Hutang piutang merupakan perjanjian antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya dan objek yang diperjanjikan pada umumnya adalah uang, yang dimana pemberi pinjaman memberikan pinjaman kepada orang yang meminjam dengan ketentuan orang yang meminjam akan mengembalikan pinjaman tersebut pada waktu yang telah diperjanjikan dengan jumlah yang sama pada waktu yang telah disepakati. Utang dalam Bahasa arab yakni Al-Qardhu. Utang (al-qardhu) menurut Bahasa ialah potongan, sedang menurut syar’i ialah menyerahkan uang kepada orang yang bisa memanfaatkanya, kemudian ia meminta pengembalian sebesar uang tersebut. Al-Qardh disyariatkan dalam islam untuk mendatangkan kemaslahatan. Seseorang yang kelebihan harta dapat membantu yang membutuhkan, sehingga dapat mengurangi kesulitan yang dihadapi orang lain. Secara istilah para ahli fiqh mendefinisikan qardh: 1. Menurut Mazhab Hanafi, qardh adalah suatu pinjaman atas apa yang dimiliki satu orang lali diberikan kepada yang lain kemudian dikembalikan dalam kepunyaannya dalam baik hati 2. Menurut Mazhab Maliki, qardh adalah pembayaran dari sesuatu yang berharga untuk pembayaran Kembali tidak berbeda atau setimpal. 3. Menurut Mazhab Hambali, qardh adalah memindahkan kepemilikan sesuatu kepada seseorang siapa yang akan memperoleh manfaat dengan itu dan mengembalikan penggantinya’ 4. Menurut Mazhab Syafi’I, qardh diartikan dengan sesuatu yang diberikan kepada orang lain (yang pada suatu saat harus dikembalikan).
Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa utang
piutang adalah suatu transaksi dimana merupakan akad saling membantu dengan menyerahkan sebagian hartanya kepada yang membutuhkan dimana ia beri’tikad untuk mengembalikan sebesar apa yang diberikan tersebut. 1
1 Hasan, Akhmad Farroh, 2018, Fiqh Muammalah dari Klasih hingga Kontemporer (Teori dan Praktek), Malang: UIN Maliki