Anda di halaman 1dari 62

Program Pendidikan Guru

Penggerak

PAKET MODUL 1
PARADIGMA DAN VISI GURU
PENGGERAK

MODUL 1.2
NILAI-NILAI DAN PERAN
GURU PENGGERAK
NILAI-NILAI DAN PERAN
GURU PENGGERAK

PENULIS MODUL:
Aditya Dharma
Khristian Arimara

Penafian (Disclaimer): Buku ini merupakan modul pegangan untuk peserta


Program Pendidikan Guru Penggerak. Modul ini disusun dan ditelaah oleh
berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbarui
dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman.
Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas
modul ini.

1
KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Guru Penggerak merupakan episode kelima dari rangkaian kebijakan Merdeka

Belajar yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

dan dijalankan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen

GTK). Program Guru Penggerak ini bertujuan untuk menyiapkan para pemimpin

pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong tumbuh kembang

murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan guru di sekitarnya

untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid; serta

menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan

profil Pelajar Pancasila.

Untuk mendukung tercapainya tujuan itu, Program Pendidikan Guru Penggerak

(PPGP) dijalankan dengan menekankan pada kompetensi kepemimpinan

pembelajaran (instructional leadership) yang mencakup komunitas praktik,

pembelajaran sosial dan emosional, pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai

perkembangan murid, dan kompetensi lain dalam pengembangan diri dan

sekolah. Kompetensi tersebut dituangkan ke dalam tiga paket modul, yaitu

paradigma dan visi Guru Penggerak; praktik pembelajaran yang berpihak pada

murid; dan pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah. Selanjutnya,

ketiga paket modul tersebut diperinci menjadi 10 bagian, termasuk modul yang

Anda baca sekarang. Program pendidikan ini dijalankan selama sembilan (9) bulan

yang terdiri dari kelas pelatihan daring, lokakarya, dan pendampingan. Proses

pendidikan ini mengedepankan coaching dan on-the-job training, yang artinya

selama belajar, guru tetap menjalankan perannya di sekolah sekaligus menerapkan

pengetahuan yang didapat dari ruang pelatihan ke dalam pembelajaran di kelas.

Dengan demikian, kepala sekolah dan pengawas menjadi mitra seorang calon

guru penggerak dalam mempersiapkan diri menjadi pemimpin.

2
Di dalam proses pelaksanaan PPGP, Calon Guru Penggerak (CGP) akan sering

diajak untuk merefleksikan praktik pembelajaran yang sudah dijalankan serta

berdiskusi dan berkolaborasi dengan sesama CGP maupun komunitas di sekitarnya.

Keseluruhan pengalaman belajar itu diramu dalam siklus MERRDEKA, yang diawali

dengan Mulai dari Diri, lalu dilanjutkan dengan Eksplorasi Konsep; Ruang Kolaborasi;

Refleksi Terbimbing; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman; Koneksi

Antarmateri; dan ditutup dengan Aksi Nyata. Diharapkan model pembelajaran

yang berbasis pengalaman seperti ini dapat mewujudkan guru dan murid merdeka

yang menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim

penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif

mewujudkan penyelesaian modul ini serta membantu terlaksananya PPGP. Semoga

Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi

pendidikan Indonesia. Amin.

Jakarta, Juli 2020

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga

Kependidikan,

Iwan Syahril, Ph.D.

3
SURAT DARI INSTRUKTUR

“Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan


yang hidup dalam masyarakat kebangsaan.
Dengan maksud agar segala unsur peradaban dan
kebudayaan tadi dapat tumbuh dengan sebaik-baiknya.
Dan dapat kita teruskan kepada anak cucu kita
yang akan datang.”
~ Ki Hajar Dewantara

Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak!

Selamat datang dalam Modul “Nilai-nilai dan peran guru penggerak”.

Modul ini akan mengeksplorasi mengapa dan bagaimana nilai-nilai dan

peran seorang Guru Penggerak mampu menumbuhkan sekolah yang

berpihak pada murid. Mengapa demikian? Dunia kini sudah semakin tanpa

batas, teknologi telah berhasil menghilangkan jarak. Pertukaran budaya baik

yang positif maupun negatif kini menjadi sukar terawasi dan tanpa filter.

Filter tersebut diharapkan dapat ditumbuhkan sejak dini dalam setiap

diri manusia Indonesia agar budayanya tidak tergerus oleh budaya lain yang

lebih agresif melakukan penetrasi. Oleh karena itu, sebagai pendidik, kita

dituntut untuk berpikir kembali mengenai makna dan tujuan pendidikan kita.

Kita semua mengalami fenomena pandemi COVID-19 sejak

permulaan tahun 2020. Secara fisik sekolah dan kelas diadakan dari jauh,

namun sebetulnya jika dipikirkan ternyata kelas-kelas ini justru mendekat dan

masuk ke rumah-rumah murid kita di masa pandemi ini. Pandemi

membukakan mata kita bahwa guru punya peran yang besar dalam proses

belajar murid-muridnya, sekaligus mengungkapkan bahwa orangtua pun

punya peran yang tak terelakkan dalam pendidikan anak-anaknya di

4
rumah. Hal itu membuat kita kembali percaya bahwa gotong-royong dalam

pendidikan adalah hal yang tidak bisa ditawar lagi.

Dari pengalaman tersebut, kita disadarkan kembali bahwa pendidikan

adalah suatu hal yang sifatnya individual sekaligus komunal yang tak

terpisahkan. Murid di kelas-kelas kita adalah bagian dari sebuah komunitas di

rumah, di masyarakat, dan di lingkungan. Mempertimbangkan

kesalingterhubungan dan kerumitan tersebut, maka sebagai pendidik mau

tidak mau kita harus menilik kembali apakah nilai-nilai diri kita telah selaras

dengan tuntutan zaman dan alam yang seperti itu.

Dengan maksud itulah maka dalam modul ini kita diajak masuk ke

dalam dan menelusuri diri sendiri sebagai manusia sekaligus pendidik,

kemudian mengakui bahwa Anda sekalian adalah pribadi-pribadi istimewa

yang unik. Modul ini mengajak Anda menikmati proses munculnya pikiran

dan emosi sebagai gambaran aspek intrinsik yang perlu dipertimbangkan

sebagai satu kesatuan bersama aspek ekstrinsik dalam konteks lingkungan

pembelajaran. Anda juga akan mengeksplorasi dan berkolaborasi

merencanakan perubahan nyata di lingkungan masing-masing. Diharapkan,

setelah mengalami dan berproses sepanjang materi ini, Anda sekalian dapat

menemukan jati diri Anda sebagai Guru Penggerak.

Selamat belajar!

Instruktur Modul 1.2.

5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN3

SURAT DARI INSTRUKTUR 6

DAFTAR ISI 8

CAPAIAN YANG DIHARAPKAN 10

RINGKASAN ALUR BELAJAR MERRDEKA 11


Mulai dari diri – 1JP 11
Eksplorasi konsep - Mandiri 1JP 11
(Forum diskusi terpimpin dan paparan materi) – 2JP 11
Ruang Kolaborasi – 3JP 12
Refleksi Terbimbing – 1JP 13
Demonstrasi Kontekstual – 2JP 13
Elaborasi Pemahaman – 2JP 13
Koneksi Antar Materi – 1JP 14
Aksi Nyata – 1JP 14

GLOSARIUM 15

PEMBELAJARAN 1 - MULAI DARI DIRI 16


TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS 16
KUESIONER NILAI DIRI 16
Gambar 1. Cuplikan pertanyaan kuesioner 17

PEMBELAJARAN 2 – EKSPLORASI KONSEP 20


TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS 20
PENYELARASAN NILAI 20
Gambar 3. Perumpamaan Otak dengan Tangan 25
Refleksi 4P (atau 4F) 26

PEMBELAJARAN 3 – RUANG KOLABORASI 30


TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS 30
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS 38
MENGAMBIL PEMBELAJARAN 38

PEMBELAJARAN 5 – DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 40


TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS 40

6
PEMBELAJARAN 6 – ELABORASI PEMAHAMAN (2 JP) 42
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS 42

PEMBELAJARAN 7 – KONEKSI ANTAR MATERI (1 JP) 46


TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS 46
MEMBUAT RENCANA PERUBAHAN DIRI 46

PEMBELAJARAN 8 – AKSI NYATA (1 JP) 48


TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS 48

SURAT PENUTUP 51

DAFTAR PUSTAKA 52

7
CAPAIAN YANG DIHARAPKAN

Capaian Umum Modul 1.2

Secara umum, profil kompetensi yang ingin dicapai dari modul ini adalah Calon

Guru Penggerak mampu:

(1) mengartikulasikan nilai-nilai dari Guru Penggerak (GP) dalam upaya

mewujudkan Profil Pelajar Pancasila

(2) memahami dan menunjukkan kesediaan untuk mempraktikkan peran dan nilai

GP.

Capaian Khusus Modul 1.2

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi guru

penggerak yang mampu:

● memahami bagaimana nilai diri bisa terbentuk dan merefleksikan pengaruhnya

terhadap peran sebagai Guru Penggerak

● Membuat gambaran diri di masa depan terkait dengan nilai-nilai dan peran

seorang Guru Penggerak

● membuat kesimpulan berdasarkan pengalaman dan aksi yang bisa dilakukan

untuk menguatkan peran dan nilai Guru Penggerak

8
RINGKASAN ALUR BELAJAR MERRDEKA

Modul ini akan dibagi dalam Fase “MERRDEKA” melalui beberapa aktivitas

berikut:

Mulai dari diri – 1JP

CGP mengisi kuesioner dengan pertanyaan-pertanyaan yang

diharapkan dapat mengungkapkan nilai-nilai diri mereka sendiri.

Eksplorasi konsep - 3JP

(1) Belajar mandiri: CGP mengakses materi diagram gunung es, cara kerja

otak, Profil Pelajar Pancasila, Peran Guru Penggerak dan Nilai Guru

Penggerak.

(2) Forum diskusi tertulis: CGP menjawab pertanyaan di LMS lalu

memberikan komentar mengenai hasil jawaban CGP lain.

Ruang Kolaborasi – 4JP


(1) CGP dalam kelompok membuat kesimpulan dari hasil diskusi dalam

bentuk powerpoint atau poster

(2) CGP mempresentasikan hasil kesimpulan dan karya di pertemuan

virtual (tatap maya) dengan fasilitator

Refleksi Terbimbing – 1JP


CGP merefleksikan nilai-nilai diri mereka yang sudah mereka jawab di

bagian Mulai dari DIri dikaitkan dengan Nilai-nilai dan Peran Guru

penggerak yang sudah mereka ketahui di Eksplorasi Konsep.

Demonstrasi Kontekstual – 2JP

Membuat ilustrasi mengenai gambaran diri di masa depan setelah

9
berefleksi mengenai kondisi dirinya saat ini di bagian Refleksi

Terbimbing

Elaborasi Pemahaman – 2JP

(1) Berdiskusi dengan instruktur terkait praktik baik mengenai proses

penumbuhan nilai diri

Koneksi Antar Materi – 1JP


(1) Menyusun rencana perubahan kecil yang perlu dilakukan oleh diri

CGP sendiri

(2) Membuat kesimpulan sebagai respon untuk mengaitkan nilai-nilai dan

peran Guru Penggerak baik dengan semua materi yang telah

dipelajari dalam modul ini maupun materi modul 1.1. Filosofi

Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Aksi Nyata – 1JP

Melakukan rancangan perubahan kecil yang telah dibuat pada

bagian Koneksi Antar Materi

10
GLOSARIUM

CGP Calon Guru Penggerak

tautan Terjemahan kata link yang jika di-klik akan

mengarahkan pembaca ke alamat tujuan atau

situs dalam jaringan (online)

rubrik alat penilaian otentik yang dapat sekaligus

difungsikan sebagai pemandu untuk

menggambarkan kualitas tagihan yang

diharapkan

11
PEMBELAJARAN 1 - MULAI DARI DIRI

Durasi : 1JP
Moda : Mandiri

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


(1) CGP dapat mengidentifikasi nilai-nilai diri sendiri, yang selama ini melekat

dalam pribadinya.

(2) CGP dapat menjelaskan peran dirinya sebagai seorang Guru di dalam

lingkungan sekolahnya masing-masing

PERAN DAN NILAI DIRI

Selamat datang Bapak/Ibu CGP di Pembelajaran pertama dalam Modul 1.2

ini!

Pada kesempatan ini, pembelajaran akan dimulai dengan membuat

diagram trapesium usia dan menjawab beberapa pertanyaan mengenai diri

Anda. Agar Anda mendapatkan manfaat yang maksimal dari kegiatan ini,

hal yang perlu diperhatikan ketika menjawab pertanyaan nanti adalah

kejujuran Anda dalam memberikan jawaban. Tidak mengapa jika memang

tidak ada atau Anda tidak tahu. Tidak ada jawaban benar ataupun salah.

Apa yang menjadi pertanyaan hanyalah upaya untuk membantu menggali

pengalaman serta nilai diri Anda. Silakan jawab sejujurnya, dan jangan

sampai terlewat. Ambil waktu khusus agar Anda dapat mengerjakan ini

dengan tenang. Setelah Anda selesai menjawab pertanyaan-pertanyaan

ini, Anda sudah menyelesaikan bagian pertama dari Modul 1.2 ini. Selamat

Mengerjakan!

12
Trapesium usia

Di sini Anda akan membuat Diagram Trapesium Usia Anda sendiri

dengan mengikuti instruksi berikut:

1. Buatlah garis miring ke atas; tuliskan usia saat Anda

menyelesaikan masa sekolah pada ujung garis tersebut.

2. Lanjutkan dengan membuat garis mendatar, yang menunjukkan

usia kerja. Pada salah satu titik di garis tersebut, tuliskan angka

yang menunjukkan usia Anda saat ini.

3. Buatlah garis miring menurun untuk menandakan masa pensiun

Anda.

4. Ingatlah dua peristiwa penting pada masa sekolah; satu

peristiwa bernuansa positif dan satu lagi yang negatif. Ingatlah

detail peristiwanya dan siapa saja yang terlibat. Tuliskan angka

pada garis naik yang menunjukkan pada usia berapa kedua

peristiwa tersebut terjadi (misalnya umur 7 dan 12).

5. Hitunglah selisih dari usia Anda sekarang dan usia pada saat

kedua peristiwa tersebut terjadi.

13
Jika Anda sudah membuat diagram trapesium usia ini, jawablah ketiga

pertanyaan berikut:

1. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat

dirasakan dan mungkin masih dapat memengaruhi diri Anda di masa

sekarang?

2. Menurut Anda, apa saja peran dari seorang Guru jika dikaitkan

dengan trapesium usia? Jelaskan!

3. Buatlah 1-2 kalimat yang dapat menggambarkan nilai-nilai yang Anda

percayai sebagai seorang Guru, menggunakan kata-kata berikut:

Guru, Murid, Belajar, Makna.

Peran Fasilitator:

1. Fasilitator mengingatkan CGP untuk mengerjakan tugas pada


bagian Mulai dari Diri
2. Fasilitator mempelajari jawaban dari CGP
3. Fasilitator memberikan komentar/apresiasi terhadap
jawaban-jawaban CGP pada bagian ini

14
PEMBELAJARAN 2 – EKSPLORASI KONSEP

Durasi : 3JP
Moda : Pembelajaran Mandiri dan Forum Diskusi Tertulis

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


(1) CGP dapat mengetahui hubungan antara emosi, cara kerja otak dan

pembentukan nilai-nilai dalam diri seseorang.

(2) CGP dapat mengetahui bagaimana nilai-nilai dapat bertumbuh lewat

keteladanan dan pembiasaan perilaku yang konsisten di suatu

lingkungan.

(3) CGP dapat menjelaskan pemahaman mengenai Profil Pelajar Pancasila

(4) CGP dapat menjelaskan pemahaman mengenai Peran Guru Penggerak

sebagai Pendorong Transformasi Pendidikan

(5) CGP dapat menjelaskan pemahaman mengenai nilai-nilai yang perlu

dimiliki oleh seorang Guru Penggerak

Pembelajaran Mandiri (2 JP)

Selamat datang di sesi pembelajaran kedua!

Dalam sesi ini, Anda akan melakukan aktivitas yang berbentuk

paparan materi. Anda secara mandiri akan berproses dengan materi-materi

terkait dengan pembentukan suatu nilai serta nilai dan peran-peran seorang

Guru Penggerak. Di beberapa bagian ada beberapa pertanyaan yang

harus Anda jawab, yang mendukung pemahaman Anda. Selamat

berproses!

15
A. PEMBENTUKAN NILAI DIRI

A.1. Menonton Video Pendek Diagram Gunung Es

Suka atau tidak, di luar kelebihan dan kelemahannya, baik atau tidak

karakternya, guru sudah terlanjur dipandang sebagai orang yang dapat

diteladani di tengah masyarakat kita. Guru sesungguhnya memiliki

kesempatan untuk menjadi teladan bagi muridnya. Kini, pilihannya adalah

memanfaatkan kesempatan itu dengan sengaja atau membiarkannya

lewat begitu saja dan tidak melakukan apa-apa. Menjadi teladan harus

diusahakan secara sadar.

Lumpkin (2008), menyatakan bahwa guru dengan karakter baik

mengajarkan murid mereka tentang bagaimana keputusan dibuat melalui

proses pertimbangan moral. Guru ini membantu muridnya memahami

nilai-nilai kebaikan dalam diri mereka sendiri, kemudian mereka

mempercayainya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari siapa mereka,

hingga kemudian mereka terus menghidupinya. Guru dengan karakter yang

baik melestarikan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat melalui

murid-murid mereka.

16
Guru adalah tukang kebun, yang merawat tumbuhnya nilai-nilai

kebaikan di dalam diri murid-muridnya. Guru memiliki kesempatan untuk

mengembangkan lingkungan di mana murid berproses menumbuhkan

nilai-nilai dirinya tersebut. Dengan demikian, guru patut mengembangkan

lingkungan yang sifatnya fisik (ekstrinsik) dan yang sifatnya psikis (intrinsik).

Emosi adalah bagian utama dari lingkungan yang sifatnya psikis dan

intrinsik yang dapat dipengaruhi dan harus dipertimbangkan

pengembangannya oleh guru. Dalam rangkaian modul Pendidikan Guru

Penggerak ini aspek emosi akan dibahas tersendiri dengan lebih detail

dalam modul Pembelajaran Sosial Emosional.

A.2 Menonton video pendek Eskalator dan Cara Kerja Otak

17
Lewat video ini Anda diajak mengeksplorasi dua sistem kerja otak

“3-in-1” manusia secara singkat untuk memelajari bagaimana manusia

tergerak, bergerak, dan menggerakkan. Guru adalah manusia yang

senantiasa berusaha untuk menggerakkan manusia lainnya. Oleh karena itu,

guru harus lebih dulu sadar bagaimana dirinya tergerak, kemudian memilih

untuk bergerak dan akhirnya menggerakkan manusia yang lain.

A.3. Mengenali “Bagaimana Manusia Tergerak, Bergerak dan

Menggerakkan”.

18
Tautan presentasi versi pdf

Paparan tersebut akan mengajak Anda melihat kenyataan bahwa, di

balik kecanggihan otak manusia, ternyata ada bagian-bagian yang masih

menyerupai otak Reptil, otak Mamalia, dan Primata. Anda akan diajak

memvisualisasikan otak kita yang umumnya berukuran lebih-kurang sebesar

dua kepal tangan Anda sendiri. Pergelangan tangan diumpamakan

sebagai batang otak, jempol yang disembunyikan dalam 4 jemari lainnya

diumpamakan sebagai sistem limbik (amigdala), dan 4 jemari lain sebagai

otak eksekutif atau otak luhur (neocortex).

Gambar 3. Perumpamaan Otak dengan Tangan

● Batang otak mengelola semua otomasi dan reflek di tubuh demi

kelangsungan hidup kita, sehingga mampu mengkonservasi energi yang

digunakan otak. Bagian otak ini selalu menganggap semua adalah

ancaman hingga terbukti aman. Bagian otak ini menyerupai otak Reptil.

● Sistem limbik (amigdala) yang menyerupai otak Mamalia ini,

bertanggung jawab soal emosi. Letaknya begitu dalam di otak kita

sehingga seringkali mampu mengambil alih kendali diri seseorang.

19
Terlukanya perasaan jauh lebih sakit dan lama sembuhnya ketimbang

luka fisik biasa. Otak Reptil dan Mamalia tersebut memiliki kecenderungan

alamiah yang sama yaitu: sebanyak mungkin mengkonservasi energi

melalui otomasi, auto pilot.

● Otak berpikir, yang terdiri dari otak Primata (bagian gerak kompleks,

rekayasa penggunaan alat) dan berada dalam satu kesatuan dengan

otak manusia, otak luhur, atau neocortex yang tugasnya berpikir strategis,

kreatif, metakognitif. Ini adalah kekuatan, namun karena kerja itu semua

memakan banyak sekali energi, maka hal ini pun sekaligus menjadi

kelemahan. Jadi, perlu diingat bahwa secara alamiah kita mempunyai

kecenderungan untuk mengkonservasi energi. Insting kita akan lebih

cepat bereaksi dan mengklasifikasikan sesuatu sebagai ancaman,

ketimbang harus menganalisanya terlebih dahulu apakah benar itu

adalah ancaman.

Kabar baiknya, otak manusia memiliki kemampuan untuk belajar. Tidak

statis tapi elastis. Dengan demikian, penggunaan sistem berpikir lambat,

penggunaan otak luhur (manusia) dapat kita pelajari agar tidak begitu saja

memperkenankan sistem berpikir cepat (otak Reptil & Mamalia) mengambil

alih kendali diri kita.

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, kita sudah menyelesaikan bagian

pertama dari Eksplorasi Konsep. KIta sudah memahami bagaimana suatu

nilai dapat muncul dalam diri individu, dan bagaimana nilai dapat tumbuh

dalam diri individu tersebut. Semoga materi ini bisa membantu Anda sekalian

dalam menumbuhkan nilai-nilai positif untuk murid-murid Anda. Sekarang

mari kita bergerak untuk lebih mengenal nilai dan peran-peran dari seorang

Guru Penggerak. Selamat belajar!

20
B. PROFIL PELAJAR PANCASILA

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, pada modul sebelumnya kita

sudah mempelajari mengenai filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara.

Pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara dinilai masih relevan untuk diterapkan

pada dunia pendidikan saat ini. Ki Hadjar Dewantara menegaskan bahwa

tujuan dari pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada

anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang

setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota

masyarakat. Ki Hadjar Dewantara juga mengemukakan bahwa dalam

proses menuntun, anak perlu diberikan kebebasan dalam belajar serta

berpikir, dituntun oleh para pendidik agar anak tidak kehilangan arah serta

membahayakan dirinya. Semangat agar anak bisa bebas belajar, berpikir,

agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan berdasarkan

kesusilaan manusia ini yang akhirnya menjadi tema besar kebijakan

pendidikan Indonesia saat ini, Merdeka Belajar.

Semangat Merdeka Belajar yang sedang dicanangkan ini juga

memperkuat tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 3, dimana Pendidikan diselenggarakan agar

setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab. Kedua semangat ini yang kemudian memunculkan

sebuah pedoman, sebuah penunjuk arah yang konsisten, dalam pendidikan

di Indonesia. Pedoman tersebut adalah Profil Pelajar Pancasila (Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2020)

21
Profil Pelajar Pancasila ini dicetuskan sebagai pedoman untuk

pendidikan Indonesia. Tidak hanya untuk kebijakan pendidikan di tingkat

nasional saja, akan tetapi diharapkan juga menjadi pegangan untuk para

pendidik, dalam membangun karakter anak di ruang belajar yang lebih

kecil. Pelajar Pancasila disini berarti pelajar sepanjang hayat yang kompeten

dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Pelajar yang memiliki profil ini

adalah pelajar yang terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya.

Dimensi ini adalah: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan

berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global;

5) Bernalar kritis; 6) Kreatif. Keenam dimensi ini perlu dilihat sebagai satu

buah kesatuan yang tidak terpisahkan. Apabila satu dimensi ditiadakan,

maka profil ini akan menjadi tidak bermakna. Sebagai contoh: ketika

seorang pelajar perlu mengeluarkan ide yang baru dan orisinil untuk

memecahkan masalah, diperlukan juga kemampuan bernalar kritis untuk

melihat permasalahan yang ada. Solusi yang dihasilkan juga perlu

mempertimbangkan akhlak kepada makhluk hidup lain yang dapat

dimunculkan dari dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa

dan berakhlak mulia. Dalam mewujudkan solusinya, ia pun perlu melibatkan

orang lain dengan tetap menghargai keragaman latar belakang yang

dimiliki (dimensi Gotong Royong dan Berkebinekaan Global). Untuk lebih

jelasnya, berikut adalah sekilas penjelasan mengenai Profil Pelajar Pancasila

ini.

22
1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.

Murid dengan dimensi profil ini berarti murid tersebut mengamalkan

nilai-nilai agama dan kepercayaannya sebagai bentuk religiusitasnya,

percaya dan menghayati keberadaan Tuhan serta memperdalam

ajaran agamanya yang tercermin dalam perilakunya sehari-hari

sebagai bentuk penerapan pemahaman terhadap ajaran agamanya.

Dalam usahanya memperkuat iman dan ketakwaannya kepada

Tuhan Yang Maha Esa, murid dengan profil ini juga menghargai segala

bentuk ciptaan Nya, baik itu alam tempat ia tinggal, manusia lain, dan

yang juga tidak boleh dilupakan, dirinya sendiri. Dengan menghargai

hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dirinya sendiri, orang

lain, serta alam, maka seorang murid dapat memenuhi dimensi ini.

Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Beriman,

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

23
● Akhlak Beragama.

Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu ataupun

memiliki:

- Mengenal dan mencintai Tuhan Yang Maha Esa

- Pemahaman agama/kepercayaan

- Pelaksanaan ajaran agama/kepercayaan

● Akhlak Pribadi.

Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu menunjukkan

ataupun memiliki:

- Integritas (sebagai bentuk penghormatan terhadap diri

sendiri dalam relasi dengan orang lain)

- Merawat diri secara fisik, mental, dan spiritual

● Akhlak kepada manusia

Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu menunjukkan:

- Mengutamakan persamaan dengan orang lain dan

menghargai perbedaan

- Berempati kepada orang lain

● Akhlak kepada Alam

Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu menunjukkan:

- Menjaga lingkungan

- Memahami keterhubungan ekosistem bumi

● Akhlak bernegara

Dalam elemen ini seorang murid mampu menunjukkan:

- melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara

2) Berkebinekaan Global

Murid dengan dimensi profil ini merupakan seorang murid yang

berbudaya, memiliki identitas diri yang matang, mampu menunjukkan

24
dirinya sebagai representasi budaya luhur bangsanya, serta terbuka

terhadap keberagaman budaya daerah, nasional, global. Hal ini

dapat diwujudkan dengan kemampuan berinteraksi secara positif

antar sesama, memiliki kemampuan komunikasi interkultural, serta

mampu memaknai pengalamannya di lingkungan majemuk sebagai

kesempatan pegembangan dirinya.

Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Berkebinekaan

Global:

● Mengenal dan menghargai budaya

Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu:

- Mendalami budaya dan identitas budaya

- Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan

budaya, kepercayaan, serta praktiknya

- Menumbuhkan rasa menghormati terhadap

keanekaragaman budaya

● Komunikasi dan interaksi antar budaya

Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu menunjukkan:

- Berkomunikasi antar budaya

- Mempertimbangkan dan menumbuhkan berbagai

perspektif

● Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman

kebinekaan.

Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu menunjukkan:

- Melakukan refleksi terhadap pengalaman kebinekaan

- Menghilangkan stereotip dan prasangka

- Menyelaraskan perbedaan budaya

● Berkeadilan Sosial.

25
Dalam elemen ini seorang murid mampu:

- Turut serta aktif, membangun masyarakat yang adil, inklusif

dan berkelanjutan

- Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan

bersama

- Memahami peran individu dalam demokrasi

3) Gotong Royong

Seorang murid yang memiliki dimensi Gotong Royong berarti murid

tersebut mampu berkolaborasi dengan orang lain dan secara proaktif

mengupayakan pencapaian kesejahteraan dan kebahagiaan

orang-orang yang ada dalam masyarakatnya. Murid tersebut juga

sadar bahwa Ia tidak hidup sendiri, memiliki kesadaran diri sebagai

bagian dari kelompok, sehingga perlu ada usaha dari dirinya untuk

membantu pencapaian kebahagiaan kelompoknya.

Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Gotong

Royong:

● Kolaborasi

Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu menunjukkan:

- Kerjasama

- Berkomunikasi untuk mencapai tujuan bersama

- Menumbuhkan rasa saling ketergantungan positif

(menyadari peran dirinya dan peran orang lain dalam

kontribusinya dalam pencapaian tujuan kelompok)

- Koordinasi Sosial (melakukan koordinasi demi pencapaian

tujuan bersama)

● Kepedulian

26
Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu menunjukkan

atau memiliki:

- Tanggap terhadap lingkungan

- Persepsi sosial (memahami dan menghargai lingkungan

sosialnya, untuk memunculkan situasi yang sejalan

dengan kesejahteraan lingkungan sosialnya)

● Berbagi (memberi dan menerima segala hal yang penting bagi

kehidupan pribadi dan bersama)

4) Mandiri

Seorang murid yang memiliki dimensi mandiri berarti murid tersebut

mempunyai prakarsa atas pengembangan diri dan prestasinya dan

didasari pada pengenalan kekuatan serta keterbatasan dirinya serta

situasi yang dihadapi, dan bertanggung jawab atas proses dan

hasilnya. Murid yang memiliki dimensi ini juga mampu mengelola

dirinya sendiri (pikiran, perasaan, tindakan) untuk mencapai tujuan

pribadinya ataupun tujuan bersama.

Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Mandiri:

● Pemahaman diri dan situasi

Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu:

- Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang

dihadapi

- Mengembangkan refleksi diri

● Regulasi Diri

Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu:

- Regulasi Emosi

- Menetapkan tujuan dan rencana strategis

pengembangan diri dan prestasi

27
- Memiliki inisiatif bekerja secara mandiri

- Mengembangkan kendali dan disiplin diri

- Percaya diri, resilien dan adaptif

5) Bernalar Kritis

Seorang murid yang memiliki dimensi Bernalar Kritis berarti murid

tersebut mampu menggunakan kemampuan nalar dirinya untuk

memproses informasi, mengevaluasinya, hingga menghasilkan

keputusan yang tepat untuk mengatasi berbagai persoalan yang

dihadapinya. Murid tersebut mampu menyaring informasi,

mengolahnya, mencari keterkaitan berbagai informasi, menganalisa

serta membuat kesimpulan berdasarkan informasi tersebut. Dimensi ini

juga berarti keterbukaan terhadap berbagai macam perspektif

ataupun pembuktian baru (termasuk pada pendapatnya semula

yang digugurkan oleh pembuktian baru ini). Keterbukaan ini pun

mampu bermanfaat dalam kehidupan murid di masa mendatang

karena menumbuhkan murid yang terbuka, mau mengubah

pendapatnya, serta menghargai pendapat orang lain.

Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Bernalar Kritis:

● Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan

Dalam elemen ini berarti seorang murid mampu:

- Mengajukan pertanyaan (untuk mengumpulkan data

yang akurat)

- Mengidentifikasi, mengklarifikasi dan mengolah informasi

dan gagasan

● Menganalisa dan mengevaluasi penalaran

● Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri

6) Kreatif

28
Seorang murid yang memiliki dimensi kreatif berarti mampu

memodifikasi, menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna,

bermanfaat, dan berdampak untuk mengatasi berbagai persoalan

baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk lingkungan di sekitarnya.

Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Kreatif:

● Menghasilkan gagasan yang orisinal

● Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal

● Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi

permasalahan

Dalam usaha mewujudkan Profil Pelajar Pancasila ini, tentunya perlu

peran pendidik untuk menuntun anak serta menumbuhkan berbagai

karakter/nilai yang dijabarkan. Peran pendidik yang pertama dalam terkait

dengan Profil Pelajar Pancasila ini adalah mengenali dan menjalankan profil

ini terlebih dahulu. Ketika seorang pendidik mencoba menjalankan profil ini,

maka akan lebih mudah bagi murid untuk mengikutinya. Keteladanan

seorang guru dalam menjalankan ini pastinya akan dilihat dan kemudian

dipelajari oleh para murid.

Profil Pelajar Pancasila ini juga tidak hanya diajarkan dalam mata

pelajaran tertentu, namun terintegrasi dalam muatan pembelajaran. Ini

berarti cakupan materi dan program yang akan diberikan kepada murid

untuk dipelajari dalam proses pembelajaran mampu memunculkan

aspek-aspek Profil Pelajar Pancasila dalam tiap mata pelajaran. Demi

mewujudkan Profil Pelajar Pancasila ini dibutuhkan pendidik yang mumpuni

dalam menjadi teladan dan menciptakan perubahan. Oleh karena itu,

Program Guru Penggerak ini ada untuk melengkapi Bapak/Ibu sekalian agar

29
menjadi Guru Penggerak yang berfokus pada pembentukan Profil Pelajar

Pancasila.

Jika dikaitkan dengan materi pada bagian A mengenai pembentukan

nilai diri, Profil Pelajar Pancasila adalah karakter yang diharapkan muncul

pada segenap murid di Indonesia. Keenam karakter tersebut tercerminkan

melalui perilaku sehari-hari yang akhirnya menjadi kebiasaan. Untuk

mendukung tercapainya karakter ini, setiap guru perlu menanamkan

nilai-nilai dan pola pikir sebagai penuntun atau pamong. Nilai-nilai ini bisa

berkembang jika seorang guru penggerak mengaktifkan otak luhurnya agar

bisa berpikir strategis dan kreatif dalam menjalankan peran sebagai guru

penggerak. Peran-peran ini akan dijabarkan dalam bagian berikutnya.

Tugas B.1

1. Dengan menggunakan bahasa Anda sendiri, jelaskan apa yang Anda

pahami mengenai Profil Pelajar Pancasila!

C. PERAN GURU PENGGERAK

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, pada paparan sebelumnya kita

sudah mengenali Profil Pelajar Pancasila. Untuk bisa mewujudkan Profil

Pelajar Pancasila tersebut, dibutuhkan pendidik yang terampil dan

berkompeten sehingga mampu berkontribusi secara aktif sesuai

mewujudkan profil tersebut. Pada bagian ini kita akan membahas peran

yang perlu Anda hidupi sebagai Guru Penggerak yang mendukung

perwujudan profil pelajar Pancasila tersebut.

Peran dari dari seorang Guru tentunya akan lebih maksimal jika

memiliki keterampilan ataupun kompetensi yang sesuai dengan tujuan

30
pendidikan yang diharapkan. Di tautan berikut ini, Anda akan diminta untuk

membaca dan memahami kompetensi-kompetensi apa saja yang perlu

dimiliki oleh seorang Guru Penggerak.

[LINK TAUTAN]

Seperti dari bacaan yang sudah Anda simak, terdapat 4 kategori

dalam kompetensi tersebut. Kategori tersebut yaitu mengembangkan diri

dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah,

serta memimpin pengembangan sekolah. Seorang Guru Penggerak

diharapkan mempunyai 4 kompetensi ini. Guru Penggerak tidak hanya

berfokus pada sebagai pemimpin pembelajaran, akan tetapi juga

menggerakkan diri serta lingkungan sekolah agar dapat mewujudkan

sekolah yang berpihak pada murid. Ketika kita bisa membawa perubahan

pada lingkungan sekitar kita, tentunya hasilnya juga akan lebih baik untuk

murid kita.

Peran Guru Penggerak itu sendiri, merupakan sebuah ringkasan dari

kompetensi tersebut. Terdapat 5 butir peran dari seorang Guru Penggerak:

1. Menjadi Pemimpin Pembelajaran

Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong wellbeing

ekosistem pendidikan sekolah. Mari kita lihat terlebih dahulu kata

pemimpin pembelajaran. Pemimpin Pembelajaran berarti seorang

Guru Penggerak menjadi seorang pemimpin yang menitikberatkan

pada komponen yang terkait erat dengan pembelajaran, seperti

kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen, pengembangan guru

serta komunitas sekolah, dll. Yang dimaksud dengan wellbeing disini

terkait dengan kondisi yang sudah berpihak pada murid. Apakah

kondisi tersebut sudah membuat murid nyaman untuk belajar? apakah

sudah sesuai dengan kebutuhan murid? Apakah lingkungan belajar di

31
sekolah sudah cukup sejahtera agar anak bisa belajar dengan

maksimal? Seorang Guru Penggerak tentunya berperan besar dalam

membuat lingkungan sekolah yang nyaman untuk para muridnya. Jadi

seorang Guru Penggerak diharapkan mampu berperan sebagai

pemimpin yang berorientasi pada murid, dengan memperhatikan

segenap aspek pembelajaran yang mendukung tumbuh-kembang

murid.

2. Menggerakkan Komunitas Praktisi

Menggerakkan komunitas praktik untuk rekan guru di sekolah dan di

wilayahnya. Seorang Guru Penggerak berpartisipasi aktif dalam

membuat komunitas belajar untuk para rekan guru baik di sekolah

maupun wilayahnya. Banyaknya praktik baik yang bisa dibagikan

dalam komunitas tersebut bisa menjadi bahan pembelajaran untuk

para guru sejawat dan tentunya untuk Guru Penggerak tersebut juga.

Catatan tambahan, komunitas praktik akan dibahas pada lokakarya.

3. Menjadi Coach Bagi Guru Lain

Menjadi coach dan mentor bagi rekan guru lain terkait

pengembangan pembelajaran di sekolah. Seorang Guru Penggerak

juga harus mampu mendeteksi aspek-aspek yang bisa ditingkatkan

dari rekan sejawatnya. Seorang Guru Penggerak diharapkan juga

mampu merefleksikan hasil pengalamannya sendiri serta guru lain

untuk dijadikan poin peningkatan untuk pembelajaran. Tidak lupa juga

sebagai seorang coach, Guru Penggerak diharapkan juga bisa

memantau perkembangan dari rekan guru lain tersebut.

4. Mendorong Kolaborasi Antar Guru

Membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi antara guru dan

pemangku kepentingan di dalam dan di luar sekolah untuk

32
meningkatkan kualitas pembelajaran. Pada peran ini, seorang Guru

Penggerak diharapkan mampu memetakan para pemangku

kepentingan di sekolah (serta luar sekolah), serta membangun dialog

antar para pemangku kepentingan tersebut.

5. Mewujudkan Kepemimpinan Murid

Mendorong peningkatan kemandirian dan kepemimpinan murid di

sekolah. Peran seorang Guru Penggerak berarti membantu para murid

ini untuk mandiri dalam belajar, mampu memunculkan motivasi murid

untuk belajar, juga mendidik karakter murid di sekolah.

Tugas C.1

Di bawah ini terdapat beberapa pertanyaan yang Anda harus jawab

terkait dengan Peran-peran dari seorang Guru Penggerak. Silakan

jawab dengan sejujurnya.

1. Berdasarkan pengalaman Anda, peran apa yang sejauh ini

Anda sering lakukan? Berikan contoh untuk memperjelas peran

tersebut

2. Berdasarkan pengalaman Anda, peran apa yang sejauh ini

Anda jarang lakukan? jelaskan.

3. Ceritakan pengalaman yang paling Anda ingat terkait dengan

Peran ini! Anda dapat memilih salah satu saja untuk diceritakan.

Terima kasih Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak. Anda sekarang sudah lebih

memahami apa saja peran dari seorang Guru Penggerak. Untuk bisa lebih

menjalani peran-peran ini, ada 5 nilai penting yang harus dimiliki oleh para

Guru Penggerak. Kelima nilai ini yang akan menjadi pedoman bertindak dari

33
seorang Guru Penggerak. Apa saja kelima nilai tersebut, mari kita lanjutkan

ke bagian berikutnya.

D. NILAI-NILAI GURU PENGGERAK

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, di bagian A kita sudah mempelajari

mengenai Profil Pelajar Pancasila yang menjadi sasaran utama dari seluruh

rangkaian program pelatihan Guru Penggerak. Pada bagian B, kita juga

sudah lebih memahami peran dari seorang Guru Penggerak. Pada bagian

ini, kita akan mulai mengenali dan memaknai nilai-nilai dari seorang Guru

Penggerak. Nilai-nilai ini yang diharapkan bisa muncul dari Bapak/Ibu Calon

Guru Penggerak sekalian. Nilai ini yang nantinya akan mendukung

Bapak/Ibu Calon Penggerak dalam melaksanakan peran-peran Guru

Penggerak, serta mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

Nilai itu sendiri, menurut Rokeach (dalam Hari, Abdul H. 2015),

merupakan keyakinan sebagai standar yang mengarahkan perbuatan dan

standar pengambilan keputusan terhadap objek atau situasi yang sifatnya

sangat spesifik. Kehadiran nilai dalam diri seseorang dapat berfungsi sebagai

standar bagi seseorang dalam mengambil posisi khusus dalam suatu

masalah, sebagai bahan evaluasi dalam membuat keputusan, bahkan

hingga berfungsi sebagai motivasi dalam mengarahkan tingkah laku individu

dalam kehidupan sehari-hari. Melihat peranan nilai sangat penting dalam

kehidupan tingkah laku sehari-hari, maka rasanya penting bagi seorang

Guru Penggerak untuk bisa memahami dan menjiwai nilai-nilai dari seorang

Guru Penggerak.

Kelima nilai dari Guru Penggerak adalah: Mandiri, Reflektif, Kolaboratif,

Inovatif, serta Berpihak pada Murid.

34
Nilai ini sendiri berkaitan erat dengan peran yang sudah kita pelajari di

bagian sebelumnya. Nilai ini yang diharapkan terus tumbuh dan dilestarikan

dalam diri seorang Guru Penggerak. Kelima nilai ini saling mendukung satu

dengan lainnya, dan tentunya diharapkan menjadi pedoman berperilaku

untuk seorang Guru Penggerak.

D. 1. Mandiri

Mandiri berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa

mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung

jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya. Segala perubahan yang

terjadi di sekitar kita maupun pada diri kita, muncul dari diri kita sendiri. Ketika

kita hanya menunggu sesuatu untuk terjadi, seringkali hal tersebut tidak

pernah terjadi. Karena itu seorang Guru Penggerak diharapkan mampu

mendorong dirinya sendiri untuk melakukan perubahan, untuk memulai

sesuatu, untuk mengerjakan sesuatu terkait dengan perubahan apa yang

diinginkan untuk terjadi.

Guru Penggerak yang mandiri, berarti guru tersebut mampu

memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri untuk membuat perubahan

baik untuk lingkungan sekitarnya ataupun pada dirinya sendiri. Hal ini

terutama perlu muncul dalam aspek pengembangan dirinya. Seorang Guru

Penggerak termotivasi untuk mengembangkan dirinya tanpa harus

menunggu adanya pelatihan yang ditugaskan oleh sekolah ataupun dinas.

Guru Penggerak mendorong dirinya untuk meningkatkan kapabilitas dirinya

tanpa perlu dorongan dari pihak lain.

Beberapa poin untuk menguatkan nilai Mandiri pada nilai Guru

Penggerak adalah sebagai berikut:

1. Tentukan tujuan perubahan yang ingin dicapai dan dampak

dari pencapaian tujuan tersebut. Apabila ada suatu perubahan

35
yang ingin Anda lihat (baik pada diri Anda, maupun hal di

sekitar Anda) mulailah dengan tujuannya terlebih dahulu.

Setelah Anda tahu tujuannya, lalu susun rutenya dalam bentuk

tujuan yang lebih kecil. contoh: Tujuannya, ingin meningkatkan

kemampuan penggunaan perhitungan numerikal di microsoft

excel, untuk membantu pekerjaan administrasi menjadi lebih

mudah. Dari sini susunlah rute cara belajar Anda, sesuai dengan

kapabilitas Anda. Contoh rute: dalam seminggu ini, sudah harus

bisa perhitungan dengan menggunakan fungsi numerikal

tambah dan kurang. Cara belajar dengan menggunakan

youtube misalnya. Dengan penggambaran tujuan dan rute

yang jelas kita akan semakin tahu apa yang harus kita lakukan

dan bagaimana mencapai tujuan tersebut. Hal ini yang akan

mendorong kita untuk lebih mandiri.

2. Rayakan keberhasilan dalam setiap pencapaian. Pencapaian

tujuan tidak mudah, bahkan tujuan yang dirasa kecil sekalipun

membutuhkan daya, waktu, dll. Apabila kita sudah mencapai

tujuan tertentu, rayakan keberhasilan dengan sesuatu yang kita

suka. Dengan begitu kita bisa memotivasi diri kita untuk

mencapai tujuan selanjutnya.

Tugas D.1 Mandiri

1. Berdasarkan pemahaman Anda, apa saja kata kunci dari dari nilai

Mandiri? Anda dapat menemukan kata kunci berdasarkan bacaan

ataupun kata-kata lainnya yang mempunyai makna sesuai dengan

nilai tersebut

2. Apa contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru

Penggerak terkait nilai mandiri?

36
3. Silakan Anda ceritakan secara singkat pengalaman Anda yang terkait

dengan nilai Mandiri ini!

D. 2. Reflektif

Reflektif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa

merefleksikan dan memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik

yang terjadi pada diri sendiri serta pihak lain. Proses perwujudan Profil Pelajar

Pancasila, juga perjalanan menjadi Guru Penggerak pastinya akan penuh

dengan pengalaman-pengalaman yang bervariasi.

Pengalaman-pengalaman ini bisa menimbulkan kesan positif maupun

negatif. Dengan mengamalkan nilai reflektif, Guru Penggerak diajak untuk

mengevaluasi kembali pengalaman-pengalaman tersebut, hingga bisa

menjadi pembelajaran dan panduan untuk menjalankan perannya di masa

mendatang.

Guru Penggerak yang memiliki nilai reflektif mau membuka diri

terhadap pengalaman yang baru dilaluinya, lalu melakukan evaluasi

terhadap apa saja hal yang sudah baik, serta apa yang perlu

dikembangkan. Apa yang dievaluasi tentu saja beragam, bisa terhadap

kekuatan dan keterbatasan diri sendiri, pendapat yang dimiliki oleh diri

sendiri, proses, dll. Guru Penggerak yang reflektif tidak hanya berhenti

sampai berefleksi namun juga sampai melakukan aksi perbaikan yang bisa

dilakukan. Mereka juga senantiasa terbuka untuk meminta dan menerima

umpan balik dari orang-orang di sekelilingnya.

Ada banyak model dalam melakukan refleksi, beberapa di antaranya

adalah:

● Model refleksi 4P, dalam melakukan refleksi. Model ini merupakan

model pertanyaan yang bisa kita gunakan untuk memaknai

pengalaman yang sudah pernah kita rasakan sebelumnya. 4P itu

37
sendiri antara lain: Keempat langkah ini merupakan terjemahan dari

4F yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway, yaitu:

1. Peristiwa (Facts): paparan obyektif berdasarkan

pengalaman nyata atas apa yang sejauh ini telah

dialami. Contoh pertanyaan: apa kendala yang saya

hadapi? apa hal baik yang saya alami dalam proses

tersebut? apa yang saya lakukan dalam mengatasi

kendala tersebut? apakah tindakan tersebut berhasil?

2. Perasaan (Feelings): apa yang dirasakan kini setelah

mengikuti proses tersebut. Contoh pertanyaan: Apa yang

saya rasakan ketika menghadapi kendala tersebut? ketika

saya mencoba mengatasi kendala tersebut bagaimana

perasaan saya?

3. Pembelajaran (Findings): apa hal paling konkrit yang

dapat diambil sebagai pembelajaran dan mungkin telah

membawa makna baru. Contoh pertanyaan: apa yang

saya pelajari dari proses ini? apa hal baru yang saya

ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?

4. Penerapan ke depan (Future): apa hal yang dapat segera

diterapkan baik sebagai individu. Contoh pertanyaan:

apa yang bisa saya lakukan ke depannya dari

pembelajaran di proses ini? pada aspek apa?

● Model refleksi 5M, yang diadaptasi dari model 5R (Bain, dkk, 2002,

dalam Ryan & Ryan, 2013). 5M terdiri dari langkah-langkah berikut:

1. Mendeskripsikan (Reporting): menceritakan ulang

peristiwa yang terjadi

38
2. Merespon (Responding): menjabarkan tanggapan yang

diberikan dalam menghadapi peristiwa yang diceritakan,

misalnya melalui pemberian opini, pertanyaan, ataupun

tindakan yang diambil saat peristiwa berlangsung.

3. Mengaitkan (Relating): menghubungkan kaitan antara

peristiwa dengan pengetahuan, keterampilan, keyakinan

atau informasi lain yang dimiliki.

4. Menganalisis (Reasoning): menganalisis dengan detail

mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi, lalu

mengambil beberapa perspektif lain, misalnya dari teori

atau kejadian lain yang serupa, untuk mendukung analisis

tersebut.

5. Merancang ulang (Reconstructing): menuliskan rencana

alternatif jika menghadapi kejadian serupa di masa

mendatang.

Tugas D.2 Reflektif

1. Berdasarkan pemahaman Anda, apa saja kata kunci dari dari nilai

Reflektif? Anda dapat menemukan kata kunci berdasarkan bacaan

ataupun kata-kata lainnya yang mempunyai makna sesuai dengan

nilai tersebut

2. Apa contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru

Penggerak terkait nilai Reflektif?

3. Silahkan Anda ceritakan secara singkat pengalaman Anda yang

terkait dengan nilai Reflektif ini!

39
D. 3. Kolaboratif

Kolaboratif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa

membangun hubungan kerja yang positif terhadap seluruh pihak pemangku

kepentingan yang berada di lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah

(contoh: orang tua murid dan komunitas terkait) dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, seorang Guru

Penggerak akan bertemu banyak sekali pihak yang mampu mendukung

pencapaian Profil Pelajar Pancasila. Guru Penggerak diharapkan mampu

merangkul semua pihak itu.

Guru Penggerak yang menjiwai nilai kolaboratif mampu membangun

rasa kepercayaan dan rasa hormat antara dirinya dengan lingkungan

sekitarnya, serta mengakui dan mengelola perbedaan peran yang diemban

oleh masing-masing tiap pemangku kepentingan sekolah dalam mencapai

tujuan bersama.

Perlu diperhatikan, kolaboratif mampu muncul dalam perilaku seperti

kerjasama, berkomunikasi, memahami peran masing-masing pihak dalam

suatu situasi tertentu, termasuk memberikan feedback juga merupakan

bagian dari kolaborasi.

Tugas D.3 Kolaboratif

1. Berdasarkan pemahaman Anda, apa saja kata kunci dari dari nilai

Kolaboratif? Anda dapat menemukan kata kunci berdasarkan

bacaan ataupun kata-kata lainnya yang mempunyai makna sesuai

dengan nilai tersebut

2. Apa contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru

Penggerak terkait nilai Kolaboratif?

3. Silahkan Anda ceritakan secara singkat pengalaman Anda yang

terkait dengan nilai Kolaboratif ini!

40
D. 4. Inovatif

Inovatif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan

gagasan-gagasan baru dan tepat guna terkait situasi tertentu ataupun

permasalahan tertentu. Di tengah perkembangan zaman yang semakin

maju, masalah yang muncul pun juga semakin bervariasi. Untuk bisa

mengatasi beragam masalah tersebut, diperlukan lah jiwa inovatif dari

seorang Guru Penggerak, agar bisa datang dengan penyelesaian masalah

yang mungkin tidak biasa namun tepat guna. Seorang Guru Penggerak

yang mempunyai nilai inovatif ini, mampu menggunakan nilai reflektifnya

dalam mengevaluasi sebuah proses ataupun masalah, dan mencari

gagasan-gagasan lainnya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Dibutuhkan kejelian dari seorang Guru Penggerak untuk melihat

peluang/potensi yang ada di sekitarnya (baik dari guru lain, murid, kepala

sekolah, orang tua murid, komunitas lainnya) untuk mendukung ide orisinal

demi menguatkan pembelajaran murid.

Nilai inovatif ini juga mendukung keterbukaan para Guru Penggerak

terhadap gagasan serta ide lain yang muncul dari luar dirinya untuk

memecahkan masalah, mencari informasi lain yang bisa mendukung

prosesnya, sudut pandang orang lain yang bisa membantu dirinya dalam

menemukan inspirasi pemecahan masalah ataupun mengambil keputusan,

hingga pada akhirnya melakukan solusi/aksi nyata untuk mengatasi

permasalahan.

Tugas D.4 Inovatif

1. Berdasarkan pemahaman Anda, apa saja kata kunci dari dari nilai

Inovatif? Anda dapat menemukan kata kunci berdasarkan bacaan

41
ataupun kata-kata lainnya yang mempunyai makna sesuai dengan

nilai tersebut

2. Apa contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru

Penggerak terkait nilai Inovatif?

3. Silahkan Anda ceritakan secara singkat pengalaman Anda yang

terkait dengan nilai Inovatif ini!

D. 5. Berpihak pada Murid

Berpihak pada murid disini berarti seorang Guru Penggerak selalu bergerak

dengan mengutamakan kepentingan perkembangan murid sebagai acuan

utama. Segala keputusan yang diambil oleh seorang Guru Penggerak

didasari pembelajaran murid terlebih dahulu, bukan dirinya sendiri. Segala

hal yang kita lakukan, harus tertuju pada perkembangan murid, bukan pada

pemuasan diri kita sendiri, maupun orang lain yang berkepentingan. Sebagai

Guru Penggerak yang memiliki nilai ini, kita selalu harus mulai berpikir dari

pertanyaan “apa yang murid butuhkan?”, “apa yang bisa saya lakukan

untuk membuat proses belajar ini lebih baik?” dll.

Yang perlu seorang Guru Penggerak ingat, bahwa ini adalah nilai

yang utama dan penting. Pada modul 1.1 kita sudah bahas bahwa filosofi

utama dari Ki Hadjar Dewantara menekankan pada pemusatan orientasi

pendidikan pada murid. Sebagai Guru Penggerak, mengutamakan

keberpihakan pada murid adalah pedoman perilaku yang utama.

Tugas D.5 Berpihak pada Murid

1. Berdasarkan pemahaman Anda, apa saja kata kunci dari dari nilai

Inovatif? Anda dapat menemukan kata kunci berdasarkan bacaan

ataupun kata-kata lainnya yang mempunyai makna sesuai dengan

nilai tersebut

42
2. Apa contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru

Penggerak terkait nilai Berpihak pada Murid?

3. Silahkan Anda ceritakan secara singkat pengalaman Anda yang

terkait dengan nilai Berpihak pada Murid ini!

Demikian paparan materi untuk Eksplorasi Konsep Bapak/Ibu Calon

Penggerak. Semoga paparan singkat ini bisa memberikan wawasan baru

pada Program Guru Penggerak ini. Sampai Jumpa di Forum Diskusi Tertulis.

Peran Fasilitator:

1. Fasilitator mengingatkan CGP untuk mengakses dan menjawab


pertanyaan pada bagian Eksplorasi Konsep-Pembelajaran Mandiri)
2. Fasilitator mempelajari jawaban-jawaban dari CGP dalam tugas

Forum Diskusi Tertulis (1 JP)

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Setelah secara mandiri, Anda sudah mempelajari Profil Pelajar Pancasila,

Peran serta Nilai dari Guru Penggerak, sekarang mari kita diskusikan

pemahaman Anda mengenai hal-hal tersebut.

Anda akan diminta untuk menjawab pertanyaan diskusi di bawah ini.

Silahkan jawab pertanyaan ini di LMS pada bagian Eksplorasi Konsep - Forum

Diskusi Tertulis. Pertanyaan untuk dijawab:

43
1. Menurut Anda, Apa hubungan antara Profil Pelajar Pancasila, dengan

Peran serta Nilai Guru Penggerak yang sudah Anda pelajari?

2. Jika ada rekan Guru ataupun Kepala Sekolah yang kurang

mendukung Anda dalam menjalankan peran sebagai Guru

Penggerak, Apa yang bisa Anda lakukan? Gunakan pengetahuan

Anda terkait nilai dan peran seorang Guru Penggerak!

Terima Kasih Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak karena sudah menjawab

pertanyaan-pertanyaan tersebut. Sekarang saatnya kita belajar dari rekan

sesama Calon Guru Penggerak. Silakan Anda lihat jawaban dari rekan Calon

Guru Penggerak lain, dan berikan tanggapan terhadap jawaban rekan

tersebut. Silakan berikan tanggapan (bisa berupa pertanyaan) kepada

(minimal) 2 orang rekan Calon Guru Penggerak yang lain. Ingat mengenai

peran Guru Penggerak sebagai kolaborator bagi rekan Guru. Kita bisa

membuka ruang kerjasama dan diskusi, antar sesama rekan Guru Penggerak

yang tentunya akan berguna juga untuk kita. Selamat berdiskusi.

Peran Fasilitator:

1. Mempelajari jawaban CGP


2. Mendorong CGP untuk saling memberi komentar terhadap jawaban
CGP lain
3. Memberikan apresiasi/umpan balik/komentar terhadap jawaban
CGP
4. Fasilitator dapat memberikan pertanyaan tambahan yang bisa
didiskusikan berdasarkan jawaban CGP

44
PEMBELAJARAN 3 – RUANG KOLABORASI

Durasi : 4 JP
Moda : Pertemuan tatap maya (Diskusi pembuatan karya [2JP] & sesi
Presentasi [2 JP])

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


1. CGP dapat membuat kesimpulan berdasarkan pengalaman dan aksi

yang bisa dilakukan untuk menguatkan peran dan nilai Guru Penggerak

DISKUSI PEMBUATAN KARYA (2JP)

Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak dalam sesi Pembelajaran

3 Ruang Kolaborasi!

Setelah kita mempelajari paparan materi dan melihat hasil pemahaman

rekan CGP lain terkait Peran dan Nilai Guru Penggerak, sekarang mari kita

memperkaya pemahaman kita dengan cara berkolaborasi dengan rekan

CGP lain. Anda akan bekerja ke dalam kelompok kecil. Tugas kelompok

dalam pertemuan tatap maya ini adalah untuk mendiskusikan dan

menghasilkan kesimpulan dalam bentuk powerpoint atau poster,

berdasarkan pertanyaan:

1. Berdasarkan pengalaman Anda, apa saja hal yang pernah Anda

lakukan sehubungan dengan peran dan nilai guru Penggerak?

2. Apa yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak untuk

menguatkan peran serta nilai tersebut?

Tenggat waktu pengumpulan powerpoint atau poster sesuai jadwal yang

telah ditentukan. Selanjutnya Anda akan mengikuti sesi pertemuan tatap

45
maya dimana Anda bersama kelompok untuk mempresentasikan hasil

kolaborasi Anda di depan kelompok lain dan fasilitator. Karya yang Anda

buat akan dinilai berdasarkan rubrik di bawah ini. Selamat berkolaborasi!

Peran Fasilitator:

1. Menentukan anggota kelompok


2. Memastikan CGP mengakses bagian Ruang Kolaborasi
3. Memastikan setiap CGP sudah mendapatkan kelompok kerja
4. Memandu diskusi virtual
5. Menilai hasil karya CGP berdasarkan rubrik Ruang Kolaborasi

46
RUBRIK PENILAIAN RUANG KOLABORASI

Aspek Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1

Konten (40%) ● Presentasi ● Presentasi ●Presentasi ●Presentasi


kelompok kelompok kelompok kelompok tidak
mencakup 4-5 mencakup 2-3 mencakup 2-3 menjelaskan
pengalaman pengalaman pengalaman perilaku yang
yang pernah yang pernah yang pernah pernah dilakukan
dilakukan dilakukan dilakukan ●Konten tidak
sehubungan sehubungan sehubungan menjelaskan
dengan peran dengan peran dengan peran strategi terkait
dan nilai Guru dan nilai Guru dan nilai Guru penguatan peran
Penggerak Penggerak Penggerak dan nilai
dengan detail dengan detail namun tidak
● Konten mampu ● Konten mampu detail
memunculkan memunculkan 1 ●Konten tidak
minimal 2 strategi yang menjelaskan
strategi yang berbeda untuk strategi terkait
berbeda untuk penguatan tiap penguatan
penguatan tiap peran dan nilai peran dan nilai
peran dan nilai

Penyampaian ● Bahasa yang ● Bahasa yang ● Bahasa yang ● Bahasa yang


(40%) digunakan digunakan mudah digunakan digunakan sulit
mudah dipahami dipahami mudah untuk dipahami
● teks pada ● teks pada dipahami ● teks cukup
presentasi presentasi ● teks pada panjang dan
singkat, namun panjang namun presentasi sedikit informasi
padat dengan padat informasi cukup panjang
informasi dan sedikit
informasi

Desain (20%) ● Menggunakan ● Menggunakan 2-3 ● Menggunakan 1 ● Tidak


2-3 warna dalam warna dalam warna saja menggunakan
desain desain dalam desain variasi warna
● Menggunakan ● Menggunakan ● tidak dalam desain
gambar yang gambar namun menggunakan ● Tidak
berguna sebagai kurang gambar dalam menggunakan
penyampai mendukung desain gambar dalam
pesan penyampaian desain
pesan

47
PEMBELAJARAN 4 – REFLEKSI TERBIMBING

Durasi : 1 JP
Moda : Mandiri & Forum Diskusi Tertulis

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


(1) CGP dapat melakukan refleksi terkait dirinya berdasarkan Peran dan Nilai

Guru Penggerak

Refleksi Mandiri

Selamat Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, kita telah sampai pada

bagian Refleksi Terbimbing pada modul 1.2 ini.

Pada saat ini, Anda baru saja melewati rangkaian pengalaman

belajar yang jika tidak dengan sengaja kita maknai pembelajarannya maka

semua akan hilang begitu saja. Oleh karena itu, pada bagian ini Anda akan

meninjau kembali perjalanan pencarian jati diri sebagai Guru Penggerak.

Silahkan Anda ingat-ingat kembali jawaban Anda pada bagian Mulai Dari

Diri, terutama pada bagian nilai dan peran Anda. Silahkan Anda renungkan,

kemudian jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Apa saja nilai diri saya? (yang terdapat pada bagian mulai dari diri)

2. Apa yang saya rasakan setelah mengetahui nilai dari Guru

Penggerak? Jelaskan!

3. Apa saja nilai diri Guru Penggerak yang sudah saya miliki sekarang?

4. Diantara nilai-nilai yang sudah saya pelajari, nilai apa yang saya rasa

perlu saya kuatkan? jelaskan!

5. Apa yang saya rasakan setelah mengetahui peran dari seorang Guru

Penggerak?

48
6. Apa yang bisa saya lakukan (khusus untuk diri saya) untuk menguatkan

peran dan nilai Guru Penggerak?

7. Apa yang akan menghambat saya dalam memperkuat peran dan

nilai Guru Penggerak dalam diri saya?

Terima Kasih Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak atas refleksi yang Anda

sudah berikan pada bagian ini. Semoga refleksi yang sudah Anda tulis disini

mampu menjadi acuan pengembangan diri Anda terkait nilai dan peran

Guru Penggerak.

Peran Fasilitator:

1. Mengingatkan peserta untuk menjawab pertanyaan reflektif di


bagian Refleksi Terbimbing
2. Mempelajari dan memberikan komentar/apresiasi terhadap hasil
refleksi CGP

49
PEMBELAJARAN 5 – DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

Durasi : 2 JP
Moda : Mandiri

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


(1) CGP dapat menciptakan gambaran dirinya di masa depan, setelah

mengikuti rangkaian program pendidikan Guru Penggerak

Tanpa terasa, Bapak/Ibu telah memasuki sesi pembelajaran PEMBELAJARAN

5 Demonstrasi Kontekstual!

Sebagaimana judul unitnya, maka setelah Anda berproses

merefleksikan diri Anda pada bagian pembelajaran sebelumnya, kini Anda

diminta untuk berbagi dengan menyajikannya dalam bentuk sebuah karya.

Bayangkan diri Anda, setelah mengikuti proses pendidikan Guru

Penggerak selama 9 bulan. Pada saat tersebut, Anda tentunya sudah selesai

mengikuti program pendidikan ini. Mari kita ciptakan visi kita di masa depan.

Anda akan diminta untuk membuat sebuah karya 2 dimensi diri Anda

sebagai Guru Penggerak setelah selesai mengikuti pendidikan Guru

Penggerak. Pertanyaan yang bisa membantu Anda dalam menyusun ilustrasi

ini adalah:

1. Guru Penggerak seperti apakah saya?

2. Nilai-nilai apa yang saya kuasai di masa depan?

3. Mengapa nilai-nilai tersebut penting untuk saya?

Karya dapat disajikan dalam bentuk gambar ilustrasi tangan/digital.

Poin penting dalam penugasan ini adalah kejelasan profil diri Anda,

sehingga tidak masalah jika ilustrasi Anda tidak sempurna. Anda dapat

50
menambahkan teks untuk memperjelas ilustrasi tersebut. Hasil Ilustrasi ini

dapat dikumpulkan sesuai tenggat waktu 2 hari setelah instruksi penugasan

Demonstrasi Kontekstual. Terlampir di bawah adalah rubrik yang dapat

membantu Anda dalam membuat ilustrasi tersebut, juga sebagai petunjuk

untuk penilaian.

Peran Fasilitator:

1. Fasilitator memastikan CGP memahami tugas yang diberikan


2. Fasilitator menilai tugas CGP berdasarkan rubrik Demonstrasi
Kontekstual

51
RUBRIK PENILAIAN DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

Aspek Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1

Konten Ilustrasi mampu Ilustrasi mampu Ilustrasi mampu Ilustrasi tidak


Ilustrasi (40%) menjelaskan dengan menjelaskan menjelaskan menunjukkan
lengkap gambaran gambaran diri CGP di mengenai penjelasan
diri CGP yang masa depan, namun gambaran diri CGP mengenai
mencakup ketiga hanya mencakup 2 di masa depan; gambaran diri CGP
pertanyaan (dua) pertanyaan namun hanya di masa depan.
pemandu yang pemandu yang mencakup 1 (satu)
diberikan. diberikan. pertanyaan
pemandu yang
diberikan.

Teks Teks yang Teks yang Teks yang Tidak ada teks
penjelasan ditambahkan ditambahkan ditambahkan yang
(40%) singkat, namun panjang dan padat tidak sesuai ditambahkan.
padat dengan dengan informasi. dengan ilustrasi.
informasi dan mudah Bahasa yang Bahasa yang
dipahami. digunakan tidak digunakan sulit
terlalu mudah untuk dipahami.
dipahami.

Kesatuan Perpaduan unsur Salah satu unsur Salah satu unsur Semua unsur
desain (20%) (teks, gambar, (teks, gambar, (teks, gambar, (teks, gambar,
warna dll) yang warna dll) yang warna dll) yang warna dll) dalam
ditampilkan saling ditampilkan ditampilkan ilustrasi tidak
mendukung dan mengurangi merusak saling mendukung.
nyaman untuk kenyamanan saat keterpaduan
dilihat. dilihat. ilustrasi.

52
PEMBELAJARAN 6 – ELABORASI PEMAHAMAN (2 JP)

Durasi : 2 JP
Moda : Forum diskusi virtual bersama Instruktur

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

CGP dapat mengetahui praktik baik pembentukan nilai Guru Penggerak

melalui sesi forum diskusi virtual bersama instruktur

Diskusi virtual bersama Instruktur

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, setelah kita mengikuti rangkaian

pembelajaran mengenai pembentukan nilai diri serta nilai dan peran Guru

Penggerak, sekarang mari kita berdiskusi dengan instruktur mengenai ragam

praktik baik yang bisa dilakukan terkait penumbuhan nilai dalam diri

seseorang. Apabila Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak mempunyai

pertanyaan, silakan sampaikan pertanyaan tersebut kepada fasilitator Anda,

agar nanti bisa dibahas bersama dengan instruktur.

Peran Fasilitator:

1. Fasilitator mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan dari peserta


Calon Guru Penggerak kemudian menyampaikannya kepada
instruktur

53
PEMBELAJARAN 7 – KONEKSI ANTAR MATERI (1 JP)

Durasi : 1 JP
Moda : Mandiri

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


CGP mampu menghasilkan kesimpulan berdasarkan materi modul 1.2. Nilai

& Peran Guru Penggerak serta kaitannya dengan modul 1.1. Filosofi

Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Penugasan Mandiri

“Jika kita gagal merencanakan, berarti sama saja

kita sedang merencanakan kegagalan.”

~ Benjamin Franklin

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, ini adalah fase terakhir sebelum fase

eksekusi atau Aksi Nyata. Fase ini berisi tantangan tugas individu. Sebagai CGP,

Anda ditantang untuk menyusun rencana perubahan kecil yang perlu dilakukan

secara rutin oleh diri CGP sendiri sebagai respon untuk mengaitkan nilai-nilai dan

peran Guru Penggerak baik dengan semua materi yang telah dipelajari dalam

modul ini DAN materi lain yang relevan di luar modul ini demi menjadi seorang Guru

yang memahami serta menjalankan nilai dan peran Guru Penggerak.

Untuk memudahkan Bapak/Ibu CGP dalam merajut pemahaman dari berbagai

materi, ada penugasan yang perlu Anda lakukan. Tugas tersebut adalah:

- Buatlah sebuah kesimpulan mengenai nilai dan peran Guru

Penggerak yang sudah Anda pelajari di modul 1.2 dengan modul 1.1

yang sudah Anda pelajari sebelumnya

- Kesimpulan dan refleksi disajikan dalam bentuk media informasi.

Format media dapat disesuaikan dengan minat dan kreativitas Anda.

Contoh media yang dapat dibuat: artikel, ilustrasi, grafik, video,

54
rekaman audio, presentasi infografis, artikel dalam blog, dan lainnya.

- Unggahlah kesimpulan Anda ke dalam LMS

Beberapa pertanyaan yang bisa membantu Anda dalam mengerjakan tugas

kesimpulan ini adalah:

1. Apa yang Anda pahami mengenai nilai dan peran Guru Penggerak?

2. Apakah ada keterkaitan antara nilai dan peran Guru Penggerak dengan

Filosofi Ki Hadjar Dewantara? jelaskan!

3. Ingat kembali refleksi diri Anda pada bagian Refleksi Terbimbing serta ilustrasi

yang sudah Anda buat pada Demonstrasi Kontekstual (sebagai gambaran

Anda). Apa strategi yang bisa Anda lakukan untuk mencapai nilai tersebut?

4. Siapa saja pihak yang dapat membantu Anda dalam mencapai gambaran

diri Anda di demonstrasi kontekstual tersebut? Seperti apa perannya?

Anda juga dapat memberikan komentar/apresiasi terhadap hasil kerja CGP lain di

bagian ini. Pastikan Anda mengumpulkan tugas Anda terlebih dahulu sebelum

memberikan tanggapan kepada hasil CGP lain.

Peran Fasilitator:

1. Memastikan CGP memahami tugas yang diberikan


2. Mengingatkan CGP mengumpulkan tugas di LMS
3. Mendorong CGP untuk memberikan apresiasi/umpan
balik/komentar terhadap hasil sintesis CGP lain

55
PEMBELAJARAN 8 – AKSI NYATA (1 JP)

Durasi : 1 JP
Moda : Mandiri

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


● CGP mampu menerapkan strategi untuk menguatkan nilai dan peran

Guru Penggerak

● CGP terbiasa untuk merefleksikan hasil pembelajaran yang didapat

selama rangkaian modul 1.2

“Aku hanya orang biasa yang bekerja untuk

bangsa Indonesia dengan cara Indonesia.”

Ki Hajar Dewantara

Sebagai tahapan terakhir dari siklus pembelajaran MERRDEKA, Aksi Nyata

merupakan ruang bagi Bapak/Ibu CGP menerapkan pengetahuan yang telah

diperoleh dalam satu rangkaian modul. Bagian ini diharapkan dapat menjadi

proses pengembangan konsep yang sudah Anda dapatkan dengan

implementasinya ke depan. Pada modul ini, Anda diminta untuk melakukan aksi

yang dapat menguatkan peran dan nilai Guru Penggerak dalam diri Anda. Anda

dapat menerapkan strategi yang sudah Anda tuliskan juga pada kesimpulan pada

bagian Koneksi Antarmateri.

Untuk mendukung pengembangan diri Anda terkait nilai dan peran Guru

Penggerak, sepanjang proses penerapan ini Anda dapat melakukan refleksi, salah

satunya dengan menulis jurnal refleksi pada halaman yang telah disediakan. Jurnal

refleksi yang ditulis secara rutin merupakan media untuk mendokumentasikan

perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah dilakukan.

56
Dengan memiliki rekam jejak yang berkelanjutan seperti ini, Anda akan terdorong

untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang Anda latih dan

uji cobakan.

Apa saja yang dapat Anda sertakan dalam jurnal refleksi ini?

1. Perasaan selama melakukan aksi untuk menguatkan nilai dan peran Guru

Penggerak

2. Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses

3. Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik

4. ‘Foto bercerita’ dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan,

penerapan dan refleksi) aksi Anda.

5. Anda juga dapat memasukkan ‘testimoni’ dari rekan guru dan murid yang

terlibat dalam aksi yang Anda lakukan.

Selain menjadi catatan pengembangan profesi Anda, jurnal refleksi ini nantinya

juga dapat Anda gunakan sebagai referensi pembuatan Portofolio Aksi Nyata

pada akhir Paket Modul 1. Anda juga dapat menggunakan jurnal ini sebagai

panduan ketika berefleksi Bersama pengajar praktik dalam pendampingan individu.

Peran Fasilitator:

1. membangun komunikasi dengan pengajar praktik dalam memantau

pelaksanaan rencana aksi CGP

2. mengingatkan CGP untuk secara rutin menuliskan jurnal refleksi mingguan.

Jurnal ini merupakan bagian dari LMS yang telah disediakan untuk dikerjakan

secara mingguan.

57
58
SURAT PENUTUP

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak sekalian. Selamat. Anda

telah menyelesaikan Modul 1.2 ini. Terima kasih atas semangat dan

upaya Anda yang maksimal dalam menyelesaikan semua

tantangan yang diberikan. Semoga segala proses yang Anda

jalani dalam Modul 1.2 ini dapat membawa manfaat bagi

murid-murid ibu-bapak sekalian.

Anda tetap harus memperhatikan bahwa status

penyelesaian modul ini sangat bergantung pada bagaimana

Anda menyelesaikan Fase Aksi Nyata masing-masing. Semoga

modul ini berhasil membuat Anda tergerak hingga kemudian

mengambil keputusan untuk bergerak hingga akhirnya

memberanikan diri untuk menggerakkan lebih banyak pihak di

lingkungan kerja Anda demi meningkatkan kualitas layanan dan

lingkungan belajar bagi murid-murid Anda.

Modul 1.2 ini melanjutkan Modul 1.1 - Filosofi Pendidikan

Indonesia yang kemudian akan dilanjutkan dengan Modul 1.3 - Visi

Guru Penggerak dan Modul 1.4 - Membangun Budaya Positif di

Sekolah. Selamat menikmati tahapan materi berikutnya, tetaplah

terbuka dan bersemangat dalam menjalani prosesnya. Selamat

menemukan, menumbuhkan dan menguatkan jati diri Anda

sebagai Guru Penggerak. Salam belajar!

59
DAFTAR PUSTAKA

Fisher, R. (2005). Teaching children to learn. Cheltenham: Nelson Thornes.

Goyette, K. (2019). The non-obvious guide to emotional intelligence (You can

actually use). Idea Press Publishing, USA.

Hari, Abdul H. 2015. Peran Nilai-Nilai Personal (Personal Values) Terhadap

Sikap Konsumen. Magistra, No. 92, 35-44. Retrieved February 22, 2021

from

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=604240&v

al=6820&title=PERAN%20NILAI-NILAI%20PERSONAL%20PERSONAL%20VA

LUES%20TERHADAP%20SIKAP%20KONSUMEN

Kahneman, D. (2011). Thinking, fast and slow. Great Britain: Penguin Books.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2019). Penjelasan uji publik

model kompetensi guru. Kemdikbud. Retrieved June 6, 2020 from

https://kompetensi.kemdikbud.go.id/assets/pdf/Penjelasan-Uji-Publik-M

odel-Kompetensi-Guru.pdf

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2019). Penjelasan uji publik

model kompetensi kepala sekolah. Kemdikbud. Retrieved June 6, 2020

from

https://kompetensi.kemdikbud.go.id/assets/pdf/Penjelasan-Uji-Publik-M

odel-Kompetensi-Kepemimpinan-Sekolah.pdf

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Naskah Akademik Profil

Pelajar Pancasila. Badan Penelitian dan Pengembangan dan

Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Komninos, A.

(2020, April). The concept of the "triune brain". Interaction Design

Foundation. Retrieved June 6, 2020 from

https://www.interaction-design.org/literature/article/the-concept-of-th

e-triune-brain

60
Lumpkin, A. (2008). Teachers as role models teaching character and moral

virtues. JOPERD, 79(2), 45-49. Retrieved June 6, 2020 from

https://bit.ly/3cy4W8A

Ryan, R.M. & E.L. Deci. (2000, January). Self-determination theory and the

facilitation of intrinsic motivation, social development, and well-being.

American Psychologist 55 (1), 68-78. Retrieved June 4, 2020 from

https://bit.ly/2AUMVUO

Ryan, M., & Ryan, M. (2013). Theorising a model for teaching and assessing

reflective learning in higher education. Higher Education Research and

Development, 32(2), pp. 244-257.

The four F's of active reviewing. (2018, November 5). The University of

Edinburgh. Diakses pada 13 September 2020 dari

https://www.ed.ac.uk/reflection/reflectors-toolkit/reflecting-on-experie

nce/four-f

61

Anda mungkin juga menyukai