Anda di halaman 1dari 37

SERI KE-5

Facility Management and Safety (FMS)

Salam Keselamatan Prof, Dokter, Bapak, Ibu, dan Seluruh Warga RSCM yang Terhormat!

Pelaksanaan tugas kita di RSCM bernaung pada gedung-gedung yang senantiasa harus
terpelihara. Saat kita bekerja menggunakan instrumen, penunjang seperti listrik, air, gas,
bahkan ventilasi di sekitar kita, tentunya kita berharap semuanya dapat tersedia, cukup,
dan berfungsi seperti yang kita harapkan. Pengelolaan yang baik membutuhkan kerjasama
berbagai pihak, bersinergi mulai dari proses pengadaan hingga pemantauan berkala yang
dilakukan sesuai standar.

Tinggal di negara yang rentan mengalami bencana baik karena alam, penyakit, maupun
akibat perilaku manusia menyebabkan rumah sakit dan semua individu yang berada di
dalamnya perlu memahami risiko bencana, cara mitigasi, maupun upaya penyelamatan
diri dan pasien yang efektif. Hal tersebut sejalan dengan pengembangan yang ada dalam
standar JCI edisi 7 tentang Facility Management and Safety (FMS).

Untuk menyiapkan kita semua mampu mengelola keamanan dan keselamatan fasilitas
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien bersama dengan Pokja FMS mengembangkan Fact
Sheet ini dalam bentuk elektronik sehingga dapat diakses oleh seluruh sivitas hospitalia
untuk selanjutnya dapat dijadikan panduan setiap kali diperlukan.

Hormat Kami,
Pokja FMS dan KMKP
Juni 2021
SERI KE-5
Facility Management and Safety (FMS)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tujuan Program FMS

Cara Pencapaian Program FMS :

Program tertulis mencakup delapan bidang yaitu :


1. Keselamatan — Sejauh mana bangunan, area konstruksi, lahan dan peralatan rumah sakit tidak
menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, pegawai, atau pengunjung.
2. Keamanan — Perlindungan dari kehilangan, kerusakan, gangguan atau akses penggunaan yang
tidak sah.
3. Bahan dan Limbah Berbahaya — Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan radioaktif serta
bahan lainnya dikontrol dan limbah berbahaya dibuang dengan aman.
4. Keselamatan Kebakaran — Melakukan penilaian risiko yang berkelanjutan untuk meningkatkan
perlindungan properti dan penghuni dari kebakaran dan asap.
5. Peralatan medis — Peralatan dipilih, dipelihara, dan digunakan untuk mengurangi risiko.
6. Sistem Utilitas — Listrik, air, gas, dan sistem utilitas lainnya dipelihara untuk meminimalkan
risiko kegagalan pengoperasian.
7. Manajemen Kedaruratan — Risiko diidentifikasi dan respons terhadap epidemi, bencana, dan
keadaan darurat direncanakan dengan efektif, termasuk evaluasi integritas struktural lingkungan
perawatan pasien.
8. Konstruksi dan Renovasi — Risiko terhadap pasien, staf, dan pengunjung diidentifikasi dan
dinilai selama konstruksi, renovasi, pembongkaran, dan aktivitas pemeliharaan lainnya.
SERI KE-5
Entitas non-rumah sakit (tenaga alih daya/outsourcing, penyewa lahan) dipastikan juga mematuhi
program manajemen fasilitas dan keselamatan berikut:
• Program Keselamatan dan Keamanan
• Program Bahan Berbahaya
• Program Manajemen Darurat
• Program Keselamatan Kebakaran

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kepemimpinan dan Perencanaan
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pimpinan rumah sakit dan manajemen fasilitas serta struktur keselamatan rumah sakit bertanggung
jawab pada:
• Mengetahui hukum
• Menerapkan persyaratan yang berlaku
• Memelihara dan mendokumentasikan kepatuhan terhadap hukum
• Perencanaan dan penganggaran untuk penggantian atau peningkatan fasilitas

Individu yang mengawasi manajemen fasilitas keselamatan bertanggung jawab untuk memastikan hal
berikut:
a) Rekomendasi untuk ruang, peralatan medis, teknologi, dan sumber daya lain untuk mendukung
manajemen fasilitas keselamatan dan diberikan kepada pimpinan rumah sakit.
b) Program manajemen fasilitas keselamatan direncanakan dan dilaksanakan.
c) Program manajemen fasilitas dan keselamatan diterapkan sepenuhnya.
d) Staf dan lainnya dilatih tentang program.
e) Program dievaluasi dan dipantau.
f) Program ditinjau dan direvisi setidaknya setiap tahun

Setiap unit kerja diharapkan:


1. Memiliki Penanggung Jawab Bahan Berbahaya dan Beracun (PJ B3)
2. Memiliki Penanggung Jawab Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJ K3)
3. Berkoordinasi dengan Manajer Gedung untuk manajemen fasilitas dan keselamatan
Tugas tambahan ini sebaiknya dimasukkan dalam uraian tugas pegawai bersangkutan
SERI KE-5
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Penilaian dan Pemantauan Risiko
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Langkah Manajemen Risiko

Data dikumpulkan dan dianalisis dari setiap manajemen fasilitas dan program keselamatan untuk
mengurangi risiko di lingkungan, melacak kemajuan tujuan dan peningkatan, dan mendukung
perencanaan untuk mengganti dan meningkatkan fasilitas, sistem, dan peralatan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keselamatan
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keselamatan mengacu pada memastikan bahwa bangunan, properti, teknologi medis dan informasi,
peralatan, dan sistem tidak menimbulkan risiko fisik bagi pasien, keluarga, pegawai, dan pengunjung.

Selain keselamatan fasilitas, program keselamatan juga mencakup:


• Risiko serangan fisik dan pasien rentan
• Keselamatan laboratorium
• Keselamatan radiasi dan pencitraan diagnostik
• Pasien berisiko bunuh diri dan melukai diri sendiri
• Laser yang aman dan radiasi optik
• Pencegahan dan pengendalian infeksi
 Ruang Isolasi
 Ruangan bertekanan khusus

Pemeriksaan Risiko Fisik


1. Observasi Mandiri (setiap bulan)
SERI KE-5

Observasi mandiri dilakukan sesuai diagram di atas. Petugas melakukan pengamatan, apabila ditemukan
kondisi tidak aman atau perilaku tidak aman, langsung dilakukan intervensi untuk mencegah terjadinya
kecelakaan. Setelah itu buat dokumentasi (pencatatan) untuk dilaporkan dan ditindaklanjuti oleh unit
kerja terkait kalau diperlukan.
Observasi mandiri dapat dilakukan oleh Tim Unit Kerja atau PJ K3 Unit Kerja dengan menggunakan
formulir “unsafe condition” dan “unsafe act”.

2. Observasi oleh petugas safety patrol Instalasi Kesling & K3RS atau oleh tim FMS (setiap tiga bulan)
SERI KE-5

3. Telusur internal dan telusur lain disesuaikan dengan jadwal telusur oleh rumah sakit.
Hasil temuan observasi dan telusur internal disusun dalam daftar risiko (risk register) dan ditetapkan nilai
risiko beserta prioritas untuk tindak lanjut. Tindak lanjut dapat berupa kegiatan perbaikan tahunan yang
dimasukkan dalam KPI unit kerja terkait atau menjadi usulan pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan.

Apabila insiden terjadi, lakukan pelaporan menggunakan formulir laporan insiden (laporan insiden pada
pasien dan laporan insiden pada pegawai/selain pasien). Laporan insiden pasien dikirim ke Komite Mutu
dan Keselamatan Pasien, sedangkan laporan insiden pegawai/selain pasien dikirim ke Instalasi Kesling &
K3RS.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keamanan
SERI KE-5
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keamanan mengacu pada perlindungan properti rumah sakit dan pasien, keluarga, pengunjung, dan
pegawai dari bahaya atau kerugian.

Tiga kategori utama dalam standar keamanan:


1. Keamanan area pelayanan pasien khusus
a. Kekerasan di tempat kerja
b. Penculikan bayi
c. Pencurian
d. Akses tidak terkunci
e. Area terlarang di rumah sakit.
f. Perlindungan pasien dari pencurian dan kehilangan
g. Pasien berisiko bunuh diri dan melukai diri sendiri
2. Penggunaan identitas
a. Staf
b. Pelajar
c. Peserta pelatihan
d. Pekerja kontrak
e. Relawan
f. Vendor
g. Individu entitas bisnis independen
h. Keluarga
3. Pengawasan area terbatas
a. Apotek
b. Kamar bayi baru lahir
c. Ruang operasi
d. Anak-anak
e. Lanjut usia
f. Pasien rentan
g. Area terpencil atau terisolasi
h. Obat emergency disimpan dengan aman di luar area farmasi

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bahan dan Limbah Berbahaya
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Definisi
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah :
Bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain
SERI KE-5
Karakteristik B3 :

B. Prinsip Pengelolaan B3
1. Petugas khusus Penanggung Jawab B3 yang terlatih
2. Simpan B3 sesuai standar
a. Dipasang daftar dan Label B3

b. Terpasang simbol dan label


SERI KE-5
c. Ketersediaan MSDS

d. Tersedia APD dan Fasilitas Darurat

e. Tersedia peralatan dan bahan untuk mengatasi tumpahan (Spill Kit)


SERI KE-5
f. Tersedia fasilitas pencucian/pembilasan
Eye washer dan body shower

Eye Washer Portable

Checklist Pemantauan Kondisi Fisik Eye Washer dan Body Shower


SERI KE-5
Petunjuk Pemakaian Eye Washer dan Body Shower

3. Lakukan penggantian simbol dan label yang rusak ketika ditemukan saat telusur lapangan dan
laporan unit kerja
4. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai petunjuk pada MSDS saat:
a. Membuka kemasan
b. Memindahkan
c. Menuang
d. Mengambil
e. Mencampur B3
5. Lakukan proses pemindahan/penuangan B3 di ruang khusus dan lakukan dengan hati–hati agar
tidak tumpah, berceceran dan berlebih
6. Lakukan pemeriksaan wadah kaca terhadap adanya keretakan untuk mendeteksi kebocoran
7. Laporkan segera kalau terjadi: pemaparan, kecelakaan, peledakan dan tumpahan B3
8. Kirim B3 yang kadaluarsa atau tidak memenuhi spesifikasi dan atau bekas ke TPS B3 dengan
menggunakan formulir khusus
9. Lakukan pencatatan penggunaan B3 dalam formulir Daftar Stok/Persediaan B3
10. Buat laporan penerimaan/Penyaluran/Penggunaan B3 setiap tiga bulan dan laporkan kepada
Instalasi Kesling dan K3RS

11. Lakukan pengawasan secara rutin dan teratur terhadap :


a. Penyimpanan B3
b. Pembuangan B3
c. Pemusnahan limbah B3
SERI KE-5

Limbah B3 adalah:
Sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung limbah bahan berbahaya dan/atau beracun yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup dan/atau membahayakan
lingkungan hidup,kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.

Simbol Limbah B3

Prinsip Pengelolaan Limbah B3:


 Reduksi (pengurangan di sumber) dengan good house keeping, substitusi bahan berbahaya,
modifikasi proses, green technology
 Pemanfaatan dengan re-use, recycle dan recovery (menggunakan kembali limbah B3 jika
memungkinkan)
 Pengolahan
 Penimbunan

Kategori Limbah B3 Rumah Sakit


 Limbah B3 Medis: infekisus, benda tajam, patologi dan anatomi, farmasi, bahan kimia/logam
berat/wadah bertekanan, genotoksik/sitotoksik, bahan radioaktif.
 Limbah B3 Non Medis: lampu bekas, battery bekas, aki bekas, limbah fixer developer, abu
incinerator, electronic waste, slude IPAL, limbah bahan kimia/bahan kimia kadaluarsa, limbah
farmasi kadaluarsa
SERI KE-5

Tahapan Penanganan Limbah B3


1. Pemilahan dan pewadahan/pengemasan di tempat penggunaan
 Cegah terjadinya ceceran
 Petugas menggunakan APD (masker, sarung tangan, apron, boots)
 Jika tempat sampah sudah terisi 2/3 bagian segera dibuang
 Tulis lokasi/nama ruangan, tanggal dan jam pembuangan pada kantong plastik
2. Pengangkutan ke tempat pembuangan sementara (TPS)
Lakukan pencatatan harian jumlah limbah dalam logbook untuk dimasukan dalam neraca limbah
B3
3. Penyimpanan di TPS
 Lama penyimpanan: Limbah infeksius dapat disimpan 2 hari pada suhu ruangan atau 90
hari pada suhu di bawah 00C. Limbah non medis dapat disimpan 90 hari bila > 50 kg/hari
dan 180 hari bila < 50 kg/hari
 Sarana penyimpanan:
o Ventilasi cukup, aman dari binatang, bebas banjir, penerangan cukup, tersedia
prosedur dan peralatan tanggap darurat, P3K, Spill kit, APD.
o Limbah B3 disimpan sesuai jenis dan karakteristiknya
o Setiap kemasan limbah dilengkapi simbol dan label serta tanggal penyimpanan
o Tempelkan rambu seperti larangan merokok dan penggunaan APD
o Lakukan pengawasan berkala terhadap kondisi TPS seperti simbol, label,
kebersihan, sarana dan sistem tanggap darurat.
4. Pengelolahan (sendiri atau pihak lain)
 Dilakukan sendiri menggunakan incinerator
 Dikirim ke pihak ketiga yang memenuhi syarat.
SERI KE-5

Ijin TPS
Formulir Pengiriman Sampah Medis

Dokumen Pengelolaan Sampah Sampah Medis

Penanganan Tumpahan B3 Infeksius


SERI KE-5
Penanganan Tumpahan Mercuri

Penanganan Tumpahan B3 Kimia

Penanganan Tumpahan Sitostatik


SERI KE-5
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keamanan Kebakaran
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rumah sakit harus waspada terhadap keselamatan kebakaran, karena kebakaran merupakan risiko yang
selalu ada dalam lingkungan perawatan kesehatan.

Program Keselamatan Kebakaran mencakup:


1. Deteksi dini, pemadaman, penanggulangan kebakaran dan asap
2. Langkah-langkah untuk memastikan jalan keluar yang aman dari fasilitas saat keadaan darurat
kebakaran dan non-kebakaran terjadi
3. Semua peralatan dan sistem keselamatan kebakaran, termasuk perangkat yang terkait dengan
deteksi dini, pemberitahuan alarm, dan pemadaman, diperiksa, diuji, dan dipelihara.
4. Melibatkan staf dalam latihan rutin untuk mengevaluasi program keselamatan kebakaran
5. Pembatasan merokok oleh staf dan pasien di area perawatan non-pasien yang ditentukan di fasilitas

Latihan untuk mengevaluasi program keselamatan kebakaran dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Misalnya untuk memastikan staf tahu apa yang harus dilakukan, bagaimana cara keluar, dan di mana
harus berkumpul ("titik berkumpul"), rumah sakit dapat memilih untuk melakukan latihan evakuasi selama
berbagai shift, termasuk malam dan akhir pekan. (Latihan evakuasi di area seperti unit perawatan intensif,
ruang operasi, atau di lantai atas gedung dapat memberikan wawasan tambahan tetapi tidak wajib).

Contoh lain dari latihan untuk mengevaluasi program keselamatan kebakaran dengan menanyai staf
secara acak tentang apa yang akan mereka lakukan jika terjadi kebakaran di unit mereka. Staf dapat
ditanyai pertanyaan khusus, seperti:
 Dimana katup penghenti oksigen? Jika Anda harus mematikan katup oksigen.
 Bagaimana Anda merawat pasien yang membutuhkan oksigen?
 Dimanakah lokasi alat pemadam kebakaran di unit Anda?
 Bagaimana Anda melaporkan kebakaran?
 Bagaimana Anda melindungi pasien selama kebakaran?
 Jika Anda perlu mengevakuasi pasien, bagaimana proses Anda?
Staf harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan benar. Petugas harus mencatat siapa saja
yang berpartisipasi. Contoh latihan lainnya termasuk pengajaran dan pengujian berbasis komputer atau
tes tertulis untuk diambil staf terkait dengan program keselamatan kebakaran.

Staf harus memiliki pengetahuan tentang program dan mampu menjelaskan bagaimana membawa
pasien ke tempat yang aman. Staf yang tidak lulus akan dididik ulang dan diuji ulang.

Larangan merokok termasuk penggunaan rokok, cerutu, pipa, hookah, rokok elektronik (termasuk rokok
elektrik dan alat vaping), dan sumber penyulut lainnya untuk merokok.
SERI KE-5
Beberapa hal yang perlu diketahui terkait Api:
1. Tiga unsur penyebab kebakaran / segitiga kebakaran (Oksigen, panas dan bahan mudah
terbakar)

2. Penyebab kebakaran di rumah sakit dan pencegahannya


SERI KE-5
3. Klasifikasi Kebakaran dan Media Pemadam

4. Jenis Sistem Proteksi Kebakaran Aktif : Otomatis dan Manual

5. Bagian dari APAR


SERI KE-5
6. Tindakan jika terjadi kebakaran

7. Cara menggunakan APAR

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Peralatan Medis
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Program pengelolaan peralatan medis mencakup:
1. Inventarisasi peralatan medis yang digunakan dalam rumah sakit termasuk:
a. Peralatan medis milik rumah sakit
b. Peralatan medis bukan milik rumah sakit (peralatan medis sewa, disewakan, dibawa
tenaga medis atau tenaga kesehatan lain dan peralatan medis yang dibawa pasien)
2. Inspeksi dan pengujian saat baru dan sesuai dengan usia, penggunaan, dan rekomendasi
pabrikan setelahnya.
3. Pemeliharaan preventif dan kalibrasi.
4. Proses untuk pemberitahuan bahaya peralatan medis, penarikan kembali, insiden yang dapat
dilaporkan, masalah, dan kegagalan
5. Melaporkan setiap kematian, cedera serius, atau penyakit yang disebabkan oleh peralatan medis
melalui proses pelaporan insiden di rumah sakit.
6. Membahas penggunaan peralatan medis dengan masalah atau kegagalan yang dilaporkan, atau
yang menjadi subjek pemberitahuan bahaya atau dalam penarikan
SERI KE-5
Beberapa hal yang perlu diketahui terkait pengelolaan peralatan medis:
1. Pengelompokan peralatan medis
a. Alat laboratorium
b. Alat radiologi
c. Alat resusitasi
d. Laser dan radiasi optik
2. Penggunaan SAMRS untuk dokumentasi pengelolaan peralatan medis

3. Pelabelan Alat Medik


Semua alat medik di RSCM wajib memiliki identitas atau diberi label. Jika terdapat alat-alat tanpa
pelabelan di Unit Pelayanan, harap segera melapor ke elektromedik setempat untuk segera diberikan
label. Label yang dimaksud antara lain:
a. Label SAMRS
b. Label Alat Rusak
c. Label Alat Demo
d. Label alat penelitian
e. Label Alat KSO
f. Label Alat yang tidak perlu dikalibrasi
g. Alat High Risk

Penjelasan label di atas sebagai berikut :


a. Label SAMRS
Label ini wajib dimiliki oleh semua alat milik RSCM. Label tersebut memuat informasi nama
alat, merk dan tipe alat, nomor seri alat dan lokasi alat. Label ini memiliki barcode yang
terintegrasi dengan Sistem Aset Manajemen Rumah Sakit.
SERI KE-5

b. Label Alat Rusak


Wajib diberikan jika alat rusak/ tidak dapat digunakan. Jika terdapat alat tersebut di unit
pelayanan Bapak/Ibu, harap segera dilaporkan ke elektromedik di unit kerja.

c. Label Alat Demo


Wajib diberikan jika terdapat alat demo / alat yang dipinjamkan oleh pihak ketiga baik secara
perorangan ataupun kelembagaan kepada RSCM untuk dapat digunakan. Alat diberi label
'alat demo' jika sudah dilakukan uji fungsi oleh Instalasi Pengelolaan Alat Kesehatan dan
Kalibrasi.

d. Label Alat Penelitian


Wajib diberikan jika ada alat dari luar RSCM yang digunakan untuk kepentingan penelitian
pada pasien RSCM. Label diberikan setelah dilakukan uji fungsi oleh Instalasi Pengelolaan
Alat Kesehatan dan Kalibrasi.
SERI KE-5

e. Label Alat KSO


Ditempelkan pada alat medik Kerja Sama Operasional yang merupakan milik vendor / pihak
ketiga yang dipergunakan oleh pihak RSCM untuk pelayanan yang tertuang dalam MoU.

f. Label Alat yang Tidak Perlu Dikalibrasi


Alat yang tidak perlu dikalibrasi merupakan alat medik di luar Permenkes No 54 Tahun 2015.
Untuk membuktikan bahwa alat yang tidak perlu kalibrasi tersebut dalam keadaan baik, dapat
dilakukan dengan menunjukkan riwayat pemeliharaan alat.

g. Alat High Risk


Ditempel pada alat medik yang jika mengalami kegagalan pengoperasiannya dapat
mengakibatkan cedera dan ataupun kematian pasien.

Alat High Risk berdasarkan Permenkes No 54 Tahun 2015 seperti: Monitor Paru, OEC
Flouroscopy, Orthoslice 500C, Oven Sterilizer, Pacemaker, Panoramic Chepalo T, Patient
Warming System, Phacoemulsifikasi (Cold Phaco System), Physiologic Monitor, Plasma
SERI KE-5
Sterard, Pocket Oxymetri, Pressure Gauge / Autoclave, Pulse Oxymetri, Resusitasi Anak /
Bayi, Resusitasi Neonatus, Sentral Monitor, Shortwave Diathermy, Sterilisator Kering,
Surgical Diathermy, Syringe Pump, TLD, Torniquet, Uroflowmetri, Ultrasonography,
Ultrasound Therapy, Vaporizer, Ventilator, Washer Machine, , X-Ray Bucky, X-Ray Digital
Direct, Radiography, X-Ray General, X-Ray Mammography, X-Ray Mobile

Petugas yang menggunakan peralatan medis harus memenuhi syarat:

 Petugas yang kompeten


 Petugas yang terlatih
 Melaporkan setiap kematian, cedera serius, atau penyakit yang disebabkan oleh
peralatan medis melalui proses pelaporan insiden dan kejadian merugikan di
rumah sakit

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sistem Utilitas
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ragam Utilitas Rumah Sakit :
1. Distribusi listrik  Tersedia 24/7
2. Sumber listrik
3. Saluran air  Tersedia 24/7
4. Ketel / uap
5. Pemanas
6. Ventilasi
7. HVAC
8. Gas medis  Tersedia 24/7
9. Vakum medis
10. Penanganan limbah
11. Sistem komunikasi dan data
SERI KE-5
Program Pengelolaan Utilitas Mencakup :
1. Proses Identifikasi Sumber Daya Alternatif
i. Ketersediaan Listrik 24 Jam
Sebagai sumber alternatif atau back-up bila terjadi pemutusan suplai listrik utama, pasokan
diambil dari sumber listrik Genset. Untuk ruang-ruang perawatan khusus termasuk peralatannya
(medical equipments) juga mendapat back-up dari alat UPS (Uninterupted Power Supply) sebagai
sumber listrik pengganti pada saat jeda waktu antara terputusnya listrik utama (PLN) dengan
masuknya sumber listrik pengganti / Genset .

Untuk memastikan ketersediaan listrik tersebut maka akan diadakan program yang dapat
menjamin aliran tersebut antara lain:
 Menjadikan status Pelanggan Prioritas ke PT. PLN dengan tujuan agar mendapatkan pasokan
listrik yang lebih terjamin dan berkelanjutan.
 Penambahan sumber daya non PLN dengan mengganti genset yang sudah melewati lifetime
dan merevisi jalur TM agar semua jalur PLN bisa dialiri listrik dari Genset jika pasokan PLN
terganggu.

ii. Ketersediaan Air Bersih 24 Jam


Sumber air bersih utama RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dipasok oleh PT. Aetra Air
Jakarta yang mempunyai 3 nomor pelanggan air bersih, sebagai sumber alternatif air bersih atau
cadangan digunakan pompa Deep Well / air tanah sebanyak 6 unit pompa yang ada di beberapa
gedung pelayanan di RSCM dan PT. Aetra Air Jakarta juga selaku penyedia supply air bersih ke
RSCM memberikan jaminan supply air bersih apabila supply air bersih yang menuju ke RSCM
mengalami gangguan dengan menggunakan tangka mobil air bersih.

iii. Ketersediaan Gas Medis 24 Jam


Gas medis yang dipakai di RSCM meliputi:
1. Udara tekan (Compress Air)
2. Udara vakum
3. Oksigen (O2)
4. Nitrogen Oksida (N2O)
5. N2 , CO2 , dll
Sumber gas oksigen utama RSCM berasal dari tangki induk oksigen cair di Gedung A yang
didistribusikan ke ruangan yang membutuhkan dengan menggunakan sistem pemipaan. Sumber
udara tekan dan vakum berasal dari mesin pembangkit yang berasal dari ruang gas medis
dimasing-masing gedung. Sedangkan suplai untuk gas lainnya berasal dari penampungan individu
tabung.

Untuk memastikan ketersediaan oksigen tersebut maka akan diadakan program yang dapat
menjamin aliran tersebut antara lain:
 Pengaktifan sumber oksigen cair dengan penambahan Tangki Liquid di area Kiara yang di
interkoneksi ke jalur eksisting.
SERI KE-5
2. Melakukan identifikasi terhadap area dan pelayanan dengan risiko terbesar jika terjadi kegagalan
listrik atau air yang terkontaminasi/ terganggu pasokannya:
a. Melakukan identifikasi area yang paling berisiko (kritikal area)
Proses identifikasi ini meliputi peralatan beserta jaringan kelistrikannya, di antara area yang
paling berisiko maka didapatkan seperti berikut: ruang operasi, ruang rawat intensif
(ICU/ICCU/HCU/NICU/PICU), ruang pelayanan hemodialisis, ruang gawat darurat (data lengkap
pada tabel 1).

Untuk mendapatkan data yang lebih update maka direncanakan untuk melakukan program:
 Program penataan sistem kelistrikan, sehingga didapatkan distribusi yang efektif dan aman
dari berbagai risiko

Tabel 1. Daftar Area yang Memiliki Back Up Listrik Emergency

Back Up Sumber
No Lokasi UPS
Listrik Genset
RSCM KIARA
1. UPTD √ √
1 2. Ruang Farmasi √ Power
3. Thalasemia √ House
4. Radiologi √
CMU 1
1. Lt. 1 Lab 24 Jam √
2. Lt. 2 PJT √ √
3. Lt. 3 Perinatologi √ Kencana √
2 4. Lt. 4 PJT √
5. Lt. 5 PJT √
6. Lt. 6 Patologi Klinik √
7. Lt. 7 Patologi Klinik √
8. Lt. 8 Hemodialisa √
CMU 2
1. ISP √
2. ICTEC √
3 Kencana
3. Farmasi √ √
4. Patologi Anatomi √
5. Sel Punca √ √
CMU 3
4 1. Basement √
Kencana
2. Lt. 2 Luka Bakar & CCC √ √
RSCM KENCANA
Manajemen, IGD, radiologi, admisi, ruang
1. √
informasi, rekam medik, Lab 24 jam, kantin
2. Poli (diabetric, kardiologi, teratai, rehab medik, IT) √
Ok, ICU, poli Digestif, pediatri, Nefro, digestive,
√ √
5 3. kebidanan
Kencana
4. Ranap, isolasi, kemoterapi Poli yasmin √
Ranap, poli THT, poli gigi, THT, mata, women

5. health
6. Ranap (Psikiatri anak dan dewasa) √
7. Ranap, transplantasi √ √
Gedung A √
6 1. Perawatan anak dan VVIP √ Ged A √
2. Rawat inap kebidanan √
SERI KE-5
3. Kemoterapi dan rawat inap swadana √
4. Bedah √
5. Neurologi dan HCU √ √
6. HCU √ √
7. THT, kulit dan penyakit dalam, isolasi √
8. Ward & office, Geriatri, RIIM √
IBP
1. Lt. 1 Ruang OK IBP √ √
7 Power
2. Lt. 2 ICU & ICCU √ √
House
3. PESC √ √
Radiologi
1. CT Scan √ Power
2. MRI √ House
8
3. MRI Baru √
4. Ruang Rontgen √
5. Lt. 2 Server IT √ √
9 Radioterapi √ PH
10 IGD √ IGD √
11 URJT √
12 URM √
13 UPM √ Power
14 LAUNDRY √ House
15 Ruang MODC √
16 Forensik √
17 BCH √
18 Endoskopi √ √
19 PTK √
20 Urologi √

Daftar Area yang Berisiko Terkait Penggunaan Air Bersih

Ruang Ruang Ruang


Sumber Back up
No. Ruangan Risiko Risiko Risiko
Air Bersih
Tinggi Menengah Rendah
1 Rawat jalan √ Sentral Air
2 Rawat Inap √ Sentral Air
3 ICU √ Sentral Air
4 ICCU √ Sentral Air
5 Ruang RIIM √ Sentral Air
6 Ruang isolasi √ Sentral Air
7 Instalasi bedah pusat √ Sentral Air
8 Laboratorium √ Sentral Air
9 IGD √ Sentral Air
10 Perinatologi √ Sentral Air
11 Haemodialisa √ Sentral Air
12 Radiologi √ Sentral Air
13 Radiotherapi √ Sentral Air
14 Unit Produksi makanan √ Sentral Air
15 Farmasi √ Sentral Air
16 Laundry √ Sentral Air
17 Thalasemia √ Sentral Air
18 RSCM PKIA Kiara √ Belum Ada
19 Instalasi Sterilisasi pusat √ RSCM Kencana
20 Unit Luka Bakar √ RSCM Kencana
21 Cleft Craniofacial Center (CCC) √ RSCM Kencana
22 Departemen Rehabilitasi Medik √ Belum ada
23 Rumah singgah √ Belum ada
SERI KE-5

Daftar Area yang Berisiko Terkait Penggunaan Gas Medis

Jenis Gas Sumber Gas


No. Ruangan/Unit Kritikal Non Kritikal
Medis Medis
1 Rawat Inap Ged A √ K, O, V RG Ged A
2 ICU √ K, O, V RG IBP
3 ICCU √ K, O, V RG IBP
7 Instalasi bedah pusat √ K, O, V, N RG IBP
8 PESC √ K, O RG IBP
9 IGD √ K, O, V, N, C RG IGD
10 Perinatologi √ K, O, V RG CMU 1
11 PJT √ K, O, V RG CMU 1
12 HD √ O RG HD
13 ULB √ K, O, V RG Kencana
14 CCC √ K, O, V RG Kencana
15 RSCM Kencana √ K, O, V, N, C RG Kencana
16 Radioterapi √ K, O RG Radioterapi
17 RPT √ K, O, V RG URM
18 RSCM Kiara √ K, O, V RG Kiara

a. Strategi menurunkan risiko bila terjadi kegagalan listrik / air / gas medis
Salah satu cara untuk menurunkan resiko kegagalan dalam sistem listrik, air dan gas medis dengan
cara pemeliharaan, garis besar program pemeliharaan dan pencegahan adalah sebagai berikut :
1. Preventive Maintenance
2. Corrective Maintenance
3. Kontrak Service

b. Proses uji sumber daya alternatif


i. Pengujian kesiapan emergency listrik
1. Pengujian generator listrik tanpa beban
2. Pengujian generator listrik dengan beban langsung secara terencana
3. Pengujian generator listrik dengan beban langsung tidak terencana
ii. Pengujian kesiapan emergency air
iii. Pengujian kesiapan emergency gas medis
Kondisi emergency untuk gas medis terjadi bila pasokan utama terputus, pasokan utama
untuk RSCM berasal dari:
 Oksigen
 Udara tekan dan vakum.
SERI KE-5
c. Penyediaan bahan bakar
Rekapitulasi Inventaris Utilitas
Tahun 2019

GENSET
UPS
DIESEL STEAM
NO LOKASI LIFT KETERANGAN
TOT BOILER TOTAL
UNIT UNIT
(KVA) (KVA)
1 RSCM Kiara 8 1 2000 0 1 100
2 RSCM Kencana 11 3 6000 2 2 120
3 RSCM Kirana 4 2 880 0 2 100
4 Radiologi 1 0 0 0 0 0
5 Radioterapi 2 0 0 0 3 520
6 Gedung IBP 3 0 0 0 0 0
7 USL/IPAL 0 1 100 0 0 0
8 IRM 2 0 0 0 0 0
9 Endoscopy 1 0 0 0 0 0
10 URJT 4 0 0 0 0 0
11 Ged. Administrasi 2 0 0 0 0 0
12 Gedung A 11 1 1750 0 0 0
13 CMU 1 3 0 0 0 1 240
14 CMU 2 1 0 0 0 3 50
15 CMU 3 1 0 0 0 1 100
16 IGD 4 1 450 0 1 80
17 Power House 0 3 4600 0 0 0
18 Boiler 0 0 0 4 0 0
Gardu
19 0 0 0 0 1 160
Emergency
20 Forensik 1 0 0 0 0 0
Total 52 12 13780 6 15 1510

Jadwal Pemantauan Kualitas Air Bersih RSCM tahun 2021


SERI KE-5

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Manajemen Darurat dan Bencana
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Program manajemen darurat dan bencana rumah sakit menyediakan proses untuk
1) Menentukan jenis, kemungkinan, dan konsekuensi bahaya, ancaman, dan kejadian menggunakan
(Hazard and Vulnerability Assessment) HVA Tools
Area FMS Risiko Risiko
Human Hazard 78% Insiden dengan korban masal (Medical/Infectious)
Technological Hazard 72% Kerusakan saluran pengaturan udara
Natural Hazard 67% Wabah
Hazardous Materials 67% Paparan Radiasi, Internal
Technological Hazard 61% Kerusakan saluran uap panas
Technological Hazard 48% Kerusakan saluran gas medis
Technological Hazard 48% Kerusakan medical vacuum
Natural Hazard 39% Gempa Bumi
Human Hazard 37% Penculikan Bayi
Human Hazard 33% Pencurian
Hazardous Materials 33% Tumpahan B3 banyak, internal
Hazardous Materials 33% Tumpahan B3 sedikit sedang
Human Hazard 30% Insiden dengan korban massal (trauma)

Hasil HVA Tools tahun 2021 adalah:


SERI KE-5
2) Mengidentifikasi kerentanan struktural dan nonstruktural dari lingkungan perawatan pasien rumah
sakit dan bagaimana kinerja rumah sakit dalam keadaan darurat atau bencana menggunakan
Hospital Safety Index (HIS) Tools

3) Perencanaan sumber listrik dan air alternatif dalam keadaan darurat dan bencana mengacu pada
Proses Identifikasi Sumber Daya Alternatif di fokus area pengelolaan.

4) Menentukan peran rumah sakit dalam acara tersebut

Alur Penanganan Tanggap Darurat Bencana Internal Dan Eksternal

5) Menentukan strategi komunikasi untuk acara


SERI KE-5
6) Mengelola sumber daya selama acara, termasuk sumber alternatif
7) Mengelola aktivitas klinis selama suatu acara, termasuk tempat perawatan alternatif
8) Mengidentifikasi dan menetapkan peran dan tanggung jawab staf selama kegiatan

9) Mengelola keadaan darurat dan bencana ketika tanggung jawab pribadi staf bertentangan dengan
tanggung jawab rumah sakit untuk menyediakan perawatan pasien. (lihat juga MOI.13)

Program penanggulangan darurat dan bencana diuji oleh


• Tes tahunan dari program lengkap secara internal atau sebagai bagian dari tes di seluruh komunitas
• Pengujian elemen kritis
• Simulasi bencana secara table top exercise atau langsung
SERI KE-5
SERI KE-5
SERI KE-5

Triase Evakuasi
SERI KE-5
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Konstruksi dan Renovasi
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Identifikasi dan Penilaian Bahaya
SERI KE-5
B. Meminimalisasi Bahaya Konstruksi
Apabila hasil penialain risiko pra konstruksi cukup tinggi dan untuk meminimalisai potensi bahaya
yang mungkin terjadi, maka vendor kontruksi perlu membuat Analisis Keselamatan Pekerjaan atau
Job Safety Analysis untuk beberapa tahapan pekerjaan yang berbahaya

C. Inspeksi Area Konstruksi


Inspeksi area konstruksi dilakukan secara periodik pada setiap tahapan pekerjaan atau sesuai
dengan potensi bahaya yang tertinggi berdasarkan penilaian risiko

D. Peta Risiko Area Konstruksi


Peta area risiko konstruksi adalah seluruh wilayah rumah sakit dengan prioritas pada ruang-ruang
perawatan pasien
SERI KE-5
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pendidikan dan Pelatihan
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis pelatihan yang harus diikuti:

Program pelatihan dapat berupa:


1. Instruksi kelompok
2. Modul pendidikan online
3. Materi pendidikan cetak
4. Komponen orientasi staf baru
5. Mekanisme lain sesuai kebutuhan rumah sakit.

Jenis evaluasi pelatihan:


1. Staf dapat menjelaskan/menunjukkan peran dalam menanggapi kebakaran.
2. Staf dapat menjelaskan/mendemonstrasikan tindakan untuk menghilangkan, meminimalkan, atau
melaporkan keselamatan, keamanan, dan risiko lainnya.
3. Staf terkait dapat menjelaskan / mendemonstrasikan prosedur mengelola gas medis serta bahan
dan limbah berbahaya (B3).
4. Staf dapat menjelaskan/mendemonstrasikan peran dalam keadaan darurat dan bencana internal
dan masyarakat.

Cara evaluasi:
1. Demonstrasi individu atau kelompok
2. Pementasan peristiwa tiruan seperti epidemi di masyarakat
3. Penggunaan tes tertulis atau komputer
4. Cara lain sesuai dengan pengetahuan yang diuji

Hasil pengujian didokumentasikan (nama peserta yang diuji dan hasil ujian)

Anda mungkin juga menyukai