Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL SISTEM

PERSEDIAAN OBAT PADA RUMAH SAKIT NENE


MALLOMO KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Analysis of the Internal Control System of Drug Supply at the


Nene Mallomo Hospital Sidenreng Rappang Regency

FIRA FADHILLA FIRMAN


Akuntansi (S-1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Negeri Makassar
e-mail : fira.fadhilla0810@gmail.com

RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan (1) untuk menganalisis sistem pengendalian internal atas persediaan obat yang
diterapkan oleh Rumah Sakit Nene Mallomo Kabupaten Sidenreng Rappang dan (2) untuk mengetahui
kesesuaian sistem pengendalian internal atas persediaan obat yang diterapkan oleh Rumah Sakit Nene
Mallomo Kabupaten Sidenrang Rappang dengan standar Sistem Pengendalian Internal Pemerintah. Variabel
penelitian ini adalah Sistem Pengendalian Internal Pemerintah dan Sistem Persediaan Obat. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan checklist. Teknik analisis data dilakukan dengan
analisis flowchart.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rumah Sakit Nene Mallomo belum sepenuhnya menerapkan
Pengendalian Internal Sistem Persediaan Obat sesuai dengan standar Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah (SPIP).

Kata kunci: Pengendalian Internal, Sistem Persediaan Obat dan SPIP

SUMMARY
This study The aim of the research are to (1) analyze the internal control system for drug supply implemented by
Nene Mallomo Hospital, Sidenreng Rappang Regency, and (2) determine the suitability of the internal control system
for drug inventory implemented by Nene Mallomo Hospital, Sidenrang Rappang Regency with System standards.
Internal government control. The variables of this research are the Government's Internal Control System and the
Drug Supply System. The technique of data collection is done by interview and checklist. The data analysis technique
was carried out by flowchart analysis.
The results of this study indicate that Nene Mallomo Hospital has not fully implemented the Government
Internal Control System (SPIP) standard for internal control of the drug inventory system.

Keyword : Internal Control, Drug Inventory System and Government Internal Control System

1
pencairan dana untuk bagian persediaan obat
A. PENDAHULUAN
dan masih mengalami kesulitan dalam
Penerapan pengendalian internal secara
penyusunan laporan persediaan obat dan
maksimal pada rumah sakit menjadikan
pengecekan persediaan obat di bagian
manajemen siap menghadapi perubahan ekonomi
persediaan masih dilakukan secara manual.
yang cepat, baik dalam hal persaingan,
Maksud dari dilakukan secara manual yaitu
pergeseran permintaan pelanggan dan fraud serta
media dokumentasi dalam pengolahan dan
restrukturisasi untuk kemajuan yang akan datang
pencatatan data persediaan obat masih
juga, kemungkinan terjadinya kesalahan dan
menggunakan kertas, termasuk pembuatan
fraud dapat diperkecil. Kalaupun kesalahan dan
faktur yang merupakan bukti transaksi dan
fraud masih terjadi, bisa diketahui dengan cepat
sebagainya.
dan dapat segera diambil tindakan-tindakan
Sesuai dengan latar belakang tersebut,
perbaikan sedini mungkin sedangkan, jika
maka rumusan masalah dalam penelitian ini
pengendalian internal suatu perusahaan lemah
adalah (1) Bagaimana penerapan pengendalian
maka kemungkinan terjadinya kesalahan dan
internal terhadap sistem persediaan obat pada
fraud sangat besar.
Rumah Sakit Nene Mallomo Kabupaten
Pelaksanaan sistem pengendalian internal
Sidenreng Rappang? (2) Apakah sistem
rumah sakit publik diatur dalam Peraturan Bupati
pengendalian internal atas persediaan obat
Sidenreng Rappang Nomor 2 Tahun 2016 Pasal
yang diterapkan oleh Rumah Sakit Nene
53 sedangkan sistem pengendalian intern
Mallomo Kabupaten Sidenreng Rappang telah
pemerintah (SPIP) diatur dalam Peraturan
sesuai dengan standar Sistem Pengendalian
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 dengan
Internal Pemerintah?.
dilandasi pada pemikiran bahwa Sistem
Pengendalian Intern melekat sepanjang kegiatan,
dipengaruhi oleh sumber daya manusia, serta B. KAJIAN TEORI
hanya memberikan keyakinan yang memadai, Menurut Harold Koontz dalam Hasibuan
bukan keyakinan mutlak. Sedangkan dalam (2009: 241-242), Pengendalian adalah
penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 60 pengukuran dan perbaikan terhadap
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-
Pemerintah dinyatakan bahwa pengelolaan rencana yang telah dibuat untuk mencapai
keuangan yang lebih akuntabel dan transparan tujuan- tujuan perusahaan dapat terselenggara.
dapat dicapai jika seluruh jajaran pimpinan Sehubungan dari hal itu, pengendalian sangat
menyelenggarakan kegiatan pengendalian atas penting untuk semua institusi dan menjadi
keseluruhan kegiatannya mulai dari perencanaan, salah satu aturan yang wajib untuk
pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan dilaksanakan. “Pengendalian dilakukan untuk
pertanggungjawaban secara tertib, terkendali, melindungi persediaan melibatkan
efektif dan efisien. Untuk itu dibutuhkan suatu pembentukan dan penggunaan tenaga
sistem yang dapat memberi keyakinan memadai keamanan untuk mencegah kerusakan
bahwa penyelenggaraan kegiatan pada suatu persediaan atau pencurian oleh karyawan.”
instansi pemerintah dapat mencapai tujuannya (Warren, dkk, 2015: 453).
secara efektif dan efisien, melaporkan Menurut Committee of Sponsoring
pengelolaan keuangan daerah secara andal, Organization (COSO) (2013), pengendalian
mengamankan aset daerah, mendorong ketaatan internal adalah suatu proses yang dilakukan
terhadap peraturan perundang-undangan. oleh dewan direksi, manajemen dan personal
Dalam sistem persediaan obat RSUD Nene lainnya, yang dirancang untuk memberi
Mallomo Kabupaten Sidenreng Rappang keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan
ditemukan beberapa kelemahan dari sistem yang berkaitan dengan operasi (operations),
tersebut antara lain ketidaklengkapan persediaan pelaporan (reporting), dan kepatuhan
obat yang mengharuskan pihak rumah sakit (compliance).
merekomendasikan apotek luar untuk memenuhi Komponen PP No. 60 Tahun 2008 Pasal 3
kebutuhan pasien, tidak adanya pemisahan tugas tentang Sistem Pengendalian Intern
dan tanggung jawab di bagian persediaan obat Pemerintah, dibagi menjadi lima kelompok,
mengakibatkan adanya rangkap jabatan dan yaitu:
sistem otorisasi belum diberlakukan dengan baik 1) Lingkungan Pengendalian (Control
sehingga masih ada risiko terjadinya Environment)
kecurangan, selalu terjadi keterlambatan Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh

2
pegawai harusmenciptakan dan memelihara sedangkan evaluasi terpisah dilakukan secara
lingkungan dalam keseluruhanorganisasi yang periodik, akan bervariasi dalam lingkup dan
menimbulkan perilaku positif dan mendukung frekuensi tergantung pada penilaian risiko,
terhadap pengendalian intern dan manajemen efektivitas evaluasi yang berkelanjutan dan
yang sehat. pertimbangan manajemen lainnya, temuan
2) Penilaian Risiko (Risk Assessment) akan dievaluasi terhadap kriteria yang
Setiap entitas menghadapi berbagai risiko ditetapkan oleh regulator.
dari sumber eksternal maupun internal risiko Menurut Wilson dan Campbell (2001:
didefinisikan sebagai kemungkinan suatu 428), pengelolaan persediaan secara luas
peristiwa yang akan terjadi dan mempengaruhi meliputi pengarahan arus dan penanganan
pencapaian tujuan. Penilaian risiko melibatkan barang secara wajar mulai dari penerimaan
proses yang dinamis dan berulang untuk sampai pergudangan dan penyimpanan menjadi
mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap barang dalam pengelolaan dan barang jadi
pencapaian tujuan. Risiko terhadap pencapaian sampai berada di tangan pelanggan.
tujuan dianggap relatif atau tergantung pada Berdasarkan pengertian diatas dapat
toleransi risiko yang ditetapkan entitas. Dengan disimpulkan bahwa unsur-unsur pengelolaan
demikian, penilaian risiko membentuk dasar persediaan terdiri dari:
untuk menentukan bagaimana risiko akan 1) Prosedur Pesanan Pembelian Persediaan
dikelola. 2) Prosedur Penerimaan Persediaan
3) Aktivitas Pengendalian (Control Activities) 3) Prosedur Penyimpanan Persediaan
Aktivitas pengendalian dalam PP Nomor 60 4) Prosedur Pengeluaran Persediaan
Tahun 2008 merupakan unsur ketiga SPIP yang
wajib diterapkan dalam instansi pemerintah. C. METODE PENELITIAN
Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang Dalam penelitian ini digunakan dua
diperlukan untuk mengatasi risiko serta variabel, yaitu sistem pengendalian internal
penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan pemerintah dengan lima komponen
prosedur untuk memastikan bahwa tindakan lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
mengatasi risiko telah dilaksanakan secara informasi dan komunikasi, kegiatan
efektif.Menurut Kieso (2008: 402), Persediaan pengendalian dan pemantauan, variabel yang
adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh kedua adalah sistem persediaan obat.
perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis Penelitian ini menggunakan metode penelitian
normal, atau barang yang akan digunakan atau deskriptif kualitatif.
dikonsumsi dalam membuat barang yang akan Populasi yang digunakan dalam penelitian
dijual. ini adalah seluruh pegawai instalasi Farmasi
4) Informasi dan Komunikasi (Information and Rumah Sakit Nene Mallomo Kabupaten
Communication) Sidrap sebanyak 26 Pegawai. Dari
Informasi diperlukan entitas untuk keseluruhan populasi tersebut, jumlah sampel
melaksanakan tanggung jawab pengendalian yang memenuhi kelengkapan data yaitu
internal untuk mendukung pencapaian tujuan sebanyak 4 pegawai instalasi farmasi yaitu
manajemen menggunakan informasi yang seluruh pegawai bagian Logistik/Persediaan
relevan untuk mendukung berfungsinya Farmasi dan Kepala Instalasi Farmasi.
komponen lain dari pengendalian internal. Teknik pengumpulan data yang digunakan
Komunikasi adalah bersifat terus menerus yang adalah wawancara dan dokumentasi. Sumber
menyediakan berbagai dan memperoleh data yang digunakan adalah data yang
informasi yang diperlukan. Komunikasi internal diperoleh berupa laporan-laporan dan
adalah sarana untuk menyebarkan informasi ke informasi lain yang bersumber dari Rumah
seluruh organisasi. Sakit Nene Mallomo Kabupaten Sidenreng
5) Pemantauan (Monitoring) Rappang.
Pemantauan adalah evaluasi berkelanjutan, Teknik analisis data yang digunakan adalah
evaluasi terpisah, atau beberapa kombinasi dari teknik analisis bagan arus (flowchart). Hal ini
keduanya yang digunakan untuk memastikan dilakukan agar bisa lebih cepat melihat apa
apakah masing-masing dari lima komponen saja kelemahan dan kelebihan dari sistem dan
pengendalian internal ada dan berfungsi. prosedur persediaan obat Rumah Sakit Nene
Evaluasi berkelanjutan dibangun dalam proses Mallomo dan untuk mengetahui apakah telah
bisnis pada tingkat yang berbeda dari entitas, berjalan sesuai dengan aturan yang ada.
memberikan informasi yang tepat waktu,
3
D. HASIL DAN PEMBAHASAN dibidangnya maupun aktivitas pengendalian
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, yang dibangun menggunakan teknologi.
berikut prosedur pengelolaan persediaan obat Namun, penggunaan teknologi dalam fungsi
yang dilakukan di Rumah Sakit Nene Mallomo. pelaporan masih belum dimaksimalkan karena
Prosedur terdiri dari empat prosedur yaitu masih melakukan pencatatan secara manual.
prosedur pengadaan persediaan, prosedur 4) Informasi dan Komunikasi
penerimaan dan penyimpanan persediaan sampai Berdasarkan penjabaran hasil deskripsi
pada prosedur pengeluaran persediaan obat. serta analisis, rumah sakit belum sepenuhnya
Adapun hasil Analisis Kesesuaian menerapkan komponen pengendalian internal
Pengendalian Internal Sistem Persediaan Obat yang keempat yaitu informasi dan komunikasi.
terhadap Sistem Pengendalian Internal Rumah sakit telah melakukan usaha informasi
Pemerintah pada Rumah Sakit Nene Mallomo dan komunikasi dengan baik sehingga setiap
diuraikan sebagai berikut: informasi penting baik tindak pengendalian
1) Lingkungan Pengendalian internal dan hal yang lainnya dapat
Berdasarkan penjabaran hasil penelitian serta dikomunikasikan dan sampai pada pihak-pihak
uraian analisis yang telah dilakukan, rumah sakit yang berkepentingan. Jadi, setiap pihak dapat
belum sepenuhnya mengenai penerapan memahami dan menjalankan tugas dan
komponen pengendalian internal yang pertama wewenangnya sesuai dengan apa yang telah
yakni lingkungan pengendalian. Pertama, rumah ditentukan sehingga tujuan rumah sakit dapat
sakit telah membentuk struktur organisasi untuk tercapai. Namun, rumah sakit belum memiliki
membagi tugas dan wewenang setiap pegawai sistem informasi berbasis teknologi sehingga
instalasi farmasi rumah sakit. Namun dalam setiap metode, job description, catatan dan
kenyataannya, masih terdapat rangkap fungsi laporan mengenai pengelolaan persediaan
yang dilakukan pegawai bagian persediaan instalasi farmasi tidak dapat diakses langsung
seperti pegawai administrasi umum merangkap melalui teknologi melainkan masih dibuat dan
sebagai bagian penyimpanan. Kedua, rumah sakit diarsip secara manual menggunakan kertas.
belum menetapkan kebijakan untuk 5) Pemantauan
mempertahankan pegawai dalam bentuk reward Hasil deskripsi serta analisis menyatakan
dan belum menetapkan kebijakan untuk bahwa rumah sakit telah sepenuhnya
mengembangkan sumber daya manusia yang menerapkan komponen pengendalian internal
dimiliki. yang kelima yaitu pemantauan (monitoring).
2) Penilaian Risiko Pelaksanaan pemantauan (monitoring) pada
Berdasarkan penjabaran hasil deskripsi serta rumah sakit telah dilakukan dengan baik,
analisis yang telah dilakukan, rumah sakit belum pegawai yang memiliki tugas dan wewenang
sepenuhnya menerapkan komponen pengendalian untuk melakukan pemantauan memastikan
internal yang kedua yaitu penilaian risiko sesuai bahwa prosedur pengendalian internal telah
dengan SPIP. Rumah sakit melaksanakan dilaksanakan dengan baik dan benar,
penilaian risiko dengan cukup baik dengan memeriksa efektivitas aktivitas pengendalian
menetapkan tujuan pengendalian yang cukup pengelolaan persediaan yang diterapkan dan
jelas, mengidentifikasi dan menganalisis setiap memantau metode pelaksanaannya apakah
bentuk risiko yang mungkin terjadi untuk telah dilaksanakan sesuai dengan aturan
mengetahui bagaimana risiko tersebut harus pelaksanaan atau tidak sehingga prosedur
dikelola. Namun kekurangannya, rumah sakit pengendalian internal dapat berjalan dengan
belum mempertimbangkan risiko terjadinya fraud baik.
dalam menilai risiko sehingga masih membiarkan
hal-hal diatas rejadi. E. KESIMPULAN DAN
3) Aktivitas Pengendalian SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, rumah sakit belum Berdasarkan penelitian yang telah
sepenuhnya menerapkan komponen pengendalian dikemukakan peneliti di bab sebelumnya,
internal yang ketiga yaitu aktivitas pengendalian. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Rumah sakit telah membentuk aktivitas 1. Penerapan pengendalian internal sistem
pengendalian sebagai upaya meminimalisir risiko persediaan obat di Rumah Sakit Nene
sampai risiko berada pada level yang dapat Mallomo mencakup proses pengadaan,
diterima. Aktivitas pengendalian yang dibentuk penerimaan, penyimpanan dan penjualan
rumah sakit dapat berupa aktivitas pengendalian obat.
yang dilakukan oleh pegawai yang berkompeten 2. Sistem pengendalian internal persediaan
4
obat dilihat dari komponen lingkungan manusia yang dimiliki Rumah Sakit Nene
pengendalian Rumah Sakit Nene Mallomo Mallomo, juga menetapkan aturan dan
belum sepenuhnya diterapkan sesuai standar kebijakan untuk mempertahankan kinerja
SPIP karena rangkap fungsi pegawai bagian baik pegawai dengan memberikan reward.
administrasi umum, pemeriksaan dan 3. Rumah Sakit Nene Mallomo bagian
penerimaan obat. Juga, belum adanya logistik/persediaan sebaiknya lebih
program untuk pengembangan pegawai. mempertimbangan terjadinya fraud dalam
3. Sistem pengendalian internal persediaan obat menilai risiko dengan memperketat akses
dilihat dari komponen Penilaian Risiko ke bagian persediaan dan memperbaiki
Rumah Sakit Nene Mallomo belum sistem otorisasi.
sepenuhnya diterapkan sesuai standar SPIP 4. Rumah Sakit Nene Mallomo bagian
karena kurangnya pertimbangan terjadinya logistik/persediaan sebaiknya lebih
fraud dalam menilai risiko, mudahnya mempertimbangan memaksimalkan
mendapatkan akses persediaan dan sistem penggunaan teknologi dalam fungsi
otorisasi yang kurang baik. pelaporan dengan mengadakan aplikasi
4. Sistem pengendalian internal persediaan obat sistem informasi sehingga dapat
dilihat dari komponen Aktivitas memudahkan pegawai dan mencegah
Pengendalian Rumah Sakit Nene Mallomo timbulnya risiko kemungkinan terjadinya
belum sepenuhnya diterapkan sesuai standar fraud.
SPIP karena belum memaksimalkan 5. Penelitian berikutnya diharapkan dapat
penggunaan teknologi dalam fungsi menambah jumlah responden penelitian
pelaporan. yaitu pihak lain yang berkaitan dengan
5. Sistem pengendalian internal persediaan obat bagian persediaan agar informasi yang
dilihat dari komponen Informasi dan dihasilkan lebih akurat dan andal untuk
Komunikasi Rumah Sakit Nene Mallomo pengambilan kesimpulan penelitian.
belum sepenuhnya diterapkan sesuai standar
SPIP karena belum aplikasi sistem informasi,
semua dilakukan pencatatan dilakukan secara DAFTAR PUSTAKA
manual. Agung, Anak Agung Putu. 2012.
6. Sistem pengendalian internal persediaan obat Metodologi Penelitian Bisnis. Malang:
dilihat dari komponen Pemantauan UB Press.
(Monitoring) Rumah Sakit Nene Mallomo
telah sepenuhnya diterapkan sesuai standar Agoes, Sukrisno. 2018. Auditing: Petunjuk
SPIP, telah memiliki dewan komisaris Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
pemantauan, pedoman pemantauan dan Akuntan Publik. Jakarta: Salemba
melaksanakan pemantauan aktivitas Empat.
pengendalian.
Saran Gondodiyoto, Sanyoto. 2010. Audit Sistem
Berkaitan dengan hasil penelitian dan Informasi + Pendekatan CobIT. Jakarta:
kesimpulan, maka saran-saran yang dapat Mitra Wacana Media.
diberikan adalah sebagai berikut: Handayani, Supatmi. 2015. Analisis Sistem
1. Rumah Sakit Nene Mallomo bagian Pengendalian Intern Persediaan Obat di
logistik/persediaan sebaiknya memisahkan Apotek Star Seven Kragilan Boyolali.
fungsi penyimpanan dan distribusi begitupun
Skripsi. Universitas Dian Nuswantoro,
fungsi administrasi, pemeriksaan dan Semarang.
penerimaan obat. Satu tugas dilaksanakan Hartini, Yustina Sri dan Sulasmono. 2010.
oleh satu pegawai, jadi untuk memenuhi Apotek Ulasan Beserta Naskah
standar yang ada bagian logistik/persediaan Peraturan Perundang-Undangan Terkait
farmasi membutuhkan tiga pegawai Apotek Termasuk Naskah dan Ulasan
tambahan.
Permenkes tentang Apotek Rakyat. Edisi
2. Rumah Sakit Nene Mallomo bagian Revisi Cetakan Ketiga, Universitas
logistik/persediaan sebaiknya menetapkan Sanata Dharma, Yogyakarta.
aturan dan kebijakan mengenai
pengembangan skill atau pengetahuan
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen:
dengan mengadakan pelatihan sehingga
Dasar, Pengerian, dan Masalah. Edisi
dapat meningkatkan mutu sumber daya
5
Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Kabupaten Sidenreng Rappang.
Sidenreng Rappang: Bupati
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2012. Standar Sidenreng Rappang.
Akuntansi Keuangan, Per 1 Juni 2012.
Jakarta: Salemba Empat. Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri
Keuangan RI Nomor 200 Tahun 2017
Kieso, Donald E., Jerry J Weygandt dan Terry D tentang Sistem Pengendalian Internal
Warfield. 2008. Akuntansi Intermedate. Pada Badan Layanan Umum Daerah.
Edisi Kedua Belas, Jilid I. Jakarta: Jakarta: Menteri Keuangan.
Erlangga.
Republik Indonesia. 2018. Peraturan Menteri
Kurniawan, Ardeno. 2012. Audit Internal: Nilai Dalam Negeri RI Nomor 79 Tahun 2018
Tambah bagi Organisasi. Yogyakarta: tentang Badan Layanan Umum Daerah.
BPFE. Jakarta: Menteri Dalam Negeri.

Ristono, Agus. 2013. Manajemen Persediaan.


Mardi, 2014. Sistem Informasi Akuntansi,
Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Romney, Marshall B. dan Paul John Steinbart.
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan
2014. Accounting Information Sistem.
Pengendalian Manajemen. Jakarta: Edisi Ketiga belas. Jakarta: Salemba
Salemba Empat. Empat.
Mulyadi. 2017. Sistem Akuntansi. Edisi
Keempat. Jakarta: Salemba Empat. Santoso, Iman. 2010. Akuntansi Keuangan
Menengah. Edisi Kedua. Bandung: PT.
Moeller, Robert R. 2007. COSO Enterprise Risk Refika Aditama.
Management: Understanding The New
Integrated ERM Framework. New Jersey: Sanusi, Anwar. 2014. Metodologi Penelitian
John Wiley and Sons. Bisnis. Cetakan Keempat. Jakarta:
Salemba Empat
Prastowo, Andi. 2014. Memahami Metode-
Metode Penelitian: Suatu Tinjauan Stice, Earl K., James D Stice, K Fred Skousen.
Teoritis dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz 2009. Akuntansi Keuangan. Edisi
Media. Keenam belas. Jakarta: Salemba Empat.

Republik Indonesia. 2008. Peraturan Pemerintah Sugiyono. 2015. Metode Penelitian


RI Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Kuantitatif. Kualitatif dan R&D.
Pengendalian Internal Pemerintah. Jakarta: Bandung: Alfabeta.
Presiden Republik Indonesia.
Suwardjono. 2014. Akuntansi Pengantar.
Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Kesehatan RI Nomor 340 Tahun 2010
tentang Klasifikasi Rumah Sakit. Jakarta: Tuanakotta, Theodorus M. 2013. Audit
Menteri Kesehatan. Berbasis ISA, International Standards on
Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Republik Indonesia. 2015. Keputusan Bupati
Sidenreng Rappang Nomor 418 Tahun Warren, Carl S., James M Reeve dan Philip
2015 tentang Penetapan Status BLUD E Fess. 2015. Pengantar Akuntansi.
Penuh Pada Rumah Sakit Nene Mallomo Edisi Kedua Puluh Lima. Jakarta:
Kabupaten Sidenreng Rappang. Sidenreng Salemba Empat.
Rappang: Bupati Sidenreng Rappang.
Wilson, James D. dan John B Campbell. 2001.
Republik Indonesia. 2016. Peraturan Tugas Akuntan Manajemen. Jakarta:
Bupati Sidenreng Rappang Nomor 2 Erlangga.
Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis
Pola Pengelolaan Keuangan BLUD
Pada Rumah Sakit Daerah Tingkat
6

Anda mungkin juga menyukai