Anda di halaman 1dari 11

ISSN :

E-ISSN :
DOI :

TEORI HUKUM PROGRESIF (Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, S.H.)


Afrohatul Laili1, Anisa Rizki Fadhila 2
Universitas Nahdlatul Ulama Blitar1, Universitas Nahdlatul Ulama Blitar2,
afrohatullaili29@gmail.com 1, anisafadhila203@gmail.com 2
Informasi artikel ABSTRACT
Dalam hukum progresif bertujuan mengantarkan manusia dalam
kehidupan yang adil., sejahtera dan membuat manusia bahagia.
Penelitian hukum progresif ini memberikan perhatian besar terhadap
peranan perilaku manusia, dalam hukum ini bertentangan dengan
diametral dengan pahham, bahwa hukum itu hanya urusan
peraturan. Hukum progresif menolak untuk mempertahankan status
quo dalam berhukum. Mempertahankan status quo memberikan efek
yang sama, seperti pada waktu orang berpendapat, bahwa hukum
adalah tolak ukur semuanya, dan manusia adalah untuk hukum. Cara
berhukum yang demikian itu sejalan dengan cara positivistik,
normative dan legalistik.
Kata kunci: teori hukum, progresif, Satjipto Rahardjo
ABSTRAK
Progressive law aims to lead people to a just, prosperous life and
make people happy. This progressive legal research pays great
attention to the role of human behavior, in this law it is diametrically
opposed to the notion that law is only a matter of regulation.
Progressive law refuses to maintain the status quo in law.
Maintaining the status quo has the same effect as when people argue
that law is the measure of all things, and people are for the law. Such
way of law is in line with positivistic, normative and legalistic ways.
Keywords: legal theory, progressive, Satjipto Rahardjo

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx – xx


Pendahuluan positivisme dengan sifat formalitasnya
yang melekat.2
Hukum hendaknya mampu
Paradigma hukum progresif
mengikuti perkembangan zaman,
sangat menolak meanstream seperti
mampu menjawab perubahan zaman
ini yang berpusat pada
dengan segala dasar di dalamnya,
aturan/mekanisme hukum positivistik,
serta mampu melayani kepentingan
dan hukum progresif membalik paham
masyarakat dengan menyandarkan
ini. Kejujuran dan ketulusan menjadi
pada aspek moralitas dari sumber
mahkota penegakan hukum. Empati,
daya manusia penegak hukum itu
kepedulian, dan dedikasi
sendiri.1
menghadirkan keadilan, menjadi roh
Dilihat dari kemunculannya,
penyelenggara hukum. Kepentingan
hukum progresif bukanlah sesuatu
manusia (kesejahteraan dan
yang kebetulan, bukan sesuatu yang
kebahagiannya) menjadi titik orientasi
lahir tanpa sebab, dan juga bukan
sesuatu yang jatuh dari langit. Hukum dan tujuan akhir dari hukum. 3
Dalam logika inilah revitalisasi
progresif adalah bagian dari proses
hukum dilakukan. Perubahan tak lagi
pencarian kebenaran yang tidak
pada peraturan, tetapi pada kreativitas
pernah berhenti. Hukum progresif-
yang dapat dipandang sebagai yang pelaku hukum mengaktualisasi hukum
dalam ruang dan waktu yang tepat.
sedang mencari jati diri bertolak dari
Aksi perubahan pun bisa segera
realitas empirik tentang bekerjanya
dilakukan tanpa harus menunggu
hukum di masyarakat, berupa
perubahan peraturan, karena pelaku
ketidakpuasan dan keprihatinan
hukum progresif dapat melakukan
terhadap kinerja dan kualitas
pemaknaan yang progresif terhadap
penegakan hukum dalam setting
peraturan yang ada. Menghadapi
Indonesia akhir abad ke-20. Dalam
suatu aturan, meskipun aturan itu tidak
proses pencariannya itu, Prof. Tjip
aspiratif misalnya, aparat penegak
kemudian berkesimpulan bahwa salah
hukum yang progresif tidak harus
satu penyebab menurunnya kinerja
dan kualitas penegak hukum di 2
Satjipto Rahardjo, Membedah Hukum hlm 10-11,
Indonesia adalah dominasi paradigma Lihat juga Satjipto Rahardjo, Sisi-sisi lain dari
Hukum di Indonesia, Kompas, Jakarta, 2003, hlm
22-25.
3
Sudjiono Sastroatmojo, Konfigurasi Hukum
1
Satjipto Raharjo, Membedah Hukum Progresif, Progresif, Artikel dalam Jurnal Ilmu Hukum, Vol.8
Kompas, Jakarta, 2006 hlm ix. No 2 September 2005, hlm 186.

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx – xx


menepis keberadaan aturan itu. Ia maka manusia itu akan selalu
setiap kali bisa melakukan interpretasi diusahakan, mungkin juga dipaksakan,
secara baru terhadap aturan tersebut untuk bisa masuk ke dalam skema-
untuk memberi keadilan dan skema yang telah dibuat oleh hukum.”
kebahagiaan pada pencari keadilan. 4 Hukum progresif memberikan
Berdasarkan uraian diatas, hukum perhatian besar terhadap peranan
progresif sebagaimana hukum yang perilaku manusia dalam hukum. Ini
lain seperti positivisme, realisme, dan bertentangan dengan diametral
hukum murni, memiliki karakteristik dengan paham, bahwa hukum itu
yang membedakannya dengan yang hanya urusan peraturan. Peranan
lain, sebagaimana akan diuraikan manusia disini merupakan
dibawah ini. 5 konsekuensi terhadap pengakuan,
“paradigma dalam hukum progresif bahwa sebaiknya kita tidak
adalah, bahwa hukum adalah suatu berpegangan secara mutlak kepada
institusi yang bertujuan mengantarkan teks formal suatu peraturan. 6
manusia kepada kehidupan yang adil, Diatas telah dijelaskan betapa
sejahtera dan membuat manusia besar risiko dan akibat yang akan
bahagia. Artinya paradigma hukum dihadapi apabila kita menyerah bulat-
progresif mengatakan bahwa hukum bulat kepada peraturan. Cara
adalah untuk manusia. Pegangan, berhukum yang penting untuk
optik atau keyakinan dasar ini tidak mengatasi kemandegan atau stagnasi
melihat hukum sebagai sesuatu yang adalah dengan membebaskan diri dari
sentral dalam berhukum, melainkan dominasi yang membuta kepada teks
manusialah yang berada di titik pusat undang-undang. Cara seperti ini bias
perputaran hukum. Hukum itu berputar dilakukan, apabila kita melibatkan
di sekitar manusia sebagai pusatnya. unsur manusia atau perbuatan
Hukum ada untuk manusia, bukan manusia dalam berhukum. Karena
manusia untuk hukum. Apabila kita pada dasarnya the live of lawhas not
berpegangan pada keyakinan bahwa been logis, but experience. 7
manusia itu adalah untuk hukum,
6
Satjipto Rahardjo, Biarkan Hukum hlm 146
4 7
Satjipto Rahardjo, Menggagas Hukum Progresif Penjelasan bahwa hukum itu adalah prilaku,
Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2006 hlm bukan aturan, lihat Satjipto Rahardjo, Hukum Itu
3-4. Perilaku Kita Sendiri, artikel pada Harian Kompas,
5
Satjipto Rahardjo, Biarkan Hukum Mengalir, 23 September 2002. Lihat juga Satjipto Rahardjo
Kompas, Jakarta, 2007, hlm 139. dalam Hukum dan Perilaku Hidup Baik adalah

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx – xx


Metode juga dalam penyelidikan di lapangan
hukum yang sekaligus mencari tujuan
Penelitian inihukum progresif ini
lain, misalnya dalam hal mencari
memberikan perhatian besar terhadap
solusi ideal terhadap masalah sosial. 8
peranan perilaku manusia, dalam
Filosofi dari teori hukum alam
hukum ini bertentangan dengan
adalah kesatuan dengan kondisi
diametral dengan pahham, bahwa
lingkungan. Karena itu, kalangan
hukum itu hanya urusan peraturan.
sosiologi hukum selalu mengaitkan
aturan hukum dengan kondisi
Hasil dan pembahasan
masyarakat dan lingkungan
B. Aliran Yang Mempengaruhi
sekitarnya. Bahkan terbentuknya
Teori Hukum Progresif
sebuah negara berdasarkan teori du
Sosiologi hukum sebelum
contract social yang dipopulerkan J.J.
diperkenalkan Maxmillian Weber
Rosseau pun harus diakui merupakan
sesungguhnya secara praktis telah
kajian sosiologi hukum, bahkan ketika
menjadi kajian dari para ilmuwan-
manusia masih dalam
ilmuwan terkemuka di pelbagai zaman.
kelompokkelompok kecil di ”alam liar”.
Georges Gurvitch setidaknya adalah
Menurut Kranenburg yang mensitir
salah satu ilmuwan yang
pandangan Locke, menuturkan bahwa
menggolongkan Aristoteles, Hobbes,
ketika di masa ”purba” sesungguhnya
Spinoza, dan Montesquieu sebagai
pemberlakuan hukum yang melindungi
pengkaji sosiologi hukum dari aneka
hak-hak asasi manusia sudah terjadi.
zaman. Baik era pra modern hingga
Kemudian secara berlahan-lahan
modern. Bahkan saat ini keilmuwan
timbulah kontrak sosial antara
mereka tetap dihargai sebagai bagian
masyarakat untuk membentuk
tak terpisah untuk dikaji oleh generasi
pemerintahan yang mampu melindungi
keilmuwan masa post modern. Hal itu
hak-hak manusia yang sebelumnya
tidak lain menurut Gurvitch karena
dilindungi secara hukum alamiah
kajian sosiologi hukum itu timbul
(moral kemasyarakatan).
dengan serta-merta dalam
Selengkapnya Kranenburg
penyelidikan sejarah dan etnografi
mengisahkan sebagai berikut;
yang berkenaan dengan hukum, dan

8
Dasar Hukum yang Baik, Jakarta: Penerbit Buku Georges Gurvitch, Sosiologi Hukum, (Jakarta:
Kompas, 2009. Penerbit Bharatara, 1996), hlm, 59

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx – xx


“menurut alam manusia berhak masyarakat sosial tumbuh dan
atas beberapa hak, malahan atas hak- berkembang. Jika dicermati kutipan
hak yang paling penting, hak hidup, Jimly dalam bukunya mengenai Article
hak kemerdekaan, hak milik. Sekarang 1 Konstitusi Vermont bahwa
tujuan perjanjian pembentukan negara “semua orang dilahirkan sama-
adalah menjamin suasana hukum sama bebas dan merdeka serta
individu secara alam itu; kekuasaan memiliki hakhak tertentu yang bersifat
Pemerintah dengan demikian alami, inheren, dan tidak dapat
menemukan batasnya dalam suasana dikurangi. Di antara hakhak itu adalah
hukum individu secara alam itu. hak untuk menikmati dan
Apabila pemerintah memperkosa mempertahankan hidup dan hak atas
suasana hukum itu, maka ia kebebasan mendapatkan, memiliki,
bertentangan dengan tujuan utama dan melindungi hak milik (acquiring,
perjanjian masyarakat; maka ”gezag” possesing, and protecting property),
pemerintah secara absolut dan mencari serta mendapatkan
memperkosa hakekat asasi perjanjian kebahagian hidup dan keselamatan”. 10
untuk pembentukan negara”. 9 Kutipan Jimly tersebut
Paparan Kranenburg di atas memperlihatkan telah terjadi kaitan
memperlihatkan bahwa masyarakat antara ilmu lingkungan dan Hukum
mengkreasikan hukum demi Tata Negara. Kaitan dua ilmu tersebut
perlindungan lingkungan sosialnya bisa dikatakan sebagai bagian dari
sendiri. Kajian mengenai kondisi ilmu sosiologi hukum. Keterkaitan
lingkungan sosial itu dari hari ke hari Hukum Tata Negara dan sosiologi
kemudian berkembang. Bahkan kajian hukum sesungguhnya telah pula
sosiologi hukum kekinian juga ditelusuri oleh pakar-pakar Hukum
menyentuh ”tema” mengenai kondisi Tata Negara dan politik lampau seperti
lingkungan dan hubungan manusia Montesquieu. Sosiologi hukum
dan alam itu sendiri. Jimly Asshiddiqie Montequieu memperlebar dasar
dalam bukunya Green Constitution penyelidikan Aristoteles dengan
menuturkan relasi hukum dan menyajikan masalah hubungan antara
perlindungan lingkuan hidup tempat sosiologi hukum dan cabang
10
Jimly Asshiddiqie, Green Constitution, Nuansa
9
Kranenburg, diterjemahkan Tk. B. Sabaroedin, Hijau Undang-Undang Dasar Negara Republik
Ilmu Negara Umum, (Jakarta : J.B. Wolters, 1959), Indonesia Tahun 1945, (Jakarta: Rajawali Press,
hlm. 17 10 2009), hlm. 14.

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx – xx


sosiologis lainnya, khsususnya ekologi Pandangan tersebut
social yang menyelidiki dan menelaah memperlihatkan bahwa hukum dan
volume suatu masyarakat, bentuk dan masyarakat merupakan bangunan
bangunan tanahnya, sifat khas yang terus berkembang, tidak terjebak
geografisnya, dan lain-lain dalam kepada bentuk normatif yang mati
hubungannya dengan kepadatan rasa. Sebagaimana dinyatakan
penduduk. 11 Satjipto;
Teori hukum alam yang “Teori hukum alam selalu
menjembatani institusi hukum kepada menuntun kembali sekalian wacana
dunia manusia dan masyarakat dan institusi hukum kepada basisnya
menjadikan tujuan dari kehadiran yang asli, yaitu dunia manusia dan
hukum tidak dapat dipungkiri adalah masyarakat…Kebenaran hukum tidak
penemuan rasa keadilan secara dapat dimonopoli atas nama otoritas
otentik. Bukan terlibat ke dalam para pembuatnya, seperti pada aliran
wacana hukum positif yang positivisme, melainkan kepada
berkonsentrasi kepada bentuk asalnya yang otentik…norma hukum
prosedur serta proses formal hukum. alam, kalau boleh disebut demikian,
Hubungan hukum dan manusia serta berubah dari waktu ke waktu sesuai
masyarakat itu juga dijelaskan oleh dengan cita-cita keadilan yang
Thomas Hobbes dalam Leviathan wujudnya berubah-ubah dari masa ke
bahwa lex naturalis yang merupakan masa.”13
suatu aturan atau aturan umum, Cara berpikir hukum yang tidak
diperoleh melalui nalar, dimana hanya melihat aturan hukum formal
manusia dilarang membuat sesuatu, tersebut dikembangkan Satjipto
yang berbahaya terhadap dengan slogan hukum progresif.
kehidupannya, atau menghilangkan Pergerakan hukum dengan cara
sarana-sarana pelestarian kehidupan progresif tersebut dianggap begawan
itu.12 hukum itu sangat penting sekali bagi
dunia hukum Indonesia.
Permasalahan hukum dimana saja,
11
Georges Gurvitch, Sosiologi Hukum, (Jakarta:
Penerbit Bharatara, 1996), hlm, 66-67 termasuk di Indonesia, dalam
12
Thomas Hobbes, Mengenai Manusia dan
Negara, Leviathan, dalam Shadia B. Drury, Hukum
pandangan Satjipto timbul ketika
dan Politik, Bacaan Mengenai Pemikiran Hukum
13
dan Politik, (Bandung: Penerbit Tarsito, 1986), hlm. Satjipto Rahardjo, Sosiologi Hukum…, hlm. 12-
254-255. 13.

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx – xx


budaya hukum mulai memasuki tradisi mengalami kesulitan untuk
dituliskan (written law). Hukum memberikan penjelasan.”14
kemudian menjadi formal dan Sedangkan menurut Satjipto,
terbirokrasikan, struktural, bahkan sosiologi hukum memiliki basis
rasionalisasinya berdasarkan teks-teks intelektual dari paham hukum alam
hukum yang harus sesuai dengan (lex naturalist).15 itu sebabnya capaian
bunyi pasal-pasal aturan perundang- paham sosiologi hukum adalah untuk
undangan. Akibatnya hukum tidak lagi menyelesaikan persoalan kehidupan
memiliki ”ruh” kemanusiaan padahal manusia dan lingkungannya.
hukum dibentuk untuk menyelesaikan C. Teori Hukum Progresif dikaji
permasalahan kemanusian. dengan Fenomena Sosial
Kemudian, untuk mengatasi 1. Kasus suap di Sesmenpora
permasalahan formalisasi hukum Wahid Muharam politisi Muhammad
tersebut, dalam pergerakan hukum Nazaruddin, Mindo Rosalina
progresif, pemaknaan terhadap teks Manulang
aturan hukum menjadi sesuatu yang Mantan Bendahara Umum Partai
sangat penting sekali. Satjipto Demokrat M Nazaruddin tercatat
menjelaskan mengenai hal tersebut menginvestasikan uang yang diduga
sebagai berikut; bersumber dari hasil korupsi dalam
“Bahkan tidak berlebihan apabila bentuk saham di sembilan
kita dapat mengatakan, bahwa perusahaan. Beberapa diantaranya
penafsiran hukum itu merupakan adalah perusahaan "plat merah",
jantung hukum. Hampir tidak mungkin seperti PT Garuda Indonesia
hukum bisa dijalankan tanpa (Persero), PT Bank Mandiri (Persero),
membuka pintu penafsiran. Penafsiran PT Krakatau Steel (Persero), dan PT
hukum merupakan aktifitas yang Bank Negara Indonesia (Persero).
mutlak terbuka untuk dilakukan, sejak Hal ini termuat dalam surat
hukum berbentuk tertulis. Diajukan dakwaan Nazar yang dibacakan
sebuah adagium. ”Membaca hukum penuntut umum KPK Kresno Anto
adalah menafsirkan hukum.”
14
Satjipto Rahardjo, Hukum dalam Jagat
Mengatakan teks hukum sudah jelas, Ketertiban, (Jakarta: Penerbit UKI Press, 2006),
hlm. 163
adalah suatu cara saja bagi pembuat 15
Satjipto Rahardjo, Sosiologi Hukum,
hukum untuk bertindak pragmatis Perkembangan Metode dan Pilihan Masalah,
(Surakarta: Muhammadiyah University Press,
seraya diam-diam mengakui, bahwa ia 2002), hlm, 12

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx – xx


Wibowo di Pengadilan Tipikor Jakarta, bersumber dari tindak pidana korupsi.
Kamis (10/12). Dalam surat dakwaan Padahal, dalam LHKPN per 22 Juli
tersebut, Nazar disebut menggunakan 2010, total penghasilan Nazar dan
uang yang diketahui atau patut diduga Neneng hanya Rp4,419 miliar/tahun.
berasal dari hasil korupsi untuk Sejak menjadi anggota DPR pun,
membeli saham dan obligasi sukuk di nama Nazar tidak dicantumkan lagi
beberapa perusahaan. sebagai salah satu direksi atau
"Dibelanjakan atau dibayarkan komisaris di perusahaan-perusahaan
untuk pembelian saham dan obligasi Permai Grup. Namun, pada
sukuk pada perusahaan sekuritas di kenyataannya, Nazar tetap sebagai
KSEI (Kustodian Sentral Efek pemilik dan mengendalikan
Indonesia) menggunakan perusahaan- operasional Permai Grup karena
perusahaan yang tergabung dalam setiap pengeluaran uang dari Permai
Permai Grup atau pun nama orang lain Grup harus melalui Nazar.
seluruhnya sebesar Rp374,747 miliar," Setiap pengeluaran Permai Grup,
kata Kresno saat membacakan surat lanjut Kresno, juga selalu dilaporkan
dakwaan Nazar. Wakil Direktur Keuangan Permai Grup,
Nazar, selain menjabat anggota Yulianis kepada Nazar. Selain itu,
DPR periode 2009-2014, merupakan Nazar menempatkan nama-nama
pemilik dan pengendali kelompok karyawannya, seperti Mindo Rosalina
usaha Anugrah Grup yang kemudian Manulang, Gerhana Sianipar, Oktarina
menjadi Permai Grup. Terdapat 33 Furi, Clara Maureen, dan Christina
perusahaan yang tergabung di Permai Doki Pasorong sebagai direksi atau
Grup, antara lain PT Permai Raya komisaris di perusahaan-perusahaan
Wisata, PT Cakrawala Abadi, PT Permai Grup.
Darmakusumah, PT Exartech "Sumber penerimaan keuangan
Technologi Utama, dan PT Pacific Permai Grup terutama berasal dari
Putra Mertopolitan. Dengan pembelian imbalan (fee) yang diberikan pihak lain
saham melalui sejumlah perusahaan kepada terdakwa karena terdakwa
Permai Grup dan Neneng tersebut, selaku anggota DPR telah
Kresno menduga Nazar telah mengupayakan pihak lain itu
berupaya menyamarkan atau mendapatkan sejumlah proyek yang
menyembunyikan harta kekayaan dibiayai dari anggaran pemerintah
yang diketahui atau patut diduga tahun 2010. Total keuntungan yang

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx – xx


didapat kurang lebih Rp580,390 hukum jelas sangat berbeda dengan
miliar," ujarnya. Oleh karena Prita yang hanya karyawan bank
perbuatannya, Nazar didakwa dengan swasta dan orang lemah dalam
Pasal 3 UU No.8 Tahun 2010 tentang kekuatan hukum, atau seperti mbok
Pencegahan dan Pemberantasan minah orang lemah yang dituduh
Tindak Pidana Pencucian Uang mencuri 3 buah kakau. Nazaruddin
(TPPU) jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo juga seorang anggota DPR RI yang
Pasal 65 ayat (1) KUHP, subsidair tugasnya membuat undang-undang
Pasal 4 UU No.8 Tahun 2010 tentang sebagai regulasi yang ada dalam
Pencegahan dan Pemberantasan negara. Seharusnya dalam kacamata
TPPU jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo keadilan hukum jika Nazaruddin
Pasal 65 ayat (1) KUHP. Untuk TPPU terbukti bersalah dalam kasus tersebut
sebelum 2010, Nazar didakwa akan mendapat sanksi yang lebih
melanggar Pasal 3 ayat (1) huruf a, c, berat dari pada sanksi yang diberikan
dan e UU No.15 Tahun 2002 tentang terhadap rakyat kecil.
TPPU jo UU No.15 Tahun 2003 jo Nazaruddin walaupun belum
Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo Pasal 65 ayat terbukti sebagai tersangka dalam
(1) KUHP. Nazar juga didakwa kasus suap Sesmenpora, tapi
melakukan tindak pidana korupsi tindakannya pergi ke Singapura
sebagaimana Pasal 12 huruf b UU merupakan sinyal kuat tidak komitmen
Tipikor, subsidair Pasal 11 UU Tipikor dirinya dalam penyelesaian kasus
jo Pasal 65 ayat (1) KUHP. 16 suap Sesmenpora. Nazaruddin juga
2. Penegakannya dengan hukum menghambat proses tersangka lain
progresif yang terlibat dalam kasus suap
Kasus Nazaruddin dan Prita tersebut. Tertangkapnya kasus suap di
Mulyasari yang pernah dituntut Sesmenpora juga menjadikan kita
pencemaran nama baik. Dalam hal ini sadar bahwa kasus Tipikor (tindak
Nazaruddin adalah seorang politisi, pidana korupsi) di negeri ini hanya
pengusaha dan juga seorang jargon belaka. Demokrat sebagai
berpendidikan yang mengerti hukum. partai penguasa pun yang dalam
Pemahaman Nazaruddin tentang kampanye pemilu 2009 paling gencar
16 kampanye anti korupsi seperti harus
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt566a menelan pil pahit atas kasus yang
ffdbcfe4f/9-perusahaan-ini-jadi-tempat-investasi-
uanghasil-korupsi-nazaruddin 9 desember 2015 menimpa bendahara umumnya yaitu

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx – xx


Nazaruddin. Harapan besar pil pahit tidak mengikuti model status quo,
itu ditelan dengan senang hati melainkan secara aktif mencari dan
sehingga menjadi titik awal proses menemukan avenues baru sehingga
penyembuhan partai Demokrat untuk manfaat kehadiran hukum dalam
membersihkan penyakit korupsi masyarakat lebih meningkat. Oleh
dalam-dalam. karena itu, hukum progresif sangat
Pemecatan Nazaruddin dari setuju dengan pikiran-pikiran kreatif
bendahara umum partai Demokrat dan inovatif dalam hukum untuk
harus samasama kita aprasiasi menembus kebuntuan. 17
sebagai tindakan beranai dewan Hukum progresif menolak untuk
kehormatan partai Demokrat. Namun mempertahankan status quo dalam
akan lebih baik lagi jika ketegasan berhukum. Mempertahankan status
tersebut ditambah dengan pemecatan quo memberikan efek yang sama,
Nazaruddin dari anggota DPR seperti pada waktu orang
sehingga memudahkan kasus suap berpendapat, bahwa hukum adalah
Sesmenpora dapat segera diusut tolak ukur semuanya, dan manusia
tuntas. Hukum pada prinsipnya tidak adalah untuk hukum. Cara berhukum
mengenal status manusia karena yang demikian itu sejalan dengan cara
hukum berjalan untuk memenuhi positivistik, normative dan legalistik.
keadilan bagi manusia. Sekali undangundang mengatakan
D. Kekurangan dan kelebihan atau merumuskan seperti itu, kita tidak
1. Kelebihan bias berbuat banyak, kecuali
Gagasan hukum progresif lahir hukumnya dirubah lebih dulu. 18
dari keresahan menghadapi kinerja Sesuai dengan pendapat sudjipto
hukum yang banyak gagal untuk kejujuran dan ketulusan menjadi
menyelesaikan persoalan-persoalan mahkota penegak hukum. Empati,
bangsa ini, sebagaimana yang telah kepedulian,dan dedikasi
dikemukakan diatas. Demikian pula, menghadirkan keadilan, menjadi roh
bahwa kehadiran dari gagasan hukum penyelenggara hukum. Kepentingan
progresif lahir sebagai koreksi manusia (kesejahteraan dan
terhadap kelemahan hukum modern
17
Satjipto Rahardjo, Hukum Progresif Sebuah
yang kerap meminggirkan keadilan Sintesa Hukum Indonesia, Yogyakarta: Genta
sejati. Secara moral, Hukum progresif Publishing, 2009 18
18
Satjipto Rahardjo, Biarkan Hukum Mengalir,
menghendaki agar cara berhukum Kompas, Jakarta, 2007, hlm. 143.

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx – xx


kebahagiannya ) menjadi titik orientasi Rahardjo, Satjipto, Sisi-sisi lain dari
dan tujuan akhir hukum.19 Hukum di Indonesia, Kompas,
Jakarta, 200

Rahardjo, Satjipto , Menggagas


Hukum Progresif Indonesia,
DAFTAR RUJUKAN
Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
Gurvitch, Georges, Sosiologi Hukum,
2006
(Jakarta: Penerbit Bharatara,
1996) Rahardjo, Satjipto, Biarkan Hukum
Mengalir, Kompas, Jakarta, 2007
Hobbes, Thomas, Mengenai Manusia
dan Negara, Leviathan, dalam Rahardjo, Satjipto, Sosiologi Hukum,

Shadia B. Drury, Hukum dan Perkembangan Metode dan

Politik, Bacaan Mengenai Pilihan Masalah, (Surakarta:

Pemikiran Hukum dan Politik, Muhammadiyah University Press,

(Bandung: Penerbit Tarsito, 1986) 2002)

Kranenburg, diterjemahkan Tk. B. Rahardjo, Satjipto, Hukum Progresif

Sabaroedin, Ilmu Negara Umum, Sebuah Sintesa Hukum

(Jakarta : J.B. Wolters, 1959) Indonesia, Yogyakarta: Genta


Publishing, 2009
Asshiddiqie, Jimly, Green Constitution,
Nuansa Hijau Undang-Undang Rahardjo, Satjipto, Hukum dalam

Dasar Negara Republik Indonesia Jagat Ketertiban, (Jakarta:

Tahun 1945, (Jakarta: Rajawali Penerbit UKI Press, 2006)

Press, 2009) Sastroatmojo, Sudjiono, Konfigurasi

Gurvitch, Georges , Sosiologi Hukum, Hukum Progresif, Artikel dalam

(Jakarta: Penerbit Bharatara, Jurnal Ilmu Hukum, Vol.8 No 2

1996) September 2005,

Rahardjo, Satjipto , Membedah Hukum http://www.hukumonline.com/berita/ba

Progresif, Kompas, Jakarta, 2006 ca/lt566affdbcfe4f/9-perusahaan-


ini-jadi-tempatinvestasi-uang-
hasil-korupsi-nazaruddin

19
Satjipto Rahardjo. Biarkan Hukum Mengalir, PT.
Kompas, Jakarta, 2007, hlm. 139

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx – xx

Anda mungkin juga menyukai