Anda di halaman 1dari 17

Riset Mengenai Efektivitas Layanan Telekonsultan di Indonesia

Research Regarding the Effectiveness of Teleconsulting Services in


Indonesia

DIUSULKAN OLEH :

Shanaya Lubna Dio; 1205220080


Reza Rahma Amalia; 1205220045
Aisyah Azzahra; 1205220041

INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM


SURABAYAKOTA SURABAYA
2023
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

1. Judul Kegiatan : Pekan Ilmiah


Mahasiswa
2. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Shanaya Lubna Dio
b. NIM 1205220080
c. Jurusan : Bisnis digital
d. Universitas/Institut :Institut Teknologi
TelkomSurabaya
e. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Jl. Ketintang Baru
XVII no.
35 Surabaya /
082335596941
f. Email :
shanayaalbd@gmail.com
3. Anggota Pelaksana
Kegiatan/PenulisAnggota I
:
a. Nama Lengkap : Reza Rahma Amalia
b. NIM 1205220045
c. Jurusan : Bisnis digital
d. Universitas/Institut :Institut Teknologi
TelkomSurabaya
e. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Jl. Ketintang Baru IX
no.
26ASurabaya/0858153
48321
f. Email :
rezaamalia67@gmail.comAnggota II :
a. Nama Lengkap : Aisyah Azzahra A.N.
b. NIM 1205220041
c. Jurusan : Bisnis digital
d. Universitas/Institut :Institut Teknologi
TelkomSurabaya
e. Alamat Rumah dan No. Telp/HP :Perum Griyaloka blok
F5
No.21 /
0881026970075
f. Email :
aisyah.azzahra232@gmail.com

4. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Wachda Yuniar
Rochmah,S.M.,
M.M.
b. NIDN/NIDK 0701069701
c. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Ds. Mojoranu,
RT.010,
RW.003, Kec. Dander,
Kab.
Bojonegoro/08223432
0272
Surabaya, 28-Juni-2023
Menyetujui,
Kegiatan,
Wakil Dekan FTIB Ketua Pelaksana

(Yupit Sudianto, S.Kom., M.Kom.) (Shanaya Lubna Dio)


NIP. 20860017 NIM. 1205220080

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dosen Pendamping,

(Agoes Windarto, S.T., M.M.) (Wachda Yuniar Rochmah,S.M.,


NIP/NIK. 15720039 M.M.) NIDN. 0701069701
ABSTRAK
Akhir - akhir ini, masih terdapat banyak kasus mengenai keterlambatan responsi
terhadap pasien yang dapat mengancam nyawa sehingga menjadi masalah yang
serius. Dikutip dari detikNews pada Kamis, 05 Mar 2020, Ikas Choirul selaku ayah
dari pasien telat penanganan di salah satu rumah sakit di Surabaya menyatakan
bahwah beliau sudah mengantri sekitar 4 jam namun tidak juga segera ditangani.
Hal itu teradi karena beliau berobat menggunakan Asuransi BPJS dalam proses
administrasi. Oleh karena itu,diperlukan aplikasi telekonsultasi yang tepat dengan
ketentuan dasar pelayanankesehatan. Dengan begitu, Pasien yang ingin sekedar
berkonsultasi dapat mengakses aplikasi, sehingga pasien yang memang harus
ditangani lanjut tidak mengalami antrian yang terlalu lama. Karya ilmiah ini
bertujuan untuk membandingkan keefektifan berbagai aplikasi telekonsultasi lain
yang dianggap lebih baik dan memberikan inovasi tambahan terkait variabel yang
sudah ada. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah studi literatur yaitu
mengumpulkan data dari berbagai sumber dan metode benchmarking meliputi
perbandingan dari berbagai analisa untuk membuat suatu inovasi baru. Dengan
adanya karya ilmiah ini diharapkan dapat mengurangi keluhan keterlambatan
pelayanan kesehatan dan dapat lebih mempermudah pasien untuk konsultasi
kesehatan.

kata kunci: telekonsultasi, kesehatan, pelayanan

ABSTRACT
Lately, there are still many cases of delayed response to patients which can be life
threatening so that it becomes a serious problem. Quoted from detikNews on
Thursday, 05 Mar 2020, Ikas Choirul, as the father of a patient who was late for
treatment at a hospital in Surabaya, stated that he had waited in line for about 4
hours but was not immediately treated. This happened because he was treated using
BPJS Insurance in the administrative process. Therefore, an appropriate
teleconsultation application is needed with the basic provisions of health services.
That way, patients who just want to consult can access the application, so patients
who really need further treatment don't experience too long queues. This scientific
work aims to compare the effectiveness of various other teleconsulting applications
that are considered better and provide additional innovations related to existing
variables. The method used in this research is literature study, which collects data
from various sources and benchmarking methods include comparisons of various
analyzes to create a new innovation. With this scientific work, it is hoped that it can
reduce complaints of delays in health services and can make it easier for patients
to seek health consultations.

keywords: teleconsultation, health, service


PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan kebutuhan primer pada manusia untuk


memperoleh kesejahteraan, dan menjadi hak bagi setiap warga Negara. Pada
lingkup nasional, Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan. Saat ini banyak kasus keterlambatan
penanganan pasien yang berakibat fatal, khususnya untuk pasien yang
menggunakan layanan bpjs. Maka dari itu, kami membuat gagasan yang
bertujuan untuk mempermudah masyarakat mendapatkan layanan kesehatan
dengan praktis dan cepat, menggunakan layanan kesehatan yang berbentuk
mobile. Adapun kasus yang terjadi di tahun 2022, salah satunya yaitu Wali
Kota Surabaya Eri Cahyadi yang tengah memarahi sejumlah staf dan
manajemen RSUD Dr. Soewandhie Surabaya lantaran pelayanan yang
dinilai lambat pada Senin (28/11/2022).Perkembangan dan kemajuan di
dunia digital berhasil mempengaruhi banyak bidang, salah satunya di bidang
kesehatan. Adapun fungsi dari aplikasi kesehatan ini antara lain yaitu
mempercepat jalanya registrasi dan administrasi, mempermudah konsultasi
melalui jarak jauh atau melalui ponsel, mempermudah pasien untuk
mendapatkan pelayanan dirumah melalui fitur aplikasi telemedicine, dan
masih banyak lagi. Tentunya dalam mendukung keberhasilan suatu platform
Kesehatan dalam membantu pelayanan masyarakat dibutuhkan fitur-fitur
yang berkualitas dan juga efektif untuk digunakan. Fitur-fitur dapat
dinyatakan efektif apabila dapat memenuhi syarat dasar fitur yang sudah
ditetapkan dan juga memberi dampak yang besar bagi pasien di Indonesia.
TUJUAN
Tujuan dari Karya Tulis Ilmiah ini yaitu untuk mengtahui efektivitas
Telekonsultan yang ada di Indonesia. Dengan melakukan analisis di
beberapa aplikasi telemedicine yang popular berdasarkan data yang
tersedia. Output dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah jurnal penelitian
mampu memberikan alasan yang jelas mengenai efektivitas
telemedicine di Indonesia dan membenahi dengan cara
menyampaikan ide gagasan baru yang diharapkan dapat membantu
masyarakat di Indonesia.
METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dan benchmarking. Studi
literatur bertuiuan untuk menemukan variabel yang akan di teliti, membedakan hal
- hal yang sudah ada dan menentukan hal yang perlu ditambahkan dari sebelumnya,
melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru, serta menentukan makna yang
berhubungan antar variabel. Sumber literatur yang digunakan dalam penelitian in
meliputi sumber berupa jurnal elektronik, laporan periodik yang dikeluarkan ole
BPS (Badan Pusat Statistik) dan artikel elektronik. Dari literatur yang diperoleh,
permasalahan tentang e-health di indonesia belum banyak dibahas termasuk tentang
aplikasi pelayanan kesehatan telekonsultasi.Pengumpulan data analisa tentang
berbagai aplikasi pelayanan kesehatan dan data persentase keluhan layanan
kesehatan di indonesia dilakukan sebagai pendukung kuat kajian literatur yang telah
dilakukan. Cresweell, 1944, menyebutkan Creswell, 1994, menyebutkan
langkahdalam pengumpulan data yang meliputi 1) penentuan batasan penelitian
atau masalah, 2) pengumpulan informasi melalui observasi, wawancara, dokumen,
dan benda visual lainnya, serta 3) membangun protokol untuk merekam informasi
tersebut.Metode kedua melalui benchmarking.Benchmarking merupakan metode
yang digunakan dalam proses peningkatan performansi dengan menciptakan hal
baru melalui inovasi atau continuous improvement dengan cara perbandinganpada
sistem telekonsultasi lain yang dianggap lebih baik. Bagian yang diperbandingkan
adalah keefektifan aplikasi terhadap ketentuan layanan dasar yang harus ada atau
bagian yang sejenis baik secara internal maupun eksternal.Dengan melakukan
proses benchmarking, pihak manajemen dapat menentukan langkah taktis strategis
dalam meningkatkan performansi manajemen.Terdapat empat tipe benchmarking
yaitu internal, kompetitif, fungsional, dan generik atau umum. Tahapan proses
benchmarking meliputi (1) perumusan masalah, (2) menentukan rekanan
pembanding, (3) menentukan metode pengumpulan data, (4) pengumpulan data,(5)
menganalisa perbandingan, (6) mengkomunikasikan hasil temuan, (7) membuat
rencana strategis, dan (8) monitoring perkembangan benchmarking.Sebagai metode
turnan dari Kaizen (continous improvement), selalu dilakukan monitoring
peningkatan maupun anomali dalam pelaksanaan rencana strategis. Dalam
penelitian ini, metode benchmarking dibatasi sampai pada analisa perbandingan dan
dilanjutkan pada analisa potensi internal dalam penerapan telekonsultasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Telekonsultan di Indonesia
Telekonsultan di Indonesia telah diatur melalui Permenkes Nomor 20 tahun 2019
Telekonsultasi Klinis merupakan salan satu jenis pelayanan telemedicine.
Telekonsultasi klinis merupakan pelayanan konsultasi klinis jarak jauh untuk
membantu menegakkan diagnosis, dan/tau memberikan pertimbangan/saran tata
laksana. Telekonsultasi klinis dapat dilakukan secara tertulis, suara, dan/atau video
dilaksanakan oleh tenaga. Kesehatan vang memiliki surat izin praktik di Layanan
Kesehatan penyelenggara.Fasyankes pemberi konsultasi adalah fasyankes yang
menerima permintaan dan memberikan pelayanan konsultasi telemedicine, yaitu
rumah sakit milk pemerintah pusat, daerah, dan swasta. Sedangkan, fasyankes
peminta konsultasi adalah fasyankes yang mengirim permintaan konsultasi
telemedicine, berupa rumah sakit, fasyankes tingkat pertama dan fasyankes lain.
Jenis-jenis fasyankes tersebut jika merujuk pada Pasal 4 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
terdiri atas: tempat praktik mandiri tenaga kesehatan; pusat kesehatan
masyarakat;klinik; rumah sakit; apotek; unit transfusi darah; laboratorium
kesehatan; optikal; fasilitas pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum; dan
fasilitas pelayanan kesehatan tradisional.Fayankes pemberi maupun peminta
konsultasi waiib melakukan registrasi vang diajukan kepada Menteri Kesehatan
melalui Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Pada Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 20 Tahun 2019
Pasal 12 ayat (2) menyebutkan aplikasi telemedicine disediakan oleh Kementerian
Kesehatan. Telekonsultasi di Indonesia hanya dapat dilaksanakan apabila
terintegrasi dengan Fasyankes penyelenggara telekonsultasi yang teregistrasi
dengan Kementerian Kesehatan.Pertanggungjawaban dalam pelaksanaan
telekonsultasi tentunya berada pada pihak penyedia layanan. Pelayanan kesehatan
berbasis telekonsultasi telemedicine menyebabkan penggunaan aplikasi dan
platform menjadi terkomputerisasi dan secara langsung meletakkan tanggungjawab
hukum pada tenaga kesehatan apabila terjadi tindak pidana cyber. Pada
telekonsultasi, rekam medis menjadi hal yang penting karena dokter dan pasien
tidak bertemu secara langsung, sehingga hal ini kemudian dapat memunculkan
potensi resiko miss interpretasi akibat data klinis berupa rekam medis pasien yang
tidak lengkap. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008
Pasal 2 ayat (1), rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau
secara elektronik. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Pasal 47 ayat (2),
disebutkan bahwa rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh
dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai
juga dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2012 Pasal 4 ayat (1)
yang menyatakan bahwa semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran
dan/atau menggunakan data dan informasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia
kedokteran. Hal ini mutlak bahwa rekam medis setiap orang harus dijaga
kerahasiaannya oleh klinisi, petugas pengelola dan pimpinan sarana kesehatan
termasuk pada startup telekonsultasi.

B. Pelaksanaan Telekonsultasi

Pada pelaksanaan telekonsultasi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


20
Tahun 2019 Pasal 3 ayat 6 dan ayat 7, telekonsultasi dapat dilakukan secara tertulis,
suara, dan/atau video dan harus terekam dan tercatat dalam rekam medis sesai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 Pasal 2 ayat (1), ream medis harus dibuat secara
tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik. Pada telekonsultasi, ream meds
menjadi hal yang penting karena dokter dan pasien tidak bertemu secara langsung,
sehingga hal in kemudian dapat memunculkan potensi resiko miss interpretasi
akibat data klinis berupa rekam medis pasien yang tidak lengkap. Dalam diktum
ketujuh angka 1 Kepmenkes Nomor HK.02.02/Menes/409/2016 tentang Rumah
Sakit Uji Coba Program Pelayanan Telemedisin Berbasis Video-Conference dan
Teleradiologi menyebutkan "tugas rumah sakit yang diampu salah satunya yaitu
memberikan informasi medis (rekam medis) pasien kepada rumah sakit pengampu
untuk kepentingan proses konsultasi, pendidikan dan penelitian".Undang-Undang
Nomor 29 Tahun 2004 Pasal 47 ayat (2) menyebutkan bahwa rekam medis juga
harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan
pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

C. Efektivitas Telekonsultan/Telemedicine di Indonesia

Untuk mengetahui efektivitas telemedicine di Indonesia, di perlukan analisis fitur-


fitur yang ada dalam sebuah platform atau aplikasi telekmedicine. Berdasarkan data
yang diperoleh dari Buku Petunjuk Teknis Pelayanan Telemedicine oleh
Kementrian Kesehatan, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Direktorat
Pelayanan Kesehatan Rujukan, Subdirektorat Pelayanan Penunjang (2019), jenis
layanan kedokteran online harus meliputi:
1. Komunikasi/Konsultasi Dan Supervisi Antara Staf Medis
 Telekonsultan
 Interaksi tatap muka langsung antara pasien dan staf yang dihubungi
melalui telemedis
 Homecare dengan dokter/perawat
2. Ekspertise
 Teleradiology/ tele EKGdan tele USG
 Pembacaan Pemeriksaan Penunjang
 Kualitas Image harus baik
3. Konsultasi Antara Dokter dan Pasien
 Interaksi jarak jauh antara Dokter-Pasien
 Konsultasi Kesehatan melalui ponsel
Data diatas digunakan sebagai acuan yang memuat fitur-fitur dasar telemedicine
dalam menganalisis keefektivitasan platform/aplikasi telemedicine di Indonesia.
Jika platform sudah memenuhi fitur-fitur yang memuat data di atas maka aplikasi
tersebut dapat dinyatakan layak untuk digunakan. Berikut ini merupakan table
analisis dari 3 platform atau aplikasi telemedicine yang popular keberadaannya di
Indonesia:
No Fitur Aplikasi Telemedicine
Halodoc Alodokter Klikdokter
1. Chat Dokter Ada Ada Ada
2. Buat Janji Offline Ada Ada Ada
3. Toko Kesehatan Ada Ada Ada
4. Layanan Lab Ada Ada Ada
5. Asuransi Ada Tidak Ada Tidak Ada
6. Layanan Kesehatan Ada Ada Ada
Mental
7. Konsultasi/Perawatan Ada Ada Ada
Penyakit
8. Resep Obat Ada Ada Ada
9. Imunisasi Ada Ada Ada
10. Vaksin Ada Ada Ada
11. Kalkulator BMI Ada Ada Ada
12. Artikel Kesehatan Ada Ada Ada
13. Interaksi Tatap Muka Ada Ada Ada
14. Homecare Ada Ada Ada
15. Pembacaan Surat Ada Ada Ada
Keterangan Pemeriksaan
Penunjang
16. Teleradiology/ tele EKG Ada Ada Ada
dan tele USG
17. Kualitas gambar Ada Ada Ada
Teleradiology/ tele EKG
dan tele USG jelas
Tabel Analisis Aplikasi Medicine di Indonesia
Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa Halodoc merupakan Aplikasi dengan ke-
efektivan yang tinggi dibandingkan dengan Aplikasi Alodokter dan Klikdokter.
Aplikasi Alodoc dan Klikdokter masih belum mempunyai fitur yang terhubung
langsung dengan asuransi, dimana asuransi ini memiliki peran yang tinggi dalam
administrasi Kesehatan bagi masyarakat Indonesia.Fitur tersebut akan sangat
membantu pasien asuransi untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan mudah
mengingat banyaknya kasus mengenai telatnya penanganan pasien pengguna
asuransi. Oleh karena itu diperlukan pengembangan khusus mengenai fitur yang
berhubungan langsung dengan asuransi yang dikemas secara mudah dan tentunya
dapat mempercepat proses penanganan pasien pengguna asuransi di Indonesia.
KESIMPULAN

Dari pembahasan yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


keberadaan telemedicine/telekonsultan di Indonesia sangat membantu masyarakat
untuk memperoleh pelayanan dengan cepat dan mudah. Dari hasil analisis yang
dilakukan, Sebagian besar platform Kesehatan sudah memenuhi kriteria fitur dasar
yang harus ada menurut Kementrian Kesehatan.Namun ada fitur yang harus
dikembangkan lagi bagi platform-platform Kesehatan mengenai fitur asuransi. Ini
dilihat dari banyaknya kasus pasien asuransi yang mendapatkan pelayanan yang
kurang. Dengan adanya pengembangan fitur dan perbaikan sistem fitur tersebut
dapat memberi kontribusi besar bagi pasien asuransi untuk sama-sama
mendapatkan pelayanan terbaik.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih dipanjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena dengan
penyertaan- Nya, Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan sangat
baik. Ucapan Terimakasih kepada para petinggi Institut Teknologi Telkom
Surabaya yang telah mendukung proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini
terlaksana dengan baik. Terima kasih kepada Ibu Wachda Yuniar Rochmah,
S.M., M.M.sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing serta
penanggung jawab PIM (Pekan Ilmiah Remaja) sehingga proses penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Debra SS Rumegan,JML Umboh.(2015).faktor faktor yang berhubungan


denganpemanfaatan pelayanan kesehatan pad peserta BPJS kesehatan di
puskesmas paniki bawah kecamantan Mapanget kota Manak: jurnal
unsrat,5(2).
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=bpjs&btnG=
#d=gs_ qabs&t=1686470618693&u=%23p%3Dvwl1M7BZ6zAJ

Ita Listiyana & Eunike Raffy Rustiana(2017).Analisis kepuaasan


jaminan kesehatan nasional pada pengguna BPJS kesehatan di kota
Semarang: UnnesJournal of Public Health,6(1) 53-58.

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=kepuasan+b
pjs&oq
=bpjs#d=gs_qabs&t=1686471127990&u=%23p%3Dm7RUvPT1D8Q

Ika Widiastuti, (2017),Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial


(BPJS) Kesehatan di Jawa Barat: Jurnal Administrasi Publik 2 (2),91-
101.

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=bpjs&btnG=
#d=gs_ qabs&t=1686471002407&u=%23p%3D5UnXNXiisFUJ

Kompas.com (2022) Pasien di Bekasi Meninggal, Diduga karena RS


Lalai danPenanganan Terlambat
https://amp.kompas.com/megapolitan/read/2022/06/15/22334261/pas
ien-di- bekasi-meninggal-diduga-karena-rs-lalai-dan-penanganan
Bagas Prakoso Widodo & Hindriyanto Dwi Purnomo (2016).Perancangan
aplikasipencairan layanan kesehatan berbasis html 5 geolocation: Jurnal
sistem komputer 6(1) 2087-4685.

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=aplikasi+ke
sehatan
&oq=aplikasi+kese#d=gs_qabs&t=1687964599965&u=%23p%3DXP7pD
rT4FFI J

Yuni Novianti Marin Marpaung & Irwansyah(2021). Aplikasi kesehatan


digital sebagai konstruksi sosial teknologi media baru: jurnal komunikasi
dan kajian media 5(2) 243-258.

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=aplikasi+ke
sehatan
&oq=aplikasi+kese#d=gs_qabs&t=1687964831301&u=%23p%3D4ewDd
vuixf4J

Sanata Dharma(2020).Perilaku kesshatan(health behavior) aplikasi teori


untukpromosi kesehatan: University Press

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=aplikasi+kes
ehatan
&oq=aplikasi+kese#d=gs_qabs&t=1687964942189&u=%23p%3DlaxGko
cNXXc J

Chynthia Fransiska & Innocentius Bernarto(2021). Pengaruh kualitas


layananterhadap kepuaasan pelanggan dan keberlanjutan penggunaan pada
penggunaaplikasi kesehatan: Jurnal administrasi Bisnis 11(2),132-142.

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=aplikasi+ke
sehatan
&oq=aplikasi+kese#d=gs_qabs&t=1687965049221&u=%23p%3DbVXe-
5bS78kJ

Agustian, Nurhadi & Irawan(2015). Perancangan Aplikasi Kesehatan


Ibu dananak (KIA) berbasis android: Jurnal Procesor 10(2),570-581.

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=aplikasi+ke
sehatan
&oq=aplikasi+kese#d=gs_qabs&t=1687965170950&u=%23p%3DWz1sIb
qyL2w J

Kementrian Kesehatan , Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Direktorat


Pelayanan Kesehatan Rujukan, Subdirektorat Pelayanan Penunjang (2015): Buku
Petunjuk Teknis Pelayanan Telemedichine .

https://www.scribd.com/document/494845943/Buku-Petunjuk-Teknis-Pelayanan-
Telemedicine

Rani Tiyas Budiyanti , Antono Suryoputro , Murni , Penggalih Mahardika


Herlambang(2022): JURNAL STUDI KOMPARASI REGULASI
TELEKONSULTASI ANTARA INDONESIA DENGAN SINGAPURA

Anda mungkin juga menyukai