Anda di halaman 1dari 37

INSTALASI PERANGKAT JARINGAN INTERNET FIBER

OPTIK PADA CLIENT INDES

Kerja Praktek
Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat
Meperoleh gelar Sarjana Strata-1 Teknik Informatika

Diajukan Oleh :
Dicky Ari Sukma Pratama
18103041070

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2022

I
HALAMAN PENGESAHAN

“INSTALASI PERANGKAT JARINGAN FIBER OPTIK PADA CLIENT


INDES” Telah diperiksa dan disetujui untuk di pertahankan dihadapan Dewan
Penguji Kerja Praktek Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik
Universitas Wahid Hasyim Semarang.

Hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing,

Arief Hidayat, S.Kom., M.Kom

NIDN. 0612017701

II
HALAMAN PENGESAHAN SEMINAR

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji


Kerja Praktek Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas
Wahid Hasyim Semarang Pada :
Hari :
Tanggal :

Dosen Pembimbing, Dosen Penguji,

Arief Hidayat, S.Kom., M.Kom Mustagfirin, S.Sn., M.Kom


NIDN. 0612017701 NIDN. 0604128701

Mengtahui,
Ketua Program Studi
Teknik Informatika

Fandy Indra Pratama,S.kom., M.kom.


NIP. 05.18.1.0495

III
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Dicky Ari Sukma Pratama
NIM : 18103041070
Program Studi : Teknik Informatika
Menyatakan bahwa laporan Kerja Praktek ini tidak merupakan jiplakan dan juga
bukan dari karya orang lain.

Semarang,
Yang menyatakan,

Dicky Ari Sukma Pratama


18103041070

IV
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah selalu kepada Allah SWT yang memberikan rahmat


dan karunianya sampai saat ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kerja Praktek yang berjudul “ANALISIS INSTALASI PERANGKAT
JARINGAN INTERNET FIBER OPTIK PADA CLIENT INDES” sesuai
dengan waktu yang diharapkan. Kemudian sholawat serta salam kita haturkan
kepada baginda Nabi agung, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, dan para
sahabat beliau, semoga kita mendapatkan syafa’atnya dan diakui beliau sebagai
umat-Nya yang taat di yaummul akhir. Amin.
Pelaksanaan Kerja Praktek ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Strata 1 Program Studi Informatika Fakutas Teknik Universitas
Wahid Hasyim Semarang. Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam penyusunan
Laoran Kerja Praktek ini, terutama kepada :
1. Bapak Dr. Sri Mulyo Bondan Respati, ST.,MT selaku Dekan fakultas
Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang.
2. Bapak Arief Hidayat, S.Kom., M.Kom selaku pembimbing Kerja Praktek
3. Bapak Fandy Indra Pratama,S.kom., M.kom. Selaku ketua program studi
Teknik informatika dalam penyusunan laporan kerja praktek.
4. Bapak Muatagfirin, S.Sn., M.Kom selaku penguji laporan kerja praktek
5. Orang tua penulis yang selalu mendoakan dan selalu support penulis
sehingga penulis bisa menyelesaikan Kerja Praktek sampai selesai.
6. Teman-teman di Program Studi Teknik Informatika yang telah
memberikan sumbangan ide, pemikiran dan pengetahuan sehingga
membantu penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya yang
telah membantu dalam penyusunan laporan kerja praktek.

V
Penulis menyadari bahwa banyak kesalahan dalam penulisan laporan Kerja
Praktek ini. Oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran yang bersifat
membangun kearah perbaikan dan penyempurnaan dalam laporan Kerja Praktek
ini, dan berharap Laporan Kerja Praktek dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak sesuai yang diharapkan.

Semarang,
Yang menyatakan,

Dicky Ari Sukma Pratama


18103041070

VI
INTISARI

Perkembangan jaringan computer sangat erat dengan internet dan telah menjadi suatu
kebutuhan utama bagi masyarakat, dan di perusahaan Internet Demak Station (INDES)
dalam penyetingan pemasangan wifi mungkin agak lambat , maka dari itu penulis
dalam jangka waktu 2 bulan melakukan kerja praktek di INDES penulis menemukan
problem supaya di Internet Demak Station (INDES) supaya kecepatan jaringan lebih
bagus dan lebih cepat kekuatan jaringannya supara pelanggan bisa lebih menikmati
kecepatan jaringan tersebut dan membantu para pekerja-pekerja dengan kelancaran
internet yang tersedia.
Kata Kunci : Jaringan Komputer, Instalasi, ISP, Fiber Optik

VII
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi dan komunikasi yang pada awalnya sangat


terbatas dalam menunjang kebutuhan sehari-hari, saat ini telah menjadi
bagian yang tak terpisahkan atau telah menjadi kebutuhan hidup.
Pemenuhan kebutuhan informasi yang pada awalnya terbatas dapat
diperoleh dari media informasi cetak baik majalah atau koran seiring
berkembangnya waktu dapat diperoleh melalui media informasi elektronik
baik radio maupun televisi.

Terciptanya internet telah membawa perubahan yang sangat berarti


dalam berbagai aspek kehidupan manusia dengan adanya internet
seseorang mampu memperoleh banyak informasi serta ilmu pengetahuan
untuk kebutuhan hidup perkembangan internet untuk saat ini berkembang
dengan sangat pesat bagaimana tidak, karena setiap orang menggunakan
internet setiap harinya. Jika sebelumnya internet hanya bisa dinikmati oleh
beberapa orang tertentu saja dan fungsinya terbatas, tetapi pada saat ini
seluruh orang dapat menggunakannya meskipun ada beberapa penduduk
yang belum dapat mengakses internet.

Berbagai pengalaman muncul dari mereka yang sudah


berlangganan pada Internet Demak statio (INDES) setiap orang tentu
memiliki pengalaman yang berbeda ada yang senang ada juga yang susah
selama berlangganan pada Internet Demak Station (INDES) sampai
mereka berhenti berlangganan.

Kelebihan pada INDES sebenarnya sudah jelas apabila


dibandingkan dengan provider ( operator lain ) lain yaitu jangkauan yang
luas, masalah kualitas internet dan harga paket biasa dikatakan sebanding

VIII
dengan provider lainnya,tetapi dengan kelebihan pertama itu membuat
INDES digunakan oleh banyak orang.

Berdasarkan fenomena dan masalah diatas maka penulis tertarik


untuk melakukan dengan judul “ANALISIS INSTALASI PERANGKAT
JARINGAN FIBER OPTIK PADA CLIENT INDES”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan


beberapa hal dengan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengurangi kesenjangan koneksi digital pada kota/kab
Demak
2. Bagaiman melakukan instalasi yang tepat dan benar sesuai prosedur?

1.3 Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan yang akan dicapai pada analisis ini, yaitu :


1. Memberikan solusi fasilitas koneksi internet ke daerah-daerah untuk
meningkatkan fasilitas yang dapat menunjang pendidikan dan wirausaha.
2. Meningkatkan kinerja perusahaan
3. Menambah wawasan tentang jaringan
4. Memahami instalasi perangkat jaringan fiber optik pada INDES

1.4 Batasan Masalah

Pembahasan permasalahan diharapkan tidak menyimpang dari pokok


permasalahan, sehingga dalam penyelesaian masalah ini akan dibatasi pada
beberapa hal berikut ini :
1. Mengetahui penyettingan wifi

2. Mengetahui kegunaan alat-alat yang digunakan

3. Mengetahui permasalahan perusahaan yang ada di INDES

IX
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Instalasi merupakan hal yang paling awal dilakukan sebelum


membangun server. Instalasi ini bisa mencakup dua hal, instalasi
perangkat keras dan perangkat lunak. Sebagai server yang akan melayani
komunikasi antar jaringan, maka sebuah server minimal harus memiliki 2
kartu jaringan. Satu untuk jaringan internal dan lainnya untuk jaringan
eksternal. Instalasi sistem operasi server hampir sama dengan instalasi
sistem operasi biasa. Yaitu dengan cara menentukan lokasi instalasi,
memilih alokasi partisi, menentukan informasi akun utama (root), dan
menentukan informasi tentang server.

Berawal dari eksperimen Linus Trovalds dengan Komputer Minix


miliknya, terciptalah sistem operasi Linux. Sejak saat itu, Dia terus
mengembangkan dan memperbaiki sistem operasi temuannya tersebut.
Berkat kerja kerasnya, terciptalah Linux 1.0 yang keseluruhanya berbasis
TEKS. Karena Linux bersifat Open Source, dan dengan cepatnya Sistem
Informasi & Komunikasi saat ini, Linux telah berkembang begitu pesat.
Sampai saat ini, sudah tak terhitung lagi, berapa banyak distro-distro yang
sudah dikembangkan. Dari Linux yang berbasis TEKS, berkembang
menjadi Linux yang berbasis GRAFIK. Bahkan tampilannya pun telah
dapat menyaingi Sistem Operasi berbayar sekali pun. (Roihan & Ahm, 2015)

X
Debian adalah sistem operasi open source dan bebas di bawah
lisensi GNU (GNU's Not Unix), sistem operasi berbasis Unix dapat
digunakan sebagai sistem operasi desktop maupun server. Debian
dikembangkan oleh para programmer relawan dari seluruh seluruh dunia
atas dasar pengembangan terbuka (open source) untuk dilakukan berbagai
penambahan fungsi dan fitur baru pada setiap rilis versi terbarunya.
Pengembangan Debian juga didukung oleh sumbangan melalui SPI
(Software in the Public Interest), yaitu sebuah organisasi non profit untuk
proyek- proyek open source. (Roihan & Ahm, 2015)

Arsitektur server sederhana, yang mana server terdiri dari 2


komponen utama, yaitu software dan hardware. Software terdiri dari
sistem operasi, sistem operasi bisa menampung aplikasi-aplikasi web
server, DNS server, DHCP server, dll. Hardware menampung perangkat-
perangkat keras di mesin server. Fitur-fitur yang biasa di dukung oleh
sistem operasi server, yang bisa di pasang di dalamnya adalah seperti
aplikasi untuk berbagi file dan printer, layanan database, web, perpesanan,
atau terminal.

2.2 Definisi Jaringan

Jaringan personal komputer merupakan sebuah deretan personal


computer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu
kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa
kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan personal komputer bisa
saling bertukar dokumen dan data, mencetak dalam printer yang sama dan
memakai hardware atau software yang terhubung menggunakan jaringan.
Setiap personal komputer , printer atau peripheral yang terhubung
menggunakan jaringan disebut node. Sebuah jaringan personal komputer
bisa mempunyai dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node. (Nofri Yudi
Arifin, 2021).

2.2.1 Sejarah Jaringan Komputer

XI
Konsep jaringan personal komputer lahir pada tahun 1940-an di
Amerika menurut sebuah proyek pengembangan personal komputer
MODEL I pada laboratorium Bell dan group riset Harvard University yang
dipimpin Prof H. Aiken. Pada mulanya proyek tersebut hanyalah ingin
memanfaatkan sebuah perangkat personal komputer yang wajib dipakai
bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses tanpa banyak membuang
waktu kosong dibuatlah proses beruntun (Batch Processing), sebagai
akibatnya beberapa program sanggup dijalankan pada sebuah personal
komputer menggunakan kaidah antrian.

Di tahun 1950-an saat jenis personal komputer mulai mengembang


hingga terciptanya super komputer , maka sebuah personal komputer mesti
melayani beberapa terminal. Untuk itu ditemukan konsep distribusi proses
dari saat yang dikenal menggunakan nama TSS (Time Sharing System),
maka untuk pertama kali bentuk jaringan (network) personal komputer
diaplikasikan. Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke
sebuah host personal komputer seperti pada pada gambar 2.1 Dalam proses
TSS mulai nampak gugusan teknologi personal komputer dan teknologi
komunikasi yang dalam awalnya berkembang sendiri-sendiri.

Gambar 2.1 Jaringan Komputer Model TSS

(Ahmodul Hadi, 2016)

Memasuki tahun 1970-an, sesudah beban pekerjaan bertambah


banyak dan harga perangkat komputer besar mulai terasa sangat mahal,
maka mulailah digunakan konsep proses distribusi (Distributed

XII
Processing). Seperti dalam gambar 2.2 dibawah ini , pada proses ini
beberapa host personal komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar
secara paralel untuk melayani beberapa terminal yang tersambung secara
seri di setiap host personal komputer . Dalam proses distribusi harus
memerlukan perpaduan yang mendalam antara teknologi personal
komputer dan telekomunikasi, lantaran selain proses yang wajib
didistribusikan, seluruh host personal komputer harus melayani terminal-
terminalnya pada satu perintah berdasarkan personal komputer pusat.

Gambar 2.2 Jaringan Komputer Model Distributed Processing


(Ahmodul Hadi, 2016)

Selanjutnya waktu harga-harga personal komputer mini telah mulai


menurun dan konsep proses distribusi telah matang, maka penggunaan
personal komputer dan jaringannya telah mulai majemuk menurut mulai
menangani proses beserta juga komunikasi antar personal komputer (Peer
to Peer System) saja tanpa melalui personal komputer pusat. Untuk itu
mulailah berkembang teknologi jaringan lokal yang dikenal menggunakan
sebutan LAN. Demikian juga waktu internet mulai diperkenalkan, maka
sebagian besar LAN yang berdiri sendiri mulai bekerjasama dan
terbentuklah jaringan super besar WAN. (Nofri Yudi Arifin, 2021).

2.3 Jenis Jaringan Komputer

XIII
Secara generik jaringan personal komputer dibagi atas lima jenis,
yaitu :

1. Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN), adalah jaringan milik langsung pada dalam
sebuah gedung atau kampus yang ukurannya hingga beberapa kilometer. LAN tak
jarang dipakai untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan
workstation pada tempat kerja suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk
memakai beserta asal daya (contohnya printer) dan saling bertukar informasi.

2. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN), dalam dasarnya adalah versi


LAN yang ukurannya lebih besar dan umumnya memakai teknologi yang
sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang
letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan bisa dimanfaatkan untuk
keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN bisa menunjang data dan
suara, bahkan bisa bekerjasama dengan jaringan televisi kabel.

3. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN), jangkauannya meliputi wilayah


geografis yang luas, tak jarang meliputi sebuah negara bahkan benua.
WAN terdiri berdasarkan kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk
menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.

4. Internet

Sebenarnya masih ada banyak jaringan pada global ini, tak jarang
menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda.
Orang yang terhubung ke jaringan seringkali berharap untuk sanggup
berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya.
Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yang seringkali
tidak compatible dan berbeda. Biasanya untuk melakukan hal ini
dibutuhkan sebuah mesin yang disebut gateway guna melakukan

XIV
hubungan dan melaksanakan terjemahan yang dibutuhkan, baik perangkat
keras juga perangkat lunaknya. Kumpulan jaringan yang interkoneksi
inilah yang disebut internet.

5. Jaringan Tanpa Kabel

Jaringan tanpa kabel adalah suatu solusi terhadap komunikasi yang


tidak bisa dilakukan menggunakan jaringan yang memakai kabel.
Misalnya orang yang ingin menerima kabar atau melakukan komunikasi
walaupun sedang berada diatas kendaraan beroda empat atau pesawat
terbang, maka seharusnya jaringan tanpa kabel dibutuhkan karena koneksi
kabel tidaklah mungkin dibentuk pada kendaraan beroda empat atau
pesawat. Saat ini jaringan tanpa kabel telah banyak dipakai dengan
memanfaatkan jasa satelit dan mampu menaruh kecepatan akses yang
lebih cepat dibandingkan menggunakan jaringan yang memakai kabel.
(Nofri Yudi Arifin, 2021).

2.5 Definisi ISP (Internet Service Provider)

ISP (Internet Service Provider) merupakan perusahaan atau badan


bisnis yang menjual koneksi internet atau sejenisnya pada pelanggan. ISP
awalnya sangat identik menggunakan jaringan telepon, lantaran dulu ISP
menjual koneksi atau access internet melalui jaringan telepon. (Darma, Jarot
S., & Shenia A., 2009).

2.5.1 Tipe Layanan Pada ISP

Tipe layanan berdasarkan ISP umumnya dapat di kategorikan


sebagai dua bagian, yaitu :

1. Dial on demand internet

Dial on demand ini merupakan layanan internet dimana pelanggan


tidak terkoneksi secara terus menerus ke internet. Pelanggan akan
dibebani biaya menurut lamanya mereka terkoneksi ke internet.
Contoh layanan internet dial on demand adalah : layanan-layanan dial

XV
up berdasarkan ISP lain, dan pula beberapa layanan berdasarkan ISP
wireless local.

2. Dedicated internet

Pelanggan yang memakai dedicated internet akan terhubung terus


menggunakan internet 24/7. Sistem pembayaran berdasarkan layanan ini
pada umumnya dilakukan per bulan dimana pelanggan akan
membayar sesuai dengan paket yang ditawarkan, baik selama sebulan
tersebut pengguna memang benar memakai internet 24 jam penuh atau
tidak. Sistem dedicated ini umumnya mahal, dan biasanya menekan
biaya langganan, ISP menaruh beberapa metode untuk menekan
harga misalnya dengan membatasi jumlah data yang boleh di download
dan di uplod pelanggan selama 1 bulan. Jumlah batasan data ini
umumnya diklaim menggunakan quota. (Darma, Jarot S., & Shenia A.,
2009).

2.5.2 Media yang digunakan ISP

Bahwa untuk dapat melakukan koneksi ke suatu jaringan maka kita


perlusuatu media perantara. Media koneksi yang paling umum digunakan
oleh ISP memakai :

1. Wire
Kabel telepon, kabel coaxial, kabel fiber optik, kabel listrik, kabel
UTP.

2. Wireless
Tidak menggunakan banyak kabel. Kabel permanen dipakai tetapi
sebagian besar jalur koneksi memakai frekuensi. Biasanya
memakai frekuensi yang dibebaskan penggunaannya pada setiap
negara. Di Indonesia, frekuensi yang bebas dipakai merupakan

XVI
frekuensi 2,4 Ghz. Jadi, menurut pelanggan akan menggunakan radio
wireless menggunakan frekuensi 2,4 Ghz untuk berhubungan
dengan ISP mereka.

(Darma, Jarot S., & Shenia A., 2009).

2.6 Sejarah Perkembangan Fiber Optik

Pada tahun 1880 Alexander Graham Bell membangun sebuah


sistem komunikasi cahaya yang dianggap photo-phone menggunakan
cahaya matahari yang dipantulkan dari sebuah cermin bunyi termodulasi
tipis untuk membawa percakapan. Photo-phone tidak pernah mencapai
sukses komersial, walaupun sistem tadi bekerja relatif baik. Berikut
merupakan beberapa tahap sejarah perkembangan teknologi serat optik :

(Rosidi, & Fahmi, D., 2012).

2.6.1 Generasi Pertama

Generasi pertama (mulai tahun 1970) Sistem masih sederhana dan


sebagai dasar bagi sistem generasi berikutnya terdiri dari :

Encoding : Mengubah input (missal suara) sebagai frekuwensi listrik

Transmitter : Mengubah sinyal listrik menjadi gelombang cahaya termodulasi.

Serat Silika : Sebagai pengantar gelombang cahaya.

Repeater : Sebagai penguat gelombang cahaya yang melemah pada jalan.

Receiver : Mengubah gelombang cahaya termodulasi menjadi sinyal listrik.

Decoding : Mengubah sinyal listrik menjadi output (misal suara).

Repeater : Bekerja dengan merubah gelombang cahaya menjadi sinyal listrik


lalu diperkuat secara elektronika dan diubah kembali menjadi gelombang cahaya.
Pada tahun 1978 bisa mencapai kapasitas transmisi 10 Gb.km/s. (Rosidi, & Fahmi, D.,
2012).

2.6.2 Generasi Kedua

XVII
Generasi kedua (mulai tahun 1981) Untuk mengurangi pengaruh
disperse, ukuran inti serat diperkecil. Indeks bias kulit dibentuk sedekat-
dekatnya menggunakan indeks bias inti. Menggunakan diode laser,
panjang gelombang yang dipancarkan 1,3 µm. Kapasitas transmisi sebagai
100 Gb.km/s. (Rosidi, & Fahmi, D., 2012).

2.6.3 Generasi Ketiga

Generasi ketiga (mulai tahun 1982) Penyempurnaan pembuatan


serat silika. Pembuatan chip diode laser berpanjang gelombang 1,55 µm.
Kemurnian bahan silika ditingkatkan akibatnya transparansinya bisa
dibentuk dengan panjang gelombang kurang lebih 1,2 µm hingga 1,6 µm
kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s. (Rosidi, & Fahmi, D.,
2012).

2.6.4 Generasi Keempat

Generasi keempat (mulai tahun 1984) Dimulainya riset dan


pengembangan sistem koheren, modulasinya bukan modulasi intensitas
melainkan modulasi frekuensi. Pada tahun 1984 kapasitasnya telah bisa
menyamai kapasitas sistem deteksi langsung (modulasi intensitas).
Terhambat perkembangannya lantaran teknologi piranti asal dan deteksi
modulasi frekuensi masih jauh tertinggal. (Rosidi, & Fahmi, D., 2012).

2.6.5 Generasi Kelima

Generasi kelima (mulai tahun 1989) Dikembangkan suatu penguat


optik yang menggantikan fungsi repeater dalam generasi-generasi
sebelumnya. Pada awal pengembangannya kapasitas transmisi hanya
dicapai 400 Gb.km/s. namun setahun kapasitas transmisinya telah
menembus 50.000 Gb.km/s. (Rosidi, & Fahmi, D., 2012).

2.6.6 Generasi Keenam

Generasi keenam (dalam tahun 1988) Linn F. Mollenauer


mempelopori sistem komunikasi optik soliton. Soliton merupakan pulsa

XVIII
gelombang yang terdiri berdasarkan banyak komponen panjang
gelombang yang tidak sesuai hanya sedikit dan juga bervariasi dalam
intensitasnya. Panjang soliton hanya 10 – 12 dtk dan bisa dibagi menjadi
beberapa komponen yang saling berdekatan, shingga sinyal-sinyal yang
berupa soliton merupakan informasi yang terdiri menurut beberapa saluran
sekaligus (wavelength division multiplexing). Eksperimen mengambarkan
bahwa soliton minimal bisa membawa lima saluran yang masing-masing
membawa informasi dengan kecepatan 5Gb/s. Kapasitas transmisi yang
sudah diuji mencapai 35.000 Gb.km/s. Cara kerja sistem soliton ini
merupakan imbas Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya
sama akan merambat menggunakan laju yang tidak sama pada suatu bahan
apabila intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini lalu dipakai
untuk menetralisir imbas disperse, sehingga soliton tidak melebar pada
waktu sampai di receiver. Hal ini sangat menguntungkan lantaran tingkat
kesalahan yang ditimbulkannya sangat kecil bahkan bisa diabaikan. (Rosidi,
& Fahmi, D., 2012).

2.7 Pengertian Fiber Optik

Fiber optik merupakan sebuah kaca murni yang panjang dan tipis
serta berdiameter sebanyak rambut manusia. Dan pada penggunaannya
beberapa fiber optik dijadikan satu pada sebuah tempat yang dinamakan
kabel optik dan digunakan untuk mengantarkan data digital yang berupa
sinar pada jarak yang sangat jauh.

Gambar 2.7 Bagian-bagian Fiber Optik

XIX
(Rosidi, & Fahmi, D., 2012).

Pada gambar 2.7 diatas, terdapat beberapa bagian, yaitu :

1. Core merupakan kaca tipis yang merupakan bagian inti dari fiber
optik yang dimana pengiriman sinar dilakukan.

2. Cladding merupakan materi yang mengelilingi inti yang berfungsi


memantulkan sinar balik ke pada inti (core).

3. Buffer Coating merupakan plastik pelapis yang melindungi fiber


dari kerusakan.

4. Bagian Stength Member dan Outer Jacket

Lapisan ini merupakan bagian yang sangat penting karena menjadi


pelindung utama dari sebuah kabel fiber optik. Lapisan Strength member
dan Outer Jacket adalah bagian terluar dari fiber optik yang melindungi
inti kabel dari berbagai gangguan fisik secara langsung. (Rosidi, & Fahmi, D.,
2012).

2.7.1 Bentuk Fisik Fiber Optik

Sebagai media transmisi yang berfungsi untuk menyalurkan data pada


bentuk cahaya, maka serat optik wajib dibentuk dari semacam bahan kaca (atau
plastik). Diameter serat optik berkisar antara 2 µm hingga 125 µm, suatu nilai
yang sangat kecil. Dalam upaya untuk memperoleh kinerja yang baik, umumnya
serat ultra pure fused silika merupakan bahan yang sering dipakai menjadi bahan
pebuat serat optik lantaran mempunyai loss kecil.

Serat optik berbentuk silinder yang terdiri menurut 3 bagian yaitu


bagian core, cladding, dan jaket (pembungkus) lihat gambar 2.9 di atas.
Core merupakan bagian terdalam yang terdiri dari satu serat atau lebih,
serat inilah yang merupakan jalur bagi sinyal cahaya. Tiap serat dilingkupi
oleh cladding dan lalu ditutupi sang coating. Bagian terluar merupakan
jaket yang berfungsi melindungi serat optik menurut dammpak luar,

XX
misalnya kelembaban udara, pengikisan dan kerusakan. (Rosidi, & Fahmi, D.,
2012).

2.7.2 Jenis Fiber Optik

1. Single Mode Fiber

Transmisi data melalui single mode hanya memakai satu lintasan


cahaya yang merambat melalui serat. Metode semacam ini bisa
menghindarkan ketidak akuratan yang bisa terjadi pada penyaluran
data. Mempunyai inti yang kecil (berdiameter 0,00035 inch atau 9 micron)
dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang
1300-1550 nanometer).

Gambar 2.8 Single Mode Fiber


(Risma Ekawati, 2021).

2. Multi Mode Fiber

Pada jenis ini, suatu informasi (data) dibawa melalui beberapa


lintasan cahaya yang dijalankan melalui serat berdasarkan ujung ke
ujung lainnya. Metode semacam ini bisa menyebabkan ketidak akuratan

XXI
data yg dikirim pada penerima, lantaran lintasan cahaya yang satu
bisa tidak selaras ketika tempuhnya dibandingkan lintasan yang lain
sebagai akibatnya data yang dikirim menjadi berubah ketika sampai pada
penerima. Mempunyai inti yang lebih besar (berdiameter 0,0025 inch
atau 62,5micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah
(panjang gelombang 850-1300 nanometer). (Risma Ekawati, 2021).

Gambar 2.9 Multi Mode Fiber


(Risma Ekawati, 2021).

2.7.3 Peralatan Fiber optik

Dalam instalasi fiber optik pada client juga memerlukan peralatan khusus
sebagai berikut :

1. Alat ukur redaman optical

Memiliki fungsi mengukur redaman pada jalur optik yang dilalui.


Optical power meter berfungsi sebagai penerima sinyal dari sinyal yang
dikirim oleh optical light source.

XXII
Gambar 2. 10 Optical Power Meter (kiri) Optical Light Source
(Hanif, I., & Arnaldy, D., 2017)

2. Optical Time Domain Reflector (OTDR)

OTDR adalah Alat untuk mengukur jarak serta redaman pada


jalur optik. Dalam beberapa merek fungsi OTDR juga dapat berfungsi
sebagai Light Source (OLS) dan Power Meter (OPM).

Gambar 2.11 Optical Time Domain Reflector


(Hanif, I., & Arnaldy, D., 2017)

3. Alat Pengupas Kabel

Striper berfungsi sebagai pengupas tube dari core dan


membersihkan serbuk yang menempel pada core. Sedangkan cleaver
berfungsi sebagai pemotong core dengan rapih.

XXIII
4. Splicer

Berfungsi sebagai alat penyambung 2 core yang terpisah menjadi 1


dengan cara (fusion) yaitu teknik melebur.

Gambar 2.12 Fushion Splicer


(Hanif, I., & Arnaldy, D., 2017)

2.8 Pengertian ODP

Merupakan singkatan dari Optical Distribution Point yang ialah


suatu fitur pendukung layanan fiber optik yang berperan bagaikan titik
terminasi kabel drop optik ataupun tempat untuk membagi satu core optic
ke sebagian pelanggan ( halte ), Optical Distribution Point juga merupakan
tempat terminasi kabel yang mempunyai sifat- sifat tahan korosi, tahan
cuaca, kokoh serta kuat dengan konstruksi untuk dipasang diluar. (Utami, A.
R., Rahmayanti, D., & Azyati, Z., 2022).

2.8.1 Fungsi ODP

ODP berfungsi bagaikan tempat instalasi sambungan jaringan optik


single-mode paling utama untuk menghubungkan kabel fiber optik
distribusi serta kabel drop. Fitur ODP bisa berisi optical pigtail,
connectoradaptor, splitter room serta dilengkapi ruang manajemen fiber
dengan kapasitas tertentu. (Utami, A. R., Rahmayanti, D., & Azyati, Z., 2022).

XXIV
2.9 Macam-Macam Jenis ODP

1. ODP Closure

ODP Closure merupakan suatu kotak gelap yang terpasang pada


kabel jaringan telepon utama SCPT serta kabel SSW, serta untuk letak
pemasangan dapat terletak dekat dengan tiang telepon atapun terpasang
pada pertengahan kabel diantara 2 tiang telepon, sepert pada gambar 2.10
dibawah.. (Utami, A. R., Rahmayanti, D., & Azyati, Z., 2022).

Gambar 2.13 ODP Clousure


(Utami, A. R., Rahmayanti, D., & Azyati, Z., 2022).

2. ODP Pole

ODP Pole merupakan suatu kotak halte kabel fiber optik yang di
pasang pada tiang kabel telepon yang berperan bagaikan tempat buat
membagi core serat optick dari kabel utama ke pelanggan sehingga bila
rumah kamu dekat dengan kotak ODP Pole hingga hendak lebih gampang
bila mau mengajukan pemasangan jaringan biznet. (Utami, A. R., Rahmayanti,
D., & Azyati, Z., 2022).

XXV
Gambar 2.14 ODP Pole
(Utami, A. R., Rahmayanti, D., & Azyati, Z., 2022).

3. ODP Pedestal

ODP Pedestal merupakan suatu tabung yang berisi sambungan


kabel fiber optik yang di taruh di atas tanah, serta biasanya ODP Pedestal
ataupun ODP tanah di pasang di dekat komplek perumahan maupun zona
perkantoran seperti pada gambar 2.12 dibawah. (Utami, A. R., Rahmayanti, D.,
& Azyati, Z., 2022).

Gambar 2.15 ODP Pedestal


(Utami, A. R., Rahmayanti, D., & Azyati, Z., 2022).

XXVI
BAB III
ANALISIS DAN ALTERNATIF SISTEM

3.1 Sejarah Perusahaan

INDES adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang


pemasangan wifi yang berada dikota demak juga berada di salatiga.
Mendirikan tower pertama pada awal bulan juli dan mulai penyebaran
pada awal bulan agustus 2020. Berdiri sampai sekarang dan sudah
memiliki 210 pelanggan yang menggunakan jasa pemasangan wifi ini.
INDES didirikan oleh Bapak afif Yulianto Spd., Mpd yang berada di kota
demak atau lebih tepatnya di desa Sukodono, Kecamatan Bonang,
Kabupaten Demak.

3.1.1 Visi dan Misi


Sebagai Perusahaan yang telah berdiri pasti memiliki visi dan misi
yang dibuat, untuk sebagai panduan dan mencapai kinerja yang
professional. Adapaun visi dan misi Perusahaan Indes menjadi berikut::
Visi :
Menjadikan wifi INDES bukan hanya lintas desa dan menjadi
jaringan wifi lintas.
Misi :

1. Menjadikan jaringan wifi INDES lebih dikenal masyarakat luas


supaya menarik pelanggan baru lewat promosi di websaite
2. Meningkatkan jumlah pelanggan tiap tahunnya
3. Mempermudah pembayaran wifi, karena metode pembayarannya
bisa di banyak tempat seperti alfamart, indomart BNI, BRI dan
lain-lain
4. Meningkatkan pelayanan lebih cepat dalam pengaduan jika terjadi
masalah pada jaringannya.

XXVII
3.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam Perusahaan Indes bisa digambarkan


misalnya dalam gambar 3.1 dibawah ini :

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

3.1.3 Profil Tempat Kerja Praktek

INDES adalah penyedia jaringan di Indonesia, yang sudah


menyediakan jaringan fiber optik dengan jaringan terhandal dan
kemampuan terbaik pada pasar waktu ini. Adapun Profil Tempat Kerja
Praktek dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1 Profil Tempat Kerja


Alamat Tempat Kerja Desa Sukodono Kecamatan Gajah Kabupaten Demak
Praktek
Contact Center +123-88-956-000
Situs Layanan Demakpedia.com
Thelephone 0898-8926-878
Email Internetdemakstation@gmail.com
Youtube https://www.youtube.be/g9wqDfRL5cy
(Biznet, 2000).

XXVIII
3.2 Sistem yang berjalan

FTTH merupakan sepenuhnya jaringan optik dari provider ke


pemakai. Multiplex dari sinyal optik dibawa splitter dalam sebuah group
yang hampir mendekati pemakai. Terdapat splitter optik dengan rasio
yang berbeda-beda, tetapi umumnya menggunakan ratio 1:16. Artinya
sinyal multiplex dibagi ke 16 rumah yang berbeda-beda. Sejak sinyal optik
dikonversikan ke sinyal elektrik pada pemakai, Optikal Network Unit
(ONU) harus diinstalasi pada akhir jaringan. Karena ONU mahal,
disarankan bahwa sebuah ONU dibagikan ke beberapa pemakai.

3.3 Instalasi Fiber Optik

Instalasi kabel yang pertama kali dilakukan yaitu kabel fiber optic
dari letak CWDM menuju letak ODF. Tipe kabel fiber optic yang
digunakan yaitu panjang kabel yang di tarik sesuai dengan planning yaitu
640m. Panjang kabel tersebut tidak boleh kurang karena dapat
menyebabkan sinyal tidak sampai ke user. Proses instalasi kabel drop
wire.

Instalasi kabel selanjutnya yaitu kabel drop wire dari letak ODF
menuju ruang server. Tipe kabel drop wire yang digunakan yaitu drop
wire 2 core. Adapun panjang kabel yang di tarik sesuai dengan planning
yaitu 60m. Proses instalasi kabel drop wire di lakukan oleh tim tarik dan
tim INDES. Proses instalasi kabel drop wire

F. Jointing Kabel FO dengan Drop Wire Proses ini di lakukan setelah instalasi
kabel fiber optic dan drop wire selesai. Proses jointing ini di lakukan antara kabel
fiber optic dari arah CWDM kearah letak ODF dengan kabel drop wire. Jointing
dilakukan di ODF namun pigtail ODF tidak digunakan. Kabel fiber optic yang
digunakan memiliki kapasitas 6 core tetapi yang di join dengan drop wire hanya 2
core saja karena sesuai dengan kapasitas core yang di miliki oleh kabel drop wire

XXIX
tersebut. Gambar 12 menunjukkan hasil jointing pada ODF. Gambar 12 Hasil
Jointing ODF

G. Pengecekan Rata-Rata Daya Sinyal pada ODF Standardisasi dari rata-rata


daya sinyal yang dihasilkan yaitu minimal -10 ms dan maksimal sampai -25 ms.
Hasil pengukuran rata-rata daya sinyal pada ODF ditunjukkan pada Gambar 13.
Gambar 13 Hasil Pengukuran Rata-Rata Daya Sinyal pada ODF Pada display
OPM menunjukkan hasil pengukuran dari rata-rata daya sinyal sebesar - 10.46
ms. Nilai tersebut dapat dikatakan sangat baik karena melewati batas minimal
yaitu -10 dBm serta kurang dari batas maksimal yaitu -25 ms.

H. Jointing Kabel Drop Wire dengan Pigtail Proses selanjutnya yaitu jointing
kabel drop wire yang sudah berhasil ditarik sampai ke ruang server (indoor)
dengan pigtail pada perangkat OTB. Proses jointing hanya menggunakan 2 kabel

pigtail OTB dari kapasitas 6 pigtail karena menyesuaikan jumlah core pada kabel
drop wire yang digunakan. Fungsinya agar membuat jalur dari arah POP melalui
kabel fiber optic dan drop wire hingga masuk ke perangkat switch yang terletak
pada ruang server. Gambar 3.8 menunjukkan hasil Jointing kabel drop wire
dengan Pigtail OTB. Gambar 14 Hasil Jointing Kabel Drop Wire dengan Pigtail

OTB

I. Patching Core dari OTB ke Switch

Tahapan selanjutnya yaitu patching core dari OTB ke switch menggunakan patch
cord. Tujuannya yaitu agar OTB dan switch dapat saling terhubung satu sama
lain. Adapun langkah-langkah nya adalah sebagai berikut ini :

a. Menghubungkan SFP single core ke port SFP

pada perangkat switch.

b. Menghubungkan kabel patch cord ke SFP.

c. Menghubungkan perangkat switch dengan

OTB menggunakan patch cord yang telah di

XXX
hubungkan ke SFP pada perangkat switch.

Berikut hasil patching core dari OTB ke

switch. Perangkat OTB berwarna putih dan kabel

patch cord berwarna kuning. ditunjukkan pada

Gambar 15.

Gambar 15 Patching Core dari OTB ke Switch

3.4 Identifikasi Masalah

Masalah yang kadang terjadi pada saat instalasi fiber optik meliputi
sebagai berikut :
1. Pada saat penarikan kabel kualitas redaman kabel berkurang
2. Bisa menyebabkan kabel (optik) putus jika saat penarikan kabel tidak
berhati hati
3.

3.5 Alternatif Pemecahan Masalah

Dalam pembahasan alternatif pemecahan masalah dalam penarikan


kabel di harapkan lebih berhati hati-hati karena bisa mempengarui
redaman Untuk redaman yang bagus itu standar, standarnya sendiri 11-19
di karenakan kalo redaman 0-10 itu kebagusan sehingga router nya jadi
panas dan redaman 20 ke atas kecepatan internet buruk.

XXXI
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis instalasi perangkat jaringan internet


fiber optik pada client indes maka bisa diambil beberapa kesimpulan
antara lain sebagai berikut :
1. Pelanggan merasa puas di pelayanan pada INDES
2. Memudahkan pekerjaan dan berkomunikiasi dengan orang-orang lewat
internet
3. Penginstalasian pada penerapan jaringan

4.2 Saran

Adapun saran yang bisa di sampaikan sebagai berikut :

1. Diharapkan kedepannya instansi INDES menjadi penyediaan layanan


internet yang lebih bagus jaringannya dan tidak kalah saing dengan
penyediaan layanan internet lainnya
2. Dengan adanya laporan Kerja Praktek ini diharapkan dapat memberikan
suatu referensi baik dalam penelitian. Besar harapan peneliti untuk
saran dan kritik yang berhubungan dengan penelitian saya dapat di
sampaikan oleh peneliti. Diharapkan penelitian berikutnya mengenai
instalasi perangkat jaringan computer pada INDES dapat lebih
berkembang, lebih menarik dan bermanfat bagi banyak orang

XXXII
DAFTAR PUSTAKA

Roihan, & Ahm. (2015). Instalasi Dan Konfigurasi Server Dalam Satu Perangkat
Komputer Sebagai Media Pembelajaran Alternatif. ICIT Journal, 1(1), 1–
6.

Ahmaddul, H., Pd, S., & Kom, M. (2016). Administrasi Jaringan


Komputer. Penerbit Kencana, Jakarta.

Darma, Jarot S., & Shenia A. (2009). Buku Pintar Menguasai Internet (Sampul
Kertas ed.). MediaKita.

Rosidi, D. F. (2012). LKP: Instalasi Kabel Fiber Optik pada PT. Telkom Area
Gresik Divisi Infrastruktur Telekomunikasi (Doctoral dissertation,
STIKOM Surabaya).
Hanif, I., & Arnaldy, D. (2017). Analisis Penyambungan Kabel Fiber
Optik Akses dengan Kabel Fiber Optik Backbone pada Indosat Area
Jabodetabek. Multinetics, 3(2), 12
Utami, A. R., Rahmayanti, D., & Azyati, Z. (2022, Februari 23). Analisa
Performansi Jaringan Telekomunikasi Fiber to the Home (FTTH)
Menggunakan Metode Power Link Budget Pada Kluster Bhumi Nirwana
Balikpapan Utara. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 6(Jurnal
Ilmiah), 11. 10.22373/crc.v6i1.11841

XXXIII
LAMPIRAN DOKUMENTASI KERJA PRAKTEK

Lampiran 1 . Surat Penerimaan Kerja Praktek

XXXIV
Lampiran 2 Surat Selesai Kerja Praktek

XXXV
Lampiran 3 . Pemasangan WIFI

XXXVI
Lampiran 4 Dokumentasi foto Kerja Praktek

XXXVII

Anda mungkin juga menyukai