Anda di halaman 1dari 3

Sholat Subuh, Ujian Terberat Bagi Munafikin

Posted by: djati_k on Tuesday, August 08, 2006 - 11:28

Hudzaifah.org - Ceritanya, suatu ketika, Dr. Raghib menemui seorang ustadz (da'i)
yang ceramahnya begitu memukau dan menanyakan perihal penyebab da'i itu jarang
salat Subuh berjamaah di masjid. Pertanyaan ini diajukan, setelah sebelumnya beliau
mengamati langsung beberapa Hari dan ikut salat Subuh di masjid dekat rumah si da'i,
namun tidak melihat sang da'i salat Subuh di situ.

Mendapat pertanyaan demikian, sang da'i dengan enteng Dan tanpa rasa malu
menjawab pertanyaan Dr. Raghib: " Maafkan saya, semoga Allah mengampuni saya Dan
mengampuni Anda. Kondisi saya sangat sulit. Pagi-pagi saya sudah mulai kerja,
sementara tidur agak terlambat. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Mendengar jawaban seperti itu, kontan saja hati beliau bergejolak, jiwanya terasa sempit
Dan tenggorokkannya terasa tersumbat.

Akhirnya, dari kejadian itu beliau termotivasi untuk segera menulis sebuah buku tentang
hikmah di balik salat Subuh, yang kemudian -?atas kehendak Allah swt.-? buku itu
(Misteri Salat Subuh) menjadi Best Seller.

Makna Ujian

Ungkapan lidah sering tak sesuai dengan keyakinan hati, Dan beribu ucapan tidak sesuai
dengan amal perbuatan. Mukmin yang benar dan jujur adalah yang sesuai antara
perkataan dengan perbuatannya. Sedangkan orang munafik, secara lahiriah kelihatan
bagus Dan bersih, namun hatinya keras bagaikan batu, bahkan lebih keras lagi.

Allah swt. Maha Mengetahui apa yang terlintas dalam hati manusia. Mengetahui Mata
yang tidak jujur Dan segala yang tersembunyi dalam dada. Mengetahui yang munafik
dari yang mukmin, serta mengetahui yang dusta dari yang jujur.

Namun, atas kehendak-Nya, Dia berhak memberikan ujian-ujian tertentu, untuk


mengetahui rahasia hati yang tersembunyi dalam setiap jiwa; serta menunjukkan siapa
yang hanya berbicara tanpa melaksanakan apa yang ia katakan; atau menyakini
sesuatu, tapi tidak merealisasikannya.

Tujuan ditampakkannya rahasia hati itu karena Allah swt. Ingin menegakkan hujjah
(alasan) atas manusia, agar di Hari kiamat nanti tidak Ada seorang pun yang merasa
terzalimi Dan teraniaya. Mereka diberi ujian, akan tetapi sebagian besar gagal dalam
ujian tersebut. Lebih dari itu, melalui ujian, Allah swt. Ingin membersihkan barisan
orang-orang mukmin dari orang-orang munafik. Sebab, bercampurnya orang mukmin
dengan orang munafik akan melemahkan barisan, menyebabkan kegoncangan, Dan
mengakibatkan kekalahan serta kehancuran.

Ujian merupakan sunnah ilahiyah Dan sebagai standar bagi semua manusia tanpa
kecuali, yang berlaku sejak Adam a.s. Diciptakan hingga Hari kiamat kelak.

Allah swt. Berfirman dalam kitab-Nya: Alif lam mim. Apakah manusia itu mengira bahwa
mereka dibiarkan (saja) mengatakan: " Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji
lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar Dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta. (QS.Al-Ankabut [29]: 1-3).

Ujian dari Allah swt. Tidak sedikit jumlahnya, Dan berlaku terus-menerus sejak manusia
mendapat beban syariat, sampai tibanya kematian. Jihad fisabilillah merupakan ujian,
bahkan sebagai ujian yang sangat berat. Namun, bukan mustahil dilakukan karena
orang-orang mukmin bisa Lulus dalam ujian itu. Sedangkan orang-orang munafik, tidak
akan Lulus. Infak di jalan Allah swt. Adalah ujian. Ujian ini sulit, tetapi bukan sesuatu
yang mustahil.

Orang mukmin mampu melaksanakannya, sementara orang munafik tidak akan mampu.
Begitu pula, bersikap baik terhadap sesama manusia juga ujian; menahan amarah juga
ujian; rida dengan hukum Allah swt. Juga ujian; berbuat baik kepada orang tua pun
ujian, Dan seterusnya.

Ujian memiliki variasi tingkat kesulitan. Seorang mukmin harus Lulus dalam semua ujian
itu untuk membuktikan kebenaran imannya, Dan untuk menyelaraskan antara lisan Dan
hatinya.

Salat Subuh, Ujian Terberat

Inilah ujian yang sesungguhnya. Ujian yang sangat sulit, namun bukan satu hal yang
mustahil. Nilai tertinggi dalam ujian ini bagi seorang laki-laki adalah salat Subuh secara
rutin berjamaah di masjid. Sedangkan bagi wanita, salat Subuh tepat pada waktunya di
rumah. Setiap orang dianggap gagal dalam ujian penting ini, manakala mereka salat
tidak tepat waktu, sesuai yang telah ditetapkan Allah swt.

Sikap manusia dalam menunaikan salat wajib cukup beragam. Ada yang mengerjakan
sebagian salatnya di masjid, namun meninggalkan sebagian yang lain. Ada pula yang
melaksanakan salat sebelum habis waktunya, namun dikerjakan di rumah. Dan, Ada
pula sebagian orang yang mengerjakan salat ketika hampir habis Batas waktunya
(dengan tergesa-gesa). Yang terbaik di antara mereka adalah yang mengerjakan salat
wajib secara berjamaah di mushala/masjid pada awal waktu.

Rasulullah saw. Telah membuat klasifikasi yang dijadikan sebagai tolok ukur untuk
membedakan antara orang mukmin dengan orang munafik. Diriwayatkan dari Abu
Hurairah r.a., IA berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda: " Sesungguhnya salat yang
paling berat bagi orang munafik adalah salat Isya' Dan salat Subuh. Sekiranya mereka
mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi
keduanya sekalipun dengan merangkak. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Apabila Rasulullah
saw. meragukan keimanan seseorang, beliau akan menelitinya pada saat salat Subuh.
Apabila beliau tidak mendapati orang tadi salat Subuh (di masjid), maka benarlah apa
yang beliau ragukan dalam hati.

Di balik pelaksanaan dua rakaat di ambang fajar ini, tersimpan rahasia yang
menakjubkan. Banyak permasalahan yang bila dirunut, bersumber dari pelaksanaan
salat Subuh yang disepelekan. Itulah sebabnya, para sahabat Rasulullah saw. sekuat
tenaga agar tidak kehilangan waktu emas itu.

Pernah suatu hari, mereka terlambat salat Subuh dalam penaklulkan benteng Tastar.
'Kejadian' ini membuat seorang sahabat, Anas bin Malik selalu menangis bila
mengingatnya. Yang menarik, ternyata Subuh juga menjadi waktu peralihan dari era
jahiliyah menuju era tauhid. Kaum 'Ad, Tsamud, dan kaum pendurhaka lainnya, dilibas
azab Allah swt. pada waktu Subuh.

Seorang penguasa Yahudi pernah menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang
Islam, kecuali pada satu hal, yaitu bila jumlah jamaah salat Subuh mencapai jumlah
jamaah salat Jumat. Memang, tanpa salat Subuh, umat Islam tidak lagi berwibawa. Tak
selayaknya kaum muslimin mengharapkan kemuliaan, kehormatan, dan kejayaan, bila
mereka tidak memperhatikan salat ini.

Bagaimana orang-orang muslim tidur di waktu Subuh, lalu dia berdoa pada waktu Dhuha
atau waktu Zhuhur atau waktu sore hari (Ashar), memohon kemenangan, keteguhan
dan kejayaan di muka bumi. Bagaimana mungkin?

Sesungguhnya agama ini tidak akan mendapatkan kemenangan, kecuali telah terpenuhi
semua syarat-syaratnya. Yaitu dengan melaksanakan ibadah, konsekuen dengan akidah,
berakhlak mulia, mengikuti ajaran-Nya, tidak melanggar larangan-Nya, dan tidak sedikit
pun meninggalkannya, baik yang sepele apalagi yang sangat penting.

Subhanallah! Allah swt. akan mengubah apa yang terjadi di muka bumi ini dari
kegelapan menjadi keadilan, dari kerusakan menuju kebaikan. Semua itu terjadi pada
waktu yang mulia, ialah waktu Subuh. Berhati-hatilah, jangan sampai tertidur pada saat
yang mulia ini. Allah swt akan memberikan jaminan kepada orang yang menjaga salat
Subuhnya, yaitu terbebas dari siksa neraka jahanam. Diriwayatkan dari Ammarah bin
Ruwainah r.a., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: "Tidak akan
masuk neraka, orang yang salat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam
matahari." (HR. Muslim).

Salat Subuh merupakan hadiah dari Allah swt., tidak diberikan, kecuali kepada orang-
orang yang taat lagi bertaubat. Hati yang diisi dengan cinta kemaksiatan, bagaimana
mungkin akan bangun untuk salat Subuh? Hati yang tertutup dosa, bagaimana mungkin
akan terpengaruh oleh hadist-hadist yang berbicara tentang keutamaan salat Subuh?

Orang munafik tidak mengetahui kebaikan yang terkandung dalam salat Subuh
berjamaah di masjid. Sekiranya mereka mengetahui kebaikan yang ada di dalamnya,
niscaya mereka akan pergi ke masjid, bagaimanapun kondisinya, seperti sabda
Rasulullah saw.: " Maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak."

Coba kita bayangkan ketika ada seorang laki-laki yang tidak mampu berjalan, tidak ada
orang yang membantu memapahnya. Dalam kondisi yang sedemikian rupa, ia bersikeras
mendatangi masjid dengan merangkak dan merayap di atas tanah untuk mendapatkan
kebaikan yang terkandung dalam salat Subuh berjamaah Sekiranya kita saksikan ada
orang yang meninggalkan salat Subuh berjamaah di masjid (dengan sengaja), maka kita
akan mengetahui betapa besar musibah yang telah menimpanya.

Tentu saja, tulisan ini bukan untuk menuduh orang-orang yang tidak menegakkan salat
Subuh di masjid dengan sebutan munafik. Allah swt Maha Tahu akan kondisi setiap
muslim. Namun, sebaiknya hal ini dapat dijadikan sebagai bahan koreksi bagi setiap
individu (kita), orang-orang yang kita cintai, anak-anak, serta sahabat-sahabat kita.
Sudahkah kita salat Subuh berjamaah di masjid/musalla secara istiqomah?

Jika seseorang meninggalkan salat Subuh dengan sengaja, maka kesengajaan tersebut
adalah bukti nyata dari sifat kemunafikan. Barang siapa yang pada dirinya terdapat sifat
ini, maka segeralah bermuhasabah (intropeksi diri) dan bertaubat. Mengapa? Karena
dikhawatirkan akhir hayat yang buruk (su'ul khatimah) akan menimpanya. Nauzubillah
minzalik! (HD).

Dikutip, disadur dan diolah dari buku:


Misteri Salat Subuh
(Menyingkap 1001 Hikmah Salat Subuh Bagi Pribadi dan Masyarakat).
Dr. Raghib As-Sirjani. Penerbit Aqwam Jembatan Ilmu. Solo.

[PKS-Kab.Bekasi OnLine]

sumber: http://ulwani.tripod.com

Anda mungkin juga menyukai