Anda di halaman 1dari 18

REVIEW JURNAL

Nama : Suci
virdariawan Nim :
12019050
Mata kuliah : Manajemen Pelayanan Farmasi

Judul Upaya Menurunkan Waktu Tunggu Obat Pasien Rawat Jalan dengan
Analisis Lean Hospital di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Atma Jaya

Nama Jurnal Jurnal Administrasi Rumah Sakit / Jurnal ARSI

Volume dan Volume 4, Halaman 110-121


Halaman

Tahun 2018

Penulis Danyel Suryana

Reviewer Suci virdariawan

Tanggal 20 Mei 2022

Tujuan Penelitian Meningkatkan mutu pelayanan dan meningkatkan keselamatan pasien


dengan menggunakan konsep Lean Thinking yang diterapkan di rumah
sakit menjadi Lean Hospital.
Untuk mengurangi pemborosan antara lain penggantian SIM RS yang
baru dan menggiatkan fungsi Tim Kendali Mutu di Instalasi Farmasi.

Subjek Penelitian DirekturPelayanan, Manager penunjang Medik, Supervisor Farmasi, Staf


Farmasi, Dokter Spesialis, Pasien Rawat Jalan

Metode penelitian Penelitian ini bersifat observasi, wawancara, dan melakukan telaah
Dokumen

Definisi Variabel dependent dalam penelitian ini adalah menurut (Pillay 2011)
Operasional dalam penelitiannya di Malaysia mengatakan bahwa sejumlah faktor yang
Variabel memberikan kontribusi terhadap waktu tunggu pasien di rumah sakit
Dependent umum dinilai dari persepsi karyawan. Faktor-faktor lain yang mungkin
mempengaruhi selain faktor antrian adalah jumlah pelayanan, computer
yang kurangdan softwareyanglambat,ketersediaanobattidak lancar,tidak
semua petugas paham administrasi dan sistem administrasi
BPJSyangrumit(Purwanto,Indiatietal.2015).
Cara & Alat Ukur Menggunakan Value Stream Mapping untuk memetakan sebuah proses,
Variable melihat keseluruhan dari proses kegiatan yang berlangsung,secara lebih
Dependent visual sehingga lebih mudah dipahami dan akan terlihat proses kegiatan
antar departemen

Definisi Variabel independent dalam penelitian ini adalah Lean Healthcare


Operasional merupakan strategi yang berfokus menghilangkan tidak efisien dan
Independent dengan demikian memberikan waktu yang lebih untuk aktivitas pelayanan
pasien (Lestie, Hagood et al. 2006). Alur proses pelayanan di rumah sakit
yang sering dikeluhkan oleh pasien adalah dokter yang datang tidak tepat
waktu, ruang tunggu yang kurang nyaman, dan rekam medis yang sering
terlambat (Wasetya and Dwiyani 2012).

Langkah Penelitian Langkah-langkah yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah :
 Observasi dilapangan
 Wawancara terstruktur dilakukan dengan DirekturPelayanan,
Manager penunjang Medik, Supervisor Farmasi, Staf Farmasi,
Dokter Spesialis, Pasien Rawat Jalan
 Mengumpulkan data primer dan data sekunder

Hasil Penelitian Secara keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada hasil
observasi dilapangan dan hasil wawancara ditemukan bahwa proses
Penulisan Etiket dilakukan sebelum proses Penyiapan Obat, sedangkan
pada SPO yang tertulis dijelaskan bahwa proses Penulisan Etiket
dilaksanakansesudahprosesPenyiapanObat. Hasil observasi setiap resep
yang masuk dikelompokkan sesuai dengan variasi obat racikan atau non
racikan dan diberi keterangan apakah proses yang dilewati pasien
merupakan kegiatan yang bernilai tambah (value added) atau kegiatan
yang tidak menambah nilai (non value added). Data kegiatan yang bernilai
tambah dankegiatan yang tidak bernilai tambah dipetakan dengan Value
Stream Mapping, yang bertujuan untuk memetakan sebuah proses,
melihat keseluruhandariproseskegiatanyangberlangsung,secara lebih
visual sehingga lebih mudah dipahami dan akan terlihat proses kegiatan
antar departemen.

Pada observasi alur proses pelayanan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan,


sejak pasien menyerahkan resep sampai dengan pasien mendapat obat dan
pulang,dapat diidentifikasi waste pada setiap proses yang dapat
dikelompokkan berdasarkan 8 jenis pemborosan (waste) yang terjadi di
pelayanan rawat jalan Poliklinik Spesialis. RS Atma Jaya telah memiliki
aplikasi sistem informasi manajemen rumah sakit dengan nama Hospit
sejak tahun 2008 yang dikelola oleh Bagian Informasi Teknologi(IT).
Sistem Hospit ini menggunakan server operating system
NovellNetware4.11,Novellini dikembangkan sejaktahun 1996 dan dipakai
di Rumah Sakit Atma Jaya padatahun 2008. Artinya sampai dengan 8
tahun ini software atau aplikasi yang digunakan di rumah sakit ini tidak
pernah dilakukan upgrade versinya dapat dikatakan bahwa aplikasi atau
software ini out of date. Berdasarkan hasil dari FGD dan RCA ditemukan
bahwa SIMRS yang kuno ini merupakan akar permasalahan dari berbagai
kendala yang timbul di lapangan, seperti: Harga obat sering salah,
Penulisan etiket secara berulang-ulang, obat sering habis, dll. Oleh sebab
itu keputusan untuk mengganti SIM RS yang lama ke SIM RS yang baru
merupakan keputusan yang sudah tepat

Kekuatan Kekuatan penelitian ini adalah banyak melibatkan peranan staf rumah
Penelitian sakit, dan dokter, serta pasien rumah sakit dalam pengembangan sistem
pelayanan.
Kelemahan Kelemahan penelitian ini adalah kurangnya sistem informasi dan
Penelitian jembatan komunikasi dalam pelayan RS Atmajaya.

Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh adalah Pada Current State Value Mapping
dikethui bahwa kegiatan terbesar yang dilakukan pada penyiapan resep
obatracikanmerupakankegiatannonvalueadded(waste), yaitu 68%,
sedangkan kegiatan value added hanya 32%. Sedangkan pada penyiapan
resep obat non racikan, kegiatan non valueadded sebesar 85% dan
kegiatan value added sebesar 15%. Hal ini menunjukan bahwa proses
pelayanan diInstalasi Farmasi Rawat Jalan RS AtmaJaya termasuk dalam
Un-Lean Enterprisedan diperlukan upaya untuk mengefisiensikan
pelayanan. Hasil observasi ditemukan terjadi penumpukan resep pada saat
antara penerimaan resep ke entri harga obat.

Setelah dilakukan FGD ditarik kesimpulan bahwa prioritas masalah


terletak pada 2 faktor, yaitu:Sistem Informasi (SIMRS) RS Atma Jaya
yang sudah kuno dan perlu segera diganti. Faktor kedua adalah kurang
efektifnya komunikasi antara staf farmasi dengan staf RS lainnya.
Sehingga perlu dibentukjembatankomunikasi

Judul Penggunaan Konsep Lean Untuk Meningkatkan Efisiensi Pelayanan


Instalasi Farmasi Rawat Jalan di Rumah Sakit Anna Medika Bekasi

Nama Jurnal Jurnal Administrasi Rumah Sakit

Volume dan Volume 2, Halaman 29-42


Halaman

Tahun 2015

Penulis Zahra, Dima Lintya Siti Karima


Reviewer Suci virdariawan

Tanggal 20 Mei 2022

Tujuan Penelitian Agar dapat diketahui penggunaan konsep lean untuk meningkatkan
efisiensi pelayanan instalasi farmasi rawat jalan Rumah Sakit Anna
Medika Bekasi.

Subjek Penelitian Direktur Utama, Kepala Bidang Penunjang Medis, Kepala Instalasi
Farmasi, Apoteker Pendamping, Asisten Apoteker.

Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode action research dengan pendekatan
analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Definisi Variabel dependent dalam penelitian ini adalah
Operasional  Dengan adanya kemajuan teknologi, lambat laun sediaan puyer
Variabel semakin jarang digunakan di seluruh dunia. Obat non puyer adalah
Dependent sediaan obat jadi merupakan obat dalam keadaan murni atau
campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil,
supositoria atau bentuk lain yang mempunyai nama teknis sesuai
dengan Farmakope Indonesia atau buku lain (Noegroho, 2011).
Banyak ditemukannya pemborosan (waste) seperti menunggu (waiting),
pergerakan berlebih (motion) juga sering ditemukan kekosongan stok
(inventory), namun di sisi lain banyak obat-obatan dan alat kesehatan lain
yang persediaannya menumpuk akibatnya penataan barang menjadi sulit,
karena penuh sesak dengan barang termasuk ke dalam waste inventory

Cara & Alat Ukur  Cara yang digunakan untuk mengukur dependent yaitu melakukan
Variable wawancara mendalam berisi daftar pertanyaan yang diajukan
Dependent kepada informan terpilih dan kesesuaian pertanyaan mencakup
tingkat manajerial dan operasional, dan melakukan observasi yang
berisi panduan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung
selama proses pengerjaan resep obat non puyer di instalasi farmasi
rawat jalan, chek list dokumen dan rekord sebagai panduan dalam
proses menelaah dokumen dan analisis data dari rumah sakit,
dokumen penghitungan obat.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah stopwatch, recorder,
kamera, kalkulator, alat ukur panjang (meteran) dan perangkat software
visio.

Definisi Variabel independent dalam penelitian ini adalah melakukan


Operasional perbandingan Takt Time dengan Cycle Time. Dengan membandingkan
Independent kedua waktu tersebut, dapat diketahui penilaian dasar mengenai jumlah
minimal petugas atau sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan
suatu proses sehingga dapat mengetahui secara pasti berapa banyak
sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proses
(Eaton, 2009). Serta untuk mengetahui tingkat efisiensi dan untuk
mengetahui apakah instalasi farmasi rawat jalan sudah mampu
menyesuaikan tingkat produksi dalam melakukan pelayanan resep obat
non puyer sebagai upaya untuk mencegah terjadinya pemborosan (waste).
Dengan membandingkan kedua waktu tersebut, dapat juga diketahui
kemampuan instalasi farmasi rumah sakit dalam mempersiapkan obat
sesuai dengan permintaan pasien.

Langkah Penelitian Langkah-langkah yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah :
1. Melakukan pengamatan terbatas pada kegiatan pengerjaan resep
obat non puyer
2. Melakukan observasi pada proses pelayanan resep obat non puyer
3. Melakukan perbandingan antara takt time dan cycle time dengan
output yang berbeda

Hasil Penelitian Saat dilakukan penelitian pada bulan April 2016, telah terjadi
penambahan jumlah tenaga di instalasi farmasi sebanyak 5 orang dan
pengurangan tenaga sebanyak 1 orang. Dalam penelitian ini fokus
pengamatan terbatas pada kegiatan pengerjaan resep obat non puyer mulai
dari pasien menyerahkan resep ke loket sampai dengan pasien pulang
mendapatkan obat yang diperukan. Terlihat bahwa cycle time tercepat
adalah pada saat pasien mengambil obat yaitu rata-rata 1,38 menit dan
cycle time terlama adalah saat pengerjaan resep yaitu rata-rata 3,7 menit.
Selain itu dapat terlihat bahwa waiting paling lama adalah saat pasien
menunggu dipanggil
petugas untuk penyerahan obat yaitu rata-rata 10,8 menit. Setiap kegiatan
hasil observasi pada proses pelayanan resep obat non puyer ditentukan
jenis kegiatan yang ada apakah proses tersebut merupakan kegiatan yang
bernilai tambah (value added) atau kegiatan yang tidak bernilai tambah
(non value added), kemudian data yang sudah ditentukan dan
dikelompokan ke dalam kedua kelompok tersebut dilakukan penghitungan
persentase masing-masing kegiatan. Terdapat 39 total kegiatan yang
terbagi menjadi 35 kegiatan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan dan 4
kegiatan di Kasir. Dari segi value, total kegiatan yang memiliki nilai
tambah (value added activity) adalah 14 kegiatan (35,89%), non value
added (muda 1) 12 kegiatan (30,76%) dan non value added (muda 2) 13
kegiatan (33,33%). Dengan lead time paling lama yaitu 63 menit terjadi
pada hari Selasa, 19 April 2016 pada shift siang dan lead time tercepat
yaitu 8 menit terjadi pada hari Senin, 18 April 2016 pada shift siang dan
hari Sabtu, 23 April 2016 pada shift siang. Dalam penelitian kali ini,
dilakukan perbandingan antara takt time dan cycle time dengan output
yang berbeda yaitu untuk mengetahui kecukupan sumber daya manusia,
mengetahui tingkat efisiensi dan untuk mengetahui apakah instalasi
farmasi rawat jalan sudah mampu menyesuaikan tingkat produksi dalam
melakukan pelayanan resep obat non puyer sebagai upaya untuk
mencegah terjadinya pemborosan (waste). Dengan membandingkan kedua
waktu tersebut, dapat diketahui kemampuan instalasi farmasi rumah sakit
dalam mempersiapkan obat sesuai dengan permintaan pasien. Proses inti
dari pengerjaan resep obat non puyer terdapat banyak pengulangan
kegiatan, dimana setiap petugas akan melakukan pemeriksaan ulang
mengenai kesesuaian nama pasien dengan obat yang diresepkan, dengan
dokter yang memberikan resep juga dengan harga obat.

Dalam melayani masyarakat rumah sakit dihadapkan pada naiknya biaya


operasional, terbatasnya sumber daya, serta tuntutan terhadap perbaikan
kualitas pelayanan. Oleh karena itu rumah sakit harus dapat menentukan
strategi yang tepat dalam meningkatkan kinerja agar dapat memenuhi
kebutuhan pasien. Untuk menanggulangi kekurangan sumber daya
manusia, strategi yang dapat digunakan dalam waktu jangka pendek
adalah dengan membuat jadwal middle untuk beberapa petugas. Tidak
disarankan untuk menambah sumber daya manusia, karena strategi
tersebut dirasa kurang tepat karena tidak sesuai dengan konsep lean yang
bertujuan untuk memotong biaya yang tidak perlu karena akan
meningkatkan biaya bagi rumah sakit.

Kekuatan Peneltian ini melibatkan banyak staf instalasi farmasi dan juga pasien.
Penelitian
Kelemahan - Instalasi faramsi belum mampu memenuhi permintaan pasien
Penelitian dalam menyediakan pelayanan obat non puyer.
- Dalam upaya jangka panjang memerlukan biaya yang besar dan
kebijakan Direksi dalam pelaksanaannya, jangka waktu diatas 12
bulan.

Kesimpulan

1. Alur proses pengerjaan resep obat non puyer RS Anna Medika


Bekasi saat ini terdiri dari 39 kegiatan dan melibatkan 2 bagian,
yaitu instalasi kasir dengan 4 kegiatan dan instalasi farmasi rawat
jalan dengan 35 kegiatan.
2. Hasil perbandingan takt time dan cycle time menunjukkan cycle
time lebih besar dari takt time, hal ini menunjukan dalam
pelayanan resep obat non puyer :
a. Terjadi ketidakseimbangan di dalam sistem operasional
b. Instalasi farmasi belum mampu memenuhi permintaan pasien
dalam menyediakan pelayanan obat non puyer.
c. Jumlah sumber daya manusia yang dimiliki saat ini dalam
proses mengerjakan resep obat non puyer untuk shift pagi
rawat jalan sudah mencukupi, tetapi masih mengalami
kekurangan jumlah sumber daya manusia pada shift siang
sebanyak 2 orang. Untuk menanggulangi kekurangan tersebut
dapat dilakukan levelling atau heijunka pegawai dengan
membuat sistem middle.
d. Memerlukan tambahan sumber daya yang mendukung
kelancaran dalam pelayanan yaitu sistem informasi rumah
sakit serta sarana dan prasarana sehingga dapat meningkatkan
efisiensi pelayanan Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Anna
Medika.
3. Current state value stream mapping menunjukkan bahwa Instalasi
Farmasi Rawat Jalan RS Anna Medika termasuk kedalam kategori
lean, hal ini disebabkan karena value added activity yang dimiliki
dalam proses pengerjaan resep obat non puyer lebih dari 30%
yaitu sebesar 35,89%.
4. Analisis masalah serta alternatif pemecahan masalah dilakukan
dengan menggunakan lean tools yang dianggap sesuai dengan
keadaan yang ditemukan saat penelitian dilakukan, yaitu value
stream mapping, identifikasi 8 waste, analisis masalah dengan
menggunakan fishbone diagram, 5S, visual management, spaghetti
diagram dan Kanban inventory dengan 2-bin system.
5. Ditemukan keseluruhan pemborosan (waste) pada proses
pengerjaan resep obat non puyer dari 8 waste yang diidentifikasi.
6. Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Anna Medika Bekasi, belum
memiliki standar prosedur operasional dalam melakukan proses
pelayanan pengerjaan resep obat non puyer.
7. Telah dilakukan intervensi oleh peneliti, dengan membentuk tim
kecil beranggotakan petugas farmasi yang ditunjuk oleh Kepala
Instalasi farmasi. Metode yang diaplikasikan adalah 5S, visual
management, Kanban inventory.
Desain future state value stream map bertujuan untuk meningkatkan
customer value melalui peningkatan terus menerus. Dengan
mengeliminasi waste terdapat penurunan sebanyak 10 kegiatan menjadi
29 kegiatan dengan peningkatan value added activity sebesar 22,73%
dibandingkan sebelumnya yaitu menjadi 58,62%. Sehingga terjadi
peningkatan efisiensi di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Anna Medika
Bekasi

Judul Implementasi Manajemen Lean di Unit Farmasi Rumah Sakit Islam


Surabaya A. Yani

Nama Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia

Volume dan Volume 8, Halaman 81-87


Halaman

Tahun 2020

Penulis Budhi Setianto, Agus Aan Ardiansyah, Akas Yekti Pulih Asih

Reviewer Suci virdariawan


Tanggal 20 Mei 2022

Tujuan Penelitian Melakukan implementasi manajemen lean di unit farmasi RS Islam


Surabaya A. Yani per tahap pelayanan farmasi yakni, perencanaan,
pengadaan dan pembelian, penyimpanan, penyiapan dan distribusi dan
pengembalian.

Subjek Penelitian Bagian apoteker dan tenaga kefarmasian RS Islam Surabaya A. Yani

Metode penelitian Penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan eksperimental


melalui 2 tahap :

Tahap pertama adalah mengidentifikasi masalah,dan tahap kedua adalah


mengimplementasikan manajemen ramping per farmasi tahap pelayanan
yaitu perencanaan, pengadaan dan pembelian, penyimpanan, persiapan
dan distribusi dan pengembalian. Selanjutnya, kompilasikan hasil dari
pemantauan dan evaluasi lean manajemen dan secara kuantitatif dan
mengukur hasil secara kualitatif implementasi manajemen ramping.
Definisi Variabel dependent dalam penelitian ini adalah pendekatan berpusat pada
Operasional RS Islam Surabaya A. Yani yang belum memenuhi Standar Pelayanan
Variabel Minimal (SPM) dari Kementerian Kesehatan yang berarti ada
Dependent ketidakefisienan dalam pelayanan
Cara & Alat Ukur Menggunakan metode USG yang didapatkan dari masalah untuk
Variable dijadikan prioritas serta menggunakan metode CARL untuk mencari
Dependent beberapa akar masalah dengan diagram Ishikawadan dan peringkat
Definisi Variabel independent dalam penelitian ini adalah memperbaiki proses
Operasional pelayanan agar efisien dalam menggunakan manajemen lean.
Independent
Lean adalah sebuah alat, sistem manajemen dan filosofi yang merubah
suatu rumah sakit menjadi lebih terorganisir dan teratur yang
memungkinkan rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap pasien dengan cara mengurangi kesalahan, waktu tunggu dan
efisiensi biaya.

Langkah Penelitian Langkah-langkah yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah :
Tahap pertama bulan Juli 2019 :
1. Mengidentifikasi alur pelayanan farmasi,
2. Melakukan wawancara dengan pemberi pelayanan,
3. Menyusun sub kegiatan per tahap pelayanan,
4. Melakukan focus group discussion,
5. Mengidentifikasi dan menganalisa waste dengan current value
stream mapping,
6. Memprioritaskan masalah dengan USG,
7. menentukan akar masalah dengan diagram Ishikawa,
8. Memprioritaskan akar masalah dengan CARL,
9. Menyusun rekomendasi per tahap pelayanan dan
10. Menyusun rencana tindak lanjut implementasi.

Pada tahap kedua bulan November 2019 dilakukan implementasi pada


setiap tahap pelayanan farmasi.

Hasil Penelitian Secara keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pada hasil
observasi ditemukan pelayanan masih menggunakan teknik manual
dengan menggunakan excel sehingga belum terotomatisasi, adanya
keterbatasan gudang yang tidak cukup untuk menampung jumlah sesuai
dengan stok maksimal, serta rumah sakit belum dapat memfasilitasi
pembuatan purchase order secara elektronik dengan mengambil data dari
perencanaan, sehingga alur pelayanan belum dapat dilakukan lebih
efisien. Dalam kasus ini dapat diselesaikan diawali dari perbaikan SDM
dan monitoring prosedur di gudang farmasi RSIA A Yani Surabaya.
Diperlukan penataan ulang dan monitoring pelaksanaan penyimpanan
perbekalan farmasi sesuai standar dan prosedur yang telah disepakati oleh
rumah sakit. Dengan harapan tidak terjadi kesalahan peletakan obat dan
alat kesehatan sesuai rak dan tempat penyimpanan berdasarkan label
penyimpanan. Metode FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired
First Out) juga harus dijalankan. Dengan adanya monitoring berkala dan
intens pada proses ini maka risiko dapat dikendalikan dan kinerja unit
menjadi lebih efektif dan efisien. Selama pelaksanaan implementasi
didapatkan kendala yakni template resep elektronik yang belum sesuai
harapan rumah sakit (verifikasi apoteker dan menu racikan) dan jarak
yang cukup jauh antara TTK di bagian penerimaan resep dan bagian
penyiapan sehingga malah menambah waste (motion). Implementasi
hanya sebatas pembuatan SPO baru mengenai penyimpanan obat dan alat
kesehatan. Hal dikarenakan penyusunan kebijakan yang memerlukan
pertemuan berkala dengan jajaran pelayanan sementara waktu penelitian
yang terbatas membuat implementasi tidak bisa dilakukan dengan
intervensi.

Namun demikian bila SOP baru dijalanakan harapannya adalah tidak


adanya obat yang dikembalikan saat SPO baru diterapkan dan pasien bisa
pulang pada saat jam yang diperbolehkan pulang melalui kebijakan pasien
pulang.

Kekuatan Kekuatan penelitian ini adalah :


Penelitian  Dapat meningkatkan kembali pelayanan dirumah sakit RSIA A
Yani Surabaya
Melakukan evaluasi terus menerus
Kelemahan Kelemahan penelitian ini adalah menggunakan durasi waktu yag terlalu
Penelitian lama yaitu dimulai pada tahap pertama pada bulan Juli 2019 dan tahap
kedua dilakukan pada bulan November 2019.

Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh adalah implementasi manajemen lean di unit


farmasi RS Islam Surabaya A Yani dapat dilakukan mulai tahap
perencanaan, pengadaan dan pembelian, penyimpanan, penyiapan serta
distribusi dan pengembalian telah memberikan hasil yang lebih efisien
diantaranya adalah mengurangi pembelian obat regular dan cito,
mengurangi insiden ketidaktepatan pengiriman obat dengan purchase
order, mengurangi stok meluber dan insiden stok obat tanpa label,
mengurangi waktu tunggu obat jadi dan (mengurangi pengembalian obat
dari ruangan.

Judul Optimalisasi Sistem Antrian di Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Grha
Permata Ibu dengan Metode Lean Hospital

Nama Jurnal Performa: Media Ilmiah Teknik Industri

Volume dan Volume 21, Halaman 1-12


Halaman

Tahun 2022

Penulis Rini Alfatiyah, Sofian Bastuti

Reviewer Suci virdariawan

Tanggal 20 Mei 2022


Tujuan Penelitian Mengidentifikasi waste yang terjadi pada pelayanan obat di farmasi rawat
Jalan

Subjek Penelitian Pasien rawat jalan

Metode penelitian Metode yang digunakan adalah metode Lean Hospital dengan pembuatan
Value stream Mapping (VSM) dan Process Activity Mapping (PAM).

Definisi Variabel dependent dalam penelitian ini adalah lamanya waktu proses
Operasional pelayanan obat di bagian farmasi ini sangat mempengaruhi tingkat
Variabel kepuasan pasien terhadap pelayanan Rumah Sakit memiliki ketidak
Dependent efisienan dalam sistem antrian dan waktu tunggu pelayanan obat di
farmasi merupakan suatu masalah yang perlu segera ditangani

Cara & Alat Ukur Dengan cara Lean Hospital dibutuhkan di Rumah Sakit untuk
Variable meningkatkan pelayanan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan
Dependent kesehatan pasien dengan menghilangkan pemborosan (waste) dan
meningkatkan nilai tambah (value added) suatu pelayanan jasa yang
berlangsung secara terus menerus untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan (Halim, 2016) Pada penelitian ini menerapkan perhitungan
dengan metode multiple channel single phase dengan pengamatan pada
kecepatan kedatangan resep, kecepatan dalam pelayanan resep,
memastikan kesempatan masa padat jadwal, ekspektasi dalam sistem,
ekspektasi panjang antrian, ekspektasi waktu menunggu dalam sistem,
ekspektasi waktu menunggu dalam antrian, serta ekspektasi waktu dalam
Pelayanan

Definisi Variabel independent dalam penelitian ini adalah melakukan perhitungn


Operasional sistem antrian pada kedatangan resep yang diamati selama 7 jam dan
Independent melakukan perbandingan sistem antrian dengan hasil usulan untuk
mengurangi waktu tunggu pelayanan obat di farmasi rawat jalan Rumah
Sakit Grha Permata Ibu adalah dengan membandingkan nilai Process
Cycle Efficiency (PCE).

Langkah Penelitian a. Mengamati sistem antrian dan mengumpulkan data waktu tunggu pada
pelayanan obat di farmasi rawat jalan;
b. Menganalisa pemborosan (waste) yang ada pada pekerjaan pelayanan

obat di farmasi rawat jalan;


c. Menentukan kegiatan yang termasuk dalam value added dan non value

added yang dapat menentukan produktivitas pekerjaan farmasi rawat


jalan;
d. Membuat Value Stream Mapping untuk mengetahui proses alur

pekerjaan yang benar dengan memasukkan data waktu tunggu yang


seharusnya dalam penyiapan obat;
e. Membuat tabel 5W+1H untuk mencari solusi perbaikan agar
menurunnya waktu tunggu dalam pelayanan obat di farmasi rawat
jalan.

Hasil Penelitian a. Kecepatan kedatangan resep


Total rata-rata kedatangan resep selama satu bulan pengamatan = 873
resep. Total rata-rata waktu pengamatan dibagi dalam satu minggu = 420
menit x 7 hari = 2.940 menit. hasil untuk rata-rata kecepatan kedatangan
pada tiap pasien adalah 0,297 menit
b. Kecepatan Pelayanan Resep Obat
hasil untuk rata-rata kecepatan dalam pelayanan resep obat adalah 3,368
menit untuk tiap pelayanan resep obat selama 7 jam pengamatan dalam
waktu satu bulan.
c. Mentukan Peluang Masa Sibuk
peluang kesibukan pekerja dalam melayani resep pasien adalah 0,088
menit per pasien
d. Ekspektasi dalam Sistem Pelayanan
pasien yang mengantri dari proses kedatangan sampai selesai dilayani
yaitu 0,097
e. Ekspektasi Panjang Antrian
rata-rata dalam penjang antrian selama proses pelayanan adalah 0,085
pada tiap pasien nya dengan waktu pengamatan selama 7 jam dan
dengan jangka waktu selama satu bulan
f. Ekspektasi Waktu Menunggu dalam Sistem
Jadi rata-rata waktu menunggu seorang pasien dari proses kedatangannya
sampai dengan selesai dilayani adalah 0,325 menit per pasien yang
diamati selama satu bulan dan selama 7 jam pengamatan.
g. Ekspektasi Waktu Menunggu dalam Antrian
rata-rata waktu menunggu yang dibutuhkan pada tiap pasien dalam satu
antrian adalah 0,029 menit dengan pengamatan selama 7 jam dan selama
satu bulan.
h. Ekspektasi Waktu Pelayanan
Jadi rata-rata lamanya waktu pelayanan seorang pasien adalah 0,297
menit perpasien yang diamati selama 7 jam dan selama satu minggu.

Kekuatan Kekuatan Penelitian Kekuatan penelitian ini adalah penelitian ini baru
Penelitian pertama kali dilakukan. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan sebagai
dasar dalam melakukan penelitian lain dengan topik yang sama, namun
dengan metode yang berbeda. Penelitian ini juga merupakan salah satu
yang dilakukan untuk melihat kinerja pelayanan farmasi dalam menunggu
pelayanan obat nya
Kelemahan Kelemahan penelitian ini adalah peneliti tidak melakukan observasi
Penelitian kepada perawat dan tidak memberikan kuesioner pada pasien yang sedang
menunggu terkait untuk mendapatkan pelayanan obat

Kesimpulan Hasil dari perhitungan sistem antrian pada kedatangan resep yang diamati
selama 7 jam adalah 0,297 menit, untuk pehitungan kecepatan pelayanan
resep adalah 3,366 menit per pasien. Penumpukan antrian ini juga
disebabkan karena tidak adanya penomoran pembagian resep secara
sistem dan juga ketidak disiplinan dan ketidak teraturan dalam pengerjaan
resep sehingga antrian resep menjadi tidak beraturan.

Dalam pengamatan ini maka dapat terlihat bahwa total aktivitas yang
dilakukan dalam pelayanan obat adalah 17 kegiatan dengan total waktu
VA sebesar 48,13 menit dengan persentase 44,85%, total NVA adalah
sebesar 51,29 menit dengan persentase 47,79%, dan total NNVA adalah
sebesar 7,89 menit dengan persentase 7,36%. Sementara itu untuk total
kegiatan VA dapat dilihat sebesar 10 kegiatan dengan persentase 58,82%,
jumlah kegiatan NVA sebesar 6 kegiatan dengan persentase 32,30%, dan
jumlah kegiatan NNVA sebesar 1 kegiatan dengan persentase 5,88%.

Anda mungkin juga menyukai