TESIS
ANDREAS YUHERMI
NIM. B2041212003
Catatan :
Lembaran ini bawa sewaktu perbaikan proposal tesis/sidang tesis dan di gunakan sebagai
persetujuan hasil perbaikan proposal tesis/sidang tesis.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM PASCASARJANA
JL. DayaNasional – Imam Bonjol Pontianak 78124 Telp (0561) 571512, 571156, 743820 Fax (0561) 571512
Email :pascasarjanafeuntan@gmail.com, website : www.pascasarjanafe.untan.ac.id
Catatan :
Lembaran ini bawa sewaktu perbaikan proposal tesis/sidang tesis dan di gunakan sebagai
persetujuan hasil perbaikan proposal tesis/sidang tesis.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM PASCASARJANA
JL. DayaNasional – Imam Bonjol Pontianak 78124 Telp (0561) 571512, 571156, 743820 Fax (0561) 571512
Email :pascasarjanafeuntan@gmail.com, website : www.pascasarjanafe.untan.ac.id
Catatan :
Lembaran ini bawa sewaktu perbaikan proposal tesis/sidang tesis dan di gunakan sebagai
persetujuan hasil perbaikan proposal tesis/sidang tesis.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM PASCASARJANA
JL. DayaNasional – Imam Bonjol Pontianak 78124 Telp (0561) 571512, 571156, 743820 Fax (0561) 571512
Email :pascasarjanafeuntan@gmail.com, website : www.pascasarjanafe.untan.ac.id
(Andreas Yuhermi)
NIM. B2041212003
vi
PERTANGGUNG JAWABAN TESIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Andreas Yuhermi
NIM : B2041212003
Jurusan : Manajemen
Program Studi : Magister Manajemen
Kosentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Tanggal Ujian : 27 Juli 2023
Judul Tesis : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Karir
Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Motivasi
Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pegawai
ATR/BPN Kubu Raya)
Menyatakan bahwa Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
(Andreas Yuhermi)
NIM. B2041212003
vii
PENGESAHAN TESIS
Tesis dengan judul : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Karir Terhadap
Kinerja Pegawai Dengan Motivasi Sebagai Variabel
Intervening (Studi Kasus Pegawai ATR/BPN Kubu
Raya)
Ini diajukan oleh :
Nama : Andreas Yuhermi
NIM : B2041212003
Jurusan : Manajemen
Program Studi : Magister Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Tanggal Ujian : 27 Juli 2023
Dinyatakan telah memenuhi persyaratan dan lulus oleh Majelis Penguji dalam
Ujian Tesis dan Komprehensif untuk memperoleh gelar Magister
MAJELIS PENGUJI
Majelis Penguji Nama Tgl/Bln/Tahun Tanda Tangan
Dr. Rizky Fauzan, SE., M.Si
Pembimbing 1
NIP. 19740202 199803 1 001
Dr. Titik Rosnani, SE., M.Si
Pembimbing 2
NIP. 19681021 199403 2 003
Dr. Ahmad Shalahuddin, SE, MM
Penguji 1
NIP. 19690903 200003 1 001
Dr. Sulistiowati, SE, M.Si
Penguji 2
NIP. 19790407 200212 2 003
viii
Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Pegawai
Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pegawai
ATR/BPN Kubu Raya)
Andreas Yuhermi
Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tanjungpura
Pontianak
Email : B2041212003@student.untan.ac.id
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan
pengembangan karir terhadap kinerja melalui motivasi karyawan kantor ATR?BPN
di Kubu raya. Pada penelitian ini menggunakan data primer. Dimana data yang
didapat melalui wawancara untuk mengumpulkan informasi atau data dari
responden dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada responden melalui
kuesioner. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskrptif dengan
bantuan aplikasi Microsoft Office dan pengujian instrument penelitian dengan
metode pendekatan Structural Equation Modeling dengan bantuan alat analisis
SmartPLS v 3.2.9. Peneliti menggunakan teknik sampel jenuh dimana semua
anggota populasi merupakan sampel dengan jumlah sebanyak 123 responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelatihan dan pengembangan karir berpengaruh
terhadap motivasi. Motivasi dan pengembangan karir secara langsung berpengaruh
terhadap kinerja, tetapi pelatihan tidak. Secara tidak langsung, motivasi dapat
mempengaruhi pelatihan dan pengembangan karir terhadap kinerja karyawan
ATR/BPN Kubu Raya. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebarkan
secara online, menyebabkan dapat terjadinya bias jawaban atau kurangnya tingkat
kejujuran responden dalam mengisi jawaban.
ix
The Influence of Training and Career Development on Employee
Performance with Motivation as an Intervening Variable (Case Study of
ATR/BPN Kubu Raya Employees)
Andreas Yuhermi
Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tanjungpura
Pontianak
Email : B2041212003@student.untan.ac.id
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of training and career
development on performance through the motivation of ATR?BPN office
employees in Kubu Raya. In this study using primary data. Where the data
obtained through interviews to collect information or data from respondents by
giving several questions to respondents through a questionnaire. The collected
data were then analyzed descriptively with the help of Microsoft Office
applications and research instrument testing using the Structural Equation
Modeling approach with the help of the SmartPLS v 3.2.9 analysis tool. The
researcher used a saturated sample technique in which all members of the
population constituted a sample of 123 respondents. The results of the study show
that training and career development have an effect on motivation. Motivation
and career development directly affect performance, but training does not.
Indirectly, motivation can influence training and career development on the
performance of ATR/BPN Kubu Raya employees. This study uses a questionnaire
that is distributed online, causing bias in answers or a lack of honesty in filling
out answers.
x
Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Pegawai
Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pegawai
ATR/BPN Kubu Raya)
RINGKASAN
xi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM PASCASARJANA
JL. DayaNasional – Imam Bonjol Pontianak 78124 Telp (0561) 571512, 571156, 743820 Fax (0561) 571512
Email :pascasarjanafeuntan@gmail.com, website : www.pascasarjanafe.untan.ac.id
data yang didapat melalui wawancara untuk mengumpulkan informasi atau data
dari responden dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada responden
melalui kuesioner.
Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskrptif dengan bantuan
aplikasi Microsoft Office dan pengujian instrument penelitian dengan metode
pendekatan Structural Equation Modeling dengan bantuan alat analisis SmartPLS
v 3.2.9. Peneliti menggunakan teknik sampel jenuh dimana semua anggota
populasi merupakan sampel dengan jumlah sebanyak 123 responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelatihan dan pengembangan karir berpengaruh
terhadap motivasi. Motivasi dan pengembangan karir secara langsung
berpengaruh terhadap kinerja, tetapi pelatihan tidak. Secara tidak langsung,
motivasi dapat mempengaruhi pelatihan dan pengembangan karir terhadap
kinerja karyawan ATR/BPN Kubu Raya. Penelitian ini menggunakan kuesioner
yang disebarkan secara online, menyebabkan dapat terjadinya bias jawaban atau
kurangnya tingkat kejujuran responden dalam mengisi jawaban.
The Influence of Training and Career Development on Employee
Performance with Motivation as an Intervening Variable (Case Study of
ATR/BPN Kubu Raya Employees)
SUMMARY
xiii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM PASCASARJANA
JL. DayaNasional – Imam Bonjol Pontianak 78124 Telp (0561) 571512, 571156, 743820 Fax (0561) 571512
Email :pascasarjanafeuntan@gmail.com, website : www.pascasarjanafe.untan.ac.id
Equation Modeling approach with the help of the SmartPLS v 3.2.9 analysis tool.
The researcher used a saturated sample technique in which all members of the
population constituted a sample of 123 respondents. The results of the study show
that training and career development have an effect on motivation. Motivation
and career development directly affect performance, but training does not.
Indirectly, motivation can influence training and career development on the
performance of ATR/BPN Kubu Raya employees. This study uses a questionnaire
that is distributed online, causing bias in answers or a lack of honesty in filling
out answers.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM PASCASARJANA
JL. DayaNasional – Imam Bonjol Pontianak 78124 Telp (0561) 571512, 571156, 743820 Fax (0561) 571512
Email :pascasarjanafeuntan@gmail.com, website : www.pascasarjanafe.untan.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat serta berkat yang luar biasa sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan
Karir Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Motivasi Sebagai Variabel
Intervening (Studi Kasus Pegawai ATR/BPN Kubu Raya)”. Penulisan Tesis ini
dimaksudkan sebagai salah satu syarat mencapai gelar akademis Magister
Manajemen tingkat Strata-2 (S2) pada Jurusan Magister Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak. Penulis menyadari bahwa
tesis ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan,
bimbingan, serta doa dari berbagai pihak selama penyusunan tesis ini. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Garuda Wiko, S.H, M.Si selaku Rektor Universitas Tanjungpura.
2. Dr. Barkah, SE, M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Tanjungpura
3. Dr. Titik Rosnani, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura.
4. Dr. Nur Afifah, SE, M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura.
5. Dr. Rizky Fauzan, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I dan Dr. Titik
Rosnani, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan saran selama masa
masa studi penulisan Tesis di Jurusan Magister Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Tanjungpura.
6. Dr. Ahmad Shalahuddin, SE, MM dan Dr. Sulistiowati, SE, M.Si selaku dosen
penguji Tesis ini.
7. Seluruh Dosen, Asisten Dosen, Staf Akademik, Staf Tata Usaha, Staf
Perpustakaan dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Tanjungpura yang telah membantu penulisan selama masa studi.
xv
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM PASCASARJANA
JL. DayaNasional – Imam Bonjol Pontianak 78124 Telp (0561) 571512, 571156, 743820 Fax (0561) 571512
Email :pascasarjanafeuntan@gmail.com, website : www.pascasarjanafe.untan.ac.id
Andreas Yuhermi
xvi
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN BEBAS DARI PLAGIAT .................................................... vi
PERTANGGUNG JAWABAN TESIS.............................................................. vii
PENGESAHAN TESIS...................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
RINGKASAN ...................................................................................................... vii
SUMMARY .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... xv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 8
1.2.1 Pernyataan Masalah ........................................................................... 8
1.2.2 Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9
1.4 Kontrubusi Penelitian .................................................................................. 10
1.4.1 Kontribusi Teoritis ........................................................................... 10
1.4.2 Kontribusi Praktis ............................................................................ 10
1.5. Gambaran Kontekstual Penelitian ............................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 17
2.1 Kajian Literatur ............................................................................................ 17
2.1.1. Pengembangan Karir........................................................................ 17
2.1.2. Pelatihan............................................ Error! Bookmark not defined.
2.1.3. Motivasi Kerja ................................................................................. 33
2.1.4 Kinerja Karyawan ............................................................................ 40
2.2. Kajian Empiris ............................................................................................. 46
2.3. Kerangka Konseptual................................................................................... 47
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 52
3.1 Bentuk Penelitian ......................................................................................... 52
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 52
3.3 Sumber Data ................................................................................................ 52
3.3.1 Data Primer ...................................................................................... 52
3.3.2 Data Sekunder .................................................................................. 52
3.4 Metode Pengumpulan Data.......................................................................... 53
3.4.1 Kuesioner ......................................................................................... 53
3.4.2 Observasi ......................................................................................... 53
3.4.3 Wawancara....................................................................................... 53
3.4.4 Studi Literatur .................................................................................. 53
3.5 Populasi dan Sampel .................................................................................... 54
3.5.1 Populasi ......................................................................................... 54
xvii
xviii
xix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xx
DAFTAR LAMPIRAN
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
dimaksud dalam hal ini adalah adanya empat hal yang harus diperhatikan. Yaitu,
proses pelatihan, peserta pelatihan, kinerja, dan pekerjaan. Harus dipahami bahwa
proses pelatihan mengacu kepada suatu perubahan yang harus terjadi pada peserta
pelatihan. Proses dalam pelatihan, kinerja yang kurang baik dibenahi sedemikian
rupa sehingga menjadi lebih baik.
Menurut Suprayadi (2013) pelatihan berperan sebagai suatu proses
pembelajaran sistematis yang mencakup penguasaan pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, serta perubahan sikap dan perilaku guna meningkatkan kinerja
karyawan. Seperti yang dinyatakan oleh Sutrisno (2019) bahwa pelatihan ditujukan
untuk melengkapi keterampilan dalam melakukan pekerjaan, serta mampu
menggunakan peralatan kerja dengan tepat. Rachmawati (2018) menjelaskan
bahwa: "Pelatihan adalah sebuah wadah lingkungan bagi karyawan, dimana mereka
memperoleh atau mempelajari sikap serta proses mengajarkan pengetahuan dan
keahlian tertentu, agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan
tanggung jawab dengan semakin baik, sesuai dengan standar yang dibutuhkan".
Hal ini sejalan dengan hasil wawancara tidak terstruktur dengan dua
karyawan kantor ATR/BPN Kubu Raya bahwa keduanya terindikasi kurang
menguasai dan menerapkan materi pelatihan dengan maksimal sehingga mereka
sulit untuk menyelesaikan permasalahan - permasalahan yang terjadi dalam
pekerjaan. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dengan kepala seksi kantor
ATR/BPN Kubu Raya, beliau menyatakan bahwa masih ada karyawan yang belum
terlihat progress kinerjanya walaupun telah mengikuti pelatihan. Padahal pelatihan
bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar untuk mengerjakan sesuatu dengan
benar dan tepat serta pelatihan dapat meminimalisir kesalahan -kesalahan dalam
melakukan pekerjaan.
Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang ditanyakan
kepada 7 (tujuh) orang karyawan ATR/BPN Kubu Raya diketahui bahwa terdapat
empat orang di antaranya belum mendapat pelatihan selama satu tahun terakhir.
Data ini di dukung oleh hasil wawancara tidak terstruktur dengan dua karyawan
ATR/BPN Kubu Raya dan dua di antaranya menyatakan bahwa sebenarnya setiap
kepala seksi di ikut sertakan dalam pelatihan publik dan mereka di minta untuk
4
melakukan sharing session dengan bawahan atau divisi lainnya agar mendapatkan
ilmu yang disampaikan. Padahal semangat para karyawan cukup tinggi untuk bisa
mendapatkan pelatihan. Terhitung satu tahun terakhir dari 2022 karyawan
ATR/BPN Kubu Raya yang mendapat kesempatan mengikuti pelatihan dengan
kuantitas sebagai berikut:
Tabel 1.1
Frekuensi Pelatihan Pegawai ATR/BPN Kubu Raya
Frekuensi Pelatihan Jumlah Persentase
1-2 kali 65 81,25%
3-5 kali 25 18,75%
Sumber: Hasil pengolahan data, 2023
Berdasarkan di atas dapat dikatakan bahwa sebesar 65% karyawan kantor
ATR/BPN Kubu Raya hanya mendapat kesempatan mengikuti pelatihan sebanyak
1-2 kali dalam satu tahun. Pemberian pelatihan kepada pegawai pada instansi sangat
diperlukan karena akan memberikan pengaruh terhadap kinerja kerja pegawai.
Pemberian pelatihan oleh instansi akan menentukan tinggi rendahnya kemampuan
kerja, karena dengan adanya pemberian pelatihan dapat memberikan pengaruh pada
peningkatan kemampuan pegawai. Salah satu pelatihan yang difasilitasi oleh BPN
Kubu Raya yaitu pelatihan pelayanan dari Bank untuk bidang loket pelayanan
pertanahan. Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa banyak keluhan pemohon
terkait dengan loket pelayanan pertanahan yang berbelit - belit dalam memberikan
pelayanan yang maksimal kepada pemohon. Penyebab utama bisa dikarenakan
petugas loket yang kurang kompeten, sarana dan prasarana pelayanan, standar
pelayanan dan pengaturan pertanahan dalam memberikan pelayanan.
Hasil dari pelatihan yang dilakukan selain dapat menambah pengetahuan dan
keterampilan karyawan tetapi juga bisa membuka kesempatan mereka untuk
mengembangkan karirnya berdasarkan kualifikasi yang telah mereka miliki.
Menurut Sutrisno (2017:165) pengembangan karir adalah peningkatan -
peningkatan pribadi yang dilakukan untuk mencapai suatu rencana karir.
Pengembangan karir berarti organisasi/ perusahaan/ pimpinan telah menyusun
perencanaan sebelumnya tentang cara yang perlu dilakukan untuk mengembangkan
karir pegawai selama bekerja. Menurut Masram dan Mu’ah (2017:180)
5
selanjutnya yaitu dengan beban kerja yang diberikan semakin banyak menyebabkan
penurunan kinerja pegawai ATR/BPN) Kubu Raya.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dikaji lebih lanjut tentang pengaruh
pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai. Atas
dasar pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Pegawai
dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus ATR/BPN Kubu
Raya)”.
B. Visi Misi
Visi dan misi yang dilaksanakan Kantor Pertanahan Kabupaten Kubu Raya
merupakan turunan dari visi dan misi Kementerian ATR/BPN yang dilaksanakan
pada lingkup provinsi.
Adapun tujuan utama kementerian ATR/BPN adalah memastikan bumi, air
dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk itu kementerian
ATR/BPN menetapkan sasaran strategis tahun 2020-2024 adalah (1) Terwujudnya
Ketersediaan Lahan dalam Rangka Pengurangan Tuna Lahan dan Meningkatnya
Produktifitas Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (P4T); (2)
Terwujudnya Aset Reform dalam Reforma Agraria dan Terwujudnya Akses
Reform dalam Reforma Agraria; (3) Peningkatan Pendaftaran Tanah untuk
Kepastian Hak Atas Tanah dan Ruang; (4) Menurunnya Kasus Baru dan Percepatan
Penyelesaian Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan; (5) Optimalisasi
Pemanfaatan Nilai Tanah; (6) Tersedianya Infrastruktur Geospasial Tematik
Pertanahan dan Ruang; (7) Terwujudnya Perencanaan Tata Ruang dan Program
Pemanfaatan Ruang yang Berkualitas; (8) Terwujudnya Implementasi Pemanfaatan
Ruang yang Terkendali dan Tertib; (9) Terwujudnya Tata Kelola Kelembagaan
yang Kompetitif dan Berstandar Kepemerintahan yang Baik dari Aspek Manajemen
Operasional; (10) Terwujudnya Tata Kelola Kelembagaan yang Kompetitif dan
Berstandar Kepemerintahan yang Baik dari Aspek Pengendalian Internal. Kantor
Pertanahan Kabupaten Kubu Raya dalam mewujudkan sasaran strategis tersebut
melaksanakan (1) Program Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan; (2) Program
Penyelenggaraan Penataan Ruang; (3) Program Dukungan Manajemen. Sebagai
ujung tombak kementerian ATR/BPN dalam memberikan pelayanan pertanahan di
lingkup wilayah kabupaten diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan kegiatan.
1. Misi Kementerian
Untuk mencapai visi Kementerian, berdasarkan mandat Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dijalankan melalui 2 Misi Utama
dengan uraian sebagai berikut :
13
tenure) dan segala hak yang melekat padanya, dan 2) tanah/lahan yang saling
berkaitan dalam konteks kewilayahan karena di dalamnya mencakup faktor
penggunaan dan pembangunan (use and development, or land with its
connectiveness, as space), sehingga kajian multi sektor menjadi penting untuk
dilekatkan dalam kinerja. Secara garis besar, kedua hal tersebut menjadi main core
pengelolaan organisasi di masa mendatang. Basis pengelolaan organisasi yang
mengakomodir kedua komponen objek kajian tersebut adalah Land Management
Paradigm. Arah kebijakan dan strategi Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Kalimantan Barat mengacu pada cakupan objek kajian dalam Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
17
18
5. Sarana pelatihan
6. Evaluasi pelatihan
5. Metode Pelatihan
Dalam kamus dikatakan bahwa metode berarti cara. Metode pelatihan berarti
ketepatan cara penyampaian yang digunakan selama pelatihan itu berlangsung.
Training yang tidak terlepas dari pengembangan kemampuan, pengukuran tujuan
yang jelas, dan perubahan sikap dapat diterapkan dengan beberapa pilihan metode
sesuai dengan lingkungan pelatihan (Wagonhurst, 2015). Beberapa metode
tersebut menurut Wagonhurst meliputi lecture, guest facilitators, and video tape
material. Dalam melaksanakan pelatihan ini ada beberapa metode yang
digunakan, antara lain metode on the job dan off the job training. (Hasibuan,
2016).
a. On The Job Training.
On the job training (OT) atau disebut juga pelatihan dengan instruksi
pekerjaan sebagai suatu metode pelatihan dengan cara para pekerja atau calon
pekerja ditempatkan dalam kondisi pekerjaan yang riil, dibawah bimbingan dan
supervisi dari karyawan yang telah berpengalaman atau terlatih. Dalam on the job
training perlu memperhatikan prinsip - prinsip sebagai berikut:
1) Adanya pembimbing yang bertanggung jawab atas keberhasilan calon
karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
2) Tersedianya waktu yang cukup agar dapat mencapai tingkat terampil atau
mahir.
3) Sikap, perilaku pegawai yang mendukung (antusias, rajin dan tekun). Ada
beberapa macam metode pelatihan on the job training :
a) Instruksi. Pelatihan dengan instruksi pekerjaan sebagai suatu metode
pelatihan dengan cara para pekerja atau calon pekerja ditempatkan dalam
kondisi pekerjaan yang riil, di bawah bimbingan dan supervisi dari
pegawai yang telah berpengalaman atau seorang supervisor.
b) Rotasi. Untuk pelatihan silang (cross-train) bagi karyawan agar
mendapatkan variasi kerja, para pengajar memindahkan para peserta
pelatihan dari tempat kerja yang satu ke tempat kerja yang lainnya.
23
individu yang telah lama bekerja. Mereka yang telah lama bekerja akan
berpandangan lebih luas dan bermakna. Anggapan terhadap kerja tersebut berubah
tidak saja dianggap sebagai sumber penghasilan, tetapi juga sebagai sesuatu yang
dapat dimiliki keinginan lain, seperti penghargaan dari orang lain, persaingan
terhadap kekuasaan serta jabatan yang lebih tinggi. Sehubungan dengan ini, maka
setiap pegawai harus diberi kesempatan untuk mengembangkan karirnya, yakni
sebagai alat untuk memotivasi mereka agar dapat berprestasi lebih baik. Karir
merupakan keseluruhan jabatan atau posisi yang mungkin diduduki seseorang
dalam organisasi dalam kehidupan kerjanya, dan tujuan karir merupakan jabatan
tertinggi yang akan diduduki seseorang dalam suatu organisasi. Berikut ini ada
beberapa pengertian karir dan pengembangan karir yang dikemukakan oleh para
ahli:
Pengembangan karir adalah upaya yang dilakukan oleh organisasi dalam
merencanakan karir pegawainya, yang disebut sebagai manajemen karir, antara
lain merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi karir (Sinambela, 2016).
Pengembangan karir adalah kegiatan - kegiatan pengembangan diri yang
ditempuh oleh seseorang untuk mewujudkan rencana karir pribadinya
(Marwansyah, 2016). Pengembangan Karir adalah suatu upaya yang dilaksanakan
setiap pegawai atau organisasi untuk memacu dirinya agar berbuat yang optimal
dalam mengabdi dan meningkatkan kemampuan/ keterampilan pada pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi organisasi profit dan non profit serta seluruh pekerjaan
(Busro, 2018).
Menurut Sutrisno (2017) Pengembangan karir itu sendiri mempunyai arah
serta pilihan yang akan memberikan kepada setiap karyawan untuk
mengembangkan karirnya sepanjang arah itu mencerminkan tujuan dan
kemampuannya pilihan arah yang ingin dikembangkan merupakan kesempatan
yang baik bagi karyawan itu sendiri dimana pun dan kapan pun. Pilihan arah atau
jalur pengembangan karir meliputi:
1. Enrichment, yaitu pengembangan dan peningkatan melalui pemberian tugas
secara khusus, ini merupakan bentuk umum dari pengembangan karir.
26
pekerja yang bersangkutan sendiri. Hal ini merupakan salah satu prinsip
pengembangan karir yang sangat fundamental. Menurut Siagian (2016) faktor -
faktor yang mempengaruhi pengembangan karir seorang karyawan adalah:
1. Prestasi Kerja Faktor yang paling penting untuk meningkatkan dan
mengembangkan karir seorang karyawan adalah pada prestasi kerjanya dalam
melakukan tugas yang dipercayakan kepadanya. Tanpa prestasi kerja yang
memuaskan, sukar bagi seorang pekerja untuk diusulkan oleh atasannya agar
dipertimbangkan untuk dipromosikan ke pekerjaan atau jabatan yang lebih
tinggi di masa depan.
2. Pengenalan oleh pihak lain adalah berbagai pihak yang berwenang
memutuskan layak tidaknya seseorang dipromosikan seperti atasan langsung
dan pimpinan bagian kepegawaian yang mengetahui kemampuan dan prestasi
kerja seorang pegawai.
3. Kesetiaan pada organisasi Merupakan dedikasi seorang karyawan yang ingin
terus berkarya dalam organisasi tempatnya bekerja untuk jangka waktu yang
lama.
4. Pembimbing dan sponsor pembimbing adalah orang yang memberikan
nasehat - nasehat atau saran - saran kepada karyawan dalam upaya
mengembangkan karirnya. Sedangkan sponsor adalah seseorang di dalam
institusi pendidikan yang dapat menciptakan kesempatan bagi karyawan
untuk mengembangkan karirnya.
5. Dukungan para bawahan Merupakan dukungan yang diberikan para bawahan
dalam bentuk mensukseskan tugas manajer yang bersangkutan.
6. Kesempatan untuk bertumbuh Merupakan kesempatan yang diberikan kepada
karyawan untuk meningkatkan kemampuannya, baik melalui pelatihan -
pelatihan, kursus, dan juga melanjutkan jenjang pendidikannya.
7. Pengunduran diri Merupakan keputusan seorang karyawan untuk berhenti
bekerja dan beralih ke institusi pendidikan lain yang memberikan kesempatan
lebih besar untuk mengembangkan karir.
33
penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan tertentu, baik tujuan
individual maupun organisasi. Keberhasilan pengelolaan perusahaan bisnis sangat
ditentukan oleh efektivitas kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia. Dalam
hal ini, seorang manajer harus memiliki teknik yang dapat memelihara prestasi
dan kepuasan kerja, antara lain dengan memberikan motivasi kepada karyawan
agar dapat melaksanakan tugas dengan ketentuan yang berlaku. Menurut
Samsudin (2015), “motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari
luar terhadap seseorang atau sekelompok kerja agar mereka mau melaksanakan
sesuatu yang ditetapkan”.
Menurut Sunyoto (2015), “motivasi kerja adalah sebagai keadaan yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan - kegiatan tertentu
untuk mencapai keinginannya”. Menurut Fahmi (2013), “motivasi adalah
aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan -
kebutuhan yang di inginkan”. Berdasarkan pengertian motivasi menurut para ahli
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu kondisi atau
keadaan dimana dimaksudkan untuk mempengaruhi maupun mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu atau tindakan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup seperti yang diinginkan. Dengan adanya motivasi dalam diri
seseorang, maka akan dengan mudah untuk mengarahkan dan menggerakan orang
tersebut untuk melakukan sesuatu hal seperti yang diinginkan untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki. Motivasi untuk setiap individu dalam melakukan
sesuatu pada dasarnya berbeda - beda, sehingga hal ini menjadi salah satu masalah
yang harus dihadapi oleh manajemen karena motivasi yang menurun dalam diri
karyawan akan berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi. Motivasi yang ada dalam diri
individu lazimnya tidak selalu sama dan cenderung dapat berubah dengan cepat
dimana perubahan motivasi dalam diri individu disebabkan oleh banyak faktor,
baik faktor internal maupun eksternal. Oleh sebab itu, manajemen sumber daya
manusia harus mengetahui faktor yang mendominasi perubahan motivasi
dalam diri individu. Menurut Sutrisno (2014), ada dua faktor yang
mempengaruhi motivasi dalam diri karyawan, yaitu:
35
kalau yang bersangkutan merasa ada jaminan karir yang jelas dalam
melakukan pekerjaan. Mereka bekerja bukannya untuk hari ini saja,
tetapi mreka berhadap akan bekerja sampai tua cukup dalam satu
perusahaan saja, tidak usah sering kali pindah. Hal ini akan dapat
terwujud bila perusahaan dapat memberikan jaminan karir untuk masa
depan, baik jaminan akan adanya promosi jabatan, pangkat, maupun
jaminan pemberian kesempatan untuk mengembangkan potensi diri”.
e) Status dan tanggung jawab Status atau kedudukan dalam jabatan
tertentu merupakan dambaan setiap karyawan dalam bekerja.
Karyawan bukan hanya menghadapkan kompensasi semata, tetapi
pada satu masa mereka juga berharap akan dapat kesempatan
menduduki jabatan dalam suatu perusahaan. Dengan menduduki
jabatan, orang merasa dirinya akan dipercayai, diberi tanggung jawab,
dan wewenang yang besar untuk melakukan kegiataan.
f) Peraturan yang fleksibel Bagi perusahaan besar biasanya sudah
ditetapkan sistem dan prosedur kerja yang harus dipatuhi oleh seluruh
karyawan. Sistem dan prosedur kerja ini dapat kita sebut dengan
peraturan yang berlaku dan bersifat mengatur dan melindungi para
karyawan. Semua ini merupakan aturan main yang mengatur
hubungan kerja sama antara karyawan dengan perusahaan, termasuk
hak dan kewajiban para karyawan, pemberian kompensasi, promosi,
mutasi dan sebagainya”. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa ada banyak sekali faktor yang dapat
mempengaruhi motivasi yang ada dalam diri seseorang. Oleh sebab
itu, sangat sulit untuk menentukan satu persatu secara spesifik faktor
yang mempengaruhi motivasi seseorang. Akan tetapi, secara umum
pada dasarnya setiap individu ataupun sebagian besar individu yang
bekerja di perusahaan mempunyai motivasi yang hampir sama
mengapa harus bekerja di perusahaan.
Dengan demikian, manajemen dapat menetapkan secara umum garis besar
motivasi yang mempengaruhi karyawan untuk dapat bekerja dan melaksanakan
38
tugasnya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Karyawan yang memotivasi
yang kuat dalam dirinya, maka akan lebih semangat dalam melaksanakan setiap
tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Sedangkan karyawan yang mempunyai
motivasi yang kurang dalam dirinya, maka hal ini menimbulkan kurang semangat
dalam melaksanakan dan menyelesaikan setiap tugas yang mnejadi tanggung
jawabnya.
Hafidzi dkk (2019) menyatakan bahwa motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mampu
bekerjasama, bekerja efektif, dan terintegritas dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan. Motivasi adalah suatu yang pokok yang menjadikan
dorongan bagi seseorang untuk bekerja, adapun beberapa Indikator motivasi kerja
yaitu:
1. Kebutuhan Fisik, kebutuhan akan fasilitas penunjang yang di dapat di tempat
kerja, misalnya fasilitas penunjang untuk mempermudah penyelesaian tugas
dikantor.
2. Kebutuhan rasa aman, kebutuhan - kebutuhan akan rasa aman ini, diataranya
adalah rasa aman fisik, stailitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan
dari daya-daya mengancam seperti : takut, cemas, bahaya.
3. Kebutuhan sosial, kebutuhan yang harus dipenuhi berdasarkan kepentingan
bersama dalam masyarakat, kebutuhan tersebut dipenui bersama-sama,
contohnya interaksi yang baik antar sesama.
4. Kebutuhan akan penghargaan kebutuhan akan penghargaan atas apa yang
telah dicapai oleh seseorang, contohnya kebutuhan akan status, kemuliaan,
perhatian, reputasi.
5. Kebutuhan dorongan mencapai tujuan, kebutuhan akan dorongan untuk
mencapai sesuatu yang diinginkan, misalnya motivasi dari pimpinan.
2. Tujuan dan Indikator Motivasi Kerja
Tujuan motivasi kerja tujuan motivasi kerja menurut Hasibuan dalam
(Kurniasari, 2018) yaitu sebagai berikut:
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
39
meskipun efektif itu disebut tidak efisien. Sebaliknya jika akibat yang dicari
tidak penting maka kegiatan tersebut efisien.
4. Wewenang (Otoritas) Otoritas ini merupakan sifat komunikasi dalam suatu
organisasi formal yang dimiliki anggota organisasi terhadap anggota lain
untuk melakukan suatu kegiatan sesuai kontribusinya.
5. Disiplin, disiplin atau taat terhadap peraturan yang telah disepakati dalam
organisasi dimana ia bekerja perlu dilakukan oleh karyawan.
6. Inisiatif, inisiatif berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam
membentuk ide yang berkaitan dengan tujuan organisasi yang telah
direncanakan.
Dalam buku Sutrisno yang berjudul budaya organisasi (2018), menyatakan
“faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah sebagai berikut :
1. Efektif dan Efisiensi
2. Otoritas dan Tanggung jawab
3. Disiplin
4. Inisiatif
Dalam buku Sopiah, Sangadji (2018) menyatakan ada enam indikator
kinerja yaitu:
1. Kuantitas: merupakan banyaknya pekerjaan yang dapat dilakukan oleh
seseorang dalam waktu satu hari kerja.
2. Kualitas: ketaatan karyawan sesuai prosedur, disiplin, dan dedikasinya
terhadap organisasi
3. Kehandalan: kemampuan karyawan dalam melakukan pekerjaan yang
mencakup konsistensi kinerja serta keandalan dalam pelayanan, akurat,
benar, dan tepat.
4. Kehadiran: keyakinan karyawan untuk masuk kerja setiap hari dan sesuai
dengan jam kerja yang sudah ditetapkan
5. Kemampuan bekerja sama: kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja
bersama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan
yang telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang
maksimal.
46
Middle Level Technical Training Institutions In Kenya” di teliti oleh (EK &
Mukuru, 2013). Dalam penelitian ini dikatakan bahwa motivasi karyawan
mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil korelasi analisis dalam penelitian ini
juga telah menunjukan Persamaan dari penelitian ini yaitu memiliki variabel
yang sama, motivasi kerja mempengaruhi kinerja karyawan. Perbedaanya
yaitu pada lokasi penelitian.
terhadap kepuasan kerja, namun penelitian Lisdiani & Ngatno (2017), Akhmal et
al. (2018) dan Bahri & Nisa (2017) menyatakan bahwa pengembangan karir akan
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Oleh karena itu, peneliti memberikan
hipotesis sebagai berikut:
H2 : Terdapat pengaruh antara pengembangan karir terhadap motivasi kerja
pegawai ATR/BPN Kubu Raya
3. Motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
Penelitian berjudul “The influence of job satisfaction and motivation on
the employee performance at PT. Era Media Informasi” di teliti oleh (Anwar,
2018), dengan menggunakan teori Latham & Locke (2002) menyatakan motivasi
dan kinerja itu lebih tinggi ketika individu ditetapkan tujuan spesifik, ketika tujuan
sulit tetapi diterima dan ketika ada umpan balik kinerja. Dalam penelitian ini
dikatakan bahawa motivasi karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.
Penelitian berjudul “The Role of Job Motivation and Job Satisfaction in Mediating
the Effect of Teacher’s Certification on The Teacher’s Performance in Gorontalo
Elementary” diteliti oleh Sudjatno (2018), dengan menggunakan teori Hasibuan
(2017) motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan
kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi
dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Ismenia (2014) dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa program pelatihan dan motivasi berpengaruh
positif signifikan secara simultan terhadap kinerja.
H3: Terdapat pengaruh antara motivasi pegawai terhadap kinerja karyawan
ATR/BPN Kubu Raya.
4. Pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan
Penelitian dengan judul Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan
PT. Astra International, Tbk Daihatsu Cabang Malalayang dilakukan oleh
(Runtuwenu, 2018), dengan menggunakan teori Sutrisno (2019) bahwa pelatihan
ditujukan untuk melengkapi keterampilan dalam melakukan pekerjaan, serta
mampu menggunakan peralatan kerja dengan tepat. Memiliki hasil penelitian
yang menunjukan bahwa hasil dari penelitian ini yaitu pelatihan dan
pengembangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.
49
diatas maka peneliti membuat model penelitian yang terdapat pada gambar
berikut:
H4
Pelatihan (X1) H1
H6
H6
Motivasi H3
Kinerja (Y)
(Z) H7
H7
Pengembangan H2
Karir (X2)
H5
52
53
berkaitan dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial
yang diteliti. Studi kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian karena
penelitian akan selalu berdasarkan pada literatur-literatur ilmiah. Dalam penelitian
ini studi literatur dilakukan dengan mempelajari berbagai sumber berupa buku dan
jurnal mengenai variabel Pelatihan, Pengembangan karir, Kinerja Pegawai dan
Motivasi.
menggunakan skala interval 1-5. Jawaban setiap item yang menggunakan skala
likert mempunyai tingkat dari yang sangat negatif sampai dengan positif, yang
berupa kata diantaranya: sangat tidak setuju, tidak setuju, kurang setuju, setuju, dan
sangat setuju. Jawaban responden dikelompokkan menurut kriteria yang ada, hasil
dari masing- masing jawaban kemudian dijumlahkan dan dikumpulkan dalam suatu
tabel untuk dianalisa secara kuantitatif dan dideskripsikan secara kualitatif.
Untuk skor rata- rata jawaban responden dikelompokkan sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Jawaban Responden
Rata - Rata Keterangan
1,00 – 1,79 Sangat Tidak Baik
1,80 – 2,59 Tidak Baik
2,60 – 3,39 Cukup Baik
3,40 – 4,19 Baik
4,20 – 5,00 Sangat Baik
menjelaskan variabel yang diukurnya. Indikator yang memiliki nilai factor loading
antara 0,7 dapat dinyatakan valid dan diterima (Yamin & Kurniawan, 2011) dan
sebaliknya jika di bawah nilai tersebut maka akan dihilangkan dalam model saat
melakukan pengujian.
b. Pengujian Reliabilitas Komposit (Composite Reliability)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji reliabilitas sekumpulan indikator dalam
mengukur variabel. Nilai yang dilihat dalam pengujian ini adalah nilai composite
reliability dan cronbach’s alpha’s yang diperoleh dari hasil estimasi SmartPLS.
Nilai yang hasilkan adalah > 0,60.
c. Pengujian Validitas Diskriminan (Discriminat Validity)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar perbedaan antar variabel.
Nilai yang dilihat dalam pengujian ini adalah nilai average variance extracted
(AVE) yang diperoleh sebagai hasil estimasi dimana nilainya harus > 0,50 sehingga
dapat dinyatakan valid.
2. Model Struktural (Inner Model)
Menurut Sugiyono (2017) model struktural berkaitan dengan pengaruh
langsung dan pengaruh tidak langsung. Pengaruh langsung mencakup hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat. Pengaruh tidak langsung mencakup
hubungan antara variabel eksogen dan variabel terikat..
a. Koefisien Determinasi
Inner model dievaluasi dengan cara melihat dan mengevaluasi nilai r-square
model untuk konstruk dependen atau variabel laten endogen. Perubahan nilai pada
r-square akan digunakan untuk menilai antara pengaruh variabel independen
tertentu dengan variabel laten dependen secara substantif. Evaluasi goodness of fit
ini bertujuan untuk memvalidasi secara keseluruhan model struktural dalam melihat
korelasi antar variabel penelitian (Latan & Ghozali, 2015). Dalam memudahkan
proses evaluasi dan interpretasi nilai r-square, maka digunakan kriteria yang
ditunjukan pada Tabel 3.4
59
Tabel 3.4
Rule of Thumb Inner Model
Kriteria Rule of Thumb
R-Square - 0,75 (kuat)
- 0,5 (moderat)
- 0,25 (lemah)
Sumber : Latan & Ghozali, 2015
60
61
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-Laki 65 52,85%
Perempuan 58 47,15%
Total 123 100%
Sumber : Hasil pengolahan data, 2023
aktif dalam mencari atau memulai karir di bidang pertanahan. Posisi kedua
terbanyak adalah responden berusia antara 31-40 tahun yaitu sebanyak 34
responden atau sebesar 27,64% dari total responden. Ini mencerminkan responden
yang telah berada dalam industri pertanahan selama beberapa waktu dan telah
mencapai posisi atau pengalaman yang relevan dalam bidang tersebut. Responden
berusia antara 41-50 tahun, yaitu sebanyak 27 responden atau sebesar 21,95% dari
total responden. Posisi keempat yaitu responden dengan usia >50 tahun yaitu
sebanyak 3 responden atau sebesar 2,44% dari total responden, mereka yang berusia
>50 tahun adalah mereka yang telah mencapai puncak karir atau memasuki masa
pensiun, sehingga jumlah responden dalam kelompok usia ini menjadi lebih sedikit.
4.1.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dibagi menjadi lima
tingkatan pendidikan. Berdasarkan kategori tersebut akan diketahui besar
persentase pada setiap tingkatan pendidikan. Karakteristik responden berdasarkan
tingkat Pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini:
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase
SMA Sederajat 13 10%
D1 18 15%
D3 31 25%
D4/S1 54 43,75%
S2 7 6,25%
Total 123 100%
Sumber : Hasil pengolahan data, 2023
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Mengenai Pengembangan Karir
Item SS STS KS TS STS
No Mean Kategori
Pertanyaan 5 4 3 2 1
Perencanaan (X2.1)
1 Item 1 32 24 35 20 12 3,36 baik
2 Item 2 23 32 33 29 6 3,30 cukup baik
Rata-Rata X2.1 3,33 Cukup baik
Pengembangan karir individu (X2.2)
3 Item 3 26 23 51 12 11 3,33 Cukup baik
4 Item 4 30 28 60 3 2 3,66 baik
Rata-Rata X2.2 3,50 baik
Pengembangan karir yang didukung departmen SDM (X2.3)
5 Item 5 26 19 65 8 5 3,43 baik
6 Item 6 23 25 62 7 6 3,42 baik
Rata-Rata X2.3 3,43 baik
Peran umpan balik terhadap kinerja (X2.4)
7 Item 7 28 18 56 16 5 3,39 Cukup baik
8 Item 8 26 31 55 7 4 3,55 baik
Rata-Rata X2.4 3,47 baik
Rata-Rata variabel Pengembangan Karir (X2) 3,43 baik
Sumber : Hasil pengolahan data, 2023
Berdasarkan hasil pengolahan pada Tabel 4.6 diketahui bahwa rata-rata
tanggapan responden untuk pada variabel Pengembangan Karir adalah sebesar 4,43.
Artinya, responden memberikan penilaian yang positif terhadap berbagai aspek
pengembangan karir yang diteliti di kantor ATR/BPN Kubu Raya. Analisis
mendalam data tanggapan responden pada variabel pengembangan di kantor
ATR/BPN Kubu Raya, dapat disusun analisis sebagai berikut:
a. Pengembangan karir individu (X2.2): Rata-rata skor tertinggi diberikan oleh
responden untuk pertanyaan terkait pengembangan karir individu, dengan skor
rata-rata sebesar 3,50 yang dikategorikan sebagai "baik". Hal ini menunjukkan
bahwa responden memiliki persepsi yang positif terhadap upaya
pengembangan karir individu dan merasa bahwa aspek ini diimplementasikan
dengan baik di kantor ATR/BPN Kubu Raya.
b. Peran umpan balik terhadap kinerja (X2.4): Rata-rata skor kedua tertinggi
diberikan oleh responden untuk pertanyaan terkait peran umpan balik terhadap
kinerja, dengan skor rata-rata sebesar 3,47 yang juga dikategorikan sebagai
67
SmartPLS. Nilai yang hasilkan adalah > 0,60. Hasil pemeriksaan reliabilitas
komposit dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10
Nilai Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha’s
Cronbach's Alpha Composite Reliability
Kinerja (Y) 0,942 0,956
Motivasi (Z) 0,845 0,907
Pelatihan (X1) 0,895 0,923
Pengembangan Karir
0,884 0,921
(X2)
Sumber: Data Olahan SmartPLS, 2023
Hasil pemeriksaan komposit reliabilitas menunjukkan bahwa semua indikator
memiliki nilai composite reliability dan cronbach’s alpha’s > 0,60 sehingga
semua indikator memenuhi syarat komposit reliabilitas.
c. Pengujian Validitas Diskriminan (Discriminat Validity)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar perbedaan antar
variabel. Nilai yang dilihat dalam pengujian ini adalah nilai average variance
extracted (AVE) yang diperoleh sebagai hasil estimasi dimana nilainya harus
> 0,50 sehingga dapat dinyatakan valid. Hasil pemeriksaan reliabilitas
komposit dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11
Nilai Average Variance Extracted (AVE)
Average Variance Extracted (AVE)
Kinerja (Y) 0,813
Motivasi (Z) 0,764
Pelatihan (X1) 0,706
Pengembangan Karir (X2) 0,745
Sumber: Data Olahan SmartPLS, 2023
Hasil pemeriksaan komposit reliabilitas menunjukkan bahwa semua indikator
memiliki nilai average variance extracted (AVE) > 0,70 sehingga semua
indikator memenuhi syarat komposit reliabilitas.
b. Nilai R-Square variabel kinerja (Y) sebesar 0,619 artinya variasi perubahan
kinerja dapat dijelaskan oleh pelatihan (X1), pengembangan karir (X2) dan
motivasi (Z) sebesar 61,9% sedangkan sisanya 38,1% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak terdapat di dalam penelitian ini.
b. Analisis Pengaruh Langsung
Uji hipotesis pengaruh pada penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai
signifikansi pengaruh antar variabel melalui prosedur bootstrapping, yang
tercermin pada nilai t-statistic dan p-value tiap jalur hubungan antar variabel yang
dihipotesiskan dalam penelitian ini. Hipotesis penelitian dapat dinyatakan diterima
apabila nilai t-statistic (pada level signifikansi 5%) > 1,96, dan p-value < 0,050.
Hasil pengujian hipotesis penelitian berupa pengujian pengaruh langsung antar
variabel tercermin pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13
Path Coeficient
Original T Statistics
P Values
Sample (O) (|O/STDEV|)
Pelatihan (X1) -> Motivasi (Z) 0,285 2,544 0,011
Pengembangan Karir (X2) -> Motivasi (Z) 0,432 3,502 0,001
Motivasi (Z) -> Kinerja (Y) 0,268 2,888 0,004
Pelatihan (X1) -> Kinerja (Y) 0,137 1,110 0,267
Pengembangan Karir (X2) -> Kinerja (Y) 0,469 3,744 0,000
Sumber: Data olahan SmartPLS, 2023
Berdasarkan Tabel 4.13 di atas dapat dilihat hasil perhitungannya sebagai
berikut:
1. Hipotesis 1
Hubungan variabel pelatihan (X1) terhadap motivasi (Z) adalah signifikan
dengan nilai t-statistic 2,544 > 1,96, nilai p-value 0,011 < 0,05 serta nilai
original sampel bernotasi positif 0,285, maka hipotesis terdapat pengaruh
pelatihan kerja terhadap motivasi pegawai ATR/BPN Kubu Raya diterima.
2. Hipotesis 2
Hubungan variabel pengembangan karir (X2) terhadap motivasi (Z) adalah
signifikan dengan nilai t-statistic 3,502 > 1,96, nilai p-value 0,001 < 0,05 serta
nilai original sampel bernotasi positif 0,432, maka hipotesis terdapat pengaruh
75
6. Hipotesis 6
Variabel motivasi (Z) memediasi pengaruh pelatihan (X1) terhadap kinerja (Y)
adalah signifikan dengan nilai t-statistic 2,196 > 1,96, nilai p-value 0,029 <
0,05 serta nilai original sampel bernotasi positif 0,077, maka hipotesis motivasi
mampu memdiasi pengaruh pelatihan terhadap kinerja pegawai ATR/BPN
Kubu Raya diterima.
7. Hipotesis 7
Variabel motivasi (Z) memediasi pengaruh pengembangan karir (X2) terhadap
kinerja (Z) adalah signifikan dengan nilai t-statistic 2,133 < 1,96, nilai p-value
0,033 < 0,05 serta nilai original sampel bernotasi positif 0,116 maka hipotesis
motivasi mampu memdiasi pengaruh pengembangan karir terhadap kinerja
pegawai ATR/BPN Kubu Raya diterima.
persepsi yang positif terhadap kualitas dan efektivitas pelatihan yang diberikan di
kantor ATR/BPN Kubu Raya. Sedangkan, dari data tanggapan responden terhadap
variabel motivasi (Z), didapatkan bahwa mayoritas responden memberikan
penilaian positif terhadap aspek-aspek motivasi dengan skor rata-rata 3,44 yang
juga dikategorikan sebagai "baik". Artinya, responden merasa memiliki motivasi
yang baik terkait kebutuhan akan prestasi, afiliasi, dan kekuasaan. Data
karakteristik responden yang menunjukkan adanya persepsi positif terhadap
pelatihan (X1) dan tanggapan responden yang menunjukkan adanya tingkat
motivasi yang baik (Z), serta hasil analisis statistik yang menunjukkan pengaruh
yang signifikan dan arah positif antara kedua variabel tersebut, hipotesis bahwa
terdapat pengaruh pelatihan kerja terhadap motivasi pegawai ATR/BPN Kubu Raya
diterima. Hal ini menandakan bahwa pelatihan kerja yang diberikan di kantor
tersebut memiliki peran positif dalam meningkatkan motivasi pegawai dan dapat
memberikan dampak positif pada kinerja dan kualitas kerja mereka.
Hal ini sejalan pendapat ahli Mangkunegara (2017) salah satu teknik untuk
memotivasi karyawan dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
karyawan. Penelitian ini memperkuat studi empiric yang dilakukan oleh Syafitri
(2019). Menurut Primajaya (2013) ada pengaruh positif dari pelatihan terhadap
motivasi kerja dan kinerja karyawan. Ismenia (2014) dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa program pelatihan dan motivasi berpengaruh positif signifikan
secara simultan terhadap kinerja. Lia (2015) menunjukkan bahwa pelatihan kerja
dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Fathindra (2014) mengemukakan bahwa pelatihan dan motivasi kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan
Sugrinngsih, Iskandar (2015) tentang pengaruh pelatihan dan motivasi karyawan
terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank XYZ kota Bandung.
dari 1,96, serta nilai p-value sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05 (tingkat
signifikansi). Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara pengembangan
karir (X2) dengan motivasi pegawai (Z) di kantor ATR/BPN Kubu Raya. Selain itu,
nilai original sampel bernotasi positif sebesar 0,432 menunjukkan bahwa hubungan
antara pengembangan karir dan motivasi memiliki arah positif. Ini berarti semakin
tinggi tingkat pengembangan karir yang didapatkan oleh pegawai, semakin tinggi
pula tingkat motivasi yang mereka miliki. Dari data karakteristik responden,
diketahui bahwa mayoritas responden memberikan tanggapan positif terhadap
variabel pengembangan karir (X2) dengan skor rata-rata 3,43 yang dikategorikan
sebagai "baik". Artinya, responden memiliki persepsi yang positif terhadap upaya
pengembangan karir yang ada di kantor ATR/BPN Kubu Raya. Data tanggapan
responden terhadap variabel motivasi (Z), didapatkan bahwa mayoritas responden
memberikan penilaian positif terhadap aspek-aspek motivasi dengan skor rata-rata
3,44 yang juga dikategorikan sebagai "baik". Artinya, responden merasa memiliki
motivasi yang baik terkait kebutuhan akan prestasi, afiliasi, dan kekuasaan.
Motivasi yang tinggi ini dapat memberikan dampak positif pada kinerja dan kualitas
kerja pegawai, karena mereka lebih cenderung berkomitmen untuk mencapai hasil
yang lebih baik. Dengan demikian, berdasarkan data karakteristik responden yang
menunjukkan adanya persepsi positif terhadap pengembangan karir (X2) dan
tanggapan responden yang menunjukkan adanya tingkat motivasi yang baik (Z),
serta hasil analisis statistik yang menunjukkan pengaruh yang signifikan dan arah
positif antara kedua variabel tersebut, hipotesis bahwa terdapat pengaruh
pengembangan karir terhadap motivasi pegawai ATR/BPN Kubu Raya diterima.
Hal ini menandakan bahwa upaya pengembangan karir yang dilakukan di kantor
tersebut memiliki peran positif dalam meningkatkan motivasi pegawai dan dapat
memberikan dampak positif pada kinerja dan kualitas kerja mereka. Hal ini sejalan
dengan hasil dari penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu oleh Napitupulu,
et al., (2017), Dialoke & Nkechi (2017), dan Dewi & Utama (2016) yang
menyatakan bahwa pengembangan karier memiliki pengaruh signifikan dan positif
terhadap motivasi. Pengembangan karier yang dilaksanakan perusahaan ini telah
79
memberikan motivasi terhadap karyawan untuk selalu memberikan hasil yang baik
untuk perusahaan.
ditetapkan tujuan spesifik, ketika tujuan sulit tetapi diterima dan ketika ada umpan
balik kinerja. Dalam penelitian ini juga dikatakan bahawa motivasi karyawan
mempengaruhi kinerja karyawan. Penelitian berjudul “The Role of Job Motivation
and Job Satisfaction in Mediating theEffect of Teacher’s Certification on The
Teacher’s Performance in Gorontalo Elementary” diteliti oleh Sudjatno (2018),
dengan menggunakan teori Hasibuan (2017) motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja
sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan.
Pengaruh positif dari pengembangan karir terhadap motivasi pegawai ini
dapat memberikan berbagai manfaat bagi kantor ATR/BPN Kubu Raya. Karyawan
yang termotivasi cenderung lebih bersemangat dalam melaksanakan tugas-
tugasnya, lebih kreatif dalam menghadapi tantangan, dan berkomitmen tinggi untuk
mencapai hasil yang lebih baik. Dengan meningkatnya motivasi pegawai, kantor
dapat mengharapkan peningkatan kinerja dan kualitas kerja secara keseluruhan.
Selain itu, karyawan yang termotivasi juga cenderung memiliki tingkat kepuasan
kerja yang lebih tinggi, yang dapat berdampak pada tingkat retensi pegawai yang
lebih baik dan mengurangi turnover.
tertentu yang tidak terlalu relevan atau tidak memberikan dampak yang signifikan
pada kinerja pegawai. Sehingga, meskipun ada pengaruh pelatihan, tidak semua
jenis pelatihan dapat secara signifikan meningkatkan kinerja pegawai.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Hok, et al.
(2014), Mangkunegara dan Agustine (2016), dan Pakpahan, et al. (2014) yang
menyatakan pelatihan tidak berpengaruh terhadap kinerja. Dapat dijelaskan bahwa
pelatihan belum menjadi variabel yang mempengaruhi kinerja karyawan. Pada
dasarnya karyawan sangat membutuhkan potensi khusus yang mendukung
pekerjaan, sehingga kompetensi dianggap lebih penting dari pelatihan. Hasil ini
sesuai dengan penelitian Safitri (2013) yang menjelaskan bahwa, tidak ada
pengaruh yang signifikan antara pelatihan terhadap kinerja karyawan karena
pelatihan dilaksanakan hanya untuk meningkatkan prestasi kerja.
terhadap kinerja karyawan. Begitu juga penelitian yang dilakukan Bianca dkk.
(2013), Kakui (2016), serta Napitupulu (2017).
pengembangan karir (X2) terhadap kinerja (Y) pegawai ATR/BPN Kubu Raya
menunjukkan bahwa upaya pengembangan karir yang dilakukan di kantor tersebut
memberikan dampak positif pada motivasi pegawai, yang pada gilirannya
berkontribusi pada peningkatan kinerja. Hal ini menunjukkan pentingnya perhatian
terhadap pengembangan karir yang efektif untuk meningkatkan motivasi dan
kinerja pegawai. Hasil penelitian ini menegaskan penelitian sebelumya yang
dilakuka oleh Sesi & Suwandana (2020).
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar Pelatihan Dan
Pengembangan Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Motivasi Sebagai Variabel
Intervening Studi Kasus ATR/BPN Kubu Raya. Berdasarkan hasil uji statistik,
kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1) Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi. Dapat
diketahui bahwa dengan pelatihan yang semakin baik, akan meningkatkan
motivasi karyawan ATR/BPN Kubu Raya.
2) Pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi.
Dapat diketahui bahwa dengan program pengembangan karir yang baik, maka
akan meningkatkan motivasi karyawan ATR/BPN Kubu Raya.
3) Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Dapat diketahui
bahwa dengan motivasi yang tinggi dapat meningkatkan kinerja karyawan
ATR/BPN Kubu Raya.
4) Pelatihan tidak berpengaruh terhadap kinerja. Dapat diketahui bahwa
pelatihan bukanlah faktor yang dapat meningkatkan atau menurunkan kinerja
karyawan ATR/BPN Kubu Raya.
5) Pengembangan karir berpengaruh terhadap kinerja. Dapat diketahui bahwa
dengan program pengembangan karir yang baik, maka akan meningkatkan
kinerja karyawan ATR/BPN Kubu Raya.
6) Motivasi memediasi pengaruh pelatihan terhadap kinerja. Sehingga dapat
diketahui bahwa dengan pelatihan dapat meningkatkan motivasi yang pada
akhirnya berdampak pada peningkatan kinerja karyawan ATR/BPN Kubu
Raya.
7) Motivasi memediasi pengaruh pengembangan karir terhadap kinerja.
Sehingga dapat diketahui bahwa dengan program pengembangan karir dapat
meningkatkan motivasi yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan
kinerja karyawan ATR/BPN Kubu Raya.
85
86
5.2 Rekomendasi
1. Bagi Peneliti
a. Nilai R-Square variabel motivasi sebesar 0,458 artinya variasi perubahan
motivasi dapat dijelaskan oleh variabel pelatihan dan pengembangan karir
sebesar 45,8% sedangkan sisanya 54,2% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak terdapat di dalam penelitian ini, sehingga dapat diteliti lebih lanjut
tentang faktor-faktor seperti gaya kepemimpinan, lingkungan kerja,
dukungan atasan, dan reward system dapat menjadi variabel tambahan yang
relevan untuk diteliti dalam hubungannya dengan motivasi.
b. Nilai R-Square variabel kinerja sebesar 0,619 artinya variasi perubahan
kinerja dapat dijelaskan oleh pelatihan, pengembangan karir dan motivasi
sebesar 61,9% sedangkan sisanya 38,1% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak terdapat di dalam penelitian ini, sehingga dapat diteliti lebih lanjut
tentang faktor-faktor seperti kepuasan kerja, komitmen organisasi, atau self-
efficacy.
c. Mengidentifikasi variabel mediasi yang berbeda dapat memberikan
wawasan tambahan tentang mekanisme yang terlibat dalam pengaruh
variabel-variabel utama terhadap kinerja pegawai.
d. Untuk memperdalam pemahaman tentang hubungan antara variabel-
variabel yang diteliti, peneliti dapat melanjutkan dengan studi longitudinal
yang melibatkan pengukuran variabel-variabel dalam jangka waktu yang
lebih lama. Selain itu, penelitian dapat dilakukan pada konteks lain atau
organisasi yang berbeda untuk melihat sejauh mana hasil-hasil penelitian ini
dapat diterapkan secara lebih luas.
e. Peneliti dapat melakukan evaluasi lebih mendalam terhadap program
pengembangan karir yang ada di kantor ATR/BPN Kubu Raya. Evaluasi ini
dapat membantu mengidentifikasi aspek-aspek program yang telah berhasil
dan dapat ditingkatkan, serta memahami lebih baik efeknya terhadap
motivasi dan kinerja pegawai.
f. Dalam penelitian selanjutnya, peneliti dapat mempertimbangkan untuk
memperluas sampel responden dengan melibatkan lebih banyak pegawai
87
dari berbagai bagian atau divisi dalam organisasi. Hal ini dapat memberikan
perspektif yang lebih komprehensif tentang variabilitas dalam tanggapan
terhadap variabel yang diteliti.
g. Selain kantor ATR/BPN Kubu Raya, peneliti dapat melakukan analisis
perbandingan dengan kantor atau organisasi lain dalam sektor yang sama
atau berbeda. Hal ini dapat membantu melihat sejauh mana temuan
penelitian ini bersifat unik atau generalisasi dari karakteristik dan konteks
khusus di kantor ATR/BPN Kubu Raya.
2. Bagi Manajemen Kantor ATR/BPR
a. Manajemen ATR/BPN Kubu Raya dapat mempertimbangkan untuk
meningkatkan program pengembangan karir yang ada.
b. Manajemen dapat memperkuat inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan
motivasi pegawai. Misalnya, memberikan apresiasi atas prestasi,
memberikan kesempatan untuk pengembangan karir, dan menciptakan
lingkungan kerja yang mendukung dan inspiratif dapat menjadi beberapa
cara untuk meningkatkan motivasi pegawai.
c. Melalui hasil penelitian yang menunjukkan hubungan positif antara
pelatihan dan kinerja, manajemen dapat memprioritaskan evaluasi kinerja
karyawan secara teratur dan menyediakan pelatihan yang relevan dan efektif
untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan mereka.
d. Manajemen dapat bekerja sama dengan tim HR atau departemen pelatihan
untuk memastikan program pelatihan disusun dengan baik dan berorientasi
pada hasil. Evaluasi program secara berkala akan membantu
mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan memastikan investasi
dalam pelatihan memberikan manfaat yang optimal bagi karyawan dan
organisasi.
penelitian bisa menjadi lebih representatif dan generalisasi yang lebih luas
dapat diberikan jika ukuran sampel diperbesar.
b. Data karakteristik responden yang dianalisis mungkin tidak mencakup semua
variabel yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, seperti latar belakang
pendidikan, pengalaman kerja sebelumnya, atau faktor-faktor pribadi lainnya
yang dapat mempengaruhi motivasi dan kinerja pegawai.
c. Penggunaan kuesioner sebagai alat pengumpulan data dapat menyebabkan
adanya bias jawaban atau kurangnya tingkat kejujuran dalam respons.
d. Penelitian ini didasarkan pada data yang dikumpulkan pada waktu tertentu, dan
situasi atau kondisi dapat berubah seiring berjalannya waktu. Data yang
dikumpulkan mungkin tidak mencerminkan situasi atau kondisi yang berlaku
di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, W., Hartono. (2015). Partial Least Square (PLS). Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Adi, N. P., & Kurniawan, Y. (2018). Meningkatkan Higher Order Thinking Skill
Dan Sikap Terbuka Melalui Media Pembelajaran Android. Journal Of
Komodo Science Education, 1(01), 79-94.
Anwar. (2017). Pengaruh Motivasi Kerja dan Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai (studi pada karyawan perusahaan daerah air minum PDAM Kota
Malang). Jurnal Universitas Brawijaya, Vol. 12, No. 2, Hal: 1-10.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang
Ismenia, Boe. (2014). Pengaruh Program Pelatihan dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dikantor Kepresidenan Republik Timor
Leste. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Vol. 3. No.10.
Halaman 559-580.
89
90
Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Depok:
PT Rajagrafindo Persada
Ma’ruf, & Ummul, Chair. (2020) . Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Pt. Nirha Jaya Tehnik Makassar. Jurnal Brand, Vol
2(1),ISSN : 2715-4920
Nur, Adha Risky; Qomariah, Nurul & Hafidzi, Achmad Hasan. (2019). Pengaruh
Motivasi Kerja Lingkungan Kerja Budaya Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Dinas Sosial Kabupaten Jember. Jurnal Penelitian Ipteks. Vol. 4
No. 1.
Priyatno, Duwi. (2013). Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate dengan SPSS.
Yogyakarta : Gava Media
Ramli, Abdul Haeba & Yudhistira, Rizki. (2018). Pengaruh Pengembangan Karir
terhadap Kinerja Pegawai melalui Komitmen Organisasi pada PT.
Infomedia Solusi Humanika di Jakarta. Seminar Nasional Cendekiawan ke
4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 – 8696.
Sarwono, Jonathan. (2018). Statistik untuk Riset Skripsi. Yogyakarta : Andi Offset
Suryantiko, D., dan Lumintang. 2018. Pengaruh Pelatihan Keja Dan Pengembangan
Karir Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Air Manado). Jurnal
EMBA. Vol.6(1):351-360.
Tanujaya, Lia Riantika. (2015). Pengaruh Pelatihan Kerja dan Motivasi Kerja Pada
Kinerja Karyawan Departemen Produksi PT. Coronet Crown Surabaya.
Jurnal AGORA Vol. 3. No.1. Halaman 1-7
92
Uhing Yantje, Ratu Andrey R.H Dan Adolfina. (2019). Pengaruh Pengalaman
Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Rumah Makan Dimanado.
Jurnal EMBA. Vol.7 No.1.
Usia :
Masa Kerja :
Pendidikan Terakhir :
III. Pernyataan
Berilah tanda checklist (√) pada salah satu jawaban yangpaling
sesuai menurut Bapak/Ibu/Saudara.
93
94
A. Pelatihan (X1)
Frekuensi Jawaban Responden
Pelatihan SS S KS TS STS
No.
5 4 3 2 1
Indikator Sasaran :
Frekuensi Jawaban
Motivasi Kerja Responden
No. SS S KS TS STS
5 4 3 2 1
Indikator Kebutuhan Akan Prestasi :
Saya mencoba dengan sangat teliti untuk
1.
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan
Saya menikmati kepuasan dari penyelesaian tugas
2.
yang sulit
Indikator Kebutuhan Akan Afliasi :
Indikator Kuantitas :
Indikator Kualitas :
Indikator Kehadiran :
R Square
R Square R Square Adjusted
Kinerja (Y) 0,619 0,609
Motivasi (Z) 0,458 0,449
97
98
Cross Loadings
Path Coefficients
Specific Indirect
Effects
PLS Bootstrapping
100
PLS Algorithm