Anda di halaman 1dari 14

NASKAH DIAOLOG KOMUNIKASI DENGAN PROTOKOL “ SPIKES “

DALAM PENYAMPAIAN BREAKING BAD NEWS


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan paliatif
Dosen Mata Kuliah:
Eko Arik Susmiati,M.Kep.,Sp.Kep.J

Disusun Oleh :

Salsabilla Enggrita Putri Epriliana (202001067)

Program Studi Sarjana Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Kediri
2020/2021
C. Naskah diaolog konukasi

1. Manajemen Stres

Pada suatu hari di ruangan angrek terdapat pasien Bernama Ny. Hana berusia 19
tahun. Dokter mendiagnosa menderita penyakit leukimia kronis. Kemudian. Hana masuk RS
pada hari minggu dengan keadaan lemah, badannya terlihat kurus serta terdapat
pembengakkan kelenjar limfe di tubuhnya. Hana sudah dirawat di RS selama 3 hari dan telah
melakukan berbagai pemeriksaan. Salah satunya yaitu pemeriksaan darah lengkap. Hasil
pemeriksaan pun keluar dengan hasil yang kurang bagus, yaitu leukositnya sangat tinggi dan
hal itu yang mencurigai bahwa hana didiangnosa mengalami leukimia kronis dan akan
melakukan pemeriksaan lanjut BMP. Kemudian tenaga Kesehatan akan mneyampaikan
onformasi mengenai penyakit Hana tersebut dengan pihak Hana sendiri maupun keluarga.

Kamar anggrek (ruangan Hana)

Suster Ina : “selamat pagi Ibu, Bapak dan Ny Hana. Dengan keluarga Ny. Hana?”

Suster Ina : “perkenalkan saya perawat Ina yang merawat putri Ibu dan Bapak.
Bagaimana kabarnya ibu, bapak? Maaf menggangu waktunya sebentar.”

Suster Ina : “apakah ibu dan bapak bisa keruang perawat sekarang? Ada informasi
perkembangan yang ingin disampaikan oleh perawat.”

Suster Ina : “baik pak, bu. Terimakasih saya permisi dulu.”

Ibu dan bapak pergi keruangan nurse station untuk menemui perawat

Suster Ina : “baik pak,bu. Silahkan duduk terlebih dahulu sebentar nanti infromasinya
akan disampaikan oleh susuter Sari.”

Suster Sari : “selamat pagi Pak,Bu. Bagaimana kabarnya hari ini?”

Suster Sari : “benar dengan keluarga Ny. Hana?”

Suster sari : “Apa yang Anda ketahui tentang sakit Anda?”

Suster sari : “Bagaimana Anda menggambarkan kondisi kesehatan Anda saat ini?”

Suster sari : “Apakah Anda khawatir mengenai sakit atau kondisi Anda?”
Suster sari : “Apakah petugas medis Anda sebelumnya mengatakan apa penyakit Anda?
Atau menyarankan Anda melakukan suatu pemeriksaan?”

Suster sari : “Dengan gejala2 yang ada, menurut Anda penyakit apa yang mungkin
terjadi?”

Suster sari : “Jika kondisi ini mengarah pada suatu hal yang serius, apakah Anda ingin
mengetahui lebih lanjut?”

Suster sari : “Apakah Anda ingin saya menerangkan dengan lebih rinci mengenai kondisi
Anda? Jika tidak, apakah Anda ingin saya menyampaikannya pada seseorang?”

Suster sari : “Apakah anda ingin saya menyampaikan hasil pemeriksaan dan menjelaskan
dengan tepat apa yang saya pikir jadi masalah kesehatan?”

Suster sari : “Siapa sebaiknya yang saya ajak bicara mengenai masalah ini?”

Suster Sari : “begini pak,bu. Saya ingin menyampaikan beberapa hal mengenai penyakit
yang diderita anak ibu dan bapak. Dari hasil pemeriksaan lab yang sudah dilakukan,
menunjukan hasil bahwa leukosit atau sel darah putih putri bapak abnormal atau jumlahnya
terlalu banyak dan trombosit serta HB nya rendah. Kami mencurigai anak Bapak mengalami
penyakit leukimia, namun untuk hasil pastinya akan kami lakukan BMP.”

Suster Sari : “BMP itu adalah pemeriksaan dengan pengambilan sampel cairan pada
tulang belakan. Mengenai penyakit leukimia kemungkinan sembuh ada. Kita lihat
perkembangan anak bapak dan ibu dengan melakukan terapi, yaitu kemoterapi dan transfusi
darah. Bagaimana Pak,Bu? Setuju atau tidak jika Ny. Hana dilakukan pemeriksaan tersebut?”

Suster Sari : “baik kami akan melakukan pemeriksaan tersebut. Untuk tanda
persetujuannya mohon untuk diisi dan ditanda tangani sebagai bukti bahwa bapak dan ibu
telah menyetujuinya. Silahkan (sambil memberikan lembar persetujuan ).”

Pada besok harinya perawat melakukan pemeriksaan BMP dan hasilnya Ny. Hana positif
menderita leukimia kronis stadium awal. Lalu perawat memeberitahukan hasil pemeriksaan
kepada Hana dan keluarga.
Kamar anggrek ( ruangan Hana )

Suster Ina : “selamat pagi Ny. Hana? Bagaimana kabarnya hari ini? Menanyakan
identitas paisen dan dengan mengecek identitas melalui gelang identitas pasien.

Suster Ina : “bagus kalau begitu. Baik disini saya ingin menginformasikan sesuatu
tentang hasil pemeriksaan BMP kemarin. Kalau boleh tau ibu sama bapaknya mana ya?”

Suster Ina : “(dengan tersenyum) baik sebelum saya sampaikan hasilnya Ny. Hana harus
siap ya menerima hasil yang saya sampaikan?”

Suster Ina : “nanti tidak lama ya Ny. Hana mungkin hanya 10 menit. Ny. Hana boleh
duduk maupun berbaring atau senderan seperti ini, senyamanya Ny. Hana saja.”

Suster Ina : “Saya merasa tidak enak menyampaikannya, bahwa berdasarkan hasil
pemeriksaan Ny. Hana kemarin menyatakan bahwa Ny. Hana positif menderita leukimia
kronis.”

Setelah mendengar berita tersebut Ny. Hana terlihat sangat syok dan menagis. Tidak lama
dari itu pintu kamar diketuk darinluar dan masuklah orang tua Ny. Hana. Melihat anaknya
menangis ibu hana langsung memeluknya dan menenangkannya,

Setelah penyampaian infromasi tersebut hana langsung menangis sesenggukan dan histeris.
Disampingnya ada ibunya yang selalu menenangkan dan memeluknya dengan sayang.
Karena suasana yang tidak kondusif akhirnya perawat Ina pamit undur diri dan akan
Kembali saat hana sedikit tenang. Dilain sisi perawat juga memangil bapak hana untuk
keruang perawat dengan kepentingan penjelasan hasil pemeriksaan BMP.

Besok harinya suster Ina berkunjung ke ruang rawat Hana

Suster Ina : “selamat pagi Hana. Apa kabarnya? Bagaimana keaadaanya hari ini?”
Menanyakan identitas paisen dan dengan mengecek identitas melalui gelang identitas pasien.

Suster Ina : “baik ibu akan saya bantu. Halo hana mungkin ada yang ingin kamu
tanyakan tentang sakit kamu ini?”

Suster Ina : “leukemia adalah penyakit akibat kekurangan sel darah merah. Hal ini
disebkan oleh jumlah sel darah putih yang abnormal. Jenis kanker darah ini terjadi akibat
kelainan sum sum tulang belakang. Dimana sum sum tulang belakang berfungsi
memproduksi sel darah merah salah satunya limfosit. Para penderiat leukimia tipe ini sum
sum tulang belakangnya mengalami gangguan. Tanda gejalanya seperti kelelahan yang
berlebihan, berat badan turun dan sesak napas. Gejala gejala tersebut sama seperti yang Ny.
Hana alami.

Suter Ina : “bisa asalkan Ny. Hana mau menjalani beberapa jenis pengobatan. Seperti
melakukan kemoterapi. Hana Tau tidak apa itu kemoterapi?”

Suster ina : “apa yang hana takutkan?”

Suster Ina : “jangan takut ya Ny. Hana. Walaupun itu semua benar saya percaya Ny.
Hana bisa melakukannya. Banyak orang diluaran sana ataupun dirumah sakit ini yang bisa
sembuh dan berjuang melakukan kemoterapi tak terkecuali juga Ny. Hana. Harus tetap
semangat ya Ny. Hana. Banyak orang yang mendukung dan menanti hana sembuh, ada ayah,
ibu,suster, dokter, teman hana, dan keluarga hana lainnya. Semangat Ny. Hana, kamu bisa.”

selama interaksi tersebut ayah dan ibu hana hanya melihat dan sesekali terlihat bangga atas
perjuangan anaknya.

Suster Ina : “baiklah kalau begitu minggu depan jadwal kemoterapi pertama ya Ny.
Hana? Apakah hana sudah siap?”

Suster Ina : “mungkin ada yang ditanyakan lagi baik dari Ny. Hana maupun ibu dan
bapak?”

Suster Ina : “baiklah, kalua begitu sampai jumpa minggu depan ya Ny. Hana. Nanti
untuk informasi lebih lanjut saya akan beritahukan. Terimkasih dan sampai jumpa hana
semangat. Permisi ibu bapak.
2. Manajemen Nyeri

Pada suatau hari terdapat pasien orang dewasa Bernama Tika di RS Aminah. Ibu Tika sudah
dirawat RS kurang lebih satu minggu. Ibu tika memiliki Riwayat penyakit kanker payudara.
Ibu tika masuk RS dengan keadaan luka lesi kanker di payudarah sebelah kiri. Badanya
tampak pucat dan lemas serta badannya terlihat kurus. Sebelumnya ibu tika pernah dirawat di
RS lain dengan keluhan yang sama, di diagnose kanker payudara stadium 2. Namun setelah
berapa bulan setelah pulang dari RS sebelumnya ibu Tika mengeluh luka lesinya melebar dan
keadaannya semakin buruk dan akhirnya ibu tika dibawa ke RS oleh anaknya, dan diadgonsis
medis kanker payudara stadium 3.

Ruang ibu Tika

Suster Ita : “selamat pagi Ibu, apa kabar? Bagaimana keadaannya hari ini?”

Suster Ita : “perkenalkan saya suster Ita yang akan merawat ibu hari ini sampai nanti
sore Bu. Benar dengan ibu Tika?” sambil mencocokan dengan gelang identitas pasien.

Suster Ita : “bagaimana keadaanya Bu?”

Suster Ita : “iya bu pasti saya akan membantu ibu semaksimal mungkin.”

Suster Ita : “bu, saya di sini akan melakukan beberapa pemeriksaan kepada ibu. Nanti
tidak lama ya bu mungkin sekkitar 10 menit. Ibu boleh dengan posisi berbaring maupun
duduk senyamannya ibu saja. Bagaiman bu apakah ibu bersedia?”

Perawat melakukan pemeriksaan serta dialkukannya pengambilan darah guna untuk


pemeriksaan darah lengkap.

Suster Ita : “ibu karena pemeriksaan yang saya lakukan sudah selesai terimakasih atas
kerja samanya.

Suster Ita : “ibu saya tadi dititipkan pesan oleh dokter untuk disampaikan kepada ibu.
Bahwasannya besok ibu akan dilakukan pemeriksaan mammografi. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk melihat perkembangan sel kanker ibu. Bagaimana bu apakah ibu setuju untuk
dilakukan mammografi?”

Suster Ita : “tidak bu, ini hanya seperti penyinaran saja. Jadi ibu tidak perlu takut.
Mungkin ada yang ingin ditanyakan lagi Bu?”
Suster Ita : “baiklah ibu, nanti jika ada informasi terbaru saya informasikan kepada ibu.
Kalau begitu terimakasih atas waktunya, selamat beristirahat sampai ketemu besok ya Bu.”

Pada besok harinya ibu Tika melakukan pemeriksaan mammografi. Pada sore harinya
hasilnya telah keluar. Pada hasil pemeriksaan dapat dikatakan bahwa kanker ibu tika sudah
menjalar ke organ-organ lainnya serta kanker ibu tika sudah naik dari stadium 2 ke stadium
3. Perawat akan menyampaikan hasil pemeriksaan ke pada ibu tika diruangannya.

Suster Ita : “selamat sore ibu Tika. Bagaimana keadaannya lebih enakan atau
bagaimana?”

Suster Ita : “baiklah ibu, tetap diminum ya obatnya. Nanti kalau ada apa-apa ibu bisa
pangil perawat siapa saja.”

Suster Ita : “ibu tika, saya kesini ingin menyampaikan hasil pemeriksaan Mammografi
tadi. Apakah ibu bersedia mendengarkan hasil yang saya sampaikan.”

Suster Ita : “mohon maaf Ibu, saya ingin bertanya. Apa yang ibu ketahui tentang
penyakit anda ini ?”

Suuster Ita : “ibu saya ingin bertanya, untuk penyampaian informasi ini perlu saya
sampaikan ke pada keluarga ibu atau langsung ke ibu sendiri?”

Suster Ita : “ Saya merasa tidak enak menyampaikannya, bahwa berdasarkan hasil
pemeriksaan ibu, hasil pemeriksaan kemarin menunjukan bahwa kanker payudarah ibu sudah
mencapai stadium 3. Nyeri yang ibu rasakan itu akibat dari kanker ibu yang sudah meneybar
ke organ-organ sekitar. Serta sel kanker yang ada pada ibu juga membesar seiring berjalannya
waktu.

Suster Ita : “banyak sekali orang-orang yang menderita sakit seperti ibu bahkan lebih
sakit dengan apa yang ibu rasakan. Walaupun dapat kita ketahui bahwa penyakit seperti ini
memiliki harapan yang mungkin dibilang buruk, namun jangan patah semangat dulu karena
juga banyak dari mereka yang bisa sembuh dan sehat Kembali seperti tak terkecuali itu juga
ibu.”

Suster Ita : “ibu, saya bisa merasakan bahwa ini adalah situasi yang sulit namun ibu
harus tetap semangat. Saya selaku perawat yang merawat ibu serta dokter akan membantu ibu
semkasimal mungkin.”

Suster Ita : “apa yang ibu takutkan?”


Suster Ita : “ibu saya paham apa yang ibu takutkan namun jika kita tidak melakukan
Tindakan pembedahan maka ibu akan terus merasakan sakit seperti ini. Dengan begitu ibu
akan sembuh, bisa berkumpul dengan keluarganya lagi. Ibu maukan untuk bisa sembuh?”

Suster Ita : “baik ibu nanti akan saya sampaikan kepada dokter penangungjawab agar
bisa dijadwalkan untuk ibu lakukan pembedahan. Mungkin ada yang ingin ditanyakan lagi?”

Suster Ita : “baiklah kalau begitu saya pamit undur diri ya bu. Selamat beristirahat.
Terimakasih.”

3. Penyampaian prognosis

Perawat 1 : “selamat pagi Ibu Nita dan Pak Ali, perkenalakan saya perawat putri. Saya
perawat yang akan berjaga pada shift pagi ini. Bagaimana kabarnya hari ini.

Perawat 1 : “kalau boleh tau dengan ibu siapa? Sambil mencocokkan identitas pasien
pada gelang identitas pasien.

Perawat 1 : “apakah ibu sudah siap melakukan pemeriksaan sitologi pap smear hari ini?”

Perawat 1 : “iya bu sekarang. Kalau sudah siap mari saya antarkan keruangan.”

Perawat dan klien beserta suami menuju ke ruang pemeriksaan

Perawat 1 : “selamat pagi, disini saya perawat putri mengantarkan ibu Nita untuk
melakukan peemriksaan Pap Smear.”

Perawat 2 : “ya baik.”

Setelah selesai melakukan proses pemeriksaan

Perawat 2 : “baik ibu, ini pemriksaannya sudah selesai untuk hasilnya 1 minggu lagi ya
baru keluar. Silahkan ditunggu hasilnya ya Pak Bu nanti akan saya sampaikan ke dokter
penanggungjawab Ibu Nita.”

Perawat 1 : “mari saya antarkan Kembali keruangan.”


Perawat dan klien serta suami Kembali keruang rawat.

Setelah menjalani pemeriksaan pap smear klien diminta untuk melakukan rawat inap oleh
dokter sambil menunggu hasinya keluar. Karena sudah satu minggu dokter meminta perawat
2 untuk meberitahukan hasilnya kepada klien.

Perawat 2 menuju ruang kamar Ibu Nita dengan membawa hasil Pap Smear.

Perawat 2 : “selamat siang ibu, bagaimana kabarnya hari ini?”

Perawat 2 : “sebelumnya perkenalkan saya perawat tina yang berjaga pada shift siang ini.
Kalua boleh tau apa benar dengan ibu nita. Mohon maaf saya lihat gelangnya sebentar.”
(melihat gelang identitas pasien)

Perawat 2 : ibu boleh berbaring atau duduk senyaman ibu saja.”

Perawat 2 : “Bu, begini saya di sini ingin menyampaikan informasi terkait dengan hasil
Pap Smear 1 minggu yang lalu. Sebelum itu saya ingin bertanya, apa yang ibu ketahui dari
kondisi ibu sekarang?”

Perawat 2 : “sebelumnya saya ingin bertanya , Apa yang Anda ketahui tentang sakit
Anda?”

Perawat 2 : “Jika kondisi ini mengarah pada suatu hal yang serius, apakah Anda ingin
mengetahui lebih lanjut?”

Perawat 2 : “Siapa sebaiknya yang saya ajak bicara mengenai masalah ini?”

Perawat 2 : “baik saya akan sampaikan namun ibu harus tenang.”

Perawat 2 : “Saya merasa tidak enak menyampaikannya, bahwa berdasarkan hasil


pemeriksaan jadi berdasarkan hasil Pap Smear kemarin dan ahsil biopsy kemarin, dokter
mendiagnosa bahwa ibu menderita kanker leher Rahim atau kanker serviks stadium III B.
penyakit ini tergolong penyakit yang ganas atau berbahaya, banyak dari sebgaian orang yang
juga meninggal akibat kanker serviks.”(sambil memegang tangan klien)

Seketika klien menangis histeris dan suaminya merangkulnya. Perawatpun diam sejenak
mmeberi klien jeda untuk meluapkan perasaannya.

Perawat 2 : “luapkan saja perasaan ibu dan bapakntentang apa yang baru saja saya
sampaikan. Coba minum dulu bu, ini.” (memberikan Air)
Perawat : “saya dapat merasakan bahwa ini merupakan situasi yang sulit bagi Bapak
dan Ibu. Tapi ini adalah kenyataan yang bapak dan ibu terima, supaya kitab isa merencanakan
Tindakan selanjutnya.

Perawat 2 : “sebenarnya ada terapi untuk kanker namun saat ini terapi seperti radiasi atau
kemoterapi tidak menyembuhkan kanker ibu secara sempurna. Namun masih ada tatalaksana
yang bisa kami lakukan untuk meningkatkan kualitas hidup istri bapak.

Perawat : “saya paham dengan perasaan ibu, namun ibu tidak boleh sedih. Ibu harus
tetap semangat. Banyak orang yang mnedukung ibu dan menanti ibu untuk sembuh lagi.

Perawat 2 : “lebih dari banyaknya orang yang bisa sembuh diluaran sana dengan
penyakit yang sama pada ibu. Namun hal itu juga berbanding terbalik jika juga banyaknya
orang yang gagal melawan penyakitnya dan akhirnya tidur untuk selamanya. Namun ibu
tidak perlu kawatir karena saya dan tim dokter lainnya berusaha untuk meningkatkan kualitas
hidup ibu. Ibu harus tetap semangat. Nanti kedepannya ada beberapa pemeriksaan yang harus
ibu lakukan. Apakah ibu menyetujinya?”

Perawat 2 : “pasti Bu. Mungkin ada pertanyaan lagi?”

Perawat 2 : baiklah kalau begitu saya pamit terlebih dahulu ya Bu, Pak. Terimakasih
selamat siang.”

4. Komunikasi persipan perpisahan (meninggal)

Di sebuah RS ada pasien laki-laki Bernama Hadi berusia 45 tahun yang menderita kanker
testis stadium 4, dan telah difonis oleh dokter bahwa hidupnya tidak akan lama lagi.

Dokter : “suster tolong pangilkan keluarga dari bapak Hadi untuk keruangan saya
sekarang.”

Perawat memanggil keluarga serta juga mengantarkan keluarga ke ruangan dokter.

Perawat : “silahkan masuk ibu.

Perawat : “sama-sama bu. Tunggu sebentar ya dokternya.”

Dokter akhirnya datang


Dokter : “selamat siang ibu. Benar dengan keluaraganya bapak Hadi?

Dokter : “mungkin apa yang ibu ketahui dengan kondisi Bapak?”

Dokter : “apa yang membuat ibu takut?”

Dokter : “baiklah ibu. Begini ibu saya memangil ibu kesini ada hal penting yang saya
ingin sampaikan kepada ibu. Saya ingin bertannya untuk penyampaian berita ini saya
langsung katakan ke ibu atau keluarga juga perlu saya beritahukan?”

Dokter : “ sebelumnya saya ingin bertanya, Apakah Anda khawatir mengenai sakit
atau kondisi suami ibu?”

Dokter : “Dengan gejala2 yang ada, menurut Anda penyakit apa yang mungkin terjadi
kepada suami ibu?”

Dokter : “Apakah Anda ingin saya menerangkan dengan lebih rinci mengenai kondisi
suami anda? Jika tidak, apakah Anda ingin saya menyampaikannya pada seseorang?”

Dokter : “begini ibu, kondisi bapak ini sudah mulai melemah karena penyakit yang
dideritanya. Jadi ibu harus melapangkan dada jika apa yang terjadi nanti, karena obat yang
sudah kami berikan sudah tidak bisa menolong lagi, kita tingal menunggu mukzijat dari yang
maha kuasa saja.”

Setelah medengar kabar tersebut istri pasien langsung menangis histeris dan belum siap
menerima jika suaminya sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Akhirnya pun istri pasien
Kembali keruang rawat pasien.

Setelah mendengar apa yang suaminya katakana ibu hadi tambah menangis dan sedih
apakah yang dipikirkan akan segera terjadi.

Pada sore harinya perawat datang ke ruangan pasien untuk mngecek kondisi pasien.

Perawat : “sore bapak. Bagaimana keadaannya?”

Perawat : “baik bapak saya disini mau periksa keadaan bapak ya. Nanti mungkin
sekitar 10 menit. Apakah bapak bersedi?”

Setelah perawat melakukan pemeriksaan, terlihat hasil kondisi pasien sangat buruk. Napas
pasien sudah terputus-putus dan pasien hanya menutup mata sejak tadi.
Perawat : “bapak jika bapak tidak bisa menahannya lagi mungkin bapak bisa
sampaiakan beberapa kata kepada ibu. Ibu yang setiap hari menunggu bapak di sini. Berikan
salam perpisahan yang dapat dikenang oleh ibu maupun bapak, silahkan.”

Istri pasien mendekati ranjang pasien. Istri pasien mengatakan sesuatu ditelingga pasien dan
pasien menyahutinya dengan gumaman yang tidak jelas.

Perawat : “ibu, bapak ingin tidur Panjang bapak ingin pamit kepada ibu minta tolong
izinkan bapak tidur ya?”

Ibu hanya menangis disamping kasur bapak. Monitor EKG sudah menunjukan penurunan,
detak jantung pasien juga napas pasien sudah tidak beraturan. Dan akhirnya 2 menit
kemudian pasien telah pergi tidur selama-lamanya. Istrinya membimbing pasien untuk
membaca syahadat sebelum mneinggal. Dokterpun datang saat perawat melaporkan monitor
kesadaran pasien mengalami penurunan.

Dokter : “telah meninggal dunia bapak Hadi, pada tanggal 20 maret 2023 jam
16.00WIB.”

Perawat : “Saya dapat merasakan bahwa ini merupakan situasi yang sulit.”

Istri pasien menangis histeris disamping tubuh pasien. Perawat melakukan perawatan
jenazah.

5. Manajemen nyeri non farmakologis

Perawat : “selamat pagi ibu. Apa kabar?”

Perawat : “sebelumnya perkenalkan saya perawat putri yang akan merawat ibu selama
di RS ini. Kalua boleh tau dengan ibu siapa.” (pasien menjawab serta perawat sambil
mengecek gelang identitas pasien)

Perawat : “baik bu, disini saya akan melakukan Tindakan pemeriksaan kepada ibu.
Apakah ibu setuju?”

Perawat : “nanti tidak lama bu hanya 10 menit. Ibu boleh duduk atau berbaring atau
senderan seperti tadi, posisikan posisi ibu senyaman mungkin agar ibu nyaman saat saya
lakukan pemeriksaa.
Perawat melakukan Tindakan pemeriksaan. Karena pasien ini menderita kanker tulang maka
salah satu pengkajian yang dilakukan perawat adalah pengukuran skala nyeri. Hasil dari skala
nyeri pasien masih berat dan pasien juga mengeluh sakit pada bagian tubuhnya serta hasil
pemeriksaan lainnya masih belum bagus.Dengan begitu perawat menjadwalkan pasien untuk
dialakukan kemeterapi lanjutan.

Perawat : “baik ibu karena pemeriksaannya sudah selesai. Dan untuk hasilnya masih
dibilang belum cukup bagus maka besok atau lusa ibu akan saya jadwalkan melakukan
kemoterapi. Apakah ibu bersedia?”

Perawat : “selain itu nanti ada jadwal pemeriksan biopsy ya ibu untuk mengetahui
sejauh mana penyakit Ibu.”

Pasienpun langsung meyetujuinya dan besok sudah bisa dilakukan kemoterapi. Setelah
melakukan kemoterapi pasien mengeluh nyeri dan sakit ditubuhnya. Karena pasien mengeluh
untuk tidak menggunakan obat dalam penyembuhan nyeri setelah kemoterapi maka perawat
meberikan saran untuk dilakukan terapi komplementer dengan akupuntur. Pasien pun
menyetujuinya. Perawat juga memberikan kabar tentang hasil pemeriksaan lanjutan
menegenahi penyakit yang diderita pasien.

Besok harinya.

Perawat : “selamat siang ibu,apa kabar? Bagaimana keadaanya setelah dilakukan


kemoterapi?”

Perawat : “sebelumnya saya ingin bertanya apa yang ibu ketahui tentang kondi ibu saat
ini?”

Perawat : “apakah perlu saya beritahukan informasi mengenai kondisi ibu kepada
orang lain seperti keluarga ibu?

Perawat : “Ibu, bila nanti situasi atau kondisi hasil test menunjukkan sesuatu yang
serius, apakah saya bisa memberitahukan pada anda mengenai masalah tersebut?”

Perawat : “baiklah ibu jika ibu sudah berkenan maka saya kan beritahukan hasilnya.”

perawat : “ibu hasil pemeriksaan kemarin sudah keluar, dan hasilnya tidak seeprti yang
kita harapkan. Hasilnya menunjukan penyakit ibu sudah menyebar ke organ lainnya.”

Pasien pun seketika merasa sedih dan menangis.


Perawat : “Saya tahu bahwa hasil ini adalah hasil yang tidak kita harapkan. Namun ibu
harus tetap semangat.”

Perawat : “ibu nyeri yang ibu alami sebelum kemoterapi adalah akibat sel kanker ibu
yang sudah mengenai organ lain. Dan ditambah juga nyeri akibat kemoterapi. Maka nanti
dokter akan memeberikan obat.”

Perawat : “baik ibu jika ibu tidak mau dengan memakai pengobatan medis maka saya
memberikan saran dengan terapi akupunktur. Itu juga bagus untuk meredakan nyeri.
Mungkin sakitnya hanya sedikit saat jarum ditancapkan. Untuk bagian yang di akupunktur
tidak semua nanti akan ditentukan lokasinya. Jadi ibu tidak perlu kawatir, kalua begitu
bagaiamna ibu?”

Perawat : “baik jika ibu setuju maka nanti setelah ini akan ada perawat yang datang
untuk melakukan terapi.”

Perawat : “ baik karena kegiatan saya sudah selesai, maka saya pamit undur diri.
Semoga lekas sembuh ya Bu. Selamat siang terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai