Anda di halaman 1dari 18

1.

Cara membuat Formulasi yang baik :


Tahap formulasi
1. Preformulasi
Meliputi pemerian, ukuran partikel, higroskopisitas
2. Formulasi
Merancang komposisi bahan baik bahan aktif maupun bahan tambahan yang
diperlukan untuk membuat sediaan tertentu meliputi nama dan takaran bahan, dimana
penentuan bahan harus melewati studi preformulasi
3. Cara kerja
Penentuan metode dan prosedur kerja untuk pembuatan obat
Metode pembuatan tablet :
a. Granulasi basah
b. Granulasi kering
c. Kempa langsung
4. Evaluasi tablet
Untuk menjamin mutu obat supaya sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Evaluasi tablet
a. Uji granul
- Uji sifat alir
Syarat kurang dari 10 gram/detik
- Uji sudut diam
Rumus : tan alfa = h/r
Ket :
h = ketinggian granul
r = jari jari granul
Syarat : kurang dari sama sengan 30 derajad
Kompresibilitas
Rumus :
% kompresibilitas = p tapp-p bulk/p tap x 100 %
Keterengan :
p bulk : p setelah penempatan
rumus = berat serbuk (gram) / vol. Awal serbuk (ml)
Ptapp = p sebelum pengetapan
Rumus = berat serbuk (gram) /vol. Setelah pengentapan (ml)
Alat = tapdensity tester
- Uji kelembaban atau kadar air
Syarat : 3-5 %
Suhu : 105
Note :
Jika hasil lod tinggi maka dilakukan validasi ke qc atau dapat dikeringkan
ulang.
Nilai LOD yang tinggi akan mengakibatkan granul lengket pada saat
dicetak
Jika LOD rendah maka dilakukan validasi ke qc atau dapat ditambahkan
penambahan pelarut dengan perhitungan
Evaluasi tablet
a. Keseragaman ukuran
Alat : menggunakan jangka sorong
b. Keseragaman bobot
(Gambar persyaratan bobot tablet)
c. Kekerasan tablet
Alat : hardnes tester
Syarat : 4-8 kg (kalo di lafi 8-12 kg)
d. Uji friability
Alat : disintegral tester
Waktu : 4 menit
Putaran : 25 rpm
Syarat : kurang dari sama dengan 1%
Rumus
% friability = W0-W1/W0 x 100%
e. Waktu hancur
Alat : disintegral tester
Syarat :
Tablet salut : kurang dari sama dengan 30 menit
Tablet biasa : kurang dari sama dengan 15 menit
Kapsul : kurang dari sama dengan 15 menit
f. Disolusi
Waktu pengambilan sampling : 5,10,15,30, 45, 60
Ph yang di gunakan :
Ph 1,2 (hcl) menggambarkan ph lambung
Ph 4,5 (dapar asetat/sitrat) menggambarkan ph usus halus
Ph 6,8 (dapat fospat) menggambarkan ph usus besar
Suhu : 37 derajat Celcius (menggambarkan subu tubuh)
2. Sediaan di lafi AU
a. Sediaan sirup
Contoh : parasetamol 60 ml, hook 150 ml
b. Sediaan krim
Contoh : afison (hidrokortison krim)
c. Sediaan solid
Contoh : levoksa tablet, lafi fit, avostan, lafi zet, cetrizin, lafsefik
3. Produk lafi au yang sudah ada NIE
a. Cefalaf tablet
b. Cefalaf sirup
c. Lafesik kapsul
4. Alur registrasi PKLT

Proses Perizinan PKRT dibagi 2 (dua) tahap yaitu:


1. Tahap Proses Penentuan Kelas
Tahap proses penentuan kelas yaitu melakukan verifikasi untuk penentuan kelas PKRT
dan pembayaran biaya PNBP. Tahap Penentuan Kelas
a. Pemohon harus mengisi formulir permohonan dan formulir A-E sesuai
persyaratan melalui website http://www.regalkes.depkes.go.id Pemohon harus
melakukan pengecekan secara berkala pada website tersebut atau email yang
terdaftar terhadap hasil evaluasi untuk segera di tindak lanjuti.
b. Pemohon yang telah mengisi dan mengirim dengan benar akan mendapat respon
status permohonan.
c. Evaluator akan melakukan verifikasi kelas PKRT paling lambat 7 hari.
d. Pemohon akan mendapat surat pemberitahuan biaya PNBP yang harus dibayarkan
sesuai kelas PKRT serta ketentuan ketentuan lain yang harus diketahui sebelum
melanjutkan ke tahap registrasi.
e. Pemohon harus melakukan pembayaran PNBP dan mengupload bukti pembayaran
maksimal 10 hari setelah mendapatkan surat persetujuan selesai praregistrasi.
f. Pada tahap praregistrasi belum dilakukan evaluasi dan verifikasi terhadap
kelengkapan data.
2. Tahap Proses Evaluasi Tahap proses evaluasi yaitu melakukan evaluasi dan verifikasi
terhadap persyaratan keamanan, mutu dan manfaat untuk mendapat izin edar.
Hasil evaluasi dapat berupa:
a. Persetujuan izin edar
b. Notifikasi tambahan data
c. Surat Penolakan
Tahap Evaluasi
a. Pemohon yang telah membayar dan mengupload bukti bayar harus datang ke
loket untuk menyerahkan berkas (hardcopy) dan mendapatkan tanda terima
tetap di Unit Layanan Terpadu.
b. Berkas (hardcopy) yang perlu diserahkan sebagai berikut:
1) Sertifikat Produksi (untuk produk dalam negeri)
2) LoA (Letter of Authorization) legalisasi KBRI untuk produk impor atau
legalisasi notaris untuk produk dalam negeri
3) CFS (Certificate of Free Sale)
4) SIUP dan NPWP untuk Importir PKRT
5) Penandaan yang telah disetujui berwarna rangkap 3 (tiga)
6) Bukti pembayaran PNBP asli dan fotocopy rangkap 3 (tiga)
7) Persyaratan lain diluar poin 1) – 6) dapat diminta apabila dibutuhkan untuk
verifikasi lebih lanjut
8) Khusus untuk produk kelas III harus melampirkan SK Menteri Pertanian
tentang Pendaftaran dan Pemberian Izin Tetap Pestisida.
c. Semua persyaratan dimasukan ke dalam map kuning dan disusun sesuai
urutan.
d. Hasil evaluasi tahap registrasi akan dikirimkan secara online. Pemohon harus
melakukan pengecekan terhadap hasil evaluasi.
e. Berkas permohonan yang telah dinyatakan lengkap akan disetujui untuk
diberikan izin edar.
f. Apabila masih ada persyaratan yang belum lengkap maka akan diberi
notifikasi tambahan data untuk segera dilengkapi paling lambat 30 hari dari
tanggal notifikasi.
g. Berkas permohonan yang belum memenuhi persyaratan akan diberi
kesempatan 2 (dua) kali untuk melakukan penambahan data dan masing
masing notifikasi permintaan tambahan data harus dilengkapi maksimal 30
hari setelah tanggal notifikasi tambahan data.
h. Waktu evaluasi ulang setiap tambahan data adalah 45 hari sejak tambahan data
diterima melalui sistem online.
i. Apabila pemohon tidak dapat melengkapi data sesuai ketentuan diatas maka
akan dikeluarkan Surat Penolakan dan pemohon harus mengajukan
permohonan baru. Biaya PNBP tidak dapat dikembalikan untuk berkas yang
ditolak.
j.
5. Alur registrasi obat
Obat baru
Dokumen pra registrasi
1. Master formulasi
2. master kuasa bermatrai sebagai petugas registrasi.
3. Surat pernyataan bermatrai perusahaan bertanggung jawab atas keabsahan dokumen
4. Perjanjian kerjasama kontrak/distribusi/lisensi
Dokumen tahap registrasi
1. Komposisi produk per batch.
2. Cara pembuatab produk.
3. Sertifikat analisa bahan baku.
4. Sertifikat analisis produk jadi.
5. Spesifikasi dan metode pemeriksaan produk jadi.
6. Spesifikasi kemasan.
7. Sistem penomoran bets.
8. 8.uji kemananan dari lab yang terakreditasi di indonesia (untuk produk impor).
9. CoA cangkang kapsul atau gelatin, sertifikat bebas BSE/TSE, sertifikat halal dan surat
pernyataan bermatrai cangkang bebas BSE ( untuk bentuk sediaan kapsul/kapsul
lunak).
10. Protokol dan hasil uji stabilitas.
11. Rancangan desai kemasan.
12. Data pendukung keamanan dan/ atau kemanfaatan.
13. Hasil uji toksisitas.
14. Asal dan proses pengolahan bahan tertentu
15. Sertifikat halal untuk bahan baku yang berasal dari hewan non marine

6. Kenapa qa, qc, produksi disebut personil kunci


Karena menurut cpob 2018 masing-masing kepala bagian produksi, prngawas mutu, prnastian
mutu memiliki tanggung jawab bersama dalam menerapkan aspek yang berkaitan dengan
mutu, yang berdasarkan peraturan badan pom mencangkup :
a. Otorisasi prosedur tertulis dan dokumen lain.
b. Pemantauan dan pengendalian lingkungan pembuatan obat.
c. Higiene pabrik.
d. Validasi proses.
e. Pelatihan.
f. Pesetujuan dan ormantauan terhadap pemasok bahan.
g. Persetujuan dan pemantauan terhadap Pembuat obat berdasarkan kontrak.
h. Penetapan dan pemantauan kondisi penyimpanan bahan dan produksi.
i. Penyimpanan catatan.
j. Pemantauan pemenuhan terhadap aspek CPOB.
k. Inspeksi, penyelidikan, dan pengambilan sampel untuk pemantauan faktor yang
mungkin berdampak terhadap mutu produk
7. Kenapa HVAC, compressor air, SPA termasuk penunjang kritis
8. Perbedaan air pw, aquades, wfi, air sadah
- Air Murni adalah air yang memenuhi persyaratan air minum, yang dimurnikan dengan
cara destilasi, penukar ion, osmosis balik atau proses lain yang sesuai. Tidak
mengandung zat tambahan lain.
- Air steril untuk injeksi dibuat dari Air untuk Injeksiyang disterilkan dan dikemas dalam
wadah yang sesuai. Tidak mengandung zat antimikroba dan zat tambahan lain.
- Air sadah adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat.
9. Fungsi HVAC
HVAC mengendalikan :

1. Jumlah partikel di udara lingkungan


2. Jumlah mikroba di udara lingkungan dan di permukaan objek
3. Jumlah pergantian udara
4. Pola aliran udara
5. Perbedaan tekanan udara
6. Suhu
7. Kelembapan

10. Compressor air dan fungsinya


Fungsinya untuk Menyuplai udara untuk barang produksi. Menyuplai udara untuk alat-alat
produksi. Menghasilkan udara dengan tekanan bervolume besar untuk kebutuhan aktivitas
industri berskala besar.
11. Deskolektor buat apa, diukur pake apa, limbahnya berupa apa?
12. Limbah dilafi au
1. Limbah non beta-laktam
2. Limbah beta-laktam
3. Limbah sefalosporin
13. Cara penanganan limbah padat, cair, dan gas
a. Limbah padat
Pengolahan Limbah farmasi memerlukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan.
Pengolahan ditujukan untuk mengurangi dan menghilangkan racun atau detoksitasi,
merubah bahan berbahaya menjadi kurang berbahaya atau untuk mempersiapkan
proses berikutnya. Metode yang digunakan untuk mengolah dan membuang limbah
farmasi tergantung pada faktor – faktor khusus yang sesuai dengan institusi yang
berkaitan dengan peraturan yang berlaku dan aspek lingkungan yang berpengaruh
terhadap masyarakat. Teknik pengolahan limbah farmasi yang biasa diterapkan adalah
Insenerasi suhu tinggi dan rendah. Hasil dari pengolahan limbah dengan insenerasi
menghasilkan abu yang sedikit. Abu atau sisa pengolahan dengan insenerasi ini dapat
digunakan untuk penimbun tanah. Limbah padat tidak berbahaya lagi bila telah diolah
dengan insenerasi.
Proses insenerasi di lafi AU dilakukan oleh pihak ketiga.
b. Limbah cair
 Dari Ruang Produksi Beta Laktam ditampung di bak I
 Di Bak I ini dilakukan proses Pemecahan Cincin Beta Laktam (di-Oksidasi dengan
menggunakan Asam Sulfat 40%). Dan proses pengenceran/hidrolisis dengan air.
 Lalu dialirkan ke Bak II, sebagai bak pengendapan pertama. Pengendapan oleh
gaya gravitasi.
 Dari bak II mengalir ke Bak III. Terjadi pencampuran dengan limbah yang berasal
dari Ruang Produksi Non-Beta Laktam
 Dalam bak III terdapat Mixer untuk mempercepat homogenitas. Cek pH, lakukan
Netralisasi (dgn basa/asam). Ada penambahan air/ pengenceran.
 Masuk ke Bak IV, sebagai bak pengendapan kedua. Proses pengendapan juga oleh
gaya gravitasi.
 Mengalir ke Bak V. Dilakukan Proses Aerasi dengan Alat yang disebut Aerator.
Dimaksudkan untuk meningkatkan mutu air dengan cara menambah jumlah
oksigen ke dalam air limbah.
c. Limbah Gas

Sumber Pencemaran:
- Debu selama proses produksi

- Uap lemari asam di laboratorium

- Uap solvent proses film coating

- Asap Steam boiler, generator listrik dan incenerator

Tolak Ukur Dampak:

SK Men LH No. 13/MENLH/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak

Upaya Pengelolaan Lingkungan


 Lemari asam dilengkapi dgn exhaust fan dan cerobong + 6 m dilengkapi dgn
absorbent

 Solvent di ruang coating digunakan dust collector (wet system)

 Debu disekitar mesin produksi dipasang penyedot debu dan dust collector
unit

 Asap dari Genset dan Incenerator dibuat cerobong asap + 6 m


Pemantauan
Kualitas udara di dalam dan diluar lingkungan industri, meliputi kadar H 2S,
NH3, SO2, CO, NO2 , O3 , TSP (debu), Pb

14. Kenapa limbah sefalosporin dan beta laktam tidak disatukan?


15. Perbedaan CPOB 2012 dan CPOB 2018
CPOB 2012 CPOB 2014
1. Manajemen Mutu 1. Sistem Mutu Industri Farmasi
2. Personalia 2. Personalia
3. Bangunan dan Fasilitas 3. Bangunan – Fasilitas
4. Perlatan 4. Peralatan
5. Sanitasi dan Higiene 5. Produksi
6. Produksi 6. Cara Penyimpanan dan
7. Pengawasan Mutu Pengiriman Obat yang Baik
8. Inspeksi diri, audit mutu dan audit 7. Pengawasan Mutu
& Persetujuan Pemasok 8. Inspeksi Diri, Audit Mutu dan
9. Penanganan Keluhan terhadap Audit & Persetujuan Pemasok
produk dan penarikan Kembali 9. Keluhan dan Penarikan Produk
produk. 10. Dokumentasi
10. Dokumentasi 11. Kegiatan Alih Daya
11. Pembuatan dan Analisis 12. Kualifikasi dan Validasi
Berdasarkan Kontrak
12. Kualifikasi dan Validasi

16. Jelaskan tentang validasi, ada berapa jenis validasi?


a. Validasi Proses
Tindakan pembuktian yang didokumentasikan bahwa proses yang dilakukan
dalam batas parameter yang ditetapkan yang ditetapkan dapat bekerja secara efektif dan
memberi hasil yang dapat terulang untuk menghasilkan produk jadi memenuhi
spesifikasi dan atribut mutu yang telah ditetapkan.
b. Validasi Pembersihan
Tindakan pembuktian yang didokumentasikan bahwa prosedur pembersihan
yang di setujui akan senantiasa menghasilkan peralatan bersih yang sesuai untuk
pengolahan obat. Metode analisis yang digunakan untuk validasi pembersihan
hendaklah memiliki kepekaan untuk mendeteksi residu atau cemaran. Validasi prosedur
pembersihan dilakukan 3 kali berurutan dengan hasil yang memenuhi syarat untuk
membuktikan bahwa prosedur pembersihan tersebut telah tervalidasi.
c. Validasi Metode Analisa
Menurut SNI 19 - 17025 -2000 validasi adalah konfirmasi melalui pengujian
dan pengadaan bukti yang objektif. Tujuan validasi metode analisa adalah untuk
membuktikan bahwa semua metoda analisa (cara/prosedur pengujian) yang digunakan
dalam pengujian maupun pengawasan mutu, senantiasa mencapai hasil yang diinginkan
secara konsisten (terus-menerus).
17. Kenapa harus dilakukan validasi?
Validasi merupakan bagian dari program penjaminan mutu (Quality Assurance)
sebagai upaya untuk memberikan jaminan terhadap khasiat (efficacy), kualitas (quality)
dan keamanan (safety) produk-produk industri farmasi sehingga pelaksanaannya wajib
dilakukan.
18. Contoh masing-masing validasi
 Validasi Pembersihan
Validasi pembersihan terdiri dari tiga kegiatan yaitu, (1) untuk mengkonfirmasi
efektivitas prosedur pembersihan, (2) pengembangan dan validasi prosedur
pengambilan sampel yang digunakan untuk menghilangkan residu obat dan
penentuan batas pencemaran mikroba dan (3) validasi metode analisis untuk
mengukur residu dari permukaan peralatan produksi.

 Validasi Proses: Validasi proses mencakup uraian singkat suatu proses, ringkasan
tahap kritis proses pembuatan yang harus diinvestigasi, daftar peralatan/fasilitas
yang digunakan, spesifikasi produk jadi untuk diluluskan, daftar metode analisis
yang seharusnya, usul pengawasan selama proses dan kriteria penerimaan,
pengujian tambahan yang akan dilakukan termasuk kriteria penerimaan dan
validasi metode analisisnya, pola pengambilan sampel (lokasi dan frekuensi),
metode pencatatan dan evaluasi hasil, fungsi dan tanggung jawab, dan jadwal yang
diusulkan.
 Validasi Metode Analisa: Pada validasi metode analisa yang diuji atau
divalidasi adalah PROTAP (prosedur tetap) pengujian yang bersangkutan.
Validasi metode analisis umumnya dilakukan 4 tahapan: a. uji identitas, b. uji
kuantitatif kemurnian kandungan, c. uji batas impuritas, d. uji kuantitatif zat
aktif dalam sampel bahan atau obat atau komponen obat tertentu.
19. Nilai COD kenapa harus < 350mg/L?
COD merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
(mendegradasi) bahan-bahan organik yang ada didalam air secara kimiawi
(Islamawati et al., 2018). Hal ini dikarenakan bahan organik diurai secara kimia
menggunakan oksidator kuat dalam kondisi asam dan panas dengan katalisator perak
sulfat (Ag2SO4) (Atima, 2015).
Menurut Supriyantini et al. (2017), tingginya nilai COD disebabkan adanya
penurunan bahan organik maupun anorganik dari limbah industri yang dihasilkan.
Tingginya kandungan COD di dalam air limbah mengakibatkan miskinnya kandungan
oksigen dalam limbah sehingga biota air tidak akan hidup di dalam air limbah tersebut
(Mulyaningsih, 2013).
Tingginya nilai BOD dan COD pada limbah mengindikasikan perlu dilakukan
tindakan lebih lanjut untuk menurunkan konsentrasi parameter tersebut sebelum di
buang ke perairan. Tindakan yang dapat dilakukan dengan menggunakan cara kimia
ataupun biologi. Penurunan kadar zat organik dalam penjernihan air limbah ada dua
tahapan utama yang pertama dengan penurunan zat organik dalam bentuk partikel dan
koloid dilanjutkan dengan penurunan zat organik dalam bentuk larutan. Penurunan
kadar zat organik dalam bentuk koloid dan partikel dengan bantuan peran mikroba
bisa dengan jamur ataupun bakteri (Nuraini et al., 2019).
20. Alur pengadaan barang/bahan baku
Diskes AU – PPIC – Order ke Pemasok – Cek oleh QC -
21. Bagaimana alur perintah kerja dan alur dimulainya produksi?
22. Titik kritis proses produksi
23. Bagaimana cara memastikan personel itu sehat dan kompeten?
 Semua personel hendaklah menjalani pemeriksaan kesehatan pada saat proses
perekrutan. Merupakan kewajiban industri farmasi agar tersedia instruksi yang
memastikan bahwa kesehatan personel yang dapat memengaruhi mutu produk harus
diketahui perusahaan. Sesudah pemeriksaan kesehatan awal, hendaklah dilakukan
pemeriksaan kesehatan kerja dan kesehatan personel bila diperlukan.
 Hendaklah diambil tindakan untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang
berpenyakit menular atau memiliki lesi terbuka pada tubuh terlibat dalam pembuatan
obat.
 Setiap orang yang memasuki area pembuatan hendaklah mengenakan pakaian
pelindung sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.
 Cara memastikan kompeten nya personalia adalah dengan melakukan pelatihan,
memiliki STRA.
24. Tahapan formulasi

 Tahapan Usulan Pengembangan Produk


Menerima Usulan Desain dan Pengombangan tentang Desain dan
Pengembangan Produk baru atau Pengembangan produk yang telah beredar
 Tahapan Pre- Formulasi
 Resume Pengkajian Usulan Pengembangan Produk: Study tentang sifat bahan
baku dan sediaan, Evaluasi dan kajian terhadap sarana dan prasarana
 Timeline pengembangan produk dan menyusun dokumen preformulasi:
Material Quality Attribute (MQA) zat aktif, Quality Target Product Profile
(QTPP), Critical Quality Attribute (CQA) yang ditetapkan berdasarkan
pengkajian risiko MQA, Rancangan formula dan proses produksi, Critical
Process Parameter (CPP) berdasarkan CQA, Strategi pengendalian
 Apabila produk yang dikembangkan merupakan produk transfer dari fasilitas
lain maka preformulasi dilakukan berdasarkan data pengembangan di fasilitas
sebelumnya dan dikaji kesesuaiannya berdasarkan fasilitas produksi yang
dimiliki Perusahaan.
 Tahapan Proses Pengembangan
 Hasilnya dicatat dalam formulir Produk Catatan Trial yang meliputi:
Rancangan formula, Rancangan penggunaan peralatan, Rancangan proses
pengolahan, Rencana spesifikasi produk, Parameter kritis proses dan pengendalian
serta pengawasan selama proses, Produk yang dihasilkan dan catatan pengujiannya
sebagai bahan untuk pengujian stabilitas produk
 Catatan trial produk meliputi: Formula, Peralatan, Proses pengolahan, Validasi
proses, Spesifikasi, Matriks sandingan data poin a sampai e dibandingkan
dengan data dari fasilitas sebelumnya,Pengujian stabilitas
 Tahapan Proses Pasca Pengembangan
 Registrasi
 Approveable Letter
 Pra-Launching produk
 Produksi Bets Komersial
 Distribusi Produk

25. Pre- formulasi itu apa?


Pre formulasi di industry farmasi dapat diartikan sebagai langkah awal yang
dilakukan Ketika akan membuat formula suatu obat. Preformulasi sangat penting
dilakukan dalam setiap pengembangan sediaan farmasi karena meliputi penelitian
farmasetik dan analitik bahan obat untuk menunjang proses pengembangan formulasi.
26. Skala pilot, skala lab, skala produksi?
Tahap Produksi Sediaan Farmasi
 Skala Laboratorium, meliputi: fisika dan kimia bahan, sediaan pemasok bahan baku,
dan kemasan pasar. Produksi skala laboratorium bertujuan untuk pengembangan
sediaan obat. Untuk mencapai formula bat yang bagus yang kemudian akan di coba
pada skala produksi.
 Skala pilot, meliputi: modifikasi dan validasi alat dan proses, pembuatan SOP, alur
dokumen dan produksi, personal, kapasitas alat dalam proses, pewadahan,
manajemen penyimpanan dan karantina. Produksi ini bertujuan untuk trial proses
produksi bat sebelum dilakukan pada skala produksi. Dapat juga untuk keperluan
produksi obat untuk pengujian (tidak untuk komersial) contohnya: obat untuk uji
Bioekuivalensi.
 Skala Produksi, meliputi modifikasi dan validasi alat dan proses, penerapan SOP,
dokumentasi, dan monitoring. Skala ini bertujuan untuk produksi obat untuk
keperluan komersial.
27. Bagaimana alur validasi pembersihan dan metodenya?
Validasi pembersihan terdiri dari tiga kegiatan yaitu,
 Untuk mengkonfirmasi efektivitas prosedur pembersihan
 Pengembangan dan validasi prosedur pengambilan sampel yang digunakan untuk
menghilangkan residu obat dan penentuan batas pencemaran mikroba dan
 Validasi metode analisis untuk mengukur residu dari permukaan peralatan
produksi. Dalam validasi permbersihan juga menentukan titik kritis pengambilan
sampel dari fasilitas dan peralatan produksi yang kontak langsung dengan produk
yang dipilih dan diuji untuk menverifikasi terjadinya kontaminasi produk
sebelumnya. Sehingga metode analisis yang digunakan harus peka mendeteksi
residu atau cemaran, sederhana dan cepat. (WHO, 2005).
Terdapat dua jenis metode analisis yaitu metode spesifik dan metode non spesifik.
Metode spesifik digunakan untuk mendeteksi komponen yang sudah diketahui
sedangkan metode non spesifik digunakan untuk mendeteksi semua komponen yang
memberikan respon terhadap metode analisis yang digunakan.
Contoh metode analisis spesifik yang dapat digunakan adalah Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi (KCKT) atau HPLC, Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR),
Kromatografi Ion, dan lain-lain. Sedangkan contoh dari metode non spesifik adalah
penentuan Total OrganicCompound (TOC), penentuan pH, dan lain-lain (Kaiser,
2003).
Terdapat dua jenis metode pengambilan sampel dalam melakukan validasi
pembersihan yaitu mengusap dan membilas (CPOB, 2012). Pada metode pengambilan
dengan cara bilas, peralatan produksi dibilas dengan sejumlah air dengan volume
yang diketahui lalu air tersebut dianalisis untuk diketahui jumlah residu bahan aktif.
Pada metode pengambilan sampel dengan cara usap dilakukan dengan mengusap
peralatan produksi pada area tertentu yang diketahui luasnya untuk mendapatkan
residu bahan aktif (Kaiser, 2003). Pengambilan sampel dengan cara usap
menggunakan batang usap yang dibasahi pelarut secara langsung dapat menyerap
residu dari permukaan alat (CPOB, 2012).
28. Perbedaan antara kalibrasi dan kualifikasi?
Kalibrasi lebih condong terhadap proses membandingkan dengan standar yang ada,
sedangkan kualifikasi berfokus pada pembuktian bahwa segala sesuatunya sesuai dengan
kriteria penerimaan yang ditetapkan. Namun keduanya memang lebih ke arah alat (benda
mati).
29. Apa yang dimaksud dengan uji stabilitas dipercepat dan real time, serta bagaimana
evaluasinya?
Uji stabilitas adalah parameter kualitas dan dilakukan untuk mengetahui kemampuan
suatu produk obat untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang ditetapkan sepanjang
periode penyimpanan dan penggunaan. Uji stabilitas dipercepat dilakukan pada climatic
chamber dengan menetapkan suhu pada 40ºC ± 2ºC dan dengan kelembaban 75% ± 5%
dengan interval waktu pada 0, 1, 3, dan 6 bulan, sedangkan uji stabilitas real time juga
dilakukan pada climatic chamber dengan menetapkan suhu pada 30ºC ± 2ºC dan
dengan kelembaban 75% ± 5% dengan interval waktu pada 0, 3, 6, 9, 12, 18, 24, 36, 48,
hingga 60 bulan.
Evaluasi yang dilakukan tiap interval waktu pengujian adalah berupa uji keseragaman
bobot dan keseragaman kandungan.
30. Bagaimana uji stabilitas setelah post market?
31. Bagaimana evaluasi kemasan?
32. Recall ada berapa?
Recall terdiri dari dua yaitu, Mandatory Recall dan Voluntary Recall. Mandatory
recall (penarikan wajib) diperintahkan oleh BPOM kepada industri farmasi melalui surat
yang berisi perintah penarikan produk obat dengan nomor batch dan diberi batas maksimal
tanggal penarikannya. Sedangkan voluntary recall (penarikan mandiri/sukarela) adalah
penarikan yang dilakukan oleh industri farmasi sendiri (diprakarsai oleh pemilik izin
edar), tanpa adanya perintah dari BPOM. Ini dilakukan dengan alasan keselamatan
konsumen dan untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
33. Mengapa CDOB dapat mempengaruhi mutu produk?
CDOB berkaitan dengan aspek ke-6 CPOB 2018 yaitu Cara Penyimpanan dan
Pengiriman Obat yang Baik, di mana mutu obat dapat dipengaruhi oleh kekurangan
pengendalian yang diperlukan terhadap kegiatan selama proses penyimpanan dan
pengiriman. Kegiatan penyimpanan dan pengiriman berpengaruh langsung dengan mutu
produk, kesesuaian suhu dan kelembaban penyimpanan serta pengiriman menjadi suatu
yang mutlak diperhatikan untuk menjamin konsistensi kualitas obat sampai ke tangan
konsumen.
34. Bagaimana pengendalian hama?
Pengendalian hama merupakan aspek penting yang berkaitan dengan Sanitasi dan
Higiene. Pengendalian hama di industri farmasi dapat dilakukan langsung oleh internal
ataupun dengan bantuan pihak ketiga. Tujuan pengendalian hama adalah untuk
memastikan kualitas produk tetap terjaga, termasuk pengendalian terhadap gangguan
serangga/hama dan tikus yang dapat merusak produk. Pengendalian hama dapat
dilakukan dengan beberapa tindakan yaitu pembasmian hama, pemeriksaan teratur pada
bagian luar dan dalam pabrik, menggunakan insektisida pada daerah-daerah non
produksi, perangkap tikus, dan sebagainya.
35. Apa saja kelas ruang produksi? Bagaimana kriterianya?
Kelas kebersihan ruang/area produksi didasarkan pada jumlah maksimum partikulat
udara dan jumlah maksimum mikroba udara yang diperbolehkan untuk tiap kelas
kebersihan.
Kelas Kebersihan Farmasi CPOB 2018
36. Bagaimana alur masuk personel ke ruang produksi?
Personel yang akan masuk ke ruang produksi diwajibkan menggunakan APD lengkap
untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Personel mempunyai arah masuk dan flow
sendiri. Personel mempunyai ruang ganti. Tempat masuk bahan baku terpisah dengan
masuk personil dan produk jadi. Pada intinya, tempat masuk personel dan bahan harus
terpisah.
37. Apakah fungsi dari kesiapan jalur?
Kesiapan jalur/line clearance atau disebut juga dengan pemastian kebersihan jalur
produksi adalah pemastian pengecekan jalur produksi telah siap digunakan baik dari segi
kebersihan maupun kesiapan produksi. Fungsinya untuk memastikan bahwa sisa produksi
(bahan baku/bahan kemas) yang diproduksi sebelumnya telah secara benar dibersihkan
sebelum dimulai proses berikutnya.
38. Pengertian dan rumus rendemen?
Rendemen merupakan suatu nilai penting dalam pembuatan produk. Rendemen
adalah perbandingan berat kering produk yang dihasilkan dengan berat bahan baku.
Rumusnya secara umum sebagai berikut.
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
Rendemen = x 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
39. Sebutkan minimal 5 tugas personel kunci di industri farmasi!
Personil kunci pada industri farmasi terdiri dari kepala produksi, kepala pengawasan
mutu (quality control), dan kepala pemastian mutu (quality assurance).
Menurut CPOB 2018 tugas dan tanggung jawab personel kunci adalah sebagai
berikut.
a. Kepala produksi
- Memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai prosedur
- Memberikan persetujuan terhadap prosedur yang terkait dengan kegiatan produksi
- Memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi dan ditandatangani oleh
personel yang berwenang
- Memastikan pelaksanaan kualifikasi dan pemeliharaan bangunan-fasilitas serta
peralatan di bagian produksi
- Memastikan bahwa validasi yang tepat telah dilaksanakan
b. Kepala Pengawasan Mutu
- Memberi persetujuan terhadap spesifikasi, instruksi pengambilan sampel, metode
pengujian, dan prosedur pengawasan mutu lain
- Memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan telah dilaksanakan
- Memberi persetujuan dan memantau semua analisis berdasarkan kontrak
- Memastikan bahwa validasi yang tepat telah dilaksanakan
- Menyetujui atau menolak bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk
ruahan, dan produk jadi sesuai hasil evaluasi
c. Kepala Pemastian Mutu
- Memastikan penerapan sistem mutu
- Ikut serta dalam pembentukan manual mutu perusahaan
- Mengawasi audit internal atau inspeksi diri berkala
- Melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian pengawasan mutu
- Berpartisipasi dalam pelaksanaan audit eksternal (pemasok)
- Mengevaluasi/mengkaji catatan bets
- Meluluskan atau menolak produk jadi
40. Apa fungsi IPC dan mengapa harus ada IPC?
Fungsi IPC antara lain sebagai berikut:
- Meningkatkan proses dan kualitas selama pembuatan obat
- Memonitor, mengontrol, dan meningkatkan efisiensi selama seluruh operasi
pembuatan obat pada setiap tahapan produk obat
- Kontrol proses dan kualitas
In Process Control (IPC) harus ada karena dibutuhkan adaptasi proses pembuatan
untuk memastikan produk sesuai dengan spesifikasinya. Pengecekan ini termasuk kontrol
peralatan dan pengecekan lingkungan produksi. Sebagai contoh IPC pada saat
pencetakan tablet, bisa juga selama proses granulasi dan pencampuran. Pada akhirnya
pengecekan ini dapat mengidentifikasi pemastian bahwa kualitas terjaga selama proses,
atau dapat dikatakan IPC sebagai tindakan awal setiap proses agar tidak terjadi kesalahan
spesifikasi pada saat produk ruahan atau produk jadi terbentuk, sehingga dapat
menghindari risiko gagalnya produksi.
41. Apa tujuan dari inspeksi diri? Siapa yang melakukannya? Bagaimana tindak
lanjutnya?
Tujuan inspeksi diri antara lain sebagai berikut:
- Mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan pengawasan mutu industri farmasi
telah memenuhi ketentuan CPOB
- Untuk mengetahui dan menghindarkan cacat (yang kritis dan berdampak besar
maupun kecil)
- Memastikan bahwa setiap langkah dalam pembuatan obat dilakukan secara seksama

Inspeksi internal merupakan inspeksi diri dari dalam perusahaan itu sendiri, dimana
alurnya adalah adanya surat perintah dari Kalafi untuk melakukan audit internal,
membentuk tim dengan minimal 3 orang QA, membentuk program kerja, pelaksanaan,
melaporkan hasil dan diakhiri dengan tindak lanjut hasil audit.
Inspeksi eksternal bisa berupa audit terhadap pemasok, di mana industri farmasi
sebagai pihak yang mengaudit (auditor). Dalam hal ini, kepala bagian pemastian mutu
hendaklah bertanggung jawab bersama bagian lain yang terkait untuk memberi
persetujuan pemasok. Selain audit pemasok, terdapat juga audit otoritas pengawas obat
yang dilakukan oleh BPOM sebagai pihak yang mengaudit.
Tindak lanjut dari inspeksi diri dapat berupa tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahan (CAPA).
42. Bagaimana farmakovigilans?
Farmakovigilans adalah seluruh kegiatan tentang pendeteksian, penilaian,
pemahaman, dan pencegahan efek samping atau masalah lainnya terkait dengan
penggunaan obat. Tujuan dilakukannya farmakovigilans adalah untuk mendeteksi
masalah keamanan obat yang belum diketahui, mendeteksi peningkatan frekuensi
kejadian efek samping, mengidentifikasi faktor risiko, mengomunikasikan informasi
keamanan obat, dan pencegahan terjadinya risiko keamanan obat.
Error! Bookmark not defined.
Error! Bookmark not defined.

Anda mungkin juga menyukai