima hak/Bendahara Pengeluaran.
14. Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan yang selanjutnya disebut
SPP-UP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi
permintaan pembayaran UP.
15. Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang Persediaan yang
selanjutnya disebut SPP TUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK,
yang berisi permintaan pembayaran TUP.
16. Surat Permintaan Pembayaran Penggantian Uang Persediaan yang
selanjutnya disebut SPP-GUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK,
yang berisi pertanggungjawaban dan permintaan kembali pembayaran UP.
17. Surat Permintaan Pembayaran Penggantian Uang Persediaan Nihil yang
selanjutnya disebut SPP-GUP Nihil adalah dokumen yang diterbitkan oleh
PPK yang berisi pertanggungjawaban UP.
18. Surat Permintaan Pembayaran Pertanggungjawaban Tambahan Uang
Persediaan yang selanjutnya disebut SPP-PTUP adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pertanggungjawaban atas
TUP.
19. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen
yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari
DIPA.
20. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM-LS
adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana
yang bersumber dari DIPA dalam rangka pembayaran tagihan kepada
penerima hak/Bendahara Pengeluaran.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 7 3
21. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPM-
UP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan UP.
22. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya
disebut SPM-TUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk
mencairkan TUP.
23. Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan yang selanjutnya
disebut SPM-GUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM dengan
membebani DIPA, yang dananya dipergunakan untuk menggantikan UP
yang telah dipakai.
24. Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan Nihil yang
selanjutnya disebut SPM-GUP Nihil adalah dokumen yang diterbitkan oleh
PPSPM sebagai pertanggungjawaban UP yang membebani DIPA.
25. Surat Perintah Membayar Pertanggungjawaban Tambahan Uang
Persediaan yang selanjutnya disebut SPM-PTUP adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPSPM sebagai pertanggungjawaban atas TUP yang
membebani DIPA.
26. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah
surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk
pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.
27. Perjalanan Dinas Dalam Negeriselanjutnya disebut Perjalanan Dinas
adalah perjalanan ke luar Tempat Kedudukan yang dilakukan dalam
wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan negara.
28. Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga tertinggi/tinggi
negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945
dan Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-Undang.
29. Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah
memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat berwenang dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan dalam negeri, atau diserahi tugas
negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundangan-undangan
yang berlaku.
30. Pegawai Tidak Tetap adalah Pegawai yang diangkat untuk jangka waktu
tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang
bersifat teknis profesional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan organisasi.
31. Perjalanan Dinas Jabatan adalah Perjalanan Dinas melewati batas Kota
dan/atau dalam Kota dari tempat kedudukan ke tempat yang dituju,
4 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 8
melaksanakan tugas, dan kembali ke tempat kedudukan semula di dalam
negeri.
32. Perjalanan Dinas Pindah adalah Perjalanan Dinas dari tempat kedudukan
yang lama ke tempat kedudukan yang baru berdasarkan surat keputusan
pindah.
33. Surat Perjalanan Dinas, selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen yang
diterbitkan PPK dalam rangka pelaksanaan Perjalanan Dinas Pejabat
Negara, Pegawai Negeri, Pegawai Tidak Tetap, dan Pihak Lain.
34. Pelaksana SPD adalah Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai
Tidak Tetap yang melaksanakan Perjalanan Dinas.
35. Pendapatan hibah langsung adalah hibah yang diterima langsung oleh K/L,
dan/atau pencairan dananya dilaksanakan tidak melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara yang pengesahannya dilakukan oleh Bendahara
Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara.
36. Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung yang selanjutnya disingkat
SP2HL adalah surat yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mengesahkan
pembukuan hibah langsung dan/atau belanja yang bersumber dari hibah
langsung.
37. Surat Pengesahan Hibah Langsung yang selanjutnya disingkat SPHL
adalah surat yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk
mengesahkan Pendapatan Hibah Langsung dan/atau belanja yang
bersumber dari hibah langsung.
38. Kontrak adalah perjanjian tertulis antara Pejabat Pembuat Komitmen
dengan Penyedia Barang dan/atau Jasa untuk melaksanakan suatu
pekerjaan tertentu.
39. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit
organisasi Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang
berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat permanen,
dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.
40. Kelompok Kerja ULP selanjutnya disebut Pokja ULP adalah kelompok kerja
yang terdiri dari pejabat fungsional pengadaan yang berjumlah gasal dan
beranggotakan paling kurang 3 (tiga) orang dan dapat ditambah sesuai
dengan kompleksitas pekerjaan, yang bertugas untuk melaksanakan
pemilihan Penyedia Barang/Jasa di Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 9 5
41. Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan oleh ULP/Pejabat
Pengadaan yang memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh
para pihak dalam proses Pengadaan Barang/Jasa.
42. Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang selanjutnya disebut LPSE
adalah adalah unit kerja K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan
sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.
43. Tahun Anggaran adalah masa berlakunya anggaran yang dihitung mulai
tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
44. Tahun Anggaran Berikutnya adalah masa 1 (satu) Tahun Anggaran setelah
Tahun Anggaran berkenaan berakhir.
45. Arsip Data Komputer yang selanjutnya disingkat ADK adalah arsip data
dalam bentuk softcopy yang disimpan dalam media penyimpanan digital.
46. Konversi adalah proses pengubahan format data transaksi keuangan pada
ADK menjadi data yang dapat diterima oleh SPAN melalui aplikasi
konversi.
47. Supplier adalah pihak yang berhak menerima pembayaran atas beban
APBN
48. Data Supplier adalah informasi terkait dengan pihak yang berhak menerima
pembayaran atas beban APBN yang memuat paling kurang informasi
pokok, informasi lokasi dan informasi rekening.
49. Nama Rekening adalah nama yang terdaftar dalam rekening Koran bank
untuk suatu nomor rekening tertentu.
50. Nomor Pokok Wajib Pajak yang selanjutnya disebut NPWP adalah nomor
yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
51. Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan penyedia barang/jasa
atau pelaksana swakelola.
52. Data Kontrak adalah informasi terkait dengan perjanjian tertulis antara PPK
dengan penyedia barang/jasa atau pelaksana swakelola.
53. Kontrak tahun tunggal adalah kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya
mengikat dana anggaran selama masa 1 (satu) tahun anggaran.
54. Kontrak tahun jamak adalahkontrak yang pelaksanaan pekerjaannya untuk
masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran atas beban anggaran.
55. Komitmen tahunan kontrak tahun jamak (release multiyear) adalah
komitmen tahun tunggal sebagai bagian dari kontrak tahun jamak.
6 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 10
56. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Pengguna Anggaran yang
selanjutnya disingkat UAKPA adalah unit akuntansi yang melakukan
kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja.
57. UAKPA Dekonsentrasi adalah unit akuntansi yang melakukan kegiatan
akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja dekonsentrasi.
58. UAKPA Tugas Pembantuan adalah unit akuntansi yang melakukan
kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja tugas pembantuan.
59. UAKPA Urusan Bersama adalah unit akuntansi yang melakukan kegiatan
akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja urusan bersama.
60. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu Pengguna Anggaran
Wilayah yang selanjutnya disebut UAPPA-W adalah unit akuntansi yang
melakukan kegiatan penggabungan laporan keuangan seluruh UAKPA
yang berada dalam wilayah kerjanya.
61. UAPPA-W Dekonsentrasi adalah unit akuntansi yang berada di pemerintah
provinsi yang melakukan kegiatan penggabungan laporan keuangan dari
seluruh satuan kerja perangkat daerah yang mendapatkan alokasi dana
dekonsentrasi di wilayah kerjanya.
62. UAPPA-W Tugas Pembantuan adalah unit akuntansi yang berada di
pemerintah daerah yang melakukan kegiatan penggabungan laporan
keuangan dari seluruh seluruh satuan kerja perangkat daerah yang
mendapatkan alokasi Dana Tugas Pembantuan di wilayah kerjanya.
63. UAPPA-W Urusan Bersama adalah unit akuntansi yang berada di
pemerintah daerah yang melakukan kegiatan penggabungan Laporan
Keuangan dari seluruh seluruh satuan kerja perangkat daerah yang
mendapatkan alokasi dana urusan bersama di wilayah kerjanya.
64. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu Pengguna Anggaran
Eselon I yang selanjutnya disebut UAPPA-El adalah unit akuntansi yang
melakukan kegiatan penggabungan laporan keuangan seluruh UAPPA-W
yang berada di wilayah kerjanya serta UAKPA yang langsung berada di
bawahnya.
65. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pengguna Anggaran yang
selanjutnya disingkat UAPA adalah unit akuntansi pada tingkat kementerian
negara/lembaga (Pengguna Anggaran) yang melakukan kegiatan
penggabungan laporan keuangan seluruh UAPPA-El yang berada di
bawahnya.
66. Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 11 7
semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
memenuhi syarat.
67. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini
terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.
68. Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).
69. Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan
Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).
70. Seleksi Umum adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk
pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa Konsultansi yang
memenuhi syarat.
71. Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
untuk Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah).
72. Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang
memperlombakan gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang
harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan.
73. Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan
barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang
harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan
74. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa
dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.
75. Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada
Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/Seleksi/Penunjukan
Langsung.
76. Revisi Anggaran adalah perubahan rincian anggaran yang telah ditetapkan
berdasarkan APBN dan disahkan dalam Daftar Isian Pelaksnaan
Anggaran.
8 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 12
BAB II
PEJABAT PERBENDAHARAAN NEGARA
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 13 9
d. melakukan pengawasan agar pelaksanaan kegiatan dan pengadaan
barang/jasa sesuai dengan keluaran (output) yang ditetapkan dalam DIPA;
e. melakukan monitoring dan evaluasi agar pembuatan perjanjian/kontrak
pengadaan barang/jasa dan pembayaran atas beban APBN sesuai dengan
keluaran (output) yang ditetapkan dalam DIPA serta rencana yang telah
ditetapkan;
f. merumuskan kebijakan agar pembayaran atas beban APBN sesuai dengan
keluaran (output) yang ditetapkan dalam DIPA;
g. melakukan pengawasan, monitoring, dan evaluasi atas pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran dalam rangka penyusunan laporan keuangan.
10 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 14
j. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan
Berita Acara Penyerahan;
k. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan;
l. melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan
yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
1) menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa;
2) memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara
oleh pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara;
3) mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi
kegiatan;
4) memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada
negara; dan
5) menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia
barang/jasa.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 15 11
1) kelengkapan dokumen pendukung SPP;
2) kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK;
3) kebenaran pengisian format SPP;
4) kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja
Anggaran Satker;
5) ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana
Kerja Anggaran Satker;
6) kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi
persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai;
7) kebenaran formal dokumen/surat bukti yang menjadi
persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan pengadaan barang/jasa;
8) kebenaran pihak yang berhak menerima pembayaran pada SPP
sehubungan dengan perjanjian/kontrak/surat keputusan;
9) kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di bidang perpajakan dari
pihak yang mempunyai hak tagih;
10) kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh
pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara; dan
11) kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam
perjanjian/kontrak;
b. menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP tidak memenuhi persyaratan
untuk dibayarkan;
c. membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan;
d. menerbitkan SPM;
1) mencatat pagu, realisasi belanja, sisa pagu, dana UP/TUP, dan sisa dana
UP/TUP pada kartu pengawasan DIPA
2) menandatangani SPM; dan
3) memasukkan Personal Identification Number (PIN) PPSPM sebagai
tanda tangan elektronik pada ADK SPM
e. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih;
f. melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran kepada KPA;
g. melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran.
12 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 16
a. uang/surat berharga yang berasal dari UP dan Pembayaran LS melalui
Bendahara Pengeluaran;
b. uang/surat berharga yang bukan berasal dari UP, dan bukan berasal dari
Pembayaran LS yang bersumber dari APBN;
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 17 13
c. Bendahara Penerimaan dilarang menerima secara langsung setoran dari
wajib setor, kecuali untuk jenis penerimaan tertentu yang diatur secara
khusus dan telah mendapat persetujuan Menteri Keuangan
d. dalam hal Bendahara Penerimaan menerima secara langsung penerimaan
tertentu dari wajib setor, Bendahara Penerimaan wajib:
1) membuat dan menyampaikan Surat Bukti Setor (SBS) lembar ke-1
kepada penyetor dan lembar ke-2 sebagai bukti pembukuan bendahara;
2) menyetor seluruh penerimaannya ke Kas Negara paling lambat dalam
waktu 1 (satu) hari kerja sejak diterimanya penerimaan tersebut, kecuali
untuk jenis penerimaan tertentu yang penyetorannya diatur secara
khusus.
e. dalam hal terdapat penerimaan yang penyetorannya diatur secara khusus,
Bendahara Penerimaan wajib menyimpan uang yang diterimanya dalam
rekening yang telah mendapat persetujuan BUN/Kuasa BUN;
f. bentuk, nama, dan format SBS diatur oleh masing-masing Menteri/Pimpinan
Lembaga.
14 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 18
BAB III
PENGADAAN BARANG/JASA
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 19 15
3. penetapan kebijakan umum;
Penetapan kebijakan umum meliputi pemaketan pekerjaan, cara
pengadaan barang/jasa dan pengorganisasian pengadaan barang/jasa;
4. penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK);
KAK yang mendukung pelaksanaan kegiatan/pekerjaan yang paling
kurang kurang memuat:
a) uraian kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi latar belakang,
maksud dan tujuan, lokasi kegiatan, sumber pendanaan, serta
jumlah tenaga yang diperlukan;
b) waktu yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan/pekerjaan
dari rencana pengadaan sampai dengan enyerahan barang/jasa;
c) spesifikasi teknis barang/jasa yang akan diadakan; dan
d) besarnya total perkiraan biaya pekerjaan termasuk kewajiban pajak
yang harus dibebankan pada kegiatan tersebut.
5. pengumuman Rencana Umum Pengadaan (RUP);
pengumuman RUP secara terbuka kepada masyarakat luas yang berisi
paket pekerjaan yang akan dilaksanakan, lokasi pekerjaan dan perkiraan
nilai pekerjaan di website K/L/D/I masing-masing dan papan
pengumuman resmi serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE.
16 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 20
Selain tugas dan wewenang tersebut, dalam hal diperlukan PPK, dapat:
1. Mengusulkan kepada PA/KPA:
a) perubahan paket pekerjaan; dan/atau
b) perubahan jadwal kegiatan pengadaan;
2. Menetapkan tim pendukung;
3. Menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis untuk
membantu pelaksanaan tugas ULP; dan
4. Menetapkan besaran Uang Muka yang akan dibayarkan kepada
Penyedia Barang/Jasa.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 21 17
8. Khusus Pejabat Pengadaan:
a) menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:
1) Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya yang bernilai
paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
dan/atau
2) Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa
Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah);
b) menyampaikan hasil Pemilihan dan salinan Dokumen Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa kepada PPK;
c) menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa
kepada PA/KPA; dan
d) membuat laporan mengenai proses Pengadaan Pengadaan
kepada PA/KPA.
e) memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan
Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA.
D. Kepala ULP:
1. Memimpin dan mengoordinasikan seluruh kegiatan ULP;
2. Menyusun program kerja dan anggaran ULP;
3. Mengawasi seluruh kegiatan pengadaan barang/ jasa di ULP dan
melaporkan apabila ada penyimpangan dan/atau indikasi
penyimpangan;
4. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan
Pengadaan Barang/Jasa kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala
Daerah/ Pimpinan Institusi;
5. Melaksanakan pengembangan dan pembinaan Sumber Daya Manusia
ULP;
6. Menugaskan/menempatkan/memindahkan anggota Kelompok Kerja
sesuai dengan beban kerja masing-masing Kelompok Kerja ULP; dan
18 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 22
7. Mengusulkan pemberhentian anggota Kelompok Kerja yang
ditugaskan di ULP kepada PA/KPA/Kepala Daerah, apabila terbukti
melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan dan/atau
KKN.
Kepala ULP dan Anggota Kelompok Kerja ULP dilarang duduk sebagai:
1. PPK;
2. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM);
3. Bendahara; dan
4. APIP, terkecuali menjadi Pejabat Pengadaan/anggota ULP untuk
Pengadaan Barang/Jasa yang dibutuhkan instansinya.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 23 19
4. Penunjukan Langsung;
5. Pengadaan Langsung; atau
6. Kontes.
B. Pekerjaan Kontruksi
Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi dilakukan dengan:
1. Pelelangan Umum;
2. Pelelangan Terbatas;
3. Pemilihan Langsung;
4. Penunjukan Langsung; atau
5. Pengadaan Langsung.
C. Jasa Lainnya
Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang
mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola
yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa
Konsultansi, pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang.
Pemilihan Penyedia Jasa Lainnya dilakukan dengan:
1. Pelelangan Umum;
2. Pelelangan Sederhana;
3. Penunjukan Langsung;
4. Pengadaan Langsung; atau
5. Sayembara.
20 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 24
B. Kuitansi
Kuitansi digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya sampai
dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
D. Surat Perjanjian
Surat Perjanjian digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah) dan untuk Jasa Konsultansi dengan nilai diatas
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
E. Surat Pesanan
Surat Pesanan digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa melalui E-
Purchasing dan pembelian secara online.
A. Jaminan Penawaran
Jaminan penawaran merupakan jaminan atas penawaran yang diajukan oleh
penyedia barang/jasa.
1. Jaminan Penawaran diberikan oleh Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya pada saat memasukkan penawaran, yang
besarnya antara 1% (satu perseratus) hingga 3% (tiga perseratus) dari
total HPS.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 25 21
2. Jaminan Penawaran dikembalikan kepada Penyedia Barang/ Pekerjaan
Konstruksi/ Jasa Lainnya setelah PPK menerima Jaminan Pelaksanaan
untuk penandatanganan Kontrak.
3. Jaminan Penawaran tidak diperlukan dalam hal Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dilaksanakan dengan
Penunjukan Langsung, Pengadaan Langsung atau Kontes/Sayembara.
4. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa yang telah menerima Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) mengundurkan diri dan masa
penawarannya masih berlaku, pengunduran diri tersebut hanya dapat
dilakukan berdasarkan alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh
PPK, dengan ketentuan bahwa Jaminan Penawaran peserta lelang yang
bersangkutan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara/Daerah.
5. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa yang telah menerima Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) mengundurkan diri dan masa
penawarannya masih berlaku, pengunduran diri tersebut hanya dapat
dilakukan berdasarkan alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh
PPK, dengan ketentuan bahwa Jaminan Penawaran peserta lelang yang
bersangkutan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara/Daerah.
6. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk sebagai pelaksana
pekerjaan mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima
dan masa penawarannya masih berlaku:
1) Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan
pada Kas Negara/Daerah; dan
2) Penyedia Barang/Jasa dikenakan sanksi berupa larangan untuk
mengikuti kegiatan Pengadaan Barang/Jasa di instansi pemerintah
selama 2 (dua) tahun.
22 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 26
C. Jaminan Pelaksanaan
Jaminan pelaksanaan merupakan jaminan yang menjamin bahwa penyedia
barang/jasa yang telah ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan akan
menyelesaikan seluruh kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan
1. Jaminan Pelaksanaan diminta PPK kepada Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi untuk Kontrak bernilai diatas Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah).
2. Jaminan Pelaksanaan tidak diperlukan dalam hal:
a) Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
dilaksanakan dengan metode Pengadaan Langsung, Penunjukan
Langsung Untuk Penanganan Darurat, Kontes, atau Sayembara;
b) Pengadaan Jasa Lainnya, dimana aset Penyedia sudah dikuasai oleh
Pengguna; atau
c) Pengadaan Barang/Jasa dalam Katalog Elektronik melalui E-
Purchasing.
3. Jaminan Pelaksanaan diberikan setelah diterbitkannya SPPBJ dan
sebelum penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya.
4. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan adalah sebagai berikut:
a) untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh
perseratus) sampai dengan 100% (seratus perseratus) dari nilai total
HPS, Jaminan Pelaksanaan adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari
nilai Kontrak; atau
b) untuk nilai penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh
perseratus) dari nilai total HPS, besarnya Jaminan Pelaksanaan 5%
(lima perseratus) dari nilai total HPS.
5. Jaminan Pelaksanaan berlaku sejak tanggal Kontrak sampai serah terima
Barang/Jasa Lainnya atau serah terima pertama Pekerjaan Konstruksi.
6. Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah:
a) penyerahan Barang/Jasa Lainnya dan Sertifikat Garansi; atau
b) penyerahan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari
nilai Kontrak khusus bagi Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 27 23
D. Jaminan Pemeliharaan
Jaminan pemeliharaan adalah jaminan yang menjamin bahwa penyedia
barang/jasa akan memperbaiki seluruh kerusakan yang terjadi selama masa
pemeliharaan atas barang/jasa yang telah dikerjakannya.
1. Penyedia Barang/Jasa memberikan Jaminan Pemeliharaan kepada PPK
setelah pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
perseratus), untuk:
a) Pekerjaan Konstruksi;
b) Pengadaan Jasa Lainnya yang membutuhkan masa pemeliharaan.
2. Besaran nilai Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari
nilai Kontrak.
3. Jaminan Pemeliharaan dikembalikan setelah 14 (empat belas) hari kerja
setelah masa pemeliharaan selesai.
4. Penyedia Pekerjaan Konstruksi memilih untuk memberikan Jaminan
Pemeliharaan atau memberikan retensi.
5. Jaminan Pemeliharaan atau retensi besarnya 5% (lima perseratus) dari
nilai Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya.
24 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 28
3. Melaksanakan seluruh Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui
Sistem Pengadaan Secara Elektronik (e-procurement);
4. Mendorong pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di
masing-masing Kementerian/Lembaga secara terkonsolidasi;
5. Mempercepat penyelesaian petunjuk teknis dalam rangka pelaksanaan
tugas Perbantuan dan Dekonsentrasi.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 29 25
BAB IV
MEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN DAN PEMBUKUAN ATAS
BEBAN ANGGARAN DAN BELANJA NEGARA
26 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 30
c) 1 (satu) bulan berikutnya jika belum dilakukan pengajuan
penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP sebesar 50% (lima
puluh persen);
d) Pemotongan dana UP dilakukan dengan cara:
1) memperhitungkan potongan UP dlm SPM; dan/atau
2) menyetorkan ke Kas Negara.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 31 27
1) pengujian atas tagihan pada SPBy; dan
2) pemungutan/pemotongan pajak/bukan pajak atas tagihan dalam
SPBy yang diajukan dan menyetorkan ke kas negara;
d) dalam hal pengujian SPBy tidak memenuhi persyaratan, Bendahara
Pengeluaran/BPP harus menolak SPBy yang diajukan oleh PPK;
e) dalam hal sampai batas waktu pertanggungjawaban, penerima uang
muka kerja belum menyampaikan bukti pengeluaran, Bendahara
Pengeluaran/BPP menyampaikan permintaan tertulis agar penerima
uang muka kerja segera mempertanggungjawabkan uang muka
kerja.
5. Mekanisme GUP
a) PPK menerbitkan SPP-GUP untuk pengisian kembali UP;
b) penerbitan SPP-GUP dilengkapi dengan dokumen pendukung
sebagai berikut:
1) daftar rincian permintaan pembayaran;
2) bukti pengeluaran;
3) SSP yang telah dikonfirmasi KPPN; dan
4) Faktur pajak (jika ada);
5) sisa dana dalam DIPA yang dapat dilakukan pembayaran
dengan UP minimal sama dengan nilai up yang dikelola oleh
bendahara pengeluaran;
c) SPP-GUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari
kerja setelah bukti-bukti pendukung diterima secara lengkap dan
benar.
28 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 32
B. Tambahan Uang Persediaan (TUP)
1. Persetujuan TUP dilakukan oleh Kepala KPPN (nilai berapapun) dengan
disertai:
a) rincian rencana pengguna TUP; dan
b) surat pernyataan dari KPA bahwa TUP:
1) digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu)
bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan; dan
2) tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan
dengan pembayaran LS.
2. Kepala KPPN melakukan penilaian atas pengajuan TUP meliputi:
a) pengeluaran pada rincian rencana penggunaan TUP bukan
merupakan pengeluaran yang harus dilakukan dengan pembayaran
LS;
b) pengeluaran pada rincian rencana penggunaan TUP masih/cukup
tersedia dananya dalam DIPA;
c) TUP sebelumnya sudah dipertanggungjawabkan seluruhnya; dan
d) TUP sebelumnya yang tidak digunakan telah disetor ke Kas Negara.
3. KPA dapat mengajukan permintaan TUP untuk kebutuhan melebihi
waktu 1 (satu) bulan dengan pertimbangan kegiatan yang akan
dilaksanakan memerlukan waktu melebihi 1 (satu) bulan.
4. TUP harus dipertanggungjawabkan dalam waktu 1 (satu) bulan dan
dapat dilakukan secara bertahap.
5. Bila 1 bulan (sesuai waktu pertanggungjawab UP) belum dilakukan
pengesahan dan pertanggungjawaban TUP, maka Kepala KPPN
menyampaikan surat teguran TP kepada KPA.
6. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu pengajuan
pertanggungjawaban TUP(SPM-PTUP).
7. Kepala KPPN dapat menyetujui permohonan perpanjangan
pertanggungjawaban TUP melampaui 1 (satu) bulan, dengan
pertimbangan:
a) KPA harus mempertanggungjawabkan TUP yang telah
dipergunakan; dan
b) KPA menyampaikan pernyataan kesanggupan untuk
mempertanggungjawabkan sisa TUP tidak lebih dari 1 (satu) bulan
berikutnya.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 33 29
8. Mekanisme TUP
a) PPK menerbitkan SPP-TUP dan dilengkapi dengan dokumen
meliputi:
1) rincian penggunaan dana yang ditandatangani oleh KPA/PPK
dan Bendahara Pengeluaran;
2) surat pernyataan dari KPA/PPK yang menyatakan bahwa TUP
digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu)
bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan dan tidak digunakan untuk
kegiatan yang harus dilaksanakan dengan pembayaran LS;
b) Surat permohonan TUP yang telah memperoleh persetujuan TUP
dari Kepala KPPN;
c) SPP TUP diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya persetujuan TUP
dan Kepala KPPN.
9. Mekanisme PTUP
a) PPK menerbitkan SPP-PTUP sebagai pengesahan/
pertanggungjawaban atas TUP;
b) dokumen pendukung penerbitan SPP-PTUP:
1) daftar rincian penerimaan pembayaran;
2) bukti pengeluaran:
- kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan PPK beserta
fatur pajak dan SSP; dan
- nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen
pendukung lainnya yang diperlukan yang telah disahkan
PPK
c) SSP yang telah dikonfirmasi KPPN;
d) SPP-PTUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari
kerja sebelum batas akhir pertanggungjawaban TUP.
C. Langsung (LS)
Pembayaran yang dilakukan langsung kepada Bendahara
Pengeluaran/penerima hak lainnya atas dasar perjanjian kerja, surat
keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya melalui penerbitan
Surat Perintah Membayar Langsung.
Mekanisme LS:
1. SPP-LS untuk pembayaran honorarium dilengkapi dengan:
30 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 34
a) surat keputusan yang terdapat pernyataan bahwa biaya yang timbul
akibat penerbitan surat keputusan dimaksud dibebankan pada DIPA;
b) daftar nominatif penerima honorarium yang memuat paling sedikit
nama orang, besaran honorarium, dan nomor rekening masing-
masing penerima honorarium yang ditandatangani oleh KPA/PPK
dan Bendahara Pengeluaran;
c) SSP PPh Pasal 21 yang ditandatangani oleh Bendahara
Pengeluaran.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 35 31
b) SPPuntuk pembayaran gaji induk/bulanan diterbitkan oleh PPK dan
disampaikan kepada PPSPM paling lambat tanggal 5 sebelum bulan
pembayaran;
c) dalam hal tanggal 5 merupakan hari libur atau hari yang dinyatakan
libur, penyampaian SPP kepada PPSPM dilakukan paling lambat
pada hari kerja sebelum tanggal 5.
32 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 36
e) PPSPM akan memeriksa dan menguji kelengkapan berkas serta
ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh
keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran;
f) atas dasar SPP-LS, PPSPM menerbitkan SPM-LS Pembayaran
Tunjangan Kinerja.
D. Data Supplier
1. Dalam rangka pencatatan Data Supplier pada aplikasi SPAN, Data
Supplier dikelompokkan ke dalam tipe-tipe sebagai berikut:
a) satker;
b) penyedia barang dan jasa;
c) penerima pembayaran belanja pegawai;
d) penerima pembayaran terkait pengelolaan Bagian Anggaran
Bendahara Umum Negara (BA BUN), kecuali transfer daerah dan
penerusan pinjaman;
e) pemerintah daerah penerima transfer daerah;
f) pihak yang berhak menerima pembayaran dalam rangka penerusan
pinjaman, kontrak konsorsium, dan bantuan sosial; dan
g) pihak lain yang berhak menerima pembayaran atas beban APBN.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tipe dan struktur Data Supplier diatur
dalam Peraturan Dirjen Perbendaharaan.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 37 33
4. Ditjen Perbendaharaan melakukan inventarisasi tipe
Supplier. Inventarisasi terhadap Supplier tipe 2 (penyedia barang dan
jasa) dan tipe 6 (pihak yang berhak menerima pembayaran dalam
rangka penerusan pinjaman, kontrak konsorsium, dan bantuan sosial)
oleh Ditjen Perbendaharaan dilakukan bersamaan dengan pengajuan
SPM atau pengajuan Data Kontrak oleh Satker ke KPPN. KPPN
menyampaikan surat mengenai Data Supplier hasil inventarisasi
dimaksud ke Satker untuk mendapatkan pengesahan.
34 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 38
10. Dalam hal Satker mendapatkan akses langsung ke aplikasi SPAN,
perekaman Data Supplier yang telah benar atas hasil verifikasi dilakukan
langsung pada aplikasi SPAN.
14. Berdasarkan Data Supplier baru atau penambahan Data Supplier, KPPN
melakukan:
a) validasi atas pemenuhan isian data sesuai ketentuan validasi; dan
b) validasi untuk menghindari duplikasi data.
15. Terhadap validasi atas Data Supplier baru yang didaftarkan oleh Satker,
KPPN:
a) menerbitkan Nomor Register Supplier (NRS) melalui aplikasi SPAN,
dalam hal data memenuhi ketentuan validasi; atau
b) melakukan penolakan dan menerbitkan informasi penolakan melalui
aplikasi SPAN, dalam hal data tidak memenuhi ketentuan validasi.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 39 35
b) penolakan melalui aplikasi SPAN dan menerbitkan informasi
penolakan registrasi, dalam hal data tidak memenuhi ketentuan
validasi.
19. Data Supplier digunakan oleh KPPN dalam rangka penerbitan SP2D.
Penggunaan Data Supplier untuk tujuan selain penerbitan SP2D oleh
KPPN harus terlebih dahulu mendapat persetujuan Menteri Keuangan
c.q. Dirjen Perbendaharaan.
21. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Data Supplier diatur dalam
Peraturan Dirjen Perbendaharaan
36 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 40
Alur Perekaman Data Supplier Oleh Satuan Kerja
Aplikasi Rekam
PPK Verifikasi atas kebenaran data
SPM supplier dan kesesuaian dengan
data pendukung
Rekam
SPAN
ADK SPM
Data pendukung paling kurang
meliputi :
Pendaftaran 1. Referensi bank yang
menunjukkan nama rekening
dan nomor rekening
KPPN 2. Fotokopi kartu NPWP
3. Fotokopi akta pendirian badan
usaha
SATKER
Rekam Data
Supplier
Satker yang punya e-mail,
Aplikasi akses ke SPAN notifikasi otomatis,
SPM atau sarana lainnya
Rekam Data
ADK Supplier
KPPN Konversi
NRS/
Aplikasi Informasi Penambahan Data Supplier/
Konversi Informasi penolakan
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 41 37
E. Data Kontrak
1. Jenis Data Kontrak yang dicatat dalam Aplikasi SPAN meliputi:
a) Data Kontrak Tahun Tunggal; dan
b) Data Kontrak Tahun Jamak.
3. Nilai Kontrak dapat berupa nilai Kontrak dalam mata uang Rupiah atau
valuta asing. Nilai Kontrak dicatat pada aplikasi SPAN dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) untuk Kontrak dengan sumber dana rupiah murni, dicantumkan
sebesar nilai kontrak; dan
b) untuk nilai Kontrak atau bagian dari nilai Kontrak yang dibiayai
dengan sumber dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN),
dicantumkan sebesar nilai Kontrak dikurangi Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) dari porsi PHLN.
38 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 42
7. Dalam hal Kontrak mencantumkan ketentuan mengenai pemeliharaan,
persentase dari nilai Kontrak yang diperlakukan sebagai retensi harus
dicantumkan dalam Data Kontrak. Tata cara pencatatan rencana
potongan dalam rangka pelunasan uang muka dan retensi diatur dalam
Peraturan Dirjen Perbendaharaan.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 43 39
b) validasi terhadap ketersediaan dana; dan
c) pencadangan terhadap alokasi pagu DIPA sebesar nilai Kontrak
yang didaftarkan.
16. Dalam hal Satker menerima informasi penolakan registrasi, maka Satker
mendaftarkan ulang Data Kontrak/perubahan Data Kontak yang telah
diperbaiki.
40 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 44
b) merekam secara langsung ke dalam database SPAN, dalam hal
Satker mendapatkan akses langsung ke aplikasi SPAN.
23. Nilai cadangan mengikat pagu anggaran untuk pelunasan Kontrak yang
telah dicatatkan dan mengurangi Sisa Kredit Anggaran.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 45 41
b) melalui sarana lainnya, dalam hal pengiriman melalui e-mail tidak
berhasil.
30. Dalam hal dilakukan pembatalan Data Kontrak, nilai cadangan dari nilai
Kontrak yang belum direalisasikan dihapus dan menambah Sisa Kredit
Anggaran.
31. Ketentuan terkait pembatalan Data Kontrak yang tercatat dalam SPAN
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Dirjen Perbendaharaan.
32. KPPN melakukan penutupan Data Kontrak tahunan dan data Komitmen
Tahunan Kontrak Tahun Jamak pada akhir tahun anggaran atau waktu
42 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 46
lain yang ditentukan. Dalam hal KPPN melakukan penutupan Data
Kontrak, nilai cadangan yang belum direalisasikan tidak dapat
dibayarkan. Penutupan Data Kontrak dimaksud tidak menambah Sisa
Kredit Anggaran.
33. Penentuan waktu lain penutupan Data Kontrak ditetapkan oleh Dirjen
Perbendaharaan.
35. Pendaftaran Data Kontrak yang menggunakan lebih dari satu jenis mata
uang dilakukan secara terpisah untuk masing-masing jenis mata uang.
SATKER
Rekam Data
Kontrak
Rekam Data
ADK Kontrak Kontrak
KPPN Konversi
NRK/NRPK/
Aplikasi Informasi penolakan
Konversi
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 47 43
Alur Pendaftaran Data Kontrak Tahun Jamak
SATKER
KPPN Konversi
NRK/NRPK/
Aplikasi Informasi penolakan
Konversi
F. Pengajuan Kontrak
1. Perjanjian/kontrak yang pembayarannya akan dilakukan melalui SPM-LS
(nilai SPK/kontrak diatas Rp. 50.0000.000,- (Lima puluh juta rupiah),
PPK mencatatkan perjanjian/kontrak yang telah ditandatangani ke dalam
Aplikasi SAS .
44 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 48
h) addendum perjanjian/kontrak apabila terdapat perubahan data pada
perjanjian/kontrak tersebut; dan
i) cara pembayaran dan rencana pelaksanaan pembayaran:
sekaligus (nilai ............ rencana bulan ......); atau
secara bertahap (nilai ............ rencana bulan ......).
8. Karwas kontrak dan NRK dilampirkan pada saat tagihan SPM diajukan.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 49 45
Sesuai PMK Nomor 277/PMK.05/2014 tentang Rencana Penarikan Dana,
Sesuai PMK Nomor 277/PMK.05/2014 tentang Rencana Penarikan Dana,
Rencana Penerimaan Dana dan Perencanaan Kas, Satuan kerja diwajibkan
Rencana Penerimaan Dana dan Perencanaan Kas, Satuan kerja diwajibkan
menyampaikan perencanaan kas (Rencana Penarikan Dana/ RPD Harian)
menyampaikan perencanaan kas (Rencana Penarikan Dana/ RPD Harian)
hanya atas belanja-belanja yang diklasifikasikan sebagai Transaksi Besar
hanya atas belanja-belanja yang diklasifikasikan sebagai Transaksi Besar
atau RPD Harian Transaksi Besar. Pengkategorian belanja besar ditentukan
atau RPD Harian Transaksi Besar. Pengkategorian belanja besar ditentukan
olehnominal
oleh nominalbelanja
belanjadan
danKPPN
KPPNpembayar.
pembayar.
Penggolonganbelanja
Penggolongan belanjasebagai
sebagaiTransaksi
TransaksiBesar
Besar ditentukan
ditentukan pada
pada dua
dua kriteria
kriteria
yakniTipe
yakni TipeKPPN
KPPNPembayar
Pembayardan danNominal
NominalBelanja,
Belanja,dan
dan tidak
tidak dibatasi
dibatasi pada
pada
jenisbelanja
jenis belanjatertentu.
tertentu.Nominal
Nominalbelanja
belanjaadalah
adalahbesaran
besaran belanja
belanja (bruto/tanpa
(bruto/tanpa
potongan) yang
potongan) yangakan
akandiajukan
diajukandalam
dalam1 1(satu)
(satu)Surat
SuratPerintah
Perintah Membayar
Membayar
(SPM).Batasan
(SPM). Batasanminimal
minimalnominal
nominalbelanja
belanjayang
yangdapat
dapatdigolongkan
digolongkan sebagai
sebagai
Transaksi Besar
Transaksi Besarberbeda
berbedauntuk
untuksetiap
setiapTipe
TipeKPPN
KPPNPembayar.
Pembayar. Selanjutya
Selanjutya
dalam satu
dalam satu Tipe
Tipe KPPN,
KPPN, Transaksi
Transaksi Besar
Besar diklasifikasikan
diklasifikasikankembali
kembali
berdasarkan besaran
berdasarkan besarannominal
nominalbelanja.
belanja.Pengklasifikasian
PengklasifikasianTransaksi
Transaksi Besar
Besar
untuksetiap
untuk setiapKPPN
KPPNPembayar
Pembayardiatur
diatursebagai
sebagai berikut
berikut : :
Klasifikasi
Klasifikasi
Tipe
TipeKPPN
KPPN Transaksi
Transaksi Nilai Bruto
Nilai SPM
Bruto SPM Penyampaian
Penyampaian Pemutakhiran
Pemutakhiran
Besar
Besar
15 15 harihari kerja
kerja10 10hariharikerja
kerja
Lebih
Lebih besar
besardari dari sebelum pengajuan sebelum
Transaksi
TransaksiAA sebelum pengajuan sebelum
RpRp
1 Triliun
1 Triliun SPMSPM pengajuan SPM
pengajuan SPM
Lebih
Lebih besar
besardari dari 10 10 harihari kerja
kerja5 5 hariharikerjakerja
KPPN
KPPN Tipe Tipe A1 A1 Transaksi B
Transaksi B RpRp500500miliar s.d.s.d. sebelum
miliar pengajuan
sebelum pengajuansebelum
sebelum
Yang
Yang Berlokasi
Berlokasi didi RpRp
1 triliun
1 triliun SPMSPM pengajuan SPM
pengajuan SPM
Ibukota Propinsi
Ibukota Propinsi
5 5 harihari kerjakerja
RpRp1 miliar
1 miliars.d. RpRp
s.d.
Transaksi
TransaksiCC sebelum pengajuan
sebelum pengajuan- -
500 miliar
500 miliar SPMSPM
5 hari kerja
Lebih besar dari 5 hari kerja
Transaski D Lebih besar dari sebelum pengajuan -
Transaski D Rp 1 miliar sebelum pengajuan -
Rp 1 miliar SPM
SPM
KPPN Tipe A1
KPPN Tipe A1 Lebih besar dari 5 hari kerja
Yang Tidak Lebih besar dari 5 hari kerja
Yang
Berlokasi
Tidak Transaksi E Rp 750 juta s.d. Rp sebelum pengajuan -
Transaksi E Rp 750 juta s.d. Rp SPM
1 miliar sebelum pengajuan -
diBerlokasi
Ibukota Propinsi 1 miliar SPM
di Ibukota Propinsi
5 hari kerja
Rp 500 juta s.d. Rp 5 hari kerja
Transaksi F 500 juta s.d. Rp sebelum pengajuan -
Rpjuta
Transaksi F 750 sebelum pengajuan -
750 juta SPM
SPM
5 hari kerja
Lebih besar dari 5 hari kerja
Transaksi G besar dari sebelum pengajuan -
Transaksi G RpLebih
500 juta sebelum pengajuan -
Rp 500 juta SPM
SPM
Lebih besar dari 5 hari kerja
KPPN Tipe A2 Transaksi H RpLebih
350 jutabesar dari sebelum
s.d. Rp 5 hari kerja-
pengajuan
KPPN Tipe A2 Transaksi H Rpjuta
500 350 juta s.d. Rp SPMsebelum pengajuan -
500 juta SPM
5 hari kerja
Rp 200 juta s.d. Rp
Transaksi I 5
sebelum hari kerja-
pengajuan
Rpjuta
350 200 juta s.d. Rp
Transaksi I sebelum pengajuan
SPM -
350 juta
SPM
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 51 47
dengan ekuivalen rupiah dari transaksi valas tersebut. Penghitungan
ekuivalen rupiah menggunakan kurs tengah Bank Indoensia, pada saat
penyampaian RPD Harian Transaksi Besar.
48 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 52
4.2. Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran PNBP
Penggunaan PNBP dapat digunakan oleh instansi yang bersangkutan untuk
kegiatan tertentu yang berkaitan dengan jenis PNBP tersebut.
A. Pembayaran tagihan atas beban belanja negara yang bersumber dari
PNBP, dilakukan sebagai berikut:
1. Satker pengguna PNBP menggunakan PNBP sesuai dengan jenis
PNBP dan batas tertinggi PNBP yang dapat digunakan sesuai yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
2. Batas tertinggi PNBP yang dapat digunakan merupakan maksimum
pencairan dana yang dapat dilakukan oleh Satker berkenaan.
3. Satker dapat menggunakan PNBP setelah PNBP disetor ke kas negara
berdasarkan konfirmasi dari KPPN.
4. Dalam hal PNBP yang ditetapkan penggunaannya secara terpusat,
pembayaran dilakukan berdasarkan Pagu Pencairan sesuai Surat
Edaran/Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan.
5. Besarnya pencairan dana PNBP secara keseluruhan tidak boleh
melampaui pagu PNBP Satker yang bersangkutan dalam DIPA.
6. Dalam hal realisasi PNBP melampaui target dalam DIPA, penambahan
pagu dalam DIPA dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Menteri
Keuangan c.q Direktur Jenderal Anggaran.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 53 49
1. Yang telah memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP namun
belum mencapai 1/12 (satu perduabelas) dari pagu dana PNBP pada
DIPA; atau
2. Yang belum memperoleh Pagu Pencairan.
Persyaratan SPM:
1. SPM UP (menggunakan akun 825113), disertai ADK SPM
2. SPM GU ISI, menggunakan akun-akun yang diperbolehkan, dengan
disertai:
a) ADK SPM;
b) SPTB khusus SPM GU;
c) copy Faktur Pajak/SSP yang dilegalisasi KPA dan telah divalidasi
oleh KPPN (untuk transaksi yang dikenakan pajak-pajak);
d) Daftar perhitungan jumlah;
e) SSBP bila ada setoran penerimaan PNBP.
3. SPM TUP, menggunakan akun-akun yang diperbolehkan dan pada
potongan SPM menggunakan akun 825113 dengan disertai:
a) ADK SPM;
b) Surat Pernyataan TUP;
c) Rincian Rencana Penggunaan Dana beserta Sisa Dana atas akun
yang digunakan.
d) Rekening Koran Bendahara Pengeluaran;
e) Daftar perhitungan jumlah MP;
f) SSBP bila ada setoran penerimaan PNBP.
4. SPM GU NIHIL:
a) ADK SPM;
b) SPTB khusus SPM GU;
c) Copy Faktur Pajak/SSP yang dilegalisasi KPA dan telah divalidasi
oleh KPPN (untuk transaksi yang dikenakan pajak-pajak);
d) Daftar perhitungan jumlah;
e) SSBP bila ada setoran penerimaan PNBP;
50 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 54
f) SSBP atas penyetoran ke rekening Kas Negara yang telah
divalidasi KPPN bila TUP tidak habis dipergunakan;
5. SPM LS:
a) ADK SPM;
b) SPTB khusus SPM LS;
c) Resume Kontrak, Daftar Nominatif Perjalanan Dinas, Daftar
Penerima Honor dan Surat Keputusan Pemberian Honor
(tergantung jenis transaksinya);
d) Faktur Pajak/SSP (untuk transaksi yang dikenakan pajak-pajak);
e) Daftar perhitungan;
f) SSBP bila ada setoran penerimaan PNBP.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 55 51
Salah satu bagian dari sistem MPN G-2 adalah Sistem Informasi PNBP
Online (SIMPONI) yang meliputi Sistem Perencanaan PNBP, Sistem
Billing dan Sistem Pelaporan PNBP. Sistem Billing SIMPONI yang dikelola
oleh DJA bertujuan untuk memfasilitasi pembayaran/penyetoran PNBP
dan penerimaan non anggaran. Dengan hadirnya SIMPONI, pembayaran/
penyetoran PNBP dan penerimaan non anggaran tidak lagi menggunakan
Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) dan Surat Setoran Pengembalian
Belanja (SSPB).
Billing yang digunakan pada Kementerian adalah Billing K/L dan Billing
Non Anggaran. Billing K/L digunakan untuk memfasilitasi
52 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 56
pembayaran/penyetoran kelompok PNBP fungsional dan umum
sedangkan Billing Non Anggaran digunakan untuk setoran Penerimaan
Non Anggaran.
1. PNBP Fungsional
Kelompok PNBP fungsional merupakan PNBP yang telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang jenis dan tarif atas jenis
PNBP yang berlaku pada masing-masing Kementerian
Negara/Lembaga.
PNBP Fungsional pada Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
berasal dari perizinan alat kesehatan dan PKRT, perizinan pada
bidang kefarmasian, dan penerbitan Surat Tanda Registrasi Apoteker.
Secara lebih terperinci Jenis PNBP yang berlaku pada Ditjen
Kefarmasian dan Alkes sesuai dengan Lampiran PP Nomor 21 Tahun
2013 tentang Jenis dan Tarif PNBP yang berlaku pada Kementerian
Kesehatan.
Akun untuk PNBP fungsional dimaksud adalah Pendapatan Jasa
Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan dan Teknologi Sesuai Dengan
Tugas dan Fungsi Masing-Masing Kementerian dan Pendapatan DJBC
(Kode Akun: 423216)
2. PNBP Umum
Kelompok PNBP umum merupakan PNBP yang dihasilkan dari
kegiatan yang berasal dari tugas pokok dan fungsi Kementerian
Negara/Lembaga yang bersangkutan, terdiri dari:
a. Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan
Pemindahtanganan) serta Pendapatan dari Penjualan
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 57 53
b. Pendapatan Jasa
c. Pendapatan Bunga
e. Pendapatan Lain-Lain
54 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 58
D. Registrasi/ Pendaftaran Pengguna Sistem Billing
Untuk dapat mengakses SIMPONI, masing-masing satuan kerja harus
terdaftar sebagai pengguna Sistem Billing dengan mengikuti langkah-
langkah berikut:
1. Melakukan registrasi melalui portal SIMPONI di alamat
www.simponi.kemenkeu.go.id.
2. Melakukan rekam data, yang sekurang-kurangnya terdiri dari:
3. Nama Wajib Bayar/Wajib Setor
4. Alamat Wajib Bayar/Wajib Setor
5. Nomor Telepon
6. Alamat email, dan
7. Data Kementerian, unit eselon I, dan satuan kerja.
8. Melakukan aktivasi menggunakan link aktivasi dari Sistem Billing
SIMPONI yang diterima melalui email.
9. Gunakan Username dan Password yang telah dibuat untuk masuk
kedalam SIMPONI.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 59 55
Untuk pengguna Sistem Billing Non Anggaran dapat mengakses Billing
Non Anggaran dalam rangka penerbitan kode Billing dengan melakukan
langkah-langkah berikut:
1. Melakukan perekaman data pembayaran/setoran PNBP dengan:
2. Memilih jenis setoran;
3. Memilih Kementerian Negara/Lembaga, unit eselon I, dan satuan kerja;
4. Memilih kode KPPN, fungsi, sub fungsi, program, sumber dana, cara
penarikan dan kewenangan sesuai dengan DIPA;
5. Memilih jenis mata uang (rupiah atau mata uang asing);
6. Memilih kode akun, kegiatan, output;
7. Memilih kode lokasi kabupaten/kota; dan
8. Merekam jumlah setoran Penerimaan Non Anggaran
9. Periksa kebenaran data setoran Penerimaan Non Anggaran yang
direkam sebelum disimpan.
56 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 60
Pada saat melakukan transaksi pembayaran/penyetoran, wajib bayar/wajib
setor akan mendapatkan Bukti Penerimaan Negara (BPN) yang tertera
NTB/NTP dan NTPN dalam bentuk struk dan/atau dokumen elektronik dari
Bank/Pos Persepsi Sistem Billing SIMPONI akan menyampaikan notifikasi
ke alamat email Wajib Bayar/Wajib Setor selaku pengguna Sistem Billing.
4. Penyediaan Dana
Pengajuan usul revisi untuk pembayaran sisa pekerjaan yg dilaksanakan
pada tahun berikutnya tsb, dilakukan paling lambat sebelum batas akhir
penyelesaian sisa pekerjaan yang tercantum dalam surat pernyataan
kesanggupan dari penyedia barang/jasa
5. Perubahan/Addedum Kontrak
a. dalam rangka menyelesaikan sisa pekerjaan yang dilanjutkan ke Tahun
Anggaran berikutnya, PPK melakukan perubahan kontrak berkenaan;
4.5. Hibah
Pendapatan Hibah adalah setiap penerimaan Pemerintah Pusat dalam bentuk
uang, barang, jasa dan/ atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah
yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar
58 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 62
negeri, yang atas pendapatan hibah tersebut pemerintah mendapat manfaat
secara langsung yang digunakan untuk mendukung tugas dan fungsi K/L atau
diteruskan kepada Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah.
A. Klasifikasi Hibah
1. Berdasarkan bentuknya, hibah dibagi menjadi:
a. hibah uang terdiri diri:
- uang tunai
- uang untuk membiayai kegiatan.
b. hibah barang jasa
c. hibah surat berharga
2. Berdasarkan mekanisme pencairannya, hibah dibagi menjadi:
a. hibah terencana
b. hibah langsung.
3. Berdasarkan sumbernya, hibah dibagi menjadi:
a. hibah dalam negeri
b. hibah luar negeri
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 63 59
- Perjanjian hibah (grant agreement) atau dokumen lain yang
dipersamakan; dan
- Ringkasan hibah (grant summary).
c. DJPU memberikan nomor register kepada K/L dengan tembusan
kepada Direktorat Jenderal. Perbendaharaan (DJPB).
d. DJPU menyampaikan rekapitulasi nomor register kepada DJPB
setiap triwulan.
e. surat permohonan nomor register dan ringkasan hibah sesuai format
yang telah ditentukan.
60 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 64
(RKUN), kecuali ditentukan lain dalam perjanjian hibah atau dokumen
yang dipersamakan.
9. Tata cara penyetoran dan pencatatan penyetoran saldo Rekening Hibah
ke RKUN diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan.
10. Jasa giro bunga yang diperoleh dari Rekening Hibah disetor ke Kas
Negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), kecuali
ditentukan lain dalam Perjanjian Hibah atau dokumen yang
dipersamakan.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 65 61
11. Penambahan pagu DIPA dilakukan melalui mekanisme revisi yang
diajukan oleh PA/KPA kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan/Kepala Kanwil DJPB sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
12. Untuk Pendapatan Hibah Langsung yang bersifat tahun jamak
(multiyears), pelaksanaan revisi penambahan pagu DIPA dapat
digabungkan dengan revisi penambahan pagu DIPA dari rencana
penerimaan hibah langsung tahun berikutnya.
62 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 66
6. Atas dasar SPHL, KPPN membukukan Pendapatan Hibah Langsung
dan belanja yang bersumber dari hibah langsung serta saldo kas di K/L
dari hibah.
7. Atas dasar SPHL yang diterima dari KPPN, DJPU membukukan
Pendapatan Hibah Langsung.
8. Atas dasar SPHL yang diterima dari KPPN, PA/KPA membukukan
belanja yang bersumber dari hibah langsung dan saldo kas di K/L dari
hibah.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 67 63
berfungsi sebagai sarana penisian kembali/revolving UP dimana
pembukuannya dilakukan sebagai berikut :
1) dibukukan pada BKU sebesar nilai bruto di sisi debet dan sebesar
nilai potongan (jika ada) di sisi kredit;
2) dibukukan pada Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu UP
sebesar nilai netto di sisi debet;
3) SPM-GUP Nihil dan atau SPM-PTUP yang dinyatakan sah
merupakan dokumen sumber sebagai bukti pengesahan belanja
yang menggunakan UP/Tambahan UP (TUP) dan dibukukan oleh
Bendahara Pengeluaran sebesar nilai bruto di sisi kredit (in-out)
pada Buku Kas Umum, dan dibukukan di kolom sudah disahkan
pada posisi UP pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja.
2. Aktivitas pembayaran atas uang yang bersumber dari Uang Persediaan (UP);
a. Pembayaran UP kepada pihak terbayar/pihak ketigabaru bisa dilakukan
setelah kewajiban pihak terbayarpihak ketiga dilaksanakan. Selanjutnya
Bendahara Pengeluaran wajib meminta SPBy ynag ditandatangani oleh
PPK atas nama KPA dengan dilampiri kuitansi/bukti pembayaran sebesar
nilai bruto dan faktur pajak (bila diisyaratkan) serta mengembalikan faktur
pajak yang telah disahkan oleh Bendahara Pengeluaran kepada pihak
terbayar/pihak ketiga. Pembukuan kuitansi/bukti pembayaran dan faktur
pajak diatur sebagai berikut:
1) dibukukan sebesar nilai bruto di sisi kredit pada Buku Kas Umum,
Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu UP, dan dicatat di sisi
Bukti Pengeluaran pada posisi UP pada Buku Pengawasan
Anggaran Belanja sesuai akun terkait;
2) dibukukan sebesar nilai faktur pajak/Surat Setoran Pajak (SSP) di
sisi debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku
Pembantu Pajak.
b. Setoran atas sisa UP ke Kas Negara dilakukan oleh Bendahara
Pengeluaran pada akhir kegiatan atau akhir tahun anggaran dengan
menggunkan SSBP, sedangkan setoran atas pungutan pajak dilakukan
segera setelah dilakukan pungutan/potongan dengan menggunakan
SSP. Pembukuan SSBP dan SSP dilaksanakan sebagai berikut :
1) SSBP penyetoran sisa UP dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas
Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu UP;
64 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 68
2) SSP pembayaran pajak dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas
Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu UP.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 69 65
1) dibukukan sebesar nilai potongan pajak/SSP dibukukan di sisi debet
pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu
Pajak;
2) saat dilakukan penyetoran dengan menggunakan SSP yang
dinyatakan sah maka dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum,
Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Pajak.
d. SPM-LS kepada pihak ketiga/rekanan yang dinyatakan sah merupakan
realisasi belanja yang dilakukan oleh Kuasa PA dan
mengurangi/membebani pagu anggaran yang disediakan dalam DIPA.
Pelaksanaan pembayaran atas SPM tersebut dilakukan langsung dari
Kas Negara kepada pihak ketiga/rekanan, sehingga bagi satker yang
hanya melakukan pembayaran dengan menggunakan LS kepada pihak
ketiga/rekanan, tidak perlu ditunjuk Bendahara dan tidak perlu
pembukuan Bendahara. Namun dalam hal Bendahara Pengeluaran yang
memiliki DIPA dengan sistem UP dan LS kepada pihak ketiga maka
SPM-LS kepada pihak ketiga/rekanan langsung dicatat sebagai
pengurang pagu di kolom sudah disahkan pada posisi UP sesuai akun
berkenaan pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja tanpa perlu
dibukukan dalam BKU dan Buku Pembantu.
66 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 70
Bendahara Pengeluaran. Adapun pembukuannya dilaksanakan sebagai
berikut:
1) UP
a) belanja yang dilakukan oleh BPP atas UP, dibukukan sebesar
jumlah nilai pengurangan di sisi kredit pada Buku Kas Umum,
Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu UP, dan dicatat
sebagai Pengurangan pagu di kolom Bukti Pengeluaran pada
Posisi UP sesuai akan Berkenaan pada Buku Pengawasan
Anggaran Belanja;
b) transfer ke Bendahara Pengeluaran (Pengembalian sisa UP dari
BPP ke Bendahara Pengeluaran) dibukukan sebesar jumlah
pengurangan/transfer di sisi debet pada Buku Pembantu Kas,
dan di sisi kredit pada Buku Pembantu BPP.
2) Dana LS Bendahara
a) pembayaran (yang dilakukan oleh BPP) atas dana yang
bersumber dari SPM-LS Bendahara, dibukukan sebesar jumlah
pengurangan/pembayaran di sisi kredit pada Buku Kas Umum,
Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu LS Bendahara.
b) setoran ke Kas Negara (yang dilakukan oleh BPP atas nama
Bendahara Pengeluaran) atas sisa dana yang bersumber dari
SPM-LS Bendahara, dibukukan sebesar jumlah
pengurangan/setoran di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku
Pembantu BPP, dan Buku Pembantu LS Bendahara.
3) Pajak
Pungutan Pajak atas belanja/pembayaran yang telah disetorkan ke
kas negara oleh BPP atas nama Bendahara Pengeluaran dibukukan
di sisi debet dan kresit (in-out) pada Buku Kas Umum, Buku
Pembantu BPP, dan Buku Pembantu Pajak.
4) Dana Lain-Lain
a) dibukukan sebesar jumlah penambahan di sisi debet pada Buku
Kas umum, Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu lain-lain.
b) dibukukan sebesar jumlah pengurangan di sisi kredit pada Buku
Kas Umum, Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu Lain-
lain.
Sebelum melakukan pembukuan atas LPJ-BPP, Bendahara
Pengeluaran Wajib menguji kebenaran LPJ-BPP terkait dengan
penyaluran dana dari BendaharaPengeluaran kepada BPP dan
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 71 67
pengembalian sisa UP dari BPP kepada Bendahara Pengeluaran.
Dalam hal terjadi perbedaan, Bendahara Pengeluaran wajib
mengkonfirmasikan kepada BPP. Berdasarkan metode pembukuan
ini, maka saldo Buku Pembantu BPP merupakan bagian dari saldo
BKU.
Sementara untuk uang yang ada di satker namun tidak langsung dikelola
oleh Bendahara pengeluaran, Seperti: hibah dan/atau bantuan sosial
(bansos), tetap harus dibukukan oleh Bendahara pengeluaran sebagai
berikut:
a. bukti penerimaan (bisa berupa rekening koran) dibukukan sebesar
penerimaan yang terjadi di sisi debet pada BUKU Kas Umum, Buku
Pembantu Kas, dan buku Pembantu Lain-lain.
b. bukti pengeluaran (bisa berupa rekening koran) dibukukan sebesar
pengeluaran yang terjadi di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku
Pembantu kas, dan Buku Pembantu Lain-lain.
c. dalam hal hibah dan/atau bantuan sosial tersebut telah tercantum
dalam DIPA maka jumlah pengeluaran tersebut dicatat sebagai
realisasi anggaran pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja,
kecuali diatur lain.
68 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 72
nilai yang disetorkan. Pencatatan dilakukan berdasarkan dokumen yang
diterima oleh Bendahara Penerimaan yaitu SSBP, lembar validasi setoran
dan tanda terima permohonan.
2. Menginput data PNBP ke aplikasi SAIBA.
3. Membuat rekap PNBP berdasarkan tanggal, bulan dan tahun.
4. Mengumpulkan data registrasi (softcopy) dari unit layanan perijinan.
5. Melakukan rekonsiliasi (membandingkan data registrasi dengan data PNBP)
dengan unit layanan perijinan.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 73 69
BAB V
TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2017
70 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 74
h. pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama atau antar
Program dalam 1 (satu) bagian anggaran dalam rangka penyediaan
dana untuk penyelesaian restrukturisasi Kementerian/Lembaga;
i. pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama dalam rangka
memenuhi kebutuhan selisih kurs;
j. pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama dalam rangka
penyelesaian tunggakan tahun tahun sebelumnya;
k. pergeseran anggaran pembayaran kewajiban utang sebagai dampak
dari perubahan komposisi instrumen pembiayaan utang;
l. pergeseran anggaran dalam 1 (satu) lokasi yang sama atau antar lokasi
dan/atau antar kewenangan dalam rangka tugas pembantuan, urusan
bersama, dan/atau dekonsentrasi;
m. pergeseran anggaran dalam rangka pembukaan kantor baru;
n. pergeseran anggaran dalam rangka penanggulangan bencana;
o. pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht);
p. pergeseran anggaran dalam rangka rekomposisi pendanaan antar
tahun terkait dengan kegiatan kontrak tahun jamak;
q. pergeseran anggaran dalam rangka penggunaan Sisa Anggaran
Kontraktual atau Sisa Anggaran Swakelola yang dilakukan dalam 1
(satu) Program yang sama;
r. pergeseran anggaran dalam rangka pemenuhan kewajiban negara
sebagai akibat dari keikutsertaan sebagai anggota organisasi
internasional;
s. penggunaan anggaran dalam BA BUN yang belum dialokasikan dalam
DIPA BUN;
t. pergeseran anggaran belanja sebagai akibat dari perubahan prioritas
penggunaan anggaran;
u. penghapusan/perubahan/pencantuman catatan halaman IV DIPA
berkaitan dengan pemenuhan persyaratan pencairan anggaran,
penggunaan Keluaran (Output) cadangan, dan/atau tunggakan;
v. penggunaan dana Keluaran (Output) cadangan; dan/atau
w. pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama atau antar
Program dalam 1 (satu) bagian anggaran dalam rangka memenuhi
penyelesaian Kegiatan yang ditunda sebagai akibat kebijakan
penghematan anggaran tahun 2016.
Revisi Anggaran dalam hal Pagu Anggaran tetap dapat dilakukan dalam
1 (satu) Keluaran (Output) yang sama atau antar Keluaran (Output),
dalam 1 (satu) Kegiatan yang sama atau antar Kegiatan, dalam 1 (satu)
Satker yang sama atau antar Satker, dan/atau dalam 1 (satu) Program
yang sama atau antar Program, sesuai dengan ketentuan masing-
masing.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 75 71
Revisi administrasi yang disebabkan oleh kesalahan administrasi meliputi:
a. ralat kode kewenangan;
b. ralat kode bagian anggaran dan/atau Satker;
c. ralat volume, jenis, dan satuan Keluaran (Output) yang berbeda antara
RKA-K/L dan Rencana Kerja Pemerintah atau hasil kesepakatan Dewan
Perwakilan Rakyat dengan Pemerintah;
d. ralat kode akun dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi
sepanjang dalam peruntukkan dan sasaran yang sama, termasuk yang
mengakibatkan perubahan jenis belanja;
e. ralat kode Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;
f. ralat ko de lokasi Satker dan/atau lokasi Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara;
g. perubahan rencana penarikan dana/atau rencana penerimaan dalam
halaman III DIPA;
h. ralat cara penarikan PHLN/PHDN, termasuk Pemberian Pinjaman;
i. ralat cara penarikan SBSN;
j. ralat nomor register pembiayaan proyek melalui SBSN; dan/atau
k. ralat karena kesalahan aplikasi berupa tidak berfungsinya sebagian
atau seluruh fungsi matematis aplikasi RKA-K/L DIPA.
72 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 76
5. Revisi Anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengubah target kinerja
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. tidak mengubah sasaran Program;
b. tidak mengubah Keluaran (Output) kegiatan yang sudah terdapat
realisasi anggaran;
c. tidak mengurangi volume Keluaran (Output);
dikecualikan bagi usul Revisi Anggaran yang disebabkan oleh adanya
kebijakan pemotongan dan/atau penghematan anggaran, pengurangan
pinjaman proyek/hibah, perubahan prioritas penggunaan anggaran,
atau Keadaan Kahar.
d. tidak menyebabkan volume Keluaran (Output) yang telah ditetapkan
menjadi tidak tercapai.
7. Revisi Anggaran dapat dilakukan setelah DIPA Petikan dan/atau DIPA BUN
Tahun Anggaran 2017 ditetapkan.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 77 73
9. Perubahan Anggaran Belanja Yang Bersumber Dari PNBP yang bersifat
mengurangi alokasi anggaran yang dapat digunakan oleh
Kementerian/Lembaga termasuk Satker Badan Layanan Umum dapat
dilakukan sebagai akibat dari:
a. penurunan atas target PNBP fungsional (PNBP yang dapat digunakan
kembali) yang tercantum dalam APBN atau APBN Perubahan sebagai
akibat dari adanya perubahan kebijakan Pemerintah atau Keadaan
Kahar;
b. penurunan besaran persetujuan penggunaan sebagian dana PNBP
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan tentang persetujuan
penggunaan sebagian dana PNBP; dan/atau
c. pencabutan status pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum pada
suatu Satker.
10. Perubahan Anggaran Belanja Yang Bersumber Dari PNBP dapat diikuti
dengan perubahan rincian.
11. Usul revisi terkait dengan perubahan anggaran belanja K/L yang bersumber
dari PNBP ditelaah bersama-sama antara Kementerian/Lembaga dengan
Direktorat teknis mitra Kementerian/Lembaga dan Direktorat Penerimaan
Negara Bukan Pajak, Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian
Keuangan.
74 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 78
telah selesai dilaksanakan, target kinerj anya telah tercapai, dan sisa
alokasi anggarannya tidak diperlukan lagi;
b. adanya keterlambatan pelaksanaan Kegiatan yang menyebabkan
terjadinya penyesuaian rencana pencairan (disbursement plan) proyek;
c. terjadi perubahan penjadwalan pembiayaan (cost table) yang disetujui
oleh pemberi pinjaman;
d. adanya pembatalan alokasi pinj aman luar negeri;
e. adanya pembatalan/pengurangan pemberian hibah luar negeri atau
hibah dalam negeri; atau
f. sudah dibebankan pada DIPA tahun sebelumnya.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 79 75
8) penambahan alokasi anggaran pembayaran kewajiban utang;
9) penambahan alokasi anggaran Subsidi Energi;
10) penambahan alokasi anggaran pembayaran cicilan pokok utang;
11) penambahan alokasi anggaran dalam rangka PMN;
12) perubahan Pagu Anggaran kewajiban penjaminan Pemerintah;
dan/atau
13) perubahan Transfer ke Daerah dan Dana Desa.
76 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 80
11) pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program dalam wilayah kerja
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berbeda
dalam rangka penyelesaian tunggakan tahun-tahun sebelumnya;
12) pergeseran anggaran pembayaran kewajiban utang sebagai
dampak dari perubahan komposisi instrumen pembiayaan utang;
13) pergeseran anggaran dalam 1 (satu) provinsi/kabupaten/kota yang
sama atau antar provinsi/kabupaten/kota untuk Kegiatan dalam
rangka tugas pembantuan dan urusan bersama;
14) pergeseran anggaran dalam 1 (satu) provinsi atau antar provinsi
untuk Kegiatan dalam rangka dekonsentrasi;
15) pergeseran anggaran antar kewenangan untuk Kegiatan dalam
rangka tugas pembantuan dan urusan bersama, dan/atau
dekonsentrasi;
16) pergeseran anggaran dalam rangka pembukaan kantor baru;
17) pergeseran anggaran dalam rangka penanggulangan bencana;
18) pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht);
19) pergeseran anggaran Kegiatan kontrak tahun jamak dalam rangka
rekomposisi pendanaan antar tahun;
20) pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program sepanjang
pergeseran anggaran merupakan Sisa Anggaran Kontraktual atau
Sisa Anggaran Swakelola un tuk mendanai prioritas nasional yang
dananya belum dialokasikan dalam DIPA tahun berkenaan namun
sasaran kinerjanya telah tercantum dalam RKP tahun berkenaan
dan/atau Renja K/L tahun berkenaan;
21) pemenuhan kewajiban negara sebagai akibat dari keikutsertaan
sebagai anggota organisasi internasional;
22) penggunaan angaran dalam BA BUN yang belum dialokasikan
dalam DIPA BUN;
23) perubahan/penambahan cara penarikan PHLN/PHDN, termasuk
Pemberian Pinjaman;
24) perubahan rincian yang dituangkan dalam RKA-K/L dan DIPA terkait
penghapusan/perubahan/ pencantuman halaman IV DIPA;
25) penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV
DIPA terkait dengan penggunaan dana Keluaran (Output) cadangan
dan/atau terkait dengan BA BUN yang masih memerlukan
penelaahan dan/atau harus dilengkapi dokumen terkait;
26) penggunaan dana Keluaran (Output) cadangan;
27) pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama atau antar
Program dalam 1 (satu) bagian anggaran dalam rangka memenuhi
penyelesaian Kegiatan yang ditunda sebagai akibat kebijakan
penghematan anggaran tahun 2016;
28) perubahan prioritas penggunaan anggaran yang berdampak pada
perubahan volume Keluaran (Output) dalam wilayah kerja Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berbeda;
29) perubahan rumusan sasaran kinerja dalam database RKA-K/L
DIPA;
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 81 77
30) perubahan anggaran sebagai akibat dari Perubahan atas APBN
Tahun Anggaran 2017; dan/atau
31) perubahan anggaran sebagai akibat dari perubahan atas Kebijakan
Prioritas Pemerintah Yang Telah Ditetapkan dalam Undang-Undang
mengenai APBN atau Undang-Undang mengenai APBN Perubahan,
termasuk perubahan anggaran sebagai akibat dari kebijakan
penghematan dan/atau pemotongan anggaran.
78 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 82
5. penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu
APBN untuk Satker Badan Layanan Umum;
6. Revisi Anggaran dalam hal pagu tetap dalam rangka perubahan prioritas
penggunaan anggaran sepanjang tidak mengurangi volume Keluaran
(Output) , yang dilakukan dengan:
a. pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Keluaran (Output) yang sama,
dalam 1 (satu) Kegiatan yang sama, dan dalam 1 (satu) Satker yang
sama dalam 1 (satu) wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
b. pergeseran anggaran antar Keluaran (Output), dalam 1 (satu) Kegiatan
yang sama, dan dalam 1 (satu) Satker yang sama dalam 1 (satu)
wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
c. pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Keluaran (Output) yang sama,
dalam 1 (satu) Kegiatan yang sama, dan antar Satker dalam 1 (satu)
wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
d. pergeseran anggaran antar Keluaran (Output), dalam 1 (satu) Kegiatan
yang sama, dan antar Satker dalam 1 (satu) wilayah kerja Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
e. pergeseran anggaran antar Kegiatan, dalam 1 (satu) Satker yang
sama, dalam 1 (satu) wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan; atau
f. pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Kegiatan yang sama, dan antar
Satker dalam 1 (satu) wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
7. pergeseran anggaran terkait detil belanja pegawai dalam komponen 001
dalam rangka memenuhi kebutuhan Biaya Operasional Satker;
8. pergeseran anggaran belanja Kementerian/Lembaga dalam 1 (satu)
Program dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan yang sama dalam rangka memenuhi kebutuhan selisih
kurs;
9. pergeseran anggaran Sisa Anggaran Kontraktual atau Sisa Anggaran
Swakelola dalam 1 (satu) Satker;
10. ralat karena kesalahan administrasi;
11. perubahan pejabat perbendaharaan;
12. perubahan nomenklatur Satker untuk Kegiatan dekonsentrasi dan/ atau
tugas pembantuan; dan/atau
13. penghapusan/perubahan/pencantuman catatan dalam halaman IV DIPA
terkait dengan penyelesaian tunggakan tahun lalu.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 83 79
2. Revisi Anggaran dilakukan dengan mengubah petunjuk operasional
Kegiatan dan ditetapkan oleh KPA, serta mengubah arsip data komputer
RKA-K/L berkenaan dengan menggunakan aplikasi RKA-K/L.
3. Dalam rangka pemutakhiran data petunjuk operasional Kegiatan:
a. KPA menyampaikan usul revisi administrasi perubahan rencana
penarikan dan/atau rencana penerimaan dalam halaman III DIPA
kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
b. Dalam hal tidak menyebabkan perubahan pada halaman III DIPA, KPA
mengajukan permintaan penyamaan data arsip data komputer atas
revisi Petunjuk Operasional Kegiatan kepada Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan;
c. KPA mengubah arsip data komputer RKA Satker tahun berkenaan
melalui aplikasi RKA-K/L-DIPA, mencetak Petunjuk Operasional
Kegiatan dan KPA menetapkan perubahan Petunjuk Operasional
Kegiatan.
80 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 84
5.6. Batas Akhir Penerimaan Usul Dan Penyampaian Pengesahan Revisi
Anggaran
1. Batas akhir penerimaan usul Revisi Anggaran ditetapkan sebagai berikut:
a. tanggal 30 Oktober 2017, untuk Revisi Anggaran pada Direktorat
Jenderal Anggaran; dan
b. tanggal 30 November 2017, untuk Revisi Anggaran pada Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
2. Dalam hal Revisi Anggaran dilakukan dalam rangka pelaksanaan:
a. pergeseran anggaran untuk belanja pegawai;
b. pergeseran anggaran dari Bagian Anggaran 999.08 (BA BUN Pengelola
Belanja Lainnya) ke BA K/ L;
c. Kegiatan yang dananya bersumber dari PNBP, pinjaman luar negeri,
hibah luar negeri terencana, dan hibah dalam negeri terencana,
pinjaman dalam negeri, serta SBSN;
d. Kegiatan Kementerian/Lembaga yang merupakan tindak lanjut dari hasil
sidang kabinet yang ditetapkan setelah Undang-Undang mengenai
Perubahan atas Undang-Undang APBN Tahun Anggaran 2017,
dan/atau
e. Kegiatan-Kegiatan yang membutuhkan data/dokumen yang harus
mendapat persetujuan dari unit eksternal Kementerian/Lembaga seperti
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, persetujuan Menteri Keuangan,
hasil audit eksternal, dan sejenisnya, batas akhir penerimaan usul
Revisi Anggaran oleh Direktorat Jenderal Anggaran ditetapkan paling
lambat pada tanggal tanggal 15 Desember 2017.
3. Dalam hal Revisi Anggaran dilakukan dalam rangka pelaksanaan kegiatan
lingkup Bagian Anggaran 999 (BA BUN) yang memerlukan persetujuan
Menteri Keuangan atau mensyaratkan adanya Peraturan Pemerintah untuk
pencairan anggaran, revisi DIPA K/L yang bersumber dari Bagian Anggaran
999.08 (BA BUN Pengelola Belanja Lainnya), pergeseran anggaran untuk
bencana alam dan revisi dalam rangka pengesahan, batas akhir
penerimaan usul Revisi Anggaran dan penyelesaiannya oleh Direktorat
Jenderal Anggaran ditetapkan paling lambat pada tanggal 30 Desember
2017.
4. Dalam hal Revisi Anggaran dilakukan dalam rangka pengesahan anggaran
belanja yang dibiayai dari hibah langsung, batas akhir penerimaan usul
Revisi Anggaran dan penyelesaiannya oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan ditetapkan paling lambat pada tanggal 30 Desember
2017.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 85 81
5.7. Daftar Revisi Anggaran Yang Menjadi Kewenangan Direktorat Jenderal
Anggaran Dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
82 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 86
e. penambahan hibah luar negeri atau hibah dalam √
negeri langsung yang diterima setelah Undang-
Undang mengenai APBN/APBN Perubahan APBN
Tahun Anggaran 2017 ditetapkan dan kegiatannya
dilaksanakan secara langsung oleh
Kementerian/Lembaga.
f. pengurangan alokasi pinjaman kegiatan Kegiatan √
dan/atau pengurangan alokasi hibah luar negeri dan
dalam negeri, termasuk pengurangan alokasi
Pemberian Pinjaman, hibah luar negeri atau hibah
dalam negeri yang diterushibahkan, dan/atau
pinjaman yang diteruspinjamkan.
3 Penggunaan Rupiah Murni Pendamping untuk membiayai √
Kegiatan/proyek lain.
4 Perubahan anggaran belanja yang bersumber dari SBSN, √
termasuk penggunaan sisa dana penerbitan SBSN yang
tidak terserap pada tahun 2016.
5 Perubahan anggaran belanja pemerintah pusat berupa √
pagu untuk penge sahan belanja yang bersumber dari
pinjaman / hibah luar negeri yang telah closing date.
6 Perubahan anggaran belanja dan/atau pembiayaan
anggaran sebagai akibat dari perubahan kurs, perubahan
parameter, tambahan kewajiban, dan/atau pemenuhan
kewajiban.
a. perubahan anggaran Kegiatan Kementerian/Lembaga √
yang sumber dananya berasal dari pinjaman dan/atau
hibah luar negeri.
b. penambahan al okasi anggaran belanja pegawai √
berupa penyesuaian besaran nilai rupiah belanja
pegawai yang ditempatkan di luar negeri.
c. penambahan alokasi anggaran pembayaran √
kewajiban utang.
d. penambahan alokasi anggaran Subsidi Energi. √
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 87 83
10 Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama
dalam wilayah kerja Kanwil DJPB yang berbeda atau antar
Program dalam 1 (satu) bagian anggaran yang bersumber
dari rupiah murni untuk memenuhi kebutuhan Biaya
Operasional. *)
*) Dengan persetujuan Eselon I dalam hal pergeseran
anggaran antar program.
11 Pergeseran rincian anggaran untuk Satker Badan √
Layanan Umum yang sumber dananya berasal dari PNBP.
84 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 88
25 pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian putusan √
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
(inkracht).
26 Pergeseran anggaran dalam rangka rekomposisi √
pendanaan antar tahun terkait dengan kegiatan kontrak
tahun jamak. *)
*) Dengan penetapan dari Menteri K/L pengusul.
27 pergeseran anggaran dalam rangka penggunaan sisa √
Anggaran Kontraktual atau Sisa Anggaran Swakelola yang
dilakukan dalam 1 (satu) Program yang sama untuk
mendanai prioritas nasional yang dananya belum
dialokasikan dalam DIPA.
28 pergeseran anggaran dalam rangka penggunaan Sisa √
Anggaran Kontraktual atau Sisa Anggaran Swakelola yang
digunakan untuk meningkatkan volume Keluaran (Output).
29 pergeseran anggaran dalam rangka pemenuhan √
kewajiban negara sebagai akibat dari keikutsertaan
sebagai anggota organisasi internasional.
30 penggunaan anggaran dalam BA BUN yang belum √
dialokasikan dalam DIPA BUN.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 89 85
h. ralat cara penarikan PHLN/PHDN, termasuk √
Pemberian Pinjaman.
i. ralat cara penarikan SBSN. √
86 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 90
BAB VI
TEKNIS PELAKSANAAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 91 87
b. Perjalanan Dinas Luar Negeri
MODA TRANSPORTASI
TINGKAT
**) dan ***) : Apabila lama perjalanan melebihi 8 (delapan) jam penerbangan (tidak
termasuk waktu transit), dapat diberikan Klasifikasi Bisnis
****) : Moda transportasi angkutan darat dan air diberikan dalam batas
terendah
88 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 92
C. Komponen Perjalanan Dinas Jabatan
a. komponen Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri terdiri atas :
1) biaya Transportasi;
2) uang harian (terdiri atas uang makan, uang trasportasi lokal dan uang
saku);
3) biaya penginapan;
4) uang representasi;
5) sewa kendaraan dalam kota; dan/atau;
6) biaya menjemput/mengantar jenazah.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 93 89
melakukan tugas.
g. Perjalanan Dinas Jabatan √ √ √ Sesuai -
untuk mendapatkan Penugasan
pengobatan berdasarkan
keputusan Majelis Penguji
Kesehatan Pegawai Negeri.
h. Perjalanan Dinas Jabatan √ √ √ Maksimal -
untuk mengikuti 2 (dua) hari
pendidikan setara
Diploma/S1/S2/S3.
i. Perjalanan Dinas Jabatan √4) √5) √ Sesuai -
untuk mengikuti Penugasan
pendidikan dan pelatihan.
j. Perjalanan Dinas Jabatan √ √ √ Maksimal √
untuk menjemput / 3 (tiga) hari
mengantarkan ke tempat
pemakaman jenazah
pejabat negara/pegawai
negeri yang meninggal dunia
dalam melakukan perjalanan
dinas.
k. Perjalanan Dinas Jabatan √ √ √ Maksimal √
untuk menjemput / 3 (tiga) hari
mengantarkan ke tempat
pemakaman jenazah
pejabat negara/pegawai
negeri yang meninggal dunia
dari Tempat Kedudukan
yang terakhir ke kota
tempat pemakaman.
Keterangan :
1. √1) : Rincian biaya Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti kegiatan rapat, seminar, dan
sejenisnya berdasarkan Lampiran tersendiri sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
2. √2) : Biaya Penginapan diberikan dalam hal selama masa Pengumandahan (Detasering) tidak
tersedia rumah dinas.
3. √3) : Biaya transpor pegawai diberikan untuk transpor pada saat kedatangan dan kepulangan.
4. √4) : Uang Harian diberikan berupa uang saku sesuai standar biaya selama mengikuti kegiatan.
5. √5) : Biaya Penginapan diberikan 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan 1 (satu) hari pada saat
kepulangan.
6. Jenis Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf j dan huruf k: uang harian, biaya transpor
pegawai/keluarga, dan biaya penginapan diberikan paling banyak untuk 4 (empat) orang.
II. Komponen Biaya Perjalanan Dinas Jabatan Di Dalam Kota Lebih Dari
8 (Delapan) Jam
Jenis Perjalanan Dinas Uang Biaya Biaya Jumlah Biaya
Jabatan Harian Penginapan Transpor Hari Pemetian
Pegawai yang dan
Dibayarkan Angkutan
Jenazah
a. Perjalanan Dinas Jabatan √ √ √ Sesuai -
dalam rangka pelaksanaan Penugasan
90 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 94
tugas dan fungsi yang melekat
pada jabatan
b. Perjalanan Dinas Jabatan √1) √1) √1) Sesuai -
untuk mengikuti rapat, seminar Penugasan
dan sejenisnya.
c. Perjalanan Dinas Jabatan √ √2) √3) Maksimal -
dalam rangka Pengumandahan 90
(detasering). (sembilan
puluh) hari
d. Perjalanan Dinas Jabatan √ √ √ 2 (dua) hari -
untuk menempuh ujian dinas/
ujian jabatan.
e. Perjalanan Dinas Jabatan √ √ √ Sesuai -
untuk menghadap Majelis Penugasan
Penguji Kesehatan Pegawai
Negeri atau menghadap
seorang dokter penguji
kesehatan yang ditunjuk, untuk
mendapatkan surat keterangan
dokter tentang kesehatannya
guna kepentingan jabatan.
f. Perjalanan Dinas Jabatan √ √ √ Sesuai -
untuk memperoleh Penugasan
pengobatan berdasarkan
surat keterangan dokter karena
mendapat cedera pada
waktu/karena melakukan
tugas.
g. mendapatkan pengobatan √ √ √ Sesuai -
berdasarkan keputusan Penugasan
Majelis Penguji Kesehatan
Pegawai Negeri.
h. Perjalanan Dinas Jabatan √ √ √ Maksimal -
untuk mengikuti 2 (dua) hari
pendidikan setara
Diploma/S1/S2/S3.
i. Perjalanan Dinas Jabatan √4) √5) √ Sesuai -
untuk mengikuti Penugasan
pendidikan dan pelatihan.
j. Perjalanan Dinas Jabatan √ √ √ Maksimal √
untuk menjemput / 3 (tiga) hari
mengantarkan ke tempat
pemakaman jenazah
pejabat negara/pegawai
negeri yang meninggal dunia
dalam melakukan perjalanan
dinas.
k. Perjalanan Dinas Jabatan √ √ √ Maksimal √
untuk menjemput / 3 (tiga) hari
mengantarkan ke tempat
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 95 91
pemakaman jenazah
pejabat negara/pegawai
negeri yang meninggal dunia
dari Tempat Kedudukan yang
terakhir ke kota tempat
pemakaman.
Keterangan :
1. √1) : Rincian biaya Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti kegiatan rapat, seminar, dan
sejenisnyaberdasarkan Lampiran tersendiri sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagiantidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
2. √2) : Biaya Penginapan diberikan dalam hal selama masa Pengumandahan (Detasering) tidak
tersedia rumah dinas.
3. √3) : Biaya transpor pegawai diberikan untuk transpor pada saat kedatangan dan kepulangan.
4. √4) : Uang Harian diberikan berupa uang saku sesuai standar biaya selama mengikuti kegiatan.
5. √5) : Biaya Penginapan diberikan 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan 1 (satu) hari pada
saat kepulangan.
6. Biaya Transpor Pegawai diberikan sesuai Biaya Riil. Dalam hal tidak diperoleh bukti
pengeluaran riil, diberikan berupa biaya transpor kegiatan dalam kota yang dibayarkan secara
lumpsum sesuai standar biaya.
7. Biaya Transpor Pegawai diberikan sepanjang tidak menggunakan kendaraan dinas, disertai
dengan surat tugas, dan tidak bersifat rutin.
8. Jenis Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf j dan huruf k: uang harian, biaya transpor
pegawai/keluarga, dan biaya penginapan diberikan paling banyak untuk 4 (empat) orang.
9. Lama pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf d dan huruf h adalah sesuai waktu
yang ditempuh menuju tempat pendidikan/ujian.
92 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 96
mendapatkan pengobatan Penugasan
berdasarkan keputusan Majelis
Penguji Kesehatan Pegawai
Negeri.
g. Perjalanan Dinas Jabatan untuk √ Keberangkatan -
mengikuti pendidikan setara dan Kepulangan
Diploma/S1/S2/S3.
h. Perjalanan Dinas Jabatan untuk √ Sesuai
mengikuti pendidikan dan Penugasan -
pelatihan.
i. Perjalanan Dinas Jabatan untuk √ Dibayarkan 1
menjemput/mengantarkan ke (satu) kali √
tempat pemakaman jenazah
pejabat negara/pegawai negeri
yang meninggal dunia dalam
melakukan perjalanan dinas.
j. Perjalanan Dinas Jabatan untuk √ Dibayarkan 1 √
menjemput/mengantarkan ke (satu) kali
tempat pemakaman jenazah
pejabat Negara/pegawai negeri
yang meninggal dunia dari Tempat
Kedudukan yang terakhir ke kota
tempat pemakaman.
Keterangan :
1. √1) : Rincian biaya Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti kegiatan rapat, seminar, dan
sejenisnya berdasarkan Lampiran tersendiri sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
2. Biaya Transpor Kegiatan Dalam Kota dibayarkan secara Lumpsum sesuai Standar Biaya dan
tidak diberikan kepada Pelaksana SPD yang melakukan rapat dalam komplek perkantoran yang
sama.
3. Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Kota dapat diberikan biaya sepanjang tidak menggunakan
kendaraan dinas, disertai dengan Surat Tugas, dan tidak bersifat rutin.
4. Jenis Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf i dan huruf j diberikan biaya transpor
pegawai/keluarga paling banyak untuk 4 (empat) orang.
5. Lama pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf c dan huruf g adalah sesuai waktu
yang ditempuh menuju tempat pendidikan/ujian.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 97 93
Komponen Biaya Perjalanan Dinas Jabatan
Biaya
Jumlah
Biaya Pemetian
Jenis Perjalanan Dinas Uang Hari
No Transpor dan
Jabatan Harian *) yang
Pegawai Angkutan
Dibayarkan
Jenazah
1 Perjalanan Dinas Jabatan dalam √ √ Sesuai hari -
rangka pelaksanaan tugas dan pelaksanaan
fungsi yang melekat pada jabatan. kegiatan
2 Perjalanan Dinas Jabatan dalam √ √ Lama -
rangka mengikuti tugas belaj ar di Perjalanan
luar negeri dalam rangka
menempuh perididikan formal
Setingkat Strata 1, Strata 2, Strata
3 , dan post doctoral.
3 Perjalanan Dinas Jabatan dalam √ √ Maksimal 14 -
rangka mendapatkan pengobatan (empatbelas)
di luar negeri berdasarkan hari
keputusan Menteri/ Pimpinan
Lembaga.
4 Perj alanan Dinas Jabatan dalam √ √ Maksimal 5 √
rangka menjemput atau mengantar (lima) hari
jenazah Pejabat Negara, PNS,
PPPK, anggota TNI, anggota
POLRI , Pejabat Lainnya, dan
Pihak Lain yang meninggal dunia
di luat negeri karena menjalankan
tugas Negara.
5 Perjalanan Dinas Jabatan dalam √ √ Sesuai hari -
rangka mengikuti kegiatan pelaksanaan
magang di luar negeri. kegiatan
6 Perjalanan Dinas Jabatan dalam √ √ Maksimal 90 -
rangka melaksanakan (Sembilan
pengumandahan (Detasering). puluh) hari
7 Perjalanan Dinas Jabatan dalam √ √ Sesuai hari -
rangka mengikuti pelaksanaan
konferensi/sidang internasional, kegiatan
seminar, lokakarya, studi banding,
dan kegiatan-kegiatan yang sej
enis .
8 Perjalanan Dinas Jabatan dalam √ √ Sesuai hari -
rangka mengikuti dan/ atau pelaksanaan
melaksanakan pameran dan kegiatan
promosi.
9 Perjalanan Dinas Jabatan dalam √ √ Sesuai hari -
rangka mengikuti training, pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan, kursus kegiatan
singkat (short course), penelitian
atau kegiatan sejenis.
Keterangan :
94 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 98
*) 1. Paling tinggi 30 % (tiga puluh persen) dari tarif uang harian selama masa perawatan, bagi
Pelaksana SPD yang dalam rnelakukan Perjalanan Dinas jatuh sakit dan perlu dirawat di
rumah sakit.
2. Paling tinggi 80 % (delapan puluh persen) dari uang harian suami/ istri, bagi istri/suami
Pejabat Negara, PNS, anggota TNI, anggota Polri, dan Pejabat Lainnya, yang diizinkan
untuk ikut serta dalam Perjalanan Dinas Jabatan .
3. Paling tinggi 80 % (delapan puluh persen) dari tarif terendal, bagi pegawai setempat (local
staff) yang melakukan Perjalanan Dinas Jabatan .
4. Paling tinggi 30 % (tiga puluh persen) dari tarif diberikan kepada Pelaksana SPD yang
melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf g, huruf h, dan huruf i, dalam hal
biaya akomodasi disediakan oleh pengundang/pihak penyelenggara/pihak di luar negeri.
Jenis Perjalanan Dinas Jabatan pada angka 4 diberikan uang harian dan biaya transportasi paling
banyak untuk 4 (empat) orang.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 99 95
3. Narasumber - - √1) √
II. Dalam Kota Lebih Dari 8 Jam
1. Peserta √2) - √3) √4)
2. Panitia/Moderator - - - -
3) 4)
3. Narasumber - - √ √
III. Dalam Kota Sampai Dengan 8 Jam
1. Peserta √2) - √3) -
2. Panitia/Moderator - - - -
3)
3. Narasumber - - √ -
Keterangan :
1. √1) : Biaya transpor kepulangan Pelaksana SPD dalam rangka mengikuti rapat, seminar, dan
sejenisnya dapat dibayarkan sebesar biaya transpor kedatangan tanpa menyertakan bukti
pengeluaran transpor kepulangan.
2. √2) : Uang Saku Rapat diberikan untuk rapat di luar jam kerja sesuai ketentuan yang diatur
dalam standar biaya.
3. √3) : Uang Saku Transpor Pegawai diberikan sesuai Biaya Riil. Dalam hal tidak diperoleh
bukti pengeluaran riil, diberikan berupa biaya transpor kegiatan dalam kota yang
dibayarkan secara lumpsum sesuai standar biaya.
4. √4) : Biaya Penginapan diberikan apabila terdapat kesulitan transportasi sehingga
5. memerlukan waktu untuk menginap.
6. Uang Transpor Pegawai diberikan sepanjang tidak menggunakan kendaraan dinas, disertai
dengan surat tugas, dan tidak bersifat rutin serta tidak diberikan kepada Pelaksana SPD yang
melakukan rapat dalam komplek perkantoran yang sama.
96 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 100
3. √3) : Uang Saku Fullboard/Fullday/Halfday diberikan sesuai dengan paket rapat, seminar, dan
sejeninsnya yang diatur dalam Standar Biaya.
4. √4) : Biaya Penginapan diberikan apabila memerlukan waktu untuk menginap 1 (satu) hari pada
saat kedatangan dan/atau 1 (satu) hari pada saat kepulangan.
5. Uang Saku Fullboard/Fullday/Halfday mengikuti ketentuan yang diatur dalam Standar Biaya.
6. Uang Transpor Pegawai diberikan sepanjang tidak menggunakan kendaraan dinas, disertai
dengan surat tugas, dan tidak bersifat rutin.
F. Uang Representasi
Selama melakukan perjalanan dinas, pejabat negara diberikan uang
representasi perhari masing-masing :
Dalam Kota
No. Uraian Luar Kota Lebih Dari
8 (Delapan) Jam
(1) (2) (3) (4)
1 Pejabat Negara (ketua/wakil ketua dan anggota 250.000 125.000
lembaga tinggi negara, Menteri serta setingkat
Menteri)
2 Pejabat Eselon I 200.000 100.000
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 101 97
b. tambahan uang harian, biaya penginapan, uang representasi, dan sewa
kendaraan dalam Kota sebagaimana dimaksud dapat dimintakan kepada
PPK untuk mendapat persetujuan dengan melampirkan dokumen berupa:
1) surat keterangan kesalahan/kelalaian dari Syahbandar/Kepala
Bandara/Penyedia Jasa Transportasi Lainnya; dan/atau
2) surat keterangan perpanjangan tugas dari pemberi tugas.
c. tambahan uang harian, biaya penginapan, uang representasi, dan sewa
kendaraan dalam Kota tersebut tidak dapat dipertimbangkan untuk
perjalanan dinas sbb:
1) menghadap Majelis Penguji Kesehatan;
2) memperoleh pengobatan berdasarkan surat keterangan;
3) mendapatkan pengobatan berdasarkan keputusan Majelis Penguji
Kesehatan Pegawai Negeri;
4) mengikuti pendidikan setara Diploma/S1/S2/S3;
5) mengikuti pendidikan dan pelatihan;
6) menjemput/mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah;
7) menjemput/mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah.
d. dalam hal jumlah hari Perjalanan Dinas kurang dari jumlah hari yang
ditetapkan dalam SPD, Pelaksana SPD harus mengembalikan kelebihan
uang harian, biaya penginapan, uang representasi, dan sewa kendaraan
dalam Kota yang telah diterimanya kepada PPK.
e. ketentuan pengembalian kelebihan uang harian, biaya penginapan, uang
representasi, dan sewa kendaraan dalam Kota tersebut tidak berlaku
untuk menjemput/mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah.
98 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 102
2) untuk pemulangan pegawai pensiun/meninggal dunia dan keluarganya,
berlaku paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal dibayarkan
pensiun pertama.
J. Mekanisme Pembayaran
a. pembayaran biaya Perjalanan Dinas dilakukan melalui mekanisme UP
dan/atau mekanisme Pembayaran Langsung (LS);
b. pembayaran biaya Perjalanan Dinas dengan mekanisme LS dilakukan
melalui:
1) perikatan dengan penyedia jasa;
2) Bendahara Pengeluaran; atau
3) pelaksana SPD.
c. perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan perikatan dengan pihak
penyedia jasa meliputi:
1) perjalanan Dinas Jabatan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi
yang melekat pada jabatan; dan
2) perjalanan Dinas Jabatan dalam rangka mengikuti rapat, seminar dan
sejenisnya.
K. Mekanisme UP
a. pembayaran biaya Perjalanan Dinas dengan mekanisme UP dilakukan
dengan memberikan uang muka kepada Pelaksana SPD oleh Bendahara
Pengeluaran;
b. pemberian uang muka tersebut berdasarkan persetujuan pemberian uang
muka dari PPK dengan melampirkan:
1) Surat Tugas atau surat keputusan pindah;
2) fotokopi SPD;
3) kuitansi tanda terima uang muka; dan
4) rincian perkiraan biaya Perjalanan Dinas.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 103 99
c. komponen biaya Perjalanan Dinas yang dapat dilaksanakan dengan
perikatan meliputi biaya transpor termasuk pembelian/pengadaan tiket
dan/atau biaya penginapan.
d. kontrak/perjanjian dengan penyedia jasa dapat dilakukan untuk 1 (satu)
paket kegiatan atau untuk kebutuhan periode tertentu.
e. nilai satuan harga dalam kontrak/perjanjian tidak diperkenankan melebihi
tarif tiket resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan jasa transportasi atau
tarif penginapan/hotel resmi yang dikeluarkan oleh penyedia jasa
penginapan/hotel.
f. pembayaran biaya Perjalanan Dinas kepada penyedia jasa didasarkan
atas prestasi kerja yang telah diselesaikan sebagaimana diatur dalam
kontrak/ perjanjian.
g. atas dasar prestasi kerja yang telah diselesaikan, pihak ketiga
mengajukan tagihan kepada PPK.
M. Kelebihan/Kekurangan Pembayaran
a. pembayaran biaya Perjalanan Dinas Jabatan dengan mekanisme LS
dilakukan melalui transfer dari Kas Negara ke rekening Bendahara
Pengeluaran, pihak ketiga atau Pelaksana SPD;
b. dalam hal biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang dibayarkan kepada
Pelaksana SPD melebihi biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang
seharusnya dipertanggungjawabkan, kelebihan biaya Perjalanan Dinas
Jabatan tersebut harus disetor ke Kas Negara melalui PPK;
c. penyetoran kelebihan pembayaran tersebut dilakukan dengan:
1) menggunakan Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) untuk
tahun anggaran berjalan; atau
2) menggunakan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) untuk tahun
anggaran lalu.
d. dalam hal biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang dibayarkan kepada
Pelaksana SPD kurang dari yang seharusnya, dapat dimintakan
kekurangannya;
e. Pembayaran kekurangan biaya Perjalanan Dinas Jabatan dimaksud dapat
dilakukan melalui mekanisme UP atau LS.
100 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 104
b. dokumen yang dilampirkan dalam rangka pembebanan biaya pembatalan,
meliputi:
1) Surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas Jabatan dari
atasan Pelaksana SPD, atau paling rendah Pejabat Eselon II bagi
Pelaksana SPD di bawah Pejabat Eselon III ke bawah, yang dibuat
sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII PMK;
2) Surat Pernyataan Pembebanan Biaya Pembatalan Perjalanan Dinas
Jabatan yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran VIII PMK;
3) Pernyataan/Tanda Bukti Besaran Pengembalian Biaya Transpor
dan/atau biaya penginapan dari perusahaan jasa transportasi dan/atau
penginapanyang disahkan oleh PPK.
c. biaya pembatalan yang dapat dibebankan pada DIPA satuan kerja
tersebut meliputi:
1) biaya pembatalan tiket transportasi atau biaya penginapan; atau
2) sebagian atau seluruh biaya tiket transportasi atau biaya penginapan
yang tidak dapat dikembalikan/ refund.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 105 101
satker, maka SPD ditandatangani oleh pihak hotel/panitia
penyelenggara;
- apabila perjalanan dinas dalam rangka menghadiri undangan
kegiatan yang melibatkan panitia daerah setempat (Dinas
Kesehatan Daerah Provinsi/Kab/Kota), dan biaya dibebankan
kepada DIPA masing-masing satker, maka SPD ditandatangani
oleh Dinas Kesehatan Daerah Provinsi/Kab/Kota Setempat;
- apabila perjalanan dinas dalam rangka bimbingan
teknis/monitoringkeProvinsi/Kab/Kota, maka SPD ditandatangani
oleh Pejabat Dinas Provinsi/Kab/Kota yang menjadi tempat tujuan
perjalanan dinas.
3) tiket pesawat, boarding pass, airport tax, retribusi, dan bukti
pembayaran moda transportasi lainnya;
4) Daftar Pengeluaran Riil;
5) bukti pembayaran yang sah untuk sewa kendaraan dalam Kota berupa
kuitansi atau bukti pembayaran lainnya yang dikeluarkan oleh badan
usaha yang bergerak di bidang jasa penyewaan kendaraan; dan
6) bukti pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya;
7) khusus untuk perjalanan dinas luar negeri dilampirkan Surat
Persetujuan Sekretariat Negara.
c. dalam hal bukti pengeluaran transportasi dan/atau penginapan/hotel tidak
diperoleh, pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas Jabatan dapat
hanya menggunakan Daftar Pengeluaran Riil;
d. pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas Pindah dengan melampirkan
dokumen berupa:
1) fotokopi surat keputusan pindah;
2) SPD yang telah ditandatangani pihak yang berwenang;
3) kuitansi/bukti penerimaan untuk uang harian;
4) kuitansi/bukti penerimaan untuk biaya transpor; dan
5) kuitansi/bukti penerimaan untuk biaya pengepakan dan angkutan
barang.
e. PPK melakukan Perhitungan Rampung seluruh bukti pengeluaran biaya
Perjalanan Dinas dan disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran;
f. PPK berwenang untuk menilai kesesuaian dan kewajaran atas biaya-biaya
yang tercantum dalam Daftar Pengeluaran Riil;
g. PPK mengesahkan Bukti Pengeluaran Riil dan menyampaikan kepada
Bendahara Pengeluaran sebagai pertanggungjawaban UP atau bukti
102 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 106
pengesahan Surat Permintaan Membayar/Surat Permintaan Pencairan
Dana (SPM/ SP2D) LS Perjalanan Dinas.
P. Pengajuan Biaya Uang Saku Rapat Di Dalam Kantor Di Luar Jam Kerja
Satuan biaya uang saku rapat di dalam kantor adalah Rp.300.000.-
Uang saku rapat di dalam kantor merupakan kompensasi bagi pegawati
negeri/non pegawai negeri yang melakukan kegiatan rapat yang dilaksanakan
di dalam kantor.
Uang saku rapat di dalam kantor dapat dibayarkan sepanjang :
a. rapat melibatkan eselon I lainnya;
b. dilaksanakan minimal 3 jam di luar jam kerja;
c. tidak diberikan uang lembur dan uang makan lembur;
d. dilengkapi dengan surat undangan yang ditandatangani oleh pejabat
setingkat eselon II/kepala satuan kerja;
e. surat tugas bagi peserta dari unit penyelenggara yang ditandatangani oleh
pejabat setingkat eselon II/kepala satuan kerja;
f. surat pernyataan pelaksanaan kegiatan yang ditandatangani oleh
penanggung jawab kegiatan (pejabat minimal setingkat eselon III/Kepala
Satuan Kerja).
Catatan :
- uang saku rapat didalam kantor dapat dibayarkan sepanjang 6 (enam)
kriteria telah dipenuhi.
- dalam hal struktur organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga paling
tingggi eselon I, maka satuan biaya uang saku rapat di dalam kantor dapat
diberikan untuk rapat yang melibatkan eselon II lainnya.
- satuan biaya uang saku rapat didalam kantor belum termasuk konsumsi
rapat.
R. Pengajuan Biaya Uang Saku Rapat Di Dalam Kantor Di Luar Jam Kerja
Satuan biaya uang saku rapat di dalam kantor diberikan sesuai dengan
golongan pegawai.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 107 103
Uang saku rapat di dalam kantor merupakan kompensasi bagi pegawati
negeri/non pegawai negeri yang melakukan kegiatan rapat yang dilaksanakan
di dalam kantor.
Uang saku rapat di dalam kantor dapat dibayarkan sepanjang :
1. Rapat melibatkan eselon II lainnya/eselon I lainnya/Kementerian
Negara/Lembaga lainnya/Instansi Pemerintah/masyarakat.
2. Dilaksanakan minimal 3 jam di luar jam kerja pada hari kerja.
Catatan:
a. Satuan biaya uang saku rapat didalam kantor belum termasuk
konsumsi rapat.
b. Tidak diberikan uang lembur dan uang makan lembur.
c. Bagi peserta yang berasal dari luar unit penyelenggara dapat diberikan
uang transpor sepanjang kriteria pemberian uang transpor terpenuhi
104 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 108
BAB VII
PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK OLEH BENDAHARA
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 109 105
b) Bersifat final
Tarif PPh atas penghasilan yang dikenai PPh yang bersifat final berupa
honorarium atau imbalan tidak tetap dan teratur lainnya yang menjadi
beban APBN atau APBD dan dibayarkankepada PNS (termasuk CPNS)
adalah sebagai berikut:
No. Golongan Tarif
1. PNS Golongan I dan Golongan II 0%
2. PNS Golongan III 5%
3. PNS Golongan IV 15%
106 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 110
B. Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 111 107
7.2. PPh Pasal 22
Pemungutan Pajak Penghasilan PPh Pasal 22 dilakukan sehubungan dengan
pembayaran atas pembelian barang seperti: komputer, mebel, mobil dinas, ATK
dan barang lainnya oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak penjual barang.
A. Tarif PPh
Besarnya PPh Pasal 22 yang wajib dipungut adalah:
1,5 % x harga beli (tidak termasuk PPN)
Jika rekanan tidak memiliki NPWP maka tarifnya 100% lebih tinggi.
Pemungutan PPh Pasal 22 atas belanja barang tidak dilakukan dalam hal:
a. Pembayaran atas penyerahan barang yang jumlahnya paling banyak
Rp.2.000.000,00 dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah
dilakukan otomatis tanpa Surat Keterangan Bebas (SKB).
b. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air
minum/PDAM, dan Benda-Benda Pos dilakukan otomotis tanpa SKB.
c. Pembayaran kepada wajib pajak rekanan yang termasuk kategori dengan
peredaran usaha tertentu < 4,8 M dengan menyertakan SKB.
108 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 112
C. Tata Cara Pelaporan
A. Tarif PPh
Besarnya pemotongan PPh Pasal 23 adalah:
a. 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto atas hadiah dan
penghargaan, deviden, bunga dan royalti
b. 2% (dua persen) dari jumlah bruto atas:
1) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
2) Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konsultan dan jasa lain
Jika rekanan tidak memiliki NPWP maka tarifnya 100% lebih tinggi.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 113 109
Yang tidak dikenakan Pemotongan PPh Pasal 23:
a) Yang dapat menunjukkan SKB Pemotongan PPh Pasal 23.
b) Yang melaksanakan proyek Pemerintah yang didanai Hibah atau
Pinjaman Luar Negeri.
Biaya hotel atas paket fullboard dan paket fullday tidak dipotong PPh 23
dengan dasar hukum PMK No.141/PMK.03/2015.
110 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 114
C. Tata Cara Pelaporan
A. Tarif PPh
Pemungutan PPN
10 % x Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 115 111
f. Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang menurut
ketentuan perundang-undangan yang berlaku tidak dikenakan Pajak
Pertambahan Nilai.
B. Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran
Rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara disertai SSP dan
Faktur Pajak. SSP diisi oleh dan atas nama rekanan dan ditandatangani oleh
Bendahara. PPn yang dipungut Bendahara disetorkan dengan
menggunakan SSP, Kode MAP yang digunakan akun 411211 910.
112 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 116
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN ANGGARAN
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 117 113
A. Penyerapan anggaran
Kementerian Keuangan akan memotret capaian realisasi anggaran setiap satker.
B. Pengelolaan UP
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 Pasal 43
Ayat (8) tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN,
pengelolaan UP/Penggantian UP (revolving) dapat dilakukan apabila UP telah
dipergunakan paling sedikit 50%. Revolving GUP selanjutnya dapat dilakukan
dalam waktu 30 hari setelah revolving GUP terakhir.
C. Penyelesaian Tagihan
Penyelesaian tagihan sesuai batas waktu penagihan yang ditetapkan dalam PMK
Nomor 190/PMK.05/2012 Pasal 41, paling lambat tagihan diajukan s.d. 17 hari
kerja.
E. Data Kontrak
Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran pada DIPA yang
mengakibatkan pengeluaran negara, dilakukan melalui pembuatan komitmen.
Pembuatan komitmen sebagaimana di maksud dapat dilakukan dalam bentuk
perjanjian kontrak untuk pengadaan barang/jasa dan atau penetapan keputusan.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 Pasal 36
Ayat (1) tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN,
Data perjanjian/kontrak disampaikan kepada KPPN paling lambat 5 (lima) hari
kerja setelah ditandatanganinya perjanjian/kontrak untuk dicatatkan ke dalam
Kartu Pengawasan Kontrak KPPN.
F. LPJ Bendahara
Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara merupakan salah satu kewajiban
pelaporan satker dalam mempertanggungjawabkan keadaan keuangan di satker
tersebut. Sesuai Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-3/PB/2014 Pasal 10
Ayat (7) LPJ Bendahara Pengeluaran harus disampaikan ke KPPN paling lambat
tanggal 10 setelah bulan yang bersangkutan berakhir.
114 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 118
G. Revisi DIPA
Frekuensi revisi DIPA dapat mengindikasikan kurang akuratnya perencanaan
yang disusun saat proses penyusunan anggaran, khususnya untuk revisi DIPA
yang bersifat pergeseran anggaran (tidak menambah/mengurangi pagu
anggaran). Disamping itu banyaknya revisi DIPA juga mencerminkan adanya
hambatan dalam pelaksanaan anggaran yang dapat berpengaruh pada
efektivitas pelaksanaan kegiatan.
H. Pengembalian/Kesalahan SPM
Kesalahan SPM dipergunakan sebagai salah satu indikator mengingat
pengembalian SPM dapat menyebabkan terlambatnya proses pencairan dana
sehingga akan mempengaruhi tingkat realisasi anggaran pada Kementerian
Negara/Lembaga.
I. Retur SP2D
Retur SP2D adalah penolakan/pengembalian dana atas pemindahbukuan
dan/atau transfer pencairan APBN dari Bank/Kantor Pos Penerima kepada
Bank/Kantor Pos Pengirim. Berdasarkan surat pemberitahuan retur dari KPPN,
KPA/ Satker melakukan perbaikan data supplier dan/atau data kontrak pada
aplikasi SPM/GPP. Sesuai Perdirjen Nomor Per-30/PB/2014 Pasal 10 Ayat (2)
Satker menyampaikan surat ralat/perbaikan rekening ke KPPN paling lambat 7
hari kerja sejak surat pemberitahuan retur diterima. Kementerian Keuangan
menilai kinerja satker dari banyaknya retur SP2D dan mengklasifikasikan
sebab/alasan retur SP2D (rekening supplier tidak aktif, salah nama bank/nomor
rekening).
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 119 115
KPPN akan menghitung deviasi antara RPD Harian dengan data realisasinya.
Perhitungan deviasi antara RPD Harian dengan data realisasinya:
L. Pagu minus
Dalam rangka menghindari terjadinya pagu minus, maka satuan kerja harus
melakukan kendali atas usulan pencairan anggaran, namun apabila terdapat
pagu minus, maka harus dilakukan revisi dengan melaksanakan mekanisme
yang terdapat pada Permenkeu No. 10/PMK.02/2017 Tentang Tata Cara Revisi
Anggaran Tahun Anggaran 2017.
116 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 120
BAB IX
LAPORAN KEUANGAN
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 121 117
9.2. Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Berbasis Akrual
Komponen laporan keuangan pemerintah berbasis akrual terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran adalahlaporan yang menyajikan informasi
realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan, sisa
lebih/kurang pembiayaan anggaran yang masing-masing diperbandingkan
dengan anggarannya dalam satu periode pelaporan.
Manfaat Laporan Realisasi Anggaran adalah:
a. menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan-LRA, belanja,
transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan
yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya. Informasi
tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas
dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran dengan:
- Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan
sumber daya ekonomi.
- Menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara
menyeluruhyang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah
dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran.
b. menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber
dayaekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah
pusatdan daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan
laporansecara komparatif. Laporan Realisasi Anggaran dapat
menyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi
perolehan danpenggunaan sumber daya ekonomi:
- telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat.
- telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD).
- telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Neraca
Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi keuangan
pemerintah yaitu aset, utang, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Manfaat dari Neraca adalah Menyediakan informasi mengenai posisi sumber
daya ekonomi, kewajiban dan ekuitas pemerintah pada tanggal tertentu.
3. Laporan Operasional
Laporan Operasional adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber daya
ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh
pemerintah pusat untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintah dalam satu
118 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 122
periode pelaporan.
Manfaat dari Laporan Operasional (LO) adalah Menyediakan informasi
mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang
tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional
dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode
sebelumnya
4. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menyajikan informasi
kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.
Manfaat dari Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) adalah Menyediakan
informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan sebagai akibat kegiatan yang dilakukan
selama periode pelaporan.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi
tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang
disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, dan Neraca dalam rangka pengungkapan yang memadai.
Manfaat dari Catatan atas Laporan Keuangan (Calk) adalah Memudahkan
pengguna dalam memahami laporan keuangan
Transaski Transaksi
Saldo Awal
Anggaran Berjalan
Transaksi Transaksi
Akrual Lainnya
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 123 119
9.3. Buku Besar Kas
Dalam rangka menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran, maka dalam basis
akrual tetap disediakan buku besar kas. Hal ini dikarenakan APBN disusun
berdasarkan basis kas. Buku besar ini menampung data-data yang akan tersaji
dalam Laporan Realisasi Anggaran, yaitu: Estimasi Pendapatan yang
Dialokasikan, Allotment Belanja termasuk revisi DIPA, realisasi Pendapatan
LRA, realiasasi Pengembalian Pendapatan, realisasi Belanja, dan realisasi
Pengembalian Belanja. Dengan demikian buku besar kas pada satuan kerja
hanya digunakan untuk menyusun LRA selanjutnya akun tersebut akan ditutup
pada akhir tahun.
Proses Pelaporan
120 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 124
9.5. Struktur Organisasi Unit Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Pada
Kementerian Negara/Lembaga
a. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Pengguna Anggaran
(UAKPA), termasuk UAKPA Dekonsentrasi/ Tugas Pembantuan / Urusan
Bersama.
b. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu Pengguna Anggaran
Wilayah (UAPPA-W), termasuk UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan/ Urusan Bersama.
c. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu Pengguna Anggaran
Eselon I (UAPPA-El).
d. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pengguna Anggaran (UAPA).
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 125 121
Pengembalian dalam
Belanja- bentuk
Bulanan PDF
3) LRA
Pendapatan-
Bulanan
4) LRA
Pengembalian
Pendapatan-
Bulanan
5) Laporan
Operasional-
Bulanan
6) Laporan
Perubahan
Ekuitas-
Bulanan
7) Neraca-
Bulanan
8) Neraca
Percobaan-
Bulanan
Laporan 1) LRA Belanja- 1) Tingkat UAKPA ke ADK
Bulanan Bulanan UAPPA-W/UAPPA Softcopy
- Januari 2) LRA E1 laporan
- Februari Pengembalian 2) Tingkat UAPPA-W dalam
- April Belanja- ke Tingkat UAPPA- bentuk
- Mei Bulanan E1 PDF
- Juli 3) LRA 3) Tingkat UAPPA-E1
- Agustus Pendapatan- ke tingkat UAPA
- Oktober Bulanan
- November 4) LRA
Pengembalian
Pendapatan-
Bulanan
5) Laporan
Operasional-
Bulanan
6) Laporan
Perubahan
Ekuitas-
Bulanan
7) Neraca-
Bulanan
122 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 126
8) Neraca
Percobaan-
Bulanan
2. Laporan 1) LRA Belanja- 1) Tingkat UAKPA ke ADK
Triwulan I dan Triwulanan KPPN Cetakan
Laporan 2) LRA 2) Tingkat UAKPA ke
Triwulan III Pengembalian UAPPA-W/UAPPA
(Khusus Belanja- E1
Satker yang Triwulanan 3) Tingkat UAPPA-W
menerapkan 3) LRA ke Kanwil Ditjen
pola Pendapatan- Perbendaharaan
pengelolan Triwulanan 4) Tingkat UAPPA-W
4) LRA ke Tingkat UAPPA-
Pengembalian E1
Pendapatan- 5) Tingkat UAPPA-E1
Triwulanan ke tingkat UAPA
5) Laporan 6) Tingkat UAPA ke
Operasional- Kementerian
Bulanan Keuangan c.q.
6) Laporan Ditjen
Perubahan Perbendaharaan
Ekuitas-
Bulanan
7) Neraca-
Bulanan
8) Neraca
Percobaan-
Bulanan
3. Laporan Laporan 1) Tingkat UAKPA ke ADK
Semesteran Keuangan- KPPN Cetakan
Semesteran 2) Tingkat UAKPA ke
UAPPA-W/UAPPA
E1 (Semester I)
3) Tingkat UAPPA-W
ke Kanwil Ditjen
Perbendaharaan
4) Tingkat UAPPA-W
ke Tingkat UAPPA-
E1 (Semester I)
5) Tingkat UAPPA-E1
ke tingkat UAPA
(Semester I)
6) Tingkat UAPA ke
Kementerian
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 127 123
Keuangan c.q.
Ditjen
Perbendaharaan
(Semester I)
4. Laporan Laporan 1) Tingkat UAKPA ke ADK
Tahunan Keuangan KPPN Cetakan
Tahunan 2) Tingkat UAKPA ke
UAPPA-W/UAPPA
E1
3) Tingkat UAPPA-W
ke Kanwil Ditjen
Perbendaharaan
4) Tingkat UAPPA-W
ke Tingkat UAPPA-
E1
5) Tingkat UAPPA-E1
ke tingkat UAPA
6) Tingkat UAPA ke
Kementerian
Keuangan c.q.
Ditjen
Perbendaharaan
124 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 128
c. Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga disampaikan
kepada Kementerian Keuangan c.q. Direktur Jenderal
Perbendaharaan dengan ketentuan sebagai berikut:
No. Laporan Batas Waktu Penyampaian
1. Laporan Triwulan I Paling lambat tanggal 07 Mei tahun
anggaran berjalan
2. Laporan Keuangan Semester I Paling lambat tanggal 31 Juli tahun
anggaran berjalan
3. Laporan Triwulan III Paling lambat tanggal 07 November
tahun anggaran berjalan
4. Laporan Keuangan Tahunan
a. LK Unaudited a. Paling lambat tanggal terakhir di
bulan Februari setelah tahun
b. LK Tahunan Asersi Final anggaran berjalan
b. Akan ditentukan waktunya sesuai
dengan kesepakatan antara
Pemerintah dengan BPK
07 Mei 2XX1
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 129 125
2) Laporan Keuangan Semester I
Unit Waktu
Terima Proses Kirim
Organisasi Pengiriman
126 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 130
4) Laporan Keuangan Tahunan (Audited)
Unit Waktu
Terima Proses Kirim
Organisasi Pengiriman
UAPPA 17 hari
10 Februari Tanggal -
2XX2 Terakhir
Menkeu c.q - Februari 2XX2
Dirjen PBN
Tanggal Terakhir
Februari 2XX2
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 131 127
7. Laporan Perubahan Ekuitas
8. Catatan atas Laporan Keuangan
128 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 132
nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan-
LRA disajikan sumber pendapatan.
B. Pendapatan-LO
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau
Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada Badan Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai
dilaksanakan
2. Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan
periode waktu sewa.
3. Pendapatan dikeluarkannya Denda diakui pada saat dikeluarkannya
keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 133 129
Perhitungan penyisihan piutang
Kualitas
Uraian Penyisihan
Piutang
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d 0.5%
tanggal jatuh tempo
Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal 10%
Surat Tagihan Pertama tidak
dilakukan pelunasan
Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal 50%
Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan
pelunasan
Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal
Surat Tagihan Ketiga tidak 100%
dilakukan pelunasan
2. Piutang telah diserahkan kepada
Panitia Urusan Pitang
Negara/DJKN
2. Aset Tetap
a. Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan
oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
b. Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga
wajar.
c. Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuanminimum
kapitalisasi sebagai berikut:
1) Pengeluaran untuk per satuan peralatan danmesin dan
peralatan olah raga yang nilainya samadengan atau lebih dari
Rp300.000,00 (tiga ratus riburupiah);
2) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yangnilainya sama
dengan atau lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);
3) Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasannilai minimum
kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali
pengeluaranuntuk tanah, jalan/ irigasi/ jaringan, dan aset
tetaplainnya berupa koleksi perpustakaan dan barangbercorak
kesenian.
4) Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
130 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 134
- Tanah
- Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
- Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen
sumber sah atau dalam kondisi rusakberat dan/ atau usang
yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk
dilakukan penghapusan.
5) Penyusutan Aset Tetap dilakukan denganmenggunakan
metode garis lurus yaitu denganmengalokasikan nilai yang
dapat disusutkan dariAset Tetap secara merata setiap semester
selamaMasa Manfaat.
6) Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
4. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap,
dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah
asset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih
dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga
(kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu
sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 135 131
F. Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalamkewajiban jangka pendek
(diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan
setelah tanggal pelaporan) dan kewajiban jangkapanjang (diharapkan untuk
dibayar atau jatuh tempo lebih dari dua belas bulan setelah tanggal
pelaporan)
G. Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam
satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam
Laporan Perubahan Ekuitas.
132 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 136
pada output lain sepanjang memenuhi kriteria sebagaimana tersebut pada
huruf b.
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 137 133
DAFTAR PUSTAKA
134 Petunjuk
Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017 138
16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2017 tentang Tata Cara Revisi
Anggaran Tahun Anggaran 2017.
17. Peraturan Direktur Jenderal Anggaran Nomor PER-1/AG/2014 tentang Tata Cara
Penyetoran/Pembayaran PNBP & Penerimaan Non Anggaran Secara Elektronik.
18. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-58/PB/2013 Tentang
Pengelolaan Data Supplier Dan Data Kontrak Dalam Sistem Perbendaharaan
Dan Anggaran Negara.
19. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-3/PB/2014 Tentang
Petunjuk Teknis Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban
Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Serta Verifikasi Laporan Pertanggungjawaban Bendahara.
20. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Unit Layanan Pengadaan.
21. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang
Unit Layanan Pengadaan.
22. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-6478/PB.6/2015 Tanggal 3
Agustus 2015 Tentang Penggunaan Akun Belanja yang menghasilkan
Persediaan.
23. Surat Edaran Ketua LKPP Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Melalui E-Purchasing.
24. Direktorat Jenderal Pajak. 2016. Bendahara Mahir Pajak (Edisi Revisi) Buku III
2016, Tim Penyusun Direktorat Peraturan Perpajakan II 2016
Petunjuk
PetunjukPelaksanaan
PelaksanaanAnggaran
AnggaranTahun
Tahun2017
2017 139 135
136 Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017