Anda di halaman 1dari 10

Tiga tolok ukur analisa investasi

1. Net Present Value (NPV), investasi diterima jika


NPV > 0
2. Internal Rate Of Return (IRR), investasi
diterima jika IRR => MARR
3. Discounted Payback Period lamanya waktu
yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal
sebuah investasi. Payback period lebih cepat
lebih baik.

Ir. Adnan Fadjar, S.T., M.Eng.Sc. 15


Perbandingan NPV terhadap alternatif dan
periode investasi yang berbeda
• Semua alternatif investasi harus dibandingkan dalam jumlah tahun
yang sama. Ini bisa dilakukan dengan salah satu dari cara berikut:
1. Bandingkan semua alternatif dalam jumlah tahun yang sama dengan
least common multiple (LCM);
2. Bandingkan semua alternatif menggunakan periode studi (study
period) selama n tahun, cara ini biasa juga disebut dengan
pendekatan planning horizon.

Ir. Adnan Fadjar, S.T., M.Eng.Sc. 16


Contoh:
Sebuah perusahaan melakukan analisa investasi terhadap dua mesin dengan data sebagai berikut.
Mesin A Mesin B
Biaya awal, (ribuan Rp) 11000 18000

Biaya operasional tahunan, (ribuan 3500 3100


Rp)
Nilai sisa, (ribuan Rp) 1000 2000

Usia pemakaian 6 9

a) Tentukan mesin yang mana yang harus dipilih berdasarkan perbandingan NPV dengan
menggunakan tingkat bunga 15% per tahun.
b) Jika ditentukan study period = 5 tahun dan nilai sisanya tidak berubah, mesin yang mana
yang harus dipilih?
c) Mesin yang mana yang harus dipilih jika planning horizon = 6 tahun, jika nilai sisa mesin B
diperkirakan sebesar Rp 6000 (dalam ribuan) setelah 6 tahun.

Ir. Adnan Fadjar, S.T., M.Eng.Sc. 17


Solusi:
a) Karena mesin A (6 tahun) dan mesin B (9 tahun) memiliki usia yang berbeda, maka keduanya harus
dibandingakan dengan menggunakan LCM = 18 tahun, dimana 18 adalah angka terkecil yang habis dibagi
6 dan 9. Setelah siklus pertama selesai, biaya awal diulangi pada tahun 0 pada siklus berikutnya yang
mana adalah tahun terakhir dari siklus sebelumnya. Ini terjadi pada tahun ke 6 dan ke 12 untuk mesin A
dan tahun ke 9 untuk mesin B.

NPVA  11000  11000( P / F ,15%, 6)  1000( P / F ,15%, 6)  11000( P / F ,15%,12)  1000( P / F ,15%,12)  1000( P / F ,15%,18)  3500( P / A,15%,18)
NPVA  38559

NPVB  18000  18000( P / F ,15%,9)  2000( P / F ,15%,9)  2000( P / F ,15%,18)  3100( P / A,15%,18)
NPVB  41384

Mesin A dipilih karena biaya mesin A lebih kecil daripada mesin B.


Ir. Adnan Fadjar, S.T., M.Eng.Sc. 18
Solusi:
b) Untuk 5 tahun study period, siklus berulang tidak diperlukan, dan nilai sisa mesin A = Rp 1000 (dalam
ribuan) dan nilai sisa mesin B = Rp 2000 (dalam ribuan) pada tahun ke 5.
Analisis NPV nya:
NPVA  11000  3500( P / A,15%,5)  1000( P / F ,15%,5)
NPVA  22236

NPVB  18000  3100( P / A,15%,5)  2000( P / F ,15%,5)


NPVB  27397

Mesin A tetap pilihan terbaik.

c) Untuk 6 tahun planning horizon, nilai sisa B = Rp 6000 (dalam ribuan) pada tahun ke 6.
Analisis NPV nya :

NPVA  11000  3500( P / A,15%, 6)  1000( P / F ,15%, 6)


NPVA  23813

NPVB  18000  3100( P / A,15%, 6)  6000( P / F ,15%, 6)


NPVB  27138

Mesin A tetap diunggulkan. Ir. Adnan Fadjar, S.T., M.Eng.Sc. 19


Latihan
• Sebuah perusahaan akan memilih satu diantara dua mesin penelolah
sampah. Mesin dengan bahan besi biasa (BB) biaya awalnya Rp 65 jt
dengan umur pakai 4 tahun. Mesin dengan bahan stainless steel (SS)
biaya awalnya Rp 110 jt dengan umur pakai 10 tahun. Mesin SS biaya
operasionalnya Rp 5 jt lebih mahal daripada biaya operasional mesin
BB. Jika tingakat suku bunga 16% per tahun,tentukan:
a) Mesin yang mana yang harus dipilih jika diasumsikan kedua mesin
tersebut tidak memiliki nilai sisa?
b) Mesin yang mana yang harus dipilih jika digunakan planning horizon
4 tahun, dan diasumsikan bahwa pada tahun ke 4 mesin SS dapat
dijual kembali seharga Rp 50 jt?

Ir. Adnan Fadjar, S.T., M.Eng.Sc. 20


Analisa Annual Worth (AW)
• Metode AW biasanya digunakan untuk membandingkan alternatif
investasi.
• Semua cash flow diubah menjadi jumlah seragam setiap tahunnya.
• Nilai AW mudah untuk dipahami karena dinyatakan dalam bentuk
rupiah/dollar per tahun.
• Keuntungan utama metode AW dibandingkan dengan metode lainnya
adalah tidak dibutuhkan least common multiple (LCM) dari alternative
yang ada.

Ir. Adnan Fadjar, S.T., M.Eng.Sc. 21


Contoh: (dalam Rp ribuan)
Sebuah alat biaya awalnya Rp 20.000 dengan usia pakai 3 tahun, biaya operasional per tahun Rp
8000. Tentukan nilai AW masing‐masing untuk 1 siklus dan 2 siklus dengan tingkat bunga (i) = 22%
per tahun.
Solusi:
Pertama‐tama gunakan diagram cash flow pada gambar berikut untuk 1 siklus (life cycle)
untuk menentukan nilai AW.

AW = -20,000(A/P,22%,3) - 8000 = Rp -17,793

Untuk 2 siklus, hitung AW untuk 6 tahun. Perhatikan,


pembelian pada siklus ke 2 terjadi pada akhir tahun ke
3, yang merupakan tahun ke 0 untuk siklus ke 2 (lihat
diagram cash flow)

AW = -20,000(A/P,22%,6) - 20,000(P/F,22%,3)(A/P,22%,6) - 8000


AW = Rp -17,793
Nilai AW yang sama dihasilkan dengan menggunakan berapapun jumlah siklus,
ini menunjukkan bahwa nilai AW untuk 1 siklus merepresentasikan nilai AW
untuk semua siklus dari alternatif yang ada.
Ir. Adnan Fadjar, S.T., M.Eng.Sc. 22
Depresiasi
• Depresiasi adalah berkurangnya nilai sebuah asset
• Depresiasi garis lurus (straight line depreciation)

dimana Dt = depresiasi pada tahun (t = 1, 2, . . . , n)


Dt  ( B  S )d
B = biaya awal
BS S = estimasi nilai sisa
= n = periode
n d = tingkat depresiasi = 1/n

Ir. Adnan Fadjar, S.T., M.Eng.Sc. 23


Karena sebuah asset terdepresiasi dengan jumlah yang sama setiap tahunnya, maka nilai buku (BV) setelah
tahun ke t, adalah biaya awal (B) dikurangi dengan depresiasi per tahun dikali tahun t.
BVt  B  tDt
Tingkat depresiasi untuk untuk tahun tertentu adalah dt.
Metode depresiasi SL memiliki nilai dt yang sama setiap tahun.
1 Nilai buku (BV) diplot pada grafik berikut.
d  dt 
n
Contoh: (dalam Rp ribuan)
Juka sebuah asset nilai awalnya (B)
Rp 50.000 dengan nilai sisa (S) Rp
10.000 setelah 5 tahun, hitung
depresiasi per tahun (SL) and
buatkan grafik nilai buku
tahunannya.

Solusi:
Depresiasi setiap tahun selama 5
tahun adalah:
B  S 50, 000  10, 000
Dt    Rp 8000 Pada tahun ke 5, sebagai contoh:
n 5
BV5  50, 000  5(8000)  Rp 10,000 = S
Ir. Adnan Fadjar, S.T., M.Eng.Sc. 24

Anda mungkin juga menyukai