Anda di halaman 1dari 31

PENGUKURAN FAKTOR BAHAYA

DI TEMPAT KERJA
&&
MANAJEMEN RISIKO
K3
Berdasarkan SKKNI
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
BNSP

11/14/2023
1
2
TOPIK 1. Pengertian Identifikasi Bahaya
BAHASAN 2. Pengetian Penilaian Risiko
3. Metode Identifikasi Bahaya
4. Metode Penilaian Risiko
5. Pengendalian Risiko
6. Praktek IBPR
3

Sumber : Workplace Safety and Health Council (https://www.youtube.com/watch?v=tEaDQastqRs)


4
Tujuan
Agar Peserta dapat memahami
pengertian Identifikasi bahaya dalam
IDENTIFIKASI pekerjaan
BAHAYA
Definisi
Suatu proses untuk menemukan seluruh
potensi bahaya yang ada pada suatu
aktivitas dari Lingkungan kerja,
Peralatan, dan pekerja itu sendiri.
4 Kategori Bahaya :

5
KATEGORI
a. Bahaya nyata, yaitu bahaya yang jelas kelihatan dan dapat
dirasakan, seperti mesin-mesin peralatan yang tidak diberi
pelindung, kerusakan bangunan, peralatan listrik yang cacat,
rem kendaraan yang tidak pakem dsb.
b. Bahaya tersembunyi (latent), yaitu bahaya yang tidak tampak
BAHAYA dan sulit dirasakan, seperti instalasi listrik, uap beracun, atau
suara berfrekuensi tinggi.
c. Bahaya yang berkembang, yaitu bahaya yang tidak segera
dikenali dan akan berkembang sepanjang waktu, misalnya
pemakaian ban karet pada mobil-crane, kabel baja yang
kawatnya mulai putus-putus, suara bising yang menyebakan
tuli, kulit tubuh terkena larutan kimia yang bisa menyebabkan
sakit kulit dsb.
d. Bahaya sementara, yaitu bahaya yang kadang-kadang
muncul, misalnya ketika beban mesin terlalu berat (overload),
listrik atau mesin yang kadang-kadang mati.
Kondisi Berbahaya (Unsafe Action)

6
UNSAFE


Menjalankan

Menjalankan
Mesin/
Peralatan tanpa wewenang
Mesin/
Peralatan dgn kecepatan


Mengambil posisi pada
tempat yang berbahaya
Membetulkan mesin dalam
keadaan jalan
yg tidak semestinya ▪ Lalai memberikan
ACTION
▪ Membuat Alat Pengaman peringatan atau lupa
tidak berfungsi mengamankan tempat
▪ Lalai menggunakan APD kerja
▪ Mengangkat barang ▪ Bersenda gurau tidak pada
dengan cara yg salah tempatnya
▪ Memaksakan diri untuk
bekerja walaupun sakit
▪ Merancang /memasang
peralatan tanpa pengaman
Kondisi Berbahaya (Unsafe Condition)

7
UNSAFE


Pelindung

tidak memadai
atau
pembatas/pengaman yang

Peralatan/ perkakas dan



Kebersihan lingkungan kerja
yang jelek
Polusi udara di ruangan
kerja (gas, uap, asap, debu,
bahan yang rusak tetap dsb.)
CONDITION digunakan ▪ Kebisingan yang berlebihan
▪ Penempatan barang yang ▪ Pemaparan Radiasi
salah
▪ Ventilasi yang tidak
▪ Sistem peringatan yang memadai
tidak memadai
▪ Penerangan yang tidak
▪ Pengabaian terhadap memadai
perkiraan bahaya
kebakaran/peledakan
Potensi bahaya didasarkan pada dampaknya

8
terhadap pekerja
KATEGORI A KATEGORI B KATEGORI C KATEGORI D
Potensi bahaya yang Potensi bahaya yang
Risiko terhadap Potensi bahaya yang
menimbulkan risiko menimbulkan risiko
kesejahteraan atau menimbulkan risiko
jangka panjang pada langsung pada
kesehatan sehari-hari. pribadi dan psikologis.
kesehatan. keselamatan.
Kategori • Bahaya kimia (debu, uap,
gas, asap)
• Kebakaran
• Listrik
• Air Minum
• Toilet dan fasilitas
• Pelecehan, termasuk
intimidasi dan
Potensi • Bahaya biologis (penyakit
dan gangguan oleh virus,
• Potensi bahaya mekanik
(tidak adanya pelindung
mencuci
• Ruang makan atau
pelecehan seksual
• Terinfeksi HIV/AIDS
Bahaya bakteri, binatang dsb.)
• Bahaya fisik (kebisingan,
mesin)
• Tata
kantin
• P3K di tempat kerja
• Kekerasan di tempat
kerja
penerangan, getaran, graha/ housekeeping (pe • Transportasi • Stres
iklim kerja, terpeleset, nataan dan perawatan • Narkoba di tempat
tersandung, dan jatuh) buruk pada peralatan kerja
• Bahaya ergonomi (posisi dan lingkungan kerja)
duduk, pekerjaan
berulang-ulang, jam kerja
yang lama)
• Potensi bahaya
lingkungan yang
diakibatkan oleh
polusi/limbah yang
dihasilkan perusahaan.
Bahaya

9 Sumber yang berpotensi


menyebabkan cedera dan
Kesehatan yang buruk
BAHAYA &
RISIKO K3
Risiko K3
Kombinasi kemungkinan
terjadinya kejadian atau
paparan berbahaya yang
terkait dengan pekerjaan dan
keparahan cedera dan
kesehatan yang buruk yang
dapat disebabkan oleh
kejadian- kejadian atau
paparan-paparan
10
SUMBER
BAHAYA

Perhatikan gambar diatas !


Identifikasi sumber bahaya yang ada
dalam pekerjaan tersebut. Tentukan
minimal 1 sumber bahaya.
11
JENIS
BAHAYA
12
JENIS
BAHAYA
Hazard (Bahaya)

13
KUIS
BERHADIAH
Hazard (Bahaya)

14
JAWABAN
KUIS
15
Identifikasi Bahaya
Upaya untuk mengetahui,
mengenal, dan
memperkirakan adanya
bahaya pada suatu sistem,
IDENTIFIKASI seperti Peralatan, tempat
PENILAIAN kerja, proses kerja, Prosedur,
dll.
Penilian Risiko
Proses penilaian suatu risiko
dengan membandingkan
tingkat/kriteria risiko yang
telah ditetapkan untuk
menentukan prioritas
Pengendalian bahaya yang
sudah diidentifikasi.
Pengendalian Bahaya

16
TINGKATAN
PENGENDALIAN
Pengendalian Bahaya Hewan Galak

17
CONTOH
PENGENDALIAN
BAHAYA
18

Sumber : Office Safety by BASF (https://www.youtube.com/watch?v=EfgZNMAOAlU)


Sample Tabel IBPR

19
IBPR/
HIRADC
Identifikasi Bahaya, Penilaian &

20
IBPR/
Pengendalian Risiko
Digunakan untuk mengidentifikasi bahaya :
❖ Aktivitas rutin dan non-rutin di tempat
HIRADC kerja
❖ Aktivitas semua pihak yang memasuki
tempat kerja termasuk kontraktor,
pemasok, pengunjung, dan para tamu.
❖ Perilaku manusia, kemampuan, dan
factor manusia lainnya.
Identifikasi Bahaya, Penilaian & Pengendalian Risiko

21
IBPR/
Digunakan untuk mengidentifikasi bahaya :
❖ Bahaya dari luar Lingkungan tempat kerja :
❑ Bahaya yang timbul ditempat kerja meliputi :
Infrastruktur, Peralatan dan material, baik yang
disediakan perusahaan maupun pihak lain yang
HIRADC berhubungan dengan perusahaan.
(Lanjutan) ❑ Perubahan pada Organisasi, aktivitas atau material yang
digunakan.
❑ Perubahan sistem Manajemen K3 termasuk perubahan
yang bersifat sementara dan berdampak terhadap
operasi, proses, dan aktivitas kerja.
❑ Kewajiban perudangan-undangan terkait penilain risiko
dan Tindakan Pengendalian.
❑ Desain tempat kerja, proses, Instalasi mesin/Peralatan,
Prosedur operasional, dan Organisasi kerja.
22 JOB SAFETY ANALYSIS
Digunakan untuk mengidentifikasi bahaya :
❖ Tingkat keseringan kecelakaan kerja.
JSA
❖ Tingkat kecelakaan yang menyebabkan
cacat.
❖ Potensi Keparahan Kecelakaan Kerja
❖ Pekerjaan yang bersifat baru.
❖ Pekerjaan yang memiliki riwatat hamper
celaka (nearmiss)
23
Identifikasi Bahaya, Penilaian &
Pengendalian Risiko Perusahaan
❖ Lingkup : Seluruh aktivitas perusahaan
sekaligus.
IBPR
PERUSAHAAN ❖ Penyusun : Taskforce IBPR yang ditunjuk.
❖ Formulir : IBPR
❖ Waktu : biasanya ketika membuat IBPR
pertama di perusahaan. Dilakukan
serentak.
❖ Hasil : Daftar Risiko Kritis Departemen,
Perusahaan, Supervisor.
Identifikasi Bahaya, Penilaian & Pengendalian

24
Risiko pada Manajemen Perubahan
Ketika ada pergantian mesin atau perubahan
proses kerja.
IBPR ❖ Lingkup : Pekerjaan baru atau yang ada
perubahan
MOC
❖ Penyusun : Pemilik area dibantu orang K3
❖ Formulir : IBPR
❖ Waktu : Ketika ada perubahan, sebelum
mulai bekerja
❖ Hasil : Daftar RK dan kendali update untuk
pekerjaan tersebut. Dipakai untuk
mengupdate IBPR Perusahaan.
25
Identifikasi Bahaya, Penilaian &
Pengendalian Risiko Harian
❖ Lingkup : Tugas kerja Supervisor dan krew.
IBPR ❖ Penyusun : Supervisor
HARIAN ❖ Formulir : JSA
❖ Waktu : ketika mendata tugas berisiko
kritis atau ketika mendapat tugas berisiko
kritis.
❖ Hasil : JSA. Bagian dari kendali Risiko Kritis
Perusahaan
26
Alur Identifikasi Bahaya, Penilaian &
Pengendalian Risiko Perusahaan

IBPR
PERUSAHAAN
Contoh Identifikasi Bahaya, Penilaian &

27 Pengendalian Risiko Perusahaan

IBPR
(Sample)
28
Alur Penerapan Job Safety Analysis
1. Inventaris Tugas.

2. Menentukan Tugas Kritis.


Alur JSA
3. Menguraikan Tugas menjadi Langkah-Langkah kerja.

4. Mengidentifikasi bahaya dan potensi


kerugian pada setiap Langkah pekerjaan

5. Menetapkan sistem kendali bahaya.


.
6. Mempergunakan JSA.
.
Contoh Penerapan Job Safety Analysis

29
JSA
(Sample)
30

Sumber : Workplace Safety and Health Council (https://www.youtube.com/watch?v=ZbsdyNmhc_E)


31 THANKS!
Any questions?
You can find me at
▸ 081289097835
▸ sopinsya.konsultan@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai