Anda di halaman 1dari 11

Cara Menghitung Volume Pekerjaan Atap untuk RAB

Pekerjaan atap sendiri terdiri dari kuda-kuda kayu, balok nok, gording (muur
plat), rangka atap kaso dan reng, jurai luar dan jurai dalam (talang), lis plank
kayu, dinding sopi-sopi tiga, nok genteng, atap genteng, asbes gelombang dan
pendukung perlengkapan atap lainnya.

Uraian untuk volume pekerjaan atap dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kuda-Kuda Atap Rumah

Kuda-kuda adalah balok kayu dengan ukuran tertentu yang dirakit dan
dibentuk sehingga membentuk segi tiga sama kaki. Kuda-kuda diletakkan pada
beton ringbalk bersudut tertentu dengan fungsi sebagai pembentuk model atap
bangunan, tumpuan balok gording, rangka atap kaso, reng dan atap genteng.

Direncanakan kuda-kuda dengan ukuran bentang tidak melebihi 8 meter cukup


menggunakan balok kayu 8/12 cm, sedangkan untuk kuda-kuda yang melebihi bentang
8 meter digunakan balok berukuran 8/15 cm. Untuk ukuran penampang dipakai ukuran
lebar 8 cm dan tinggi 12 cm.
Direncanakan kuda-kuda dengan ukuran bentang tidak melebihi 8 meter cukup
menggunakan balok kayu 8/12 cm, sedangkan untuk kuda-kuda yang melebihi
bentang 8 meter digunakan balok berukuran 8/15 cm. Untuk ukuran
penampang dipakai ukuran lebar 8 cm dan tinggi 12 cm.

Perhitungan volume kuda-kuda biasa dengan satuan m³.

V = h x b x p dan ΣV = V₁ + V₂

Keterangan:

 V = volume kuda-kuda (1 dan 2)


 h = tinggi penampang kayu
 b = lebar penampang kayu
 p = jumlah panjang kayu ukuran sama
 ΣV = jumlah seluruh volume kuda-kuda

2. Gording dan Nok


Gording adalah balok kayu dengan ukuran tertentu yang diletakkan pada kaki
kuda-kuda yang berfungsi sebagai dudukan kaso, reng dan atap di atasnya.

gording dan nok


Direncanakan menggunakan balok gording ukuran 8/12 cm dan perlu
diperhatikan perletakkan gording tidak boleh melebihi 1,5 m, hal ini
dimaksudkan untuk menghindari lendutan pada rangka atap kaso dan reng.

Perhitungan gording kayu 8/12 cm dengan ukuran penampang


dipakai dengan satuan m³.

V=hxbxp

Keterangan:

 V = volume gording kayu


 h = tinggi penampang kayu
 b = lebar penampang kayu
 p = jumlah panjang kayu ukuran sama

3. Kaso dan Reng

Kaso (usuk) adalah balok kayu dengan ukuran 4/6 cm atau 5/7 cmyang
berfungsi sebagai dudukan reng. Kaso dipasang dengan jarak-jarak 50 cm.

Reng adalah balok kayu berukuran 2/3 cm atau 3/4 cm yang berfungsi sebagai
dudukan atap genteng.
kaso dan reng

Perhitungan volume kaso dan reng dengan cara menjumlahkan


keseluruhan bidang atap dalam satuan m².

V = ΣLa

Keterangan:

 V = volume kaso dan reng


 ΣLa = jumlah luas bidang atap
4. Lis Plank Kayu/ Lisplang

Lis plank kayu berupa papan kayu berukuran 3/30 cm atau 3/20 cm yang
berfungsi sebagai aksen dan penyangga genteng bagian bawah. Lisplank kayu
dipasang pada ujung kaso bagian bawah atau ujung kaso bagian pinggir atap
yang berbentuk pelana atau sopi-sopi.

lisplank kayu

Volume lis plank kayu dengan cara menjumlahkan seluruh panjang


teritisan (overstek) sepanjang m’.

V = ΣPo

Keterangan:

 V = volume lis plank


 ΣPo = panjang teritisan (overstek)

5. Jurai Luar dan Dalam

Jurai luar adalah balok kayu dengan ukuran 8/12 cm yang diletakkan miring
dan tampak menonjol ke luar dan juga sebagai pertemuan antara balok gording
satu dengan yang satunya dan dudukan kaso (usuk).

Sedangkan jurai dalam adalah balok kayu dengan ukuran 8/12 cm yang
diletakkan miring menghadap ke dalam yang berfungsi sebagai pertemuan dan
tumpuan antara balok gording satu dengan yang satunya dan dudukan papan
talang.

jurai luar dan jurai dalam

Ukuran jurai luar menggunakan balok dengan ukuran 8/12 cm


dengan panjang 12 m’, sedangkan jurai dalam menggunakan balok
dengan ukuran 8/12 cm, perhitungan volume dalam satuan m³.

V = h x b x Σp

Keterangan:

 V = volume jurai luar atau dalam


 h = tinggi penampang kayu
 b = lebar penampang kayu
 Σp = jumlah panjang kayu ukuran sama

6. Jurai Talang

Jurai talang adalah talang yang menumpu pada balok jurai dalam, yang
berfungsi sebagai saluran alirana air hujan, yang diletakan miring menghadap
ke dalam dan pada bagian atasnya di pasang papan dengan ukuran 2/20 cm
sebanyak 2 lembar pada sisi kanan dan sisi kiri jurai dalam. Pada papan di
atasnya dilapisi dengan baja lapis seng (BJLS) 30 lembar 60 cm.
jurai talang
V = ΣJt

Keterangan:

 V = volume jurai talang


 ΣJt = panjang jaurai talang

Baca Juga:
 Download Gambar Lengkap Jalan Aspal DWG AutoCAD Beserta
RABnya
 √[LENGKAP] Download Desain Gedung Serbaguna Desa DWG
AutoCAD + RAB Format Excel
 Perbedaan Analisa BOW, SNI, dan Kontraktor

7. Penutup Atap

Penutup atap merupakan bagian dari konstruksi bangunan rumah yang


berfungsi menutupi rangka atap, yang terdiri dari beberapa jenis yaitu: atap
genteng, nok genteng, atap asbes gelombang.
penutup atap

Atap Genteng

Atap genteng adalah bahan penutup akhir suatu bangunan rumah yang
befungsi sebagai penahan atau pelindung ruangan dari pengaruh panas dan
hujan.

Untuk perhitungan volme atap dihitung dengan satuan m².

V = ΣL atau V = Lra

Keterangan:

 V = volume atap genteng


 ΣL = jumlah luas bidang atap
 Lra = luas rangka atap atau kaso

Nok Genteng

Nok genteng adalah aksesoris atap agar rumah terlihat rapi dan estetis.
Fungsinya sebagai pengikat pertemuan antara dua susunan genteng sehingga
atap genteng tidak akan terlepas dari dudukan reng kayu.

Volume nok genteng dihitung dengan cara menjumlahkan semua balok nok dan
jurai luar yang akan ditutup genteng nok.
Atap Asbes Gelombang

Atap asbes gelombang merupakan lembaran-lembaran tipis bergelombang


yang terbuat dari asbes semen atau fiber. Atap asbes terbuat dari asbes semen
atau fiber besar maupun kecil dengan berbagai ketebalan. Luasan atap asbes
dapat dihitung volumenya dari gambar rencana.

Sekian pembahasan kali ini mengenai Cara Menghitung Volume Pekerjaan


Atap untuk RAB, semoga bisa bermanfaat untuk ilmu pengetahuan kita
semua. Jangan lupa luangkan waktu anda untuk share artikel ini jika dirasa
bermanfaat untuk orang lain. Sampai jumpa pada artikel selanjutnya.
Cara Menghitung Luas Atap
Sebelum Anda mulai menghitung berapa luas atap rumah, yang pertama kali
dilakukan adalah melihat bentuk atap. Berikut macam-macam atap yang sering
digunakan:

Atap Pelana
Menjadi jenis atap yang banyak digunakan pada rumah. Atap ini mempunyai bentuk
yang sederhana. Seperti segitiga yang memiliki kemiringan 30 derajat.

Atap Limas
Bisa dibilang lebih menarik dibanding atap pelana. Dilihat dari depan, atap limasan
berbentuk segitiga juga. Namun jika dilihat dari samping bentuknya terlihat seperti
trapesium. Atap ini tampak lebih proporsional dibandingkan dengan atap jenis
pelana. Biaya dan tingkat kesulitannya cukup tinggi.

Atap Miring
Sesuai dengan namanya, ciri khasnya berada pada tampilannya yang miring di satu
sisi. Meski begitu sudut kemiringannya tergolong landai. Desain yang unik ini
membuat atap miring dapat mengalirkan air ke salah satu sisi rumah.

Atap Kombinasi
Atap kombinasi adalah atap yang memadukan desain atap pelana dan atap limasan.
Baca juga: Rumus Tinggi Kuda-Kuda Atap Rumah

Untuk kemiringan atap, ada 2 cara yang digunakan untuk menghitungnya, yaitu:
Kemiringan dengan Derajat
Kemiringan atap biasanya diukur dengan satuan derajat, contohnya kemiringan 30
derajat. Arsitek akan mendesain atap dengan cara tersebut. Standar tersebut
merupakan standar baku dalam dunia konstruksi.

Kemiringan dengan Tinggi


Cara mengukur kemiringan atap dengan tinggi ini biasanya digunakan oleh banyak
tukang bangunan karena lebih mudah dipahami dan dimengerti. Sebab
penghitungannya memang lebih sederhana.
Setelah mengenal berbagai jenis atap rumah, kini saatnya kita mengenal cara
menghitung luas atap rumah dengan kemiringan tertentu. Ada rumus yang bisa
digunakan yaitu:
Luas atap rumah = (panjang x lebar) / cosinus (z)
 Z merupakan sudut kemiringan atap rumah.
 Cosinus atau kosinus merupakan istilah dalam matematika yang menyatakan
perbandingan sisi segitiga yang terletak di sudut dengan sisi miring.
 Gunakan satuan meter persegi dalam menghitung luas atap (m2)
Mari kita ambil contoh berikut ini:
Atap sebuah rumah memiliki ukuran 5 meter x 15 meter dengan overstek 1 meter.
Atap tersebut juga memiliki sudut kemiringan 30 derajat. Maka untuk menghitung
luasnya adalah seperti ini:
Luas atap = (5 meter + 2 meter) x (15 meter + 2 meter) / (cosinus/cos 30)
= (7 meter x 17 meter) / cos 30
= 119 meter / 0,83
Luas atap = 143,37 meter persegi
Diketahui bahwa luas atap tersebut yang memiliki kemiringan 30 derajat adalah
143,37 m2.

Anda mungkin juga menyukai