Anda di halaman 1dari 8

Tunas Geografi Vol. 6 No.

2 2017 (143-150)

NORMALIZED DIFFERENCE BUILT-UPINDEX (NDBI) SEBAGAI PARAMETER


IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN PERMUKIMAN KUMUH PADA KAWASAN PESISIR
DI KELURAHAN KALANG KAWAL, KECAMATAN GUNUNG KIJANG, KABUPATEN
BINTAN

Adenan Yandra Nofrizal


Mahasiswa Jurusan Geografi Universitas Negeri Padang
Email: adenannofrizal23@gmail.com

Abstrak
Permukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik
yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung prikehidupan
dan penghidupan. Sedangkan permukiman kumuh merupakan lingkungan hunian yang
kualitasnya sangat tidak layak huni, ciri-cirinya antara lain; letaknya tidak sesuai dengan
peruntukan tata ruang, kepadatan bangunan tinggi, luas lahan terbatas, rawan penyakit sosial
dan lingkungan, kualitas bangunan rendah, prasarana lingkungan tidak sehat, persampahan
membahayakan penghuninya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan
permukiman kumuh yang berada pada kawasan pesisir dengan menggunakan citra landsat-8
OLI. Parameter yang digunakan untuk deteksi permukiman kumuh pada kawasan pesisir
adalah Normalized Difference Built-up Index (NDBI). Lokasi penelitian ini adalah kawasan
pesisir di Kelurahan Kalang Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan. Hasil
penelitian memperlihatkan bahwa perkembangan permukiman kumuh pada kawasan pesisir
pantai dapat dideteksi dengan menggunakan citra Landsat-8 OLI dengan menggunakan
parameter NDBI.

Kata Kunci: Permukiman Kumuh, Kawasan Pesisir, NDBI


Abstract
Settlements are part of the environment outside the protected area, both in the form
of urban and rural areas that function as a residential environment or residential environment
and place of activities that support life and livelihood. While slum settlement is a residential
environment whose quality is very unfit for habitation, its characteristics include; the location
is not in accordance with the designation of spatial, high density of buildings, limited land
area, prone to social and environmental diseases, low quality buildings, unhealthy
environmental infrastructure, waste disposal occupants. This study aims to identify the
development of slum settlements located in coastal areas using landsat-8 OLI imagery. The
parameters used for the detection of slum settlements in coastal areas are the Normalized
Difference Built-up Index (NDBI). The location of this research is the coastal area in Kalang
Kawal Exit, Gunung Kijang District, Bintan Regency. The results show that the development of
slums on coastal areas can be detected by using Landsat-8 OLI image using NDBI parameter.
Keyword: Slum Settlements, Coastal Area, NDBI

PENDAHULUAN dengan penduduk terbanyak dunia dnegan


Indonesia merupakan salah satu jumlah penduduk 258.316.051 jiwa.
negara dengan jumlah penduduk Dengan Jumlah penduduk yang banyak
terbanyak di dunia pada tahun 2017 maka membutuhkan rumah sebagai tempat
Indoneia menduduki peringkat ke empat bermukim, dengan keadaan jumlah

http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo 143
Tunas Geografi Vol. 6 No. 2 2017 (143-150)

penduduk yang banyak mengakibatkan sekunder, dengan berbagai karakteristik


terjadinya perkembangan permukiman spasial, temporal, spektral, dan
terutama permukiman kumuh pada radiometriknya. Data tersebut dapat
kawasan pesisir. digunakan untuk mendeteksi permukiman
Indonesia merupakan negara yang kumuh pada kawasan pesisir. Dalam
memiliki kawasan pesisir sangat luas, penelitian ini akan dicoba menggunakan
karena Indonesia merupakan Negara data Landsat-8 OLI yang merupakan
kepulauan dengan garis pantai mencapai generasi terbaru dari data Landsat yang
sepanjang 81.000 km (Lubis, 2017). Daerah mulai dioperasikan pada awal tahun 2013.
kepesisiran (coastal area) merupakan Satelit Landsat-8 dibuat atas kerjasama
daerah yang membentang dari darat National Aeronautics and Space
hingga laut, batas di darat sejauh pengaruh Administration (NASA), United States of
laut masuk ke darat dan batas di laut Geological Survey (USGS)-Department of
sejauh pengaruh darat masuk ke laut the Interior (DOI), Orbital Science Corp.,
(Rahmad, et al. 2017). Identifikasi dan Ball Aerospace & Technology Corp., dan
pengelolaan kawasan pesisir sangat NASA Goddard Space Flight Center. Satelit
diperlukan saat ini untuk mengelola ini memiliki keunggulan dibanding dengan
sumberdaya yang ada di kawasan pesisir Landsat generasi sebelumnya, yaitu muatan
secara maksimal (Yuniastuti, 2016). sensor yang dibawanya. Sensor Landsat-8
Faktor yang mempengaruhi terdiri dari sensor Operational Land Imager
perkembangan permukiman kumuh (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS).
diidentifikasi dengan analisa Delphi kepada Sensor OLI terdiri dari sembilan kanal
8 stakeholder. Faktor tersebut adalah spektral yang memiliki resolusi spasial 30 m
sebagai berikut aspek Lingkungan (air untuk kanal multipektrak dan 15 m untuk
bersih, drainase, sanitasi, sampah, kanal pankromatik, dengan lebar cakupan
aksesbilitas, Rumah sehat, dan RTH); 185 km. Lebar julat spektral sensor OLI
Karakteristik ekonomi (jenis pekerjaan, tersebut merupakan penyempurnaan dari
tingkat pendapatan); Sosial (kepadatan sensor ETM + pada Satelit Landsat 7.
penduduk, urbanisasi, budaya masyarakat, Penyempurnaan ini untuk menghindari
pemberdayaan masyarakat); dan fitur penyerapan atmosfer.
Kelembagaan (kapasitas institusi, Metode deteksi wilayah
kerjasama, dan aturan berlaku) Bayu dan permukiman kumuh pada kawasan pesisir
haryo (2016). Pemerintah Indonesia telah dilakukan secara dijital dengan
menetapkan bahwa indonesia akan mempergunakan variabel indeks lahan
mencapai target bebas dari kawasan terbangun (Normalized Difference Build-up
perumahan kumuh pada tahun 2025. Salah Index) atau disingkat dengan NDBI. NDBI
satu wilayah yang masih terdapat diperkenalkan oleh Zha et al. (2003) untuk
permukiman kumuh terutama pada otomatisasi proses pemetaan lahan
kawasan pesisir adalah Kelurahan Kalang terbangun. Model NDBI dirancang
Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, diaplikasikan untuk memetakan lahan
Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan perkotaan di Kota Nanjing, China. Hasil
Riau. pemetaan menunjukkan akurasi 92,6 %
Teknologi Penginderaan Jauh dapat dan menunjukkan bahwa parameter ini
digunakan sebagai metode untuk dapat dipergunakan untuk memenuhi
mengidentifikasi perkembangan pemetaan yang andal. Dibandingkan
permukiman kumuh pada kawasan pesisir dengan metode klasifikasi maximum
secara efisien, dalam waktu yang relatif likelihood, NDBI diusulkan mampu
cepat dengan hasil yang dapat melayani sebagai alternatif berharga untuk
dipertanggung jawabkan keakuratannya. secara cepat dan obyektif dalam pemetaan
Dalam aplikasi penginderaaan jauh, dapat wilayah terbangun.
dipergunakan data primer ataupun
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo 144
Tunas Geografi Vol. 6 No. 2 2017 (143-150)

METODE PENELITIAN peneliti melakukan identifikasi


Berdasarkan kajian terhadap perkembangan permukiman kumuh pada
penggunaan parameter NDBI dari data kawasan pesisir di Keluarahan Kalang
optis Landsat, dapat diketahui bahwa Kawal, Kecamatan Gunung Kijang,
parameter NDBI sering dipergunakan dan Kabupaten Bintan.
merupakan variabel yang berguna dalam Lokasi yang diambil dalam
memahami kondisi penutup lahan, penelitian ini adalah permukiman kumuh
terutama lahan terbangun, di wilayah pada kawasan pesisir di Kelurahan Kalang
perkotaan maupun pedesaan. Dalam Kawal, Kecamatan Gunung Kijang,
penelitian ini, parameter tersebut akan Kabupaten Bintan. Data Yang digunakan
dicoba untuk dipergunakan untuk dalam penelitian ini antara lain adalah citra
pendeteksian perkembangan permukiman Landsat-8 OLI tahun perekaman 2014 dan
kumuh pada kawasan pesisir dengan tahun 2017, data hasil tracking pada
menggunakan data optis Landsat generasi daerah permukiman kumuh kawasan
terbaru Landsat-8 OLI. Dengan pesisir di Kelurahan Kalang Kawal,
menggunakan data citra Landsat-8 OLI Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten
dengan menggunakan parameter NDBI Bintan.
Tabel 1. Data yang digunakan
Data Sumber Kegunaan
Citra Landsat8-OLI USGS Untuk menganalisis kawasan
permukiman
Jalan Tracking Lapangan Melakukan pengukuran
Lapangan
SHP Indonesia BIG Geo-Portal Mengetahui batas
wilayah
Sumber : Instansi dan lembaga terkait
a. NDBI B. Survey Lapangan
Survey lapangan digunakan dalam
Parameter yang digunakan untuk penelitian ini yaitu untuk mengetahui
mengidentifikasi perkumiman kumuh pada keadaan permukiman kumuh pada
kawasan pesisir dapat menggunakan kawasan pesisir yang ada di Kelurahan
parameter Normalized Difference Built-Up Kalang Kawal, Kecamatan Gunung Kijang,
Index (NDBI) dengan menggunakan Kabupaten Bintan. Dalam pelaksanaan
persamaan : survey lapangan yang dilakukan adalah
pelaksanaan tracking jalan pada
NDBI = b6 – b5 / b6 + 5
permukiman kumuh pada kawasan pesisir
Dimana : B6 = SWIR di Kelurahan Kalang Kawal, Kecamatan
B5 = NIR Gunung Kijang Kabupaten Bintan. Selain
Za et al. (2003) mengembangkan itu pada saat kegiatan survey lapangan,
perhitungan nilai NDBI dengan dilakukan pengambilan titik koordinat
menggunakan data dari citra Landsat TM sampel bangunan – bangunan tempat
dan dapat di aplikasian pada citra Landsat tinggal warga yang termasuk kategori
OLI dengan persamaan diatas,seperti yang kumuh dengan menggunakan Global
digunakan pada penelitian yang Position Point (GPS).
menggunakan citra Landsat-8 OLI dengan
tahun perekaman pada tahun 2014 dan
tahun 2017.

http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo 145
Tunas Geografi Vol. 6 No. 2 2017 (143-150)

Tabel 2. Koordinat Sampel Bangunan Permukiman Kumuh Pada Kawasan Pesisir


Kabupaten Kalang Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan
Titik GPS
NO X Y
1 104,4641904 0,9064404
2 104,4642585 0,9064369
3 104,6371794 0,9923474
4 104,6371735 0,9923420
5 104,6371791 0,9923469
6 104,6371796 0,9923347
Sumber : Survey Lapangan

Hasil dari data survey lapangan gambar 1. Berdasarkan hasil


digunakan untuk data pendukung dalam pengolahan citra landsat-8 OLI dengan
mengidentifikasi perkembangan menggunakan parameter Normalizad
perkumiman kumuh pada kawasan pesisir Difference Built-Up Index (NDBI) dengan
di Kelurahan Kalang Kawal, Kecamatan menggunakan software pengolahan citra
Gunung Kijang, Kabupaten Bintan dengan digital ENVI dan juga Arcgis dan juga
aplikasi berbasis Geography Information menggunakan metode survey lapangan
System (GIS) yaitu dengan menggunakan yang didukung dengan GIS yang
perangkat unak ArcGIS. menggunakan aplikasi ArcGISuntuk
mengidentifikasi permukiman kumuh pada
HASIL DAN PEMBAHASAN kawasan pesisir di Kelurahan Kalang
Dengan menggunakan paramater Kawal, Kecamatan Gunung Kijang,
Normalized Difference Built-Up Index Kabupaten Bintan. Dengan menggunakan
(NDBI) yang menggunakan data dari citra tersebut maka dapat diketahui dari hasil
Landsat-8 OLI tahun perekaman 2014 dan deliniasinya maka didapatkan luas
2017 untuk mengidentifikasi permukiman kumuh pada kawasan pesisir
perkembangan perkumiman kumuh pada tahun 2014 yaitu seluas 6,53 Hektare
kawasan pesisir di Kelurahan Kalang selanjutnya mengalami perkembangan
Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, yang dapat diketahui pada tahun 2017 luas
Kabupaten Bintan. Maka dari hasil proses permukiman kumuh pada kawasan pesisir
pengolahan yang dilakukan dengan Kelurahan Kalang Kawal, Kecamatan
menggunakan metode Normalized Gunung Kijang, Kabupaten Bintan
Difference Built-Up Index (NDBI) dengan meningkat menjadi yaitu seluas 11,22
menggunakan software pengolahan citra Hektare.
digital ENVI hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 2. Luas Permukiman Kumuh pada Kawasan Pesisir di Kelurahan Kalang Kawal,
Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan tahun 2014 dan 2017
Tahun Luas
2014 6,53 Hektare
2017 11,22 Hektare
Total Perkembangan 4,69 Hektare
Sumber : Pengolahan data Sekunder
Maka dapat diketahui persentase Kabupaten Bintan yaitu rata-rata sekitar
jumlah perkembangan permukiman kumuh 20 % terjadi perkembangan luas setiap
pada kawasan pesisir di Kelurahan Kalang tahunnya. Dari proses pengolahan
Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, tersebut, maka dapat diidentifikasi bahwa

http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo 146
Tunas Geografi Vol. 6 No. 2 2017 (143-150)

dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 kumuh pada kawasan pesisir di Kelurahan
hasil analasis dengan menggunakan Kalang Kawal, Kecamatan Gunung Kijang,
paramater Normalized Difference Built-Up Kabupaten Bintan setiap tahunnya
Index (NDBI) dan dengan survey lapangan memiliki perkembangan rata-rata 1,32
pada permukiman kumuh pada kawasan Hektare setiap tahunnya mulai dari tahun
pesisir Kelurahan Kalang Kawal, Kecamatan 2014, 2015, 2016, 2017. Hal ini terjadi
Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Luas dikarenakan meningkatnya pertumbuhan
perkembangan permukiman kumuh pada penduduk yang terjadi dikawasan pesisir
kawasan pesisir didaerah tersebut yaitu pantai di Kelurahan Kalang Kawal,
seluas 4,69 Ha. Dari proses pengolahan Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten
tersebut dengan menggunakan metode Bintan yang menyebabkan terjadinya
Normalized Difference Buit-Up Index peningkatan kebutuhan tempat tinggal
(NDBI) dan Survey lapangan, maka dapat yang berakibat pada meningkatnya
dilihat bahwa perkembangan permukiman permukiman kumuh.

Gambar 1. Hasil Pengolahan NDBI Tahun 2014


(Sumber : Pengolahan Citra Digital)

http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo 147
Tunas Geografi Vol. 6 No. 2 2017 (143-150)

Gambar 2. Hasil Pengolahan NDBI Tahun 2017


(Sumber : Pengolahan Citra Digital)

http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo 148
Tunas Geografi Vol. 6 No. 2 2017 (143-150)

Gambar 3. Hasil Layout Peta Permukiman Kumuh Pada Kawasan Pesisir Tahun 2014

Gambar 4. Hasil Layout Peta Permukiman Kumuh Pada Kawasan Pesisir Tahun 2017

KESIMPULAN pada kawasan pesisir di Kelurahan


Dari hasil pembahasan diatas, dapat Kalang Kawal, Kecamatan Gunung
ditarik kesimpulan dari daerah penelitian Kijang, Kabupaten Bintan 4,69
yang dilakukan adalah : Hektare atau lebih kurang 20% Setiap
tahunnya.
1. Perkembangan perkumiman kumuh di
Kelurahan Kalang Kawal, Kecamatan DAFTAR PUSTAKA
Gunung Kijang, Kabupaten Bintan
terus mengalami peningkatan setiap As-syakur, A. Adnyana, I.W.S., Arthana,
tahunnya mulai dari tahun 2014, 2015, I.W., & Nuarsa, I.W. 2012.
2016 dan tahun 2017 yaitu rata-rata Enhanced Built-Up and
sekitar 1, 32 hektare. BarenessIndex (EBBI) for Mapping
2. Luas permukiman kumuh pada Built-Up and Bare Land in an Urban
kawasan pesisir Kelurahan Kalang Area. Remote Sensing, 4, pp.2957-
Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, 2970.
Kabupaten Bintan pada tahun 2014
Bayu, haryo 2016. Arahan Penataan
adalah seluas 6,53 hektare dan
Lingkungan Permukiman Kumuh
mengalami perkembangan pada tahun
Kecamatan Kenjeran dengan
2017 yaitu seluas 11,22 Hektare.
Pendekatan Eco-Settlements. Jurnal
3. Dari Hasil Identifikasi dengan
Teknik ITS Vol. 5, No. 2, ISSN :
menggunakan parameter Normalized
2337-3539
Difference Built-Up Index (NDBI) dan
survey lapangan didapatkan hasil
perkembangan permukiman kumuh

http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo 149
Tunas Geografi Vol. 6 No. 2 2017 (143-150)

Cambell, J. B and Wynee, R. H. 2011. Medan Belawan, Medan City,


Introduction to Remote Sensing, North Sumatra, Indonesia. JURNAL
Fifth Edition. New York: Guildford GEOGRAFI, 9(2), 117-124.
Press. ISBN 978-1-60918-176-5.
USGS,http://landsat.usgs.gov/Landsat8_Usi
Hanif, Adenan, Yurni 2017. Investigation ng_Product.php, diakses pada
Character of Natural Forest 2017-12-10 jam 09:00 pm
Ecosystem, Use High Resolution
and LiDAR Data. Journal of Yuniastuti, E. (2016). Identifikasi Tipologi
environment and Earth Science, Vol dan Dinamika, Potensi dan
7, No10, 2017 ISSN 2224-3216 Permasalahan, dan Strategi
Pengelolaan Wilayah Kepesisiran di
Lubis, D. P., Pinem, M., & Simanjuntak, M. Wilayah Kepesisiran
A. N. (2017). Analisis Perubahan Demak. JURNAL GEOGRAFI, 8(1).
Garis Pantai Dengan Menggunakan
Citra Penginderaan Jauh (Studi Zhang, Y., Odeh, I.A.O., & Han, C. 2009.
Kasus Di Kecamatan Talawi Bi-temporal characterization of
Kabupaten Batubara). JURNAL land surface temperature in relation
GEOGRAFI, 9(1), 21-31. to impervious surface area, NDVI
and NDBI, using a sub-pixel image
Rahmad, R., Panjaitan, B. R., Silaban, D., & analysis. International Journal of
Muladi, M. R. (2017). The Impact Applied Earth Observation and
of Rob Flood and Community Geoinformation. 11, pp.256-264.
Adaptation in Coastal Area of

http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo 150

Anda mungkin juga menyukai