Fact Sheet FMS Edisi 7
Fact Sheet FMS Edisi 7
Salam Keselamatan Prof, Dokter, Bapak, Ibu, dan Seluruh Warga RSCM yang Terhormat!
Pelaksanaan tugas kita di RSCM bernaung pada gedung-gedung yang senantiasa harus
terpelihara. Saat kita bekerja menggunakan instrumen, penunjang seperti listrik, air, gas,
bahkan ventilasi di sekitar kita, tentunya kita berharap semuanya dapat tersedia, cukup,
dan berfungsi seperti yang kita harapkan. Pengelolaan yang baik membutuhkan kerjasama
berbagai pihak, bersinergi mulai dari proses pengadaan hingga pemantauan berkala yang
dilakukan sesuai standar.
Tinggal di negara yang rentan mengalami bencana baik karena alam, penyakit, maupun
akibat perilaku manusia menyebabkan rumah sakit dan semua individu yang berada di
dalamnya perlu memahami risiko bencana, cara mitigasi, maupun upaya penyelamatan
diri dan pasien yang efektif. Hal tersebut sejalan dengan pengembangan yang ada dalam
standar JCI edisi 7 tentang Facility Management and Safety (FMS).
Untuk menyiapkan kita semua mampu mengelola keamanan dan keselamatan fasilitas
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien bersama dengan Pokja FMS mengembangkan Fact
Sheet ini dalam bentuk elektronik sehingga dapat diakses oleh seluruh sivitas hospitalia
untuk selanjutnya dapat dijadikan panduan setiap kali diperlukan.
Hormat Kami,
Pokja FMS dan KMKP
Juni 2021
SERI KE-5
Facility Management and Safety (FMS)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tujuan Program FMS
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kepemimpinan dan Perencanaan
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pimpinan rumah sakit dan manajemen fasilitas serta struktur keselamatan rumah sakit bertanggung
jawab pada:
• Mengetahui hukum
• Menerapkan persyaratan yang berlaku
• Memelihara dan mendokumentasikan kepatuhan terhadap hukum
• Perencanaan dan penganggaran untuk penggantian atau peningkatan fasilitas
Individu yang mengawasi manajemen fasilitas keselamatan bertanggung jawab untuk memastikan hal
berikut:
a) Rekomendasi untuk ruang, peralatan medis, teknologi, dan sumber daya lain untuk mendukung
manajemen fasilitas keselamatan dan diberikan kepada pimpinan rumah sakit.
b) Program manajemen fasilitas keselamatan direncanakan dan dilaksanakan.
c) Program manajemen fasilitas dan keselamatan diterapkan sepenuhnya.
d) Staf dan lainnya dilatih tentang program.
e) Program dievaluasi dan dipantau.
f) Program ditinjau dan direvisi setidaknya setiap tahun
Data dikumpulkan dan dianalisis dari setiap manajemen fasilitas dan program keselamatan untuk
mengurangi risiko di lingkungan, melacak kemajuan tujuan dan peningkatan, dan mendukung
perencanaan untuk mengganti dan meningkatkan fasilitas, sistem, dan peralatan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keselamatan
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keselamatan mengacu pada memastikan bahwa bangunan, properti, teknologi medis dan informasi,
peralatan, dan sistem tidak menimbulkan risiko fisik bagi pasien, keluarga, pegawai, dan pengunjung.
Observasi mandiri dilakukan sesuai diagram di atas. Petugas melakukan pengamatan, apabila ditemukan
kondisi tidak aman atau perilaku tidak aman, langsung dilakukan intervensi untuk mencegah terjadinya
kecelakaan. Setelah itu buat dokumentasi (pencatatan) untuk dilaporkan dan ditindaklanjuti oleh unit
kerja terkait kalau diperlukan.
Observasi mandiri dapat dilakukan oleh Tim Unit Kerja atau PJ K3 Unit Kerja dengan menggunakan
formulir “unsafe condition” dan “unsafe act”.
2. Observasi oleh petugas safety patrol Instalasi Kesling & K3RS atau oleh tim FMS (setiap tiga bulan)
SERI KE-5
3. Telusur internal dan telusur lain disesuaikan dengan jadwal telusur oleh rumah sakit.
Hasil temuan observasi dan telusur internal disusun dalam daftar risiko (risk register) dan ditetapkan nilai
risiko beserta prioritas untuk tindak lanjut. Tindak lanjut dapat berupa kegiatan perbaikan tahunan yang
dimasukkan dalam KPI unit kerja terkait atau menjadi usulan pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan.
Apabila insiden terjadi, lakukan pelaporan menggunakan formulir laporan insiden (laporan insiden pada
pasien dan laporan insiden pada pegawai/selain pasien). Laporan insiden pasien dikirim ke Komite Mutu
dan Keselamatan Pasien, sedangkan laporan insiden pegawai/selain pasien dikirim ke Instalasi Kesling &
K3RS.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keamanan
SERI KE-5
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keamanan mengacu pada perlindungan properti rumah sakit dan pasien, keluarga, pengunjung, dan
pegawai dari bahaya atau kerugian.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bahan dan Limbah Berbahaya
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Definisi
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah :
Bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain
SERI KE-5
Karakteristik B3 :
B. Prinsip Pengelolaan B3
1. Petugas khusus Penanggung Jawab B3 yang terlatih
2. Simpan B3 sesuai standar
a. Dipasang daftar dan Label B3
3. Lakukan penggantian simbol dan label yang rusak ketika ditemukan saat telusur lapangan dan
laporan unit kerja
4. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai petunjuk pada MSDS saat:
a. Membuka kemasan
b. Memindahkan
c. Menuang
d. Mengambil
e. Mencampur B3
5. Lakukan proses pemindahan/penuangan B3 di ruang khusus dan lakukan dengan hati–hati agar
tidak tumpah, berceceran dan berlebih
6. Lakukan pemeriksaan wadah kaca terhadap adanya keretakan untuk mendeteksi kebocoran
7. Laporkan segera kalau terjadi: pemaparan, kecelakaan, peledakan dan tumpahan B3
8. Kirim B3 yang kadaluarsa atau tidak memenuhi spesifikasi dan atau bekas ke TPS B3 dengan
menggunakan formulir khusus
9. Lakukan pencatatan penggunaan B3 dalam formulir Daftar Stok/Persediaan B3
10. Buat laporan penerimaan/Penyaluran/Penggunaan B3 setiap tiga bulan dan laporkan kepada
Instalasi Kesling dan K3RS
Limbah B3 adalah:
Sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung limbah bahan berbahaya dan/atau beracun yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup dan/atau membahayakan
lingkungan hidup,kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Simbol Limbah B3
Ijin TPS
Formulir Pengiriman Sampah Medis
Latihan untuk mengevaluasi program keselamatan kebakaran dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Misalnya untuk memastikan staf tahu apa yang harus dilakukan, bagaimana cara keluar, dan di mana
harus berkumpul ("titik berkumpul"), rumah sakit dapat memilih untuk melakukan latihan evakuasi selama
berbagai shift, termasuk malam dan akhir pekan. (Latihan evakuasi di area seperti unit perawatan intensif,
ruang operasi, atau di lantai atas gedung dapat memberikan wawasan tambahan tetapi tidak wajib).
Contoh lain dari latihan untuk mengevaluasi program keselamatan kebakaran dengan menanyai staf
secara acak tentang apa yang akan mereka lakukan jika terjadi kebakaran di unit mereka. Staf dapat
ditanyai pertanyaan khusus, seperti:
Dimana katup penghenti oksigen? Jika Anda harus mematikan katup oksigen.
Bagaimana Anda merawat pasien yang membutuhkan oksigen?
Dimanakah lokasi alat pemadam kebakaran di unit Anda?
Bagaimana Anda melaporkan kebakaran?
Bagaimana Anda melindungi pasien selama kebakaran?
Jika Anda perlu mengevakuasi pasien, bagaimana proses Anda?
Staf harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan benar. Petugas harus mencatat siapa saja
yang berpartisipasi. Contoh latihan lainnya termasuk pengajaran dan pengujian berbasis komputer atau
tes tertulis untuk diambil staf terkait dengan program keselamatan kebakaran.
Staf harus memiliki pengetahuan tentang program dan mampu menjelaskan bagaimana membawa
pasien ke tempat yang aman. Staf yang tidak lulus akan dididik ulang dan diuji ulang.
Larangan merokok termasuk penggunaan rokok, cerutu, pipa, hookah, rokok elektronik (termasuk rokok
elektrik dan alat vaping), dan sumber penyulut lainnya untuk merokok.
SERI KE-5
Beberapa hal yang perlu diketahui terkait Api:
1. Tiga unsur penyebab kebakaran / segitiga kebakaran (Oksigen, panas dan bahan mudah
terbakar)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Peralatan Medis
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Program pengelolaan peralatan medis mencakup:
1. Inventarisasi peralatan medis yang digunakan dalam rumah sakit termasuk:
a. Peralatan medis milik rumah sakit
b. Peralatan medis bukan milik rumah sakit (peralatan medis sewa, disewakan, dibawa
tenaga medis atau tenaga kesehatan lain dan peralatan medis yang dibawa pasien)
2. Inspeksi dan pengujian saat baru dan sesuai dengan usia, penggunaan, dan rekomendasi
pabrikan setelahnya.
3. Pemeliharaan preventif dan kalibrasi.
4. Proses untuk pemberitahuan bahaya peralatan medis, penarikan kembali, insiden yang dapat
dilaporkan, masalah, dan kegagalan
5. Melaporkan setiap kematian, cedera serius, atau penyakit yang disebabkan oleh peralatan medis
melalui proses pelaporan insiden di rumah sakit.
6. Membahas penggunaan peralatan medis dengan masalah atau kegagalan yang dilaporkan, atau
yang menjadi subjek pemberitahuan bahaya atau dalam penarikan
SERI KE-5
Beberapa hal yang perlu diketahui terkait pengelolaan peralatan medis:
1. Pengelompokan peralatan medis
a. Alat laboratorium
b. Alat radiologi
c. Alat resusitasi
d. Laser dan radiasi optik
2. Penggunaan SAMRS untuk dokumentasi pengelolaan peralatan medis
Alat High Risk berdasarkan Permenkes No 54 Tahun 2015 seperti: Monitor Paru, OEC
Flouroscopy, Orthoslice 500C, Oven Sterilizer, Pacemaker, Panoramic Chepalo T, Patient
Warming System, Phacoemulsifikasi (Cold Phaco System), Physiologic Monitor, Plasma
SERI KE-5
Sterard, Pocket Oxymetri, Pressure Gauge / Autoclave, Pulse Oxymetri, Resusitasi Anak /
Bayi, Resusitasi Neonatus, Sentral Monitor, Shortwave Diathermy, Sterilisator Kering,
Surgical Diathermy, Syringe Pump, TLD, Torniquet, Uroflowmetri, Ultrasonography,
Ultrasound Therapy, Vaporizer, Ventilator, Washer Machine, , X-Ray Bucky, X-Ray Digital
Direct, Radiography, X-Ray General, X-Ray Mammography, X-Ray Mobile
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sistem Utilitas
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ragam Utilitas Rumah Sakit :
1. Distribusi listrik Tersedia 24/7
2. Sumber listrik
3. Saluran air Tersedia 24/7
4. Ketel / uap
5. Pemanas
6. Ventilasi
7. HVAC
8. Gas medis Tersedia 24/7
9. Vakum medis
10. Penanganan limbah
11. Sistem komunikasi dan data
SERI KE-5
Program Pengelolaan Utilitas Mencakup :
1. Proses Identifikasi Sumber Daya Alternatif
i. Ketersediaan Listrik 24 Jam
Sebagai sumber alternatif atau back-up bila terjadi pemutusan suplai listrik utama, pasokan
diambil dari sumber listrik Genset. Untuk ruang-ruang perawatan khusus termasuk peralatannya
(medical equipments) juga mendapat back-up dari alat UPS (Uninterupted Power Supply) sebagai
sumber listrik pengganti pada saat jeda waktu antara terputusnya listrik utama (PLN) dengan
masuknya sumber listrik pengganti / Genset .
Untuk memastikan ketersediaan listrik tersebut maka akan diadakan program yang dapat
menjamin aliran tersebut antara lain:
Menjadikan status Pelanggan Prioritas ke PT. PLN dengan tujuan agar mendapatkan pasokan
listrik yang lebih terjamin dan berkelanjutan.
Penambahan sumber daya non PLN dengan mengganti genset yang sudah melewati lifetime
dan merevisi jalur TM agar semua jalur PLN bisa dialiri listrik dari Genset jika pasokan PLN
terganggu.
Untuk memastikan ketersediaan oksigen tersebut maka akan diadakan program yang dapat
menjamin aliran tersebut antara lain:
Pengaktifan sumber oksigen cair dengan penambahan Tangki Liquid di area Kiara yang di
interkoneksi ke jalur eksisting.
SERI KE-5
2. Melakukan identifikasi terhadap area dan pelayanan dengan risiko terbesar jika terjadi kegagalan
listrik atau air yang terkontaminasi/ terganggu pasokannya:
a. Melakukan identifikasi area yang paling berisiko (kritikal area)
Proses identifikasi ini meliputi peralatan beserta jaringan kelistrikannya, di antara area yang
paling berisiko maka didapatkan seperti berikut: ruang operasi, ruang rawat intensif
(ICU/ICCU/HCU/NICU/PICU), ruang pelayanan hemodialisis, ruang gawat darurat (data lengkap
pada tabel 1).
Untuk mendapatkan data yang lebih update maka direncanakan untuk melakukan program:
Program penataan sistem kelistrikan, sehingga didapatkan distribusi yang efektif dan aman
dari berbagai risiko
Back Up Sumber
No Lokasi UPS
Listrik Genset
RSCM KIARA
1. UPTD √ √
1 2. Ruang Farmasi √ Power
3. Thalasemia √ House
4. Radiologi √
CMU 1
1. Lt. 1 Lab 24 Jam √
2. Lt. 2 PJT √ √
3. Lt. 3 Perinatologi √ Kencana √
2 4. Lt. 4 PJT √
5. Lt. 5 PJT √
6. Lt. 6 Patologi Klinik √
7. Lt. 7 Patologi Klinik √
8. Lt. 8 Hemodialisa √
CMU 2
1. ISP √
2. ICTEC √
3 Kencana
3. Farmasi √ √
4. Patologi Anatomi √
5. Sel Punca √ √
CMU 3
4 1. Basement √
Kencana
2. Lt. 2 Luka Bakar & CCC √ √
RSCM KENCANA
Manajemen, IGD, radiologi, admisi, ruang
1. √
informasi, rekam medik, Lab 24 jam, kantin
2. Poli (diabetric, kardiologi, teratai, rehab medik, IT) √
Ok, ICU, poli Digestif, pediatri, Nefro, digestive,
√ √
5 3. kebidanan
Kencana
4. Ranap, isolasi, kemoterapi Poli yasmin √
Ranap, poli THT, poli gigi, THT, mata, women
√
5. health
6. Ranap (Psikiatri anak dan dewasa) √
7. Ranap, transplantasi √ √
Gedung A √
6 1. Perawatan anak dan VVIP √ Ged A √
2. Rawat inap kebidanan √
SERI KE-5
3. Kemoterapi dan rawat inap swadana √
4. Bedah √
5. Neurologi dan HCU √ √
6. HCU √ √
7. THT, kulit dan penyakit dalam, isolasi √
8. Ward & office, Geriatri, RIIM √
IBP
1. Lt. 1 Ruang OK IBP √ √
7 Power
2. Lt. 2 ICU & ICCU √ √
House
3. PESC √ √
Radiologi
1. CT Scan √ Power
2. MRI √ House
8
3. MRI Baru √
4. Ruang Rontgen √
5. Lt. 2 Server IT √ √
9 Radioterapi √ PH
10 IGD √ IGD √
11 URJT √
12 URM √
13 UPM √ Power
14 LAUNDRY √ House
15 Ruang MODC √
16 Forensik √
17 BCH √
18 Endoskopi √ √
19 PTK √
20 Urologi √
a. Strategi menurunkan risiko bila terjadi kegagalan listrik / air / gas medis
Salah satu cara untuk menurunkan resiko kegagalan dalam sistem listrik, air dan gas medis dengan
cara pemeliharaan, garis besar program pemeliharaan dan pencegahan adalah sebagai berikut :
1. Preventive Maintenance
2. Corrective Maintenance
3. Kontrak Service
GENSET
UPS
DIESEL STEAM
NO LOKASI LIFT KETERANGAN
TOT BOILER TOTAL
UNIT UNIT
(KVA) (KVA)
1 RSCM Kiara 8 1 2000 0 1 100
2 RSCM Kencana 11 3 6000 2 2 120
3 RSCM Kirana 4 2 880 0 2 100
4 Radiologi 1 0 0 0 0 0
5 Radioterapi 2 0 0 0 3 520
6 Gedung IBP 3 0 0 0 0 0
7 USL/IPAL 0 1 100 0 0 0
8 IRM 2 0 0 0 0 0
9 Endoscopy 1 0 0 0 0 0
10 URJT 4 0 0 0 0 0
11 Ged. Administrasi 2 0 0 0 0 0
12 Gedung A 11 1 1750 0 0 0
13 CMU 1 3 0 0 0 1 240
14 CMU 2 1 0 0 0 3 50
15 CMU 3 1 0 0 0 1 100
16 IGD 4 1 450 0 1 80
17 Power House 0 3 4600 0 0 0
18 Boiler 0 0 0 4 0 0
Gardu
19 0 0 0 0 1 160
Emergency
20 Forensik 1 0 0 0 0 0
Total 52 12 13780 6 15 1510
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Manajemen Darurat dan Bencana
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Program manajemen darurat dan bencana rumah sakit menyediakan proses untuk
1) Menentukan jenis, kemungkinan, dan konsekuensi bahaya, ancaman, dan kejadian menggunakan
(Hazard and Vulnerability Assessment) HVA Tools
Area FMS Risiko Risiko
Human Hazard 78% Insiden dengan korban masal (Medical/Infectious)
Technological Hazard 72% Kerusakan saluran pengaturan udara
Natural Hazard 67% Wabah
Hazardous Materials 67% Paparan Radiasi, Internal
Technological Hazard 61% Kerusakan saluran uap panas
Technological Hazard 48% Kerusakan saluran gas medis
Technological Hazard 48% Kerusakan medical vacuum
Natural Hazard 39% Gempa Bumi
Human Hazard 37% Penculikan Bayi
Human Hazard 33% Pencurian
Hazardous Materials 33% Tumpahan B3 banyak, internal
Hazardous Materials 33% Tumpahan B3 sedikit sedang
Human Hazard 30% Insiden dengan korban massal (trauma)
3) Perencanaan sumber listrik dan air alternatif dalam keadaan darurat dan bencana mengacu pada
Proses Identifikasi Sumber Daya Alternatif di fokus area pengelolaan.
9) Mengelola keadaan darurat dan bencana ketika tanggung jawab pribadi staf bertentangan dengan
tanggung jawab rumah sakit untuk menyediakan perawatan pasien. (lihat juga MOI.13)
Triase Evakuasi
SERI KE-5
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Konstruksi dan Renovasi
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Identifikasi dan Penilaian Bahaya
SERI KE-5
B. Meminimalisasi Bahaya Konstruksi
Apabila hasil penialain risiko pra konstruksi cukup tinggi dan untuk meminimalisai potensi bahaya
yang mungkin terjadi, maka vendor kontruksi perlu membuat Analisis Keselamatan Pekerjaan atau
Job Safety Analysis untuk beberapa tahapan pekerjaan yang berbahaya
Cara evaluasi:
1. Demonstrasi individu atau kelompok
2. Pementasan peristiwa tiruan seperti epidemi di masyarakat
3. Penggunaan tes tertulis atau komputer
4. Cara lain sesuai dengan pengetahuan yang diuji
Hasil pengujian didokumentasikan (nama peserta yang diuji dan hasil ujian)