Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN

RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO


PERIODE JULI 2019 - JUNI 2020

I. PENDAHULUAN

Safety atau keselamatan adalah memberi jaminan bahwa gedung, properti, teknologi medis dan
informasi, peralatan dan sistem tidak berpotensi mendatangkan risiko terhadap pasien, keluarga,
staf, dan pengunjung.
Security atau keamanan adalah melindungi properti milik rumah sakit, pasien, staf, keluarga, dan
pengunjung dari bahaya kehilangan, kerusakan atau pengrusakan oleh orang-orang yang tidak
berwenang.

Keselamatan merupakan suatu tantangan bagi Rumah Sakit Premier Bintaro sebagai fasilitas
kesehatan yang berada di negara berkembang, dimana kesadaran tentang keselamatan belum cukup
konsisten baik dari segi pengawasan pemerintah maupun dari masyarakat. Tapi semua itu
merupakan tantangan bagi kami untuk menjadikan keselamatan prioritas utama kami.
Kami Rumah Sakit Premier Bintaro merupakan bagian dari Ramsay-Sime Darby Health Care
berkomitmen menjaga kesehatan dan keamanan karyawannya, semua orang yang mengunjungi
rumah sakit kami serta semua orang yang mengakses pelayanan kami serta mengupayakan
lingkungan yang aman dan sehat.

II. LATAR BELAKANG

Kami percaya bahwa semua cedera ataupun penyakit yang disebabkan pekerjaan dapat dicegah,
sehingga kami berjuang secara terus menerus untuk memperbaiki kesehatan dan keamanan serta
mengupayakan lingkungan yang aman dan sehat.

III. TUJUAN

A. Tujuan Umum
Menjamin keselamatan dan keamanan pasien, keluarga, pengunjung, karyawan termasuk
properti di RSPB.

B. Tujuan Khusus
1. Mencegah kecelakaan dan cedera.
2. Mengupayakan keamanan dan keselamatan pada pasien, keluarga, pengunjung dan
karyawan.
3. Mengurangi dan mengontrol timbulnya bahaya (hazard) dan risiko.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan Pokok Penanggung Jawab

1. Direktur
- Mendukung dalam manajemen keselamatan dan keamanan di RSPB
- Mengupayakan sarana dan prasarana untuk mendukung tercapainya keselamatan
dan keamanan
- Berkomitmen untuk mengurangi angka kecelakaan dan cedera akibat kerja.

2. Manajer tiap Departemen


- Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perencanaan program keselamatan
dan keamanan dapat berjalan
- Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai keselamatan dan
keamanan di rumah sakit.

3. Supervisor tiap Unit


- Bertanggung jawab supaya program ini diketahui dan diterapkan dalam
departemen mereka.
- Memastikan supaya hazard dan risiko yang berada di unitnya diketahui.
- Melakukan penanganan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.
- Mendukung WSR (Workplace Safety Representative) dalam melaksanakan program
K3.

4. Karyawan
Bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan dirinya sendiri, orang-orang di
sekitarnya serta lingkungan kerjanya.

5. Ketua Komite K3
Memastikan dan mendukung pelaksanaan K3 di RSPB.

6. Wakil ketua Komite K3


Membantu ketua Komite K3 dalam memastikan dan mendukung pelaksanaan OHS di RSPB.

7. Sekretaris K3
- Membuat usulan tambahan program dengan berkoordinasi bersama Supervisor K3
- Menyediakan informasi serta bantuan ke pihak manajemen, supervisor, WSR
(Workplace Safety Representative) dan semua yang berhubungan untuk tercapainya
keamanan dan keselamatan.

8. Supervisor K3
- Menyusun program dengan berkoordinasi bersama Sekretaris K3
- Memastikan program K3 dilaksanakan di RSPB
- Melakukan audit terhadap pelaksanaan program tersebut
- Melakukan pelaporan terhadap hal tersebut.

9. Workplace Safety Representative (WSR)


- Membantu memonitoring, menerapkan pelaksanaan dari program keselamatan
dan keamanan di lingkungan kerjanya.

2
- Meningkatkan kesadaran tentang keselamatan dan keamanan kepada setiap
karyawan baru di departemennya dengan memberikan pengenalan tentang K3 melalui
buku ’OHS dan Lingkungan Kerja yang Aman’.
- Membantu melakukan audit K3 untuk lingkungan kerja di RSPB.
- Melakukan pendataan hazard, daftar chemical beserta MSDSnya, daftar APD di
lingkungan kerjanya masing-masing.

10. Perwakilan K3
Membantu WSR dalam pelaksanaan OHS di departemennya masing-masing.

Rincian Kegiatan

Program Pengelolaan Keselamatan dan Keamanan Meliputi beberapa hal antara lain:

A. Melakukan asesmen risiko secara komprehensif dan proaktif untuk mengidentifikasi


bangunan, ruangan/area, peralatan, perabotan, dan fasilitas lainnya yang berpotensi
menimbulkan cedera

1. Mengidentifikasi hazard dan risiko


2. Penilaian hazard dan risiko
3. Melakukan tindakan untuk mengontrol hazard dan risiko

Pendataan hazard per departemen yang dilakukan oleh Workplace Safety


Representative dan K3 dan supervisor setiap tahun sekali. Pengidentifikasian faktor
hazard juga dilakukan selama audit oleh pihak internal group RSDHCI (selama audit
lintas 3 RS bersama corporate) maupun selama audit ekstenal (KARS, ISO, HICMR, dan
fire insurance) yang dilakukan terhadap rumah sakit.

Semua data faktor hazard dan risiko menjadi masukan untuk dipergunakan untuk
mengontrol risiko terbesar yang mempunyai dampak terbesar.

B. Melakukan Pengkajian Risiko Pra Konstruksi (Pre Construction Risk Assessment/PCRA)

Untuk menilai risiko sebelum konstruksi, maka pihak rumah sakit harus melibatkan
semua pihak yang terlibat dalam konstruksi tersebut, dengan:

1. PCRA (Pre Construction Risk Assessment)/ Pengkajian Risiko Pra-konstruksi


akan digunakan untuk melakukan penilaian sarana dan prasarana meliputi
kualitas udara, pengendalian infeksi (ICRA), utilitas, kebisingan, getaran, bahan
berbahaya (hazardous material), layanan darurat (emergency), dan bahaya lain
yang mempengaruhi perawatan, pengobatan dan layanan.

2. Melakukan Induksi dan spot audit selama konstruksi


- Induksi konstruksi dilakukan pada saat memulai suatu pekerjaan konstruksi
atau renovasi yang baru.
- Spot audit dilakukan selama konstruksi selama proses renovasi dengan
jadwal minimal 1x/minggu.
Induksi konstruksi akan dilakukan Manajer Bagian Umum/GSM (General Service
Manager) beserta team, sementara spot audit selama konstruksi akan dilakukan
oleh supervisor OHS dan atau beserta maintenance/security dan atau WSR
setempat.

3
3. Memasukkan perjanjian dalam kontrak dengan kontraktor/pekerja kontrak
eksternal terkait dengan keselamatan dalam bekerja. Selama proses berlangsung,
maka security, maintenance ataupun WSR dapat menginformasikan ataupun
mengingatkan kepada pekerja yang sedang melakukan renovasi jika mereka melihat
adanya suatu tindakan ataupun hal yang tidak aman selama proses konstruksi.

C.Merencanakan dan melakukan pencegahan dengan menyediakan fasilitas pendukung


yang aman

1. Facility Inspections

a) Jika terlihat sesuatu yang membutuhkan perbaikan, maka departement


bersangkutan membuat work-order maintenance melalui SAM-RS (Sistem Aset
Manajemen-Rumah Sakit) untuk mengatasi masalah tersebut.
b) Audit internal untuk seluruh fasilitas rumah sakit untuk keselamatan dan
keamanan juga dilakukan oleh K3. Dalam proses melakukannya bisa dilakukan
sendiri, ataupun bersama dengan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) dan Departemen Mutu.
c) Hasil audit tersebut akan dilaporkan ke pihak manajemen dan digunakan
sebagai data untuk memperbaiki kondisi fasilitas.
d) Facility tour dilakukan secara teratur oleh pihak manajemen.

2. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


a) Program Keselamatan dengan Strategi Aktif
 Laporan kejadian K3
Laporan tersebut dilaporkan ke dalam sistem “Laporan Kejadian K3 Online”
yang terdapat pada setiap komputer di setiap unit/departemen. Kemudian
supervisor K3 akan melakukan penelusuran dan input laporan tersebut ke
dalam aplikasi komputer RiskMan. Laporan RiskMan diteruskan kepada
manajer terkait, OHS Corporate Manager dan dapat dilihat oleh Direktur
melalui sistem RiskMan.
Semua data tersebut akan diinfokan pada pertemuan dengan Komite K3
maupun pertemuan dengan pihak manajemen untuk perbaikan mutu.
Data kejadian K3 tersebut akan dikumpulkan dan dianalisa oleh OHS
Corporate Manager dan disampaikan kepada Group Head Nursing, Quality
& Risk Management kemudian diteruskan secara teratur ke
board/governance secara teratur.

 Unit Radiologi mempunyai program keselamatan dan keamanan yang


antara lain terdiri dari program proteksi radiasi, pemantauan kegiatan
preventive maintenance terhadap seluruh peralatan radiologi, serta
edukasi dan penyegaran mengenai prosedur keselamatan di unit radiologi
kepada seluruh karyawan radiologi.
 Unit Laboratorium mempunyai program keselamatan dan keamanan
terutama dalam hal pengelolaan B3 (bahan berbahaya dan beracun) serta
dalam hal pencegahan dan pengendalian infeksi pada saat menangani
spesimen laboratorium.
 Dilakukan program MCU (Medical Check Up) karyawan diimana
departemen SDM bersama dengan Komite K3 dan Komite PPI menyusun

4
‘Program Kesehatan Karyawan’ untuk pemeriksaan karyawan meliputi pre-
employment dan medical check up tahunan yang disesuiakan dengan
risiko-risiko yang dihadapi oleh pekerja tersebut, misalnya bagian
keperawatan, kemotherapi, radiologi, maintenance, pengemudi, dan lain-
lain. Dan hasil pelaksanaannya akan disampaikan ke pihak manajemen.
Khusus untuk dokter umum juga dimasukkan ke dalam program kesehatan
karyawan. Khusus untuk staff farmasi yang melakukan peracikan
kemoterapi dilakukan pemeriksaan yang lebih spesifik untuk mereka.
 Pemberian vaksinasi juga diberikan pada karyawan yang dianggap
mempunyai risiko terhadap paparan penyakit tertentu.
 Penyediaan semua APD yang dibutuhkan untuk karyawan dan pasien oleh
manajemen rumah sakit untuk lokasi-lokasi pekerjaan yang
membutuhkannya.

b) Program Keselamatan dengan Strategi Preventif


a. Pernyataan Kebijakan K3 adalah “Setiap karyawan bertanggung jawab atas
keselamatan dirinya sendiri, keselamatan orang-orang sekitarnya serta
keselamatan lingkungan kerjanya”. Agar pernyataan tersebut dapat selalu
diingat maka pernyataan tersebut dimasukkan ke kartu K3 untuk setiap
karyawan.
b. Keselamatan dan keamanan merupakan tugas dan tanggung jawab setiap
karyawan sehingga di dalam uraian tugas setiap jabatan, dicantumkan
tugas dan tanggung jawab karyawan terkait pelaksanaan keselamatan dan
keamanan di rumah sakit.
c. Safety inspection yang dilakukan untuk rumah sakit antara lain adalah:
i. Data faktor hazard/bahaya per unit
Pendataan semua faktor hazard pertahun yang terdapat di setiap
departemen dilakukan oleh supervisor per unit, Workplace Safety
Representative dan dipantau oleh supervisor K3.
ii. Dilakukan audit OHS untuk masalah keselamatan yang merupakan
bagian dari program keselamatan dan keamanan, fire safety &
emergency setiap tahun.

Hasil pendataan hazard per departemen dan hasil audit digunakan untuk
mengidentifikasi faktor risiko yang ada di departementnya masing-masing.
Hasil tersebut diinformasikan kembali ke departemen bersangkutan serta
disampaikan ke management (jika ada hal yang perlu ditangani lebih
lanjut) dan dibahas dalam meeting OHS, sehingga diharapkan ada tindakan
perbaikan/korektive action untuk memperbaiki hal tersebut.

Jika hasil temuan audit yang bisa langsung diselesaikan/korektive


actionnya, maka akan langsung dimasukkan ke dalam work order
maintenance berupa SAM-RS untuk langsung diperbaiki.

d. Audit oleh pihak internal group RSDHCI (selama audit lintas 3 RS bersama
corporate) maupun audit oleh pihak eksternal (audit akreditasi RS oleh
SNARS, audit ISO, audit HICMR, audit fire insurance) juga digunakan untuk
mengidentifikasi risiko safety dan disampaikan ke management untuk
tindak lanjutnya.

5
e. Mempunyai guideline tentang confine space dan melaksanakannya pada RS
dalam program tahun ini.
f. Mempunyai guideline tentang Patient Manual Handling dan
melaksanakannya pada RS dalam program tahun ini.

D. Menciptakan lingkungan yang aman dengan penggunaan kartu identitas oleh seluruh
staf dan semua individu yang bekerja di rumah sakit.

1. Mengidentifikasi semua orang yang berada di lingkungan rumah sakit dengan kartu
untuk:
- Karyawan dengan kartu name tag karyawan/staff RS dengan foto di dalamnya
- Vendor dengan kartu name tag vendor untuk pekerja outsorce sesuai
perusahaan masing-masing
- Penunggu pasien dengan kartu penunggu pasien dengan nomor kamar
perawatan.
- Visitor dengan kartu visitor untuk di annex building.
- Kontraktor/auditor dengan kartu/name tag kontraktor/auditor yang
dikeluarkan oleh RS untuk jangka waktu tertentu selama mereka bekerja di
lingkungan RS.

2. Berkoordinasi dengan security dalam monitoring untuk area tertentu dengan sign,
password (untuk masuk) atau akses masuk dengan name tag karyawan

3. Melakukan pengecekan setelah jam kerja atau jam kunjung dengan kartu penunggu
pasien

E. Melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan atau pengrusakan


barang milik pribadi

1. Mengurangi faktor risiko yang ada dengan:


-prosedur penjagaan security berlangsung terus menerus selama 24 jam untuk
seluruh RS.
-Memonitor seluruh rumah sakit dengan jadwal keliling teratur ke seluruh rumah
sakit oleh staff security serta adanya staff yang back-up pada waktu keliling.
-Melakukan pengontrolan untuk masuk dan keluar rumah sakit
-Membatasi akses masuk dan keluar rumah sakit terutama di malam hari

2. Untuk melindungi kejahatan terhadap perorangan dengan:


-Mencegah kemungkinan kehilangan bayi atau anak dengan adanya sistem alarm di
semua pintu emergency exit
-Adanya prosedur dan simulasi penanganan kehilangan anak/bayi
-Adanya prosedur penanganan ancaman bom
-Adanya prosedur untuk menghadapi ancaman kekerasan di fasilitas rumah
sakit.
-Simulasi teratur dilakukan pada lokasi-lokasi dan daerah yang dianggap berisiko.

3. Terdapatnya nomor telepon kepolisian yang ada dan siap dihubungi jika ada
masalah.

F. Melakukan monitoring pada daerah terbatas.

6
Beberapa upaya dilakukan untuk mengupayakan keselamatan dan keamanan pada
fasilitas rumah sakit , staff , pasien, keluarga maupun pengunjung. Upaya tersebut
melibatkan kerja sama semua karyawan mulai nurse sampai security secara langsung,
untuk mengupayakan keselamatan dan keamanan khususnya untuk pasien yang butuh
perhatian khusus seperti infants, anak, orang tua, orang-orang berkebutuhan khusus
(disable), perlindungan untuk pasien dengan kasus kekerasandan lain-lain.

1. Adanya daftar lokasi-lokasi yang termasuk daerah terbatas (restricted area) di


fasilitas rumah sakit

2. Memantau daerah strategis di dalam dan di luar gedung dengan CCTV.

3. Membatasi akses ke rumah sakit:


- daerah yang termasuk sensitive security area adalah semua area di rumah
sakit dengan akses masuk terbatas, serta area yang butuh perhatian khusus
seperti untuk daerah maintenance, penyimpanan LPG dan CNG, solar dan gas
medis.
- Membatasi masuk daerah terisolasi seperti tempat pengolahan air bersih,
ruang kontrol lift, ruang pompa, ruang AHU.
- melakukan pengontrolan untuk masuk dan keluar rumah sakit.
- melakukan pengecekan di rumah sakit, membatasi lokasi masuk dan keluar RS
di waktu malam hari.
- melakukan pengecekan setelah jam kerja dan jam kunjung dengan kartu
identitas.

4. Dilakukan pengawasan keamanan untuk area tertentu dilakukan dengan sign,


pasword untuk masuk serta akses dengan name tag karyawan.

G. Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan peraturan dan perundangan.


Dalam membangun semua fasilitas rumah sakit terutama fasilitas baru, maka peraturan
dan perundangan merupakan hal yang akan diikuti oleh rumah sakit. Selain itu, jika ada
perundangan dimana fasilitas rumah sakit yang ada pada saat ini belum mengikutinya,
maka akan dilakukan upaya untuk mengikuti peraturan dan perundangan tersebut.

1. Peran dari komite K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja )


Untuk mendukung kesehatan dan keselamatan karyawan, pasien, pengunjung dan
lingkungan, maka dibentuk komite K3 yang berfungsi sebagai:
1. Merupakan forum yang memfasilitasi antara managemen dan karyawan untuk membahas
issue kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Terdapat perwakilan dari multi departemen/unit kerja (Workplace Safety Representatif)
untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tempat kerja serta melakukan diskusi
tentang management risiko, memonitor, mengevaluasi , mengaudit dan melakukan
tindakan yang dianggap perlu.
3. Setiap issue tentang kesehatan dan keselamatan dapat disampaikan oleh setiap karyawan
melalui Workplace Safety Representatif (ataupun perwakilan K3) untuk diteruskan ke
management untuk dievaluasi dan diambil tindakan yang dianggap perlu untuk
mencapai kesehatan dan keselamatan kerja.

7
4. Meningkatkan awareness karyawan di departemennya untuk masalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Sebagai forum untuk menyebarkan informasi untuk mempromosi
tentang kesehatan dan keamanan kerja antar karyawan dan departement/unit kerja.

2. Monitoring Data:

1. Monitoring data dilakukan secara teratur setiap bulan untuk memastikan pelaksanaan
program Keselamatan Keamanan dapat berjalan dengan baik.
2. Monitoring dilakukan oleh supervisor OHS/K3 dengan memberikan laporan
pelaksanaan program terakhir ke corporate, yang kemudian akan diteruskan ke
direktur rumah sakit beserta manager terkait dalam komite K3
3. Laporan hazard dan kejadian K3
- Laporan tersebut dilaporkan ke dalam sistem “Laporan Kejadian K3 on line” yang
terdapat di setiap komputer departement. Kemudian supervisor OHS akan
melakukan penelusuran dan menginput laporan tersebut ke dalam Laporan
Riskman. Laporan RiskMan diteruskan kepada manajer terkait di RS, manager
OHS di korporate dan dapat dilihat oleh Direktur melalui sistem RiskMan.
- Semua data tersebut akan diinfokan pada pertemuan dengan komite K3 maupun
pertemuan dengan pihak managemen untuk quality improvement
/peningkatan mutu.
- Data-data dari laporan ini nantinya akan dikumpulkan, dianalisa oleh manager OHS
di korporate serta disampaikan ke Group Head Nursing, Quality & Risk
Management. Yang nanti akan diteruskan secara teratur ke
board/governance secara teratur.

3. Training/edukasi program
1.Training staff pada permulaan mulai bekerja tentang awareness Kesehatan dan
Keselamatan Kerja serta awareness dari security bersamaan dengan program Sumber
Daya Manusia ataupun langsung melalui e-learning orientasi. Setelah itu setiap tahun,
setiap staff akan mengikuti mandatory training K3 secara teratur.
2.Adanya informasi awareness tentang keselamatan yang dilakukan oleh supervisor dan WSR
tentang “OHS dan Lingkungan Kerja yang Aman” di setiap departement masing-
masing untuk setiap staff yang berada di tempat kerja yang baru.
3.Vendor/tenant mendapat training mengenai fire safety dan emergencysesuai dengan jadwal
training yang ada.
4.Kontraktor dan renovation leader mendapatkan informasi pada awal proyek mengenai
prosedur keselamatan di rumah sakit .
5.Pasien mendapat edukasi lewat brosure mengenai fire safety dan gempa.
6.Untuk ruangan bayi baru lahir, akan diberi informasi ke orang tua supaya hanya
menyerahkan bayinya ke nurse di neonates/perawatan bayi.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Menyusun Daftar Risiko K3 di setiap unit.


Daftar RIsiko K3 sebelumnya dikenal dengan istilah hazard register, dimana untuk
meningkatkan efektivitas manajemen risiko di seluruh unit rumah sakit maka hazard register
tersebut dikembangkan menjadi risk resgister. Periode penyusunan Risk Register K3 ini
adalah pada Juli-September 2019 dan kemudian akan diperiksa oleh Supervisor K3.

8
2. Implementasi PCRA
Melakukan pengkajian para konstruksi dengan menggunakan instrumen yang sesuai dengan
panduang PCRA yang berlaku di RS.
3. Induksi Keselamatan dan spot audit untuk kegiatan konstruksi
Induksi Keselamatan dilakukan sebelum kegiatan konstruksi dimulai. Jika durasi kegiatan
konstruksi di atas 1 minggu, maka dilakukan spot audit 1 kali setiap minggu.
4. Audit Internal K3
Audit Internal K3 dilakukan 1 kali dalam 1 tahun bersamaan dengan Audit Mutu Internal
yang diselenggarakan oleh Departemen Mutu dengan target 100% atau dilakukan di seluruh
area.
5. Audit K3 dan PPI
Melakukan audit ke beberapa area tertentu untuk melihat pelaksanaan K3 yang berkaitan
dengan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
6. Mengumpulkan data kejadian K3 dan input ke RiskMan
Laporan kejadian K3 yang masuk ke dalam aplikasi intranet “Laporan Kejadian K3” akan
dilakukan analisis dan investigasi dan kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi pelaporan
insiden “RiskMan”. Target dari kegiatan ini adalah 75 laporan dalam 1 tahun
7. Pemeriksaan kesehatan calon karyawan baru
Pemeriksaan pre-employment diselenggarakan oleh Departemen Sumber Daya Manusia
untuk karyawan baru.
8. Pemeriksaan kesehatan karyawan berkala
Pemeriksaan berkala diselenggarakan oleh Departemen Sumber Daya Manusia setiap 1 kali
dalam 1 tahun.
9. Pemeriksaan kesehatan khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan jika ada kasus atau masalah kesehatan pada karyawan yang
membutuhkan pemeriksaan atau konsultasi lanjutan dengan dokter spesialis tertentu.
10. Audit confined space
Audit confined space dilakukan 1 kali dalam 1 tahun bersamaan dengan Audit Mutu Internal
yang diselenggarakan oleh Departemen Mutu
11. Training Patient Manual Handling System untuk perawat
a) Training awal Patient Manual Handling System untuk perawat baru
Target dari training Patient Manual Handling System adalah seluruh perawat. Training
ini diselenggarakan dengan berkoordinasi bersama Departemen Keperawatan.
b) Uji kompetensi perawat dalam implementasi Patient Manual Handling System
Uji kompetensi ini dilakukan pada perawat yang sudah mendapatkan training awal dan
dilaksanakan dengan berkoordinasi bersama Departemen Keperawatan.
12. Memperbarui Daftar Restricted-access area
Daftar restricted-access area diperbarui setiap tahun oleh Supervisor Security & Parking.
13. Pertemuan pengurus komite K3
Pertemuan pengurus Komite K3 dilakukan 1 kali setiap bulan dan diikuti oleh Ketua Komite
K3, Wakil Ketua Komite K3, Supervisor K3, dan jika diperlukan dapat mengundang supervisor
atau manajer tertentu.
14. Pertemuan Rutin Komite K3
Pertemuan rutin Komite K3 dilakukan 1 kali setiap 3 bulan atau 4 kali dalam 1 tahun.
Pertemuan rutin Komite K3 dihadiri oleh pengurus Komite K3, WSR, dan Fire Safety Team.
15. Orientasi/ pengenalan K3 untuk karyawan baru
Orientasi mengenai K3 untuk karyawan baru diselenggarakan oleh Departemen Sumber
Daya Manusia dan tergabung dalam kegiatan E-Learning orientasi.
16. Pelatihan mandatori tentang K3
Pelatihan mandatori tentang K3 tergabung dalam pelatihan mandatori yang diselenggarakan
oleh Depertemen Sumber Daya Manusia setiap 1 kali dalam 1 tahun.

9
17. Simulasi ancaman bom
Simulasi dilakukan 1 kali per tahun dengan berkoordinasi bersama Unit Security-Parking
18. Simulasi penculikan anak/ kehilangan bayi
Simulasi dilakukan 1 kali per tahun dengan berkoordinasi bersama Unit Security-Parking dan
Departemen Keperawatan
19. Melakukan kunjungan ke pihak ketiga penyedia layanan utilitas atau layanan lainnya
20. Membuat video panduan induksi keselamatan kegiatan konstruksi untuk pihak
ketiga/vendor penyedia layanan konstruksi

Anggaran Biaya untuk Pelaksanaan Kegiatan

Perkiraan Kebutuhan Keterangan


No. Kegiatan
Biaya
1. Melakukan kunjungan ke pihak ketiga penyedia Tidak ada Dikelola oleh Departemen
layanan utilitas atau layanan lainnya Pelayanan Umum
2. Membuat video panduan induksi keselamatan Rp. 10.000.000 Dikelola oleh
kegiatan konstruksi untuk pihak ketiga/vendor Departemen Pelayanan
penyedia layanan konstruksi Umum
3. Menyusun Daftar Risiko di setiap unit Tidak ada
4. Implementasi PCRA Tidak ada Terintegrasi dengan
anggaran konstruksi
secara keseluruhan
5. Induksi keselamatan dan spot audit untuk kegiatan Tidak ada Terintegrasi dengan
konstruksi anggaran konstruksi
secara keseluruhan
6. Audit Internal K3 Tidak ada
7. Audit K3 dan PPI Tidak ada
8. Mengumpulkan data kejadian K3 dan input ke Tidak ada
RiskMan
9. Pemeriksaan kesehatan calon karyawan baru Tidak ada
10. Pemeriksaan kesehatan berkala Tidak ada
11. Pemeriksaan kesehatan khusus Tidak ada
12. Audit confined space Tidak ada
13. a)Training awal Patient Manual Handling System Tidak ada
b)Uji kompetensi perawat dalam implementasi
Patient Manual Handling System
14. Daftar Restricted-access area Tidak ada
15. Pertemuan pengurus komite K3 Tidak ada
16. Pertemuan Rutin Komite K3 Rp. 7.000.000
17. Orientasi/ pengenalan K3 untuk karyawan baru Tidak ada
18. Pelatihan mandatori tentang K3 Tidak ada
19. Simulasi ancaman bom Rp. 1.000.000 Untuk perlengkapan
simulasi dan sewa artis
jika dibutuhkan
20. Simulasi penculikan anak/ kehilangan bayi Rp. 1.000.000 Untuk perlengkapan
simulasi dan sewa artis
jika dibutuhkan

10
VI. SASARAN

Sasaran akan difokuskan untuk 2 hal yaitu:


1. Target RS
 Melakukan kunjungan ke pihak ketiga penyedia layanan utilitas atau layanan lainnya
 Membuat video panduan induksi keselamatan kegiatan konstruksi untuk pihak
ketiga/vendor penyedia layanan konstruksi
2. Target Corporate
Mengumpulkan data kejadian K3 dan input ke RiskMan minimal 75 laporan/tahun.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Jadwal kegiatan internal RS

2019 2020 Penanggung


No. Kegiatan Target
Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jawab
1. Melakukan x 1 kali  Supervisor
kunjungan ke kunjungan K3
pihak ketiga per tahun
penyedia
layanan utilitas
atau layanan
lainnya
2. Membuat x x x x x Video sudah  Manajer
video dapat Pelayanan
panduan diperguna- umum
induksi kan dalam
keselamatan periode
kegiatan program
konstruksi 2019-2020
untuk pihak
ketiga/vendor
penyedia
layanan
konstruksi

11
2. Jadwal kegiatan Corporate

2019 2020 Penanggung


No. Kegiatan Target
Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jawab
1. Menyusun x x x x 100%  Supervisor
Daftar Risiko (seluruh K3
di setiap unit unit/area  WSR
mengum-  Supervisor
pulkan sesuai unit
jadwal)
2. Implementasi x x x x x x x x x x x x 100% Supervisor
PCRA K3
3. Induksi x x x x x x x x x x x x 100% Supervisor
keselamatan K3
dan spot audit
untuk
kegiatan
konstruksi
4. Audit Internal x x 100% Supervisor
K3 K3
5. Audit K3 dan x 1x/tahun Supervisor
PPI K3
6. Mengumpul- x x x x x x x x x x x x 75 laporan/ Supervisor
kan data tahun K3
kejadian K3
dan input ke
RiskMan
7. Pemeriksaan x x x x x x x x x x x x 100% Supervisor
kesehatan POD
calon
karyawan
baru
8. Pemeriksaan x x x x 100% Supervisor
kesehatan PA
berkala
9. Pemeriksaan x x x x 100% Supervisor
kesehatan (dilakukan PA
khusus jika ada kasus
kesehatan
khusus
berdasarkan
Fitness
Certificate,
laporan
kecelakaan
kerja, atau
penyakit
akibat kerja)
10. Audit confined x 1x/tahun Supervisor
space K3

12
2019 2020 Penanggung
No. Kegiatan Target
Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jawab
11. a) Training x x x x x x x x x x x x 100% Supervisor
awal K3
Patient
Manual
Handling
System
b)Uji x x x 100% Supervisor
kompetensi K3
perawat
dalam
implementa
si Patient
Manual
c) Handling
System
12. Daftar x Diperbarui Supervisor
Restricted- pada bulan Security &
access area Agustus 2019 Parking
13. Pertemuan x x x x 4x per tahun Supervisor
pengurus K3
komite K3
14. Pertemuan x x x x 4x per tahun Supervisor
Rutin Komite K3
K3
15. Orientasi/ x x x x x x x x x x x x Dilakukan Supervisor
pengenalan K3 pada bulan POD
untuk yang sama
karyawan pada saat
baru karyawan
baru telah
diterima
16. Pelatihan x 100% Supervisor
mandatori POD
tentang K3
17. Simulasi x 100% Supervisor
ancaman bom K3
18. Simulasi x 1x/tahun  Supervisor
penculikan K3
anak/  Supervisor
kehilangan Security-
bayi Parking

13
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA
Setiap bulan dilakukan pelaporan pelaksanaan kegiatan yang diberikan kepada Direktur RS, OHS
Corporate Manager, Ketua, dan Wakil Ketua Komite K3.

IX. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pelaksanaan program Pencegahan serta Pengendalian Kebakaran dicatat dan dilaporkan setiap bulan
kepada Direktur RS, OHS Corporate Manager, Ketua, dan Wakil Ketua Komite K3. Evaluasi program
dilakukan pada akhir tahun periode program dan dilaporkan kepada OHS Corporate Manager,
disetujui oleh Ketua Komite K3, dan diketahui oleh Direktur RS.

Tangerang Selatan, 1 Juli 2019

Membuat, Menyetujui,

Dyah Arundanti dr. Angela G. Lilipaly, MM., MBA


Supervisor/Koordinator K3 Ketua Komite K3

Menetapkan,

Dr. Juniwati Gunawan


Direktur

14

Anda mungkin juga menyukai