Grup abelian, atau sering disebut grup komutatif, merupakan grup yang memenuhi sifat komutatif
terhadap operasi yang didefinisikan pada grup tersebut. Pembaca tentu mengetahui bahwa (Z, +)
merupakan grup. Operasi penjumlahan ini bersifat komutatif, sehingga (Z, +) merupakan contoh grup
abelian.
DEFINISI
Jika (G, ∗) adalah grup dan untuk setiap a, b ∈ G berlaku a ∗ b = b ∗ a maka (G, ∗) disebut grup
abelian atau grup komutatif.
Sebagai contoh, perhatikan grup (R, +) dengan + operasi penjumlahan standar. Untuk setiap a, b ∈ R
berlaku a + b = b + a , sehingga (R, +) merupakan grup abelian. Dengan cara yang serupa dapat
ditunjukkan bahwa (Q, +), (Z, +), (R∖{0}, ×), dan (Q∖{0}, ×) juga grup abelian, dimana × merupakan
operasi perkalian standar.
Grup yang tidak memenuhi sifat komutatif disebut grup non abelian atau grup non komutatif. Misalkan G
adalah himpunan matriks real 2 × 2 dengan determinan tak nol. Himpunan G merupakan grup terhadap
operasi perkalian matriks. Namun, G ini bukan grup abelian karena terdapat dua matriks
1 1 0 1
A = [ ] dan B = [ ]
0 0 1 0
sedemikian sehingga AB ≠ BA .
SIFAT
2. (xy) −1
= y
−1
x
−1
3. xm
= (x
−1
)
−m
Jika zx = zy maka x = y
Jika xz = yz maka x = y
Nomor 1
Pembahasan
2
(ab) = e
abab = e
a(abab)b = aeb
2 2
a (ba)b = ab
2 2
e(ba)e = ab [a = e, b = e]
ba = ab
Nomor 2
Pembahasan
2 −1
a = aa = aa = e
Karena a 2
= e untuk setiap a ∈ G , maka berdasarkan soal sebelumnya, G adalah grup abelian. Terbukti.
Cara 2. Diambil sebarang a, b ∈ G . Untuk membuktikan G abelian, akan ditunjukkan bahwa ab = ba.
Berdasarkan sifat tertutup pada G, diperoleh ab ∈ G . Diketahui bahwa invers dari setiap elemen G adalah
dirinya sendiri, sehingga
−1 −1 −1
ab = (ab) = b a = ba
Nomor 3
Misalkan G adalah grup. Buktikan bahwa G abelian jika dan hanya jika (ab) −1 −1
= a b
−1
, untuk setiap
a, b ∈ G .
Pembahasan
Pernyataan dalam soal berbentuk biimplikasi, sehingga perlu dibuktikan dalam dua arah.
−1 −1 −1
(ab) = b a [Sif at 2]
−1 −1
= a b [G abelian]
Terbukti.
Dari kanan. Diambil sebarang a, b ∈ G dengan (ab) −1
= a
−1
b
−1
. Perhatikan bahwa
−1 −1
ab = ((ab) ) [Sif at 1, ab ∈ G]
−1 −1 −1
= (a b ) [Diketahui]
−1 −1 −1 −1
= (b ) (a ) [Sif at 2]
= ba [Sif at 1]
Nomor 4
Pembahasan
2 2 2
(ab) = a b
ba = ab
Nomor 5
Misal G adalah grup, sedemikian sehingga untuk setiap x, y, z ∈ G berlaku, jika xy = zx maka y .
= z
Pembahasan
Nomor 6
Misal G adalah grup, sedemikian sehingga untuk setiap a, b, c, d, x ∈ G berlaku, jika axb = cxd maka
ab = cd . Buktikan bahwa G abelian.
Pembahasan
eb = be
−1 −1
(aa )b = b(a a)
−1 −1
a a b = b a a
Berdasarkan asumsi dalam soal, diperoleh ab = ba . Dengan demikian, terbukti bahwa G abelian.
Nomor 7
Pembahasan
Diambil sebarang a, b ∈ G dan n ∈ Z . Bukti akan dibagi menjadi 3 kasus, yaitu untuk n ,
= 0 n > 0 , dan
n < 0 .
0 0 0
(ab) = a b
Kasus 2. Untuk n > 0 , akan dibuktikan dengan induksi matematika. Misalkan P (n) adalah pernyataan
(ab)
n
= a b
n
. Perhatikan bahwa (ab)
n 1
= ab = a b
1 1
, sehingga P (1) bernilai benar.
(ab)
k+1
= a
k+1
b
k+1
. Perhatikan bahwa
k+1 k
(ab) = (ab) (ab)
k k
= (a b )(ab)
k k
= a (b a)b
k k k k
= a (ab )b [G abelian: b a = ab ]
k k
= (a a)(b b)
k+1 k+1
= a b
Akibatnya P (k + 1) juga benar. Berdasarkan Prinsip Induksi Matematika, P (n) bernilai benar untuk
n > 0 . Terbukti.
n −1 −n
(ab) = [(ab) ] [Sif at 3, ab ∈ G]
−1 −1 −n
= [b a ] [Sif at 2]
−1 −n −1 −n
= (b ) (a ) [Kasus 2, − n > 0]
n n
= b a [Sif at 3]
n n
= a b [G abelian]
Nomor 8
3 3 3 5 5
(ab) = a b dan (ab) = a b
Pembahasan
Diambil sebarang a, b ∈ G dengan
3 3 3 5 5
(ab) = a b dan (ab) = a b
Perhatikan bahwa
3 3 3
(ab) = a b
ababab = aaabbb
Di lain pihak
5 5 5
(ab) = a b
ababababab = aaaaabbbbb
bbaa = aabb
ba = ab
Nomor 9
Pembahasan
Diambil sebarang a, b ∈ G . Misalkan bilangan bulat berurutan itu adalah n, n + 1, dan n + 2 sehingga
Perhatikan bahwa
n+1 n+1 n+1
(ab) = a b
n n+1 n+1
(ab) (ab) = a b
n n n n
a b ab = a a b b
n n
b a = ab … (1)
Di lain pihak
ba = ab
Nomor 10
Misal G adalah grup abelian. Misalkan pula a elemen G dengan order m dan b elemen dengan order n.
Jika m dan n relatif prima, maka tunjukkan bahwa order dari ab adalah mn.
Pembahasan
= e
Diperoleh (ab) mn
= e, sehingga order dari ab habis membagi mn, yaitu
p | mn … (1)
Akibatnya
m p p m pm pm m p pm p pm pm
e = e = (a b ) = a b = (a ) b = e b = b
Diperoleh b pm
= e . Diketahui order dari b adalah n, sehingga n | pm. Karena m dan n relatif prima, maka
n | p … (2)
m | p … (3)
Dari (2) dan (3), serta fakta bahwa m dan n relatif prima, diperoleh
mn | p … (4)
Berdasarkan (1) dan (4), dapat disimpulkan bahwa p = mn . Dengan kata lain, order dari ab adalah mn.
Terbukti.
Nomor 11
Pembahasan
ab = eb = b = be = ba ■
ab = ae = a = ea = ba ■
Kasus 3. Jika a, b ≠ e tetapi ab , maka kita punya a
= e = b
−1
sehingga
−1
ba = bb = e = ab ■
baab = abab
ba = ab ■
Berdasarkan keempat kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa G grup abelian. Terbukti.