Anda di halaman 1dari 83

MANAJEM

EN RISIKO
LAB
RISK ASSESSMENT
yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan dan
reisiko kecelakaan kerja
RISIKO
“Sesuatu yang belum terjadi akan tetapi ada
kemungkinan untuk dapat terjadi, akibat yang
ditimbulkan peristiwa itu akan mengganggu
tujuan, strategi dan target yang akan kita capai”
SNI ISO 31000 : 2018
Manajemen Risiko
Suatu pendekatan proaktif untuk
mengidentifikasi, menilai dan
menyusun prioritas risiko, dengan
tujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan dampaknya.

Sistematis
TUJUAN MANAJEMEN
RISIKO

◉ Terciptanya budaya lab. safety


◉ Meningkatkan akuntabilitas
◉ Menurunkan angka kejadian tidak diharapkan (KTD)
◉ Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan KTD
◉ Meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dimasa
mendatang
03/13/24 7
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RESIKO DI
LABORATORIUM
Perangkat Manajemen
Risiko
IDENTIFIKASI BAHAYA
Kegiatan untuk menemukan, mengenali, dan
mendeskripsikan potensi bahaya dari alat, bahan,
lingkungan kerja, cara kerja, sifat pekerjaan, proses
produksi.

Ada tiga pertanyaan yang dapat dipakai sebagai panduan

Sumber/kondisi apa yang dapat menimbulkan


cidera/loss ?
Apa / siapa yang
terexposure/korban/Target ?
Jenis kerugian / type kecelakaan yang
mungkin terjadi ?
“HAZARD”
Adalah sumber bahaya potensial yang
dapat menyebabkan kerusakan
(harm).

Hazard dapat berupa bahan-


bahan kimia, bagian-bagian mesin,
bentuk energi, metode kerja atau
situasi kerja.
Incident vs Accident
INCIDENT ACCIDENT

Kejadian yang tidak tau kapan akan terjadi

Kejadian yang tidak diinginkan

Tidak menimbulkan kerugian berupa biaya


Menimbulkan kerugian
secara langsung

Fatality, Lost Time Injury (LTI), Property


Near Miss (NM) Damage (PD), First Aid (FA), Medical
Treatment Injury (MTI)
FAKTOR FAKTOR BAHAYA KESEHATAN KERJA
• Kebisingan > Tingkat paparan  Tuli
• Pencahayaan  Buta
> Dosis–respon:
• Tekanan  Depresi
BAHAYA • Radiasi > Konsentrasi  Kanker
FISIK • Suhu ekstrim  Kelelahan fisik
> Intensitas
• Gataran  Jaringan otot
• Partikulat > Lama paparan rusah
K  Silikosis, asbestosis
a > Tingkat paparan
> Flamable, ekplosif
d > Dosis–respon:
BAHAYA > Beracun
a > Konsentrasi R Iritasi kulit
Keracunan
KIMIA > Iritant, Korosif,
r > Intensitas I Catat pancaindera
> Karsinogen,Alergen > Lama paparan Kanker, Alergi, dll
S
• Virus x  DB, HIV, MALARIA dsb
> Intensitas I  INFEKSI
BAHAYA • Serangga > Lama paparan
BIOLOGI w K  BISA / RACUN
• Bakteri a > Imunitas  ALERGI
• Jamur, dll > Sensitivitas O
k  dll
t
BAHAYA • Salah posisi u  Sakit punggung
ERGONOMI • Gerakan janggal > Lama paparan  Terkilir
• Gerak monoton  Carpal syndrome
• Letak tidak sesuai  Cacat permanen

• Stress beban kerja, > Intensitas  Gangguan mental


BAHAYA > immunitas  Depresi , Gelisah
PSIKOLOGI • Pelecehan, kekerasan
• Intoleran, dll > Sensitivitas  Tidak konsentrasi
JENIS BAHAYA
Manrisk Lab.

03/13/24 14
03/13/24 15
03/13/24 16
KONSEP DASAR MANAJEMEN
RISIKO
DALAM K3
Potensi
Bahaya:

1.Mesin, Alat, Risiko: Insiden:


Bahan 1.Peluang
2.Lingkungan KENDA
Kerja
2.Konsekue LI
1.Kecelakaan
3.Sifat nsi/ Kerja
Pekerjaan keparahan 2.Penyakit
4.Cara Kerja Akibat Kerja
5.Proses
Produksi
RUMUS STANDARD PENCEGAH KECELAKAAN

SEE

THINK
KETAHUI ADANYA BAHAYA

KETAHUI CARA MENGATASINYA

DO
BERTINDAK TEPAT PADA WAKTUNYA
3 Kombinasi KK dan PAK

DIKENDALIKAN
PERBUATAN BERBAHAYA
(UNSAFE ACTION)
• Menjalankan Mesin/ • Mengambil posisi pada tempat
Peralatan tanpa wewenang yang berbahaya
• Menjalankan Mesin/ • Membetulkan mesin dalam
Peralatan dgn kecepatan yg keadaan jalan
tidak semestinya • Lalai memberikan peringatan atau
• Membuat Alat Pengaman lupa mengamankan tempat kerja
tidak berfungsi • Bersenda gurau tidak pada
• Lalai menggunakan APD tempatnya
• Mengangkat barang dengan • Memaksakan diri untuk bekerja
cara yg salah walaupun sakit
• Merancang /memasang peralatan
tanpa pengaman
 Pelindung atau  Kebersihan lingkungan kerja
pembatas/pengaman yang tidak yang jelek
memadai  Polusi udara di ruangan kerja
 Peralatan/ perkakas dan bahan (gas, uap, asap, debu, dsb.)
yang rusak tetap digunakan  Kebisingan yang berlebihan
 Penempatan barang yang salah
 Pemaparan Radiasi
 Sistem peringatan yang tidak
 Ventilasi yang tidak memadai
memadai
 Penerangan yang tidak memadai
 Pengabaian terhadap perkiraan
bahaya kebakaran/peledakan
MANAJEMEN RISIKO
• Identifikasi of hazard
• Risk Assessment
• Risk Control

PROGRAM
K3

S M A R T
Spesific Measureable Attainable Reasonable Time bounded
24
Sumber/situasi yang berpotensi menimbulkan cedera/kerugian
(manusia, properti, lingkungan atau kombinasi ketiganya)

Bahaya fisik/physical hazards


Bahaya kimia/chemical hazards
Bahaya biologi/biological hazards
Bahaya ergonomi
Bahaya psikologis/psychological hazards
Kombinasi dari kemungkinan (likelihood) dan akibat (Consequence)
dari sebuah kejadian berbahaya yang spesifik.

Risiko akan mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu

Kemungkinan Akibat
MENGAPA PERLU MANAJEMEN
RISIKO?

• Menilai apakah tindakan pengendalian


risiko yang telah ada sudah efektif.
KOMITMEN

4. Ketersediaan
Sumberdaya 1. Dukungan

DUKUNGAN DARI PIHAK


Komitmen
MANAJEMEN

Manrisk
3. Pengambilan
Keputusan 2. Kebijakan
PERSIAPAN
PERSIAPAN

KOMUNIKASI & KONSULTA SI IDENTIFIKASI


IDENTIFIKASIBAHAYA
BAHAYA

MONITOR & REVIEW


ANALISA
ANALISARISIKO
RISIKO

Penilaian Risiko
AKIBAT
AKIBAT KEMUNGKINAN
KEMUNGKINAN

EVALUASI
EVALUASIRISIKO
RISIKO

PENGENDALIAN
PENGENDALIANRISIKO
RISIKO
PERSIAPAN

 Ruang lingkup kegiatan


 Personil yang terlibat
 Standar dalam penentuan kriteria risiko
 Prosedur dan dokumentasi terkait, seperti:
prosedur manajemen risiko & komunikasi
daftar bahaya dan risiko (risk register)
form rencana/program pengendalian
PERSIAPAN
PERSIAPAN

KOMUNIKASI & KONSULTA SI IDENTIFIKASI


IDENTIFIKASIBAHAYA
BAHAYA

MONITOR & REVIEW


ANALISA
ANALISARISIKO
RISIKO

Penilaian Risiko
AKIBAT
AKIBAT KEMUNGKINAN
KEMUNGKINAN

EVALUASI
EVALUASIRISIKO
RISIKO

PENGENDALIAN
PENGENDALIANRISIKO
RISIKO
 Mengidentifikasi siapa saja yang harus dilibatkan
dalam penilaian risiko
 Sebagai dasar dalam membuat keputusan dan alas
an dilakukannya suatu tindakan agar kegiatan tepat
sasaran
 Memastikan pada area manajemen risiko ini akan
dilaksanakan
 Menentukan tujuan dan sasaran
 Mengkaji faktor pendukung dan penghambat

Tujuan :
Menilai seberapa sering
IDENTIFIKASI peluang risiko itu muncul
RISIKO Berat ringannya dampak yang
ditimbulkan
IDENTIFIKASI RISIKO
PROAKTI
F
◉ Audit
◉ FMEA
◉ Survei
◉ Pendapat REAKTI
ahli F
Dilakukan setelah risiko
muncul berupa
Insiden/gangguan
melalui pelaporan
insiden
03/13/24 34
PERSIAPAN
PERSIAPAN

KOMUNIKASI & KONSULTA SI


IDENTIFIKASI
IDENTIFIKASIBAHAYA
BAHAYA

MONITOR & REVIEW


ANALISA
ANALISARISIKO
RISIKO

Penilaian Risiko
AKIBAT
AKIBAT KEMUNGKINAN
KEMUNGKINAN

EVALUASI
EVALUASIRISIKO
RISIKO

PENGENDALIAN
PENGENDALIANRISIKO
RISIKO
CARA PENILAIAN RISIKO

Ada 3 cara Penilaian Risiko, yaitu:

 Kualitatif;
 Semikuantitatif;
 Kuantitatif.
1. PENILAIAN RISIKO SECARA KUALITATIF

Metode ini menganalisa dan menilai suatu risiko dengan cara


membandingkan terhadap suatu deskripsi / uraian dari
parameter (peluang dan akibat) yang digunakan.

Umumnya pada metode ini menggunakan bentuk matriks risiko


dengan 2 parameter, yaitu: peluang dan akibat. Berikut ini
adalah contoh sistem penilaian yang ada pada:

Australian Standard 4360:1995, ttg Risk Management.


Tingkat Risiko Karakteristik Risiko Toleransi Risiko Tindakan dan Eskalasi

Risiko tidak dapat diterima dan perlu Perlu perhatian manajemen, pengendalian
Sangat Tinggi perlakukan pengendalian terutama dapat dieskalasi ke direktur terkait dan di
tindakan responsif dukung dengan rencana rinci.

Risiko tidak dapat diterima dan


ditoleransidan perlakuan risiko perlu Perlu perhatian Direktur terkait,
Risiko tidak dapat diterima dan perlu
dikaji ulang untuk perbaikan atau pengendalian dieskalasi ke senior
Tinggi perlakukan pengendalian, baik preventif
penambahan perlakuan, atau ganti manajemer terkait dan didukung dengan
maupun responsif
baru. rencana.

Risiko tidak dapat diterima dan perlu


Pengendalian dieskalasi ke manajer senior
Sedang Tinggi perlakukan pengendalian terutama
pemilik risiko dan didukung rencana rinci.
tindakan preventif

Risiko tidak dapat diterima tapi dapat


Risiko tidak dapat diterima namun Pengendalian cukup oleh manajer bidang
ditolerani perlakuan risiko bersifat
Rendah Sedang perlakuan pengendalian hanya dilakukan sesuai kebijakan dan prosedur (SOP) yang
ALARP (As long as reasonably
jika manfaat lebih besar dari biayanya berlaku.
practicable)

Risiko dapat diterima dan ditoleransi


Risiko dapat diterima hingga tidak perlu Pertahankan pengendalian yang ada dan
sehingga tidak perlu perlakuan cukup
Rendah perlakuan cukup dengan kontrol yang ada, memonitor peningkatan keterjadian risiko
dengan kontrol yang ada, tapi perlu
tapi perlu dimonitor oleh Risk Owner. untuk pemberian perlakuan risiko.
dimonitor oleh Risk Owner
MATRIKS PENILAIAN RISIKO (AS / NZS 4360 : 1995
Tabel-1: Peluang / Kemungkinan
TINGKATAN KRITERIA PENJELASAN
5 Almost certain / Hampir pasti Suatu kejadian pasti akan terjadi pada semua kondisi / setiap kegiatan yang
dilakukan.

4 Likely / Mungkin terjadi Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada hampir semua kondisi.

3 Moderate / Sedang Suatu kejadian akan terjadi pada beberapa kondisi tertentu.

Suatu kejadian mungkin terjadi pada beberapa kondisi tertentu, namun kecil
2 Unlikely / Kecil kemungkinannya
kemungkinan terjadinya.

Rare / Jarang sekali Suatu insiden mungkin dpt terjadi pada suatu kondisi yang khusus / luar biasa / setelah
1
bertahun-tahun.

Tabel-2: Akibat
TINGKATAN KRITERIA PENJELASAN
1 Insignificant / Tidak signifikan Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil.

2 Minor / Minor Memerlukan perawatan P3K, kerugian materi sedang.

Memerlukan perawatan medis dan mengakibatkan hilangnya hari kerja / hilangnya


3 Moderate / sedang
fungsi anggota tubuh utk sementara waktu, kerugian materi cukup besar.

Cidera yg mengakibatkan cacat / hilangnya fungsi tubuh secara total, tidak berjalannya
4 Major / Mayor
proses produksi, kerugian materi besar.

Catastrophe / Bencana Menyebabkan kematian, kerugian materi sangat besar.


5
Severity
• KEPARAHAN
• KEKERAPAN
Likelihood/Probalility
• PELUANG

X
KEPARAHAN KEMUNGKINAN
=
TINGKAT RISIKO
Tingkat Kemungkingan
keparahan terjadinya cidera
kecelakaan atau atau PAK
PAK
MATRIKS PENILAIAN RISIKO (AS / NZS 4360 : 1995 (lanjutan)
Tabel Matriks Penilaian Risiko Untuk Umum (Dasar)

AKIBAT

Peluang 1 2 3 4 5

1 S S T T T

2 M S S T T

3 R M S T T

4 R R M S T

5 R R M S S

Keterangan:
T : Tinggi, memerlukan perencanaan khusus di tingkat manajemen puncak, dan penanganan dengan segera / kondisi darurat.
S : Signifikan, memerlukan perhatian dari pihak manajemen dan melakukan tindakan perbaikan secepat mungkin.
M : Moderat, tidak melibatkan manajemen puncak, namun sebaiknya segera diambil tindakan penanganan / kondisi bukan
darurat.
R : Rendah, risiko cukup ditangani dengan prosedur rutin yang berlaku.
Perhatian ! : Acuan di atas hanya berupa panduan / guidance dan dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan masing-masing.
EVALUASI RISIKO

Fungsi disini adalah PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Hasil Analisa Risiko

Lakukan pengambilan keputusan

Apakah risiko bisa Apakah risiko harus


diterima? dikendalikan?
(acceptable risk) (risk reduction/control)
• Tindakan pengendalian yang telah ada; • Hindari risiko;
• Sumber daya (finansial, SDM, fasilitas, dll); • Kurangi / Minimalkan risiko;
• Regulasi / standar yang berlaku; • Transfer risiko;
• Rencana keadaan darurat; • Terima resiko
• Catatan / data kecelakaan terdahulu, dll.
PERSIAPAN
PERSIAPAN

KOMUNIKASI & KONSULTA SI


IDENTIFIKASI
IDENTIFIKASIBAHAYA
BAHAYA

MONITOR & REVIEW


ANALISA
ANALISARISIKO
RISIKO

Penilaian Risiko
AKIBAT
AKIBAT KEMUNGKINAN
KEMUNGKINAN

EVALUASI
EVALUASIRISIKO
RISIKO

PENGENDALIAN
PENGENDALIANRISIKO
RISIKO
45
PERSIAPAN
PERSIAPAN

KOMUNIKASI & KONSULTA SI


IDENTIFIKASI
IDENTIFIKASIBAHAYA
BAHAYA

MONITOR & REVIEW


ANALISA
ANALISARISIKO
RISIKO

Penilaian Risiko
AKIBAT
AKIBAT KEMUNGKINAN
KEMUNGKINAN

EVALUASI
EVALUASIRISIKO
RISIKO

PENGENDALIAN
PENGENDALIANRISIKO
RISIKO
Komunikasi dan Konsultasi

Tujuan:
 Memberikan informasi kepada pekerja mengenai
risiko yang ada di tempat kerja
 Memberikan awareness kepada pekerja mengenai
risiko dan berperan aktif dalam identifikasi bahaya
 Memastikan pekerja memahami dan menerima
strategi pengendalian yang ditetapkan

Tentukan:
 Kenapa
 Bagaimana Bahaya/risiko
dikomunikasikan
 Untuk Apa
Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko &
Pengendalian (IBPR)
STEP 1 PENGISIAN IBPR

Tuliskan
Area/
Aktifitas
STEP 2 PENGISIAN IBPR

Amati potensi
bahaya yang ada
menggunakan
indera maupun
alat ukur
STEP 3 PENGISIAN IBPR

Identifikasi
Risiko yang
timbul dari
potensi bahaya
yang ada, baik
dari segi
keselamatan,
kesehatan
maupun
lingkungan
STEP 4 PENGISIAN IBPR

Hitung kategori
resiko yang ada
untuk dapat
diputuskan risiko
yang mana yang
menjadi prioritas
penegndalian
terlibih dahulu
STEP 5 PENGISIAN IBPR

Tentukan tindakan
pengendalian
berdasarkan Hirarki
of control
HIERARKI
PENGENDALIAN RISIKO

Eliminasi

Subtitusi

Rekayasa

Teknis

Rekayasa
Administrasi

Alat Pelindung
Diri
HIERARKI
PENGENDALIAN RISIKO

Menghilangkan suatu
Eliminasi bahan/tahapan proses
berbahaya
HIERARKI
PENGENDALIAN RISIKO

Contoh :
Mengganti bahan bentuk serbuk
Subtitusi dengan bentuk pasta
Proses menyapu diganti dengan
vakum
Bahan solvent diganti dengan
bahan deterjen
Proses pengecatan spray
diganti dengan pencelupan
HIERARKI
PENGENDALIAN RISIKO

Contoh :
Pemasangan alat
pelindung mesin
Rekayasa Pemasangan general dan
local ventilation
Teknis Pemasangan alat sensor
otomatis
HIERARKI
PENGENDALIAN RISIKO

Contoh :
Pemisahan lokasi
Rekayasa Pergantian shift
Administrasi kerja
Pembentukan sistem
kerja
Pelatihan karyawan
HIERARKI
PENGENDALIAN RISIKO

Contoh :
 Helmet
 Safety Shoes
APD
 Ear plug/muff
 Safety goggles
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO
PERTAMBANGAN

(Engineering Controls/Eliminasi)

(Pengendalian Administrasi)

(Prosedur/JSA,SPO)

60
STEP 5 PENGISIAN IBPR

Tambahkan Petugas
yang berwenang
dalam area/aktifitas
IBPR tersebut
JOB SAFETY ANALYSIS
(J S A)

Suatu teknik yang dipakai untuk menganalisa suatu pekerjaan secara


sistematis untuk bisa mengenali bahaya di setiap langkahnya sehingga bisa
dikembangkan solusi untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
1. Setiap kecelakaan ada
penyebabnya
2. Setiap jenis pekerjaan dapat
diuraikan dalam suatu urutan
tahapan yang sederhana
3. Setiap tahapan pekerjaan
dapat dikenali bahaya dan
risikonya
Dasar 4. Setiap bahaya dan risiko ada
Pemikiran solusinya
5. Karyawan bisa melakukan
pekerjaan dengan cara yang
salah bila tidak diberi
panduan dan dilatih
6. JSA membantu karyawan
melakukan pekerjaan dengan
benar dan aman
TEORI
PENYEBAB ATURAN,
KECELAKAAN STANDAR,
SOP
TEKNIK MENGUASAI
PEMBUATAN JENIS TUGAS
JSA DARI SUATU
JABATAN

CARA
HIRARKI
MENGERJAKAN
KONTROL
TUGAS TERSEBUT

Prasyarat Pembuat JSA ==


Karena :
Paling menguasai pekerjaan atau tugas itu
Mempunyai kepentingan langsung untuk
menyelamatkan anak buahnya
Mempunyai catatan lengkap tentang
kecelakaan dan near-miss
Menguasai prosedur dan peraturan kerja
 Job Safety Analysis (JSA) adalah suatu teknik / prosedur yang digunakan untuk
mereview secara sistematis tugas atau pekerjaan sehingga dapat diidentifikasi
potensi bahaya pada setiap langkah tugas atau pekerjaan tersebut untuk dapat
dilakukan langkah koreksi
 Analisa dari perspektiv keselamatan (safety), mutu (quality) dan efisiensi
(efficiency) yang dilakukan sekaligus atau terintegrasi

JOB (pekerjaan) adalah suatu urut-urutan, langkah- langkah atau


kegiatan yang sama-sama menyelesaikan suatu tujuan kerja.
JSA DILAKUKAN pada pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai
potensi bahaya cukup dominan seperti berkerja di ketinggian,
mengelas, mengangkat benda berat,memasuki ruang terbatas, dll.

66
 Menyediakan standar prosedur untuk dapat melaksanakan pekerjaan secara
aman.
 Mendefinisikan bahaya-bahaya yang terkait dengan suatu pekerjaan.
 Mempelajari potensi bahaya pada suatu pekerjaan (yang dapat
mengakibatkan kecelakaan pada pekerja).
 Menyediakan petunjuk kerja yang konsisten untuk keperluan orientasi
training dan retraining pekerja baru, pindahan dan pekerja lama.
 Mereview prosedur kerja setelah terjadinya suatu kecelakaan.
 Memberikan “pre-job instruction on irregular jobs”

67
PELAKSANAAN JOB
SAFETY ANALYSIS (JSA)
DIPRIORITASKAN UNTUK :
 Pekerjaan (job) yang tingkat resikonya relatif tinggi ( frequensi and severity
of injuries and ilnesses are greatest)
 Pekerjaan-pekerjaan baru (the jobs area in the design and planning stages)

BASIC TASK,GROUP DISCUSS, PROBLEM


SOLVE,
 ( Select critical jobs / tasks )

Seleksi pekerjaan kritis yang akan dianalisa

 ( Break jobs / tasks down in to steps )


Uraikan pekerjaan menjadi langkah-langkah kerja secara berurutan

 ( Pin point loss exposures )


Identifikasi potensi bahaya

 ( Write and develop controls / procedures )


Tulis saran-saran pengendalian

69
 Pekerjaan yang diseleksi jangan terlalu luas

Seperti : membuat gedung, membangun pabrik

 Pekerjaan yang diseleksi jangan terlalu sempit

Seperti : memutar tombol, mengencangkan baut

70
USULKAN SARAN-SARAN PENGENDALIAN

PRINSIP PENGENDALIAN :
1. SECARA ENGINEERING

Bagaimana menghindarkan kecelakaan


pada masing-masing tahap pekerjaan
 Cari cara baru untuk melakukan pekerjaan,ubah kondisi pekerjaan

2. SECARA ADMINISTRATIP
 Pembuatan / penyempurnaan prosedur
 Penggunaan APD
 Pelatihan

71
LEMBAR KERJA
JOB SAFETY ANALYSIS ( JSA )

Pekerjaan (Job) : ……………………………………

APD yang diperlukan : ……………………………………


……………………………………
……………………………………

Sequence of Basic Job Steps Potential Accident of Hazards Recommended Safe Job Procedure
(Langkah Kegiatan) (Bahaya Potensial) (Rekomendasi Keselamatan)

72
Metode observasi
(pengamatan) langsung
dan diskusi
METODE
ANALISA JSA

Wawancara dan diskusi


Kesalahan Umum

menggunakan
Terlalu rinci mencatat
kata kerja
dalam “bagaimana
yang terlalu
melakukan
menyusun umum.
pekerjaan”
urutan sehingga
bukan “apa
banyak bahya
pekerjaan yang tidak
yang
dilakukan”
terdeteksi
PROSES PEMBUATAN DAN
PENGESAHAN JSA
1. Inventarisasi Tugas

2. Menentukan Tugas Kritis

3. Menguraikan Tugas menjadi langkah-


langkah kerja

4. Mengidentifikasi bahaya dan potensi kerugian pada setiap


langkah pekerjaan

5. Menetapkan sistem kendali bahaya

6. Mempergunakan JSA
STEP 1 PENGISIAN FORM JSA

Pilih Jenis Pekerjaan


dan informasi
kelengkapan APD
yang dibutuhkan
STEP 2 PENGISIAN FORM JSA

Urutan
Pekerjaan
*7-15 urutan
STEP 3 PENGISIAN FORM JSA

Analisis potensi-
potensi bahaya
yang ada
STEP 4

Lakuakan analisis
pengendalian
risiko yang
dibutuhkan
(Hirarcy of Control)
STEP 5 PENGISIAN FORM JSA

Pastikan orang-
orang yang
berotoritas
mengetahui
sebagai bukti
legal
Meirizal Ari Putra (082210237140)
meirizalarieputra@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai