Anda di halaman 1dari 7

Hal-hal Yang Merusak

Tauhid
Jumat, 02 Maret 2007
Di bawah ini adalah hal-hal yang akan mempengaruhi secara langsung rusak-nya tauhid
seseorang, yaitu ;

1.       Memakai tawiz/tamaaim (jimat), seperti : gelang, kalung, rantai, benang, baik dari
logam maupun tembaga, besi atau kulit dengan tujuan untuk menghindarkan bahaya atau
menjaga dirinya sendiri, ini disebut syirik.

2.       Siapa saja yang menggunakan ‘pelindung’ (jimat) atau disebut juga tawiz seperti
gambar, angka, simbol-simbol atau kata aneh yang tidak ada maknanya atau mencari
pelindung dari golongan jin untuk mengetahui penyembuhan dari suatu penyakit dan
bagaimana menjaga dirinya sendiri atau menyayangi anak mereka dengan kata-kata atau
huruf untuk menjaga mereka atau bahkan menulis Al-Qur'an disebuah kertas dan
meletakkannya dileher anak-anak dengan tujuan untuk menjaganya (jimat atau rajah).
Semua ini merupakan bentuk-bentuk syirik, sebagai nabi Muhammad saw. Bersabda :

”Sesungguhnya Al-Ruqya Al-sirkiyyah dan Tamaaim (segala sesuatu yang anda pakai
dipundak atau didada) dan’pelindung’ (jimat)  adalah syirik.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Oleh karena itu kita harus hati-hati tentang segala sesuatu yang dapat menyebabkan ke-
syirik-an seperti meletakkan selembar kertas atau logam di dalam mobil dengan harapan
bahwa itu semua dapat menjaga dari pencurian, atau menjaganya dari mata-mata yang
berniat jahat, atau menyimpan batu berwarna biru dengan mempercayainya bahwa itu akan
dapat menjaga dari mata syetan. Seseorang yang melakukan ini untuk melindungi dirinya--
nanti di hari pengadilan--maka benda-benda tersebut tidak akan menjaga dirinya
sebagaimana Nabi Muhammad saw. bersabda :

“ Siapasaja yang memegang atau mempercayai sesuatu selain Allah SWT maka dia akan
ditandai dengan itu.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

3.        Hal yang juga dapat mempengaruhi tauhid adalah mencari barokah (berkat) dari
orang atau dari batu atau dari benda-benda. Sebagai contoh menyentuh seseorang atau
menggosoknya atau bahkan menyentuh benda seperti pohon atau batu, dengan tujuan
untuk mencari berkah dari mereka, baik mereka hidup maupun mati. Hal ini bahkan meliputi
mengusap ka’bah. Semua itu akan mempengaruhi tauhid seseorang dan akan
menggoncangkan iman seseorang semata-mata terhadap Allah swt. Bahkan shababat Umar
bin Khattab r.a. ketika mencium hajar aswad, mengatakan:

“Demi Allah aku tahu bahwa engkau hanyalah batu, kamu tidak membawa kemudhorotan
maupun mashlahat, hanya karena saya melihat Nabi Muhammad menciummu sehingga
membuatku melakukan hal yang sama, sebaliknya jika tidak maka aku tidak akan pernah
melakukannya.”

Meskipun kita diperbolehkan mencium hajar aswad, hendaknya kita mengerti apa esensi
yang dilakukan. Umar r.a. tidak mempercayainya bahwa dengan mencium hajar aswad akan
membawa keuntungan maupun kerugian bagi dirinya.

4.       Hal-hal yang bertentangan dengan  tauhid adalah menyembelih hewan dengan
menyebut atau diperuntukkan kepada selain Allah swt. Contohnya: maulana (nama-nama
syekh tertentu), jin, syaiton, atau bahkan untuk nabi dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan darinya atau berusaha untuk menjaga dirinya sendiri.

Sesungguhnya ini adalah syirik besar dan tidak diijinkan untuk menyembelih hewan korban
yang diperuntukkan selain kepada Allah swt. atau menyebut selain asma Allah saat
menyembelihnya, meskipun tujuannya berkorban untuk Allah, maka dia harus harus segera
menghentikan perbuatan tersebut karena ini berarti syirik.
5.       Janji-janji (sumpah) atau nazar kepada selain Allah adalah dilarang dan ini juga
mempengaruhi tauhid karena ini adalah bentuk penyembahan dan oleh karena itu tidak
diijinkan berjanji (sumpah) ditujukan kepada sesuatu apapun selain Allah swt.

6.       Isti’aanah (menyandarkan diri) atau Istighasah (mencari perlindungan) kepada selain
Allah swt. Contohnya menyandarkan diri atau mencari perlindungan kepada syaithon atau
bentuk-bentuk syirik lainnya. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas, bahwa nabi
Muhammad saw. Bersabda:

“ Jika kamu mencari bantuan,mintalah kepada Allah dan jika kamu meminta, mintalah
kepada Allah.”

Dari sini kita tidak diperbolehkan mencari bantuan dari jin, orang yang mencari bantuan
kepada jin dan menyandarkan diri kepada mereka, maka telah melakukan perbuatan syirik.

7.       Hal yang selalu mempengaruhi (dapat merusak) tauhid adalah melebih-lebihkan para
auliya dan sholihin serta meninggikan status mereka atau mempercayai bahwa mereka
bersifat sempurna, sujud dihadapan mereka dan mencium tangan mereka guna
mendapatkan keridhoan mereka.

8.       Hal yang dapat menghilangkan tauhid adalah melakukan thowaf (mengelilingi)
kuburan seseorang, meskipun terhadap kuburan nabi Muhammad sekalipun ini adalah
bentuk syirik. Islam melarang kita untuk shalat di dekat kuburan karena ini merupakan
perbuatan syirik, sehingga  bagaimana mungkin shalat atau thowaf terhadap kuburan dapat
diterima ? Semoga Alloh menjaga kita dari perbuatan syirik besar ini.

9.       Islam menyuruh kita untuk menjaga tauhid kita dari bangunan monumen di atas
kuburan dan ruangan dimana orang dapat datang dan duduk berdoa untuk mendapatkan
berkah, atau membuat masjid atau tempat shalat disekitar kuburan orang yang sholih, dan
berpikir ini akan membantu dan mencari bantuan dari orang yang telah mati, semua itu
merupakan larangan dari Islam.

Dengan alasan ini para ahli ilmu meyetujui membangun pagar disekitar makam nabi
Muhammad dengan tujuan untuk memisahkan makamnya nabi Muhammad dan masjid
Madinah. Nabi Muhammad memperingatkan kita tentang hal itu, ketika Rosul berdoa kepada
Allah: 

“Wahai Tuhanku jangan biarkan makamku menjadi pusara atau makam untuk tempat
penyembahan orang-orang.” 

Dan tidak ada keraguan tentang hal ini adalah bentuk syirik.

10.    Hal yang dapat merusak tauhid adalah melakukan praktek magic (klenik) atau
mengunjungi tempat-tempat magic (klenik) dan sejenisnya. Semua itu merusak aqidah.
Orang-orang yang melakukan perbuatan klenik adalah kafir tanpa keraguan lagi, kita
seharusnya tidak dalam kondisi tersebut, atau mempercayai apa yang mereka katakan,
meskipun mereka memiliki nama dan gelar kebesaran seperti auliya, syekh, ‘orang pintar’
dan lain-lain.

11.    Hal yang merusak tauhid adalah percaya pada nasib buruk (Al-Tirah) melalui
‘kedatangan’ seekor burung atau tanggal atau waktu. Misalnya percaya bahwa angka 13
adalah angka sial atau hari ‘tertentu’ adalah hari sial. Hal ini tidak diperkenankan oleh nabi
Muhammad sebagaimana yang telah diriwayatkan dalam hadistnya bahwa ‘pesimisme’
adalah syirik.

12.    Hal yang merusak tauhid adalah mempercayai atau menyandarkan diri kepada selain
Allah seperti percaya kepada dokter atau obat-obatan  yang menyebabkan mendapat
kesembuhan (secara mutlak bukan sebagai perantara) selain dari Allah, selain itu
mempercayai bahwa pekerjaanlah yang dapat memenuhi kebutuhannya, atau mempercayai
bahwa sebuah pedang dapat menjaganya. Hal-hal tersebut akan mempengaruhi iman.

13.    Hal yang merusak tauhid adalah menggunakan petunjuk bintang (ramalan bintang)
untuk berbagai kepentingan seperti untuk mengetahui hal-hal yang tidak nampak,
mengetahui masa depan atau hal-hal yang ghaib, tindakan semacam ini tidak
diperbolehkan. Bintang dapat digunakan untuk mengetahui arah dan untuk tujuan pelayaran
tetapi tidak untuk keperluan ramalan atau horoscorp yang merupakan bentuk kesyirikan.

14.    Memohon hujan dengan berdoa kepada bintang atau bulan atau kepada gunung atau
kepada kuburan atau melaksanalan upacara adat pada musim tertentu, mempercayai ini
akan mambawa hujan dan air adalah bentuk-bentuk syirik. Kita seharusnya mempercayai
bahwa hanya Allah-lah satu-satunya yang dapat menurunkan hujan dan yang
mencegahnya, jika Allah menginginkannya. Disunnahkan untuk mengucapkan:

“Hujan adalah kebajikan dan kemurahan Allah, laksanakan sholat Istisqaa kepada Allah
untuk menurunkan hujan bukan kepada benda atau orang (pawang hujan) lainnya.” 

15.    Hal yang merusak tauhid adalah niatan kita saat melakukan ibadah, semata-mata
karena kekuasaan atau takut kepada Allah dan juga kepada yang lainnya atau kita membagi
cinta kita kepada Allah dan sesuatu lainnya. Sesungguhnya cinta setiap muslim haruslah
semata-mata untuk Allah, dan jika hatinya dipenuhi cinta karena Allah, dia tidak akan
menyekutukannya dengan yang lainnya, apakah batu, tumbuhan, orang-orang kafir bahkan
keluarganya sendiri, kecuali jika hal ini dilakukan untuk mencari ridho Allah. yang
memerintahikan kita untuk mencintai utusan-Nya, nabi-Nya, orang tua yang muslim, istri-
istri dan orang-orang beriman, hanya untuk mendapatkan keridhoan Allah. Karena Allah
yang memerintahkan untuk melakukan ini dan bukan karena mencari ridho mereka (selain
Allah swt.).

16.    Hal yang merusak tauhid adalah berhukum selain dengan hukum Allah, karena
tindakan ini tidak diperbolehkan karena ditujukan kepada selain Allah, contohnya berhukum
kepada hukum manusia atau pengadilan kufur atau perkataan orang yang mengklaim
dirinya beriman, jika mereka tidak mengacu pada hukum syari’ah.

17.    Hal yang merusak tauhid adalah menyamakan nama-nama Allah, sifat-sifat-Nya, dan
tindakan-Nya kepada yang lainnya sebagai contoh membuat hukum-hukum atau
berpartisipasi untuk hal itu, seperti menerima jabatan sabagai raja, penguasa kufur, atau
duta untuk thogut atau masuk dalam parlemen, semua itu merupakan suatu bentuk syirik,
Allah swt. berfirman :

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi Al-Kitab? Mereka


percaya kepada yangdisembah selain Allah dan Thoghut (syaiton,dan  apa saja
yang disembah selain Allah). [QS.4:51]

18.    Hal yang dapat merusak tauhid adalah ujub (bangga terhadap diri sendiri), dan putus
asa dari kemurahan Allah. Keduanya akan mempengaruhi dan merusak tauhid. Sehingga
tidak seharusnya seorang muslim berfikir terjamin dari ujian Allah dan tidak seharusnya
putus asa dari rahmat Allah. Kaum muslimin seharusnya mempunyai keseimbangan antara
takut (Al-Khouf) kepada Allah dan Rajaa’ (keinginan diampuni dan dilindungi).

19.    Hal yang dapat merusak tauhid dan mempengaruhinya adalah kekurangsabaran dan
mengeluh atau menyesalkan apa yang telah Allah takdirkan untuknya, misalnya seseorang
yang berkata: “Ya Allah kenapa engkau menakdirkan ini untuk-ku ? Kemudian meratapi
nasibnya, merobek-robek bajunya, memukul-mukul dirinya dan menarik-narik rambutnya. 

20.    Melakukan sesuatu untuk mendapatkan  pujian dan popularitas, contohnya melakukan
sholat agar dilihat oleh orang lain, puasa agar dilihat orang atau membayar zakat agar
dilihat orang lain. Ini semuanya termasuk riya’ (syirik kecil/tersembunyi).Rosulullah
bersabda :

“Aku takut umatku akan terkena riya dan para sahabat bertanya: “Apa riya itu? Nabi
menjawab: “Pamer atas amalan ibadahnya dengan tujuan untuk mendapatkan dunia seperti
orang yang malakukan haji, puasa, sholat, membayar zakat atau jihad untuk mendapatkan
dunia.”

21.    Hal yang dapat merusak tauhid adalah menta’ati para penguasa (ulama atau pembuat
undang-undang) yang membuat/menetapkan sesuatu yang dilarang oleh Allah swt. dalam
Islam menjadi diperbolehkan atau disahkan, siapa saja yang mematuhi orang-orang
tersebut, berarti telah melakukan syirik tho’at (termasuk kedalam syirik akbar).

22.    Hal yang merusak tauhid adalah perkataan “ Apapun yang Allah inginkan dan apapun
yang Anda inginkan” atau perkataan bahwa “Saya bergantung kepada Allah dan Anda.
Semua ini mempengaruhi tauhid. Anda seharusnya kemudian menambahkan kata
“Insyaallah” dan kemudian saya bergantung pada Anda atau saya bergantung pada Allah
dan kemudian kepada Anda. Rosulullah memperingatkan kepada orang-orang yang berkata
‘demi ka’bah’ untuk tidak berkata seperti itu dan bahwa mereka seharusnya berkata ‘demi
tuhannya ka’bah’. Karena itu seharusnya mangatakan Insyaallah wa shi’ta –Apapun yang
Allah kehendaki dan kemudian Anda menginginkannya, jika keinginan Anda sama dengan
kehendak Allah, saya akan mengikutinya.

23.    Mengutuk atau memaki waktu, abad, era, hari, bulan, karena Anda menganggapnya
sebagai penyebab takdir dan pembawa kemujuran atau kemalangan, ini adalah bentuk
syirik.

24.    Hal yang meniadakan tauhid adalah mentertawakan agama Islam, Rosul, Al-Qur’an,
nama dan sifat-sifat Allah, sunnah atau mengejek Shahabat atau keluarga Nabi atau hukum
syara’. Seperti mengejek orang-orang yang mempunyai jenggot lebat, atau yang berusaha
menegakkan khilafah atau menggunakan siwak atau orang-orang yang memperpendek
celananya (isbal). Semua hal di atas mempengaruhi aqidah seorang muslim. Orang-orang
yang mentertawakan hal itu maka dia kafir meskipun dia sedang bergurau.  Allah swt.
berfirman:

“Orang-orang munafik itu takut akan turun terhadap mereka yang menerangkan
apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka:
“Teruskanlah ejekan-ejekan-mu (terhadap Allah dan Rosul-Nya)”. Sesungguhnya
Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu. Dan jika kamu tanyakan kepada
mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab:
“Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”.
Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya  dan rosul-Nya kamu selalu
berolok-olok!” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir setelah beriman.”
[QS.9:64-66]

25.    Hal yang juga merusak tauhid adalah nama-nama tertentu yang diberikan oleh
seseorang kepada orang lain (anaknya), seperti memanggil seseorang sebagai hambanya
Ali, hambanya Rosul (abdurrosul) , hamba nabi, hamba ka’bah (abdul ka’bah), hamba
hussain, dan lain-lain. Semua ini tidak diperbolehkan karena penghambaan hanya untuk
Allah swt.

26.    Hal yang dapat menghilangkan atau merusak tauhid adalah membawa simbol-simbol
atau logo-logo kufur, menempatkannya dirumah, atau mobil, atau menggambarkannya
dibaju, seperti tanda salib atau bintang David atau bendera Amerika atau Inggris, menjadi
kewajiban untuk membuang simbol-simbol tersebut.

27.    Hal yang merusak tauhid adalah bergabung dengan kuffar atau orang-orang munafiq
atau mendukung mereka melawan kaum muslimin atau mencintai mereka atau
menunjukkan penghormatan kepada mereka.
28.    Hal yang dapat menghilangkan tauhid adalah melawan hukum-hukum yang Allah
turunkan, atau mematuhi hukum-hukum menusia sebagai pengganti hukum-hukum Allah
atau menganggap hukum-hukum manusia sama baiknya dengan hukum-hukum Allah, atau
mengatakan bahwa ini (hukum buatan manusia) lebih cocok dengan kondisi saat ini, dan ini
semua akan membuat Anda kafir. 

29.    Hal yang dapat menghilangkan tauhid adalah meragukan apa yang Allah katakan
tentang orang kafir bahwa mereka adalah kafir, seperti orang-orang kafir Yahudi, orang-
orang Kristen dan orang-orang musyrik (yang mempercayai lebih dari satu tuhan). Karena
kafir adalah orang yang tidak percaya Islam, dan tidak percaya Rosulullah Muhammad saw.
adalah nabi terakhir baik dia percaya pada tuhan (seperti Yahudi dan Nasrani) atau dia
menolak tuhan (seperti atheis) atau apakah dia mempercayai patung (seperti musyrik).

30.    Hal yang dapat menghilangkan tauhid adalah Juhuud (menolak beberapa kewajiban
seperti sholat, zakat atau penerapan hukum syari’ah) atau membuat Istihlal yaitu
melegalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah seperti memperbolehkan alkhohol, nudisme
(budaya telanjang), klab malam, pengadilan Amerika, berbagi kekuasaan  dengan orang-
orang kafir, mengganti loyalitas terhadap Allah kepada raja, penguasa kufur,
memperbolehkan bermacam-macam agama/pluralisme agama (semua ini merupakan
bentuk-bentuk kekafiran besar). 

Kesimpulannya, untuk memperbaiki tauhid kita dan agar selamat dari api neraka, maka
kaum muslimin harus mengikuti (ittiba’) kepada  Ahlu sunnah wal Jama’ah, yakni siapa saja
yang mengikuti jalannya nabi Muhammad saw. dan para sahabat dan siapa pun yang
mengikuti jalan tersebut selangkah demi selangkah dan tanpa mengotori dengan
kepercayaan lain. Sesungguhnya Rasululah saw. pernah bersabda : 

“Umatku akan terbagi menjadi 73 golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu,
para sahabat bertanya: siapa golongan tersebut? Rosulullah menjawab: “ mereka seperti
saya dan sahabatku saat ini.”

Dalam hadits ini Rasulullah saw. tidak mengatakan mereka adalah yang melakukan ini dan
itu, secara jelas ditentukan bahwa mereka adalah aku dan para sahabatku pada saat itu.
Oleh karena itu kita meringkas aqidah Ahlu sunnah walJama’ah dalam 10 poin, siapa saja
yang menyimpang dari mereka baik pada poin 1, 2, 3, atau semua poin maka mereka tidak
akan pernah masuk golongan yang selamat. Poin-poin  tersebut adalah ;

1.          Dalam hal nama-nama dan sifat-sifat Allah swt, Ahlu sunnah wal Jama’ah
mempercayai bahwa Anda harus menggambarkan sebagaimana yang telah diterangkan oleh
Allah swt. sendiri dan bagaimana Rasulullah saw. menjelaskan tentang-Nya.

Anda harus meyakini nama dan sifat-sifat Allah apa adanya sebagaimana yang telah
diterangkan tanpa interpretasi (takwil) tanpa menyamakan dengan manusia (Tashbih),
tanpa pengingkaran atau memaknainya sendiri tidak pula meninggalkan makna yang sudah
ada (tafwidh), tetapi sebaliknya kita mengiyakan (tathbit) apa yang ditegaskan Allah
tentang diri-Nya dan mengingkari apa yang dilarang Allah tentang diri-Nya dan tidak
meyerupai-Nya. Allah swt. berfirman: 

“Tidak ada seorang pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” [QS. Asy-Syuara, 42:11]

2.          Dalam hal Al-Qur’an sebagai kalam Allah (kalamullah), Anda harus mempercayai
bahwa Al-Qur’an benar-benar kalamullah, dapat dibaca melalui kata-katanya, dapat
didengarkan melalui suaranya tanpa mengatakan  bagaimana Al-Qur’an diturunkan kepada
kita dari Allah dan Al-Qur’an berasal dan akan kembali kepada Allah. 

3.           Mempercayai bahwa iman adalah “Qoulun wal Amalun” (perkataan dan perbuatan
dan tidak dipisahkan). Iman dapat meningkat dengan malaksanaan ketha’atan dan dapat
menurun jika melakukan ketidakpatuhan terhadap Allah dan Rosul-Nya (Al-Imanu yazidu wa
yanqusu). 

4.           Meyakini secara pasti bahwa kita telah diberikan informasi mengenai kehidupan
setelah kematian, seperti pertanyaan di alam kubur, hukuman di alam kubur, siksa kubur,
pahala kubur dan beberapa hal lain yang berhubungan dengan akhirat, sampai hari
pembalasan.

5.           Mencintai semua Shahabat nabi Muhammad, menghormati mereka, mengikuti


mereka dan cara pandang mereka, apakah mereka dari keluarga nabi atau tidak, tanpa
pandangan bahwa mereka tidak pernah berbuat kesalahan. Mencintai siapa saja yang
mencintainya dan menbenci siapa saja yag dibencinya dan mempercayai bahwa mereka
semua dirahmati Allah dan Allah bangga dengan mereka dan sahabat yang terbaik adalah
Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali bin Abi Tholib, semoga Allah swt. menberi rahmat kepada
mereka semua. Seseorang yang mencintai  mereka (Shahabat) dikarenakan cintanya
kepada nabi Muhammad dan seseorang yang menbencinya juga menunjukkan bencinya
kepada nabi Muhammad. Kita harus meyakini bahwa mereka semua adalah mujtahidin dan
harus  hati-hati berbicara tentang mereka, semua atau tentang perdebatan mereka dan
siapa saja diantara mereka melakukan ijtihad maka akan mendapat dua pahala jika benar
dan satu pahala jika salah dan semoga Allah memberkahi mereka semua.

6.          Ahlu Sunnah wal Jama’ah mempercayai bahwa mengkafirkan (takfir) adalah hak
Allah sama seperti tasyri’ (hukum). Oleh karena itu kita percaya bahwa orang yang disebut
Allah dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah kafir maka dia adalah kafir tanpa keraguan, dan siapa
saja yang melakukan sesuatu yang dilarang oleh agamanya, tanpa alasan yang mencegah
pengkafiran mereka, maka kita akan memanggilnya kafir. Ahlu Sunnah wal Jama’ah
mempercayai bahwa kita tidak diperkenankan untuk mengkafirkan terhadap kaum muslim
yang lain yang melakukan dosa yang lebih rendah dibanding syirik, selama dia tidak
melegalkan apa yang dilarang. Jika dia melakukan dosa yang bukan dosa kufur, meskipun
dosa tersebut besar seperti dosa perzinahan, kita akan menyebutnya berdosa tetapi tidak
sampai menyebutnya kafir, dan jika dia bertaubat, Allah akan mengampuninya dan jika mati
sebelum bertaubat, kita yakin terserah kehendak Allah dan jika Allah berkehendak, maka
Allah akan mengampuninya atau Allah akan menghukumnya dan kemudian dia akan masuk
surga. Sesungguhnya tidak ada seorang pun yang akan berada di neraka selama-lamanya
kecuali dia melakukan kekufuran atau syirik dan meninggalkan sholat semata-mata ia kafir.

7.          Ahlu Sunnah wal Jama’ah meyakini bahwa dalam Qodar Allah, bahwa semua takdir
berasal dari Allah, apakah itu baik atau buruk dan manusia mempunyai pilihan dan Allah
Maha berkehendak, begitu juga manusia, tetapi kehendak manusia tunduk terhadap
kehendak Allah. Semua takdir  adalah kehendak Allah dan kehendak manusia yang
dipilihnya tunduk kepada kehendak Allah.

8.          Ahlu Sunnah wal Jama’ah meyakini bahwa  menjadi suatu kewajiban untuk
menerapkan syari’ah dan taat kepada imam (pemimpin) yang melaksanakan Islam dan
tidak melawannya selama mereka menerapkan syari’ah, seperti menyatakan wajibnya
sholat, tetapi jika imam tidak menyerukan syari’ah tetapi menyerukan hukum kufur
meskipun hanya satu hukum  kufur dilegalkan, maka mereka (Ahlu Sunnah wal Jamaah)
meyakini untuk diperbolehkan memerangi mereka.

9.          Ahlu Sunnah wal Jama’ah hanya meyakini Al-Qur’an dan As-Sunnah, sesuai dengan
pemahaman para Shahabat. 

10.      Ahlu Sunnah wal Jama’ah mempercayai karomah yang diberikan kepada aulia dan
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang bertaqwa lebih tinggi, mereka mempunyai
cita-cita menjadi orang-orang yang bertakwa sehingga derajat mereka juga akan diangkat
oleh Allah. Allah swt. berfirman:

“Tidak ada ketakutan atas mereka dan mereka tidak akan pernah bersedih hati
yaitu orang-orang yang beriman pada Allah dan takut kepada-Nya.”
Ciri lain dari Ahlu Sunnah wal Jama’ah adalah tidak memberikan kesaksian bahwa seseorang
akan masuk neraka kecuali yang dikabarkan oleh Allah dan Rasulnya, dan tidak pula
memberi kesaksian seseorang masuk surga kecuali yang dikabarkan oleh Allah dan Rasul-
Nya. 

Mereka tidak akan pernah memberi kesaksian bahwa orang yang hidup adalah ahli surga
atau ahli neraka sampai seorang tadi telah melaluinya, tergantung dalam keadaan apa ia
meninggal, karena Allah bisa mengubah hati seseorang dari beriman menjadi kafir atau
sebaliknya. Maka tidak akan menberi kesaksian bahwa orang yang meninggal di medan
perang adalah sebagai syahid, meskipun mereka meminta kepada Allah untuk menerimanya
sebagai syahid dan tidak akan memberikan kesaksian bahwa dia syahid dan tidak akan
pernah menyebutkan bahwa dia telah diampuni lebih dari itu mereka akan memohon ampun
kepada Allah. Oleh karena itu mereka mempercayai hal yang ghaib dan tidak akan pernah
menyatakan hal-hal yang ghaib atas diri seseorang kecuali yang disebutkan dalam Al-Qur’an
dan As- Sunnah seperti pasukan pada perang Badar, orang-orang yang melakukan bai’at
Ridwan, dan lain-lain. Dan orang-orang yang disebutkan diampuni dosanya (yang bukan
dosa kafir dan syirik terjamin masuk surga). Ahlu Sunnah wal Jama’ah mencintai sesama
muslim karena cintainya kepada Allah, Nabi dan para sahabat., mereka mencintai Allah,
Nabi dan para sahabat melebihi cintanya kepada yang lainnya. 

Wahai kaum muslimin dan muslimat, saya berfikir bahwa saya dapat berbagi dengan Anda
tentang ringkasan topik ini dengan tujuan untuk memberi Anda ringkasan pemahaman
tauhid. Nasihat saya, perhatikanlah 10 hal yang menghilangkan iman dan carilah
pengetahuan lebih tentang syirik untuk menjamin Anda tidak melakukannya dan
dapatkanlah tauhid yang benar sehingga anda dapat bertakwa, menyembah, mengikuti dan
tawakkal hanya kepada Allah swt.

Anda mungkin juga menyukai