Terima kasih kami haturkan kepada Allah SWT atas nikmat NYA sehingga diberikan izin
dipermudahkan membuat program ini dengan lancar serta kepada Direktur RSUD H.Hanafi
Ma.Bungo yang telah memberikan doa, moril dan materil dalam pembuatan program ini ,para
pejabat struktural dan tenaga fungsional dan tak lupa kepada rekan rekan POKJA MFK yang
bersama bahu membahu mengerjakan dokumen Manajemen fasilitas dan keselamatan juga kepada
seluruh staff di RSUD H.Hanafi Ma.Bungo yang telah berpartisipasi mulai dari proses penyusunan,
pelaksanaan sampai pada proses monitoring dan evaluasi program kerja ini Wassalamu’alaikum
Wr.Wb
Dalam rangka menjamin mutu layanan keselamatan dan keamanan di rumah sakit maka
diperlukan dan dibuat prosedur tetap layanan keamanan dan keselamatan yang mengacu pada
standard perundang-undangan serta sesuai rekomendasi dari team K3 dan dari pihak keamanan
yang telah mendapatkan pendidikan SATPAM serta sararn dari IPCN/PPI rumah sakit agar
terjamin keamanan dan keselamatan di rumah sakit.
Dalam menyusun program keamanan dan keselamatan ada beberapa hal yang harus
disiapkan, antara lain;
a. Membuat invetaris alat penunjang keamanan dan keselamatan.inventarisasi mutlak
dilakukan untuk menyiapkan protap maintenance alat dan penyusunan program
pemeliharaan,korektif dan evaluasi.
b. Membuat prosedur tetap keamanan dan keselamatan secara preventif.
c. Membuat prosedur tetap keamanan dan keselamatan korektif.
d. Membuat denah jalur evakuasi,.
e. Melakuakan evaluasi keamanan dan keselamatan.
f. Memetakan daerah resiko
g. Merencanakan sistem keamanan terpadu.
h. Perencanaan imunisasi karyawan
i. Pembuatan jalur evakuasi.
j. Membuat tanda tanda bahaya dan terjadinya.
k. Pemasangan CCTV
l. Pengawasan dan maintenece sistem kontruksi bangunan.
BAB III
TATA LAKSANA
Berikut adalah Formulir Penilaian resiko terkait dengan keamanan dan keselamatan:
T
N URAIAN Y D ANTISIPASI RESIKO
O A K
1. Apakah rute jalan masuk / jalan keluar
normal akan terganggu akibat proyek ini?
Jika Ya, lokasi di …….
2. Apakah sistem deteksi dan
penanggulangan dini kebakaran akan
terpengaruh dengan proyek ini? Jika Ya,
sebutkan sistem yang terpengaruh dan
berapa lama.
3. Apakah pintu tahan api dan sistem exhaust
asap di tangga darurat akan terpengaruh
oleh proyek ini? Jika Ya, sebutkan sistem
yang terpengaruh dan berapa lama
4. Apakah ada B3 atau Bahan mudah terbakar
/ meledak yang dibawa ke lokasi proyek?
Jika Ya, bahan apa dan apakah sudah ada
MSDSnya?
5. ada sistem penanggulangan kebakaran di
lokasi proyek? Adakah pekerja yang
terlatih menggunakannya?
6. Apakah ada sistem utilitas atau security
yang terganggu? Jika Ya, sebutkan sistem
yang terpengaruh dan berapa lama
7. Apakah ada hazard untuk lingkungan
sekitar proyek? Di mana? Apa?
B. IDENTIFIKASI RESIKO
Identifikasi resiko (risk identification) adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk
mengidentifikasi situasi yang dapat menyebabkan cedera, tuntutan atau kerugian, baik pada
manusia, barang atau pun proses pelayanan. Cara yang secara teratur dilakukan di RSUD
H.Hanafi Ma.Bungo untuk mengidentifikasi resiko adalah dengan melakukan inspeksi
fasilitas dan ronde lingkungan.
1) Inspeksi Fasilitas
Inspeksi adalah suatu proses pemantauan langsung terhadap kondisi dan fungsi fasilitas-
fasilitas rumah sakit yang disesuaikan dengan sistem atau standar yang berlaku.
Inspeksi dilakukan oleh:
a) Internal oleh petugas-petugas di jajaran Penunjang Non Medis
1. Petugas Unit Pemeliharaan Bangunan untuk bangunan, proyek
konstruksi, renovasi, dan peralatan non-medik.
2. Petugas Unit Pemeliharaan Peralatan Non Medik untuk Peralatan Medik
3. Petugas Unit Kesehatan Lingkungan untuk parameter-parameter
lingkungan
4. Dan lain-lain
Inspeksi dilakukan secara reguler sesuai dengan jadwal kerja di masingmasing unit
terkait (pada umumnya sebulan sekali). Hasil pemeriksaan didokumentasikan pada
log book pemeriksaan setiap bangunan / alat. Pelaporan dilakukan kepada Manajer
Penunjang Non Medis baik harian atau pun bulanan tergantung dari tingkat urgenitas
kerusakan yang ditemukan. Pelaksanaan perbaikan disesuaikan dengan prioritas dan
sumber daya yang tersedia.
b) Eksternal oleh petugas dari dinas / badan pemerintahan terkait, seperti Dinas
Kebakaran untuk fasilitas pencegahan dan penanggulangan kebakaran, petugas
Dinas Kesehatan untuk kesehatan lingkungan. Frekuensi pengecekan disesuaikan
dengan ketentuan yang berlaku. Hasil pengecekan eksternal dilaporkan oleh
petugas unit terkait kepada Manajer Penunjang Non Medik. Pelaksanaan
perbaikan disesuaikan dengan prioritas dan sumber daya yang tersedia.
2) Ronde Lingkungan
a) Pengertian nya adalah :
1. Ronde lingkungan adalah upaya melakukan identifikasi dengan cara
berkeliling ke unit-unit di RSUD H.Hanafi Ma.Bungo sambil melakukan
pencatatan terhadap jenis bahaya / resiko yang ditemukan.
2. Pelaku ronde lingkungan harus memiliki pengetahuan dasar mengenai jenis-
jenis bahaya yang perlu diidentifikasi sehingga proses tersebut berjalan
dengan baik dan menghasilkan data yang akurat.
3. Hasil ronde harus ditindak lanjuti dengan melakukan pengukuran terhadap
bahaya-bahaya yang diidentifikasi oleh tenaga yang lebih ahli, dan dengan
peralatan yang memadai.
b) Lokasi dan Pelaksanaan
1. Seluruh unit atau area harus dilakukan ronde lingkungan. Ronde lingkungan
dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah ditentukan (terlampir), dilaksanakan
oleh tim yang beranggotakan minimal :
a. Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3).
b. Manajer Penunjang Non Medis atau yang mewakili.
c. Manajer Sumber Daya Insani atau yang mewakili
d. Manajer dan kepala unit untuk area yang akan dikunjungi
e. Staf Infection control / PPI
2. Bahaya atau resiko yang teridentifiasi di dokumentasikan dalam checklist
ronde lingkungan (terlampir).
3. Dikarenakan fungsi dan struktur dari tiap fasilitas berbeda, diperlukan
checklist tambahan yang dapat membantu keperluan inspeksi dari masing-
masing fasilitas (lihat lampiran Health Surveilance checklist)
Hasil analisa dituangkan kedalam form persetujuan pelaksanaan proyek konstruksi dan
renovasi. Selain itu, pada saat pelaksanaan proyek, dilakukan kegiatan inspeksi untuk
memastikan kesesuaian dengan ketentuan keamanan dan keselamatan.
1. IDENTIFIKASI
1) Seluruh karyawan RSUD H.Hanafi Ma.Bungo wajib menggunakan ID Card yang
diberikan oleh Bagian SDM dan digunakan pada saat bekerja sebagai tanda pengenal
pada setiap area kerja. Selain karyawan, tanda pengenal juga digunakan oleh pasien,
berupa gelang medis yang diberikan oleh unit keperawatan pada saat pasien
masuk/dirawat. Pengunjung ( Visitor ), Detailer, pekerja/kontraktor dan lain-lain
menggunakan ID Card sesuai dengan kategori kepentinganya yang disediakan dan di
data oleh Satpam.
2) Pada saat kegiatan konstruksi / renovasi, setiap pekerja wajib didata dan diberi tanda
pengenal khusus. Pekerja yang tidak menggunakan tanda pengenal tidak
diperbolehkan memasuki area kerja. Perusahaan yang mempekerjakan wajib
memberikan data nama pekerja tersebut dan pemutakhiran datanya.
3) Khusus untuk kamar bayi pada saat kelahiran bayi diberikan identifikasi khusus
yang persis sama dengan yang diberikan pada Ibunya berupa gelang medis yang
dilekatkan pada pergelangantangan.
Setiap area tersebut diatas diperlakukan dengan tingkat keamanan tinggi dengan
sebagian dengan tambahan fasilitas kamera CCTV dan petugas Patroli selama 24
Jam.
4. ALUR KENDARAAN
1. Satpam yang bertugas di area IGD selalu memastikan bahwa alur kendaraan yang
masuk maupun yang melintas di depan area pintu masuk IGD berjalan dengan
lancar. Petugas wajib memantau kondisi lalu lintas sekitar IGD segera tanggap dan
cepat mengarahkan Ambulance yang datang maupun kendaraan darurat yang menuju
ke IGD. Petugas harus selalu siaga selama 24 jam.
2. Petugas Satpam secara rutin melakukan pengawasan dan penertiban terhadap pejalan
kaki dan pengunjung dari luar yang masuk ke area IGD agar tidak menghalangi jalur
kendaraan dan mobilitas kegiatan bantuan medis di area IGD.
3. Pemblokiran akses/jalan luar RS dapat dilakukan oleh pihak Satpam dengan terlebih
dahulu mendapat perintah dan ijin dari Manajemen RS, Pemblokiran area luar
dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan pihak pengelola wilayah.
5. PROSEDUR DARURAT
1. Apabila terjadi keadaan darurat seperti: gangguan sipil, situasi penyanderaan dan
penculikan bayi, harus segera menghubungi Posko Satpam. Petugas akan segera
melakukan tindakan cepat dan tepat sesuai kebijakan dan prosedur yang berlaku.
2. Setiap pekerja dan pimpinan disetiap unit bertanggung jawab terhadap tindakan
penanganan keadaan apabila terjadi bencana eksternal dan internal gedung
berdasarkan kepada kebijakan dan SOP Penanganan Kesiapsiagaan Darurat.
3. Semua informasi mengenai dokumen klinis Pasien adalah rahasia dan tidak
boleh diketahui atau diinformasikan ke pihak lain atau media.
4. Supervisor Satpam maupun Pelaksana Satpam selalu berkoordinasikan dengan
Manajer Penunjang Non Medik untuk memberikan pemberitahuan mengenai
kondisi darurat dapat melalui telpon ruangan maupun handphone atau dengan
system alarm. Hal ini mencakup situasi seperti ancaman bom, insiden
penyanderaan, penembakan atau penculikan bayi.