Anda di halaman 1dari 5

MATERI PAQ KELAS XII

MURTAD;
MURTAD berasal dari akar kata riddah atau irtidad yang berarti kembali. Istilah murtad
atau ciri orang murtad juga bisa diartikan bahwa seseorang telah keluar dari agama Islam dalam
bentuk niat, perkataan, atau perbuatan yang menyebabkan seseorang menjadi kafir atau tidak
beragama sama sekali.
Pada awal sejarah Islam, istilah riddah dikaitkan dengan kembalinya beberapa kabilah Arab,
selain Quraisy dan Saqif, dari Islam kepada kepercayaan lama setelah wafatnya Nabi
Muhammad shalallahu alaihi wasallam.
Menurut Ensiklopedia Islam terbitan Ichtiar Baroe Van Hoeve, beberapa perbuatan yang
menjadi ciri orang murtad antara lain adalah pengingkaran adanya pencipta, peniadaan rasul-
rasul Allah SWT, dan penghalalan perbuatan yang disepakati haram serta pengharaman
perbuatan yang disepakati halal.
Kemurtadan dapat diartikan menjadi batalnya nilai religius perbuatan orang yang bersangkutan.
Kembali kepada kekafiran setelah beriman berarti terputusnya hubungan dengan Allah SWT.
CIRI-CIRI MURTAD
Agar dapat membedakannya, berikut ini ciri orang murtad yang dapat dikategorikan sebagai
orang yang sudah kafir, di antaranya:
1. Ciri orang murtad pertama adalah menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu apapun.
2. Ciri orang murtad kedua adalah mengaku sebagai nabi atau percaya kepada orang yang
mengaku sebagai nabi.
3. Ciri orang murtad ketiga adalah melakukan perbuatan seperti memperolok-olokkan Allah
SWT, atau para Rasul-Nya, atau kitab-kitab-Nya.
Para ulama telah mencapai kata sepakat bahwa orang yang menghina Allah SWT, atau mencaci,
memaki, menjelekkan-Nya sebagai orang yang murtad dan keluar dari agama Islam. Walaupun
hal itu hanya sekedar candaan, atau main-main belaka. [Ibnu Qudamah, Al-Mughni, jilid 8 hal.
565]
Dasarnya adalah firman Allah SWT di dalam Al-Quran:
ْ ‫َولَئِن َسأ َ ْلتَهُ ْم لَيَقُولُ َّن إِنَّ َما ُكنَّا نَ ُخوضُ َون َْل َعبُ قُلْ أَبِاهّلل ِ َوآيَاتِ ِه َو َرسُولِ ِه ُكنتُ ْم تَ ْستَه ِْز ُؤونَ الَ تَ ْعتَ ِذر‬
‫ُوا قَ ْد َكفَرْ تُم بَ ْع َد إِي َمانِ ُك ْم إِن نَّعْفُ عَن‬
ْ ُ‫طآئِفَةً بِأَنَّهُ ْم َكان‬
َ‫وا ُمجْ ِر ِمين‬ َ ْ‫طآئِفَ ٍة ِّمن ُك ْم نُ َع ِّذب‬
َ
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka
akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”.
Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan
segolongan daripada kamu (lantaran mereka tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan
(yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (QS. At-Taubah :
65-66)
4. Ciri orang murtad keempat adalah menapikan eksistensi para Malaikat, jin dan kehidupan
akhirat seperti surga, neraka, hisab (perhitungan), mizaan (timbangan) dan shirath (jalan titian),
dan sebagainya.
Maka dari itu, sebagai seorang Muslim, kita harus selalu berhati-hati dalam berkata-kata, dalam
melakukan perbuatan, atau keyakinan yang dapat menjerumuskan kita pada lembah dan jurang
kekafiran.
Siapa saja yang melakukan hal tersebut, maka hendaklah ia segera bertaubat dari sekarang,
sebelum ditutupnya pintu taubat ketika kiamat sudah datang. Dan taubat itu tidak cukup hanya
dengan beristighfar, melainkan juga harus memperbaharui syahadatnya.
Sedangkan menurut Ensiklopedia Islam, berlakunya kemurtadan ditentukan oleh dua hal.
Pertama, berakal. Tidak sah kemurtadan orang gila atau anak kecil yang belum berakal. Kedua,
memiliki kekebasan dan kemerdekaan bertindak serta menentukan pilihan.
Seseorang yang dipaksa murtad, sedangkan hatinya masih tetap dalam keadaan beriman, tak bisa
disebut murtad. Orang yang murtad, menurut fikih, kehilangan hak perlindungan atas jiwanya.
Selain itu, orang yang murtad juga gugur dan hilang hak-hak perdatanya, kepemilikannya, dan
batal perkawinannya.
Para ulama menetapkan, jika orang tersebut masuk Islam lagi, semua haknya yang hilang akan
dikembalikan. Dalam hal waris, secara umum orang murtad tak dapat mewarisi dari pihak mana
pun, baik dari pihak Muslim maupun kafir, karena tak mempunyai wali dan tak diakui oleh
Islam.
Sebagian ulama berpendapat, kemurtadan merupakan penghalang khusus atas pewarisan, bukan
perbedaan agama. Menurut jumhur (kesepakatan) ulama, harta benda orang murtad tak dapat
diwarisi. Namun, sebagian pengikut Abu Hanifah berpendapat hartanya boleh diwarisi.
Murtad berasal dari kata irtadda yang artinya raja’a (kembali), sehingga apabila dikatakan

irtadda ‘an diinihi maka artinya orang itu telah kafir setelah memeluk Islam (lihat Mu’jamul

Wasith, 1/338)

Perbuatannya yang menyebabkan dia kafir atau murtad itu disebut sebagai riddah (kemurtadan).

Secara istilah makna riddah adalah: menjadi kafir sesudah berislam. Allah ta’ala berfirman,
ُ َ ِ‫ت َوهُ َو َكافِ ٌر فَأُولَئ‬
ِ َّ‫ت أَ ْع َمالُهُ ْم فِي ال ُّد ْنيَا َواآْل َ ِخ َر ِة َوأولَئِكَ أَصْ َحابُ الن‬
َ‫ار هُ ْم فِيهَا خَالِ ُدون‬ ْ َ‫ك َحبِط‬ ْ ‫ه فَيَ ُم‬Žِ ِ‫د ِم ْن ُك ْم ع َْن ِدين‬Žْ ‫َو َم ْن يَرْ تَ ِد‬

“Barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya kemudian mati dalam keadaan kafir

maka mereka itulah orang-orang yang terhapus amalannya di dunia dan akhirat. Dan mereka

itulah penghuni neraka. Mereka kekal berada di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah : 217) (lihat At-

Tauhid li Shaffits Tsaalits ‘Aliy, hal. 32)

Macam-Macam Riddah/MURTAD

1.Riddah dengan sebab ucapan

Seperti contohnya ucapan mencela Allah ta’ala atau Rasul-Nya, menjelek-jelekkan malaikat atau

salah seorang rasul. Atau mengaku mengetahui ilmu gaib, mengaku sebagai Nabi, membenarkan

orang yang mengaku Nabi. Atau berdoa kepada selain Allah, beristighotsah kepada selain Allah

dalam urusan yang hanya dikuasai Allah atau meminta perlindungan kepada selain Allah dalam

urusan semacam itu.

2.Riddah dengan sebab perbuatan

Seperti contohnya melakukan sujud kepada patung, pohon, batu atau kuburan dan menyembelih

hewan untuk diperembahkan kepadanya. Atau melempar mushaf di tempat-tempat yang kotor,

melakukan prkatek sihir, mempelajari sihir atau mengajarkannya. Atau memutuskan hukum

dengan bukan hukum Allah dan meyakini kebolehannya.

3.Riddah dengan sebab keyakinan

Seperti contohnya meyakini Allah memiliki sekutu, meyakini khamr, zina dan riba sebagai

sesuatu yang halal. Atau meyakini roti itu haram. Atau meyakini bahwa sholat itu tidak

diwajibkan dan sebagainya. Atau meyakini keharaman sesuatu yang jelas disepakati

kehalalannya. Atau meyakini kehalalan sesuatu yang telah disepakati keharamannya.


4.Riddah dengan sebab keraguan

Seperti meragukan sesuatu yang sudah jelas perkaranya di dalam agama, seperti meragukan

diharamkannya syirik, khamr dan zina. Atau meragukan kebenaran risalah Nabi shallallahu

‘alaihi wa sallam atau para Nabi yang lain. Atau meragukan kebenaran Nabi tersebut, atau

meragukan ajaran Islam. Atau meragukan kecocokan Islam untuk diterapkan pada zaman

sekarang ini (lihat At-Tauhid li Shaffits Tsaalits ‘Aliy, hal. 32-33)

Hukum yang Terkait dengan Orang Murtad

1. Orang yang murtad harus diminta bertobat sebelum dijatuhi hukuman. Kalau dia mau bertobat

dan kembali kepada Islam dalam rentang waktu tiga hari maka diterima dan dibebaskan dari

hukuman.

2. Apabila dia menolak bertobat maka wajib membunuhnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda, “Barangsiapa yang mengganti agamanya maka bunuhlah dia.” (HR. Bukhari dan Abu

Dawud)

3. Kemurtadannya menghalangi dia untuk memanfaatkan hartanya dalam rentang waktu dia

diminta tobat. Apabila dia bertobat maka hartanya dikembalikan. Kalau dia tidak mau maka

hartanya menjadi harta fai’ yang diperuntukkan bagi Baitul Maal sejak dia dihukum bunuh atau

sejak kematiannya akibat murtad. Dan ada pula ulama yang berpendapat hartanya diberikan

untuk kepentingan kebaikan kaum muslimin secara umum.

4. Orang murtad tidak berhak mendapatkan warisan dari kerabatnya, dan juga mereka tidak bisa

mewarisi hartanya.

5. Apabila dia mati atau terbunuh karena dijatuhi hukuman murtad maka mayatnya tidak

dimandikan, tidak disholati dan tidak dikubur di pekuburan kaum muslimin akan tetapi dikubur

di pekuburan orang kafir atau di kubur di tanah manapun selain pekuburan umat Islam (lihat At-

Tauhid li Shaffits Tsaalits ‘Aliy, hal. 33)

Murtad berasal dari kata irtadda yang artinya raja’a (kembali), sehingga apabila dikatakan

irtadda ‘an diinihi maka artinya orang itu telah kafir setelah memeluk Islam (lihat Mu’jamul

Wasith, 1/338)
Perbuatannya yang menyebabkan dia kafir atau murtad itu disebut sebagai riddah (kemurtadan).

Secara istilah makna riddah adalah: menjadi kafir sesudah berislam. Allah ta’ala berfirman,
ُ َ ِ‫ت َوهُ َو َكافِ ٌر فَأُولَئ‬
ِ َّ‫ت أَ ْع َمالُهُ ْم فِي ال ُّد ْنيَا َواآْل َ ِخ َر ِة َوأولَئِكَ أَصْ َحابُ الن‬
َ‫ار هُ ْم فِيهَا خَالِ ُدون‬ ْ َ‫ك َحبِط‬ ْ ‫ه فَيَ ُم‬Žِ ِ‫د ِم ْن ُك ْم ع َْن ِدين‬Žْ ‫َو َم ْن يَرْ تَ ِد‬

“Barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya kemudian mati dalam keadaan kafir

maka mereka itulah orang-orang yang terhapus amalannya di dunia dan akhirat. Dan mereka

itulah penghuni neraka. Mereka kekal berada di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah : 217)

Aktifitas siswa:

Setelah mempelajari dan menyimak dengan baik materi di atas dengan baik, maka buatlah rangkuman
materi sebagai berikut:

1. Pengertian Murtad
2. Ciri-ciri orang yang murtad
3. Macam-macam Murtadz
4. Hukum terkait dengan orang murtad

Setelah selesai mengerjakan dikumpul via Gc tau WA pafda No HP 0813 4953 8979

Terima kasih, teriring salam sehat, semangat dan sukses untuk semua…..

Anda mungkin juga menyukai