BAB I
PENDAHULUAN
A. Kebijakan
Kebijakan adalah Peraturan/Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala FKTP yang
merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh: penanggung
jawab maupun pelaksana. Berdasarkan kebijakan tersebut, disusun pedoman/panduan dan
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang memberikan kejelasan langkah-langkah dalam
pelaksanaan kegiatan di Puskesmas /Klinik/ Praktik Mandiri.
Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan tersebut harus didasarkan pada peraturan
perundangan, baik Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan
Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri dan pedoman-pedoman teknis yang
berlaku seperti yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri,
Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Aturan penulisan kebijakan adalah sebagai berikut :
1. Kertas ukuran Folio
2. Jenis huruf Bookman Old Style
3. Ukuran huruf 11 pt
4. Spasi 1,5
5. Batas kertas:
a) Batas kanan : 1,5 cm
b) Batas kiri : 2 cm
c) Batas atas : 2 cm
d) Batas bawah : 2 cm
Format peraturan atau surat keputusan dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Pembukaan :
a) Judul : Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas ...
b) Nomor: ditulis sesuai sistem penomoran surat keputusan di FKTP
c) Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah margin serta
ditulis dengan huruf kapital
d) Konsideran, meliputi:
Menimbang: memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran
yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan. Huruf
awal kata menimbang ditulis dengan huruf Kapital diakhiri dengan
tanda baca titik dua( : ),dan diletakkan di bagian kiri, konsideran
menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf kecil
abjad dan dimulai dengan kata bahwa dengan “b” huruf kecil dan
diakhiri dengan titik koma ( ; )
Mengingat: memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan
yang memerintahkan pembuat keputusan tersebut. Peraturan
perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang
tingkatannya sederajat atau lebih tinggi. Peraturan perundangan yang
DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA 4
menjadi dasar hukum bisa berubah atau ditambahkan, disesuaikan
dengan kebutuhan. Konsideran ini diletakkan di bagian kiri tegak
lurus dengan kata menimbang. Konsideran yang berupa peraturan
perundangan diurutkan sesuai dengan hirarki tata perundangan
diawali dengan nomor angka 1,2, dst,ditulis dengan huruf awal
dengan huruf besar dan diakhiri dengan titik koma ( ; )
2. Diktum:
a) Diktum “Memutuskan” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf Kapital,
serta diletakkan di tengah margin
b) Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan ke bawah
dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis
dengan huruf Kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : )
c) Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya ditulis dengan huruf
Kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . )
3. Batang Tubuh
a) Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan dalam
diktum-diktum, misalnya:
Kesatu :
Kedua :
Dan seterusnya………………………………………………………………………………………..
b) Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan, pembatalan,
pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c) Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/keputusan, dan pada
halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
peraturan/keputusan.
d) Kaki: Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi
peraturan/keputusan yang memuat penanda tanganan penerapan
peraturan/keputusan, pengundangan peraturan/keputusan yang terdiri atas
tempat dan tanggal penetapan, nama jabatan, tanda tangan pejabat, dan nama
lengkap pejabat yang menanda tangani.
e) Penandatanganan: Peraturan/Keputusan Kepala FKTP ditandatangani oleh Kepala
FKTP, dituliskan nama tanpa gelar.
f) Lampiran peraturan/keputusan:
Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor
peraturan/keputusan
Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala FKTP.
2 Spasi
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUKESMAS ...
NOMOR : 440.1/ /Kode PKM-K/2023
TENTANG
2 spasi
…………………………………………………
2 Spasi
Konsideran
Font: Bookman Old Style 12 pt
Spasi 1,5
Rata Kanan-Kiri (Justify).
Diktum “Memutuskan”
Font: Bookman Old Style 12 pt
Spasi 1,5
Keseluruhan huruf kapital.
Rata tengah (center).
MEMUTUSKAN
1 spasi
Menetapkan : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas ...……………………..
………………………………………………………………………………….
Kesatu : …………………………dalam Lampiran menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari Surat Keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ketiga : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan Surat Keputusan ini, akan ditinjau dan diadakan
perubahan sebagaimana mestinya.
3 spasi
Ditetapkan di : ...
Tanggal : XX Bulan XX
2 spasi
Penandatanganan
Font: Bookman Old Style 12 pt
Spasi 1,5
Diletakkan di bagian kanan.
Tulisan “ditetapkan” dan tanggal ditulis dengan
di awali huruf kapital.
Penandatanganan ditulis dengan keseluruhan
huruf kapital.
Nama Kepala Puskesmas
Ditulis tanpa gelar dan NIP.
Font: Bookman Old Style 12 pt
Spasi 1,5
Ditulis dengan huruf Kapital
Batang Tubuh Diktum
Font: Bookman Old Style 12 pt
Spasi 1,5
JUDUL
2 spasi
Isi Lampiran
Font:
Bookman Old Style 11 pt
Spasi 1,5
Format isi disesuaikan dengan hasil keputusan
Penandatanganan
Font: Bookman Old Style 11 pt KEPALA UPTD PUSKESMAS ...
Penandatangan ditulis
dengan keseluruhan huruf
kapital.
Diletakkan di bagian NAMA KEPALA PUSKEMAS
kanan.
Nama ditulis tanpa gelar
dan tanpa NIP.
B. Manual Mutu
Manual Mutu adalah: dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam
maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun, ditetapkan, dan
dipelihara oleh organisasi, yang meliputi:
1. Pendahuluan
1) Latar belakang
a) Profil organisasi
b) Kebijakan mutu
c) Proses pelayanan (proses bisnis)
2) Ruang lingkup
a) Tujuan
b) Landasan hukum dan acuan
c) Istilah dan definisi
a) Tahap persiapan.
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses
penyusunan RUK agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan
untuk melaksanakan tahap- tahap perencanaan.
b) Tahap analisis situasi.
Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan oeh
Puskesmas, misalnya: program pengembangan SDM, program peningkatan mutu Puskesmas
dan Keselamatan Pasien, Program pencegahan bencana, Program pencegahan kebakaran,
Program Imunisasi, dsb. Dalam menyusun kerangka acuan harus jelas tujuan dan kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan. Tujuan dibedakan atas tujuan umum
yang merupakan tujuan secara garis besar dari keseluruhan program/kegiatan, dan tujuan
khusus yang merupakan tujuan dari tiap-tiap kegiatan yang akan dilakukan. Dalam
kerangka acuan harus dijelaskan bagaimana cara melaksanakan kegiatan agar tujuan
tercapai, dengan penjadwalan yang jelas, dan evaluasi serta pelaporan.
1. Sistematika/Format Kerangka Acuan Program/Kegiatan
Sistematika atau format kerangka acuan Program/Kegiatan adalah sebagai berikut :
a. Cover
b. Pendahuluan
c. Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai Puskesmas
d. Latar belakang
e. Tujuan umum dan tujuan khusus
f. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
g. Cara melaksanakan kegiatan
h. Sasaran
i. Jadwal pelaksanaan kegiatan
j. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
k. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Jika diperlukan, dapat ditambahkan butir-butir lain sesuai kebutuhan, tetapi tidak
diperbolehkan mengurangi.
Petunjuk Penulisan
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih
terkait dengan upaya/kegiatan dan selalu dicantumkan apa yang menjadi visi, misi,
tujuan dan tata nilai Puskesmas.
b. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program tersebut
disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan program
tersebut dapat lebih kuat.
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/kegiatan. Tujuan umum adalah tujuan
secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya tujuan Program/kegiatan. Oleh karena itu antara
tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
e. Cara melaksanakan kegiatan
DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA 16
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan pokok dan
rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan membentuk tim, melakukan
rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai
tujuan-tujuan upaya/kegiatan. Sasaran Program/kegiatan menunjukkan hasil antara
yang diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut ini :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :
1) Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan,
bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur
yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategi
dan kegiatan yang spesifik.
2) Measurable : sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk
memastikan apa dan kapan pencapaiannya. Akontabilitas harus ditanamkan
kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya meetodologi untuk mengukur
pencapaian sasaran (keberhasilan upaya/ kegiatan) harus ditetapkan
sebelum kegiatan yang terkait dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
3) Agressive but Attainable : apabila sasaran harus dijadikan standar
keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh
mengandung target yang tidak layak.
4) Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan hasil
yang ingin dicapai. Misalnya : mengurangi komplain masyarakat terhadap
pelayanan rawat inap sebesar 50%
5) Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang relative
pendek, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan (sebaiknya
kurang dari 1 tahun). Kalau ada Program/kegiatan 5 (lima) tahun dibuat
sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah dikelola dan dapat lebih serasi
dengan proses anggaran apabila dibuat sesuai dengan batas-batas tahun
anggaran di Puskesmas.
g. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian
kegiatan yang akan dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk bagan Gantt.
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan
kegiatan terhadap Jadwal yang direncanakan. Jadwal tersebut akan dievaluasi setiap
berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga apabila dari evaluasi diketahui
ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki
sehingga tidak mengganggu Program/Kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang
ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi
pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.
JUDUL
No. Dokumen :
Logo Kabupaten No. Revisi : Logo Puskesmas
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Tanda Tangan Kepala FKTP Nama Kepala FKTP
Nama FKTP
Dan di Stempel NIP.
1. Pengertian
2. Tujuan
Penjelasan :
Penulisan SOP yang harus tetap didalam tabel/kotak adalah : Nama Puskesmas dan
logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tanda tangan Kepala Puskesmas,
sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur/langkah-langkah, dan unit
terkait boleh tidak diberi kotak/tabel.
d. Petujuk Pengisian SOP
Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah Kabupaten Nias dan logo puskesmas.
Kotak Heading : masing-masing kotak (Puskesmas, judul SOP, No. Dokumen,
No. Revisi, Halaman, SOP, Tanggal Terbit, ditetapkan Kepala Puskesmas) diisi
sebagai berikut :
Heading dicetak pada halaman pertama saja. Untuk halaman pertama
heading lengkap dengan logo Pemerintah Daerah dan logo Puskesmas.
Untuk halaman kedua dan seterusnya heading tidak perlu ada.
Kotak Nama FKTP diberi nama Puskesmas.
Judul SOP : diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya.
No. Dokumen: diisi dengan nomor urut SOP
440.1/XX/Yankes-SOP/YYYY, penomoran SOP dibuat oleh sekretariat
umum akreditasi puskesmas.
440.1 : nomor indeks pelayanan kesehatan
XX : nomor surat
YYYY : tahun terbit dokumen
No. Revisi : diisi dengan status revisi, diisi menggunakan angka, misalnya
untuk dokumen baru dapat diberi nomor 0, sedangkan dokumen revisi
pertama diberi nomor 01, revisi kedua diberi nomor 02, dan seterusnya.
Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SOP tersebut (misalnya ; halaman sebanyak 5 halaman
maka penulisan pada halaman adalah 1/5.
SOP diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan
Puskesmas, misalnya : SOP
DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA 20
Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut.
Ditetapkan Kepala Pusksmas: diberi tanda tangan Kepala Puskesmas dan
nama jelasnya dan tidak perlu di stempel.
e. Isi SOP
Isi dari SOP minimal adalah sebagai berikut:
Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang
mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah
pengertian/menimbulkan multi persepsi.
Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik.
Kata Kunci : “Sebagai acuan……”
Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SOP
tersebut, contoh untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan
dituliskan: Keputusan Kepala UPTD Puskesmas ... No ........... tentang
Pelayanan Imunisasi.
Referensi : berisikan dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP,
bisa berbentuk buku, peraturan perundang- undangan, ataupun bentuk
lain sebagai bahan pustaka.
Prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan
langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam
proses kerja tersebut.
Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan di atas, dapat ditambahkan
antara lain: bagan alir, dokumen terkait dan rekaman historis perubahan.
Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart)
Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam
langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/bagan alir
untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-langkahnya. Adapun
bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram
alir makro dan diagram alir mikro.
1) Diagram alir makro/Macro flow chart, menunjukkan kegiatan-kegiatan
secara garis besar dari proses yang ingin kita tingkatkan, hanya
mengenal satu simbol.
Bentuk balok :
o Keputusan : Ya
Tidak
o Penghubung :
o Dokumen : Arsip :
1. TUJUAN PROSES
Pedoman ini disesuaikan sebagai acuan untuk melaksanakan pengendalian dokumen dan
rekaman agar terjadinya proses perubahan, penerbitan, distribusi dan sirkulasi dokumen
yang ada di Puskesmas ... sesuai dengan Perundangan dan Peraturan yang berlaku serta
memenuhi Persyaratan Akreditasi Puskesmas.
2. MANUAL MUTU
a. Dokumen yang merincikan sistem manajemen mutu Puskesmas ...
b. Format Manual Mutu Puskesmas ... ditentukan sebagai berikut:
I. Pendahuluan
Latar belakang
a. Profil organisasi
b. Kebijakan mutu
c. Proses pelayanan