Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : RIZQY ARIEF FIRMANSYAH

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042176269

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4533 Etika Administrasi Pemerintahan

Kode/Nama UPBJJ : 24/BANDUNG

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN

NO. 1

Keadilan adalah salah satu kebajikan moral yang sangat penting bagi seorang administrator atau
pejabat pemerintahan. Keadilan dalam konteks ini mencakup beberapa nilai dan prinsip utama yang
harus dipegang teguh oleh seorang administrator atau pejabat pemerintahan:

• Netralitas: Seorang administrator atau pejabat pemerintahan harus bersikap netral dan tidak
memihak dalam menjalankan tugasnya. Hal ini berarti mereka harus menghindari sikap yang
berpihak pada kelompok atau individu tertentu, terutama dalam konteks politik. Netralitas
memastikan bahwa kebijakan dan pelayanan yang diberikan tidak dipengaruhi oleh
pertimbangan politik atau kepentingan pribadi.

• Professionalisme: Administrator atau pejabat pemerintahan harus menjalankan tugasnya


dengan tingkat profesionalisme yang tinggi. Mereka harus memiliki pengetahuan, keterampilan,
dan kompetensi yang diperlukan untuk melakukan tugas mereka dengan baik. Profesionalisme
mencakup ketaatan terhadap etika kerja dan kode perilaku yang relevan serta menjunjung tinggi
standar etika yang tinggi.

• Imparsialitas: Keadilan juga berarti menjadi seorang yang impartial atau tidak memihak.
Administrator atau pejabat pemerintahan harus membuat keputusan dan menjalankan tugas
mereka tanpa memandang latar belakang politik, agama, ras, atau faktor pribadi lainnya.
Imparsialitas memastikan bahwa pelayanan publik dan kebijakan dijalankan dengan adil bagi
semua warga negara.

• Kesetiaan kepada Publik: Administrator atau pejabat pemerintahan harus setia kepada publik
yang mereka layani. Mereka memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa kepentingan
publik selalu diutamakan dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan tugas mereka.
Kesetiaan kepada publik berarti bahwa mereka harus bekerja untuk kepentingan masyarakat dan
tidak boleh terpengaruh oleh tekanan dari kelompok atau individu tertentu.

• Kepatuhan terhadap Regulasi: Administrator atau pejabat pemerintahan harus mematuhi semua
regulasi dan hukum yang berlaku. Mereka harus menjalankan tugas mereka sesuai dengan
peraturan yang berlaku, sehingga mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan atau
pelanggaran hukum.

Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dan prinsip-prinsip ini, seorang administrator atau pejabat
pemerintahan dapat memastikan bahwa mereka menjalankan tugas mereka dengan integritas,
transparansi, dan penuh tanggung jawab. Hal ini akan membantu menciptakan pemerintahan yang adil,
efisien, dan melayani kepentingan masyarakat secara optimal.
NO. 2

Pandangan dan analisis terkait fenomena pejabat pemerintah yang menjalankan pekerjaannya
dengan memanfaatkan aplikasi media sosial, seperti dalam kutipan artikel di atas, dapat dilihat dari
perspektif etika dan hukum dengan mempertimbangkan ajaran-ajaran keadilan dalam berbagai bidang.
Berikut adalah gambaran tentang ajaran-ajaran keadilan dalam etika dan hukum terkait fenomena
tersebut:

Keadilan dalam Pelayanan Publik

• Etika: Pejabat pemerintah, termasuk Dirjen Dukcapil, memiliki kewajiban untuk memberikan
pelayanan publik yang adil dan efisien kepada masyarakat. Pemanfaatan media sosial seperti
TikTok untuk memberikan edukasi masyarakat terkait dengan tugas dan fungsi mereka dapat
dianggap sebagai tindakan yang mendukung keadilan dalam pelayanan publik.

• Hukum: Selama pejabat pemerintah menjalankan tugas mereka sesuai dengan hukum dan
peraturan yang berlaku, penggunaan media sosial untuk menyampaikan informasi dan edukasi
kepada masyarakat biasanya dianggap sah.

Keterbukaan dan Transparansi

• Etika: Keterbukaan dan transparansi dalam pemerintahan adalah prinsip etika yang penting.
Penggunaan media sosial dapat meningkatkan keterbukaan dengan memungkinkan masyarakat
untuk memahami lebih baik tugas dan tanggung jawab pejabat pemerintah.

• Hukum: Pejabat pemerintah harus mematuhi hukum terkait transparansi dan pengungkapan
informasi kepada publik. Mereka harus memastikan bahwa informasi yang mereka sampaikan
di media sosial sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Akuntabilitas

• Etika: Keadilan juga mencakup akuntabilitas. Pejabat pemerintah harus bertanggung jawab atas
tindakan dan keputusan mereka, termasuk penggunaan media sosial. Mereka harus siap
menerima kritik dan pertanyaan dari masyarakat terkait dengan tugas mereka.

• Hukum: Hukum mungkin menetapkan standar akuntabilitas yang harus dipatuhi oleh pejabat
pemerintah. Mereka harus mematuhi regulasi dan menjawab pertanyaan masyarakat secara
transparan.

Sementara penggunaan media sosial oleh pejabat pemerintah dapat memberikan manfaat dalam
hal memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat, mereka juga harus berhati-hati untuk tidak
menyalahgunakan platform tersebut atau melanggar prinsip-prinsip etika dan hukum. Keadilan,
keterbukaan, dan akuntabilitas harus selalu dijunjung tinggi dalam menjalankan pekerjaan
pemerintahan dengan memanfaatkan media sosial.
NO. 3

Asas-asas etika bagi administrator pemerintahan mencakup berbagai prinsip dan nilai yang
menjadi panduan dalam menjalankan tugas mereka. Beberapa asas-asas etika penting bagi
administrator pemerintahan adalah:

• Keadilan: Administrator pemerintahan harus bertindak adil dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan tugas mereka. Mereka harus memastikan bahwa kebijakan dan pelayanan publik
diberikan dengan sejajar dan tidak diskriminatif kepada semua warga negara.

• Keterbukaan dan Transparansi: Pemerintah harus memberikan akses yang cukup kepada
informasi dan proses pengambilan keputusan kepada masyarakat. Ini mencakup memberikan
penjelasan yang jelas dan transparan tentang kebijakan, penggunaan dana publik, dan tindakan
pemerintah.

• Akuntabilitas: Administrator pemerintahan harus bertanggung jawab atas tindakan dan


keputusan mereka. Mereka harus siap menerima kritik, mengakui kesalahan, dan mengambil
tindakan yang diperlukan untuk perbaikan.

• Integritas: Pemerintah harus menjalankan tugas mereka dengan integritas dan tanpa korupsi.
Mereka harus menjaga moralitas dan etika yang tinggi dalam tindakan mereka.

• Pelayanan Publik: Administrator pemerintahan memiliki kewajiban utama untuk melayani


kepentingan publik. Mereka harus menjalankan tugas mereka dengan penuh dedikasi dan tujuan
memberikan manfaat bagi masyarakat.

Berita di atas menggarisbawahi pentingnya etika dalam pemerintahan. Dalam konteks ini, etika
pemerintahan menjadi pilar ketiga dalam tegaknya pemerintahan yang efektif. Dari analisis berita
tersebut, beberapa hal penting dapat disorot:

1. Keterkaitan dengan Keadilan: Ketua Dewan Penasihat MIPI, Ryaas Rasyid, menekankan bahwa
etika pemerintahan melibatkan pertimbangan moral dalam menjalankan tugas pemerintahan,
seperti penanganan tindakan korupsi. Ini mencerminkan pentingnya prinsip keadilan dalam
tindakan pemerintahan.

2. Pendidikan Moral: Ryaas juga menyoroti pentingnya pendidikan moral dalam mencegah
korupsi. Ini mencerminkan prinsip etika yang menekankan pentingnya membangun kesadaran
berintegritas dan moralitas dalam masyarakat, sehingga mereka tidak tergoda untuk melakukan
perilaku korup.

3. Teladan Pemimpin: Artikel tersebut juga mencatat bahwa pemimpin harus menjadi teladan
dalam menjalankan etika. Hal ini mencerminkan pentingnya integritas dan moralitas pemimpin
pemerintahan, yang bisa memengaruhi perilaku dan moral masyarakat secara lebih luas.

Asas-asas etika, seperti keadilan, integritas, dan pelayanan publik, sangat penting dalam
menjalankan tugas dan fungsi pemerintahan. Mereka membentuk dasar dari tanggung jawab etis yang
harus dipegang teguh oleh administrator pemerintahan untuk menciptakan pemerintahan yang adil,
transparan, akuntabel, dan berintegritas. Dengan mengikuti prinsip-prinsip etika ini, pemerintah dapat
lebih efektif dalam mencapai tujuan mereka untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.

NO. 4

Alasan mengapa ASN masih ada, bahkan banyak yang tidak mampu menjaga netralitas selama
Pemilihan Umum (Pemilu) dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang melibatkan dilema etika dan
praktik politik yang kompleks:

1. Kurangnya Sanksi yang Tegas: Salah satu alasan utama adalah kurangnya sanksi yang tegas
dan efektif terhadap ASN yang melanggar asas netralitas. Jika ASN tidak memiliki insentif yang
cukup besar untuk mematuhi netralitas, maka mereka mungkin merasa lebih bebas untuk terlibat
dalam kegiatan politik.

2. Ketidaknetralan yang Diterima dengan Baik: Beberapa ASN mungkin menganggap


ketidaknetralan mereka sebagai hal yang wajar atau diterima dengan baik dalam lingkungan
kerja mereka. Hal ini bisa terjadi jika budaya organisasi atau atasan mereka juga terlibat dalam
politik, atau jika tindakan ASN yang tidak netral tidak pernah diberi perhatian serius.

3. Kurangnya Integritas: Tidak semua ASN memiliki tingkat integritas yang tinggi dalam
menjalankan tugas mereka. Beberapa dari mereka mungkin lebih fokus pada pemeliharaan
jabatan dan kepentingan pribadi daripada pada prinsip-prinsip etika yang berkaitan dengan
netralitas.

4. Desakan untuk Mempertahankan Jabatan: ASN dapat merasa tekanan untuk mendukung calon
tertentu atau terlibat dalam politik karena mereka takut kehilangan jabatan atau mengalami
konsekuensi negatif lainnya jika tidak mematuhi keinginan dari pihak yang berkuasa atau calon
tertentu.

5. Hubungan Kekeluargaan dengan Calon: Dalam beberapa kasus, ASN dapat memiliki hubungan
kekeluargaan atau personal dengan calon tertentu, yang membuat mereka cenderung memihak.
Hal ini dapat melibatkan pertimbangan etika yang kompleks.

Dalam analisis, dilema etika netralitas ASN dalam Pemilihan Umum (Pemilu) menggambarkan
bahwa praktik politik di Indonesia seringkali melibatkan tekanan sosial, budaya organisasi, dan
ketidakpastian hukum. Untuk meningkatkan netralitas ASN, pemerintah dan lembaga yang relevan
perlu memperkuat penegakan hukum dan memberikan sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggaran
etika netralitas. Selain itu, perlu mengedukasi ASN tentang pentingnya netralitas dalam menjalankan
tugas pemerintahan dan memberikan insentif positif untuk mendorong mereka mematuhi prinsip-
prinsip etika tersebut.
sumber:

BMP/ ADPU4533 Etika Administrasi Pemerintahan

Referensi Internet

Anda mungkin juga menyukai