Anda di halaman 1dari 4

INTERIOR RUMAH ACEH

Lantai
Lantai dalam rumah tradisional Aceh umumnya terbuat dari kayu yang ditempatkan secara
horizontal. Kayu yang digunakan sering kali memiliki motif ukiran tradisional Aceh yang
indah. Lantai kayu memberikan tampilan alami, hangat, dan nyaman di dalam rumah.
Atap
Atap rumah Aceh sendiri terbuat dari daun rumbia yang dianyam oleh masyarakat sendiri.
Daun rumbia dipilih karena ringan dan memberikan hawa sejuk. Atap dalam rumah Aceh
memiliki ciri khas bubungan yang melengkung ke atas. Bubungan ini biasanya terbuat dari
ijuk (serat daun palem) atau genteng. Atap yang tinggi membantu sirkulasi udara alami
dengan memungkinkan panas naik ke atas dan udara segar masuk ke dalam rumah melalui
celah-celah di bawah bubungan.

Dinding
Dinding dalam rumah Aceh sering kali terbuat dari kayu yang diukir dengan motif tradisional
Aceh. Motif-motif ini sering mencerminkan unsur-unsur Islam dan budaya Aceh. Dinding
juga dapat dihiasi dengan lukisan atau ornamen tradisional.
Tiang
Tiang dalam rumah Aceh biasanya terbuat dari kayu yang kuat dan kokoh. Mereka
mendukung struktur atap dan dinding rumah. Tiang-tiang ini juga dapat dihiasi dengan ukiran
atau motif-motif tradisional. Bagian rumah selanjutnya adalah tiang atau yang biasa disebut
dengan Tameng. Tiang ini menjadi komponen wajib untuk rumah tradisional Aceh. Tiang
harus dibuat sekuat mungkin agar dapat menopang atap rumah. Bentuk tiangnya sendiri
adalah bulat dengan diameter sekitar 20 sampai 45 cm dan tingginya bisa mencapai 170 cm.
Tangga
Rumah tradisional Aceh biasanya memiliki tangga yang menghubungkan lantai satu dengan
lantai lainnya. Tangga ini dapat terbuat dari kayu dengan pegangan tangga yang diukir indah.
Tangga digunakan untuk mengakses ruangan-ruangan di tingkat atas dan juga berfungsi
sebagai elemen dekoratif.
Sirkulasi Udara
Sirkulasi udara di rumah Aceh didukung oleh beberapa elemen. Selain atap yang tinggi yang
memungkinkan panas naik dan udara segar masuk, rumah Aceh sering memiliki jendela yang
besar dan ventilasi alami seperti celah-celah di bawah dinding dan atap. Jendela-jendela ini
memungkinkan udara segar masuk ke dalam rumah dan membantu menjaga suhu di
dalamnya.
INTERIOR RUMAH BATAK
Lantai: Lantai dalam rumah tradisional Batak sering kali terbuat dari batu alam yang
dipasang secara rapi dan membentuk permukaan yang padat dan tahan lama. Ini memberikan
kesan sejuk dan kokoh di dalam rumah.
Atap: Atap dalam rumah Batak biasanya terbuat dari genteng atau jerami. Genteng digunakan
untuk rumah yang lebih modern, sedangkan jerami sering digunakan pada rumah adat
tradisional Batak. Atap ini memiliki kemiringan curam untuk mengalirkan hujan dan salju (di
daerah tertentu) dengan efisien.

Dinding: Dinding dalam rumah Batak sering terbuat dari kayu yang diukir dengan motif-
motif tradisional Batak. Motif-motif ini mencakup tumpal (motif segitiga), ukiran-ukiran
rumit, dan simbol-simbol budaya. Dinding juga dapat dicat atau dihiasi dengan tekstil
tradisional Batak.
Tiang: Tiang dalam rumah Batak terbuat dari kayu yang kuat dan kokoh. Mereka mendukung
struktur atap dan dinding rumah. Tiang-tiang ini sering kali dihiasi dengan ukiran dan
ornamen tradisional yang khas.
Tangga: Rumah tradisional Batak biasanya memiliki tangga yang menghubungkan lantai satu
dengan lantai lainnya. Tangga ini bisa terbuat dari kayu atau batu alam, tergantung pada jenis
rumah dan budaya Batak tertentu. Tangga digunakan untuk mengakses ruangan-ruangan di
tingkat atas dan juga berfungsi sebagai elemen dekoratif.
Sirkulasi Udara: Sirkulasi udara di rumah Batak didukung oleh beberapa elemen. Selain
jendela-jendela yang besar, rumah Batak sering memiliki celah-celah di bawah dinding dan
atap untuk memungkinkan udara segar masuk dan panas keluar. Sirkulasi udara ini
membantu menjaga suhu di dalam rumah tetap nyaman, terutama di daerah yang cenderung
panas.

Anda mungkin juga menyukai