Anda di halaman 1dari 2

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN CALAN GURU PENGGERAK

Pada mulanya saya mengajar hanya menitik beratkan pada aspek kognitif.Setelah saya membaca
modul dan mengikuti pelatihan saya mulai melakukan refleksi diri terhadap segala pemikiran Ki
Hajar Dewantara yang dikaitkan dengan tugas saya sebagai guru.Pikiran saya mulai terbuka
setelah mengikuti rangkaian kegiatan diskusi bersama fasilitator dan pembimbing serta rekan-
rekan calon guru penggerak.Dari kegiatan inilah saya mendapat pengalaman berharga sebagai
bekal ilmu bagi kelangsungan proses belajar mengajar sebagai tugas saya.
Saya merasa senang dan mulai melakukan perubahan,mulai dari diri sendiri,rekan sejawat dan
peserta didik.Hal yang paling menarik bagi saya terhadap pemikiran Ki Hajar dewantara pertama
bahwa peran pendidik diibaratkan sebagai petani yang tugasnya adalah merawat tanaman-
tanaman agar tumbuh dan berbuah dengan baik,kemudian yang kedua pendidikan bertujuan
untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Saya menemukan hal baru dari fasilitator bahwa anak didik sudah memiliki karakter ibarat
tulisan samar-samar.Seorang pendidik hanya berperan mempertebal lukisan karakter yang baik
dan menghilangkan lukisan karakter yang buruk sehingga anak sampai pada tujuan dengan
selamat dan bahagia.
Pada minggu kemarin kegiatan pembelajar yaitu kerja kelompok membahas tentang rangkaian
listrik yang saya lakukan ingin melakukan perubahan dalam hal budi pekerti dengan tujuan
mengolah pikiran,rasa dan kemauan untuk memecahkan suatu permasalahan.
Dari kegiatan tersebut saya menemukan beberapa karakter anak,ada yang pendiam,ada yang
semangat ada juga yang keliaran melihat jawaban dari kelompok lain.. Melihat perilaku anak
tersebut tadinya saya marah ternyata setelah ditanyakan pokok permasalahnnya dia tidak mau
berpendapat karena takut pendapatnya disalahkan kemudiaan yang berkeliaran dia mau
menyampaikan pendapat tetapi belum mempunyai ide sehingga mencari jawaban atas pekerjaan
orang lain.
Dari kegiatan tersebut saya tersadar bahwa karakter anak berbeda-beda sehingga saya harus lebih
bisa membimbing,menuntut dan menerapkan menerapkan nilai-nilai kebersamaan,saling
menghormati,saling menghargai pendapat orang lain,disiplin dan bertanggungjawab.
Saya merepleksi ternyata tindakan saya dengan marah terhadap siswa hanya menimbulkan rasa
takut dan kebencian terhadap apa yang saya ajarkan,benci terhadap guru dan dapat menimbulkan
penurunan terhadap prestasi siswa.
Saya memahami tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa seorang pendidik harus memiliki
Trilogi pendidikan 1) Ing Ngarso Sun Tuladha; 2) Ing Madya Mangun Karsa; 3)Tut Wuri
Handayani. Serta pembelajaran yang tidak lepas dari kodrat alam dan kodrat zaman. Saya
mencoba mengaplikasikannya di kelas dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa..
Untuk itu minggu berikutnya saya mencoba memadukan pembelajarn dengan kodrat alam yaitu
memadukan dengan budaya lokal yang ada diantaranya gelar suhunan yang tujuannya siswa bisa
peduli terhadap sesama,saling mengasihi dan hidup rukun sehingga bisa tercapai kebahagiaan
dan kedamaian hidup.
Dari proses ini saya belajar untuk ke depan banyak melakukan perubahan demi suksesnya
pendidikan sehingga didapatkan insan-insan yang baik,berbudi luhur,berakhlak
mulia,kreatif,berfikir kritis serta berbakti pada nusa dan bangsa

Anda mungkin juga menyukai