Anda di halaman 1dari 11

STANDAR OPERASIONAL No. Dok.

: SOP03-01-105
PROSEDUR No. Revisi : 00
Tanggal :
PEMERIKSAAN FISIK
Halaman : 1 dari 11
Dibuat oleh, Diperiksa oleh, Menyetujui,

1. PELAKSANA
Dokter

2. PENGERTIAN
Melakukan pemeriksaan pada pasien dengan Teknik cephaloncaudal melalui
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

3. TUJUAN
Untuk menilai status Kesehatan pasien, mengidentifikasi factor resiko
Kesehatan dan Tindakan pencegahan, mengidentifikasi pemeriksaan penunjang
yang perlu dilakukan ,mengevaluasi terhadap perawatan dan pengoatan klien.

4. KETENTUAN
4.1. Kebijakan
4.1.1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan.

4.1.2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 30 tahun


2022 tentang indicator nasional mutu pelayanan Kesehatan tempat
praktek mandiri dokter dan dokter gigi, klinik, pusat Kesehatan
masyarakat, rumah sakit, laboratorium Kesehatan dan unit tranfusi
darah

Helix Laboratorium dan Klinik


STANDAR OPERASIONAL No. Dok. : SOP03-01-105
PROSEDUR No. Revisi : 00
Tanggal :
PEMERIKSAAN FISIK
Halaman : 2 dari 11

4.1.3. Peraturan Menteri Kesehatan republic Indonesia nomer 4 tahun


2019 tentang standar teknis pemenuhan mutu pelayanan minimal
bidang Kesehatan

4.2. Prosedur kerja


4.2.1. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada pasien
4.2.2. Catat nama pasien dan tanggal pemeriksaan.
4.2.3. Cuci tangan.
4.3. Lakukan pemeriksaan keadaan umum / penampilan umum pasien dengan cara:
4.3.1. Melihat (inspeksi)
4.3.2. Meraba (palpasi)
4.3.3. Mengetuk (perkusi)
4.3.4. Mendengar (Auskultasi)
4.4. Lakukan pemeriksaan tanda vital
4.5.1. Suhu tubuh
4.5.2. Denyut nadi
4.5.3. Pernafasan
4.5.4. Tekanan darah
4.5. Lakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan (K/P)
4.6. Lakukan pengukuran lingkar pinggang (K/P)
4.7. Lakukan pemeriksaan kepala dan leher
4.7.1. Kepala
4.7.1.1. Amati bentuk kepala,keadaan kulit kepala, keadaan rambut
dan wajah
4.7.1.2. Ubun ubun ada benjolan atau tidak (pada usia ≤ 2 tahun)
4.7.2. Mata
4.7.2.1. Amati kelengkapan dan kesimetrisan mata ,pupil , kornea,
konjungtiva dan sklera
4.7.2.2. Amati dan palpasi kelopak mata palpebra
4.7.2.3. Lakukan test ketajaman penglihatan dengan kartu snellen
card
4.7.2.4. Ukur tekanan bola mata dengan tonometer (K/P)

Helix Laboratorium dan Klinik


STANDAR OPERASIONAL No. Dok. : SOP03-01-105
PROSEDUR No. Revisi : 00
Tanggal :
PEMERIKSAAN FISIK
Halaman : 3 dari 11

4.7.2.5. Lakukan test luas pandang (K/P)


4.7.3. Hidung
4.7.3.1. Amati posisi septum nasi
4.7.3.2. Amati lubang hidung seperti kelembaban, mukosa, sekret,
dan adanya polip (kalau perlu gunakan spekulum hidung)
4.7.3.3. Amati adanya pernafasan cuping hidung.
4.7.4. Telinga
4.7.4.1. Amati dan raba bentuk telinga, ukuran telinga, dan
ketegangan daun telinga
4.7.4.2. Amati lubang telingga adanya serumen, benda asing,
membran timpani.
4.7.4.3. Raba pembesaran kelenjar linfe di depan telinga dan di
belakang telinga
4.7.4.4. Kalau perlu lakukan test pendengaran dengan memakai
garpu tala.
4.7.5. Mulut dan faring
4.7.5.1. Amati keadaan bibir
4.7.5.2. Amati warna bibir
4.7.5.3. Amati keadaan gigi dan gusi
4.7.5.4. Amati keadaan lidah
4.7.5.5. Lakukan pemeriksaan rongga mulut (kalau perlu
menggunakan spatel lidah)
4.7.6. Leher
4.7.6.1. Amati dan raba posisi trakhea
4.7.6.2. Amati dan raba pembesaran kelenjar thyroid
4.7.6.3. Amati dan raba bendungan vena jugularis
4.7.6.4. Raba nadi karotis
4.7.6.5. Raba pembesaran linfe dileher supra klavikula
4.8. Lakukan pemeriksaan kulit/integumen dan kuku
4.8.1. Amati kebersihan kulit dan adanya kelainan
4.8.2. Amati warna kulit
4.8.3. Raba kehangatan kulit, kelembaban,teksture, dan turgor

Helix Laboratorium dan Klinik


STANDAR OPERASIONAL No. Dok. : SOP03-01-105
PROSEDUR No. Revisi : 00
Tanggal :
PEMERIKSAAN FISIK
Halaman : 4 dari 11

4.8.4. Amati bentuk dan warna kuku


4.8.5. Amati warna telapak tangan
4.8.6. Cek CRT (capillary refill time)
4.9. Lakukan pemeriksaan ketiak dan payudara (K/P)
4.9.1. Amati ukuran, bentuk, dan posisi adanya perubahan warna,
pembengkakan dan luka.
4.9.2. Raba adanya benjolan, nyeri tekan dan sekret
4.9.3. Raba pembesaran kelenjar linfe diketiak
4.10. Lakukan pemeriksaan thorak
4.10.1. Bagian depan
4.10.1.1. Inspeksi bentuk dada, kesimetrisan pergerakan dada,
adanya retraksi interkosta.
4.10.1.2. Palpasi kesimetrisan pergerakan dada
4.10.1.3. Palpasi taktil fremitus
4.10.1.4. Palpasi ictus cordis pada area intercosta ke 5 mid
calvikula kiri.
4.10.1.5. Lakukan perkusi dada
4.10.1.6. Auskultasi suara nafas trakheal,brinkhial, bronkovesikuler
dan vesikuler
4.10.1.7. Auskultasi bunyi jantung I dan II serta bunyi jantung
tambahan (K/P)
4.10.1.8. Auskultasi bising jantung/murmur
4.10.2. Bagian belakang
4.10.2.1. Inspeksi bentuk dada, kesimetrisan pergerakan dada,
adanya retraksi interkosta.
4.10.2.2. Palpasi kesimetrisan pergerakan dada
4.10.2.3. Palpasi taktil fremitus
4.10.2.4. Lakukan perkusi dada
4.10.2.5. Auskultasi suara nafas trakheal,brinkhial, bronkovesikuler
dan vesikuler
4.10.2.6. Auskultasi suara nafas tambahan ronkhi,wheezing
rales,pleura friction rub.

Helix Laboratorium dan Klinik


STANDAR OPERASIONAL No. Dok. : SOP03-01-105
PROSEDUR No. Revisi : 00
Tanggal :
PEMERIKSAAN FISIK
Halaman : 5 dari 11

4.11. Lakukan pemeriksaan abdomen


4.11.1. Inspeksi bentuk , adanya massa dan pelebaran pembuluh darah pada
abdomen
4.11.2. Auskultasi bising usus
4.11.3. Perkusi bunyi abdomen, cek adanya acites
4.11.4. Palpasi nyeri, adanya benjolan, turgor
4.11.5. Palpasi hepar
4.11.6. Palpasi lien
4.11.7. Palpasi titik Mc. Burney
4.11.8. Palpasi adanya retensio urine
4.11.9. Palpasi massa faeces
4.12. Lakukan pemeriksaan genitalia dan daerah sekitarnya(K/P)
4.12.1. Genetalia
4.12.1.1. Pria
4.12.1.1.1. Amati kebersihan rambut pubis, kulit
sekitarnya pubis, kelainan kulit penis
dan skrotum, lubang uretra
4.12.1.1.2. Raba adanya benjolan atau kelainan
pada penis, skrotum dan testis
4.12.1.2. Wanita
4.12.1.2.1. Amati rambut pubis, kulit sekitar pubis,
bagian dalam labia mayora dan labia
minora, klitoris lubang uretra dan
perdarahan
4.12.1.2.2. Raba daerah inguinal
4.12.2. Anus
4.12.2.1. Amati adanya lubang anus (pada bayi baru lahir),
kelainan pada anus, perineum, benjolan, pembengkakan.
4.12.2.2. Raba adanya nyeri

4.13. Lakukan pemeriksaan muskulo skeletal (estermitas)


4.13.1. Inspeksi kesimetrisan otot

Helix Laboratorium dan Klinik


STANDAR OPERASIONAL No. Dok. : SOP03-01-105
PROSEDUR No. Revisi : 00
Tanggal :
PEMERIKSAAN FISIK
Halaman : 6 dari 11

4.13.2. Inspeksi struktur dan bentuk tulang leher, tulang belakang,


ekstermitas atas dan bawah untuk mengetahui adanya lordosis,
khyposis dan skoliosis
4.13.3. Amati ROM dan gaya berjalan
4.13.4. Palpasi adanya odema
4.13.5. Uji kekuatan otot
4.13.6. Amati adanya kelainan pada ekstermitas
4.14. Lakukan pemeriksaan neurologi
4.14.1. Lakukan pemeriksaan tingkat kesadaran dengan GCS ( glagow Coma
Scale).
4.14.2. Periksa tanda rangsangan menineal / otak adanya sakit kepala , kaku
kuduk, muntah, kejang, penurunan kesadaran dan febris.
4.14.3. Periksa fungsi motorik ukuran otot, gerakan yang tidak disadari
4.14.4. Periksa fungsi sensorik
4.14.4.1. Anjurkan klien menutup mata usapkan kapas pada
wajah, lengan dan tungkai, tanyakan respon klien.
4.14.4.2. Anjurkan klien menutup mata, sentuhkan benda tajam
pada kulit, anjurkan klien mengatakan tajam, tumpul
atau tidak tahu.
4.14.4.3. Anjurkan klien menutup mata, sentuhkan tabung berisi
air hangat adan dingin, anjurkan klien mengatakan
panas, dingin, atau tidak tahu.

4.14.5. Periksa syaraf kranialis


4.14.5.1. Nervus olfaktorius : Anjurkan pasien menutup mata
dan anjurkan klien mengidentifikasi bau yang
diberikan.
4.14.5.2. Nervus optikus : Gunakan snellen chard pada jarak 5
meter dan periksa lapang pandang klien dengan
menyalakan sebuah benda yang bersinar dari samping
belakang ke depan.

Helix Laboratorium dan Klinik


STANDAR OPERASIONAL No. Dok. : SOP03-01-105
PROSEDUR No. Revisi : 00
Tanggal :
PEMERIKSAAN FISIK
Halaman : 7 dari 11

4.14.5.3. Nervus Oculomotorius : Tatap mata klien dan anjurkan


klien untuk mengerakan mata dari dalam keluar dgn
menggunakan lampu senter uji reaksi pupil dengan
memberikan rangsangan sinar ke dalamnya.
4.14.5.4. Nervus Trochlearis : Anjurkan klien melihat kebawah
dan kesamping dengan menggerakan tangan
pemeriksa.
4.14.5.5. Nervus Trigeminus :
4.14.5.5.1. Cabang dari optalmikus : Anjurkan
klien melihat dengan menggunakan
kapas sentuhkan pada kornea samping
untuk melihat refleks kornea. Untuk
sensasi kulit wajah, usapkan kapas pada
dahi dan paranasalis klien.
4.14.5.5.2. Cabang dari maksilaris : sentuhkan
kapas pada wajah klien dan uji
kepekaan lidah dan gusi
4.14.5.5.3. Cabang dari mandibularis : anjurkan
klien untuk menggerakan atau
mengatupkan rahangnya dan memegang
giginya. Untuk sensasi kulit wajah,
sentuhkan kapas pada kulit wajah.
4.14.5.6. Nervus Abdusen : Anjurkan klien melirik ke samping
kiri kanan dengan bantuan tangan pemeriksa.
4.14.5.7. Nervus Facialis : Ajukan klien tersenyum, mengangkat
alis, mengerutkan dahi. Dengan menggunakan garam
dan gula, uji rasa 2/3 lidah depan klien.
4.14.5.8. Nervus Auditori : Gunakan garputala untuk menguji
pendengaran klien.
4.14.5.9. Nervus Glassopharingeal : Anjurkan klien berkata
”aahh” untuk melihat refleks, anjurkan klien untuk

Helix Laboratorium dan Klinik


STANDAR OPERASIONAL No. Dok. : SOP03-01-105
PROSEDUR No. Revisi : 00
Tanggal :
PEMERIKSAAN FISIK
Halaman : 8 dari 11

mengerakan lidah dari sisi ke sisi, atas ke bawah


secara berulang ulang.
4.14.5.10. Nervus vagus : Anjurkan klien berkata ”aahh”
observasi gerakan palatum dan faring, perhatikan
kerasnya suara.
4.14.5.11. Nervus Ascesorius : Anjurkan klien untuk menggeleng
dan menoleh ke kiri, kanan dan anjurkan klien
mengangkat salah satu bahunya keatas dengan
memberi tekanan pada bahu tersebut, amati
kekuatannya.
4.14.5.12. Nervus hipoglosal : Anjurkan klien untuk menjulurkan
dan menonjolkan lidah pada garis tengah kemudian
dari sisi ke sisi.
4.15. Lakukan pemeriksaan refleks fisiologis
4.15.1. Reflek Biseps : Posisikan lengan klien dalam fleksi pronasin pegang
siku dan lakukan perkusi pada insertio muskulus biseps brachi.
Perhatikan reaksi atau gerakan yang terjadi.
4.15.2. Reflek Trisep : Fleksikan lengan klien pada siku dan letakan tangan
klien pada lengan bawah pemeriksa. Lakukan perkusi pada insertio
muskulus triseps brachi. Perhatikan reaksi atau gerakan yang terjadi
4.15.3. Reflek Patela : atur tungkai klien semifleksi dan terayun. Lakukan
perkusi pada tendon patella. Perhatikan reaksi atau gerakan yang
terjadi.
4.15.4. Reflek Brachiradialis : Letakan lengan bawah klien pada abdomen
atau samping lengan klien dengan rileks. Lakukan perkusi pada
lipatan pada radius 2- 5 cm dari pergelangan. Perhatikan reaksi atau
gerakan yang terjadi.
4.15.5. Reflek Pektoralis : Atur lengan klien semi abduksi. Lakukan perkusi
pada lipatan tendon anterior aksila.
4.15.6. Reflek fleksor Jari Jari : Pegang pergelangan tangan klien, anjurkan
rileks. Letakan jari pemeriksa diatas jari klien. Lakukan perkusi di
jari pemeriksa. Perhatikan reaksi atau gerakan yang terjadi.

Helix Laboratorium dan Klinik


STANDAR OPERASIONAL No. Dok. : SOP03-01-105
PROSEDUR No. Revisi : 00
Tanggal :
PEMERIKSAAN FISIK
Halaman : 9 dari 11

4.15.7. Reflek achiles : Tumit dalam keadaan rileks pada kaki lurus. Lakukan
perkusi pada tendon achiles. Perhatikan reaksi atau gerakan yang
terjadi.
4.16. Lakukan pemeriksaan reflek pathologis :
4.16.1. Reflek Babinski : Lakukan penggoresan pada telapak kaki dengan
menggunakan benda tumpul. Dari belakang menyusuri bagian lateral
dan menyeberang ke medial menuju ibu jari kaki. Perhatikan reaksi
atau gerakan yang terjadi.
4.16.2. Reflek Chaddock : Lakukan penggoresan dengan menggunakan
benda tumpul pada tepi kaki mulai dari maleolus lateralis menuju
kelingking. Perhatikan reaksi atau gerakan yang terjadi.
4.16.3. Reflek Schaeffer : Lakukan penekatan pada tendon achiles.
Perhatikan reaksi / gerakan yang terjadi.
4.16.4. Reflek Gordon : Lakukan penekanan pada muskulus gastroknemius.
Perhatikan reaksi / gerakan yang terjadi.
4.16.5. Reflek Bing : Lakukan penggoresan secara berulang ulang pada
bagian lateral atau sisi luar kali. Perhatikan reaksi atau gerakan yang
terjadi.
4.16.6. Reflek Gonda : tariklah jari jari dengan cepat dan hati hati mulai dari
kelingking. Perhatikan reaksi yang terjadi pada ibu jari kaki.
4.17. Rekaman dicatat dalam FM03-02-01 Perkembangan Pasien Rawat Jalan.
4.18. Jika ada kelainan pada pasien dan diperlukan tindakan untuk persetujuan,
Pasien atau keluarga mengisi FM03-02-104 Persetujuan Tindakan
Kedokteran.

5. DIAGRAM ALIR

Helix Laboratorium dan Klinik


STANDAR OPERASIONAL No. Dok. : SOP03-01-105
PROSEDUR No. Revisi : 00
Tanggal :
PEMERIKSAAN FISIK
Halaman : 10 dari 11

6. DOKUMEN TERKAIT
6.1. FM03-02-01 Perkembangan Pasien Rawat Jalan
6.2. FM03-02-104 Persetujuan Tindakan Kedokteran

7. REFERENSI
7.1. Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 9 tahun 2014 tentang
klinik

Helix Laboratorium dan Klinik


STANDAR OPERASIONAL No. Dok. : SOP03-01-105
PROSEDUR No. Revisi : 00
Tanggal :
PEMERIKSAAN FISIK
Halaman : 11 dari 11

8. RIWAYAT PERUBAHAN
Revisi Sebelum Revisi Sesudah Alasan Amandemen
N/A 00 Dokumen Baru

Helix Laboratorium dan Klinik

Anda mungkin juga menyukai