Anda di halaman 1dari 40

MATERI II

PENDIDIKAN AGAMA
JUM’AT, 7 OKTOBER 2022

KONSEP SAKIT DAN PENYAKIT


MENEJEMEN SAKARATUL MAUT
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
BHINNEKA TUNGGAL IKA
KONSEP
SAKIT DAN PENYAKIT
Dalam perspektif Islam, setiap penyakit merupakan cobaan
yang diberikan oleh Sang Pencipta Allah SWT kepada
hamba-Nya untuk menguji keimanannya.

Sabda Rasulullah SAW :


"Dan sesungguhnya bila Allah SWT
mencintai suatu kaum, dicobanya dengan
berbagai cobaan.”
QS. Al-Baqarah ayat 155 - 157:

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit


ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
(yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
"Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan sesungguhnya
kita adalah orang-orang yang kembali kepada-Nya.
Mereka itulah yang menda-pat keberkatan yang sempurna dan
rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk."
QS. Al 'Ankabuut ayat 2 - 3:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka


akan dibiarkan mengatakan, "Kami telah beriman",
sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah
menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
benar-benar mengetahui orang-orang yang jujur dan
sesungguhnya Dia benar-benar mengetahui orang-orang yang
dusta!."
 
QS. Al-Baqarah ayat 214:

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal


belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana orang-orang
terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam
cobaan), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman
bersamanya, "Bilakah datang pertolongan Allah?" Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat."
 
QS. Al-Baqarah ayat 156 :

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa


musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa
Inna ilaihi Raji’un” (sesungguhnya kami milik
Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)
Nabi saw bersabda:

“Allah swt tidak menurunkan sakit, kecuali juga


menurunkan obatnya.”

(HR  Bukhari).
SAKIT PENGGUGUR DOSA

"Tidaklah menimpa seorang Muslim suatu


keletihan, penyakit, kecemasan kesedihan, kesulitan, kesedihan,
kesakitan dan
kepedihan, bahkan hingga duri yang
menusuknya, melainkan dengan semua itu
Allah akan menghapuskan
segala kesalahannya."
(HR. Al Bukhari)
.
"Tidaklah menimpa seorang Muslim suatu
bencana berupa penyakit dan yang lainnya
melainkan dengan Allah akan menggugurkan
kesalahan-kesalahannya sebagaimana
pohon menggugurkan daun-daunnya."
(HR. Al. Bukhari).
"Seungguhnya Allah Ta'ala akan menguji hamba-Nya
dengan penyakit hingga penyakitnya itu akan
menghapus segala dosa darinya."

(HR. Al Hakim).
MENYIKAPI SAKIT

IKHLAS
Menerima atas segala ketetapan yang telah digariskan oleh Allah, bahkan dijadikan
lahan untuk beribadah kepada-Nya, sehingga apapun akan menjadi kebaikan dan
keberkahan.

QS. Al Bayyinah : 5
“Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, dan
matikuhanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
SABAR

Sabar dan memperbanyak ikhtiar serta doa.

QS. Al Baqarah: 115-156


“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar, yaitu yang ketika ditimpa musibah mereka
mengucapkan: sungguh kita semua ini milik Allah dan
sungguh kepada Nya kita kembali.”
IKHTIAR

HR. ABU HURAIRA


“bersemangatlah untuk memperoleh apa yang
bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan
kepada Allah dan jangan sekali-kali kamu merasa
tidak berdaya.”
INTROSPEKSI DIRI

QS. AS SYUURAA: 30

“Musibah yang menimpa kalian adalah hasil dari


perbuatan tangan kalian sendiri.”
PERCAYA DENGAN PERTOLONGAN
ALLAH

QS. AL INSYIRAH: 5
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada
kemudahan.”
PENYEMBUH SAKIT

"Semua penyakit ada obatnya. Apabila sesuai antara obat dan


penyakitnya, maka (penyakit) akan sembuh dengan izin Allah SWT."
(HR Muslim).
QS. Al-Fatihah

Bismillahir rahmanir rahim. Alhamdu lillahi rabbil alamin. Ar rahmanir


rahim. Maliki yaumid din. Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in. Ihdinas siratal
mustaqim. Siratal lazina an’amta
‘alaihim ghairil maghdubi ‘alihim wa lad dallin.

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi


Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta
alam. Maha pemurah lagi Maha Penyayang.
Yang menguasai Hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya
kepada Engkaulah kami meminta
perolongan. Tunjukilah jalan yang lurus. (yaitu) Jalan
orang-orang yang Engkai beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan
(pula jalan) mereka yang sesat."
QS. Al Anbiyaa ayat 83
Doa Nabi Ayub

"Robbi annii massaniyadh dhurru wa anta arhamar


roohimiin."

"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan


Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua
penyayang."
MENEJEMEN
SAKARATUL MAUT
sakaratul maut adalah proses yang menyertai
kematian. ruh manusia tidak serta merta dicabut
dari raganya menjelang kematian.
Ada proses yang menegangkan dan menyakitkan.
QS. Ali 'Imran Ayat 185

ِۗ ‫س َذ ۤا ِٕىقَةُ ْال َم ْو‬


‫ت‬ ْ
ٍ َ‫ُكلُّ ن‬
‫ف‬
“.Setiap yang bernyawa akan merasakan mati“
QS. ALI IMRAAN 145

“Dan setiaap yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan


ijin Allah sebagaimana ketetapan yang telah ditentukan
waktunya”
QS. AL-A’RAAF AYAT 34

“Maka apabila ajal itu tiba, mereka tidak akan dapat


meminta penagguhan dan tidk pula mempercepat
barang sesaatpun.”
• TANDA-TANDA SAKARATUL MAUT

• Nafasnya cepat dan dangkal seperti orang yang tengah berlari.


• Suhu badan naik tiba-tiba dan denyut jantung lebih cepat.
• Suhu tubuh dingin diikuti frekuensi denyut nadi yang menurun.
• Merasa resah dan gelisah serta keringat bercucuran.
• Tangan berwarna kebiru-biruan dan sekujur tubuh akan mendingin.
• Mulutnya mengeluarkan kata-kata (jika orang salih, ia akan mengucapkan kalimat
thayyibah atau dzikir, sebaliknya orang yang zalim akan mengeluarkan kata-kata
kotor).
• Kulit tubuh nampak pucat.
• Tekanan darah menurun, otot rahang terlihat mengendur dan wajah terlihat penuh
kepasrahan.
adits Rasulullah, Allah menyu
pada hadits berikut,
Rasulullah Shalallahu „Alaih
PENDAMPINGAN

Membimbing pasien agar berbaik sangka kepada Allah SWT.


 Mentalkinkan dengan Kalimat Laailahaillallah.
Mambacakan Surat Yasiin. 

di dalam hatinya terbetik si


PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI
QS. QAF (6) 

“Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas


mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya,
dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?”
 
QS. Al-Isra: 1-5

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang


Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya.
 
QS. Ali-Imran: 190-191

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,


dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan Ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
Maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Ayat-ayat di atas adalah sebuah support yang Allah
berikan kepada hamba-Nya untuk terus menggali dan
memperhatikan apa-apa yang ada di alam semesta ini.
Sebuah anjuran yang tidak boleh kita abaikan untuk
bersama-sama melakukan penggalian keilmuan yang lebih
progresif sehingga mencapai puncak keilmuan yang
dikehendaki Tuhan.
seorang ahli sains Barat, Maurice Bucaile, setelah ia melakukan
penelitian terhadap Alquran dan Bibel dari sudut pandang sains modern,
menyatakan bahwa:
“Saya menyelidiki keserasian teks Qur’an dengan sains modern secara
objektif dan tanpa prasangka. Mula-mula saya mengerti, dengan
membaca terjemahan, bahwa Qur’an menyebutkan bermacam-macam
fenomena alamiah, tetapi dengan membaca terjemahan itu saya hanya
memperoleh pengetahuan yang ringkas. Dengan membaca teks Arab
secara teliti sekali saya dapat menemukan catatan yang membuktikan
bahwa Alquran tidak mengandung sesuatu pernyataan yang dapat
dikritik dari segi pandangan ilmiah di zaman modern”.
KONSEP
BHINNEKA TUNGGAL
IKA
Q.S. Al-Hujurat 12

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka


(kecurigaan), karena sebagian dari purbasangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seseorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” 
Q.S. Al-Hujurat 10

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.


Sebab itu damaikanlah (perbaiki hubungan) antara kedua
saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat.” 
 Q.S. Al-Hujurat 11

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan


orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain,
boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka.
Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan
kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.
Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
Q.S. Al-Hujurat 12

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka


(kecurigaan), karena sebagian dari purbasangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu
sama lain. Adakah seseorang di antara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat
lagi Maha Penyayang.” 
Q.S. Al-Hujurat 6

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu


orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti
agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum
tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu.” 
Q.S. Al-Hujurat 9

“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman


itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya. Tapi
kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap
yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu
perangi sampai surut kembali pada perintah Allah.
Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya
menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil.
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” 
QS. AL KAFIRUN 6

“Lakum diinukum wa liya diin”

Anda mungkin juga menyukai