Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Seni dan Pembelajaran

Volume x Nomor x Bulan x Tahun x Halaman xx


http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSP/index

METODE PEMBELAJARAN PEER TUTORING PADA EKSTRAKURIKULER SENI TARI


SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG

Try Amellia Izzatti1, Susi Wendhaningsih2, Goesthy Ayu Mariana Devi Lestari3

Pendidikan Tari, Universitas Lampung


http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSP/index

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode pembelajaran peer tutoring pada ekstrakurikuler seni
tari SMA Negeri 15 Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriftif kualitatif. Sumber
data pada penelitian ini adalah guru ekstrakurikuler dan 23 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan yang
pertama yaitu, tahapan pembelajaran peer tutoring pada tari bedana dan melinting menggunakan 3 tahap
pembelajaran yang dibuat berdasarkan landasan dan prinsip belajar teori kontruktivistik yang sesuai dengan
metode tutor sebaya (peer tutoring), diantaranya adalah , modelling, coaching, scaffolding. Penggunaan
metode peer tutoring pada tari bedana dilakukan selama 5 pertemuan dan pada tari melinting sebanyak 7 kali
pertemuan. Penggunaan metode peer tutoring dalam tari bedana dan tari melinting terdapat perbedaan. Pada
materi tari bedana tutor mengajarkan masing-masing teman yang membutuhkan pengajaran tanpa harus
berkelompok, sedangkan pada tari materi melinting peer tutoring digunakan dengan proses belajar
berkelompok yang dipimpin oleh tutor yang telah dipilih oleh guru sesuai dengan pedoman kriteria tutor
Kata kunci : Metode pembelajaran, Peer Tutoring, ekstrakurikuler seni tari

Abstract
This study aims to describe the peer tutor learning method in dance extracurriculars at SMA Negeri 15 Bandar
Lampung. The method of research used is descriptive qualitative. Sources of data in this study were
extracurricular teachers and 23 students. The results of this study show the first, namely, the stages of peer
tutoring in bedana and melinting dances use 3 learning stages which are made based on the foundation and
principles of constructivist learning theory which are in accordance with the peer tutoring method, including
modeling, coaching scaffolding. The use of the peer tutoring method for the bedana dance was carried out for
5 meetings and for the melinting dance for 7 meetings. There are differences in the use of the peer tutoring
method in the bedana dance and the melinting dance. In the material for the bedana dance, the tutor prohibits
each friend who needs teaching without having to be in a group, while in the material for the melinting dance,
peer tutoring is used with a group learning process led by a tutor who has been selected by the teacher
according to the tutor's criteria guidelines.

Keywords: Learning method, Peer Tutoring, dance art extracurricular activities

Copyright (c) 2023 Try Amellia Izzatti1, Susi Wendhaningsih2, Goesthy Ayu Mariana Devi Lestari3

 Corresponding author :
Email : tryamellia5@gmail.com
Vol xx, No. xx, Juli 2023
E.ISSN: 2715 – 2138
Jurnal Seni dan Pembelajaran
Volume x Nomor x Bulan x Tahun x Halaman xx
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSP/index

HP : 085769373407
Received xx Bulan 2023, Accepted xx Bulan 2023, Published xx Bulan 2023

PENDAHULUAN
Metode merupakan suatu alat dalam pelaksanaan pendidikan, yakni yang digunakan dalam penyampaian
materi tersebut (Maesaroh, 2013). Metode merupakan lingkaran yang menyatukan antara pendidik, peserta
didik, dan materi belajar. Pendidik dapat mentransfer isi materi kepada peserta didik dengan menggunakan
suatu metode. Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan bagi peserta didik (Suardi, 2018). Terdapat 7 komponen belajar menurut (Dolong, 2016 : 295)
yaitu tujuan pendidikan, peserta didik, pendidik, bahan atau materi pelajaran, metode, media, dan evaluasi.
Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru agar penggunaannya bervariasi sesuai yang
ingin dicapai setelah pengajaran berakhir (Djamarah, 2006:46). Metode pembelajaran pada ekstrakurikuler
seni tari di SMA Negeri 15 Bandar Lampung cukup bervariasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
ekstrakulikuler seni tari SMA Negeri 15 Bandar Lampung pada tanggal 29 Juli 2022 beberapa metode yang
sering digunakan oleh guru pada pembelajaran diantaranya adalah metode demontrasi, metode drill
(latihan), metode tutor sebaya (peer tutoring) dan metode ceramah . Beberapa metode tersebut digunakan
oleh guru ekstrakurikuler menyesuaikan dengan materi dan kondisi belajar peserta didik.
Beberapa metode yang sebelumnya digunakan oleh guru ekstrakurikuler dalam proses pembelajaran,
membuat guru merasa harus menemukan metode yang dianggap paling sesuai dan dapat membantu proses
pembelajaran lebih dengan cepat efisien dikarenakan guru ekstrakurikuler yang memang bukan belatar
belakang seni tari. Salah satu metode yang sedang diterapkan oleh guru pada saat ini adalah peer tutoring
sekaligus guru ingin melihat seberapa berhasil metode peer tutoring ini digunakan pada ekstrakurikuler seni
tari SMA Negeri 15 Bandar Lampung dalam materi tari yang berbeda.Pada proses pembelajaran
sebelumnya guru ekstrakurikuler menggunakan metode demonstrasi, namun karena jumlah peserta didik
yang cukup banyak dan ditemukannya masalah terhadap aktivitas peserta didik karena ketidakmerataan
kemampuan peserta didik dalam menyerap materi pembelajaran tari membuat guru harus mengulang-ulang
materi yang diajarkan, sehingga pembelajaran tidak berlangsung secara cepat dan kondusif. Hal tersebut
membuat guru berfikir untuk mencari dan menerapkan metode yang sesuai untuk mengatasi permasalahan
dalam proses pembelajaran. Guru menerapkan metode peer tutoring yang dirasa dapat membantu peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan sebuah penelitian
untuk mengetahui proses pembelajaran.
Dilihat dari sudut pandang pengambilan lokasi, SMA Negeri 15 Bandar Lampung merupakan sekolah yang
strategis dan aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler khususnya bidang tari. Dilihat dari sudut pandang
material, tarian tradisonal lampung merupakan tari yang dipelajari di SMA Negeri 15 Bandar Lampung.
Pentingnya penelitian ini untuk mengetahui bagaimana guru dalam menerapkan metode peer tutoring pada
materi tari yang berbeda. Adapun judul penelitian yang akan dilakukan adalah “Metode Pembelajaran peer
tutoring di Ekstrakurikuler Seni Tari SMA Negeri 15 Bandar Lampung”.
METODE

Vol xx, No. xx, Juli 2023


E.ISSN: 2715 – 2138
Jurnal Seni dan Pembelajaran
Volume x Nomor x Bulan x Tahun x Halaman xx
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSP/index

Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai masing-masing variabel, baik satu variabel atau lebih sifatnya independen
tanpa membuat hubungan maupun perbandingan dengan variabel lain (Sujarweni, 2022:11) Metode
deskriptif pada penelitian ini diwujudkan dalam bentuk keterangan serta gambar tentang kejadian secara
menyeluruh, konseptual, dan bermakna (Abdussamad, 2021 : 30). Sumber data pada penelitian ini yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder (Khairunissa & Jiwandono 2020 : 11), sumber data primer
yaitu sumber data yang didapat langsung dari narasumber (Idhartono, 2021 : 167) dalam penelitian ini
meliputi guru ekstrakurikuler dan peserta didik, sedangkan sumber data sekunder yaitu sumber data yang
menunjang penelitian (Luisandrith & Yanuartuti, 2020 : 117) dalam penelitian ini berupa foto dan video
saat penelitian, buku, artikel, serta sumber tambahan lainnya. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu observasi, wawancara, serta penndokumentasian dalam pembelajaran. Observasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan. Observasi dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung untuk mengamati langsung subjek yaitu guru ekstrakurikuler dalam melakukan
pembelajaran tari di ekstrakurikuler seni tari SMA Negeri 15 Bandar Lampung.
Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data berupa gambaran umum lokasi
penelitian, foto, dan video proses pada saat latihan. Dokumentasi berupa foto diambil pada saat kegiatan
proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi berupa video diambil dari proses pembelajaran berlangsung
saat guru memberikan materi dan proses latihan peserta didik (Fuad & Sapto, 2013 : 61) . Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Proses analisis data ini dilakukan dengan
empat tahap yaitu pengumpulan data,reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Sugiyono,
2013:333). Reduksi data dalam penelitian ini yaitu memilih, merangkum, dan menyederhanakan hal-hal
pokok yang sesuai dengan permasalahan pada penelitian ini, seperti memilih data yang telah didapat selama
proses penelitian, seperti data wawancara, dokumentasi, dan video yang sesuai dengan permasalahan
penelitian yang sesuai untuk disajikan dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan
mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data (Hidayati & Khairulyadi,2017). Penyajian data
dalam penelitian ini berupa uraian menggunakan teks naratif teks tersebut berisi menunjukan proses
penggunaan metode peer tutoring dalam pembelajaran seni tari di SMA Negeri 15 Bandar Lampung,
dokumentasi foto dan video pembelajaran, serta data wawancara terstruktur (A Rijali,2018 : 12) . Pada
bagian kesimpulan menjelaskan kesimpulan atas data-data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dan
observasi, sehingga menjadi penelitian yang menjawab data permasalahan yang ada (Sugiyono, 2016:17).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil dalam penelitian ini menjabarkan tahap pembelajaran metode peer tutoring berbasis teori
konstruktivistik. Teori konstruktivistik merupakan sebuah teori yang sifatnya membangun, membangun dari
segi kemampuan, pemahaman dalam proses pembelajaran. Sebab dengan memiliki sifat membangun maka
dapat diharapkan keaktifan siswa akan meningkat kecerdasannya (Suparlan, 2019 : 33). Pada dasarnya teori
konstruktivistik adalah teori yang melandasi pembelajaran cooperative (kelompok). Teori
konstruktivistik dalam belajar adalah suatu pendekatan dimana siswa harus secara individual
menemukan dan mentransformasi informasi yang kompleks. Model pembelajaran cooperative
(kelompok) dikembangkan dari gagasan belajar konstruktivistik yang lahir dari gagasan Piaget dan
Vigotsky (Suhardiyanto, 2009 : 77). Langkah-langkah pembelajaran konstruktivistik menurut (Jonnasen
& Susan Land,2014) yaitu modelling, coaching, dan scaffolding. Terdapat 12 kali pertemuan secara
keseluruhan yang dilakukan pada materi tari bedana dan tari melinting. Berikut adalah penjabaran
pembelajaran yang dilakukan selama 12 kali pertemuan.

Vol xx, No. xx, Juli 2023


E.ISSN: 2715 – 2138
Jurnal Seni dan Pembelajaran
Volume x Nomor x Bulan x Tahun x Halaman xx
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSP/index

Penggunaan Metode Peer Tutoring pada Materi Tari Bedana di Ekstrakurikuler SMA Negeri 15
Bandar Lampung.
Pembelajaran tari bedana menggunakan metode peer tutoring di ekstrakurikuler seni tari SMA Negeri 15
Bandar Lampung dilakukan selama 5 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama guru ekstrakurikuler
menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari dan kepada seluruh. Guru menentukan peserta didik yang
akan menjadi tutor. Guru memilih 3 siswa yang akan dijadikan tutor untuk menyampaikan materi dan melatih
temannya yang kurang memahami. Pada pertemuan pertama, guru ekstrakurikuler menyampaikan tiga ragam
gerak tari bedana terlebih dahulu kepada tutor untuk dipelajari bersama, yaitu ragam gerak tahtim, khesek
injing, dan khesek gantung. Guru bertanya kepada seluruh siswa siapa yang sudah mengetahui tari bedana.
Terdapat 3 siswa yang menunjukan diri dan berbicara kepada guru bahwa mereka sudah memahami tarian
tersebut. Setelah itu guru menunjuk 3 orang siswa tersebut untuk mencoba menarikan tari bedana. Setelah
mempraktikan tari guru menetapkan 3 orang siswa tersebut sebagai tutor. Tutor mempunyai daya kreatifitas
masing-masing dalam menyampaikan materi kepada teman sebaya nya. Tetapi perbedaan yang mereka miliki
bukanlah perbedaan yang dapat menghambat dan mengganggu siswa lain atau siswa yang ditutori.Sujadmiko
(2020:5) menyatakan bahwa untuk menentukan siapa yang akan dijadikan tutor diperlukan pertimbangan-
pertimbangan sendiri, diantaranya adalah :(1) Memiliki kepandaian yang lebih unggul dari pada yang lain. (2)
Memiliki kecakapan dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. (3) Mempunyai kesadaran untuk
membantu teman lain. (4) Dapat menerima dan disenangi siswa yang mendapat program tutor sebaya,
sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau engga untuk bertanya kepada yang pandai dan rajin. (5)
Tidak tinggi hati, kejam, atau keras hati terhadap sesama kawan. (6) Mempunyai daya kreativitas yang cukup
untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya..

Setelah guru memilih dan menetapkan tutor, guru ekstrakurikuler menerangkan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada setiap pertemuan yaitu modelling tutor mencontohkan 3 ragam
gerak pada pertemuan pertama yaitu tahtim, khesek injing, khesek gantung. Coaching, tutor melatih DWR
kesulitan dalam berlatih ragam gerak dalam gerakan pergantian tangan serta saki paada ssat proses berputar.
Tutor bersama DWL melakukan gerak dalam hitungan 1x8 dengan 2 kali latihan sampai peserta didik DWL
dapat melakukannya. Peserta didik ANF kebingungan dalam memperagakan gerak khesek gantung pada saat
menyelaraskan gerak tangan dan kaki pada saat kaki diangkat satu. Ketika tutor sedang mengajarkan ANF,
siswa yang lain bersama-sama melakukan kembali gerakan yang telah dipelajari Diakhir pembelajaran guru
memerintahkan siswa untuk berbaris kembali, kemudian guru melakukan evaluasi pembelajaran dengan
meminta memperagakan kembali teknik 3 ragam gerak tari bedana yang sudah dipelajari pada pertemuan ini
dengan benar. Guru meminta kepada peserta didik untuk belajar dirumah 3 ragam gerak yang sudah dipelajari
karena pada pertemuan selanjutnya ragam gerak yang sudah dipelajari akan diulang kembali dan dilanjutkan
ragam gerak berikutnya. Scaffolding guru merefleksi, mengevaluasi dan, menindaklanjuti hasil belajar
kelompok yang dipresentasikan.

Dokumentasi : Tutor Menyampaikan Materi pada Peserta Didik


(Modelling)
(Izzatti, 2023)

Vol xx, No. xx, Juli 2023


E.ISSN: 2715 – 2138
Jurnal Seni dan Pembelajaran
Volume x Nomor x Bulan x Tahun x Halaman xx
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSP/index

Pertemuan kedua, masih sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama, yaitu guru
ekstrakurikuler menyampaikan kepada seluruh peserta didik materi yang akan dipelajari yakni ragam gerak,
jimpang, ayun, dan ayun gantung. Tutor melatih VM dan EN yang mengalami kesulitan pada gerak jimpang
dan ayun gantung. Tutor DAL melatih siswa VM yang kesulitan pada gerak jimpang siswa VM kebingungan
dalam menyelaraskan gerak kaki dan tangan saat sedang dalam posisi berputar. Tutor DAL melakukan
pengulangan sampai siswa VM memahami gerak. Tutor RDL membantu EN yang kesulitan dalam gerak ayun
gantung, tutor RDL melakukan 4 kali pengulangan sampai EN benar-benar dapat memahaminya. Saat proses
pengamatan dalam pembelajaran guru mengamati setiap siswa mempunyai cara belajar atau latihan yang
berbeda-beda, tetapi masih tetap dalam instruksi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Diakhir
pembelajaran guru ekstrakurikuler selalu melakukan evaluasi pembelajaran kepada seluruh peserta didik
dengan melihat setiap peserta didik mendemonstrasikan hasil latihan bersama dan membenarkan apabila
masih terdapat siswa belum sepenuhnya paham dan memberi arahan kepada peserta didik dipertemuan
selanjutnya.

Dokumentasi : Proses Pembelajaran Peserta Didik Bersama Tutor


(Coaching)
(Izzatti, 2023)

Pertemuan ketiga, dengan materi ragam gerak belitut, humbak moloh dan gelek yang dicontohkan oleh tutor,
peserta didik langsung berkumpul dan berbaris untuk melakukan pembelajaran dengan metode peer tutoring.
Siswa DN, DAN, CM berlatih karena kesulitan pada gerak gelek dan belitut. Siswa CM terlihat masih
kebingungan saat menggerakan ragam gerak belitut pada saat gerakan memutar dan melakukan perpindahan
gerak ke arah yang berlawanan. Tutor RDL mengajarkan kepada siswaa CM dengan cara perlahan. Siswa CM
melakukan 2 kali pengulangan gerak sampai siswa CM dapat memperagakan gerakan belitu. Metode peer
tutoring pada pembelajaran tari bedana memudahkan setiap peserta didik untuk dapat lebih cepat memahami
materi pembelajaran dan menjadi lebih efisien karena saling membantu satu sama lain. Selain itu metode peer
tutoring dapat membangun suasana yang lebih akrab dan dekat antara peserta didik yang dibantu dengan
siswa sebagai tutor yang membantu. Bagi tutor sendiri metode ini merupakan pengayaan dan dapat menambah
motivasi belajar dan juga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab akan kepercayaan.

Pada pertemuan keempat coaching, dilakukan mengingat kembali 9 ragam yang telah dipelajari menggunakan
iringan, siswa VM mengalami kesulitan digerak belitut, LNA pada gerak jimpang, TD pada gerak gelek. Tutor
DAL bersama mengarahkan peserta didik berlatih urutan ragam gerak tari bedana dari awal hingga akhir
menggunakan hitungan terlebih dahulu. Mereka berbaris dan tutor DAL, AA , dan RDL berada di posisi
depan. Setelah bersama-sama berlatih ragam gerak dengan hitungan, tutor DAL mengarahkan tutor AA dan
RDL untuk melihat setiap siswa yang masih belum mengerti. Terlihat peserta didik VM masih kebingungan
berlatih ragam gerak belitut dengan hitungan,. Kemudian tutor RDL membantu VM yang terlihat kesulitan
gerak menggunakan musik. Tutor RDL dan VM berlatih gerakan dengan 3 kali pengulangan sampai VM
bisa. Kemudian tutor RDL menyuruh temannya untuk selalu senyum dari awal gerak hingga akhir .Tutor AA

Vol xx, No. xx, Juli 2023


E.ISSN: 2715 – 2138
Jurnal Seni dan Pembelajaran
Volume x Nomor x Bulan x Tahun x Halaman xx
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSP/index

mencoba membenarkan siswa LNA yang kesulitan dalam berlatih jimpang dengan iringan musik. Kemudian
tutor AA membantu temannya yang mengalami kesulitan dengan melakukan 3 kali pengulangan sampai
mereka bisa melakukannya. Kemudian tutor AA meminta temannya untuk berlatih tari bedana tanpa tutor.
Ttutor RDL membantu TD dalam berlatih gerak gelek dengan iringan musik. Tutor RDL dan siswa TD
melakukan gerak tersebut secara bersamaan dengan 3 kali latihan sampai siswa TD dapat melakukannya.
Tutor RDL mengingatkan teman-temannya untuk selalu senyum. Semua anggota kelompok mencoba
menghafalkan seluruh ragam gerak dengan iringan musik dengan bersama-sama

Pertemuan kelima yaitu pertemuan terakhir pada materi tari bedana, setiap siswa sudah berkumpul. Kemudian
peserta didik berlatih dengan tutor yang telah dipilih oleh guru dan menyesuaikan ragam gerak dengan musik.
Guru mengevaluasi keseleruhan ragam gerak yang diperagakan siswa dengan iringan musik. Sebelum
melaksanakan pertemuan terakhir guru ,guru memberikan waktu kepada seluruh siswa untuk memperagakan
ulang terlebih dahulu bersama tutor untuk mengulang gerak tari dari awal hingga akhir. Setelah selesai
bersama tutor. Siswa dapat diharapkan maju ke depan guru untuk memperagakan keseluruhan ragam gerak
tari dengan iringan musik untuk mendapatkan evaluasi guru. Sebelum melakukan pembelajaran pada
pertemuan terakhir pada tari bedana guru menanyakan terlebih dahulu kepada siswa tentang masih ingat atau
tidak dengan materi yang sudah dipelajaran selama 4 pertemuan. Peserta didik yang bertindak sebagai tutor
tetap maju dengan peserta didik lain yang dipanggil oleh guru. Kemudia guru meminta peserta didik
berkumpul untuk maju ke depan dan memperagakan seluruh ragam gerak tari bedana dengan iringan musik
dan mengulang terus sampai mereka hafal dan tepat dengan ketukan musiknya. Beberapa siswa bersama tutor
DAL terlihat kompak dan hafal ragam gerak dari awal hingga akhir, terlihat siswa hafal dengan ragam gerak
tari bedana dan memeragakan ragam gerak dengan baik dan benar. Selain pada tutor DAL tutor RDL
melakukan pengulangan gerak pada peserta didik DAN dan SO yang beberapa kali masih salah dan terlihat
kurang menghayati ragam gerak. Tutor selalu memberikan support agar siswa dapat memperagakan ragam
gerak tari sesuai dengan iringan musik dengan ekspresi. Setelah beberapa kali mengulang gerak tari dengan
iringan musik tanpa tutor, seluruh peserta didik hafal ragam gerak dan sesuai dengan iringan musik tari
bedana.

Dokumentasi : Peserta Didik Mempratikkan Gerak Tari Bedana


dari Awal Hingga Akhir
(Scaffolding)
(Izzatti, 2023)

Vol xx, No. xx, Juli 2023


E.ISSN: 2715 – 2138
Jurnal Seni dan Pembelajaran
Volume x Nomor x Bulan x Tahun x Halaman xx
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSP/index

Penggunaan Metode Peer Tutoring pada Materi Tari Melinting di Ekstrakurikeler Seni Tari SMA
Negeri 15 Bandar Lampung
Penggunaan metode peer tutoring pada materi tari melinting di ekstrakurikuler seni tari SMA Negeri 15
Bandar Lampung dilakukakan selama tujuh pertemuan. Berbeda dengan materi sebelum, karena ragam gerak
pada materi tari melinting lebih banyak dibandingkan tari bedana, maka pertemuan pada materi tari melinting
akan lebih banyak. Masih dengan menggunakan metode peer tutoring dan langkah-langkah pembelajaran
yang sama, guru menerapkan metode peer tutoring dimateri yang berbeda. Dengan materi yang lebih rumit
apakah metode peer tutoring masih dapat membantu proses kelancaran belajar atau tidak. Melanjutkan dengan
pertemuan sebelumnya, maka dipertemuan keenam guru membuka pembelajaran sesuai dengan langkah awal
pembelajaran konstruktivistik yaitu modelling, guru membuka kelas dan menyampaikan tujuan pembelajaran
yag akan dilaksanakan. Pada pertemuan keenam materi yang akan dipelajari yaitu tari melinting. Guru
menyampaikan 3 materi ragam gerak pada pertemuan pertama yaitu babar kipas, jong sembah, dan sukhung
sekapan. Setelah memperagakan gerak kepada seluruh siswa, guru mengamati mana siswa yang lebih baik
diantara siswa lain untuk dapat dijadikan sebagai tutor. Setelah memilih tutor, guru melatih tutor dan
memberikan arahan kepada setiap tutor untuk menjalankan wewenang dan tanggung jawabnya. Pada
pertemuan keenam guru membentuk siswa menjadi 3 kelompok secara acak untuk lebih mengkondisikan
siswa karena penggunaan properti yang terbatas. Sebelum itu, guru melatih tutor menari dengan menggunakan
properti kipas, guru mengajarkan kepada tutor bagaimana cara memegang properti kipas dengan benar yaitu
dengan cara ibu jari sebagai sanggahan untuk menahan properti agar tetap tegak lurus, sedangkan empat jari
yang lain dimasukkan ke dalam tempat yang telah disediakan. Guru membiasakan tutor bergerak dengan
menggunakan properti. Terlihat dua tutor masih menyesuaikan gerak dengan menggunakan properti, satu tutor
lainnya sudah terbiasa sehingga dapat membantu tutor yang lainnya. Setelah guru melatih tutor, langkah
pembelajaran selanjutnya yaitu coaching, yaitu tutor mengumpulkan anggota kelompoknya untuk berkumpul
bersama, semua peserta didik latihan bergantian dengan menggunakan properti. Siswa DR dan TD tidak
menguasai tempo pada latihan gerak babar kipas.

Pada kelompok 1, siswa berlatih ragam gerak babar kipas, jong sembah, dan sukhung sekapan. Tutor bersama
teman-temannya membentuk posisi melingkar kemudian bersama-sama melakukan gerak.. Setelah itu tutor
meminta temannya untuk memperagakan gerak sendiri tanpa diikuti oleh tutor. Pada kelompok 2, tutor dan
temannya bersama-sama memperagakan gerak dengan posisi berbaris dua banjar dan tutor berada di depan.
Semua siswa pada kelompok dua dapat memperagakan gerak babar kipas, jong sembah dan sukhung sekapan
dengan baik sesuai dengan yang sudah diajarkan. Hanya saja perlu penyempurnaan dalam memperagakan
gerak tari. Pada kelompok 3, siswa DR dan TD terlihat kurang menguasi tempo dan keselarasan gerak ayunan
tangan dan langkah kaki, akan tetapi selebihnya siswa dapat menguasi gerak babar kipas hingga sukhung
sekapan dengan cukup baik. Langkah terakhir pembelajaran yaitu scaffolding guru mengevaluasi siswa secara
berkelompok disetiap pertemuannya dan membenarkan siswa apabila masih ada kekeliruan. Selanjutnya guru
menutup pertemuan dengan memberikan arahan pada agenda pembelajaran berikutnya.

Vol xx, No. xx, Juli 2023


E.ISSN: 2715 – 2138
Jurnal Seni dan Pembelajaran
Volume x Nomor x Bulan x Tahun x Halaman xx
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSP/index

Dokumentasi : Pelatih Memberikan Materi Gerak Sukhung Sekapan


(Modelling)
(Izzatti, 2023)

Pada pertemuan ketujuh tutor mengajarkan tanpa menggunakan properti terlebih dahulu dikarenakan jumlah
properti terbatas sehingga siswa tidak mendapatkan properti satu per satu. Kelompok 1 mencoba berlatih
gerak secara bersama dengan posisi melingkar. Siswa FNI masih kebingungan dengan gerak ngiyau biyas
yaitu menyelaraskan gerak injak lado dan perpindahan tangan dari pinggul kanan ke pinggul kiri. Tutor DAL
pun mengajari FNI dengan hitungan perlahan- lahan agar siswa FNI lebih tau secara detail. Kelompok 2
beberapa anggota kelompok masih salah dalam menggerakkan gerak injak tahi manuk dan ngiyau biyas.
Kemudian tuor AA memperbaiki teknik gerak injak lado kepada seluruh temannya, yang mana pada hitungan
6,7,8 badan berpindah arah dan kedua tangan mengukel dan dipindahkan mengikuti arah hadap badan.
Kelompok 3 bersama sama berlatih gerak yang sudah diajarkan dengan posisi sejajar dan tutor berada diposisi
depan. Peserta didik SS kebingungan pada gerak kaki injak lado, masih terlalu bingung dalam
mencondongkan kaki kedalam lalu keluar secara bergantian dan menyelaraskannnya badan gerakan tangan
menggunakan kedua kipas. Siswa SS meminta kepada tutor untuk membantu mengajarkan, kemudian tutor
membantu SS mencoba memperagakan gerakan kaki terlebih dahulu yaitu injak lado sampai benar-benar
terbiasa, kemudian disesuaikan dengan gerakan tangan sambil memegang kedua kipas. Tutor memberikan
pemahaman kepada temannya sampai benar-benar memahami. Sampai dengan diakhir pertemuan guru selalu
melakukan evaluasi gerak dan memberikan arahan pada pertemuan berikutnya.

Dokumentasi : Proses Latihan Peserta Didik Bersama Kelompok


(Coaching)
(Izzatti, 2023)

Pertemuan delapan, 3 ragam gerak tari melinting yang dipelajari yaitu timbangan, balik palau, salaman. Pada
pertemuan ini semua siswa dibiasakan latihan menggunakan properti. Masih terdapat siswa yang kesusahan
dalam menggunakan properti tetapi tutor dalam kelompoknya terus membantu sampai benar-benar
paham.beberapa siswa ada yang berlatih melihat video tari melalui handphone bersama-sama, tetapi jika ada
yang mengalami kesulitan mereka akan bertanya kepada tutor, jika masih tetap dirasa kesulitan siswa tidak
segan bertanya kepada guru. Kelompok 1 mencoba berlatih gerak bersama-sama dengan posisi berbaris dan
tutor berada di depan. Siswa DWR terlihat masih kesusahan dalam menggerakkan gerak salaman dikarenakan
Vol xx, No. xx, Juli 2023
E.ISSN: 2715 – 2138
Jurnal Seni dan Pembelajaran
Volume x Nomor x Bulan x Tahun x Halaman xx
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSP/index

masih susah untuk menahan badan pada posisi jongkok saat bergerak, sehingga siswa DWR sering kehilangan
keseimbangan. Tutor DAL memberitahu secara perlahan dan memberikan teknik gerak yang benar. Kelompok
2 bersama-sama mencoba berlatih gerakan yang telah diajarkan yakni gerak timbangan, balik palau, dan
salaman dengan posisi berbaris tutor yang berada di depan. Kemudian terdapat siswa EP masih kebingungan
pada gerak salaman menyelaraskan antara hitungan dan ayunan badan ke atas dan bawah secara perlahan.
Tutor mengajarkan kepada EP bahwa pada hitungan genap posisi tangan sejajar didepan dada dan posisi
badan sedikit diangkat pada kondisi jongkok, dan pada hitungan ganjil badan direndahkan ke bawah dan
posisi tangan mengayun kebawah. Kelompok 3 bersama sama dengan tutor berlatih dengan posisi melingkar.
Siswa SF masih terlihat kebingungan saat menggerakkan gerak timbangan pada saat posisi kedua kaki
melakukan gerak injak lado. Tutor SO mengajarkan SF secara perlahan. Siswa SF melakukan berkali-kali
pengulangan gerak sampai dengan siswa SF dapat memahami gerak injak lado. Diakhir pertemuan guru
mengevaluasi progres latihan setiap kelompok.

Pertemuan kesembilan guru ekstrakurikuler mengulang materi yang diberikan sebelumnya untuk mengetahui
apakah setiap siswa masih mengingat materi atau tidak. Siswa masih terlihat hafal dengan materi yang
diberikan sebelumnya. Kemudian pada materi selanjutnya, guru memberikan 2 ragam geraak tari melinting
yaitu gerak suali dan niti batang. Siswa berlatih menggunakan metode peer tutoring. Kelompok 1 dengan
tutor DAL siswa VM kesulitan dalam gerak niti batang yaitu gerak berputar 180 yang mana posisi badan
berpindah dan kedua tangan melakukan proses perpindahan saat berputar. Kemudian tutor memberikan contoh
dalam hitungan lambat terlebih dahulu, dan semua anggota kelompok melakukannya dalam hitungan lambat
gerak yang telah diajarkan secara bersama-sama (coaching). Kelompok 2 dengan tutor AA sama dengan
kelompok 1 bersama-sama berlatih ragam gerak yang sudah diajarkan dengan posisi saling berhadapan. Sama
kasusnya dengan kelompok 1 , peserta didik yang lain masih kesusahan dengan gerak niti batang yaitu
perpindahan badan 180 dengan dilanjutkan gerak yang selanjutnya, mengalami kesulitan pada bagian
melompat kemudian berputar 180 sambil tangan berganti posisi, kemudian posisi badan jongkok dengan
tangan melakukan gerak seperti sukhung sekapan. Kemudian tutor AA bersama temannya mencoba dengan
hitungan pelan 1x8, lanjut 1x8 hitungan cepat. Kelompok 3 dengan tutor SO, tutor meminta anggota
kelompok langsung berlatih 3 ragam gerak yang telah diberikan oleh tutor dan terlihat semua siswa
memahami materi ragam gerak yang telah diajarkan dan bisa memperagakan ragam gerak suali dan niti
batang dengan baik. Metode peer tutoring masih dirasa sesuai oleh guru karena walaupun dalam materi yang
sulit metode ini masih sangat membantu karena metode dan langkah pembelajaran yang diterapkan oleh guru
sesuai dan dapat membangun suasana pembelajaran yang nyaman, karena kunci keberhasilan pembelajaran
adalah kondisi kelas yang kondusif dan metode peer tutoring dapat mewujudkannya.

Pertemuan kesepuluh materi yang diberikan yaitu menghafalkan kembali 12 ragam gerak yang sudah
diberikan dari pertemuan keenam sampai dengan sembilan. Dikarenakan ragam gerak pada tari melinting
cukup banyak maka dari itu tutor mengulang kembali materi gerak tari agar siswa tidak lupa dengan materi
sebelumnya. tutor melatih setiap anggota untuk menghafalkan gerak tari melinting dari awal hingga akhir,
siswa DN, DAN , SF, dan TD masih kebingungan dalam beberapa ragam gerak. Siswa DN masih
kebingungan pada gerak suali karena pada hitungan 7-8 posisi badan turun kebawah dan jongkok kemudian
langsung berbalik arah dengan posisi berdiri melanjutnya gerakan sebelumnya, siswa DN telihat selalu
terlambat bergerak dibanding dengan anggota kelompoknya. Kemudian tutor DAL berusaha untuk
mencontohkan kepada siswa DN bahwa dari posisi jongkok posisi badan langsung berdiri menghadap
belakang tanpa jeda hitungan. Setelah itu, semua anggota kelompok mencoba menghafalkan gerak yang telah
diajarkan dengan iringan musik secara bersama-sama Siswa DAN kesulitan dalam menggerakkan niti batang
dengan iringan musik. Kemudian tutor AA membantu temannya yang mengalami kesulitan dengan
melakukan 3 kali pengulangan sampai mereka bisa melakukannya. Siswa SF dan TD kesulitan dan
menggerakkan suali karena membutuhkan kecepatan serta power yang lebih. Kedua siswa ini masih berusaha

Vol xx, No. xx, Juli 2023


E.ISSN: 2715 – 2138
Jurnal Seni dan Pembelajaran
Volume x Nomor x Bulan x Tahun x Halaman xx
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSP/index

untuk menggerakkan kedua gerak tersebut dikarnakan kondisi gerak tubuh yang kurang dirasa kurang
menggunakan power.

Pertemuan kesebelas tutor mengajak siswa untuk berlatih gerak yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya. Siswa dipersilahkan untuk melakukan gerak sesuai dengan urutan tari dari awal hingga akhir
dengan kelompok dan dibimbing oleh tutor, namun masih ada beberapa siswa yang kesulitan saat tari diiringi
musik, tutor selalu memberi arahan dan mengulang gerak yang diiringi musik sampai siswa lainnya bisa.
Setelah itu guru meminta kepada mereka berlatih sendiri tanpa guru dan tutor, barisan sesuai dengan
kelompoknya masing-masing. Terlihat siswa hafal dengan urutan ragam gerak tari melinting, tetapi mereka
kadang lupa untuk senyum. Setelah itu guru meminta tiap kelompok maju satu per satu bersama dengan tutor
masing-masing. Diakhir guru mengamati setiap kelompok, dan memanggil kelompok untuk memperagakan
gerak tari dihadapan guru, beberapa siswa masi menyesuaikan gerak dengan iringan musik. Pada pertemuan
kesebelas guru melakukan evaluasi diakhir pembelajaran , terdapat evaluasi mandiri sebelum melakukan
evaluasi secara keseluruhan. Saat melakukan evaluasi mandiri semua siswa melakukan semua gerak yang
sudah diberikan guru hari ini. Guru mengamati satu per satu siswa dalam melakukan gerak. Kemudian guru
memanggil tiap kelompok untuk maju dan menggerakan ragam gerak yang telah dipelajari. Setelah diamati
terlihat ada beberapa siswa di setiap kelompok yang belum lancar dan hafal dalam menggerakkan ragam
gerak.

Pertemuan terakhir pada materi tari melinting sekaligus penelitian terakhir yang dilakukan peneliti di
ekstrakurikuler seni tari SMA Negeri 15 Bandar Lampung yaitu pertemuan kedua belas. Seluruh peserta didik
diberikan waktu untuk berlatih melancarkan gerak dengan menggunkan iringan musik dan properti pada
masing-masing kelompoknya. siswa menarikan tari melinting menggunakan iringan, properti, serta ekspresi
saat menari. Sebagian siswa mampu memperagakan tari dengan baik, dan beberapa siswa masih terlihat
menyesuaikan. Sebelum melakukan pembelajaran pada pertemuan terakhir tutor menanyakan terlebih dahulu
kepada siswa tentang masih atau tidak ada kesulitan peserta didik dalam pembelajaran tari yang sudah
dipelajari 12 pertemuan secara keseluruhan. Siswa yang bertindak sebagai tutor tetap maju dengan
kelompoknya masing-masing. Kemudian tutor meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompok masing-
masing untuk maju ke depan dan memperagakan seluruh ragam gerak tari melinting dengan iringan musik dan
mengulang terus sampai mereka hafal dan tepat dengan ketukan musiknya. Guru memberikan evaluasi diakhir
pembelajaran sekaligus menutup pertemuan pada proses penelitian yang telah dilaksanakan. Pada akhir
pertemuan guru melakukan evaluasi pembelajaran dan peneliti menyampaikan terimakasih kepada semua
peserta didik maupun guru ekstrakurikuler dan memberikan semangat agar selalu bersungguh-sungguh baik
dalam proses latihan maupun pembelajaran.

Dokumentasi : Peserta Didik Mempratikkan Gerak Tari Melinting


dari Awal Hingga Akhir
(Scaffolding)
(Izzatti, 2023)

Vol xx, No. xx, Juli 2023


E.ISSN: 2715 – 2138
Jurnal Seni dan Pembelajaran
Volume x Nomor x Bulan x Tahun x Halaman xx
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSP/index

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode peer
tutoring pada materi tari bedana dan tari melinting terdapat perbedaan. Pada tari bedana dilakukan selama 5
kali pertemuan, dan pada tari melinting 7 pertemuan. Pada tari bedana metode peer tutoring digunakan oleh
guru tanpa membentuk kelompok sedangkan pada materi tari melinting metode peer tutoring digunakan oleh
guru dengan membentuk 3 kelompok belajar dengan masing-masing dikelola oleh 1 tutor. Langkah-langkah
pembelajaran yang diterapkan oleh guru ekstrakurikuler yaitu diawal materi guru menentukan dan memilih
tutor, setelah menetapkan tutor tahap pembelajaran yang diterapkan oleh guru yaitu modelling, coaching, dan
scaffolding.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terimakasih kepada SMA Negeri 15 Bandar Lampung karena sudah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian di lokasi tersebut, serta seluruh pihak terkait yang telah membantu dalam penulisan jurnal ini
hingga selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Abdussamad. (2021). “Metode Penelitian Kualitatif”. Penerbit Syakir Media Press.

Dimyati & Mudjiono. (2021). “Belajar dan Pembelajaran”. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.

Jonassen, Susan Land. (2014). “Theoritical Foundations of Learning”. Penerbit Includes Blibliografical
References and Index.

Sujadmiko. (2020). “Metode Tutor Sebaya (Peer Tutoring)”. Jawa Barat. Penerbit Adab (CV. Adanu
Abimata)

Dolong (2016). “ Teknik Analisis Dalam Komponen Pembelajaran”. Jurnal Kurikulum dan
Pembelajaran Vol.5 No.2 13hlm
Dewi. (2016). “Pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Lesson Study Terhadap Kemampuan
Berfikir Kritis Siswa. Jurnal Edukasi Unej Vol.3 No.2 5hlm

Idhartono. (2021). “Implementasi Pembelajaran Seni Tari pada Anak Tunaganda di YPAC Surabaya” jurnal
DIDAKTIKA Vol.10 No.3 8hlm

Khairunissa & Jiwandono. (2020). “ Analisis Metode Pembelajaran Komunikatif untuk PPKN Jenjang
Sekolah Dasar”. Jurnal Elementary School Education Vol.4 No.1 11hlm.

Luisandrith & Yanuartuti. (Pembelajaran Seni Tari Melalui Aplikasi Tik Tok untuk Meningkatkan Kreatifitas
Anak”. Jurnal Seni Tari Vol. 9 No.2 6hlm.Maesaroh. (2013). “Peranan Metode Pembelajaran Terhadap
Minat dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam”. Jurnal Kependidikan Vol.1 No. 150-168.

Nurrahmi & Indihadi. (2020). “Tari Egrang Batok di Sekolah Dasar”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Vol. 7 No 3. hlm 257-266.

Rijali, A. (2018). “Analisis Data Kualitatif”. Jurnal Alhadrahah Vol. 17 No. 33. 15 hlm.
Vol xx, No. xx, Juli 2023
E.ISSN: 2715 – 2138
Jurnal Seni dan Pembelajaran
Volume x Nomor x Bulan x Tahun x Halaman xx
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSP/index

Suardi, (2018). “Belajar dan Pembelajaran”. Yogyakarta. Penerbit Deepublish.

Sudjadmiko. (2020). “Metode Tutor Sebaya (Peer Tutoring)”. Jawa Barat. Penerbit Adab

Sugiyono, D. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D

Suhardiyanto. (2009). “Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis


Konstruktivistik”. Jurnal Lembaran Ilmu Kependidikan Vol. 38 No.1. 10 hlm.
Sujarweni. (2022). “Metodologi Penelitian”. Yogyakarta. Penerbit Kalam Baru Press

Sukaryadi & Fatimaturrahmi. (2017). “ Pengaruh Ketersediaan Sumber Belajar di Perpustakaan Sekolah
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 1 Praya Barat”. Jurnal
Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 1 No. 2. 9 hlm

Suparlan. (2019). “Teori Konstruktivisme Dalam Pembelajaran”. Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan
Vol.1 No.2 9 hlm.

Zhara, Y. (2021). “Pengelolaan LKP Pada Masa Pandemi Covid-19”. Jurnal Lifelog Leaning Vol. 4 No. 1.hlm
15-22

Vol xx, No. xx, Juli 2023


E.ISSN: 2715 – 2138

Anda mungkin juga menyukai