Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN...........................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................14
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA...............................................14
BAB III..........................................................................................................................................22
BAB IV..........................................................................................................................................23
REALISASI APBDes DESA BATUR UTARA 2022..................................................................23
BAB V...........................................................................................................................................24
PENUTUP.....................................................................................................................................24
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
BATUR UTARA
TAHUN ANGGARAN 2022

BAB I

PENDAHULUAN

Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonomi untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan Pemerintah dan kepentingan masyarakatnya sendiri

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam ketentuan


Pasal 48 huruf b, dan pasal 50 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa, bahwa Kepala Desa wajib menyampaikan laporan Penyelenggaraan
Pemerintah Desa pada akhir masa jabatan kepada

Bupati melalui Camat dalam jangka waktu 5 (lima) bulan sebelum berakhirnya masa
jabatan, Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pembangunan Desa. Kewajiban Kepala Desa untuk menyampaikan Laporan
Penyelenggaraan tugastugas pemerintahan desa merupakan bentuk pertanggungjawaban Kepala
Desa selaku pimpinan Pemerintahan Desa, agar seluruh kinerja penyelenggaraan Pemerintahan
Desa

dapat diketahui oleh Bupati, Camat, BPD dan masyarakat. Penyelenggaraan


Pemerintahan Desa adalah seluruh kegiatan manajemen pemerintahan desa dan pembangunan
desa sesuai kewenangan desa, baik dalam aspek penetapan kebijakan, perencanaan,
pengorganisasian, pembiayaan, pelaksanaan, koordinasi, serta pengendalian dan pengawasan.

1. Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa adalah laporan yang dibuat oleh Kepala Desa
mengenai seluruh perkembangan penyelenggaraan pemerintahan desa yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Desa (Kepala Desa dan Perangkat Desa) dan Badan Permusyawaratan Desa
untuk disampaikan kepada para pemangku kepentingan atau stakeholders terkat (Bupati,
Camat, BPD dan masyarakat). Sesuai dengan urgensi penyampaian laporan, laporan
penyelenggaraan pemerintahan desa wajib disampaikan secara teratur atau sewaktu-waktu
(seperti laporan mingguan, laporan bulanan, laporan triwulanan, laporan semesteran, laporan
akhir tahun atau laporan akhir masa jabatan Kepala Desa). Tujuan dari Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah :

1) Sebagai bentuk pertanggung jawaban Pemerintah Desa (khususnya Kepala Desa)


mengenai penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan desa kepada stakeholders
ataupemangku kepentingan yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan desa.

2) Sebagai sumber informasi resmi bagi :

a) Bupati dan Camat dalam menilai kinerja Pemerintah Desa (khususnya Kepala
Desa) serta dalam rangka melakukan pembinaan dan pengawasan atas
penyelenggaraan pemerintahan desa.

b) Anggota BPD dalam mengetahui kinerja penyelenggaraan pemerintahan desa dan


melakukan upaya bersama-sama Kepala Desa dalam meningkatkan kinerja
penyelenggaraan pemerintahan desa.

c) Pengurus lembaga kemasyarakatan dan masyarakat dalam upaya meningkatkan


kinerja penyelenggaraan pemerintahan desa dan upaya meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam proses penyelenggaraan pemerintahan desa, termasuk
berpartisipasi dalam proses pengelolaan pembangunan desa.

d) Pihak-pihak terkait lainnya (seperti lembaga swadaya masyarakat, kalangan dunia


usaha atau perguruan tinggi) dalam mendukung peningkatan kinerja
penyelenggaraan pemerintahan desa.

2. Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2007 tentang
Pedoman Umum Tata Cara Pelaporan dan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, jenis-jenis laporan penyelenggaraan pemerintahan desa adalah

a. Laporan Kepala Desa, terdiri dari :

a) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) yakni Laporan penyelenggaraan


pemerintahan desa kepada Bupati sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas dan fungsi pemerintahan desa, yang meliputi seluruh kegiatan pemerintahan desa
berdasarkan kewenangan desa yang ada dan pelaksanaan keuangan desa, serta
pelaksanaan tugas-tugas dan alokasi keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten selama 1 tahun anggaran.

b) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Akhir Masa Jabatan Kepala Desa (LPPD
akhir Masa Jabatan) yakni laporan penyelenggaraan pemerintahan desa oleh Kepala
Desa kepada Bupati melalui Camat sebelum berakhirnya masa jabatan Kepala Desa,
yang meliputi seluruh penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kewenangan
desa yang ada dan pelaksanaan keuangan desa, serta pelaksanaan tugas-tugas dan
alokasi keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten
selama 6 tahun masa jabatan Kepala Desa.

c) Laporan Keterangan Pertanggung jawaban Akhir Tahun Anggaran Kepala Desa (LKPJ
Akhir Tahun Anggaran), yakni laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan desa
oleh Kepala Desa kepada rakyat melalui BPD sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah desa, yang meliputi seluruh kegiatan
Pemerintahan Desa berdasarkan kewenangan desa yang ada dan pelaksanaan keuangan
desa, serta pelaksanaan tugas-tugas dan alokasi keuangan dari Pemerintah, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten.

d) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Kepala Desa (LKPJ


Akhir Masa Jabatan), yakni laporan keterangan penyelengaraan pemerintahan desa oleh
Kepala Desa kepada rakyat melalui BPD sebelum berakhirnya masa jabatan Kepala
Desa, yang meliputi seluruh penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan
kewenangan desa yang ada dan pelaksanaan keuangan desa, serta pelaksanaan tugas-
tugas dan alokasi keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten selama 6 tahun masa jabatan Kepala Desa.

e) Penginformasian Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Penginformasian


LPPD kepada masyarakat) yakni laporan informatif penyelenggaraan pemerintahan
desa oleh Kepala Desa kepada rakyat tentang pelaksanaan pemerintahan desa oleh
Kepala Desa kepada rakyat tentang pelaksanaan pemerintahan desa, yang meliputi
informasi pokok-pokok penyelenggaraan pemerintahan desa, yang disampaikan melalui
media/pengumuman resmi.

f) Laporan keuangan BPD adalah laporan administratif pengelolaan keuangan Badan


Permusyawaratan Desa (BPD) setiap tahun anggaran yang disampaikan kepada Kepala
Desa selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa.

A. PROFIL DESA

Profil Desa merupakan gambaran menyeluruh mengenai karakter desa yang meliputi
sejarah desa dan kondisi umum desa, yang memuat letak geografis desa, data dasar keluarga,
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana, serta
perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa. Profil desa ini disusun
berdasarkan atas hasil pengkajian dusun/banjar melalui musyawarah masyarakat sebagai data
primer dan didukung dengan data sekunder dari monografi desa, statistik dan sumber-sumber
lain yang sah. Secara umum profil desa Desa Batur Utara adalah sebagi berikut :

1.1 Sejarah

Desa Batur Utara telah berdiri sebelum jaman kemerdekaan yaitu pada Tahun 1943. Desa
Batur Utara lahir dari perpecahan/pemekaran Desa Batur menjadi 3 (tiga) desa dinas. Tiga desa
dinas hasil pemekaran masyarakat tersebut yaitu Desa Batur Selatan, Desa Batur Tengah dan
Desa Batur Utara. Pada saat terbentuk Desa Batur Utara tercatat memiliki luas wilayah sebesar
336 Ha. Desa Batur Utara pada awalnya digagas oleh orang-orang luar biasa dari Desa Batur.
Digagas oleh 7 (tujuh) orang pendiri dengan berbagai latar belakang dan kemampuan. Menurut
buku karangan mantan kepala Desa Batur Utara “Menuang Segelas Air ke Danau batur” oleh I
Wayan Tinggal, karakter ketujuh orang pendiri Desa Batur Utara bila disarikan yaitu pertama
tokoh muda yang bersifat kritis, suka hidup bermasyarakat, suka membela dan memperjuangkan
kepentingan orang banyak; tipe kedua tokoh tua yang suka berbicara, bergaul dan meminta
pertimbangan kepada orang-orang atasan; tipe ketiga tokoh tua yang banyak membaca dan
membahas isi prasasti; dan terakhir tipe keempat tokoh berwatak keras hati. Demikian karakter
awal masyarakat desa Batur Utara dan berkembang terus mengikuti tuntutan jaman dan waktu.

Sebelum terjadi pemekaran Desa Batur yang dikenal menjadi tiga desa dinas sekarang ini,
Desa Batur berada di kaki Gunung Batur di lembah kaldera Gunung Batur Purba. Desa tersebut
terletak sebelah Barat Daya di kaki Gunung Batur. Kini hanya terdapat hamparan lava hitam
telah mengubur Desa Batur dahulu setelah letusan hebat Gunung Batur di Tahun 1926.
Akibatnya mengungsikan seluruh masyarakat Desa Batur saat itu ketempat sekarang ini, yang
kita kenal Desa Batur sekarang.

1.2 Geografis

Desa Batur Utara terletak ditengah-tengah Kecamatan Kintamani. Sebelah Utara


berbatasan dengan Desa Kintamani, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Batur Selatan,
sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kintamani, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Batur
Selatan. Desa Batur Utara terletak di bibir Kaldera Batur Purba. Letak desa berada pada
ketinggian 900-1.100 meter diatas permukaan air laut. Tofografi wilayahnya sebagian besar
memiliki tingkat kemiringan terjal berada di wilayah pegunungan dengan kanan dan kirinya
jurang gunung berapi purba. Dipastikan bahwa Desa Batur Utara berada di wilayah rawan
bencana gunung berapi. Berdasakan data Wilayah Binaan Penyuluhan Pertanian (Wilbin) Tahun
2011 luas wilayah Desa Batur Utara sebesar 336,00 Ha. Karakteristik lahan/tanah di Desa Batur
Utara adalah sebagai berikut:

Jenis tanah : Regosol

Struktur tanah : Remah

Tekstur tanah : Lempung berpasir

Tingkat kemasaman tanah : Netral (pH 6,0 – 7,5)

Kemiringan : 5 – 25%

Draenase : Baik

Asal pembentukan tanah : Abu vulkanis

Secara administrasi, Desa Batur Utara tidak memiliki batas administrasi yang pasti.
Begitu juga dengan dua desa lainnya, yaitu Desa Batur Selatan dan Desa Batur Tengah. Saat ini
Desa Batur Utara masih menjadi satu desa adat bersama dengan Desa Batur Selatan dan Desa
Batur Tengah. Dengan kata lain di dalam satu Desa Adat Batur terdiri dari tiga Desa Dinas.
Batas-batas desa adat telah diperjelas namun belum mampu mempertegas batas administrasi desa
dinas. Permasalahan yang muncul yaitu, tempat tinggal masyarakat menyebar dan berbaur tidak
mengikuti pola desa dinas yang berpatokan pada batas administrasi. Untuk pembangunan
kedepan di Desa Batur Utara seharusnya terintegrasi dengan dua desa lainnya yang telah
disebutkan.

Desa Batur Utara terdiri dari 5 Dusun/Banjar yaitu :

1. Dusun/Banjar Karuna Gunung Sari;


2. Dusun/Banjar Dana Petapan;
3. Dusun/Banjar Gatra Kencana;
4. Dusun/Banjar Catur Parahyangan; dan
5. Dusun /Banjar Batur Utara.

Jarak orbitasi ke kota-kota Kecamatan Kintamani 1,5 Km, ke ibu kota Kabupaten 27,5
Km dan ke ibu kota propinsi 63,5 Km. Pusat permukiman ketiga desa dinas kurang Lebih seluas
0,4km2
1.3 Demografi

Penduduk merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan, karena dilihat dari
perannya, maka penduduk merupakan sumber daya manusia yang memiliki peran sebagai pelaku
utama sekaligus sebagai pemanfaat hasil pembangunan. Oleh karena itu, penduduk harus
dikelola dengan baik, sebab bila tidak dikelola dengan baik, maka penduduk dapat menimbulkan
permasalahan sosial, seperti penggangguran, kemiskinan dan masalah sosial lainnya, yang justru
dapat mengganggu pelaksanaan pembangunan.

Berdasarkan hasil data administasi Pemerintahan Desa per tahun ……, jumlah penduduk
desa Batur Utara adalah ….. KK, dengan total …… jiwa, terdiri atas ……. jiwa laki-laki dan
…… jiwa perempuan, dengan distribusi penduduk tersebar di 5 Dusun, dengan rincian distribusi
penduduk disajikan pada Tabel 2.

Dari Tabel 2, dapat diketahui bahwa distribusi penduduk desa Batur Utara terkonsentrasi
di Dusun Dana Petapan yaitu ….. KK, yakni terdiri atas ….. orang laki dan ….. orang
perempuan serta Dusun Gatra Kencana yaitu ….. KK, terdiri atas ….. orang laki dan ….. orang
perempuan

Sementara diskripsi penduduk berdasarkan pada struktur usia dan jenis kelamin disajikan
pada Tabel 3.
Dari Tabel 3, dapat diketahui bahwa proporsionalitas jumlah penduduk golongan umur
antara 15 - 39 tahun dan 40 tahun ke atas paling besar, yaitu 41%.

1.3 Sarana Prasarana

Keberadaan infrasruktur perdesaan memegang peran strategis dalam mendukung


aktivitas kehidupan masyarakat, baik dalam hal aktivitas ekonomi, sosial maupun budaya.
Mengingat begitu vitalnya peran infrastruktur, maka pembangunan desa lebih difokuskan pada
sektor ini.

Dari Tabel 4, dapat diketahui, kondisi infrastruktur perdesaan ada dalam kondisi baik,
cukup dan rusak berat, oleh karena itu program-program pembangunan dan perbaikan serta
pemeliharan perlu terus digalakan agar infrastruktur perdesaan yang ada dapat memberikan
pelayanan yang optimal bagi masyarakat dalam melaksanakan aktivitas transportasi, akses pasar,
pendidikan, kesehatan, ekonomi dan budaya.

1.4 Ekonomi

Struktur perekonomian desa Batur Utara didominsai oleh sektor peternakan, hal ini terlihat
dari prosentase penggunaan lahan untuk usaha peternakan, yakni sebesar …… % dan prosentase
jumlah penduduk yang menggantungkan hidup dari sektor peternakan, yakni sebesar …… %.
Selain itu, ekonomi desa, juga digerakkan oleh sektor perdagangan dan industri kecil/rumah
tangga. Secara umum, gambaran struktur perekonomian desa ditunjukan oleh distribusi jumlah
penduduk menurut mata pencaharian, sebagaimana disajikan pada Tabel 5.

Dari Tabel 5, dapat diketahui bahwa sektor Wirausaha menjadi basis utama mata
pencaharian penduduk. Sekitar ….. jiwa atau ….. % penduduk menggantungkan hidup dari
sektor ini.

Di sektor perdagangan dan industri kecil, permasalahan permodalan menjadi kendala


utama dalam meningkatkan efesiensi dan efektivitas usaha. Koordinasi dengan instansi
pemerintah terkait masih perlu terus ditumbuhkembangkan agar kegiatan usaha, tidak hanya
berorientasi untuk memenuhi kebutuhan dasar tapi lebih dari itu, yakni meningkatkan
pendapatan untuk mewujudkan kesejahteraan.

1.5 Sosial Budaya

Kondisi sosial budaya masyarakat desa akan sangat ditentukan oleh 4 pilar utama, yaitu
tingkat pendidikan, derajat kesehatan, kesejahteraan dan agama dan tradisi/budaya masyarakat.

1.5.1 Pendidikan

Di sektor pendidikan, Pemerintah telah menyediakan berbagai fasilitas pendidikan mulai


dari gedung, tenaga pendidik dan bahkan biaya pendidikan melalui program dana BOS. Semua
ini dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan
meninitikberatkan pada pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan pelayanan dan kualitas
pendidikan serta peningkatan kapasitas masyarakat. Pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan
pendidikan telah dilaksanakan melalui Komite Sekolah.
Sekalipun fasilitas pendidikan telah cukup memadai, bukan berarti tidak terjadi
permasalahan pendidikan di tingkat masyarakat. Permasalahan utama yang terjadi berupa
rendahnya biaya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, dan kurangnya tenaga pendidik.
Selain itu, kualitas pendidikan juga belum optimal. Secara rinci distribusi penduduk menurut
tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 7.

Dari Tabel 7, dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk sudah megenyam
pendidikan selama 6 (enam) tahun.

1.5.2 Kesehatan

Di bidang kesehatan, pemerintah juga telah menyediakan sarana prasarana kesehatan dan
tenaga medis dalam rangka untuk mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan. Secara rinci sarana dan prasaran kesehatan di desa Batur Utara disajikan pada Tabel
8.
Dari Tabel 8, tampak bahwa Pemerintah telah berupaya untuk menyediakan berbagai
fasilitas kesehatan dan program-program penyuluhan kesehatan dalam rangka untuk untuk
mendekatkan bidang pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat dan meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Namun, kesadaran akan pola hidup bersih dan sehat dari masyarakat masih tetap
kurang, hal ini nampak dari rendahnya tingkat kehadiran ibu-ibu dalam kegiatan posyandu.

Selain itu, masyarakat juga belum menjadikan lingkungan yang sehat sebagai salah satu
upaya preventif dalam mengelola kesehatan. Kesadaran masyarakat akan hal tersebut masih
rendah. Oleh karena itu, berbagai program kesehatan seperti penyuluhan, revitalisasi posyandu
masih tetap perlu dilanjutnya, tentunya dengan mengintesifkan koordinasi dengan instani
pemerintah sekaligus mendorong keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan kesehatan.

1.5.3 Kesejahteraan Sosial

Di bidang kesejahteraan masyarakat, Pemerintah juga telah meluncurkan berbagai


program seperti raskin, bedah rumah dll, namun permasalahan di sektor ini masih tetap terjadi.
Kemiskinan tetap menjadi permasalahan utama desa, dengan jumlah penduduk miskin 79 jiwa.
Kondisi ini, tidak dapat dilepaskan dari kondisi ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial
budaya masyarakat yang belum optimal, dan bila hal ini tidak segera diupayakan jalan keluar,
maka dapat dipastikan pembangunan desa tidak dapat berjalan dengan baik. Penanganan
masalah kemiskinan dan penggangguran masih perlu terus diupayakan, baik melalui upaya
pengembangan ekonomi desa maupun perluasan kesempatan kerja.

1.5.4 Agama dan Kebudayaan

Penduduk desa Batur Utara sebagian besar beragama Hindu. Distribusi Penduduk
menurut Agama disajikan pada Tabel 9. Sementara di bidang kebudayaan, perspektif budaya
masyarakat sangat kental dengan nuansa budaya Bali, yang dijiwai oleh nilai-nilai agama Hindu.
Philosofi Tri Hita Karana, menjadi tuntunan bagi masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan
lahir dan batin, yakni dengan menjaga keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan,
antara sesama manusia dan antar manusia dengan lingkungannya.
Sementara di tingkat interaksi sosial, nilai-nilai paras paros sarpa naya salunglung
sabyantaka (kerukunan, keselarasan dan kepatutan) selalu menjadi pedoman dalam menciptakan
ketertiban dan kedamaian dalam berinteraksi sosial antar masyarakat maupun dengan
masyarakat lainnya. Oleh karena itu, pelestarian dan pengembangan nilai-nilai budaya ini perlu
terus dilakukan dalam rangka untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin.
Penguatan terhadap lembaga-lembaga adat masih perlu terus dilakukan, baik melalui
peningkatan kapasitas tokoh adat maupun keberadaan sarana prasarana pendukungnya.

1.2 Kondisi Desa

1.2.1 Pembagian Wilayah Desa

Secara administratif, Desa Batur Utara terdiri atas 5 dusun dinas dan 5 banjar adat.
Dalam menjalankan roda pemerintahan, di tingkat desa dikepalai oleh seorang Perbekel,
sementara Kelian Dinas dan Kelian adat untuk tingkat Dusun dan Banjar Adat. Pembagian
wilayah desa Batur Utara disajikan pada Tabel 10.

1.2.2 Struktur Pemerintahan Desa

Sesuai dengan PP Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa, struktur Pemerintahan Desa
terdiri atas Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa (BPD). Sementara Pemerintah Desa
terdiri atas Perbekel dan Perangkat Desa. Perangkat Desa terdiri atas 3 unsur, yaitu unsur staf,
unsur Pelaksana Teknis dan unsur Wilayah. Unsur Staf adalah unsur yang dibentuk untuk tujuan
pelayanan masyarakat seperti Sekretaris Desa dan/atau Tata Usaha. Unsur Pelaksana Teknis
adalah unsur yang mempunyai kegiatan di lapangan seperti urusan keamanan dll. Sedangkan
unsur wilayah adalah pembantu Perbekel di wilayah di bawah desa yaitu Kelian Dusun. Selain
itu, desa juga akan dibantu oleh lembaga-lembaga swadaya kemasyarakatan seperti LPM, PKK,
Karang Teruna. Adapun Struktur Pemerintahan Desa Batur Utara adalah sebagai berikut.
PERBEKEL

I WAYAN TINGGAL

SEKDES

I MADE RUDI HITA UTAMA

KASI
KASI KASI PELAYANAN KAUR KAUR
KAUR TAU &
PEMERINTAHAN KESEJAHTERAAN KEUANGAN PERENCANAAN
UMUM
I KT. ADI
NI WY I KM. GIRIA DIPA SEMARA PUTRA NI WY. NI PT. WITRI
NI KM. SUDIANI
RUMIARTINI MAHARIASA BUDIASIH AGRIANTI

KAWIL 1
KAWIL 2 KAWIL 3 KAWIL KAWIL
IKM. ADITYA
JERO MANGKU I PT. EKA I NYOMAN I NYOMAN
PRAMANA
KACA WIKRAMAJAYA SUKARYA ALAM SAH
PUTRA
BAB II

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

A. VISI dan MISI

Desa Batur Utara adalah suatu Desa yang sangat memungkinkan untuk melakukan sesuatu, baik
yang bersifat fisik maupun non fisik. Hal ini dapat dilihat dari POTENSI DESA yang kita miliki,
seperti ada pasar desa, memiliki panorama alam dan lain sebaginya. Melihat kondisi seperti ini
maka yang menjadi VISI dan MISI Desa Batur Utara adalah :

1. VISI

Mewujudkan Masyarakat Batur Utara yang Sejahtera dan Unggul ‘Bersih, Hijau, Berbunga,
Berbuah’ dengan Berlandaskan Sapta Hitta Karana

2. MISI

Untuk mencapai visi pembangunan tersebut, dijabarkan melalui misi sebagai berikut:

1. ;Jalan Wesya;
2. Utsaha Dana Pura;
3. Sebelas Villa Tematik;
4. Selamat Datang Anakku;
5. Birokrat Merakyat;
6. Selamat Menempuh Hidup Baru;
7. Subsidi Biaya Ngaben;
8. Sepeda Motor Dari Sampah Plastik.
B. Isu Pembangunan Desa

1. Pengelolaan Pembangunan Lintas Wilayah

Kembali ditetagaskan, bahwa Desa Batur Utara terletak di lingkup Desa Adat Batur
bersama-sama dengan dua desa dinas lainnya yaitu Desa batur Tengah dan Desa Batur Selatan.
Batas administrasi yang tidak jelas antar ketiga desa dinas. Pembangunan desa terutama dalam
penyediaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana dasar menjadi penting untuk dilakukan
koordinasi dan kerjasama pembangunan lintas desa. Sebagai contoh, dalam pengelolaan Tri
Kahyangan Desa yaitu Pura Puseh, Pura Bale Agung dan Pura Dalem semestinya menjadi
tanggungjawab desa dinas juga dalam pengelolaannya. Menyampingkan kondisi saat ini
sepenuhnya masih dikelola desa adat. Penyediaan dan pelayanan sarana dan prasarana lainnya
seperti penerangan jalan, pembangunan jalan lingkungan, dan sarana prasarana lainnya harus
dilakukan kerjasama kedepannya. Sehingga pembangunan di Desa Adat Batur dilakukan secara
terintegrasi.

2. Penguatan Ekonomi Lokal

Globalisasi mendorong masyarakat untuk meningkatkan daya saingnya dalam persaingan


usaha dan kerja. Saat ini dilingkungan Desa Adat Batur telah beroperasi 2 (dua) mini market.
Tentunya kebijakan seperti ini mampu melemahkan ekonomi lokal masyarakat. Disisi lain
penyerapan tenaga kerja lokal dapat terjadi, namun jika dibandingkan jangka panjang nilai
tambah ekonomi desa akan menurun dengan adanya kebocoran perputaran uang. Hal tersebut
disebabkan karena perputaran uang bukan di dalam melainkan keluar desa. Untuk itu, pembinaan
dan pemberdayaan masyarakat sangat penting dilakukan untuk menguatkan ekonomi lokal
masyarakat. Pembinaan untuk tidak konsumtif dan manajemen keuangan rumah tangga penting
untuk dilakukan.

3. Peningkatan Kualitas Sarana Prasarana Dasar

Infrastruktur desa merupakan hal penunjang kegiatan desa yang sangat penting. Selain
mempertimbangkan aspek penyediaan juga sangat penting memperhatikan kualitas sarana-
prasarana yang dibangun. Peningkatan kualitas infrastruktur merupakan upaya peningkatan
pelayanan pemerintahan desa terhadap masyarakat.

4. Peningkatan Kualitas SDM

Menjaga dan meningkatkan kualitas SDM masyarakat merupakan faktor kunci untuk
keberhasilan perkembangan Desa Batur Utara kedepannya. Kualitas SDM faktor kunci penggerak
segala macam pembangunan di desa. Meningkatnya kualitas SDM masyarakat berbanding lurus
dengan tingkat keberhasilan pembangunan desa. Program semangat pendidikan untuk para orang
tua harus dimulai dari saat ini. Generasi muda merupakan ujung tombak roda pembangunan desa
dimasa depan.

C. Potensi Desa

1. Sumber Daya Alam

Desa Batur Utara memiliki potensi keindahan alam yang sangat menarik. Pengembangan
desa wisata menjadi alternatif pengembangan kedepan yang sangat baik. Aktivitas perekonomian
yang berasal dari hasil tambang tidak ada. Jika dibandingkan dengan potensi SDA desa lainnya di
kintamani, Desa Batur Utara memiliki potensi yang sangat minim. Maka dari itu, pengembangan
jasa wisata merupakan arah pengembangan yang tepat bagi Desa Batur Utara. Tidak lagi
berupaya meningkatkan kegiatan pariwisata dengan sektor primernya melainkan melalui sektor
jasa yang lebih kepada sektor sekunder. Seperti halnya jasa travel, pendakian, penyelenggaraan
kegiatan wisata seperti motor cross, touring, dll.

2. Sumber Daya Manusia

Berdasarkan 8% masyarakat merupakan perguruan tinggi dan 22% tamatan SMA roda
pembangunan semestinya dapat dilakukan dengan baik. SDM tamatan diluar Provinsi Bali cukup
banyak, sehingga dapat menambah daya saing desa dalam perkembangan Desa batur Utara
kedepannya. Yang paling terpenting adalah pemberdayaan dan pelibatan masyarakat dalam
pembangunan desa untuk meningkatkan keberhasilan dan percepatan proses pembangunan desa.
Beberapa prestasi internasional telah pernah diraih oleh generasi muda dibidang olahraga.
Perguruan tinggi ternama di Indonesia sudah pernah dicapai oleh masyarakat Desa Batur Utara
seperti ITB dan ITS. Pertanyaan bersama untuk kita, bersedia tidak mereka membangun tanah
kelahirannya? apakah mereka telah diberikan kesempatan dan wadah dalam membangun desa
mereka? jawabannya kembali terkait program pemberdayaan masyarakat desa serta kreativitas
dan seni kepemimpinan di desa.

3. Sumber Daya Organisasi dan Kelembagaan

Desa Batur Utara kaya akan organisasi masyarakat. Hal ini menunjukkan keaktifan
masyarakat dalam organisasi dan politik dalam pembangunan desa khususnya dan bangsa pada
umumnya. Wadah-wadah organisasi dan kelembagaan ini merupakan motor penggerak
pembangunan desa. Beberapa potensi besar organisasi desa dalam pelibatannya untuk kemajuan
pembangunan desa yaitu kelompok dadia (kelompok keluarga yang sudah besar), kelompok
pedagang, kelompok seni, kelompok tani, kelompok pemuda, kelompok pelaku adat, dan
kelompok organisasi lainnya. Dibidang kelembagaan potensi LPMD dalam pembangunan desa
masih menjadi ujung tombak dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan.
Keberhasilan tata kelola pembangunan terletak di peran LPMD dalam melakukan tugas, pokok
dan fungsinya.

D. Masalah Desa

1. Permasalahan Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa


Penyelenggaraan pemerintahan desa masih banyak menemui kendala dalam
pelaksanaannya. Berikut adalah hasil analisia penggalian masalah yang dilakukan melalui proses
musyawarah yang berjenjang yaitu sebagai berikut:
1. Lemahnya kapasitas Kaur dalam menyelenggarakan pemerintahan desa;
2. Lemahnya fungsi manajerial kepala desa dalam melaksanakan tata kelola pemerintahan;
3. Lemahnya pengelolaan keuangan dan sumberdaya desa;
4. Belum optimalnya tata kelola desa;
5. Buruknya data pokok desa;
6. Buruknya manajemen aset desa;
7. Belum optimalnya pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi BPD dan lembaga
kemasyarakatan desa;
8. Belum optimalnya peran aktif organisasi masyarakat dalam pembangunan desa; dan
9. Terbatasnya sarana-prasarana pemerintahan desa.

2. Permasalahan Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa


Adapun permasalahan dalam bidang pelaksanaan pembangunan desa yaitu:
1. Lemahnya koordinasi antar lembaga;
2. Lemahnya peran LPMD dalam menggerakkan roda pembangunan desa;
3. Menurunnya tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa;
4. Belum optimalnya tupoksi dan garis koordinasi dalam melaksanakan pembangunan
desa;
5. Keterbatasan anggaran dalam melaksanakan pembangunan desa;
6. Belum optimalnya pengawasan dalam pelaksanaan pembangunan.

3. Permasalahan Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa


Dibidang pembinaan kemasyarakatan desa beberapa hal yang menjadi permasalahan yaitu:
1. Data sosial kemasyarakatan belum lengkap dan valid;
2. Lemahnya penjadwalan dan eksekusi program di lapangan;
3. Terbatasnya ide-ide program kreatif dibidang pembinaan kemasyarakatan;
4. Lemahnya evaluasi program dibidang pembinaan kemasyarakatan desa;
5. Lemahnya peran serta masyarakat desa dalam ikut serta program pembinaan
kemasyarakatan desa.

4. Permasalahan Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa


Beberapa permasalahan dan kendala yang ditemui dalam penyelenggaraan bidang pembinaan
kemasyarakatan desa yaitu:
1. Lemahnya koordinasi antar lembaga dan masyarakat;
2. Terbatasnya ide-ide program kreatif dibidang pemberdayaan masyarakat;
3. Belum optimalnya penyelenggaraan bidang pemberdayaan masyarakat;
4. Lemahnya evaluasi program dibidang pembinaan kemasyarakatan desa;
5. Rendahnya tingkat keberlanjutan program pemberdayaan masyarakat; dan
6. Rendahnya tingkat keberhasilan dalam program pemberdayaan masyarakat.

BAB III

KEWENANGAN DESA

DATA PERANGKAT DESA

1. Perbekel : I Wayan Tinggal

2. Sekretaris Desa : I Made Rudi Hita Utama

3. KasiPemerintahan : Ni Wayan Rumiartini

4. Kasi Kesra : I Komang Giria Dipa Mahariasa

5. Kasi Pelayanan : I Ketut Adi Semara Putra

6. Kaur Keuangan : Ni Wayan Budiasih

7. Kaur Umum : Ni Komang Sudiani

8. Kaur Perencanaan : Ni Putu Witri Agrianti

9. KBD Karuna Gunung Sari : I Komang Aditya Pramana Putra

10. KBD Dana Petapan : Jero Mangku Kaca

11. KBD Gatra Kencana : I Putu Eka Wikramajaya

12. KBD Catur Parhyangan : I Nyoman Sukaria


13. KBD Batur Utara : I Nyoman Alam Sah

14. Staff : Ni Komang Dinda Ayu Ratih

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

a. Jumlah Perangkat Desa :

- 1 (satu) orang Perbekel

- 1 (satu) orang Sekretaris Desa

- 3 (tiga) orang Kepala Seksi

- 3 (tiga) orang Kepala Urusan

- 1 (Satu) orang Staff

- 5 (lima) orang Kelian Banjar Dinas

Dalam penentuan arah kebijakan pemerintahan dan pembangunan di desa selalu mengedepankan
musyawarah mufakat dengan melibatkan Lembaga-lembaga yang ada di Desa seperti : Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), PKK, STT, LPM dan Kader Desa lainnya yang ada di desa telah
menetapkan Peraturan Desa dan Keputusan Perbekel

BAB IV

REALISASI APBDes DESA BATUR UTARA 2022

Perincian Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) Desa Batur Utara Tahun
Anggaran 2022 tercantum dalam lampiran laporan ini.
BAB V

PENUTUP

Dari uraian di atas kami harapkan dan mohon kehadapan instansi terkait untuk memberikan kritik
dan saran yang membangun dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban akhir tahun
anggaran agar dalam proses penyusunan dan pelaporan pertanggungjawaban bisa lebih baik
untuk masa yang akan datang dari yang sebelumnya.

Demikian laporan ini kami sampaikan untuk dapat dikaji dan dikoreksi lebih lanjut guna
kemajuan program pemerintah Desa di masa mendatang, terima kasih.

Perbekel Batur Utara


I Wayan Tinggal

Anda mungkin juga menyukai