Anda di halaman 1dari 23

EKSPLORASI KONSEP

MODUL 1.1

Forum Diskusi Refleksi Kritis


tentang Pemikiran KHD
Waktu: 2 JP
IDENTITAS MODUL
PAKET MODUL 1

MODUL Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara

SESI PEMBELAJARAN Forum Diskusi Refleksi Kritis tentang Pemikiran KHD di Ruang Diskusi Virtual

JUMLAH JAM PELAJARAN 2 JP

FASILITATOR

1. Guru Penggerak memahami peran dan alasan menjadi pemimpin pembelajaran.


KOMPETENSI LULUSAN YANG DI 2. Guru Penggerak, melalui refleksi diri yang terdokumentasi, mampu secara reguler mengidentifikasi
TUJU kebutuhan peningkatan kompetensi dan kematangan diri demi mendukung pembelajaran murid.

1. CGP mampu memahami pemikiran filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan melakukan refleksi-kritis
atas korelasi pemikiran-pemikiran tersebut dengan konteks pendidikan lokal dan nasional pada saat ini.
CAPAIAN UMUM MODUL 2. CGP mampu mengambil pembelajaran dari pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara untuk diterapkan
sebagai pemimpin pembelajaran yang mengupayakan terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan
karakter
Secara khusus, modul ini diharapkan dapat membantu CGP untuk mampu memiliki:
1. Pengetahuan tentang dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD),
CAPAIAN KHUSUS MODUL 2. Keterampilan mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid pada konteks lokal kelas dan sekolah,
3. Sikap reflektif-kritis dalam menerapkan pembelajaran yang merefleksikan dasar-dasar Pendidikan KHD
dalam menuntun murid mencapai kekuatan kodratnya.
AGENDA

1 PEMBUKAAN (25’)

2 REFLEKSI KRITIS CGP (30’)

3 DIALOG : DISKUSI DAN TANYA JAWAB (20’)

4 REFLEKSI DAN UMPAN BALIK (10’)

5 PENUTUP (5’)
PEMBUKAAN
TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta mampu memberikan perspektif


reflektif kritis tentang pemikiran (filosofi
pendidikan) Ki Hadjar Dewantara dalam
forum diskusi
SKENARIO PEMBELAJARAN

NO JUDUL SESI AKTIVITAS DURASI

1 PEMBUKAAN • Fasilitator membuka Forum Diskusi dengan menegaskan tujuan (25’)


pembelajaran
• Fasilitator meminta CGP untuk saling membuka diri terhadap perbedaan
dalam berpendapat, bertanya dan berbagi praktik baik untuk lebih kritis dan
reflektif dalam memaknai dan menghayati pemikiran filosofis Ki Hajdar
Dewantara.
2 REFLEKSI KRITIS • Setiap CGP menyampaikan memberikan perspektif reflektif kritis tentang (30’)
CGP pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara.

3 DIALOG : DISKUSI • CGP saling berdialog untuk mengkonfirmasi perspektif setiap CGP dalam (20’)
DAN TANYA memaknai dan menghayati pemikiran KHD dengan saling bertanya atau
JAWAB mengkonfirmasi perspektif rekan CGP lain
• Fasilitator memandu dialog
4 REFLEKSI DAN • Fasilitator memberi umpan balik untuk memberi penguatan terhadap (10’)
UMPAN BALIK pemahaman CGP.
• Refleksi pembelajaran dituliskan pada aplikasi yang disediakan oleh
Instruktur (padlet).
5 PENUTUP • Fasilitator menutup kegiatan pembelajaran Eksplorasi Konsep Forum (5’)
KESEPAKATAN BELAJAR

1. Seluruh peserta memiliki kesempatan untuk berpendapat;


2. Berpikiran terbuka dan saling menghormati;
3. Jika ada satu peserta berbicara maka peserta yang lain mendengarkan;
4. Berpendapat setelah dipersilakan;
5. Berpartisipasi penuh; dan
6. Mengikuti sesi kelas dengan perasaan yang gembira.
REFLEKSI KRITIS CGP
PERTANYAAN PEMANTIK

1. Apa makna kata ‘menuntun’ dalam proses pendidikan anak bagi saya?
2. Bagaimana kata “menuntun” saya maknai dalam konteks sosial budaya di
daerah saya? Apa dapat saya lakukan untuk mewujudkan pendidikan anak
yang relevan dengan konteks sosial budaya di daerah saya?
3. Mengapa pendidikan murid (anak) perlu mempertimbangkan kodrat alam dan
kodrat zaman?
4. Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan yang berhamba pada anak” dengan
peran saya sebagai pendidik?
MIND MAP SUBSTANSI MODUL
Kompetensi Lulusan yang di tuju : 1. Guru Penggerak memahami peran dan alasan menjadi pemimpin pembelajaran.
2. Guru Penggerak, melalui refleksi diri yang terdokumentasi, mampu secara reguler
mengidentifikasi kebutuhan peningkatan kompetensi dan kematangan diri demi
mendukung pembelajaran murid.
DIALOG: DISKUSI & TANYA JAWAB
1. Kerangka Pemikiran KHD :
Dasar - dasar Pendidikan
Dr. Mari Montessori : Anak bebas memilih aktifitas yang diatur
oleh pendidiknya untuk menumbuhkan kemandirian. Jadi ada
segitiga antara Anak Guru dan Lingkungan
Forbel (Jerman): Pendidikan atas 2 dasar yaitu : azas Theologi
dan Psikologi
Taman Siswa Oleh KHD , anak telah memiliki kodrat
KODRAT ALAM DAN KODRAT ZAMAN MENURUT KHD
• KHD menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat
alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk
lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi
dan irama.
• Ki Hajar Dewantara memberikan pemikirannya tentang Dasar-dasar Pendidikan.
Menurut KHD, Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada
pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya. Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau
hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki
lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
PERAN PENDIDIK

• Peran Pendidik diibaratkan seorang Petani atau tukang kebun yang tugasnya
adalah merawat sesuai kebutuhan dari tanaman-tanamannya itu agar tumbuh
dan berbuah dengan baik
• Beda jenis tanaman beda perlakuanya
• Seorang pendidik harus bisa melayani segala bentuk kebutuhan metode belajar
siswa yang berbeda-beda (berorientasi pada anak).
• Kita harus bisa memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan
ide, berfikir kreatif, mengembangkan bakat/minat siswa (merdeka belajar), tapi
kebebasan itu bukan berarti kebebasan mutlak, perlu tuntunan dan arahan dari
guru supaya anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.
MENGIKUTI PERKEMBANGAN ZAMAN

• Para pendidik harus tetap terbuka dan mengikuti perkembangan zaman yang
ada namun tidak semua yang baru itu baik, jadi perlu diselaraskan dulu.
• Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai
sumber belajar.
• Dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
• Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada,
sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama.
• Artinya bahwa setiap anak sudah membawa sifat atau karakternya masing-
masing, jadi sebagai guru kita tidak bisa menghapus sifat dasar tadi, yang bisa
dilakukan adalah menunjukan dan membimbing mereka agar muncul sifat-sifat
baiknya sehingga menutupi/mengaburkan sifat-sifat jeleknya.
PADA KONTEKS ZAMAN KINI

• Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali
keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya
dan menyesuaikan diri.
• Dalam konteks pembelajaran saat ini Guru harus bekali siswa dengan kecakapan
Abad 21.
• Budi pekerti juga harus menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan
pengajaran yang kita lakukan sebagai guru.
• Guru harus senantiasa memberikan teladan yang baik bagi siswa-siswanya
dalam mengembangkan budi pekerti.
• Kita juga bisa melakukan kegiatan-kegiatan pembiasaan di sekolah untuk
menanamkan nilai-nilai budi pekerti/akhlak mulia kepada anak.
MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN

• Pembelajaran di kelas Guru harus memperhatikan kodrati anak yang masih suka
bermain.
• Lihatlah ketika anak-anak sedang bermain pasti yang mereka rasakan adalah
‘kegembiraan’ dan itu membuat suatu kesan yang membekas di hati dan
pikirannya.
• Hendaknya guru juga memasukan unsur permainan dalam pembelajaran agar
siswa senang dan tidak mudah bosan.
• Apalagi menggunakan permainan-permainan tradisional yang ada, selain
menyampaikan pembelajaran melalui permainan , kita juga mendidik dan
mengajak anak untuk melestarikan kebudayaan.
SIKAP GURU SESUAI KONSEP KHD

• Seorang guru harus menghormati dan memperlakukan anak dengan sebaik-


baiknya sesuai kodratnya, melayani mereka dengan setulus hati
• Memberikan teladan (ing ngarso sung tulodho), membangun semangat (ing
madyo mangun karso) dan memberikan dorongan (tut wuri handayani) bagi
tumbuh kembangnya anak.
• Menuntun mereka menjadi pribadi yang terampil, berakhlak mulia dan
bijaksana sehingga mereka akan mencapai kebahagiaan dan keselamatan.
REFLEKSI

Apakah menghukum itu sesuai dengan Konsep KHD ?


Bukankah menuntun lebih Baik dari Menghukum ?
Apakah membimbing , berkomunikasi dengan orang tua, memberikan
pembelajaran yang menyenangkan akan menghasilkan kebahagiaan dan
keselamatan bagi siswa ?
Berdiskusi

• CGP saling berdialog untuk mengkonfirmasi perspektif setiap CGP dalam


memaknai dan menghayati pemikiran KHD dengan saling bertanya atau
mengkonfirmasi perspektif rekan CGP lain
• Fasilitator memandu dialog
REFLEKSI DAN UMPAN BALIK 
• Fasilitator memberi umpan balik untuk memberi penguatan terhadap
pemahaman CGP.
• Refleksi pembelajaran.
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai