Anda di halaman 1dari 37

Manual CSL

SISTEM INDERA

Diberikan pada Mahasiswa Semester VI

Fakultas Kedokteran UNKHAIR

SISTEM INDERA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KHAIRUN

2021
PENGANTAR

Buku Panduan clinical skill lab (CSL) Sistem Indera berisi beberapa keterampilan utama yaitu:
1. Anamnesis dan penilaian refraksi subjektif
2. Pemeriksaan eksternal mata, lapang pandang dan tekanan intraokular
3. Pemeriksaan funduskopi, peresepan kacamata, pemberian obat tetes dan aplikasi salep
mata
4. Pemeriksaan fisik THT dan Pemeriksaan Fungsi Pendengaran
5. Pemeriksaan keseimbangan, pengambilan serumen, pengambilan benda asing di telinga
dan hidung, tindakan untuk epistaksis
6. Pemeriksaan fisik integumen
7. Insisi Drainase Abses dan Rozer Plasty Kuku
Mahasiswa juga diharapkan mencapai Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan
Instruksional Khusus (TIK) dengan waktu yang disediakan adalah 200 menit pada setiap
kemampuan. Beberapa langkah kegiatan, teori singkat dan contoh skenario juga ditampilkan di
dalamnya
Panduan atau manual ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu saran yang membangun
diperlukan.

Ternate, Februari 2021

Tim Sistem Indera


dr. Fera The, M.Kes

2
TATA TERTIB

I. Tata Tertib Umum


Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKUK harus mematuhi tata tertib seperti di bawah
ini :

1. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya seorang
dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat, berbahan jeans, baju kaos
(dengan/tanpa kerah), dan sandal.
2. Mahasiswa laki-lakiwajib berambut pendek dan rapi.
3. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan FK UK.
4. Menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan FKUK.
5. .Melaksanakan registrasi administrasi dan akademik semester yang akan berjalan.
6. Bila mahasiswa sakit :
a. Memberikan surat keterangan sakit ke bagian pendidikan, atau surat keterangan
dirawat bila dirawat.
b. Mencantumkan diagnosis klinis/ diagnosis kerja.
c. Di tanda tangani dokter yang memiliki SIP (Surat Ijin Praktek).
d. Alamat klinik/ rumah sakit/ Puskesmas jelas.
e. Diterima selambat-lambatnya 3 hari kemudian.
f. Bila tidak memenuhi ketentuan tersebut diatas, dianggap alpa (absen).

3
TATA-TERTIB KEGIATAN KETERAMPILAN KLINIK / CLINICAL SKILL
LABORATORY (CSL)
Sebelum kegiatan
1. Membaca Penuntun Belajar (manual) Keterampilan Klinik Sistem yang
bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang keterampilan yang akan dilakukan.

Pada saat pelatihan


1. Datang 10 menit sebelum CSL dimulai.
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan CSL sesuai dengan jadwal rotasi yang telah
ditentukan.
3. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
4. Mengenakan jas laboratorium yang bersih dan dikancing rapi pada setiap kegiatan
CSL. Bagi mahasiswi yang berjilbab, jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam jas
laboratorium.
5. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas, batang korek api, dan
sebagainya) pada tempat sampah non medis. Sampah yang telah tercemar (sampah
medis), misalnya kapas lidi yang telah dipakai, harus dimasukkan ke tempat sampah
medis yang mengandung bahan desinfektan untuk didekontaminasi, dan sampah tajam
dimasukan pada tempat sampah tajam.
6. Berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan.
7. Memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian tubuh
manusia.
8. Bekerja dengan hati-hati.
9. Tidak diperkenankan menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin setiap
alat dan bahan yang ada pada ruang CSL.
10. Setiap selesai kegiatan CSL mahasiswa harus merapikan kembali alat dan bahan
yang telah digunakan.

SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB CSL

4
1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan CSL pada materi tertentu, maka
mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti kegiatan CSL pada jadwal berikutnya
untuk materi tertentu tersebut.
2. Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan CSL dan praktikum tidak sesuai dengan jadwal
rotasinya dianggap tidak hadir.
3. Bagi mahasiswa yang persentasi kehadiran CSLnya < 90 % dari seluruh jumlah tatap
muka CSL, maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian CSL.
4. Kerusakan alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum yang terjadi karena
ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang bersangkutan.
5. Bagi mahasiswa yang menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin setiap alat
dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum akan mendapatkan sanksi tegas
sesuai dengan peraturan yang berlaku
6. Bagi mahasiswa yang persentase kehadiran praktikumnya < 80 % dari seluruh jumlah
tatap muka praktikum tidak dapat mengikuti ujian praktikum.
7. Nilai ujian CSL (OSCE) menjadi prasyarat ikut ujian blok. Jika tidak lulus CSL maka
tidak diperkenankan ikut ujian blok

5
DAFTAR ISI

No Keterampilan Tingkat Keterampilan


1 Anamnesis
PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK
Indera Penglihatan
Refraksi
2 Penilaian Refraksi Subjektif 4
3 Lapang pandang (Confrontation test) 4
Penilaian Eksternal 4
4 Inspeksi kelopak mata 4
5 Inspeksi kelopak mata dengan eversi kelopak atas 4
6 Inspeksi konjungtiva termasuk forniks
Posisi mata
7 Pemeriksaan gerakan bola mata 4
Pupil 4
8 Inspeksi pupil 4
9 Penilaian pupil dengan reaksi langsung terhadap cahaya 4
dan konvergensi
Media
10 Inspeksi kornea 4
11 Inspeksi kornea 4
12 Inspeksi lensa 4
Tekanan Intraokuler
13 Tekanan Intraokuler dengan palpasi 4
14 Tekanan Intraokuler, pengukuran dengan indentasi 4
tonometer
Fundus
15 Funduscopy untuk melihat fundus refleks 4
16 Funduscopy untuk melihat pembuluh darah, papil dan 4
makula
Keterampilan terapeutik
17 Peresepan kacamata baca pada penderita dnegan visus 4
jauh normal atau bisa dikoreksi menjadi 6/6
18 Pemberian obat tetes mata 4
19 Aplikasi salep mata 4
20 Indera Pendengaran dan Keseimbangan
21 Inspeksi auricular dan melihat meatus auditorius externus 4
dengan otosko
22 Pemeriksaan membrane timpani dengan otoskop 4
23 Menggunakan lampu kepala 4

6
24 Tes pendengaran, pemeriksaan garpu tala 4
Indra penghidu
25 Inspeksi bentuk hidung dan lubang hidung 4
26 Penilaian obstruksi hidung 4
27 Rinoskopi anterior 4
Keterampilan terapeutik
28 Penggambilan serumen dengan menggunakan kait atau 4
kuret
29 Menghentikan perdarahan hidung anterior 4
30 Pemeriksaan fisik integumen 4
31 Insisi dan drainase abses 4
32 rozerplasty 4

CSL 1

ANAMNESIS DAN PENILAIAN REFRAKSI SUBJEKTIF

Anamnesa / Anamnesis adalah suatu kegiatan wawancara antara pasien/keluarga pasien


dan  dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang berwenang untuk memperoleh keterangan-
keterangan tentang keluhan dan penyakit yang diderita pasien. Anamnesis pada mata dapat
berupa keluhan mata merah, penglihatan kabur dan penglihatan ganda.

Penyakit dengan keluhan tersebut antara lain

1. Konjungtivitis : mata merah, mata berair, gatal, kadang nyeri, penurunan visus tidak ada
2. Glaukoma : mata merah , nyeri, penglihatan kabur, mata bengkak
3. Keratitis : mata merah , mata berair, nyeri, penglihatan silau, penglihatan kabur
4. Episkleritis : nyeri sekitar mata, mata merah

7
5. Ulkus kornea : penglihatan kabur, I mata merah, merasa benda asing di mata, nyeri dan
silau
6. Skleritis : mata merah, penglihatan menurun, floaters, fotofobia dan nyeri

Metode pemeriksaan refraksi subjektif memberikan hasil yang lebih baik dan akurat
untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan terapi, tetapi bergantung pada kerjasama pasien
dalam menilai perbaikan refraksi selama pemeriksaan. Ketajaman penglihatan maksimal sangat
bergantung pada respon dan pendapat pasien dan hasil pemeriksaan refraksi secara subjektif
tidak selalu mewakili kondisi refraksi murni mata yang diperiksa sehingga pemeriksaan refraksi
subjektif masih menjadi baku emas dalam menentukan status refraksi pasien.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan Umum :

Setelah kegiatan Mahasiswa dapat melakukan anamnesis serta penilaian refraksi subjektif

Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan anamnesis keluhan utama yang berhubungan dengan mata
2. Melakukan penilaian refraksi subjektif
Indikasi:
1. Mata kabur / gangguan refraksi
Media dan Alat Bantu pembelajaran
1. Panduan / manual CSL
2. Kursi
3. Meja
4. Optotip snellen
5. set lensa coba
6. pulpen
7. jaeger chart

Metode pembelajaran :

1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar


2. Diskusi Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)

8
DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi


1. Pengantar 10 menit Pengantar

2. Bermain peran Tanya 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa


dan jawab 2. Seorang dosen (instruktur) memberikan contoh
bagaimana cara melakukan anamnesis, pemeriksaan
penglihatan bayi dan anak, penilaian refraksi
subjektif secara tepat. Dosen (instruktur) sebagai
dokter dan seorang mahasiswa lagi sebagai pasien.
Mahasiswa lain wajib menyimak dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan mahasiswa bertanya
kepada instruktur dan instruktur menjawab dan
memberikan penjelasan tentang aspek penting dalam
anamnesis, pemeriksaan penglihatan bayi dan anak,
penilaian refraksi subjektif
3. Praktek bermain peran 120 menit 1. Mahasiswa dikelompokkan secara berpasangan.
dan umpan balik Satu orang berperan sebagai dokter/pemeriksa
dan satu orang berperan sebagai pasien secara
serentak. Instruktur mengamati setiap pasangan.
2. Instruktur memberikan tema khusus atau
keluhan utama kepada pasien dan selanjutkan
ditanyakan oleh pemeriksa.
3. Mahasiswa juga melakukan pemeriksaan
penglihatan bayi dan anak, penilaian refraksi
subjektif secara tepat dan saling bertukar peran
sebagai dokter pasien
4. Instruktur berkeliling untuk menilai dengan
daftar tilik setiap mahasiswa yang berlatih.
5. Mahasiswa bertukar peran secara serentak dan
kemudian instruktur menilai performa

9
mahasiswa tersebut.
4. Curah 40 menit 1. Mahasiswa bertanya tentang apa yang belum
pendapat/diskusi dipahaminya serta instruktur menjawab dan
menjelaskannya serta instruktur bertanya apakah
ada bagian yang sulit dari proses tersebut.
Total waktu 200 menit

PENUNTUN BELAJAR ANAMNESIS


No Langkah Klinik
1 Memberikan salam lalu pemeriksa berdiri dan menjabat tangan pasien serta memperkenalkan
diri pemeriksa
2 Mempersilahkan pasien duduk berseberangan dengan pemeriksa
3 Berbicara dengan lafal yang jelas dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
pasien (bukan bahasa medis)
4 Mendapatkan persetujuan dan merahasiakan informasi
5 Menanyakan identitas pasien meliputi:
Nama,umur, jenis kelamin, status pernikahan, pekerjaan, pendidikan, alamat rumah
6 Menanyakan Keluhan utama pasien (mata merah, penglihatan kabur dan penglihatan ganda
7 Menanyakan Riwayat Penyakit sekarang
 Keluhan penglihatan kabur : satu/kedua mata, apakah sangat/sedikit kabur,
penglihatan buram/tertutup, penglihatan sentral atau perifer yang kabur ( apakah

10
semua lapangan penglihatan atau sebagian saja), disertai rasa silau/tidak,
 Keluhan mata merah : satu/kedua mata, didahului trauma/tidak, didahului/disertai
penglihatan kabur
 Keluhan penglihatan ganda : apakah pada satu mata atau pada saat melihat dengan
dua mata, apakah disertai pusing
 lamanya, onset (tiba-tiba/ perlahan), perlangsungannya (konstan/ memberat),
aktivitas saat keluhan timbul, kondisi yang memperberat/meringankan keluhan,
apakah ada upaya pengobatan sebelumnya, atau apakah keluhan ini pertama kali
timbul atau sudah berulang.
 Tanyakan kelainan mata yang lainnya: mata merah, air mata berlebih, kotoran mata
berlebih, silau, penglihatan menurun, nyeri, rasa mengganjal, rasa berpasir, serta
gejala penyerta bila ada.
8 Menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu
 Apakah pernah mengalami penyakit sistemik (diabetes, hipertensi?
 Apakah terdapat riawayat operasi atau pengobatan lainnya?
9 Menanyakan Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit/keluhan yang sama?
10 Menanyakan kebiasaan sosial
 Apakah ada d lingkungan sekitar/ tetangga mengalami sakit yang sama?
 Lingkungan yang berdebu
11 Melakukan cek silang untuk memastikan informasi yang didapatkan sesuai
12 Menegakkan dan menjelaskan differential diagnosis (diagnosis banding) kepada pasien dan
menanyakan jika ada pertanyaan dari pasien
13 Mengucapkan terima kasih pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai dan akan
dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik jika diperlukan

PENUNTUN BELAJAR PENILAIAN REFRAKSI SUBJEKTIF


No Langkah Klinik
1 Menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat pemeriksaan kepada pasien
PEMERIKSAAN PENGLIHATAN JAUH DENGAN OPTOTIOPE SNELLEN
2 Mintalah penderita duduk pada jarak 5 atau 6 m dari optotipe Snellen
3 Periksa apakah terdapat kondisi mata merah (infeksi/inflamasi pada mata),
apabila ditemukan tanda mata merah, maka pemeriksaan sebaiknya ditunda.
Minta penderita untuk memakai trial frame
4 Minta penderita untuk melihat ke depan dengan rileks tanpa melirik atau
mengerutkan kelopak mata. Apabila pasien menggunakan trial frame maka

11
untuk memeriksa visus mata kanan pasien, tutup mata kiri penderita dengan
occluder yang dimasukkan dalam trial frame
5 Minta penderita untuk melihat ke depan dengan rileks tanpa melirik atau
mengerutkan kelopak mata
6 Minta penderita untuk menyebut huruf, angka atau simbol yang ditunjuk
dimulai dari baris yang terakhir bisa dilihat dengan jelas oleh pasien saat awal
pemeriksaan visus
7 Tunjuk huruf, angka atau simbol pada optotip Snellen berurutan dari baris atas
ke bawah
8 Pasangkan lensa coba (-) /negatif 0.5 D bergantian, minta penderita
menyebutkan lensa mana yang memberikan bayangan yang lebih jelas.
Penderita tidak hasus menyebutkan semua huruf/angka optotip dengan benar,
cukup jelas/tidak dahulu.
9 Apabila penderita sudah menentukan lensa yang memberikan bayangan lebih
jelas, mulailah dengan memberikan lensa dengan ukuran terkecil, dan
kemudian minta penderita membaca kembali optotip.
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN MATA DENGAN JAEGER
CHART
10 Minta pasien untuk membaca tulisan pada Jaeger Chart pada jarak 30-40 cm
11 Cek mata kanan terlebih dahulu setelah itu mata kiri dan kedua mata. Catat
sampai angka berapa pasien dapat membaca dengan jelas dan benar
12 Apabila pasien tidak bisa membaca tulisan yang paling kecil maka diberikan
koreksi lensa + hingga pasien dapat melihat dengan jelas seluruh tulisan
13 Memberitahukan pasien jika pemeriksaan telah selesai
14 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
15 Mengucapkan terima kasih kepada pasien

12
DAFTAR TILIK ANAMNESIS

Berikan nilai pada setiap langkah pemeriksaan dengan criteria sebagai berikut:
0 : sama sekali tidak melakukan
1 : langkah-langkah dilakukan tapi tidak tepat (perlu perbaikan)
2 : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan tepat (mampu)

Penilaian
ANAMNESIS 0 1 2
A. PERSIAPAN
Memberikan salam lalu pemeriksa berdiri dan menjabat tangan
1 pasien serta memperkenalkan diri pemeriksa      
2 Mempersilahkan pasien duduk berseberangan dengan pemeriksa      
Berbicara dengan lafal yang jelas dengan menggunakan bahasa
3
yang mudah dimengerti oleh pasien (bukan bahasa medis)      
4 Mendapatkan persetujuan dan merahasiakan informasi
5 Menanyakan identitas pasien      
 6 Menanyakan Keluhan utama pasien      
 7 Menanyakan Riwayat Penyakit sekarang      
 8 Menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu      

13
9 Menanyakan Riwayat Penyakit Keluarga      
10 Menanyakan kebiasaan sosial
Melakukan cek silang untuk memastikan informasi yang didapat
11
sesuai      
Menegakkan dan menjelaskan differential diagnosis (diagnosis
12 banding) kepada pasien dan menanyakan jika ada pertanyaan
dari pasien      
Mengucapkan terima kasih pada pasien bahwa pemeriksaan
 1
telah selesai dan akan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik jika
3
diperlukan      

DAFTAR TILIK PENILAIAN REFRAKSI SUBJEKTIF

Berikan nilai pada setiap langkah pemeriksaan dengan criteria sebagai berikut:
0 : sama sekali tidak melakukan
1 : langkah-langkah dilakukan tapi tidak tepat (perlu perbaikan)
2 : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan tepat (mampu)

Penilaian
PEMERIKSAAN PENILAIAN REFRAKSI SUBJEKTIF 0 1 2
A. PERSIAPAN PASIEN
Menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat pemeriksaan kepada
1 pasien      
 B. PEMERIKSAAN PENGLIHATAN JAUH DENGAN
OPTOTIOPE SNELLEN      
Mintalah penderita duduk pada jarak 5 atau 6 m dari optotipe
 2
Snellen      
Periksa apakah terdapat kondisi mata merah. Minta
3
penderita untuk memakai trial frame
Minta penderita untuk melihat ke depan dengan rileks
tanpa melirik atau mengerutkan kelopak mata. Apabila
4 pasien menggunakan trial frame maka untuk memeriksa
visus mata kanan pasien, tutup mata kiri penderita dengan
occluder yang dimasukkan dalam trial frame
Minta penderita untuk melihat ke depan dengan rileks
5
tanpa melirik atau mengerutkan kelopak mata

14
Minta penderita untuk menyebut huruf, angka atau simbol
6 yang ditunjuk dimulai dari baris yang terakhir bisa dilihat
dengan jelas oleh pasien saat awal pemeriksaan visus
Tunjuk huruf, angka atau simbol pada optotip Snellen
7
berurutan dari baris atas ke bawah
Pasangkan lensa coba (-)/negatif 0.5 D bergantian, minta
8 penderita menyebutkan lensa mana yang memberikan
bayangan yang lebih jelas.
Apabila penderita sudah menentukan lensa yang
memberikan bayangan lebih jelas, mulailah dengan
9
memberikan lensa dengan ukuran terkecil, dan kemudian
minta penderita membaca kembali optotip.
Lensa coba diganti hingga penderita dapat membaca
10 optotip maksimal. Pilih lensa concave (-) terlemah yang
memberikan penglihatan terbaik.
C.PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN MATA DENGAN JAEGER CHART
Pasien diminta untuk membaca tulisan pada Jaeger Chart
11
pada jarak 30-40 cm
Cek mata kanan terlebih dahulu setelah itu mata kiri dan
12 kedua mata. Catat sampai angka berapa pasien dapat
membaca dengan jelas dan benar
Apabila pasien tidak bisa membaca tulisan yang paling
13 kecil maka diberikan koreksi lensa + hingga pasien dapat
melihat dengan jelas seluruh tulisan
D. PENUTUP
14 Memberitahukan pasien jika pemeriksaan telah selesai
 1
Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
5
 1
Mengucapkan terima kasih kepada pasien
6      

DAFTAR PUSTAKA
1. Julita. Pemeriksaan tajam penglihatan pada anak dan refraksi. Jurnal FK Unand
2. Manual Keterampilan Klinik Sistem Indera Khusus. 2016. Fakultas Kedokteran Unhas.
Makassar

LAMPIRAN

Gambar 1. Kartu Snellen, atas tengah : untuk pasien dewasa; kiri & kanan atas dan bawah :
untuk pasien anak & buta huruf)

15
Gambar 2. Kartu Jaeger untuk pemeriksaan visus sentralis dekat

16
CSL 2

PENILAIAN EKSTERNAL MATA,TEKANAN INTRAOKULAR DAN LAPANG


PANDANG

Mata merupakan organ kecil, seorang dokter perlu sangat dekat dengan pasien dalam
rangka pemeriksaan organ ini. Untuk pemeriksaan eksternal pada mata, tiap bagian eksternal
perlu dilakukan pemeriksaan yang terpisah dari bagian-bagian tersebut, tetapi untuk
mendapatkan patologi mata unilateral jauh lebih mudah dikenali jika dilakukan dengan
membandingkan satu mata dengan yang lain pada pasien. pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan
anterior bola mata dan pergerakan bola mata
Pengukuran tekanan intraokular merupakan pemeriksaan rutin yang penting pada mata
dan merupakan salah satu tanda untuk mengetahui kondisi mata seseorang dalam menilai
dinamika humor aquos. Tekanan intarokular terutama diatur oleh dinamika cairan humor aquos
termasuk diantaranya, produksi cairan aquos, aliran cairan, dan pembuangan humor aquos
Lapangan pandang mata adalah luas lapangan penglihatan seorang individu. Terdapat
tiga jenis lapangan pandang; lapangan makular yaitu lapangan pandang yang paling jelas dilihat
oleh kedua mata, lapangan binokular yang dilihat oleh kedua mata secara umumnya dan
lapangan monokular yaitu kawasan yang bisa dilihat oleh salah satu mata saja. Ada tiga metode
standar dalam pemeriksaan lapang pandang yaitu dengan metode konfrontasi, perimeter, dan
kampimeter atau tangent screen. Pemeriksaan lapangan pandang merupakan pemeriksaan salah
satu pemeriksaan dasar dalam skrining, diagnosis dan evaluasi Glaucoma. Pemeriksaan ini
dilakukan secara berkala bagi penderita Glaucoma.
Tujuan Umum :

Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu melakukan penilaian eksternal mata, lapang pandang
dan tekanan intraokuler.

Tujuan Khusus :

Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :

1. Melakukan pemeriksaan eksternal mata

17
2. Melakukan pemeriksaan lapang pandang
3. Melakukan penilaian tekanan intraokuler

Indikasi:
1. Glaukoma
Media dan Alat Bantu pembelajaran
1. Panduan / manual CSL
2. Kursi
3. Meja
4. Tonometer schiotz
5. pantokain 0,5%
6. penlight

Metode pembelajaran :

1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar


2. Diskusi Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi


1. Pengantar 10 menit Pengantar

2. Bermain peran 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa


Tanya dan jawab 2. Seorang dosen (instruktur) memberikan
contoh bagaimana cara melakukan
pemeriksaan eksternal mata, lapang
pandang dan tekanan intraokuler secara
tepat. Dosen (instruktur) sebagai dokter
dan seorang mahasiswa lagi sebagai
pasien. Mahasiswa lain wajib menyimak
dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan mahasiswa
bertanya kepada instruktur dan instruktur
menjawab dan memberikan penjelasan

18
tentang aspek penting dalam pemeriksaan
eksternal mata, lapang pandang dan
tekanan intraokuler
3. Praktek bermain 120 4. Mahasiswa dikelompokkan secara
peran dan umpan menit berpasangan. Satu orang berperan
balik sebagai dokter/pemeriksa dan satu
orang berperan sebagai pasien secara
serentak. Instruktur mengamati setiap
pasangan.
5. Instruktur memberikan tema khusus
atau keluhan utama kepada pasien dan
selanjutkan ditanyakan oleh pemeriksa.
6. Mahasiswa juga melakukan
pemeriksaan eksternal mata, lapang
pandang dan tekanan intraokuler secara
tepat dan saling bertukar peran sebagai
dokter pasien
7. Instruktur berkeliling untuk menilai
dengan daftar tilik setiap mahasiswa
yang berlatih.
8. Mahasiswa bertukar peran secara
serentak dan kemudian instruktur
menilai performa mahasiswa tersebut.
4. Curah 40 menit 1. Mahasiswa bertanya tentang apa yang
pendapat/diskusi belum dipahaminya serta instruktur
menjawab dan menjelaskannya serta
instruktur bertanya apakah ada bagian
yang sulit dari proses tersebut.
Total waktu 200 menit

19
PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN EKSTERNAL MATA
No Langkah Klinik
1 Menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat pemeriksaan kepada pasien
2 Melakukan informed consent kepada pasien
PEMERIKSAAN ANTERIOR BOLA MATA
3 Pemeriksa duduk di depan penderita pada jarak jangkauan tangan
4 Ruangan dibuat setengah gelap
5 Gunakan senter yang diarahkan ke mata pendertia dengan posisi senter 45-60 o dari
temporal mata yang akan diperiksa, dimulai pada mata kanan.
6 Lakukan pemeriksaan segmen anterior bola mata dimulai dari kelopak mata, lebar
fisura palpebra, posisi bola mata.
7 Lakukan pemeriksaan bulu mata atas dan bawah, konjungtiva palpebra superior dan
inferior, konjungtiva bulbi, kornea (amati kejernihan, bentuknya, ukurannya,
kecembungannya, permukaan licin/ kasar, adanya pembuluh darah, pterygium, dan
lain-lain.), kamera okuli anterior, iris (bentuknya, gambarannya, warnanya, adakah
synechia), pupil, lensa (perhatikan letak dan kejernihannya/shadow test, kalau tidak
ada bayangan iris di lensa berarti shadow test negatif, hal ini pada lensa yang jernih
atau pada katarak yang matur, dan sebaliknya), dan vitreus anterior
8 Periksa reflex pupil terhadap cahaya langsung (direct), cahaya tidak langsung
(indirect). Perhatikan pula bentuk pupil, bulat atau tidak, sentral atau tidak.
9 Pemeriksaan eversi pada segmen anterior diawali dengan meminta untuk melihat ke
bawah/ke arah kaki. Kemudian palpebra superior dilipat ke arah luar (eversio),
diamati warna mukosa, adanya benjolan-benjolan sikatriks, benda asing, bangunan-
bangunan folikel, cobble’s stone, dan lain-lain

PEMERIKSAAN PERGERAKAN BOLA MATA


10 Pemeriksa duduk berhadapan dengan penderita dengan jarak jangkauan
tangan (30-50 cm). Mintalah kepada pasien untuk memandang lurus ke depan
11 Arahkan senter pada bola mata dan amati pantulan sinar pada kornea, kemudian
gerakkan senter dengan membentuk huruf H dan berhenti sejenak pada waktu

20
senter berada di lateral dan lateral atas, dan lateral bawah (mengikuti six cardinal of
gaze).
12 Posisi dan gerakan ke-dua bola mata diamati selama senter digerakkan.

13 Letakkan pensil pada jarak 30cm di depan mata penderita kemudian diminta untuk
mengikuti/melihat ujung pensil yang digerakkan mendekat ke arah hidung
penderita.
14 Memberitahukan pasien jika pemeriksaan telah selesai
15 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
16 Mengucapkan terima kasih kepada pasien

PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN TEKANAN INTRAOKULER


No Langkah Klinik
1 Menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat pemeriksaan kepada pasien
2 Melakukan informed consent kepada pasien
PEMERIKSAAN CARA SUBJEKTIF (PALPASI)
3 Penderita duduk tegak, melirik ke bawah.
4 Jari telunjuk kanan dan kiri pemeriksa bergantian menekan bola mata pada kelopak
atas kearah belakang bawah (450) dengan halus dan penuh perasaan. Tiga jari yang
lain bersandar pada kening dan tulang pipi, bandingkan kanan dan kiri.

5 Hasilnya TN, TN+1, TN+2, TN+3 ; TN-1, TN-2, TN-3


PEMERIKSAAN SECARA OBJEKTIF
6 Minta penderita tidur terlentang, posisi kepala horizontal. Mata penderita ditetesi
Panthocaine 0,5% atau 2%, 1 – 2 tetes
7 Mintalah penderita memandang ke satu titik tepat diatasnya, dengan cara memfiksasi
ibu jarinya yang diacungkan di atasnya, sehingga sumbu optik mata benar-benar
vertikal.
8 Pemeriksa berada di superior pasien.

21
9 Kelopak atas dan bawah dibuka lebar dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari
tangan kiri, tidak boleh menekan bola mata, kemudian tonometer diletakkan dengan
hati-hati pada permukaan kornea, tepat di tengah, tanpa menggeser, posisi benar-
benar vertical
10 Letakkan tonometer tepat di atas kornea tanpa menekan bola mata.
11 Tinggi rendahnya tekanan bola mata menentukan besarnya indentasi yang
ditimbulkan oleh alat tersebut. Besar kecilnya indentasi menentukan besarnya
simpangan jarum yang dihubungkan pada lempeng tersebut.
12 Bila dengan beban 5,5 gram menunjukkan angka skala 0 maka beban perlu
ditambahkan dengan beban 7,5gram atau 10 gram.
13 Tonometer diangkat, dibersihkan dengan kapas alkohol.

14 Mata diberi zalf mata (misalnya Chloramfenicol)


15 Lihat tabel, berapa mmHg tekanan bola matanya.
Cara baca dan menuliskan hasil : Misalnya dengan beban 5,5 gram simpangan jarum
tonometer menunjukkan angka 5 pada tabel terlihat hasilnya 17,3 mmHg.

16 Memberitahukan pasien jika pemeriksaan telah selesai


17 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
18 Mengucapkan terima kasih kepada pasien

22
PENUNTUN BELAJAR PENILAIAN LAPANG PANDANG DENGAN TES
KONFRONTASI
No Langkah Klinik
1 Menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat pemeriksaan kepada pasien
2 Penderita menutup mata kiri dengan telapak tangan kiri, telapak tangan tidak boleh
menekan bola mata.
3 Pemeriksa duduk tepat di depan pasien dalam jarak antara 60 cm, berhadapan, sama
tinggi. Pemeriksa menutup mata kanan dengan telapak tangan kanan. Lapang
pandang pemeriksa sebagai referensi (lapang pandang pemeriksa harus normal). Mata
pasien melihat mata pemeriksa.
4 Objek atau ujung jari pemeriksa digerakkan perlahan-lahan dari perifer ke sentral
(sejauh rentangan tangan pemeriksa seolah olah membentuk bidang di tengah tengah
antara pemeriksa dan pasien kemudian digerakan ke central) dari enam arah kardinal.
5 Lapang pandang pasien dibandingkan dengan lapang pandang pemeriksa.
6 Kemudian diperiksa mata sebelahnya
7 Menyebutkan hasilnya:
 Lapang pandang penderita luasnya sama dengan lapang pandang pemeriksa.
 Lapang pandang penderita lebih sempit dari lapang pandang pemeriksa
(sebutkan di daerah mana yang mengalami penyempitan)
8 Memberitahukan pasien jika pemeriksaan telah selesai
9 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
10 Mengucapkan terima kasih kepada pasien

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN EKSTERNAL MATA

Berikan nilai pada setiap langkah pemeriksaan dengan criteria sebagai berikut:
0 : sama sekali tidak melakukan
1 : langkah-langkah dilakukan tapi tidak tepat (perlu perbaikan)
2 : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan tepat (mampu)

23
Penilaian
PEMERIKSAAN EKSTERNAL MATA 0 1 2
A. PERSIAPAN PASIEN

1 Menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat pemeriksaan      


2 Melakukan informed consent kepada pasien      
 B. PEMERIKSAAN ANTERIOR BOLA MATA      
 3 Pemeriksa duduk di depan penderita pada jarak jangkauan tangan      
4 Ruangan dibuat setengah gelap
Gunakan senter yang diarahkan ke mata pendertia dengan posisi
5 senter 45-60odari temporal mata yang akan diperiksa, dimulai
pada mata kanan.
6 Lakukan pemeriksaan segmen anterior bola mata

Lakukan pemeriksaan bulu mata atas dan bawah, konjungtiva


7 palpebra superior dan inferior, konjungtiva bulbi, kornea, kamera
okuli anterior, iris, pupil, lensadan vitreus anterior
Periksa reflex pupil terhadap cahaya langsung (direct), cahaya
8 tidak langsung (indirect). Perhatikan pula bentuk pupil, bulat
atau tidak, sentral atau tidak.
9 Pemeriksaan eversi pada segmen anterior

C. PEMERIKSAAN PERGERAKAN BOLA MATA


Pemeriksa duduk berhadapan dengan penderita dengan
10 jarak jangkauan tangan (30-50 cm). Mintalah kepada pasien
untuk memandang lurus ke depan

Arahkan senter pada bola mata dan amati pantulan sinar pada
kornea, kemudian gerakkan senter dengan membentuk huruf
11 H dan berhenti sejenak pada waktu senter berada di lateral dan
lateral atas, dan lateral bawah (mengikuti six cardinal of gaze).

Posisi dan gerakan ke-dua bola mata diamati selama senter


12 digerakkan.

Letakkan pensil pada jarak 30cm di depan mata penderita


13 kemudian diminta untuk mengikuti/melihat ujung pensil yang
digerakkan mendekat ke arah hidung penderita.

D. PENUTUP
14 Memberitahukan pasien jika pemeriksaan telah selesai
 1 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien

24
5
 1
Mengucapkan terima kasih kepada pasien
6      

PENUNTUN TILIK PEMERIKSAAN TEKANAN INTRAOKULER

Berikan nilai pada setiap langkah pemeriksaan dengan criteria sebagai berikut:
0 : sama sekali tidak melakukan
1 : langkah-langkah dilakukan tapi tidak tepat (perlu perbaikan)
2 : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan tepat (mampu)

25
Penilaian
PEMERIKSAAN INTRAOKULER 0 1 2
A. PERSIAPAN PASIEN
1 Menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat pemeriksaan      
2 Melakukan informed consent      
 B. PEMERIKSAAN CARA SUBJEKTIF (PALPASI)      
 3 Penderita duduk tegak, melirik ke bawah.      
Jari telunjuk kanan dan kiri pemeriksa bergantian menekan bola
mata pada kelopak atas kearah belakang bawah (450) dengan
4
halus dan penuh perasaan. Tiga jari yang lain bersandar pada
kening dan tulang pipi, bandingkan kanan dan kiri.
5 Hasilnya TN, TN+1, TN+2, TN+3 ; TN-1, TN-2, TN-3
C. PEMERIKSAAN SECARA OBJEKTIF
Penderita diminta tidur terlentang, posisi kepala horizontal. Mata
6
penderita ditetesi Panthocaine 0,5% atau 2%, 1 – 2 tetes
Penderita diminta memandang ke satu titik tepat diatasnya,
7 dengan cara memfiksasi ibu jarinya yang diacungkan di atasnya,
sehingga sumbu optik mata benar-benar vertikal.
8 Pemeriksa berada di superior pasien.
Kelopak atas dan bawah dibuka lebar dengan menggunakan jari
telunjuk dan ibu jari tangan kiri, tidak boleh menekan bola mata,
9 kemudian tonometer diletakkan dengan hati-hati pada permukaan
kornea, tepat di tengah, tanpa menggeser, posisi benar-benar
vertikal.
Letakkan tonometer tepat di atas kornea tanpa menekan bola
10
mata.
Tinggi rendahnya tekanan bola mata menentukan besarnya
indentasi yang ditimbulkan oleh alat tersebut. Besar kecilnya
11
indentasi menentukan besarnya simpangan jarum yang
dihubungkan pada lempeng tersebut.
Bila dengan beban 5,5 gram menunjukkan angka skala 0 maka
12
beban perlu ditambahkan dengan beban 7,5gram atau 10 gram.
13 Tonometer diangkat, dibersihkan dengan kapas alkohol.
14 Mata diberi zalf mata
Lihat tabel, berapa mmHg tekanan bola matanya.
15
Cara baca dan menuliskan hasil
C. PENUTUP
16 Memberitahukan pasien jika pemeriksaan telah selesai
 1
Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
7
 1
Mengucapkan terima kasih kepada pasien
8      

26
DAFTAR TILIK PENILAIAN LAPANG PANDANG DENGAN TES KONFRONTASI

Berikan nilai pada setiap langkah pemeriksaan dengan criteria sebagai berikut:
0 : sama sekali tidak melakukan
1 : langkah-langkah dilakukan tapi tidak tepat (perlu perbaikan)
2 : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan tepat (mampu)

PEMERIKSAAN PENILAIAN LAPANG PANDANG DENGAN Penilaian


TES KONFRONTASI 0 1 2

27
A. PERSIAPAN PASIEN
1 Menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat pemeriksaan      
 B. PEMERIKSAAN      
Penderita menutup mata kiri dengan telapak tangan kiri, telapak
 2
tangan tidak boleh menekan bola mata.      
Pemeriksa duduk tepat di depan pasien dalam jarak antara 60 cm,
berhadapan, sama tinggi. Pemeriksa menutup mata kanan dengan
3
telapak tangan kanan. Lapang pandang pemeriksa sebagai
referensi. Mata pasien melihat mata pemeriksa.
Objek atau ujung jari pemeriksa digerakkan perlahan-lahan dari
4
perifer ke sentral dari enam arah kardinal.
Lapang pandang pasien dibandingkan dengan lapang pandang
5
pemeriksa.
6 periksa mata sebelahnya
7 Sebutkan hasilnya
C. PENUTUP
8 Memberitahukan pasien jika pemeriksaan telah selesai
 9 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
 1
Mengucapkan terima kasih kepada pasien
0      

DAFTAR PUSTAKA
3. Indrakila, S dkk.Pemeriksaan Mata. Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret. Surakarta
4. Manual Keterampilan Klinik Sistem Indera Khusus. 2016. Fakultas Kedokteran Unhas.
Makassar

CSL 3
PEMERIKSAAN FUNDUSKOPI, PERESEPAN KACA MATA, PEMBERIAN OBAT
TETES MATA DAN APLIKASI SALEP MATA

Oftalmoskopi merupakan alat untuk melihat bagian dalam mata atau fundus okuli.
Pemeriksaan dengan oftalmoskop dinamakan dengan oftalmoskopi / funduskopi. Oftalmoskopi
dibedakan atas 2 langsung dan tidak langsung. Pemeriksaan dengan kedua jenis oftalmoskop
bertujuan menyinari bagian fundus okuli kemudian bagian yang terang di dalam fundus okuli
dilihat dengan satu mata melalui celah alat pada oftalmoskop langsung dan dengan kedua mata
dengan oftalmoskopi tidak langsung. Oftalmoskopi langsung memberikan gambaran normal atau
tidak terbalik pada fundus okuli.
Penulisan Resep

28
OD dan OS atau R dan L. OD merupakan singkatan dari Oculus Dextra yang merupakan istilah
Latin untuk mata kanan. Ini sama artinya dengan R, yang merupakan singkatan dari Right (kanan
dalam bahasa Inggris). Sedangkan OS merupakan singkatan dari Oculus Sinistra, yaitu istilah
Latin untuk mata kiri. Ada beberapa singkatan pada resep yaitu:
a. SPH
Merupakan singkatan dari “sphere”. Ini menunjukkan jumlah kekuatan lensa yang
dibutuhkan oleh mata Anda, bisa lensa plus atau lensa minus. Jika angka yang dituliskan
dalam kolom tersebut memiliki tanda minus (-), artinya Anda rabun jauh. Jika angka yang
dituliskan dalam kolom diikuti dengan tanda plus (+), artinya Anda rabun dekat. Semakin
besar angka yang dituliskan (terlepas dari tanda minus atau plus), maka semakin tebal juga
lensa yang dibutuhkan mata Anda.
b. CYL
Merupakan singkatan dari “cylinder”. Ini menunjukkan apakah Anda mempunyai mata
silinder atau tidak, beserta dengan jumlah kekuatan lensa untuk silinder. Jika tidak ada
angka dituliskan dalam kolom ini, artinya Anda tidak mempunyai mata silinder atau silinder
Anda sangat sedikit sehingga Anda tidak perlu menggunakan kacamata dengan lensa
silinder. Jika dalam kolom ini dituliskan angka yang diikuti dengan tanda minus (-), artinya
kekuatan lensa untuk silinder rabun jauh. Dan, jika angka diikuti dengan tanda plus (+)
artinya untuk silinder rabun dekat.
c. AXIS
Merupakan orientasi dari silinder, yang ditunjukkan dari angka 0 sampai 180 derajat. Jika
mata Anda silinder, nilai axis juga harus dituliskan dengan mengikuti kekuatan silinder.
Biasanya nilai axis dituliskan dengan didahului oleh “x”. Contoh: x120, artinya sudut
kemiringan lensa silinder adalah 120 derajat untuk mengoreksi mata silinder.
d. ADD
Merupakan kekuatan pembesar yang ditambahkan di bagian bawah lensa multifokal untuk
mengoreksi presbiopia (rabun tua) atau untuk kebutuhan baca. Angka yang dituliskan dalam
kolom ini selalu dalam kekuatan plus (walaupun mungkin tidak dituliskan tanda plus).
Umumnya berkisar antara +0,75 sampai +3. Dan, biasanya kekuatannya sama pada setiap
mata.

Tujuan Umum :

Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan funduskopi, peresepan kaca
mata, pemberian obat tetes mata dan aplikasi salep mata

Tujuan Khusus :

Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :

1. Pemeriksaan funduskopi
2. Peresepan kacamata
3. Pemberian obat tetes
4. Aplikasi salep mata

29
Indikasi:
1. Gangguan refraksi
Media dan Alat Bantu pembelajaran
1. Panduan / manual CSL
2. Kursi
3. Meja
4. Oftalmoskopi (funduskopi)
5. Obat tetes mata
6. Salep mata
7. Resep kaca mata
Metode pembelajaran :

1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar


2. Diskusi Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi


1. Pengantar 10 menit Pengantar

2. Bermain peran 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa.


Tanya dan jawab Seorang dosen (instruktur) memberikan
contoh bagaimana cara melakukan
pemeriksaan funduskopi, peresepan
kaca mata, pemberian obat tetes mata
dan aplikasi salep mata secara tepat.
2. Dosen (instruktur) sebagai dokter dan
seorang mahasiswa lagi sebagai pasien.
Mahasiswa lain wajib menyimak dan
mengamati.
3. Memberikan kesempatan mahasiswa
bertanya kepada instruktur dan instruktur
menjawab dan memberikan penjelasan
tentang aspek penting dalam pemeriksaan
funduskopi, peresepan kaca mata,
pemberian obat tetes mata dan aplikasi
salep mata
3.Praktek bermain peran 120 1. Mahasiswa dikelompokkan secara
dan umpan balik Menit berpasangan. Satu orang berperan
sebagai dokter/pemeriksa dan satu
orang berperan sebagai pasien secara
serentak. Instruktur mengamati setiap

30
pasangan.
2. Instruktur memberikan tema khusus
atau keluhan utama kepada pasien dan
selanjutkan ditanyakan oleh pemeriksa.
3. Mahasiswa juga melakukan
pemeriksaan funduskopi, peresepan
kaca mata, pemberian obat tetes mata
dan aplikasi salep mata
4. secara tepat dan saling bertukar peran
sebagai dokter pasien
5. Instruktur berkeliling untuk menilai
dengan daftar tilik setiap mahasiswa
yang berlatih.
6. Mahasiswa bertukar peran secara
serentak dan kemudian instruktur
menilai performa mahasiswa tersebut.
4.Curah pendapat/diskusi 40 menit 1. Mahasiswa bertanya tentang apa yang
belum dipahaminya serta instruktur
menjawab dan menjelaskannya serta
instruktur bertanya apakah ada bagian
yang sulit dari proses tersebut.
Total waktu 200 menit

PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN FUNDUSKOPI


No Langkah Klinik
1 Menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat pemeriksaan kepada pasien
2 Melakukan informed consent kepada pasien
3 Pasien duduk dengan pandangan lurus ke depan
4 Mata penderita ditetesi midriatikum, kemudian ditunggu ± 20 menit.
5 Pemeriksa berdiri di depan samping kanan atau kiri pasien.
6 Putar lensa oftalmoskop sesuai dengan refraksi mata pemeriksa
7 Misalnya pemeriksa adalah miop 2D dan penderita emetrop, pakailah lensa -2 (warna
merah). Bila pemeriksa dan penderita adalah emetrop, pakailah 0.
8 Bila yang diperiksa mata kanan, oftalmoskop dipegang dengan tangan kanan, gunakan mata
yang kanan juga, jari telunjuk berada pada panel pengatur ukuran lensa dan sebaliknya.
9 Pandangan penderita diminta memfiksasi suatu titik jauh tak terhingga atau ± 6m.

31
10 Peganglah oftalmoskop dengan cara menggenggam bagian pegangannya, sedangkan jari
telunjuk berada pada panel pengatur ukuran lensa, siap untuk menyesuaikan ukuran lensa
sehingga dapat diperoleh bayangan yang paling tajam.
11 Pada jarak 30 cm , di depan temporal (±450) mata penderita, sinar oftalmoskop diarahkan
pada pupil mata penderita .
12 Amati secara sistematis struktur retina dimulai dari papil N. optik, arteri dan vena
retina sentral, area makula, dan retina perifer.

13 Memberitahukan pasien jika pemeriksaan telah selesai


14 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
15 Mengucapkan terima kasih kepada pasien

PENUNTUN BELAJAR PERESEPAN KACAMATA


No Langkah Klinik
1 Menjelaskan mengenai hasil pemeriksaan subjektif
2 Memberikan anjuran untuk pemakaian kaca mata
3 Ambiillah resep kacamata yang telah tersedia di klinik/ tempat praktek
4 Lingkari ukuran kaca mata (biasa)
5 Tuliskan ukuran kacamata pada kolom tersedia sesuai petunjuk (teori) dan pupil
distance
6 Memberikan resep kepada pasien
7 Memberikan edukasi untuk mengontrol mata tiap 6 bulan sekali / jika terdapat
keluhan
Skenario:
Seorang laki-laki berusia 17 tahun diantar ibunya ke klinik mata,keluhan pandangan kabur
terutama jarak jauh. Pada pemeriksaan VODS : 20/30. Dokter menyarankan pasien untuk
memakai kacamata dengan ukuran mata kiri dan kanan -0,75, silinder(-), jarak antara pupil 64

UKURAN KACA MATA

BIASA
32 DOUBLE FOCUS
PENUNTUN BELAJAR PEMBERIAN OBAT TOPIKAL
No Langkah Klinik
1 Menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat pemeriksaan kepada pasien
2 Melakukan informed consent kepada pasien
OBAT TETES MATA
3 Penderita dibaringkan dengan posisi telentang atau penderita duduk
4 Instruksikan penderita untuk membuka kedua mata
5 Lebarkan fissura palpebra dengan jari telunjuk dan ibu jari pada mata
6 Teteskan obat pada daerah sclera pasien
7 Instruksikan pasien untuk menutup mata beberapa saat
8 Bersihkan daerah sekitar kelopak mata
SALEP MATA
9 Penderita dibaringkan dengan posisi telentang atau penderita duduk
10 Instruksikan penderita untuk membuka kedua mata.
11 Tarik fissura palpebra inferior dengan jari telunjuk atau ibu jari
12 Oleskan zalf mata pada daerah konjungtiva palpebra inferior.
13 Instruksikan pasien untuk menutup mata
14 Pasang bebat mata bila perlu
15 Memberitahukan pasien jika telah selesai
16 Mengucapkan terima kasih kepada pasien

33
DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN FUNDUSKOPI

Penilaian
0 1 2
A. PERSIAPAN PASIEN
1 Menjelaskan tujuan dan manfaat pemeriksaan kepada pasien      
2 Melakukan informed consent kepada pasien      
 B. PEMERIKSAAN FUNDUSKOPI      
 3 Pasien duduk dengan pandangan lurus ke depan      
4 Mata penderita ditetesi midriatikum, tunggu ± 20 menit.
5 Pemeriksa berdiri di depan samping kanan atau kiri pasien.
6 Putar lensa oftalmoskop sesuai dengan refraksi mata pemeriksa
Bila yang diperiksa mata kanan, oftalmoskop dipegang dengan tangan
7
kanan, gunakan mata yang kanan juga
Pandangan penderita diminta memfiksasi suatu titik jauh tak terhingga
8 atau ± 6m.
Peganglah oftalmoskop dengan cara menggenggam bagian
pegangannya, sedangkan jari telunjuk berada pada panel pengatur
9
ukuran lensa, siap untuk menyesuaikan ukuran lensa sehingga dapat
diperoleh bayangan yang paling tajam.
10 Sinar oftalmoskop diarahkan pada pupil mata penderita .
Amati secara sistematis struktur retina dimulai dari papil N.
11 optik, arteri dan vena retina sentral, area makula, dan retina
perifer.
C. PENUTUP
12 Memberitahukan pasien jika pemeriksaan telah selesai
 1
Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
3
 1 Mengucapkan terima kasih kepada pasien      

34
4

DAFTAR TILIK PERESEPAN KACA MATA

Penilaian
0 1 2
A. PERSIAPAN PASIEN
1 Menjelaskan mengenai hasil pemeriksaan subjektif      
2 Memberikan anjuran untuk pemakaian kaca mata      
 B. PENULISAN RESEP KACA MATA      
Ambillah resep kacamata yang telah tersedia di klinik/ tempat
 3
praktek      
4 Lingkari ukuran kaca mata (biasa)
Tuliskan ukuran kacamata pada kolom tersedia sesuai petunjuk
5
(teori) dan pupil distance
C. PENUTUP
6 Memberikan resep kepada pasien
Memberikan edukasi untuk mengontrol mata tiap 6 bulan sekali /
7
jika terdapat keluhan

35
DAFTAR TILIK PEMBERIAN OBAT TOPIKAL

Penilaian
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL 0 1 2
A. PERSIAPAN PASIEN
Menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat pemeriksaan kepada
1 pasien      
2 Melakukan informed consent kepada pasien      
 B. OBAT TETES MATA      
Penderita dibaringkan dengan posisi telentang atau penderita
 3 duduk
     
4 Instruksikan penderita untuk membuka kedua mata
Lebarkan fissura palpebra dengan jari telunjuk dan ibu jari pada
5 mata

6 Teteskan obat pada daerah sclera pasien

7 Instruksikan pasien untuk menutup mata beberapa saat

8 Bersihkan daerah sekitar kelopak mata

C.SALEP MATA
Penderita dibaringkan dengan posisi telentang atau penderita
9 duduk

10 Instruksikan penderita untuk membuka kedua mata.

11 Tarik fissura palpebra inferior dengan jari telunjuk atau ibu jari

12 Oleskan zalf mata pada daerah konjungtiva palpebra inferior.

13 Instruksikan pasien untuk menutup mata


14 Pasang bebat mata bila perlu
D. PENUTUP
15 Memberitahukan pasien jika telah selesai
 1
Mengucapkan terima kasih kepada pasien
6      

36
DAFTAR PUSTAKA
5. Indrakila, S dkk.Pemeriksaan Mata. Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret. Surakarta
6. Manual Keterampilan Klinik Sistem Indera Khusus. 2016. Fakultas Kedokteran Unhas.
Makassar

37

Anda mungkin juga menyukai