ANALISIS KINEMATIK SESAR ANJAK (THRUST FAULT) DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP EVOLUSI TEKTONIK ZONA KENDENG DAERAH NGRANCANG DAN
SEKITARNYA
Ida Bagus Oka Agastya
Jurusan Teknik Geologi Institut Sains & Teknologi AKPRIND, Jl.Kalisahak no 28 Komplek Balapan, Yogyakarta (iokaagastya@gmail.com) Abstrak Daerah penelitian berada pada Kendeng fold-thrust beld yang diperkirakan terbentuk pada deformasi Kala Plio-Pleistosen. Di mana Zona Kendeng sendiri merupakan cekungan foreland basin yang mengendapkan sedimen-sedimen laut dalam yang provenancenya berasal dari pegunungan selatan (Genevraye and Samuel, 1972). Tujuan dari studi analisis kinematik sesar anjak (thrust fault) dan implikasinya terhadap evolusi tektonik Zona Kendeng daerah Ngrancang dan sekitarnya, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, menentukan faktor pengaruh dan penyebab bagaimana sesar anjak terbentuk berdasarkan 2 faktor kinematik yakni translasi dan rotasi pada deformasi benda rigid, sehingga dapat membangun kerangka tektonik Zona Kendeng pada daerah penelitian. Metode penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan analisis kinematik di daerah penelitian meliputi: Melakukan analisis tegasan yang terjadi pada setiap sesar anjak, Mengamati pergerakan setiap sesar berdasarkan analisis tegasan atau analisa translasi dan rotasi sesar, Mengamati geometri sesar anjak dan kaitannya secara regional melalui pengamatan citra dan morfologi. Dari analisis tegasan pada 3 sesar dengan 4 data tegasan didapat tegasan relatif berarah utara-selatan hingga timutlaut baratdaya. Vector pergerakan dari Sesar Anjak dipengaruhi oleh perubahan tegasan yang relatif berotasi terhadap pola Sesar Mendatar Pacul dan dipengaruhi dari pola synthetic dari Sesar Mendatar Pacul Gunung Pandan. Rotasi sesar anjak yang terjadi pada daerah penelitian dipengaruhi oleh kinemtaik dari Sesar Mendatar Pacul yang mendistribusi tegasan sehingga mengalami rotasi relatif serarah jarum jam (clock wise) dan memiki pergerakan sumbu rotasi sebesar kurang lebih 19,5o.Geometri dari sesar anjak pada daerah Kendeng tidak lepas dari keadaan regionalnya, di mana ditujukan oleh penampang geologi A-B dan C-D dan seismic yang menunjukan sistem tipe imbrikasi trailing menurut Boyer dan Elliott (1982) Selain itu Tektonik Zona Kendeng utamanya Kendeng Tengah tidak luput dari pengaruh Sesar Mendatar Pacul yang terbentuk bersamaan dengan dimulainya perlipatan dan Sesar Anjak pada Zona Kendeng, dengan gaya utamanya utara-selatan yang dimulai pada Kala Plio-Pleistosen.
Kata kunci: Zona Kendeng, Thrust fault, Analisis kinematik
PENDAHULUAN Intensitas lipatan dan patahan berkurang ke arah
timur. Sayap utara seringkali bersudut besar hingga Daerah penelitian berada pada Kendeng fold-thrust terbalik (sungkup), yang terpotong oleh sesar anjak beld yang diperkirakan terbentuk pada deformasi Kala yang bergerak ke arah utara. Sesar anjak biasanya Plio-Pleistosen. Di mana Zona Kendeng sendiri bersifat menerus tidak terlalu dalam (thin-skinned). merupakan cekungan foreland basin yang Namun beberapa sesar naik bersudut besar dengan mengendapkan sedimen-sedimen laut dalam yang pergeseran yang signifikan juga terjadi, yang menurut provenancenya berasal dari pegunungan selatan data gaya berat mungkin berasal dari batuan alas (Genevraye and Samuel, 1972). (thick-skinned) (Genevraye & Samuel, 1972). Lipatan- lipatan tersebut juga seringkali bersudut kecil dan Selain itu struktur geologi yang berkembang disharmonis, mengindikasikan pengaruh karakter di Perbukitan Kendeng didominasi oleh serangkaian batuan sedimen laut berbutir halus berumur Mio- perlipatan asimetris bersumbu timur-barat yang Pliosen yang bersifat plastis serta tidak kompeten. membentuk antiklinorium, dan berbagai patahan. Tujuan dari studi analisis kinematik sesar Sesar ini berada di bagian selatan daerah anjak (thrust fault) dan implikasinya terhadap evolusi penelitian, dengan arah memanjang relatif baratlaut- tektonik Zona Kendeng daerah Ngrancang dan tenggara, dijumpai di sekitar daerah Napis. Indikasi sekitarnya, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten adanya sesar yang dijumpai yaitu: Adanya kelurusan Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, menentukan faktor arah sesar (dari peta topografi dan citra satelit), pengaruh dan penyebab bagaimana sesar anjak adanya perubahan strike/dip, adanya bidang sesar, terbentuk berdasarkan 2 faktor kinematik yakni adanya kelurusan sungai, adanya gores garis pada translasi dan rotasi pada deformasi benda rigid, bidang sesar. Unsur-unsur struktur yang diukur yaitu sehingga dapat membangun kerangka tektonik Zona kelurusan N 280° E dan data bidang sesar N 132o/61o Kendeng pada daerah penelitian. dengan gores garis (rake) 80o (Gambar 1 ). Berdasarkan hasil pengolahan data lapangan dan analisis tegasan maka diperoleh jenis Sesar Naik METODE PENELITIAN Mengiri atau Left reverse slip fault (Rickard, 1972) dengan tegasan horizontal maksimum (Shmax): N Metode penelitian yang digunakan untuk 230o E dan tegasan horizontal minimum (Shmin): N menyelesaikan permasalahan analisis kinematik di 137o E. daerah penelitian meliputi:
1. Melakukan analisis tegasan yang terjadi pada
setiap sesar anjak. 2. Mengamati pergerakan setiap sesar berdasarkan analisis tegasan atau analisa translasi dan rotasi sesar. 3. Mengamati geometri sesar anjak dan kaitannya secara regional melalui pengamatan citra dan morfologi. 4. Menyimpulkan hubungan kinematik sesar anjak dan tektonik yang terjadi di daerah Gambar 1. Hasil analisis tegasan sesar 1 penelitian. Sehingga dalam menentukan kinematik suatu Sesar 2 sesar dapat dilakukan berdasarkan beberapa Sesar ini berada di bagian tengah daerah parameter, antara lain parameter vektor pergerakan penelitian, dengan arah memanjang relatif barat laut- (displacement vector), kedudukan sesar terhadap tenggara, dijumpai di sekitar daerah Ngrancang. orientasi sumbu rotasi, geometri sesar dan pengaruh Indikasi adanya sesar yang dijumpai yaitu: Adanya geologi secara regional. Metode untuk menentukan breksiasi, adanya perubahan strike/dip, adanya seluruh parameter tersebut, adalah dengan melakukan bidang sesar, dan gores garis. Unsur–unsur struktur analisis tegasan dan pengamatan sesar pada sesar yang diukur yaitu kelurusan N 315° E. Bidang sesar anjak yang mewakili keadaan fenomena geologi pertama N 138o E/53o dengan gores garis (rake) 65o daerah penelitian, penyusun menggunakan acuan dari (Gambar 2 ) dan sesar kedua dengan bidang sesar N Davis dan Reynolds, 1996 dalam analisa kinematik. 95oE/ 57o dengan rake 81o (Gambar 3). Berdasarkan Dengan mengacu pada Davis dan Reynolds, hasil pengolahan data lapangan dan analisis mengenai analisis kinematik, maka penyusun kinematika maka diperoleh jenis keduanya adalah membuat 3 analisis kinematik dari 4 sesar anjak di sesar naik mengiri atau left reverse slip fault (Rickard, daerah penelitian untuk mengetahui kinematik 1972) dengan tegasan horizontal maksimum (Shmax): keseluruhan sesar anjak dan dikaitkan tektonik secara N 246o E dan tegasan horizontal minimum (Shmin): N regional di daerah penelitiaan. 154o E pada sesar pertama dan tegasan horizontal maksimum (Shmax): N 191o E dan tegasan horizontal PEMBAHASAN minimum (Shmin) : N 100o E pada sesar kedua.
Hasil analisis kinematik sesar anjak pada daerah
Ngrancang dan sekitarnya
Analisis tegasan
Berdasarkan analisis tegasan pada 3 model
sesar anjak di lokasi penelitian, di dapat tegasan yang relatif utara–selatan, di mana di bagi ke dalam 4 data analisis tegasan, yakni: Gambar 2. Hasil analisis tegasan sesar 2 Sesar 1 garis (slickenside) dan steping pada bidang sesar untuk mengamati pergerakan relatif slip dari sesar nantinya dikaitkan dengan tegasan yang terjadi di lapangan secara umunnya. Di mana dari hasil pengamatan dari 4 data tegasan dari 3 buah sesar anjak dilapangan didapatkan bahwa sesar-sesar anjak tersebukt memiliki slip yang relatif naik dengan unsur mengiri (Gambar 6). Jika dikaitkan dengan tegasannya, penyebaran tegasan sesar anjak tersebut menunjukan perubahan tegasan dari utara- Gambar 3. Hasil analisis tegasan sesar 2 selatan hingga timurlaut-barat daya yang dipengaruhi oleh sesar mendatar pacul pada gunung pandan yang Sesar 3 berada di bagian luar daerah penelitian menyebabkan Sesar ini berada di bagian utara daerah tegasan pada daerah penelitian mengalami penelitian, dengan arah memanjang relatif baratlaut- perubahan dan menyebabkan pergerakan sesar anjak tenggara, dijumpai di sekitar daerah Ngrau. Indikasi yang memiliki slip mengiri. Selain itu slip naik mengiri adanya sesar yang dijumpai yaitu: Adanya kelurusan pada sesar anjak merupakan hasil dari pola synthetic arah sesar (dari peta topografi dan citra satelit), dari sesar mendatar pacul, yang mengalami adanya perubahan strike/dip, adanya bidang sesar perubahan (inversi) menjadi sesar anjak (Gambar 5). (Gambar IV.10), adanya kelurusan sungai, adanya gores garis pada bidang sesar. Unsur-unsur struktur yang diukur yaitu kelurusan N 310° E dan data bidang sesar N 164o/50o dengan gores garis (rake) 78o.(Gambar 4). Berdasarkan hasil pengolahan data lapangan dan analisis kinematika maka diperoleh jenis sesar naik mengiri atau left reverse slip fault (Rickard, 1972) dengan tegasan horizontal maksimum (Shmax): N 263o E dan tegasan horizontal minimum (Shmin): N 172o E.
Gambar 5. pola synthetic Sesar Mendatar Kiri
Pacul
Gambar 4. Hasil analisis tegasan sesar 3
Vektor pergerakan sesar dan rotasi sesar anjak
Dari analisis tegasan dan pengamatan data
sesar anjak di lapangan maka didapat beberapa hal menarik terkait dengan analisa kinematik yang menggambarkan vector pergerakan sesar (translasi) dan rotasi sesar anjak pada daerah penelitian. Di mana keduanya saling berkaitan, sehingga didapat hasil sebagai berikut. Gambar 6. kenampakan slip pada bidang sesar 1. Vector pergerakan sesar yang ditunjukan oleh goresgaris Berdasarkan analisis tegasan dan pengamatan data sesar dilapangan, di mana data 2. Rotasi Sesar anjak sesar terdiri dari 4 data slip (pergerakan sesar) yang Berdasarkan analisis tegasan dan terbagi menjadi 3 buah sesar, di mana masing-masing keterdapatan Sesar Mendatar Pacul pada daerah data sesar tersebut dalam analisis vector pergerakan, Kendeng Tengah, mempengaruhi rotasi tegasan, penyusun menggunakan pengamatan pada gores rotasi dari Sesar Anjak dan lipatan pada daerah penelitian. Di mana rotasi ini diketahui dari daerah penelitian termasuk ke dalam sistem imbrikasi memplotkan data tegasan horizontal maksimum trailing yang ditunjukan oleh kenampakan penampang (Shmax) yang mengalami perubahan rotasi se arah geologi dan penampang seismik secara umum pada jarum jam (clock wise) (Gambar 7), selain itu sesar Zona Kendeng (Gambar 10). Dari kenampakan anjak mengalami rotasi sebagai akibat isostasi gaya penampang diketahui sistem Sesar Anjak pada pada daerah dengan reologi batuan ductile dan dari daerah penelitian yang masuk ke dalam tipe imbrikasi Sesar Mendatar Pacul pada Gunung Pandan yang trailing di mana pengakomodasian pergeseran memiliki pergerakan mengiri..Berdasarkan (displacement) sesar utama didistribusikan ke sesar- pengukuran sumbu pada morfologi-morfologi pada sesar yang lebih kecil pada bagian depan (footwall) Zona Kendeng Tengah secara umum didapatkan sehingga besar (magnitude) dan arah (sense) rotasi dari Sesar Anjak maupun lipatan sebesar 19,5o pergeseran menjadi konsisten (Dahlstrom, 1969), searah jarum jam (clock wise) (Gambar 8) sehingga diketahui sesar anjak pertama yang terbentuk di daerah penelitian, terdapat di bagian selatan sesuai dengan model dari sistem imbrikasi trailing.
Gambar 7.sebaran tegasan pada daerah penelitian
Gambar 9.sistem thrust fault dari Boyer dan Elliott
Gambar 8. Rotasi pola kelurusan sesar dan lipataan pad
daerah penelitian
Geometri Sesar Anjak dan kaitan secara regional
Berdasarkan Boyer dan Elliott (1982) membagi
sistem sesar anjakan menjadi 2 tipe yaitu imbrikasi dan duplex (Gambar 9). Perbedaan mendasar dari keduanya adalah pada sistem imbrikasi, hanya memiliki komponen floor thrust, sedangkan sistem duplex memiliki komponen floor thrust dan roof thrust. Sistem imbrikasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu tipe leading dan tipe trailing. Imbrikasi tipe leading dicirikan oleh pergerakan sesar maksimum berada Gambar 10.Penampang geologi daerah penelitian dan pada bagian terdepan atau paling rendah dari urutan penampang seismic dalam Prasetiadi ( 2007) sesar yang ada, sedangkan imbrikasi tipe trailing dicirikan oleh pergerakan sesar maksimum berada pada bagian terbelakang atau paling tinggi dari urutan sesar yang ada. Adapun sistem sesar anjak pada Kinematik sesar anjak pada daerah penelitian Mendatar Pacul yang mendistribusi tegasan tidak jauh terlepas dari keadaan secara regional Zona sehingga mengalami rotasi relatif serarah jarum Kendeng, terutama Zona Kendeng Tengah di mana jam (clock wise) dan memiki pergerakan sumbu selain sesar-sesar njak yang sejajar dengan sumbu rotasi sebesar kurang lebih 19,5o. antiklnorium, perbukitan Kendeng juga dipotong oleh berbagai sesar geser yang memotong sumbu Geometri dari sesar anjak pada daerah antiklinorium dengan panjang hingga puluhan Kendeng tidak lepas dari keadaan regionalnya, di kilometer dalam zona patahan yang kompleks, diduga mana ditujukan oleh penampang geologi A-B dan C-D merupakan sesar dalam (deep-seated fault) yang dan seismic yang menunjukan sistem tipe imbrikasi berasal dari batuan alas. De Genevraye & Samuel trailing menurut Boyer dan Elliott (1982) Selain itu (1972) menduga, Lembah Sungai Serang dan Tektonik Zona Kendeng utamanya Kendeng Tengah Lembah Bengawan Solo terbentuk oleh sesar-sesar tidak luput dari pengaruh Sesar Mendatar Pacul yang geser dalam tersebut, termasuk pula yang dilalui oleh terbentuk bersamaan dengan dimulainya perlipatan volkanisme Gunung Pandan (Hussein, 2016). dan Sesar Anjak pada Zona Kendeng, dengan gaya utamanya utara-selatan yang dimulai pada Kala Plio- Pada tanggal 25 Juni 2015 terjadi gempabumi Pleistosen. di sebelah baratdaya Gunung Pandan, mengindikasikan bahwa tektonik Zona Kendeng DAFTAR PUSTAKA masih aktif. Gempabumi tersebut berasal dari patahan Genevraye , P., Samuel, L, 1972,Geology of the yang melewati Gunung Pandan, yaitu Sesar Mendatar Pacul yang bersifat sinistral. Pola perlipatan Kendeng Kendeng Zone (Central and East Java), di sekitar Gunung Pandan tampak khas, di mana Indonesian Petroleum Association. terdapat defleksi di sisi timur dan barat gunungapi tersebut (Gambar 11). Hal ini kemungkinan Hussein, S., 2016, Buku Panduan Ekskursi disebabkan oleh deviasi stress kompresi yang datang Geologi Regional Jawa Timur Bagian dari arah selatan secara lokal akibat kehadiran dapur magma Gunung Pandan yang bersifat ductile. Barat, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Sehingga dapat diduga bila proses perlipatan dan teknik Universitas Gadjah Mada, pengangkatan Kendeng terjadi relatif bersamaan Yogyakarta. dengan volkanisme Gunung Pandan. Cekungan Kendeng diperkirakan mulai mengalami Gultaf, H. 2014, Tesis : Analisa Kinematik Sesar pengangkatan pada saat awal deposisi batugamping Grindulu di Daerah Pacitan dan Klitik, di awal Pliosen (Hussein, 2016). Sekitarnya, Program Studi Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Rickard, M.J. ,1972, Fault Classification- discussion: Geological Society of America Bulletin, v.83
Gambar 11 Sesar Pacul dan pola kegempaan(Hussein,2016)
KESIMPULAN Dari analisa kinematik sesar anjak pada daerah Ngrancang dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari analisis tegasan pada 3 sesar dengan 4
data tegasan didapat tegasan relatif berarah utara-selatan hingga timutlaut baratdaya. 2. Vector pergerakan dari Sesar Anjak dipengaruhi oleh perubahan tegasan yang relatif berotasi terhadap pola Sesar Mendatar Pacul dan dipengaruhi dari pola synthetic dari Sesar Mendatar Pacul Gunung Pandan. 3. Rotasi sesar anjak yang terjadi pada daerah penelitian dipengaruhi oleh kinemtaik dari Sesar