Anda di halaman 1dari 4

Inspirasi Kisah Nyata Kakek

Penghafal Alquran
admin11 October 2016 2969 views
★★★★★

PENGHAFAL ALQURAN. Sahabat Quran yang dicintai Allah. Sudah banyak kisah-
kisah menakjubkan tentang keagungan dan mukjizat Alquran. Terutama bagi
umat muslim yang rajin membacanya dan menghafalkannya. Ada satu kisah
menarik yang disampaikan oleh Ustadz Bachtiar Nasir dalam salah satu kajian
tafsir beliau surat Al-Baqarah ayat 120-121 di AQL Islamic Center.

Kisah nyata tentang seorang kakek tua penghafal Al-Quran yang membuat para
jamaah yang mengikuti kajian beliau pada saat itu berdecak kagum. Beliau
menuturkan, pada suatu waktu, ada seorang kakek tua yang hendak dioperasi
karena mengalami sakit. Dokter yang akan memeriksanya menyarankan untuk
segera dioperasi demi menyembuhkan penyakitnya.
ilustrasi

Ternyata di luar dugaan sang dokter, kakek tua tersebut malah terisak dalam
tangis yang mendalam. Dokter pun mencoba meyakinkan dan memberikan
kekuatan semangat pada si Kakek tua tersebut agar tidak perlu terlalu merasa
khawatir. Insya Allah atas izin Allah SWT penyakit yang sedang diderita sang
Kakek tua itu akan bisa sembuh. Dokter tersebut meyakinkan sang Kakek bahwa
dia sudah sangat berpengalaman untuk melakukan penanganan operasi
penyakit tersebut, dan besar sekali kemungkinan keberhasilannya dan
kesembuhannya.

Sang Kakek tua itupun membalas memberikan penjelasan kepada dokter perihal
tangisannya. Kakek tua memperkirakan bahwa proses operasi yang akan
dilakukan padanya sungguh akan sangat memakan waktu. Sementara beliau
punya kebiasaan & cara menghafal Alquran dengan melakukan muraja’ah
(mengulang) hafalan Alquran setiap hari sebanyak 12 juz. Sang Kakek tua sangat
sedih, apabila pada hari pelaksanaan operasi tersebut, waktu operasi yang
diperkirakan akan berjalan beberapa jam menyebabkan berkurangnya waktu
untuk muroja’ah hafalan Alquran beliau. Dia takut tidak dapat menyelesaikan
kebiasaan muroja’ah hafalan Alqurannya sebanyak 12 juz pada hari itu.

Lalu kakek tersebut melanjutkan dengan pertanyaan “Dok, seberapa lama saya
akan dioperasi?” “Insya Allah hanya 4 jam kek” jawab dokter. “Kalau begitu,
berikan saya waktu di satu jam pertama untuk muraja’ah hafalan saya, lalu
lanjutkanlah tindakan operasi setelahnya” jawab kakek memberikan solusinya.
Dokter pun menyetujuinya.

Pada satu jam pertama dokter memberikan waktu untuk kakek muraja’ah
hafalannya di ruang operasi, setelah waktu berjalan satu jam, dokter dan timnya
melakukan tindakan medis, dibiuslah kakek tersebut dan melaksanakan
tindakan operasi. Operasi tersebut berjalan lancar, tidak ada kendala yang
berarti. Allah menolong keduanya.

Setelah kakek tersebut tersadar, dokter yang mengoperasinya tersebut berkata:


“Kek, baru kali ini saya mengalami kejadian yang luar biasa ketika mengoperasi
pasien. Setelah satu jam kakek muraja’ah hafalannya, kami pun membius kakek,
saya yakin sudah tepat dosis bius kepada kakek, saya yakin dosis tersebut akan
membuat kakek tak sadarkan diri. Tapi masya Allah, sepanjang operasi kakek tak
hentinya kami mendengarkan murotal Alquran dari mulut kakek. Seolah obat
bius yang kami suntikan tak ada pengaruhnya dan rasa sakit saat operasi tak
dirasakan”

Subhanallah…hikmah yang luar biasa yang dapat kita ambil dari kisah kakek tua
penghafal alquran tersebut. Bagaimana dengan kita? Sudahkah ada kenikmatan
dan kekhusyu’an ketika kita membaca Al Quran?. Berapa banyak juz yang kita
baca tiap harinya?. Berapa banyak ayat Al-Qur’an yang kita hafal tiap harinya?
Berapa banyak ayat Al-Qur’an yang kita murajaah tiap harinya ? Berapa banyak
ayat Al-Qur’an yang kita amalkan tiap harinya???
Tidakkah ada keinginan dalam diri kita untuk menjadi penghafal Alquran seperti
kisah nyata sang kakek tua tersebut ?

Sungguh, masih amat sedikit amalan-amalan kita. Seringkali waktu kita lebih
banyak dihabiskan untuk memikirkan dunia, mencari harta dunia, dibandingkan
dengan bertasbih kepada Allah. Padahal rezeki setiap mahluk di dunia ini sudah
diatur dan dijamin oleh Allah SWT dengan adil, sebagaimana firman-Nya dalam
Al Qur’an,

“Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka


akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-
Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-
Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Allah memberi rizki pada mereka sesuai
dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk
mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk
mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas
menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia
nilai pantas menerimanya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 553)

Orang bijak mengatakan: “Janganlah takut dengan rezekimu pada hari ini, karena
Allah sudah menjamin rezeki bagi orang yang hidup. Khawatir dan takutlah dengan
kualitas dan kuantitas amalmu, apakah dapat mengantarkanmu ke surga? Karena
tidak ada jaminan dari Allah bahwa kita akan masuk ke dalam Surga-Nya”.

Anda mungkin juga menyukai