Anda di halaman 1dari 64

ANALISA TOPOLOGI JARINGAN FTTH (FIBER TO THE

HOME) PADA PT MNC KABEL MEDIACOM


JAKARTA

TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma Tiga (D.III)

RIZKY MANSYAH
NIM: 13130040

Program Studi Teknik Komputer


Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika
Jakarta
2016
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Rizky Mansyah
NIM : 13130040
Program Studi : Teknik Komputer
Perguruan Tinggi : AMIK Bina Sarana Informatika

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir yang telah saya buat dengan judul:
“Analisa Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The Home) Pada PT. MNC Kabel
Mediacom Jakarta”, adalah asli (orsinil) atau tidak plagiat (menjiplak) dan belum
pernah diterbitkan/dipublikasikan dimanapun dan dalam bentuk apapun.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun juga. Apabila dikemudian hari ternyata saya
memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa tugas
akhir yang telah saya buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu,
saya bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata dan kelulusan saya dari
Akademi Manajemen Informatika & Komputer Bina Sarana Informatika
dicabut/dibatalkan.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 19 Juli 2016
Yang menyatakan,

Rizky Mansyah

ii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Rizky Mansyah
NIM : 13130040
Program Studi : Teknik Komputer
Perguruan Tinggi : AMIK Bina Sarana Informatika

Dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Akademi


Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika, Hak Bebas
Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah kami
yang berjudul: “Analisa Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The Home) Pada
PT. MNC Kabel Mediacom Jakarta”, beserta perangkat yang diperlukan (apabila
ada).

Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini pihak Akademi Manajemen


Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika berhak menyimpan,
mengalih-media atau format-kan, mengelolaannya dalam pangkalan data
(database), mendistribusikannya dan menampilkan atau mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai penulis/pencipta karya
ilmiah tersebut.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Akademi
Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika, segala
bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah
saya ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 19 Juli 2016
Yang menyatakan,

Rizky Mansyah
iii
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Tugas Akhir ini diajukan oleh:

Nama : Rizky Mansyah


NIM : 13130040
Program Studi : Teknik Komputer
Jenjang : Diploma Tiga (D.III)
Judul Tugas Akhir : Analisa Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The
Home) Pada PT MNC Kabel Mediacom Jakarta

Untuk dipertahankan pada periode I-2016 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh AHLI MADYA (A.Md) pada
Program DIPLOMA TIGA Program Studi Teknik Komputer di Akademik
Manajemen Informatika & Komputer Bina Sarana Informatika.

Jakarta, 19 Juli 2016

PEMBIMBING TUGAS AKHIR

Dosen Pembimbing : Petrus Christo, S.Kom .................................

DEWAN PENGUJI

Penguji I : .......................................... .................................

Penguji II : ......................................... .................................

iv
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Tugas Akhir ini diajukan oleh:

Nama : Rizky Mansyah


NIM : 13130040
Program Studi : Teknik Komputer
Jenjang : Diploma Tiga (D.III)
Judul Tugas Akhir : Analisa Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The
Home) Pada PT MNC Kabel Mediacom Jakarta
Telah dipertahankan pada periode I-2016 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh AHLI MADYA (A.Md) pada
Program DIPLOMA TIGA Program Studi Teknik Komputer di Akademi Manajemen
Informatika & Komputer Bina Sarana Informatika.

Jakarta, 19 Juli 2016

PEMBIMBING TUGAS AKHIR

Dosen Pembimbing : Petrus Christo, S.Kom ...............................

DEWAN PENGUJI

Penguji I : .................................................. .................................

Penguji II : .................................................. .................................

v
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA


DAN KOMPUTER
BINA SARANA INFORMATIKA
NIM : 13130040
Nama Lengkap : Rizky Mansyah
Dosen Pembimbing : Petrus Chirto, S.Kom
Judul Tugas Akhir : Analisa Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The Home)

Tanggal Paraf Dosen


No Pokok Bahasan
Bimbingan Pembimbing
1. 13 April 2016 Bimbingan Perdana
2. 18 April 2016 Draf BAB I
3. 22 April 2016 Bab I ACC + Draft Bab II
4. 16 Mei 2016 Bab II
5. 10 Juni 2016 Bab III + Lampiran
6. 22 Juni 2016 ACC Keseluruhan

Catatan untuk Dosen Pembimbing.


Bimbingan Tugas Akhir
 Dimulai pada tanggal : 13 April 2016
 Diakhiri pada tanggal : 22 Juni 2016
 Jumlah pertemuan bimbingan: 6

Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing

(Petrus Christo, S.Kom)

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis

dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dimana tugas akhir ini penulis sajikan

dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun judul tugas akhir, yang penulis ambil

sebagai berikut, “Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The Home) Pada PT MNC

Kabel Mediacom Jakarta”.

Tujuan penulisan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan

program Diploma Tiga (D.III) Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina

Sarana Informatika. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil penelitian

(eksperimen), observasi dan beberapa sumber literatur yang mendukung penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka

penulisan tugas akhir ini tidak akan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini,

izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Direktur Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana

Informatika.

2. Ketua Program Studi Teknik Komputer AMIK BSI.

3. Bapak Petrus Christo, S.Kom selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.

4. Staff / karyawan / dosen dilingkungan Akademi BSI.

5. Bapak Chairul Hidjazi, selaku Manager QC/ Dismantle MNC Kabel Mediacom.

6. Staff / karyawan dilingkungan MNC Kabel Mediacom.

vii
7. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moral maupun spiritual.

8. Rekan-rekan mahasiswa kelas TK-6A.

Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu

sehingga terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir

ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan

bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.

Jakarta, 19 Juli 2016

Penulis

Rizky Mansyah

viii
ABSTRAK
Rizky Mansyah (13130040), A n a l i s a Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The
Home) Pada PT MNC Kabel Mediacom Jakarta

Perkembangan teknologi dalam dunia telekomunikasi saat ini telah maju dengan pesat.
Penerapan teknologi ini bertujuan untuk memberikan suatu tingkat kualitas pelayanan
yang semakin baik dan sebagai sarana pengembangan jumlah pelanggannya Selain itu
kebutuhan akan bandwidth saat ini semakin meningkat, sehingga memerlukan jaringan
yang dapat memberikan layanan yang bersifat broadband. Jika instalasi teknologi
FTTH (fiber to the home) menggunakan kabel fiber optik merupakan media yang tidak
diragukan untuk menyediakan bandwidth yang besar dengan akses yang cepat, tidak
dipengaruhi interferensi gelombang elektromagnetik, bebas korosi dan menyediakan
rugi-rugi minimal untuk transportasi data. FTTH (fiber to the home) yang akan
mengembangkan industri multimedia seperti HDTV (High Definition TV), download
musik dan video, serta teleconference dilaksanakan, hal ini akan mempunyai dampak
yang besar dalam dunia ekonomi dan akan memberikan bentuk baru yang muncul dari
dunia bisnis dalam sektor teknologi. Untuk itulah penulis mencoba membuat Tugas
Akhir mengenai Analisa Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The Home) Pada PT MNC
Kabel Mediacom Jakarta dimana menjelaskan tentang arsistekur, konfigurasi, dan
komponen.

Kata Kunci: Analisa Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The Home)

ix
ABSTRACT

Rizky Mansyah (13130040), Analysis Network Topology FTTH (Fiber To The


Home) at PT MNC Mediacom Cable Jakarta

Technological developments in the telecommunications world today has advanced by


leaps and bounds.The application of this technology aims to provide a level of service
quality getting better and as a means of developing the number of customers Besides
the need for bandwidth is increasing, so it requires a network that can provide
services that are broadband. If the installation of FTTH technology (fiber to the home)
using fiber optic cable is a medium which is no doubt to provide a large bandwidth
with rapid access, not influenced by electromagnetic wave interference, corrosion free
and provide minimal losses for the transport of data. FTTH (fiber to the home), which
will develop the multimedia industry such as HDTV (High Definition TV), download
music and video, as well as teleconference implemented, it will have a great impact in
the world economy and will provide a new form that emerged from the business world
in the technology sector. To which the author tries to make the final project of
Analysis Network Topology FTTH (Fiber To The Home) at PT MNC Mediacom Cable
Jakarta which describes arsistekur, configuration, and components.

Keywords: Analysis Network Topology FTTH (Fiber To The Home)

x
DAFTAR ISI

Lembar Judul Tugas Akhir......................................................................................... i


Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ................................................................. ii
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ........................................... iii
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir…………………………………..iv
Lembar Konsultasi Tugas Akhir ................................................................................ v

Kata Pengantar………………………………………………………………………vii
Abstrak ........................................................................................................................ix
Daftar Isi……………………………………………………………………..……….xi
Daftar Gambar ............................................................................................................ xiii
Daftar Tabel ............................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ......................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1


1.1. Latar Belakang .................................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan .................................................................... 2
1.3. Metode Penelitian .............................................................................2
1.4. Ruang Lingkup .................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................ 4


2.1. Pengertian Jaringan Komputer ............................................... 4
2.2. Topologi ........................................................................... 6
2.2.1. Physical Topology .................................................... 6
2.2.2. Logical Topology ..................................................... 7
2.3. Perangkat Keras Jaringan ..................................................... 12
2.4. Perangkat Lunak Jaringan ..................................................... 20
2.5. TCP/IP dan Subneting ......................................................... 25
2.6. Sistem Keamanan Jaringan ................................................... 28

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 31


3.1.Tinjauan Perusahaan ....................................................................... 31
3.1.1. Sejarah Perusahaan .............................................................. 31
3.1.2. Struktur Organisasi dan Fungsi ........................................... 32
3.2. Analisa Jaringan ............................................................................. 36
3.2.1. Skema Jaringan .................................................................... 37
3.2.2. Spesifikasi Perangkat Keras ................................................ 38
3.2.2. Spesifikasi Perangkat Lunak................................................ 40
3.2.2. Keamanan Jaringan .............................................................. 41
3.3. Permasalahan Pokok ...................................................................... 42
3.4. Pemecahan Masalah ....................................................................... 43

xi
3.5. Jaringan Usulan.............................................................................. 58

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 60


4.1. Kesimpulan .................................................................................... 60
4.2. Saran ............................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 62


DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................. 63
SURAT KETERANGAN PKL/RISET (*) ............................................................. 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................... 64

xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar II.1 LAN (Local Area Network) ............................................................ 4


Gambar II.2 MAN (Metopolitan Area Network) ................................................ 5
Gambar II.3 WAN (Wide Area Network) ........................................................... 6
Gambar II.4 Konfigurasi Ring............................................................................. 9
Gambar II.5 Konfigurasi Bus .............................................................................. 10
Gambar II.6 Konfigursi Star ................................................................................ 12
Gambar II.7 OLT (Optical Line Terminal) ......................................................... 13
Gambar II.8 Penempatan OLT (Optical Line Terminal) ..................................... 13
Gambar II.9 ONT (Optical Network Terminal) .................................................. 14
Gambar II.10 ODC (Optical Distribustion Cabinet) ........................................... 15
Gambar II.11 Managemen Fider ODC ................................................................ 15
Gambar II.12 ODP atau FAT (Optical Distribution Terminal) ........................... 17
Gambar II.13 ODP atau FAT terinstal di tiang ................................................... 17
Gambar II.14 Splitter for ODP atau FAT ............................................................ 18
Gambar II.15 TB (Terminal Box) ....................................................................... 19
Gambar II.16 Kabel Drop Wire........................................................................... 19
Gambar II.17 Patch Cord..................................................................................... 20
Gambar II.18 Web Browser Ip Default ............................................................... 21
Gambar II.19 Tampilan Login ONT ................................................................... 21
Gambar II.20 Device Information ONT .............................................................. 22
Gambar II.21 Status Aktivasi Teregistrasi .......................................................... 22
Gambar II.22 Informasi Optical Power Budget ONT ......................................... 23
Gambar II.23 Create SSID ONT ........................................................................ 23
Gambar II.24 Create Password SSID ONT ......................................................... 24
Gambar II.25 Create DHCP Server ONT ............................................................ 24
Gambar II.26 Arsitektur Protokol TCP/IP ......................................................... 26
Gambar II.27 Penomoran IP dalam biner dan desimal ....................................... 26
Gambar II.28 Pembagian Kelas........................................................................... 27
Gambar III.29 IPTV (Internet Protocol Television) ............................................ 37
Gambar III.30 Elemen dan Network FTTh ......................................................... 37
Gambar III.31 Triple Play with RF video ........................................................... 38
Gambar III.32 Kombinasi splitter ODP dua level ............................................... 39
Gambar III.33 Before Instalasi Kabel Rumah (IKR/Siku) .................................. 43
Gambar III.34 Optical Budget Pada PON (No Good) ........................................ 43
Gambar III.35 Optical Budget Pada PON (SOP) ................................................. 44
Gambar III.36 After Instalasi Kabel Rumah (IKR/Bending) .............................. 45

xiii
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel II.1 Kelas ODC (Optical Distribution Cabinet) ...................................... 16


Tabel III.1 Struktur Organisasi Divisi Technical dan Operational .................... 33

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
A1. Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. 63
B1. Surat Riset/PKL ............................................................................................. 64

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komunikasi dapat diartikan pentransferan informasi dari satu pihak ke pihak

lain. Transfer informasi ini dilakukan dengan memodulasikan informasi pada

gelombang elektromagnetik yang membawa (carrier) sinyal informasi tersebut,

selanjutnya setelah tiba ditujuan maka untuk memperoleh informasi yang asli

dilakukan demodulasi. Suatu komunikasi dikatakan berhasil atau sukses apabila dapat

memuat informasi yang banyak dalam sekali pengiriman perdetiknya dan jarak yang

dapat ditempuh oleh sinyal dapat diterima sesuai dengan terkirim. Fiber optik

merupakan satu alternatif sebagai media transmisi komunikasi yang cukup handal

karena ia memiliki keunggulan dibandingkan media lainya. Keunggulan lain

menyediakan bandwidth yang besar dengan akses yang cepat, tidak dipengaruhi

interferensi gelombang elekromagnetik, bebas korosi dan menyediakan rugi-rugi

minimal untuk transportasi data”.

Pengertian topologi jaringan adalah suatu teknik untuk menghubungkan

komputer yang satu dengan komputer lainnya yang menjadi sebuah jaringan, disini

penulis menjelaskan “Analisa Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The Home)

pada PT MNC Kabel Mediacom” meliputi: Arsitektur, Konfigurasi, dan

Komponen.

1
2

1.2. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari penulisan Tugas Akhir ini, yaitu:

1. Menerapkan pengetahuan yang telah penulis peroleh selama mengikuti

pendidikan pada Program Studi Teknik Komputer di Akademik Manajemen

Informatika & Komputer Bina Sarana Informatika (AMIK BSI) yang diwujudkan

dalam Tugas Akhir.

2. Mengembangkan opini penulis untuk selalu optimis dan percaya diri dengan

kemampuan sendiri.

3. Dengan adanya Tugas Akhir ini penulis ingin berbagi pengalaman tentang sebuah

pengetahuan Analisa Jaringan FTTH (Fiber To The Home) dimana FTTH (Fiber

To The Home) adalah jaringan Next Generation Network yang mungkin

bermanfaat bagi orang lain. Tujuannya sebagai syarat kelulusan pada program

DIPLOMA TIGA di Akademik Manajemen Informatika & Komputer Bina

Sarana Informatika (AMIK BSI).

1.3. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data yang penulis butuhkan, penulis menggunakan metode

pengumpulan data sebagai berikut, yaitu:

1. Observasi

Penulis mengamati secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan

karyawan PT MNC Kabel Mediacom agar dapat mengetahui setiap proses yang

dikerjakan oleh pekerja.


3

2. Studi Kepustakaan

Penulis mengumpulkan data dari buku-buku berkaitan dengan masalah yang

dibahas.

3. Wawancara

Secara langsung berinteraksi dan melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang

berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti.

1.4. Ruang Lingkup

Adapun ruamg lingkup dalam penulisan Tugas Akhir ini membahas tentang

Analisa Topologi Jaringan FTTH (Fiber To The Home) dengan memberi batasan

yang meliputi: Arsitektur, Konfigurasi, dan Komponen.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Jaringan Komputer

Menurut Basten (2009:5) menyimpulkan bahwa:

“Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya
yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel sehingga
memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat bertukar dokumen dan data,
mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware atau
software yang terhubung dengan jaringan. Tiap komputer, printer atau periferal yang
terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki
dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node”.

Ada 3 macam jenis jaringan, yaitu:

1. LAN(Local Area Network)

Menurut Basten (2009:5) ”LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area

lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah gedung, atau sebuah sekolah

dan biasanya tidak jauh dari sekitar 1 km persegi”.

Sumber: Teknik Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas sriwijaya (2016:4)

Gambar II.1 LAN (Local Area Network)

2
5

2. MAN (Metropolitan Area Network)

Menurut Basten (2009:6) menyimpulkan bahwa:

“MAN biasanyan meliputi area yang lebig besar dari LAN, misalnya antar
wilayah dalam satu propinsi. Dalam hal ini jaringan menghubungkan beberapa
buah jaringan-jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang besar, sebagai
contoh yaitu jaringaan Bank dimana beberapa kantor cabang sebuah Bank di
dalam sebuah kota besar dihubungkan antara satu dengan lainnya”.

Sumber:Teknik Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas sriwijaya (2016:5)

Gambar II.2 MAN (Metropolitan Area Network)

3. WAN (Wide Area Network)

Menurut Basten (2009:6) ”WAN adalah jaringan yang lingkuupnya biasanya

sudah menghubungkan sarana satelit ataupun kabel bawah laut sebagai contoh

keseluruhan jaringan BANK BNI yang ada di Indonesia ataupun yang ada di

negara-negara lain”.
6

Sumber:Teknik Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas sriwijaya (2016:6)

Gambar II.3 WAN (Wide Area Network)

2.2. Topologi

Menurut Haryadi (2009:1) menyimpulkan bahwa:

“Topologi jaringan adalah hubungan fisik antara setiap anggota (links, node, dsb) dari
sebuah jaringan. Setiap node (dapat berupa modem, hub, bridge, ataupun sebuah
komputer) dalam sebuah jaringan komputer biasanya memiliki satu atau lebih
koneksi (links) dengan node lainnya. Pemetaan dari hubungan antara setiap node
dalam jaringan komputer inilah yang menghasilkan sebuah topologi jaringan”.

Topologi jaringan sendiri terbagi atas 2 jenis, physical topology dan logical

topology, yaitu:

2.2.1. Physical Topology

Menurut Haryadi (2009:1) “Topologi fisik (physical topology) merupakan

pemetaaan dari setiap node dan koneksinya terhadap node lain berdasarkan desain

fisik dari jaringan komputer. Hal ini mencakup perangkat, kabel, lokasi dan instalasi

jaringan.
7

Berdasarkan karakteristiknya physical topology dapat diklasifikasikan menjadi:

a. Point to point topology

b. Topologi bus (Bus topology)

c. Topologi cincin (Ring topology)

d. Topologi Bintang (Star topology)

e. Topologi Acak (Mesh Topology)

f. Topologi Pohon (Tree topology)

2.2.2. Logical Topology

Menurut Haryadi (2009:4) “Logical topology merupakan cara sebuah sinyal

atau pesan berlaku pada media di jaringan. Pesan dalam hal ini akan melewati

jaringan dari satu node ke node lain tanpa memperhatikan kondisi fisik dari node.

Logical topology memiliki klasifikasi yang tidak jauh berbeda dengan kasifikasi pada

physical topology”.

Disini penulis membahas tentang topologi FTTH (Fiber to the Home) yang

merupakan suatu format transmisi sinyal optik dari pusat penyedia (Provider) ke

kawasan pengguna dengan menggunakan fiber optik sebagai media penghantar.

Adapun macam-macam topologi FTTH (Fiber To The Home) atau disebut juga

konfigurasi Feeder Nework pada FTTH (Fiber To The Home), meliputi:

1. Point to point topology

Menurut Haryadi (2009:1) “Merupakan topologi yang paling sederhana

karena menghubungkan dua node berbeda. Point to point topology terbagi menjadi 2

jenis, yaitu:
8

a. Permanent, merupakan koneksi point to point dimana dua buah node terkoneksi

secara permanen.

b. Switched, merupakan koneksi point to point yang menerapkan teknologi

penukaran sirkuit (Circuit switching) sehingga koneksi antara setiap node

menjadi dinamis. Koneksi dinamis ini memungkinkan node memutuskan koneksi

apabila tidak dibutuhkan lagi hubungan antara kedua node tersebut (teknologi

telepon saat ini).

2. Topologi Ring (cincin)

Menurut Haryadi (2009:1) menyimpulkan bahwa:

“Pada Topologi cincin setiap node terhubung dengan dua tetangga untuk komunikasi
dalam bentuk cincin (loop tertutup). Setiap node yang berada pada topologi cincin
memiliki alamat khusus yang akan digunakan untuk proses identifikasi. Pesan
dilewatikan melalui setiap node yang terkoneksi pada cincin membentuk geraakan
searah jarum jam ataupun berlawanan arah dengan jarum jam. Topologi ring biasanya
memanfaatkan skema token yang mengizinkan satu node untuk mengirimkan pesan
pada satu waktu”.

Konfigurasi Ring (cincin) digunakan apabila menginginkan system yang

redundant dan kondisi geografis di lapangan memungkinkan untuk dibuat jaringan

feeder berbentuk Ring.

Keuntungan dari pemakaian topologi cincin adalah:

a. Data mengalir satu arah sehingga collision dapat dihindarkan.

b. Aliran pesan dapat mengalir lebih cepat karena setiap node dapat melayani pesan

dari kiri atupun kanan.

c. Waktu yang digunakan untuk mangakses data lebih optimal.

d. Sangat sederhana dalam penerapannya.


9

Kekurangan dari pemakaian topologi cincin adalah:

a. Apabila ada satu node dalam cincin yang gagal berfungsi, maka akan

mempengaruhi kinerja keseluruhan jaringan.

Sumber: Design Network MNC Kabel Mediacom (2016:9)

Gambar II.4 Konfigurasi Ring

3. Topologi Bus

Menurut Haryadi (2009:2) meyimpulkan bahwa:

“Topologi bus menggunakan sebuah kabel untuk menghubungkan keseluruhan


jaringan. Setiap node yang ada pada jaringan akan dikoneksikan menggunakan
sebuah konektor pada kabel tersebut dan setiap sinyal atau pesan dikirimkan melalui
kabel tersebut. Kedua ujung kabel dilengkapi terminator untuk mencegah pesan yang
dikirimkan dipancarkan berulangkali. Sebuah node yang ingin melakukan
komunikasi dengan node lainnya pada jaringan akan mengirimkan pesan secara
broadcast melalui kabel yang kemudian akan diterima oleh node yang ada pada
jaringan tersebut. Jika IP address dan Mac address dari tujuan pengiriman pesan
sama dengan node, maka pesan akan diproses. Tetapi jika tidak cocok, maka node
akan mengabaikan dan tidak memproses pesan tersebut”.
10

Konfigurasi Bus digunakan apabila kondisi lapangan tidak memungkinkan di desain

menggunakan Ring.

Keuntungan dari pemakain topologi bus adalah:

a. Topologi yang sederhana

b. Kabel yang digunakan untuk menghubungkan setiap node berjumlah sedikit.

c. Biaya yang diperlukan untuk melakukan penyusun kabel dengan topologi ini

relative murah.

d. Cukup mudah apabila ingin dilakukan perluasan pada topologi.

Kerugian dari pemakaian topologi bus adalah:

a. Kepadatan lalu lintas data tinggi

b. Faktor keamanan data kurang terjamin.

c. Kecepatan data akan turun bila jumlah pemakai di tambah.

Sumber: Design Network MNC Kabel Mediacom (2016:10)

Gambar II.5 Konfigurasi Bus


11

4. Topologi Star (bintang)

Menurut Haryadi (2009:2) menyimpulkan bahwa:

“Pada topologi bintang setiap node terkoneksi ke sebuah titik pusat koneksi yang
biasanya disebut hub (dapat berupa hub, switch, atau router). Berbeda dengan
topologi bus, topologi star memungkinkan setiap node pada jaringan untuk memiliki
koneksi point to point ke hub pusat. Semua lalu lintas yang dikirimkan ke jaringan
akan melewati hub tersebut dan sekaligus akan menjadi penguat dari pesan agar dapat
dikirim ke node lain”.

Konfigurasi Star menghubungkan semua kabel dari tiap ODP (Optical Distribusi

Point) ke central point sebagai konsentrator yaitu ODC (Optical Distribution

Cabinet).

Keuntungan dari pemakaian topologi bintang adalah:

a. Mudah mengubah dan menambah node baru ke dalam jaringan yang menggunakan

topologi bintang tanpa menggangu aktivitas jaringan yang berlangsung.

b. Apabila terdapat node yang mengalami kerusakan dalam jaringan maka node

tersebut tidak akan membuat mati keseluruhan jaringan bintang (hanya node

tersebut yang mati).

c. Dapat menggunakan lebih dari 1 jenis kabel di dalam jaringan yang sama, dengan

hub yang dapat mengakomodasi tipe kabel yang berbeda-beda.

Kerugian dari pemakai topologi bintang adalah:

a. Memiliki satu kelemahan utama yang terletak pada hub. Jika terjadi kegagalan

pada hub pusat, maka seluruh jaringan akan gagal untuk beroperasi.

b. Membutuhkan lebih bayak kabel karena semua kabel di jaringan harus ditarik ke

satu titik pusat.


12

c. Jumlah terminal terbatas, tergantung dari jumlah port yang bisa ditampung oleh

hub.

d. Lalulintas data yang padat dapat menyebabkan jaringan bekerja lebih lamban.

Sumber: Design Network MNC Kabel Mediacom (2016:12)

Gambar II.6 Konfigurasi Star

2.3. Perangkat Keras

Komponen FTTH (Fiber To The Home) Bisa Dibagi 2 Jenis, Yaitu:

1. Aktif Komponen (Electrical Componenet).

Komponen yang berupa perangkat elektronik yang fungsinya sebagai

pemancar, penerima dan pemprosesan data.

a. OLT (Optical Line Terminal).

Menurut Vitrasia (2014:7) menyimpulkan bahwa:

“OLT adalah jenis perangkat aktif yang merupakan sub system dari Optical
Access Network yang berdasarkan teknologi PON. OLT adalah komponen yang
fungsinya sebagai gerbang gateway dari jaringan FTTH (Fiber To The Home)
13

ke jaringan IP atau Ethernet, Komponen ini biasanya berada di lokasi provider


atau data center dan terhubung dengan jaringan core network”.

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:13)

Gambar II.7 OLT (Opical Line Terminal)

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:13)

Gambar II.8 Penempatan OLT (Opical Line Terminal)


14

b. ONT atau ONU (Optical Network Terminal Atau Unit)

Menurut Vitrasia (2014:9) “ ONT merupakan perangkat aktif yang

ditempatkan di sisi pelanggan dan telah dilengkapi port-port layanan (RJ-11,

RJ-45, RF).

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:14)

Gambar II.9 ONT (Opical Network Terminal)

2. Pasif Komponen (Non Electrical Component)

Komponen yang berupa material-material non elektrik yang fungsinya

sebagai media transmisi saja.

a. ODC (Optical Distribution Cabinet)

Menurut Vitrasia (2014:8) menyimpulkan bahwa:

ODC dalah satu ruang yang terbentuk kotak atau kubah (dome) yang terbuat
material khusus yang fungsinya sebagai terminasi sambungan feeder, yang
dapat berisi connector, splicing, maupun splitter dan dilengkapi ruang
manajemen fiber dengan kapasitas tertentu pada jaringan akses optik pasif
(PON), untuk hubungan telekomunikasi.
15

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:15)

Gambar II.10 ODC (Optical Distribution Cabinet)

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:15)

Gambar II.11 Managemen Fider ODC


16

Tabel II.1

Kelas ODC (Optical Distribution Cabinet)

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:16)

Kelas ODC Mini Small ODC Madium ODC Large

ODC ODC

Kapasitas Max 96 144 288 576

(Jumlah Port Konektor

Jumlah Splitter per ODC Min 16 Min 18 splitter Min 36 Splliter Min 72 spltter

splitter

Kapasitas parking 16 32 64 64

lot

b. ODP atau FAT (Optical Distrbution Point)

Menurut Vitrasia (2014:8) menyimpulkan bahwa:

“ODP atau FAT adalah tempat terminasi kabel yang memiliki sifat-sifat tahan
korosi, tahan cuaca, kuat dan kokoh dengan konstruksi untuk dipasang diluar.
Fungsinya sebagai tempat instalasi sambungan jaringan optik single-mode
terutama untuk menghubungkan kabel optik distribusi dan kabel drop. ODP
atau FAT dapat berisi splitter untuk mensplit kabel distribusi, Dari FAT inilah
kabel drop wire dipakai kearah pelanggan yang dipasang”.
17

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:17)

Gambar II.12 ODP atau FAT (Optical Distribution Point)

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:17)

Gambar II.13 ODP atau FAT (Optical Distribution Point) terinstal di tiang
18

c. Passive Splitter

Menurut Vitrasia (2014:8) menyimpulkan bahwa:

Splitter adalah komponen pasif yang dapat membagi daya sinyal optik dari
satu jalur input menjadi banyak output. Splitter pada PON dikatakan pasif
sebab optimasi tidak dilakukan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda
dari node splitter, sehingga sifatnya idle dan cara kerjanya membagi optik
sama rata. Jenis-jenis splitter antara lain adalah: 1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32, 1:64,
1:128”.

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:18)

Gambar II.14 Splitter For ODP atau FAT (Optical Distribution Point)

d. TB (Terminal Box)

Menurut Vitrasia (2014:8) “TB merupakan perangkat tempat terminasi

antara kabel indoor dan patchcord atau pig tail yang tersambung ke terminal

ONT (Optical Network Terminal)” disisi pelanggan.


19

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:19)

Gambar II.15 TB (Terminal Box)

e. Drop Wire dan Patch Cord

Menurut Vitrisia (2014:12) menyimpulkan bahwa:

Kabel Drop Wire ini berfungsi meneruskan sinyal optic dari ODP ke rumah –
rumah pelanggan, tipe kabel drop yang digunakan adalah tipe G 657 hal ini
dimaksudkan untuk menanggulangi lokasi instalasinya yang banyak belokan –
belokan sehingga harus menggunakan optik yang bending insensitive, kapasitas
kabel ini drop pada umumnya 1, 2, dan 4 core.

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:19)

Gambar II.16 Kabel Drop Wire


20

Menurut Vitrisia (2014:12) “Patch-cord Utas penyambung; kabel interkoneksi;

biasanya dengan konektor yang sudah terpasang di kedua ujungnya, digunakan

untuk menghubungkan dua perangkat”.

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:20)

Gambar II.17 Patch Cord

2.4. Perangkat Lunak

NMS (Network Management System) merupakan perangkat lunak yang

berfungsi untuk mengontrol dan mengkonfigurasi perangkat GPON. Letak NMS ini

bersamaan di dekat OLT namun berbeda ruangan.

Konfigurasi yang dapat dilakukan oleh NMS adalah OLT dan ONT. Selain itu

NMS dapat mengatur GPON seperti POTS, VOIP, dan IPTV. NMS ini menggunakan

platfoarm windows dan bersifat GUI (Graffic Unit Interface) maupun command line

dengan menggunakan web browser. NMS memiliki jalur langsung ke OLT, sehingga

NMS dapat memonitoring ONT dari jarak jauh.


21

Adapun perangkat lunak memakai apliikasi berbasis web browser dengan

memasukan IP address default 192.168.1.1 dengan memasukan LAN kabel ke port 1

di sisi pelanggan (client) sebagai masuk ke sistem ONT.

Buka Aplkasi Browser Mozila

Default IP 192.168.1.1

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:21)

Gambar II.18 Web Browser IP Default 192.168.1.1

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:21)

Gambar II.19 Tampilan Login ONT


22

Infomasi Serial
Number Password
default SSID ONT

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:22)

Gambar II.20 Device Information ONT

Secara otomatis mendapatkan


IP Private setelah registrasi

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:22)

Gambar II.21 Status Aktivasi telah teregistrasi


23

PON Informasi
Optikal Power dB

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:23)

Gambar II.22 Informasi Optical Power Budget ONT

Create SSID
Default

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:23)

Gambar II.23 Create SSID ONT


24

Create Password
8 Karakter

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:24)

Gambar II.24 Create Password SSID ONT

DHCP Server
Kelas A

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:24)

Gambar II.25 Create DHCP Server ONT


25

2.5. TCP/IP dan Subnetting

1. TCP/IP(Transmision Control Protoco-Internet Protocol)

Menurut Naisuty, Wibowo, Suhatman (2012:1) “TCP/IP TCP/IP (Transmision

Control Protocol-Internet Protocol) merupakan sekelompok protokol yang mengatur

komunikasi data komputer dengan berbagai jenis dan vendor serta berbeda sistem

operasi untuk saling berkomunikasi.

Sumber: Analisa Kinerja Protokol TCP/IP dan DTN pada jaringan Multi Jalur (2016:25)

Gambar II.26 Arsitektur protokol TCP/IP

2. IP (internet Protokol ) Address

Menurut Asrowardi (2016:2) menyimpulkan bahwa:

“IP Address terdiri dari bilangan 32 bit bilangan biner yang dibagi atas 4 oktet. Setiap
oktet terdiri atas 8 bit. Jangkauan IP Address yang dapat digunakan adalah dari
00000000.00000000.00000000.00000000 s/d 11111111.11111111.1111111. IP
Address biasanya direpresentasikan dalam bilangan desimal. Range address di atas
dapat diubah menjadi address 0.0.0.0 sampai 255.255.255.255.
26

Sumber: Program Studi Manajemen Informatika Politeknik Negri Lampung (2016:26)

Gambar II.27 Penomoran IP dalam bilangan biner dan desimal

Kelas-kelas IP Address

TCP/IP membagi kelas IP menjadi 5, yaitu:

1. Kelas A

8 bit pertama merupakan bit network sedangkan 24 bit terakhir merupakan bit

host.

2. Kelas B

16 bit pertama merupakan bit network sedangkan 16 bit terakhir merupakan bit

host.

3. Kelas C

24 bit pertama merupakan bit network sedangkan 8 bit terakhir merupakan bit

host.

4. Kelas D

Kelas D digunakan untuk multicast address, yakni sejumlah komputer yang

memakai bersama suatu aplikasi. Penggunaan multicast address yang sedang

berkembang saat ini adalah aplikasi real-time video conference yang melibatkan

lebih dari dua host (multipoint), menggunakan Multicast Backbone (Mbone).


27

5. Kelas E

Kelas E (4 bit pertama adalah 1111 atau sisa dari seluruh kelas). Pemakaiannya

dicadangkan untuk kegiatan eksperimental.

Sumber: Program Studi Manajemen Informatika Politeknik Negri Lampung (2016:27)

Gambar II.28 Pembagian Kelas

3. Subnetting

Menurut Suselo (2011:18) “Subnetting adalah pembagian suatu kelompok

alamat IP menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang

lebih kecil, yang disebut subnet (subnetwork).

Subnet Mask merupakan angka biner 32 bit yang digunakan untuk:

a. Membedakan antara network ID dengan host ID.

b. Menunjukan letak suatu host, apakah host tersebut berada pada jaringan luar atau

jaringan lokal.

Tujuannya:

a. Untuk mempercepat pengiriman data.

b. Memudahkan pengaturan atau management alamat.


28

c. Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu

kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

d. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam suatu jaringan atau tidak.

e. Untuk mengatasi masalah perbedaan hardware dengan topologi fisik jaringan.

f. Penggunaan IP Address yang lebih efisien.

2.6. Sistem Keamanan Jaringan

Menurut Hariawan (2016:9) “Aspek dari keamanan jaringan menurut

Garfinkel dalam “Practical UNIX dan Internet Security” mengemukakan bahwa

keamanan komputer (computer security) melingkupi empat aspek, Yaitu privacy,

integrity, authentication, dan availability”.

Selain hal diatas ada dua aspek yang ada kaitannya dengan electronic commerce,

yaitu access control dan non-repudiation.

1. Privacy atau Confidential

Menurut Hariawan (2016:9) Adalah usaha untuk menjaga informasi dari

orang yang tidak berhak mengakses. Privacy lebih kearah data-data yang sifatnya

privat sedangkan confidentiality berhubungan dengan data yang diberikan ke

pihak lain untuk keperluan tertentu.

2. Integrity

Menurut Hariawan (2016:10) “Aspek ini menekankan informasi tidak

boleh diubah tanpa seijin pemiik informasi”.

Serangan: Virus, trojan horse, atau pemakai lain yang mengubah informasi tanpa

ijin merupakan contoh masalah yang harus dhadapi


29

Sebuah e-mail dapat saja”ditangkap” (intercept) ditengah jalan diubah isinya

(altered, tampered, modified) kemudian diteruskan kealamat yang dituju.

Penanggulangan: Penggunaan enkripsi dan digital signature.

3. Authentication

Menurut Hariawan (2016:11) “Aspek ini berhubungan dengan metoda

untuk menyatakan bahwa informasi betul asli, orang yang mengakses atau

memberikan informasi adalah betul-betul orang yang dimaksud, atau server kita

hubungi adalah betul-betul server yang asli”.

Penanggulangan:

a) Membuktikan keaslian dokumen dengan teknologi watermarking dan digital

signature. Watermarking dapat digunakan untuk menjaga “intelectual

property”, yaitu dengan menandai dokumen atau hasil karya dengan “tanda

tangan” pembuat.

b) Access control, yaitu berkaitan dengan pembatasan orang yang dapat

mengakses informasi.

4. Availabillity

Menurut Hariawan (2016:12) “Aspek availability atau ketersedian

berhubungan dengan ketersedian informasi ketika dibutuhkan. Sistem informasi

yang diserang atau dijebol dapat menghambat atau meniadakan akses ke

informasi”.

Serangan: Denial of service attack (Dos attack) dan mailbomb.


30

5. Access Control

Menurut Hariawan (2016:12) “Aspek ini berhubungan dengan cara

pengaturan akses kepada informasi. Hal ini biasanya berhubungan dengan

klasifikasi data (public, private, confidential, top secret) dan user (guest, admin,

top manager)”.

6. Non-repudiation

Menurut Hariawan (2016:13) “Aspek ini menjaga agar seseorang tidak

dapat menyangkal telah melakukan sebuah transaksi. Sebagai contoh seseorang

yang mengirimkan email untuk memesan barang tidak dapat menyangkal bahwa

dia mengirimkan email tersebut”.

Penaggulangan digital signature, certifiates, dan teknologi kriptografi secara

umum dapat menjaga aspek ini. Akan tetapi hal ini masih harus didukung oleh

hukum sehingga status dari digital signature itu jelas legal.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Tinjauan Perusahaan

PT. MNC Kabel Mediacom adalah perusahaan yang menyediakan layanan

internet dan TV Kabel (IPTV-Internet Protocol Television) yang dibangun dengan

infrastrutur FTTH (Fiber To The Home) dimana pentransferannya data lebih besar

karena dibangun dengan kabel optik dari data center sampai pelanggan dengan

produknya MNC Play Media.

Dengan product MNC Play Media menghadirkan 4 layanan integrasi

Quadruple Play yang terdiri dari:

1. Ultra Speed Internet dengan kecepatan 2.5 Gbps ready

2. Interactive Cable TV dengan 130+saluran TV HD ready

3. Interactive New Media menampilkan Home Automation, Interaktive Home

Shopping, Interactive Stock Trading, dll

4. Criystal Clear Telephony,dengan fitur Video Call

3.1.1. Sejarah Perusahaan

PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) merupakan sebuah perusahaan

yang bergerak dalam bidang media yang berpusat di Jakarta, Indonesia didirikan

pada tahun 1997.

31
32

Bisnis utama perseroan saat ini adalah media, sumber pendapatan terbesar

MNC berasal dari tiga media televisi nasional yaitu RCTI, Global TV, dan

MNCTV. Ketiga stasiun televisi nasional tersebut menawarkan acara beragam

seperti film-film box office, acara olahraga, pencarian bakat, reality show, acara

music, berita, infotainment.

Adapun MNC Group mengembangkan bisnisnya dengan

mengembangkan bisnisnya dengan anak perusahaan PT MNC Kabel Mediacom

yang befokus pada layananan IPTV (Internet Protocol Television) dengan

infastruktur jaringan berbasis fiber optik sejarah berdiri PT MNC kabel

Mediacom didirikan pada januari 2013, bisnis dengan layanana IPTV (Internet

Protocol Television) dengan menggunakan infrastruktur FTTH (Fiber To The

Home).

3.1.2. Struktur Organisasi dan Fungsi

Struktur organisasi merupakan satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari

suatu perusahaan atau instasi. Struktur organisasi sangat diperlukan untuk

mencapai suatu tujuan dan menjadi penggerak suatu perusahaan karena

berhubungan dengan suatu tanggung jawab yang saling berhubungan, sehingga

tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif.

Adapun struktur organisasi bagian yang ada di department kami, sebagai berikut:
33

Tabel III.1

Sturuktur Organisasi Divisi Technical dan Operational

Sumber: IKR QC dan Dismantle MNC Kabel Mediacom (2016:33)

Fungsi dari tiap-tiap bagian sebagai berikut

1. Kepala Divisi Technical Operational

a. Bertanggung jawab atas semua sub-sub bagian didalam sebuah

perusahaan

b. Bertanggung jawab bagaimana cara menggerjakan dan menghasilkan

sesuatu yang terdiri atas pengarahaan dengan motivasi, supervise,

komunikasi.

2. Tim Leader

a. Membuat schedule kegiatan pekerjaan

b. Memonitor atau memantau progress pekerjaaan yang dilakukan tenaga

ahli
34

c. Bertanggung jawab dalam melaksanakan supervisi langsung dan tidak

langsung kepada semua karyawan yang berada di bawah tanggung

jawabnya, antara lain memberikan pelatihan kepada karyawan agar dapat

mencapai tingkat batas minimum kemampuan yang diperlukan bagi

teamnya dan dapat menerapkan sikap disiplin kepada karyawan sesuai

dengan peraturan yang berlaku di perusahaan.

d. Bertanggung jawab dalam melaksanakan koordinasi dalam membina

kerja sama team yang solid.

e. Bertanggung jawab dalam mencapai suatu target pekerjaan yang telah

ditetapkan dan disesuaikan dengan aturan.

f. Mengkoordinir seluruh aktifitas tim dalam mengelola seluruh kegiatan

baik dilapangan maupun dikantor.

g. Bertanggung jawab terhadap pemberian pekerjaan yang berkaitan

terhadap kegiatan tim pelaksana pekerjaan.

h. Membimbing dan mengarahkan anggota tim dalam mempersiapkan

semua laporan yang diperlukan

i. Melakukan pengecekan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.

j. Melaksakan presentasi dengan direksi masalah pekerjaan dengan instansi

terkait

3. Admin Region

a. Controlling atau pengawasan juga diartikan pengendalian merupakan

sebuah proses pengamatan yang dilakukan secara terus menerus atau

berkala yang berkaitan dengan data dalam suatu kegiatan atau


35

pelaksanaan sesuai pada rencana kerja yang sebelumnya telah disusun

rapi dan mengadakan pengoreksian bila dibutuhkan perwilayah.

b. Yakni bagaimana cara menginformasikan dari apa yang teah dilakukan

dalam seluruh kegiatan sebagai salah satu pertanggung jawaban

perwilayah

4. Admin Dismantle Utara dan Selatan

a. Controlling atau pengawasan juga diartikan pengendalian merupakan

sebuah proses pengamatan yang dilakukan secara terus menerus atau

berkala yang berkaitan dengan data dalam suatu kegiatan atau

pelaksanaan sesuai pada rencana kerja yang sebelumnya telah disusun

rapi dan mengadakan pengoreksian bila dibutuhkan khusus Jakarta Utara

dan Selatan.

b. Yakni bagaimana cara menginformasikan dari apa yang teah dilakukan

dalam seluruh kegiatan sebagai salah satu pertanggung jawaban untuk

pekerjaan Utara dan Selatan.

5. Tim Dismantle Utara dan Selatan

a. Bertanggung jawab atas pekerjaan untuk pengambilan alat yang berada di

pelanggan yang sudah tidak berlangganan.

b. Tim bertanggung jawab dari tiap-tiap perwilayah setiap teknisinya.


36

3.2. Analisa Jaringan

Istilah “Network Aristektur” sering tertukar dengan istilah “Network

Topologi”, Network arsitektur fokus pada bagaimana sistem fiber optik

berkomunikasi secara fungsional (layanan) dan konfigurasi (Topologi dan

komunikasi) Sebagai contoh adalah sistem PON topologi star P2MP. Meskipun star

adalah topologi Physical komunikasi antara OLT dan ONT harus didefinisikan untuk

mencegah collosion, dan menyediakan security, Yang harus diperhatikan oleh

designer dan planner pada saat membangun FTTx adalah:

1. Tipe layanan yang akan di deliver (data, voice, video)

2. Kebutuhan bandwith dari setiap layanan

3. Management System

4. Future Migration

Broadband PON (BPON) ITU-T G.984 menggunakan arsitektur Low loss

G.952 single mode fiber untuk downstream dan bidirectional upstream ke service

provider. Downstream transmission menggunakan 1490 nm atau 1550 nm, upstream

transmission menggunakan 1310 nm pengiriman informasi antara OLT dan ONT

berupa Cell.

Adapun kelebihan Jaringan FTTH (Fiber To The Home) adalah sebagai

jaringan berbasis fiber optik dan mendistribusikan traficc triple play (data, voice,

video) yang bisa memberikan layanan IPTV (Internet Protocol Television) dimana

sistem siaran televisi yang menggunakan melalui jaringan internet (Streaming),

karena sifatnya yang streaming tentu membutuhkan koneksi internet yang berskala
37

broadband karena kualitasnya siaran banyak tergantung pada kecepatan koneksi

internet.

Sumber: Design Network MNC Kabel Mediacom (2016:37)

Gambar III.29 IPTV (Internet Protocol Television)

Istilah IPTV (Internet Protocol Television) pertama kali muncul pada tahun

1995 diperkenalkan oleh judith Estrin dan Bill Carrico, Penerapan teknologi tersebut

dilakukan dengan memanfaatkan teknologi unggul milik ZTE, yaitu GPON (Giga Bit

Passive Optical Network) dan FTTH (Fiber To The Home).

3.2.1. Skema Jaringan

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:37)

Gambar III.30 Elemen dan Network FTTh


38

3.2.2. Spesifikasi Perangkat Keras

GPON (Giga Bit Passive Optical Netwok) adalah suatu teknologi yang

dikategorikan sebagai Broadband accsess berbasis serat optik merupakan salah

satu teknologi yang dikembangkan oleh ITU-T via G.984, GPON (Giga Bit Pssive

Network) menggunakan TDMA (Time Division Multiple Access) sebagai teknik

multiple access.

Satu perangkat akan diletakan pada sentral kemudian akan

mendistribusikan Traffic Triple Play kearah subscriber, Ciri khas dari teknologi

ini dibandingkan teknologi optiklainnya semacam SDH adalah teknik distribusi

traffic nya dilakukan secara pasif. Dari sentral hingga kearah subscibe pengiriman

informasi antara OLT dan ONT berupa Cell dan

Packet

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:38)

Gambar III.31 Triple play with RF video


39

Teknik encapsulasi data informasi mengunakan metode GEM ( GPON

Encapsulation Method) Data rate dengan pengiriman asimetrik 2,488 Gbps

Downstream dan 1,244 Gbps upsteream jarak maksimum 20 KM, Optical Budget

24 sampai dengan 25 dBm sampai disisi pelanggan.

Spliting ratio 1:32, 1:64 dan 1:128 dengan jumlah level spitting ratio

maksimum 2 level.

Berikut adalah contoh kombinasi penggunaan Passive Splitter One stage

passive splitter 1:32, Two stage passive splitter 1:4 kemudian 1:8 dan 1:2

kemudian 1:16

Sumber: Design Network MNC Kabel Mediacom (2016:39)

Gambar III.32 Kombinasi Splitter ODP (Optical Distribution Point) dua lavel
40

3.2.3. Spesifikasi Perangkat Lunak

Seorang admin dapat memanfaatkan NMS (Network Management

System) untuk memonitor, mengkonfigurasi, mengambil catatan statistik performa

dari peralatan jaringan. Hal yang paling mendasar dalam konsep manajemen

jaringan adalah tentang adanya manager atau perangkat yang bertugas untuk

melakukan manajemen dan agent atau perangkat yang dimanajemen.

SNMP (Simple Network Management Protocol) adalah aplikasi pada

jaringan TCP/IP yang dapat digunakan untuk pengelolaan dan pemantauan sistem

jaringan komputer.

NMS (Network Management System) merupakan perangkat lunak yang

berfungsi mengontrol dan mengkofigurasi perangkat GPON (Giga Bit Passive

Optical Network). Letak NMS ini bersamaan didekat OLT namun berbeda

ruangan.

Konfigurasi yang dapat dilakukan oleh NMS adalah OLT dan ONT. Selain

itu NMS dapat mengatur layanan GPON seperti POTS, VoIP, dan IPTV. NMS ini

menggunakan platform windows dan bersifat GUI (Graffic Unit Interface) maupun

command line. NMS memiliki jalur langsung ke OLT, sehingga NMS dapat

memonitoring ONT dari jarak jauh.


41

3.2.4. Keamanan Jaringan

Sistem keamanan yang sedang berjalan pada jaringan FTTH pada MNC Kabel

mediacom sangat baik dimana segala sesuatu pada client (pelanggan)

termonitoring dengan kantor pusat (server) terpantau melalui NMS (Network

Management System), adapun pengaktivasi ONT dan STB (decoder) melalui

registrasi dengan mencatumkan Serial Number dan Mac Address pada alat tersebut

melalui konfirmasi dengan tim aktivasi pusat sehingga ONT dan STB (decoder)

dapat dipergunakan dengan adanya registrasi pada device dimana fungsinya untuk

mendapatkan hak akses untuk menggunakan jaringan internet.

Peningkatan ukuran dan jumlah perangkat jaringan akan meningkatkan

masalah yang ada pada jaringan tersebut. Hal tersebut tentunya membutuhkan

pengawasan secara terus-menerus terhadap seluruh perangkat jaringan untuk

menjamin ketersedian atau availability layanan. Terdapat banyak kesulitan yang

dihadapi oleh administrator jaringan jika harus memantau seluruh jaringan

berkaitan dengan performa, analisis dan kontrol beberapa komponen secara

manual terutama jika jaringan tersebut akan semakin berkembang.

Memiliki sistem untuk monitoring jaringan yang memadai, sehingga

ketika ketersedian (availability) layanan tidak tersedia, admin jaringan yang

selanjutnya disebut admin tidak dapat segera menangani permasalahan

dikarenakan tidak dapat mengetahui dimana letak kegagalan terjadi. Admin juga

tidak dapat melakukan antipasi terhadap kegagalan yang berulang pada jaringan

tersebut.
42

3.3. Permasalahan Pokok

Instalasi kabel dalam rumah (IKR) yang dimaksud adalah instalasi kabel

output dari ONT sampai ke terminal CPE, jumlah penarikan kabel indoor sesuai

dengan kebutuhan pelanggan. IKR untuk telepon menggunakan kabel tembaga

dengan konektor RJ-11 (Telepon analog), bila mengguanakan IP Phone maka kabel

yang dibutuhkan adalah UTP dengan konektor RJ-45. IKR untuk internet dan IPTV

menggunakan kabel UTP.

Adapun permasalahan dari topologi FTTH (Fiber To The Home) instalasi

kabel dalam rumah (IKR) dimana kabel drop wire sangat sensitive bila

penginstalannya tidak baik (instal kabel siku) yang bisa menyebabkan loss (hilang

data) pada ONT (Modem) dan sangat mempengaruhi atas performance ONT

(Modem).

Dropwire
Instal kabel dengan SIKU (NO GOOD)

Patch Cord
Instal kabel dengan SIKU (NO GOOD)
TB IPTV
Patch Cord

RJ-45
FO Distribusi

RJ-11
Feeder
FAT
RJ-45
TELEPHONE
FAT Input ONT
Opical Budget ONT Input Opical
19/20 dBm Budget Max 24
dbm dBm
(GOOD)

OLT

PC

OSP (OUTDOOR) IKR (INDOOR)

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:42)

Gambar III.33 Before Instalasi Kabel Rumah (IKR/Siku)


43

PON Informasi
Optikal Power dB
(no good)

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:43)

Gambar III.34 Optical Budget PON (No Good)

3.4. Pemecahan Masalah

Dengan terjadinya hilangannya data (Loss) pada kabel fiber optik disarankan

penginstalan pada FTTH (Fiber To The Home) kabel membentuk bending atau

melingkar. Dengan penginstalan pada kabel fiber optic (bending/melingkar) dapat

mempengaruhi pada performance yang baik pada perangkat ONT (Modem) dan bisa

memperkecil terjadinya trouble pada perangkat dikemudian hari. Adapun maksimal

Optical Budget (24 dBm /25 dBm) yang baik hingga sampai ONT (Optical Network

Terminal) pelanggan.
44

3.5. Jaringan Usulan

PON Informasi
Optikal Power dB
(SOP)

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:44)

Gambar III.35 Optical Budget Pada PON (SOP)

Dropwire
Instal kabel dengan Bending/
Melingkar (SOP)
Patch Cord
Instal kabel dengan Bending/
Melingkar (SOP)
TB IPTV
Patch Cord

RJ-45
FO Distribusi

RJ-11
Feeder
FAT
RJ-45
TELEPHONE
FAT Input ONT
Opical Budget ONT Input Opical
19/20 dBm Budget Max 24
dbm dBm
(GOOD)

OLT

PC

OSP (OUTDOOR) IKR (INDOOR)

Sumber: OSP Maintenance & Troubleshoting Network MNC Kabel Mediacom (2016:44)

Gambar III.36 After Instalasi Kabel Rumah (IKR/Bending)


45

Gambar II.36 menunjukan jaringan usulan penulis dimana dengan melakukan

instalasi pada kabel FO melalui SOP (bending/melingkar) bisa mengurangi terjadinya

hilangan data (Loss) pada optical budget yang akan mempengaruhi performence

perangkat (ONT/Modem).
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa jaringan FTTH

(Fiber To The Home) adalah jaringan masa depan pada dunia telekomunikasi (next

generation network) berikut kesimpulan dari bahasaan ini, sebagai berikut:

1. Teknologi FTTH (Fiber To The Home), menghubungkan jaringan sampai

kerumah pelanggan dengan menggunakan kabel optik dilakukan dengan

memanfaatkan teknologi unggul milik ZTE, yaitu GPON (Gigabit Passive

Optical Network) jaringan kabel lokal fiber optik FTTH (Fiber To The Home)

terdapat 2 perangkat aktif (opto elektrik) yang dipasang di central office (OLT)

dan yang satu lagi dipasang dilokasi pelanggan (ONT).

2. GPON (Gigabit Passive Optical Network) suatu teknologi akses yang

dikategorikan sebagai Broadband Access berbasis kabel serat optik yang

mendistribusikan trafficc triple Play (data, voice, video) ke arah subscriber yang

memberikan layanan IPTV (Internet Protocol Television) dimana sistem siaran

menggunakan internet (Streaming) membutuhkan koneksi internet yang berskala

broadband.

3. GPON (Gigabit Passive Optical Network) menggunakan TDMA (Time Division

Multiple Access) sebagai teknik multiple accsess (upstream) dan menggunakan

broadcast kearah (downstream) teknik distribusi traffic nya dilakukan secara

pasif dari sentral hingga ke arah subscriber menggunakan pasif splitter.

46
47

4.2. Saran

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, maka ada beberapa saran-

saran yang dapat diberikan berkaitan dengan rumusan masalah pada bab III diatas,

antara lain:

1. Kabel fiber optik adalah kabel serat kaca dimana sangatlah sensitive dalam hal

penginstalasinya karena bisa menyebabkan LOSS (hilangnya data) sampai tujuan.

optical budget adalah batasan ukuran yang mempengaruhi performance suatu

sinar laser yang bisa mempengaruhi data yang hilang pada (ONT/MODEM) dan

juga menyebabkan tidak berfungsinya ONT/Modem (ON AIR).


DAFTAR PUSTAKA

Basten, Marco Van . 2009. Optimalisasi Firewall pada Jaringan Skala Luas.
Palembang: Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer, Universitas
Sriwijaya

Divisi OSP Design dan Planning Network FTTH (Fiber To The Home). 2015.
Jakarta: MNC Kabel Mediacom

Divisi OSP Maintenance dan Troubleshoting Network FTTH (Fiber To The


Home).2015. Jakarta: MNC Kabel Mediacom

Hariawan, Panca. 2016. Modul Jaringan Komputer semester VI (Pertemuan I


Pengenalan Keamanan Jaringan). Jakarta: Universitas Bina Sarana
Informatika

Haryadi, Charles. 2003. Graf Dalam Topologi Jaringan Program Studi Informatika.
Bandung: Institut Teknologi Bandung

Naisuty, Wibowo dan Suhatman. 2012. Analisa Kinerja Protokol dan DTN pada
Jaringan Multi Jalur. Riau: Jurnal Teknik Informatika

Rahmatia, dan Syahriar. 2008. FTTH di Dunia Telekomunikasi. Jakarta: Teknik


Elektro, Universitas Al-Azhar Indonesia

Suselo, Thomas. 2011. Subnetting Local Area Network Berbasis Variabel Length
Subnet Mask. Yogyakarta: Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Atma Jaya

Vitrasia. 2014. Proses implementasi Test Commisioning Kabel Distibusi FTTH


(Fiber To The Home) Pada Teknologi GPON. Bandung: Staf Pengajar Jurusan
Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Mahasiswa

N.I.M : 13130040
Nama Lengkap : Rizky Mansyah
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 05 Mei 1982
Alamat : Jln. Cipinang Baru IV Rt002/Rw02 N0.35
Jakarta Timur (13240)
No. Handphone : +6281283840317

B. Riwayat Pendidikan Formal & Non- Formal

Sekolah Dasar : SD Negeri Cileungsi VIII Lulus Tahun 1993


SMP : SMP Kartini III Jakarta Lulus Tahun 1996
SMK : SMK Karya Guna Jakarta Lulus Tahun 1999

C. Riwayat Pengalaman Berorganisasi / Pekerjaan

1. Sertifikat Pengalaman Kerja Lapangan Pabrik Mesin Jatinegara


2. Surat Keterangan Kerja (PT. Yamaha Music Mfg. Indonesia, 27 Maret 2001 s/d 27
Januari 2003)
3. Surat Keterangan Kerja Team Implementasi Telekomunikasi (PT CAD Solusindo,
08 Febuari 2008 s/d 20 Oktober 2008
4. Surat Keterangan Kerja Team Leader (PT Metro Telworks, 22 April 2013 –19
Augustus 2013)

Jakarta, 19 Juli 2016

Rizky Mansyah

Anda mungkin juga menyukai