Modul TT Reg 2023
Modul TT Reg 2023
PENGOLAHAN SINYAL
DIGITAL
Diperbaiki Oleh
i
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
===================================================================================
LEMBAR REVISI
NIP : 12860076
Dengan ini menyatakan pelaksanaan Revisi Modul Pengolahan Sinyal Digital untuk
Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, telah dilaksanakan dengan penjelasan sebagai berikut:
ii
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
===================================================================================
LEMBAR PERNYATAAN
NIP : 12860076
Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa modul praktikum ini telah direview dan akan digunakan
untuk pelaksanaan praktikum di Semester ganjil Tahun Akademik 2023/2024 di Laboratorium
Pengolahan Sinyal Digital Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom
21 September 2023
Bandung, ......
iii
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
===================================================================================
MISI:
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi dan pendidikan berkelanjutan berstandar
internasional.
2. Mengembangkan, menyebarluaskan, dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
terkemuka dalam dan luar negeri dalam rangka kerja sama pendidikan dan penelitian.
4. Mengembangkan sumber daya untuk mencapai keunggulan dalam pembelajaran,
iv
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
===================================================================================
MISI:
v
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
===================================================================================
SEKRETARIS:
BENDAHARA:
DIVISI PRACTICUM:
vi
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
===================================================================================
vii
Laboratorium Pengolahan Sinyal
Digital
===================================================================================
SATUAN ACARA PRAKTIKUM PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL
TAHUN AJARAN 2023/2024
Pertemuan Pokok Sub-Pokok Bahasan Objektif Pembelajaran Metode Evaluasi
ke- Bahasan Penyampaian
1 ADC, DAC, Perkenalan, Deklarasi -Praktikan mampu memahami dan Ceramah, diskusi, TP, TA,
Sinyal dan Sinyal dan Plotting mengerti tentang sinyal dan sistem. praktik Jurnal
Sistem Sinyal, Operasi Sinyal, -Praktikan mampu memahami dan
Sistem, Operasi dan mengerti proses ADC dan DAC.
Akuisisi Sinyal Audio -Praktikan mengetahui tentang program
MATLAB dasar.
2 Transformasi Pole Zero dan -Memahami dan mengerti tentang Ceramah, diskusi, TP, TA,
Z dan Kestabilan, Respon Transformasi Z. praktik Jurnal
Transformasi Frekuensi, -Memahami dan mengerti tentang
Fourier Transformasi Fourier Transformasi Fourier (DFT dan FFT).
-Mensimulasikan program sederhana
menggunakan MATLAB mengenai
Transformasi Z dan Transformasi Fourier
(DFT)
3 Implementasi Filter IIR, Filter FIR, -Memahami perbedaan antara filter IIR Ceramah, diskusi, TP, TA,
Filter IIR dan Perancangan Equalizer dan FIR. praktik Jurnal
FIR 3 Band menggunakan -Merancang filter IIR dan FIR melalui
filter Butterworth Perhitungan.
-Mengimplementasikan filter IIR dan FIR
dalam bentuk equalizer 3 band secara
sederhana dengan menggunakan
MATLAB.
viii
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
===============================================================================
TELKOM UNIVERSITY
Setiap mahasiswa Fakultas Teknik Elektro yang akan menggunakan fasilitas laboratorium,
WAJIB mematuhi Aturan sebagai berikut :
ix
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
===============================================================================
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................... x
MODUL 0 : Running Modul ................................................................................................ 1
MODUL I : ADC, DAC, Sinyal dan Sistem ............................................................................ 4
MODUL II : Transformasi Z dan Transformasi Fourier ...................................................... 32
x
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
===============================================================================
2. Praktikum
a. Praktikum dimulai pada waktu yang telah ditentukan.
b. Praktikan diharapkan tiba di tempat praktikum 15 menit sebelum praktikum dimulai.
c. Keterlambatan di atas 20 menit tanpa alasan yang jelas, maka praktikan tidak
diperkenankan mengikuti praktikum.
d. Praktikan dapat melaksanakan praktikum setelah mendapat instruksi dari asisten.
e. Selama praktikum berlangsung praktikan dilarang:
- Mengubah konfigurasi software dan hardware.
- Menggunakan software yang tidak berhubungan dengan pelaksanaan praktikum.
- Meninggalkan ruangan tanpa seizin asisten.
- Tidur, merokok, makan, atau melakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan
pelaksanaan praktikum.
- Minum, SMS maupun telepon tanpa seizin asisten.
f. Praktikum susulan sesuai prosedur laboran.
3. Tugas Pendahuluan
a. Tugas Pendahuluan tidak bersifat wajib.
b. Bagi praktikan yang tidak mengumpulkan Tugas Pendahuluan maka nilai Tugas
Pendahuluan=0.
1
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
===============================================================================
c. Tugas Pendahuluan di keluarkan beberapa hari sebelum praktikum modul yang
bersangkutan dimulai.
d. Tugas Pendahuluan dikerjakan di kertas folio bergaris, ditulis tangan dengan rapi.
e. Pengerjaan soal sesuai dengan ketentuan, jika pengerjaan tidak sesuai dengan
ketentuan, maka nilai TP diskon 50% dari nilai total TP.
f. Jika terdapat masteran atau sumber contekan, maka sumber tersebut TP&TA=0 dan
praktikan yang meng-copy TP&TA=0.
g. Pengumpulan Tugas Pendahuluan dikumpulkan serentak hari Senin pukul 0 6 . 3 0 -
1 1 . 0 0 WIB di TULT 11.04.
h. Bagi praktikan yang terlambat mengumpulkan Tugas Pendahuluan dari waktu yang
ditentukan maka nilai Tugas Pendahuluan akan mendapat discount tiap menitnya.
Dengan ketentuan sebagai berikut :
- 10.01-10.20 nilai TP diskon 50%
- >20 menit (TP=0)
4. Tes Awal
a. Tes Awal diberikan di awal praktikum.
b. Apabila nilai Tes Awal kurang, maka asisten berhak memberikan tugas tambahan.
c. Asisten berhak menentukan sifat Tes Awal (lisan atau tulisan) tanpa memberikan
pemberitahuan terlebih dahulu.
d. Apabila praktikan datang pada saat Tes Awal berlangsung maka praktikan
diperbolehkan mengikuti Tes Awal tanpa tambahan waktu.
e. Jika terdapat kecurangan pada pengerjaan Tes Awal, maka nilai TA=0
5. Jurnal Praktikum
a. Jurnal Praktikum wajib dikerjakan.
b. Jurnal dikumpulkan saat praktikum selesai.
6. Kerapihan
a. Pakaian selama praktikum adalah mengikuti aturan seragam resmi Universitas
Telkom.
b. Tidak diperbolehkan memakai bawahan selain celana bahan biru dongker atau hitam
sesuai dengan aturan kampus Universitas Telkom.
c. rambut harus rapi, tidak boleh menyentuh kerah dan tidak menyentuh telinga.
d. Jika melanggar peraturan kerapihan, asisten berhak menegur dan atau
mengeluarkan praktikan.
e. Tidak diperbolehkan memakai aksesoris, kecuali jam tangan.
2
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
7. Pertukaran Jadwal
a. Pertukaran jadwal paling lambat 1 hari sebelum praktikum, dengan mengisi form tukar
jadwal yang telah disetujui oleh asisten, dan telah dicap dengan stempel laboratorium PSD.
b. Tukar jadwal diperbolehkan dengan jurusan berbeda dan harus pada modul yang sama.
c. Tidak diperkenankan menyusup pada jadwal praktikum yang bukan merupakan jadwalnya.
8. Kelulusan Praktikum
9. Lain-lain
a. Selama berlangsungnya praktikum, asisten berhak untuk mengeluarkan praktikanyang
dianggap belum siap mengikuti praktikum.
b. Segala bentuk pelanggaran terhadap point-point di atas maupun bentuk kealpaanlain
yang dilakukan praktikan akan dikenakan sanksi.
c. Praktikan wajib mengaktifkan kamera selama berjalannya praktikum.
d. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam tata tertib ini akan ditetapkan kemudian oleh
asisten.
21 September 2023
Bandung,......
Dosen Pembina Laboratorium Pengolahan
Sinyal Digital
3
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
MODUL I
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan mampu memahami dan mengerti tentang sinyal dan sistem
2. Praktikan mampu memahami dan mengerti proses ADC dan DAC
3. Praktikan mengetahui tentang program MATLAB dasar
B. DASAR TEORI
1. Sinyal dan Sistem
1.1 Sinyal
Sinyal adalah besaran yang membawa suatu informasi yang berubah dalam
waktu dan atau ruang. Berbagai contoh sinyal dalam kehidupan sehari-hari adalah arus
atau tegangan dalam rangkaian elektrik, suara, dan suhu. Representasi sinyal
berdasarkan dimensinya dibagi menjadi: sinyal satu dimensi dan sinyal multi dimensi (2D
dan 3D). Sinyal satu dimensi adalah sinyal yang terdiri dari satu variabel independen,
contohnya sinyal audio s(t). Sedangkan sinyal multidimensi adalah sinyal dengan lebih
dari satu variabel independen, contohnya citra (2D f(x,y)) dan video (3D).
4
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
x(t)
t
Gambar 1.3 Sinyal analog Gambar 1.4 Sinyal Digitaldigital
xR(n) |x(n)
|
n n
5
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
x(t)
t
Gambar 1.7 Sinyal deterministik Gambar 1.8 Sinyal random
e. Sinyal ganjil dan sinyal genap
Sinyal x(t) atau sinyal x(n) dikatakan sebagai sinyal genap jika :
𝑥(−𝑡) = 𝑥(𝑡) (1.1)
𝑥(−𝑛) = 𝑥(𝑛) (1.2)
Sinyal x(t) atau sinyal x(n) dikatakan sebagai sinyal ganjil jika :
− 𝑥(−𝑡) = 𝑥(𝑡) (1.3)
−𝑥 (−𝑛) = 𝑥(𝑛) (1.4)
t t
Gambar 1.9 Sinyal waktu Gambar 1.10 Sinyal waktu
kontinyu genap kontinyu ganjil
x(n) x(n)
n n
𝑥(𝑛)+𝑥(−𝑛) (1.5)
Komponen genap suatu sinyal: 𝑥𝑒 (𝑛) =
2
(1.6)
𝑥(𝑛)−𝑥(−𝑛)
Komponen ganjil suatu sinyal: 𝑥𝑒 (𝑛) =
2
6
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
x(t) x(n)
0 T t t
n
Gambar 1.13 Sinyal periodik Gambar 1.14 Sinyal periodik
waktu kontinyu waktu diskrit
Gambar 1.15 Sinyal non periodik Gambar 1.16 Sinyal non periodik
waktu kontinyu waktu diskrit
7
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
1, 𝑡 = 0
(1.9)
𝛿(𝑡) = { 1
1 t 0, 𝑡 ≠ 0
0
Gambar 1.17 Unit impuls kontinyu
• Unit Impuls Diskrit (n) : Sinyal yang muncul mendadak dengan durasi sangat
pendek (saat 𝑛 = 0) dan tinggi sama dengan 1, lebar menuju 0, serta luas
mendekati nol.
𝛿(n)
1, 𝑛 = 0
1
𝛿(𝑛) = { 1
0, 𝑛 ≠ 0 (1.10)
n
Gambar 1.18 Unit impuls diskrit
u(t)
1, 𝑡 ≥ 0
1 𝑢(𝑡) = { 1 (1.11)
0, 𝑡 < 0
0 t
Gambar 1.19 Unit step kontinyu
• Unit Step Diskrit 𝑢(𝑛) : Sinyal yang bernilai 1 untuk 𝑛 ≥ 0 dan bernilai 0 untuk 𝑛 < 0.
u(n)
1, 𝑛 ≥ 0
𝑢(𝑛) = { 1 (1.12)
0, 𝑛 < 0
8
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
𝑟(𝑡) 𝑡, 𝑡 ≥ 0 (1.13)
𝑟(𝑡) = { 1
0, 𝑡 < 0
t
• Unit Ramp Diskrit 𝑟(𝑛) : Sinyal yang memiliki nilai yang membesar
secara proporsional dan linier saat 𝑛 ≥ 0.
𝑟(𝑛)
𝑛, 𝑛 ≥ 0
𝑟(𝑛) = { 1 (1.14)
0, 𝑛 < 0
d. Sinyal Eksponensial
• Sinyal Eksponensial Kontinyu : Sinyal dengan fungsi eksponensial pada
waktu kontinyu.
9
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
e. Sinyal Sinusoidal
• Sinyal Sinusoidal Kontinyu : Sinyal dengan fungsi sinusoidal pada waktu kontinyu.
x(t)
𝑥(𝑡) = 𝐴. 𝑠𝑖𝑛(2𝑓𝑡 +) atau
(1.17)
𝑥(𝑡) = 𝐴. 𝑐𝑜𝑠(2𝑓𝑡 + )
t
dimana:
A : konstanta
Gambar 1.25 Sinyal sinusoidal f : frekuensi sinyal
kontinyu t : variabel waktu kontinyu
θ : sudut fasa
• Sinyal Sinusoidal Diskrit : Sinyal dengan fungsi sinusoidal pada waktu diskrit.
dimana:
n A : konstanta
F : frekuensi sinyal
Gambar 1.26 Sinyal sinusoidal diskrit n : variabel waktu diskrit
T : periode sampling
θ : sudut fasa
a = kompresi ax, 𝑎 ≥ 1
1/a = ekspansi ax
(-) pencerminan
2) Sinyal Diskrit
𝑏
𝑓 (±𝑎𝑛 ± 𝑏) = 𝑓[±𝑎(𝑛 ± )] (1.20)
𝑎
(+) geser kiri
(-) geser kanan
a = kompresi ax, 𝑎 ≥ 1
1/a = ekspansi ax
(-) pencerminan
10
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
Contoh :
Suatu sinyal kontinyu seperti gambar berikut direpresentasikan dalam suatu
persamaan isyarat : 𝑥(𝑡)
1
1 2 3 t
Gambar 1.27 Sinyal 𝒙(𝒕)
Penyelesaian :
11
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
𝑥(2𝑡) x(0,5t)
1 1
2 3 t 1 2 3 4 5 6 t
1
(a) (b)
Gambar 1.28 (a) Sinyal 𝒙(𝟐𝒕), (b) Sinyal 𝒙(𝟎, 𝟓𝒕)
Pada Gambar 1.28, jika dibandingkan dengan gambar sinyal 𝑥 (𝑡)terlihat jelas
operasi penskalaan waktu. Sinyal 𝑥(2𝑡)merupakan operasi penyempitan skala
waktu setengah kali dari skala waktu asli. Sinyal 𝑥 (0,5𝑡) merupakan operasi
pelebaran skala waktu dua kali dari waktu aslinya.
dengan penyederhanaan :
0,5𝑡 − 0,5, 1 < 𝑡 < 3
𝑥 (𝑡 − 1) = { 1, 3<𝑡<4
0, 𝑡 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎
𝑥 (𝑡 + 2) dapat disederhanakan :
0,5𝑡 + 1, −2 < 𝑡 < 0
𝑥 (𝑡 + 2) = { 1, 0<𝑡<1
0, 𝑡 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎
12
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
𝑥 (𝑡 − 1) 𝑥 (𝑡 + 2)
1
1
t
1 2 3 4 5 -3 -2 -1 1 2 t
(a) (b)
Gambar 1.29 (a) Sinyal 𝒙(𝒕 − 𝟏) (b) Sinyal
𝒙 ( 𝒕 + 𝟐)
Pada Gambar 1.29, terlihat operasi pergeseran sinyal. Sinyal 𝑥 (𝑡 − 1)adalah sinyal
𝑥 (𝑡)yang tergeser 1 ke kanan. Sinyal 𝑥(𝑡 + 2)adalah sinyal 𝑥(𝑡)yang tergeser ke
kiri sejauh 2. Sinyal akan digeser ke kanan sejauh b jika t mempunyai tanda positif
dikurangi suatu bilangan 𝑏 (𝑥(𝑡 − 𝑏)). Sinyal akan digeser ke kiri sejauh b jika t
mempunyai tanda positif ditambah suatu bilangan 𝑏 (𝑥 (𝑡 + 𝑏))
13
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
1 1
-3 -2 -11 1 t -6 -5 -4 -3 -2 -1 t
(a) (b)
Gambar 1.30 (a) Sinyal 𝒙(−𝒕), (b) Sinyal 𝒙(−𝟎, 𝟓𝒕)
Pada Gambar 1.30, dapat dilihat bahwa sinyal 𝑥(−𝑡) adalah hasil pencerminan
sinyal 𝑥(𝑡). Sinyal 𝑥(−0,5𝑡) adalah hasil pencerminan dan penskalaan waktu sinyal
aslinya.
Sifat-sifat konvolusi :
a
• Komutatif : 𝑥(𝑡) ∗ ℎ(𝑡) = ℎ(𝑡) ∗ 𝑥(𝑡 )
14
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
1.2 Sistem
Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek yang disusun membentuk
proses dengan tujuan tertentu. Sistem juga dapat didefinisikan sebagai black box yang
memetakan sinyal input menjadi sinyal output.
𝑥(𝑛) y(n) 𝑦(𝑛) = ℎ(𝑥(𝑛))
Sistem Waktu Diskrit : h
𝑥(𝑡) y(t)
h 𝑦(𝑡) = ℎ(𝑥(𝑡))
Sistem Waktu Kontinyu :
-3
z-1
1
z-1
c. Persamaan Selisih
Contoh :
𝑥(𝑛) 2 𝑦(𝑛)
+
3
z-1
15
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
𝑥 (𝑛) = 𝑎𝑥1 (𝑛) + 𝑏𝑥2 (𝑛) → 𝑦(𝑛) = 𝑎𝑦1 (𝑛) + 𝑏𝑦2 (𝑛) (1.26)
Sistem disebut kausal jika keluarannya hanya bergantung dengan nilai input
sekarang dan atau sebelumnya
16
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
Sebuah interface yang menghubungkan DSP dengan dunia luar adalah sebuah
converter yang berupa chip. Chip converter berupa ADC (Analog to Digital Converter)
akan mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Sinyal digital inilah yang
nantinya akan diolah oleh DSP. Setelah selesai diproses sinyal tersebut akan diubah
kembali menjadi sinyal analog menggunakan chip converter berupa DAC (Digital to
Analog Converter).
17
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
Gambar berikut menunjukan blok diagram sistem DSP yang didukung oleh
perangkat analog yaitu ADC dan DAC.
sampling dengan menggunakan nilai 𝑥(𝑡) dalam interval 𝑛𝑇𝑠. Sinyal diskrit
mengambilsinyal sampel dari sinyal analog (kontinyu) pada interval tertentu.
Hal yang penting dalam teori pencuplikan persamaan 1.27 adalah hubungan
antara variabel waktu 𝒕 pada sinyal analog dengan variabel 𝒏 (atau cuplikan ke n) pada
sinyal digital. Hubungan tersebut adalah :
𝑡 = 𝑛𝑇𝑠 (1.28)
(1.29)
1
𝑓𝑠 =
𝑇𝑠
18
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
dimana :
fs : banyaknya sample per satuan waktu (frekuensi sampling atau laju sampling)
Ts = 1/fs, semakin kecil Ts maka rekonstruksi sinyal dari 𝑥(𝑛) akan memberikan
aproksimasi yang tepat untuk 𝑥(𝑡). Oleh sebab itu frekuensi sampling fs minimal harus
ada dua kali frekuensi tertinggi dari sinyal sampel. Critical rate fmax ini disebut juga
sebagai Nyquist Rate.
𝑓𝑠 ≥ 2𝑓𝑚𝑎𝑥 𝒇𝒔 (1.31)
Nyquist Rate :
= 𝟖 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒍𝒆
/𝒔𝒆𝒄
Kriteria Nyquist rate mencegah terjadinya aliasing, dimana sinyal yang
terbentuk saling tumpang tindih.
0
1 1.5 2
0.5
-2
0 2
0.5 1 1.5
-2
Gambar 1.33 Sinyal analog yang disampling menjadi sinyal diskrit
19
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
b. Kuantisasi
Proses melakukan konversi sinyal yang telah dicuplik menjadi sinyal digital yang
diwakili oleh sebuah nilai dengan jumlah digit tertentu disebut kuantisasi. Pada proses
kuantisasi terjadi pembulatan amplitude sinyal yang telah dicuplik ke level terdekat. Jika
sampel amplitude terletak dalam range Xmin-Xmax (disebut rentang dinamis) dan L
adalah level kuantisasi yang digunakan, maka jarak antar level kuantisasi (step size) :
𝑋𝑚𝑎𝑥 − 𝑋𝑚𝑖𝑛
𝑠𝑡𝑒𝑝 𝑠𝑖𝑧𝑒 = (1.32)
𝐿−1
Dari hasil sampling pada Gambar 1.33, kita ambil bit representasi sebanyak 2
sehingga akan di dapatkan 𝑠𝑡𝑒𝑝 𝑠𝑖𝑧𝑒 = 4/3. Sehingga akan di dapatkan sebagai berikut
2
:
2
3
0
1 1.5 2
0.5
−2
3
-2
20
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
c. Encoding
Encoding adalah proses representasi sinyal hasil kuantisasi menjadi sinyal digital
(dalam notasi biner). Proses pengkodean dalam ADC menetapkan bilangan biner
tertentu pada tiap level kuantisasi. Bila kita mempunyai level kuantisasi sejumlah L,
maka kita membutuhkan bilangan biner paling tidak sejumlah L. Anda membutuhkan
digit yang diperlukan sebanyak n-bit sehingga :
2𝑛 ≥ 𝐿 (1.34)
Untuk Gambar 1.34, terdapat 3 level kuantisasi, sesuai dengan persamaan 1.32 maka :
2𝑛 ≥ 3 sehingga 𝑛 = 2.
00 2
01 2
3
0
1 1.5 2
0.5
−2
3
10
-2
11
Jadi untuk Gambar 1.34 dibutuhkan 2 bit untuk tiap level kuantisasi,sehingga kode
binernya adalah 00, 01, 10, 11. Maka outputnya akan mempunyai kode biner 01 01 10
10 01 01 10 10 01 01 10 10 01 01 10 10
a. Decoding
Decoding adalah proses yang dapat mengubah digital (dalam notasi biner)
menjadi bentuk diskrit. Hasil decoding dari kode biner keluaran encoding adalah :
00
01
10
11
21
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
b. Rekonstruksi
Rekonstruksi adalah proses untuk mendapatkan sinyal analog dari sinyal waktu
diskrit. Cara mudah untuk melakukan rekonstruksi adalah dengan menggunakan
metode interpolasi.
2
-1
-2
0.5 1 1.5
c. Filtering
Filtering adalah proses penghalusan sinyal hasil rekonstruksi menjadi sinyal
analog kembali.
2
-1
-2
0.5 1 1.5
Gambar 1.37 Sinyal hasil filtering
3. Pengenalan MATLAB
Bagian ini adalah Command Matlab untuk melakukan Praktikum Modul 1.
Peserta praktikum diharapkan untuk mencoba sebelum melaksanakan praktikum.
b.>>
Mendeklarasikan
𝑥𝑛2 = [1 0 − 2];
Sistem
22
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
Sistem dapat diwakili oleh : respons impuls, struktur realisasi, persamaan selisih, dan
fungsi transfer. Pada bagian ini, yang akan dibahas adalah representasi sistem dalam
respons impuls dan struktur realisasi (non rekursif).
Misal :
• Sistem yang diwakili oleh respons impuls ℎ(𝑛) = 2𝛿(𝑛) − 3𝛿(𝑛 − 1) + 𝛿(𝑛 − 2),
dapat ditulis dalam Matlab :
>> n = [0 1 2];
>> hn = [2 -3 1];
-1
z -
3
z -
>> n = [0 1 2];
>> hn = [2 -1 3];
Catatan :
Adapun sistem yang diwakili oleh sstem rekursif, seperti ℎ(𝑛) = 2𝑛. 𝑢(𝑛) tidak
dapat dideklarasikan secara langsung. Penjelasan tentang representasi ini akan
dibahas lebih lanjut pada Praktikum Modul 2.
b. Plotting Sinyal
Fungsi yang sering digunakan adalah plot dan stem. Untuk mengetahui secara detail
kedua fungsi di atas dapat melihat di command help-nya.
23
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
2) Tekan enter, selanjutnya muncul Matlab Editor dan ketikkan sintaks dibawah
berikut :
24
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
6) Cara lain untuk mengeksekusi program di atas adalah dengan mengklik ikon
“Run”
>> xn = [3 -1 0 2 4 -5];
>> n = [0 1 2 3 4 5]; % batas sinyal xn
>> figure (1);
>> stem (n,xn); % memplot sinyal xn
pada batas n
>> xlabel ('Waktu Diskrit (n)');
>> ylabel('Nilai x(n)');
>> title ('Sinyal diskrit');
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, plotting sinyal dapat dilakukan dengan
perintah plot dan stem. Setelah itu, batas kiri, kanan, atas, bawah dari gambar dapat
diatur dengan perintah :
25
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
Contoh :
>> xn = [1 2 1];
>> figure(1);
>> stem(xn);
>> xlabel ('waktu diskrit (n)');
>> ylabel ('x(n)');
>> title (‘Sinyal diskrit’);
Bandingkan dengan :
>> xn = [1 2 1];
>> n = [0 1 2];
>> figure(1);
>> stem(n,xn);
>> axis([-1 3 -1 2.5]);
>> grid on;
>> xlabel ('waktu diskrit (n)');
>> ylabel ('x(n)');
26
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
a. Konvolusi
Persamaan rekursif (memiliki feedback) tidak bisa diselesaikan dengan cara yang
sama dengan persamaan non-rekusif, sehingga untuk itu Matlab menyediakan
fungsi conv. Fungsi ini dapat digunakan pada persamaan rekursif dan non-
rekursif.
Contoh penggunaan fungsi conv :
Sistem yang diwakili oleh persamaan selisih :
𝑦(𝑛) = 𝑥 (𝑛) − 𝑥(𝑛 − 1)
akan memiliki respons impuls :
ℎ(𝑛 ) = 𝛿(𝑛) – 𝛿(𝑛 − 1)
Jika sistem diberi masukan :
𝑥(𝑛) = 𝛿(𝑛) − 2𝛿(𝑛) + 3𝛿 (𝑛 − 1)
maka keluaran, secara konvolusi diperoleh :
27
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
3.2 ADC/DAC
a. Akuisisi Sinyal Audio
Untuk proses sampling dalam ADC, alat-alat praktikum yang dibutuhkan
adalah berupa :
• Komputer dengan soundcard yang telah terinstall baik
• Mikrofon
• Speaker/earphone
28
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
>> fs=8000;
>> bits=8;
>> ch=1;
>> rec = audiorecorder(fs,bits,ch);
>> disp (‘Start speaking’);
>> recordblocking(rec,5); %membatasi waktu rekaman
selama 5 detik
>> disp (‘End of Recording’);
>> play(rec);
>> myRecording=getaudiodata(rec); %mengembalikan hasil
rekaman ke workspace
>> plot (myRecording);
>> filename=’suara1.wav’);
>> audiowrite(filename,myRecording,fs); %menyimpan file rekaman
Gambar sinyal :
29
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
=============sfsadasd
Digital
========================================================================
Mengapa sinyal audio harus didengarkan pada frekuensi 8000 Hz agar terdengar
seperti suara aslinya? Jawabannya adalah karena sinyal suara manusia berada pada
batas maksimum 4000 Hz. Sedangkan untuk memenuhi criteria Nyquist, maka sinyal
suara harus didengarkan pada frekuensi 8000 Hz.
Gambar sinyal :
30
Laboratorium Pengolahan Sinyal
Digital
========================================================================
Gambar sinyal :
31
Laboratorium Pengolahan Sinyal
Digital
========================================================================
1. Pada bagian matlab dibagian home, terdapat opsi Simulink, lalu klik bagian tersebut.
2. Klik blank model untuk membuat projek baru yang kosong
3. Pada bagian simulation, gunakan opsi Library Browser untuk memilih komponen
yang diperlukan, seperti Sine Wave, Continous Pulse, Gain, Delay, SUM, Scope, Dll.
4. Hubungkan antar komponen satu dengan yang lainnya supaya struktur realisasi
dapat dibentuk.
Berikut contohnya:
32
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
========================================================================
MODUL II
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami dan mengerti tentang Transformasi Z
2. Memahami dan mengerti tentang Transformasi Fourier (DFT dan FFT)
3. Mensimulasikan program sederhana MATLAB mengenai Transformasi Z dan
Transformasi Fourier (DFT)
B. DASAR TEORI
1. Representasi Sistem
Tabel 2.1. Representasi sistem
No. Filter Fungsi Transfer Sistem
𝑧+1
𝐻(𝑧) = 𝑘
𝑧
𝐻(𝑧) = 𝑘(1 + 𝑧−1)
1. LPF
𝑧+1
𝐻(𝑧) = 𝑘
2. HPF 𝑧
𝐻(𝑧) = 𝑘(1 + 𝑧−1)
(𝑧 + 𝑗)(𝑧 − 𝑗)
𝐻(𝑧) = 𝑘
𝑧2
2
3. BSF 𝑧 +1
𝐻(𝑧) = 𝑘
𝑧2
𝐻(𝑧) = 𝑘(1 + 𝑧−2)
(𝑧 + 1)(𝑧 − 1)
𝐻(𝑧) = 𝑘
𝑧2
4. 2
𝑧 −1
BPF 𝐻(𝑧) = 𝑘
𝑧2
𝐻(𝑧) = 𝑘(1 − 𝑧−2)
32
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
========================================================================
2. Transformasi Z
Transformasi Z merupakan suatu metode atau alat matematis yang sangat bermanfaat
untuk mendesain, menganalisis, dan memonitor suatu sistem. Transformasi-Z mirip
dengan Transformasi Laplace namun bekerja pada domain diskrit dan merupakan
generalisasi dari transformasi Fourier dari fungsi khusus.
𝑦 = 1 + 𝑧 + 𝑧2 + 𝑧3 + 𝑧4 + ⋯ |𝑧| ≥ 1 Divergen
ROC merupakan suatu range nilai dari z yang merupakan syarat agar suatu deret
dapat dinyatakan dalam bentuk lain yang lebih sederhana.
33
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
========================================================================
2.2 Kestabilan
Suatu sistem dikatakan stabil apabila semua pole berada pada kawasan
lingkaran satuan dan zero berada di mana saja.
Jenis kestabilan ada tiga, yaitu :
a. Sistem stabil : Apabila semua pole berada di dalam lingkaran
satuan dan zero berada di luar lingkaran satuan.
b. Stabil fasa minimum : Apabila semua pole dan zero berada di dalam
lingkaran satuan.
c. Stabil marginal : Jika semua pole berada pada kawasan lingkaran
satuan dan zero tepat di lingkaran satuan.
-j
Gambar 2.2 Sistem Stabil Fasa Minimun
Im(z)
34
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
========================================================================
2.3 Definisi
Transformasi Z merupakan suatu teknik untuk mempermudah analisa dan realisasi
sinyal diskrit.
Z di dalam definisi di atas adalah suatu variabel kompleks. Himpunan dari nilai z
yang membuat penjumlahan tersebut konvergen disebut sebagai daerah konvergensi
(ROC) untuk transformasi tersebut.
a. Linearitas
(a) (b)
(c)
35
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
========================================================================
b. Sifat Pergeseran/Translasi
(a) (b)
c. Sifat Konvolusi
4 2
𝐻 (𝑧 ) = −
(1 − 0.2𝑧 −1 ) (0.5𝑧 −1 + 1)
36
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
========================================================================
Contoh:
𝑧−4
𝐻 (𝑧 ) =
2𝑧 2 + 𝑧 − 1
𝐻 (𝑧 ) 𝑧−4
=
𝑧 𝑧(2𝑧 − 1)(𝑧 + 1)
𝐻 (𝑧 ) 𝐴 𝐵 𝐶
= + +
𝑧 𝑧 2𝑧 − 1 𝑧 + 1
𝑧−4 0−4 −4
𝐴= |𝑧=0 = = =4
(2𝑧 − 1)(𝑧 + 1) (2(0) − 1)(0 + 1) −1
𝑧−4 −1 − 4 −5
𝐶= |𝑧=−1 = = = −1.67
𝑧(2𝑧 − 1) −1(2(−1) − 1) 3
𝐻 (𝑧 ) 4 4.67 1.67
= − −
𝑧 𝑧 2𝑧 − 1 𝑧 + 1
37
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
========================================================================
Contoh :
Diketahui :
1
𝐻 (𝑧 ) =
1 1
(1 − 6 𝑧 −1 ) (1 − 4 𝑧 −1 )
Tentukan :
a. Respons impuls sistem
b. Persamaan beda waktu/persamaan selisih
38
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
========================================================================
Jawab :
a. Respons Impuls
1 𝑧2 𝑧2
𝐻 (𝑧 ) = . =
1 1 1 1
(1 − 6 𝑧 −1 ) (1 − 4 𝑧 −1 ) 𝑧. 𝑧 (𝑧 − 6) (𝑧 − 4)
1 1
𝐻 (𝑧 ) 𝑧 𝐴 𝐵 𝐴 (𝑧 − 4) + 𝐵 (𝑧 − 6)
= = + =
𝑧 1 1 1 1 1 1
(𝑧 − 6) (𝑧 − 4) (𝑧 − 6) (𝑧 − 4) (𝑧 − 6) (𝑧 − 4)
1 1
(𝐴 + 𝐵)𝑧 + (− 𝐴 − 𝐵)
4 6
=
1 1
(𝑧 − 6) (𝑧 − 4)
Dari persamaan di atas didapatkan :
1 1
(𝐴 + 𝐵) = 1 𝑑𝑎𝑛 (− 𝐴 − 𝐵) = 0
4 6
Sehingga didapatkan B=3 dan A= -2
𝐻 (𝑧 ) −2 3
= +
𝑧 1 1
(𝑧 − 6) (𝑧 − 4)
−2𝑧 3𝑧
𝐻 (𝑧 ) = +
1 1
(𝑧 − 6) (𝑧 − 4)
Sehingga persamaan respons impuls :
1 𝑛 1 𝑛
ℎ(𝑛) = −2 ( ) 𝑢(𝑛) + 3 ( ) 𝑢(𝑛)
6 4
1 1
𝑌 (𝑧) (1 − 𝑧 −1 ) (1 − 𝑧 −1 ) = 𝑋(𝑧)
6 4
5 −1 1 −2
𝑌 (𝑧) (1 − 𝑧 + 𝑧 ) = 𝑋(𝑧)
12 24
5 1
𝑌(𝑧) − 𝑧 −1 𝑌 (𝑧) + 𝑧 −2 𝑌 (𝑧) = 𝑋(𝑧)
12 24
5 −1 1
𝑌 (𝑧 ) = 𝑧 𝑌(𝑧) − 𝑧 −2 𝑌(𝑧) + 𝑋(𝑧)
12 24
39
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
========================================================================
𝛴𝑓𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 1
𝐻 (𝑧 ) = =
1 − 𝛴𝑙𝑜𝑜𝑝 5 1
1 − (12 𝑧 −1 − 24 𝑧 −2 )
40
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
========================================================================
d. Respons Frekuensi
1
𝐻(𝑒 𝑗𝜔 ) =
1 1
(1 − 6 𝑒 −𝑗𝜔 ) (1 − 4 𝑒 −𝑗𝜔 )
e. Pole Zero Pattern
Dari fungsi transfer dapat diketahui pole dan zero :
1
𝐻 (𝑧 ) =
1 1
(1 − 𝑧 −1 ) (1 − 𝑧 −1 )
6 4
Pole :
1 1
𝑧= ;𝑧 =
6 4
Zero :
𝑧 = 0 ;𝑧 = 0
f. Sistem ini stabil karena semua pole berada di dalam lingkaran satuan (fasa
minimum karena zero juga berada di dalam lingkaran satuan)
3. Transformasi Fourier
Transformasi Fourier adalah proses pengubahan sinyal dari domain waktu ke
dalam domain frekuensi. Pada pengolahan sinyal digital, jenis Transformasi
Fourier yang sering dipakai adalah DFT (Discrete Fourier Transform) dan FFT
(Fast Fourier Transform).
41
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
========================================================================
𝑋[𝑘] = ∑𝑁−1
𝑛=0 𝑥[𝑛]𝑒 − 𝑗2𝑘𝜋𝑛/𝑁 (2.3)
Di mana
2𝜋
𝑊𝑁 = 𝑒 −𝑗 𝑁 akar N ke Unity (2.5)
a. Sifat Linier
𝑥1 (n) 𝑥1 (k)
jika
DFT
42
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
Maka
43
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
4−1
𝑥 (1) = ∑ 𝑥 (𝑛) 𝑊𝑁1.𝑛 = 𝑥 (0)𝑊40 + 𝑥 (1)𝑊41 + 𝑥 (2)𝑊42 + 𝑥 (3)𝑊43
𝑛=0
= 3(1) + 0(−𝑗) + 1(−1) + 2(𝑗) = 2 + 2𝑗
4−1
𝑥 (2) = ∑ 𝑥 (𝑛) 𝑊𝑁3.𝑛 = 𝑥 (0)𝑊40 + 𝑥 (1)𝑊42 + 𝑥 (2)𝑊44 + 𝑥(3)𝑊46
𝑛=0
= 3(1) + 0(−1) + 1(1) + 2(−1) = 2
3𝑍+2
2) Tentukan DFT 4 titik dari sistem dengan fungsi transfer 𝐻(𝑍) = 𝑧
Jawab :
3𝑍+2
𝐻(𝑍) = 𝑍
3𝑍+2
𝐻(𝑍) = = 3 + 2𝑧 −1
𝑍
ℎ(𝑛) = 3𝛿 (𝑛) + 2𝛿 (𝑛 − 1)
𝑁−1
𝑗2𝜋
𝐻 (𝐾 ) = ∑ ℎ ( 𝑛 ) 𝑒 − 𝑁
𝑛𝐾
𝑛=0
Di mana 𝐾 = 0, 1 , 2 , . . . 𝑁 − 1
𝑗2𝜋 𝑗2𝜋 𝑗2𝜋 𝑗2𝜋
𝐻 (0) = ℎ(0)𝑒 − 4
.0.0
+ ℎ(1)𝑒 − 4
.0.1
+ ℎ(2)𝑒 − 4
.0.2
+ ℎ(3)𝑒 − 4
.0.3
= 3.1 + 2.1 + 0 + 0 = 5
= 3.1 + 2. (0 − 𝑗) + 0 + 0 = 3 − 2𝑗
= 3.1 + 2. (−1) + 0 + 0 = 1
44
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
= 3.1 + 2. (0 + 𝑗) + 0 + 0 = 3 + 2𝑗
No Syntax Fungsi
45
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
4. Prosedur Praktikum
Bagian ini adalah command MATLAB untuk melakukan praktikum Modul 2. Peserta
praktikum diharapkan untuk mencoba sebelum melaksanakan praktikum.
4.1 Transformasi Z
a. Mendeklarasikan Sistem
Misal sistem yang diwakili oleh respons impuls h(n) = δ(n) + δ(n-1), dapat ditulis
dalam MATLAB sebagai berikut:
>> n = [0 1];
>> hn = [1 1];
Setelah menekan Enter, akan muncul sebuah figure yang menunjukkan daerah
pole dan zero. Dari daerah tersebut dapat diketahui kestabilan dari sistem tersebut.
46
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
47
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
48
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
Selanjutnya tambahkan sintaks berikut untuk melihat spektrum frekuensi dari suara
tersebut:
Setelah
>>sound(x, fs); sintaks dijalankan akan%mendengarkan
muncul figure sinyal
yang berisi
suara spektrum frekuensi
dari sinyal suara yang telah direkam tadi.
49
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
Setelah sintaks dijalankan, maka akan muncul figure yang berisi respons frekuensi dari
sistem tersebut yang dapat dilihat sebagai berikut:
50
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
Seperti yang terlihat pada gambar di atas, khususnya terlihat pada respon
magnitude-nya, sistem ini merupakan dasar untuk membuat filter HPF (High Pass
Filter). Selanjutnya tulis sintaks berikut untuk melihat spektrum frekuensi dari sinyal
suara hasil rekam yang belum difilter, tujuannya untuk membandingkan hasil sebelum
difilter dan setelah difilter.
Selanjutnya coba dengan suara yang telah difilter dan bandingkan dengan yang
sebelum difilter tadi. Perbedaannya pun dapat kita lihat melalui grafik spektrum
frekuensinya. Coba analisis grafik di bawah ini.
51
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
52
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
2. Penyesuaian sinyal
Sebelum dilakukan proses transformasi fourier sinyal perlu di sesuaikan dengan
nilai Fs dan G yang diinginkan. Frekuensi sampling yang digunakan adalah 𝑓𝑠 =
250 𝐻𝑧. Dengan nilai faktor skalabilitas amplitudo 𝐺 = 2000. Pada tahapan ini
amplitudo akan disesuaikan dengan nilai G yang telah ditentukan. Hal ini digunakan
untuk memastikan bahwa amplitudo sinyal berada pada rentang yang sesuai untuk di
analisis. Setelah itu sinyal akan di normalisasi lalu membuat vektor waktu. Vektor
waktu ini akan digunakan dalam plotting data. Untuk lebih lengkapnya tulis sintaks
berikut pada program matlab.
>> figure(1);
>> plot(t,ecg)
>> xlim([0 4])
>> xlabel('Waktu (s)')
>> ylabel('Amplitudo (mV)')
>> title('ECG
Setelah programdalam Domain
dijalankan, waktu')
maka akan muncul figure 1 yang berisi sinyal ecg
sebelum dilakukan Transformasi Fourier FFT.
53
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
Kali ini kita akan melakukan Transformasi Fourier FFT (Fast Fourier Transfer)
dari sinyal ecg yang telah dihasilkan diatas. Bagian ini adalah untuk menghasilkan
plot frekuensi dari sinyal ecg setelah dilakukan transformasi Fourier.
Fungsi ‘fft’ digunakan untuk menghitung FFT dari sinyal ‘ecg’. Hasilnya
adalah spektrum frekuensi dari sinyal ecg dalam bentuk kompleks. Maka untuk
analisi dibutuhkan nilai yang absolut dengan menggunakan fungsi ‘abs’. Selaljutnya
memotong spektrum frekuensi sehingga menghasilkan setengah spektrum
frekuensi positifnya saja. Lalu menyesuaikan rentang amplitudo yang dibutuhkan.
Lalu langkah terakhir sebelum sinyal diplot adalah membuat vektor frekuensi ‘f’
yang merupakan vektor yang sesuai dengan setiap komponen dalam spektrum
frekuensi yang dihasilkan. Tuliskan sintaks berikut pada program matlab untuk
melakukan proses FFT.
>> %% FFT
>> f = (1:1:L)*((Fs/2)/L);
>> %(Fs/2)/L adalah jarak antara dua titik
frekuensi
Yang berdekatan
>> figure(2);
>> plot(f,F)
>> xlabel('Frekuensi (Hz)');
>> ylabel('Magnitude Normalisasi');
>> title('ECG dalam frekuensi');
54
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
Setelah program dijalankan, maka akan muncul figure 2 yang berisi sinyal
ecg setelah dilakukan Transformasi Fourier FFT.
55
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
MODUL III
IMPLEMENTASI FILTER IIR DAN FIR
A. TUJUAN PRAKTIKUM :
1. Memahami perbedaan antara filter IIR dan FIR
2. Merancang filter IIR dan FIR melalui perhitungan
3. Mengimplementasikan filter IIR dan FIR dalam bentuk equalizer 3 band secara
sederhana dengan menggunakan MATLAB
B. DASAR TEORI
1. FILTER
Dalam pemrosesan sinyal digital, filter digunakan untuk memisahkan bagian-bagian
yang tidak diinginkan dari suatu sinyal, seperti noise, dengan cara meredam atau
melewatkan frekuensi tertentu, sehingga diperoleh sinyal yang diinginkan. Filter merupakan
suatu sistem yang mempunyai fungsi transfer tertentu untuk meloloskan sinyal masukan
pada frekuensi-frekuensi tertentu dan menyaring / memblokir / melemahkan sinyal
masukan pada frekuensi-frekuensi yang lain.
Filter diklasifikasikan :
a. Berdasarkan frekuensi yang disaring :
• Low Pass Filter : Filter yang melewatkan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi
cut-off (fc).
fc
53
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
• High Pass Filter : Filter yang melewatkan frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi
cut-off (fc). Biasanya frekuensi cut-off berada di nilai -3 dB.
fc
Gambar 3.2. HPF
• Band Pass Filter : Filter yang melewatkan suatu range frekuensi diantara dua frekuensi cut
off (fc), yaitu fcL dan fcH.
fc fc
Gambar 3.3. BPF
• Band Stop Filter : Filter yang melewatkan frekuensi diluar range frekuensi yang berada
diantara dua fc yaitu fcL dan fcH.
fc fc
54
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
55
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
4. Realisasikan
Efek windowing di domain frekuensi adalah konvolusi dari respon frekuensi ideal
dengan respon frekuensi dari fungsi window. Adapun jenis-jenis window terdiri dari :
rectangular, bartlett, hamming, hanning, blackman, kaiser, lancroz, turkey, dll.
56
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
LPF h(n)
= 1 sin(𝜔𝑐𝑛)
HPF
= 1 sin(𝜋𝑛) - 1 sin(𝜔𝑐𝑛)
= 1 sin(𝜔𝑐2𝑛) - 1 sin(𝜔𝑐1𝑛)
BSF
2. Tentukan window yang akan digunakan, berdasarkan redaman stopband filter yang
diinginkan.
57
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
Rectangular : 𝜔𝑅 (𝑛) = 1, 0 ≤ 𝑛 ≤ 𝑁 − 1
2𝑛 𝑁−1
Bartlett : 𝜔𝐵 (𝑛) = 𝑁−1 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 0 ≤ 𝑛 ≤ 2
2𝑛 𝑁−1
2 − 𝑁−1 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 ≤𝑛 ≤𝑁−1
2
0 untuk lainnya
h1
Z-1
h2
Z-1
h3
Z-1
h
Z-1 N
58
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
20 log|H|
Passband
Stopband
Kc Transition band
Ks
c s
Gambar 3.10. Respon frekuensi LPF
Dari gambar di atas terlihat bahwa ada tiga daerah, yaitu daerah passband, daerah
transitionband, dan daerah stopband. Prosedur untuk mencari nilai parameter (ωC,ωS, orde
filter ) adalah sebagai berikut:
2𝜋×𝑓𝑐 2𝜋×1200 2𝜋×𝑓𝑠 2𝜋×3700
𝜔𝑐 = 𝑓 = = 0,24 𝜋𝑟𝑎𝑑 𝑑𝑎𝑛 𝜔𝑠 = 𝑓 = = 0,74 𝜋𝑟𝑎𝑑
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔 10000 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔 10000
59
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
Dari lebar transisi masing-masing window yang memenuhi, dapat diperoleh orde
filter N perancangan sebagai berikut:
Spesifikasi perancangan filter pada stopband pada -24dB, maka dari spesifikasi
windowing tabel tersebut, window Barlett yang paling mendekati dan orde filter N yang
minimum. Selanjutnya, untuk mempermudah perancangan dan perhitungan, kita gunakan
orde filter yang bernilai ganjil. Sehingga 𝑁 = 16 + 1 = 17.
60
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
𝑛
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 0 ≤ 𝑛 ≤ 8
8
𝑛
Didapatkan nilai 𝑤𝐵 (𝑛) = 2 − 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 8 ≤ 𝑛 ≤ 16
8
Sehingga,
𝑛 sin [0,2𝜋(𝑛 − 8)]
. 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 0 ≤ 𝑛 ≤ 8
8 𝜋[𝑛 − 8]
( )
ℎ 𝑛 =
𝑛 sin [0,2𝜋(𝑛 − 8)]
(2 − ). 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 8 ≤ 𝑛 ≤ 16
{ 8 𝜋[𝑛 − 8]
Persamaan beda :
16
61
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
-0.27
z -1
-0,75
z-1
z-1
z-1
0
a[k], b[k]
Gambar 3.12. Filter IIR
62
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
2. Impuls invariant, yaitu dengan cara mencuplik respon impuls dari sebuah sistem analog
dengan jarak cuplik yang sama. Metode transformasi z dan impuls invariant memiliki
keterbatasan yaitu hanya efektif untuk perancangan filter lowpass dan bandpass saja.
3. Transformasi bilinear, yaitu metode yang dapat mengatasi keterbatasan pada metode
transformasi z dan impuls invariant.
Karakteristik dari IIR adalah sebagai berikut :
1. Respon impuls bernilai tak hingga
2. Belum tentu stabil
• Pole di dalam lingkaran satuan stabil
• Pole di luar lingkaran satuan tidak stabil
3. Harus mengandung pole
4. Tidak harus mengandung zero.
b
x(n) + y(n)
b a
Z-1 Z-1
b a
Z-1 Z-1
b a
Z-1 Z-1
b a
Z-1 N Z-1
63
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
Ket :
b= koefisien feedback Banyaknya (total koefisien) = M+N+1
a = koefisien feedforward N = orde filter IIR
3.1 Pendekatan Filter Analog :
• Filter Butterworth
• Filter Chebyshev
• Filter Elliptic
Pendekatan filter analog dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 3.2. Pendekatan Filter Analog
64
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
65
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
Langkah Perancangan :
1. Gambar respon filter yang diinginkan
dB 20 log |H|
-3
Jenis Filter: Band Pass Filter
Tipe Filter : BPF Butterworth
-20
Hz
200 3000 5000 10000
2𝜋×10000 2𝜋×5000
𝜔𝑆𝐻 = = 13,238 𝑟𝑎𝑑/𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝜔𝑃𝐻 = = 0,476 𝑟𝑎𝑑/𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
21000 21000
66
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
0,952𝜋 0,476𝜋
Ω𝑆𝐻 = 2𝑓𝑠 × tan ( ) Ω𝑃𝐻 = 2𝑓𝑠 × tan ( )
2 2
= 2𝑓𝑠 × 13,238 = 2𝑓𝑠 × 0,927
4. Menentukan filter prototype LPF untuk BPF Butterworth
−(Ω𝑆𝐿)2 + Ω𝑃𝐿 × Ω𝑃𝐻 −(2𝐹𝑠 × 0,03)2 + (2𝐹𝑠 × 0,482)(2𝐹𝑠 × 0,927)
𝐴= = = 52,803
Ω𝑆𝐿 (Ω𝑃𝐻 − Ω𝑃𝐿 ) (2𝐹𝑠 × 0,03)(2𝑓𝑠 × 0,927 − 2𝑓𝑠 × 0,482)
6. Denormalisasi
1
Sesuai table, untuk orde 1 pada Butterworth, maka 𝐻𝑛 (𝑠) =
𝑠+1
Untuk BPF Butterwoth, maka
𝑧−1
0,445𝑠 0,445 (𝑧 + 1)
𝐻(𝑧) = 𝐻 (𝑠)|𝑠=𝑧−1 = 2 | 𝑧−1 =
𝑧+1 𝑠 + 0,445𝑠 + 0,447 𝑠=𝑧+1 𝑧−1 2 𝑧−1
(𝑧 + 1) + 0,445 (𝑧 + 1) + 0,447
0,234 − 0,234𝑧 −2
𝐻 (𝑧 ) =
1 − 0,581𝑧 −1 + 0,527𝑧 −2
67
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
x(n) y(n)
+
-1
𝑍 −1 𝑍 −1
0,581
Z
𝑍 −1 𝑍 −1
-0,234 -0,527
68
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
4. Equalizer
Equalizer adalah rangkaian yang mampu mengamplifikasi (menguatkan) atau
mengatenuasi (meredam) rentang frekuensi tertentu dan membiarkan yang lain tetap utuh.
4.1 Jenis equalizer:
1. low cut filter/hi pass, jenis ini berfungsi untuk memotong sinyal frekuensi rendah/
meloloskan frekuensi tinggi sesuai batas frekuensi yang ditentukan.
2. hi cut filter/low pass, jenis ini kebalikan dari low cut/hi pass dimana perbedaanya
frekuensi tinggi di-cut sesuai batas yang ditentukan.
3. band pass filter (BPF), memungkinkan sinyal masuk untuk diproses dB-nya
(boost/cut) sesuai dengan range frekuensi yang diinginkan.
4. shelving equalizer/oneband equalizer, jenis ini hanya terdapat satu parameter
yang berfungsi untuk mengontrol dB (boost/cut) dari frekuensi yang di tentukan.
Jadi hanya frekuensi yang tertentu saja yang bisa diproses sesuai yang sudah
tertulis pada parameter.
5. sweeping equalizer, pada umumnya sama seperti shelving equalizer yaitu
menambah atau mengurangi kekerasan suara dari ferkuensi. Perbedaanya, pada
sweeping equalizer ini mempunyai 2 parameter, parameter yang pertama
mempunyai fungsi menetukan frekuensi berapa yang akan diproses dan yang kedua
menentukan berapa dB yang akan ditambah maupun dikurang. Jadi frekuensi yang
akan diproses dapat diubah-ubah / ditentukan sesuai keinginan. Jenis equalizer ini
biasanya ada pada mixer-mixer profesional.
6. parametric equalizer, adalah jenis equalizer yang mempunyai 3
parameter, yaitu parameter untuk mengatur kekerasan suara, parameter untuk
mengatur frekuensi(Hz), selanjutnya parameter yang mengatur kelebaran
frekuensi/bandwith yang akan ikut terpengaruh.
69
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
• Elliptic :
>> [b,a] = ellip(orde, Ripplepass, Ripplestop,Wn, 'tipe_filter')
• Chebyshev 1 :
>>[b,a] = cheby1(orde, Ripplepass, Wn, 'tipe_filter')
• Chebyshev 2 :
>> [b,a] = cheby2(orde, Rippplestop, Wn, 'tipe_filter')
Filter FIR
Tipe_filter :
70
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
Window :
Cara kerja equalizer sendiri secara garis besarnya adalah membesarkan atau
mengecilkan intensitas suara pada range frekuensi tertentu dengan besaran(gain) tertentu.
Dalam equalizer pertama suara akan dikelompokkan dalam kelompok-kelompok frekuensi
tertentu. Pengelompokan frekuensi sendiri dilakukan oleh filter digital. Suara yang sudah
dikelompokkan dalam frekuensi tertentu tersebut kemudian akan diamplifikasi dengan
besaran(gain) tertentu. Setelah diamplifikasi dengan gain tertentu, suara tersebut disatukan
kembali untuk menghasilkan nada yang diinginkan.
Pada modul ini, kita akan membuat equalizer dengan tiga buah band, artinya kita
akan mempunyai tiga kelompok frekuensi (band). Pada modul ini juga akan diperkenalkan
cara membuat GUI (Graphical User Interface) sederhana sehingga program yang dibuat
nanti memiliki tampilan yang lebih baik.
x(n)
LPF Gain
HPF Gain
71
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
72
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
73
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
74
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
%lowpass
cut_off=1500; %cutoff low pass
orde=16;
a=fir1(orde,cut_off/(handles.Fs/2),'lo
w');
y1=handles.g1*filter(a,1,handles.y);
%bandpas
s f1=1500;
f2=5000;
b1=fir1(orde,[f1/(handles.Fs/2) f2/(handles.Fs/2)],'bandpass');
y2=handles.g2*filter(b1,1,handles.y);
75
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
%highpass
cut_off2=500
0;
c=fir1(orde,cut_off2/(handles.Fs/2),'hig
h'); y3=handles.g3*filter(c,1,handles.y);
handles.yT=y1+y2+y3;
5. Running Program
Run program GUI yang telah kita buat sebelumnya dengan menekan tombol play pada
76
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
6. Running Program
Run program GUI yang telah kita buat sebelumnya dengan menekan tombol play pada
77
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
C. Aplikasi Filter Butterworth High Pass dan Low Pass pada Suatu Gambar
Filter Buterworth High Pass Filter dan Low Pass Filter digunakan dengan
menggunakan aplikasi MATLAB untuk melihat perbedaan antara gambar sebelum difilter dan
gambar setelah di filter menggunakan High Pass Filter maupun Low Pass Filter. Tiga gambar
akan di tampilkan secara bersamaan di MATLAB yaitu gambar sebelum difilter, gambar
setelah di filter BHPF, dan gambar setelah difilter BLPF.
Gambar diinput terlebih dahulu lalu gambar tersebut dimasukan pada proses Fast
Fourier Transform (FFT) dengan menggunakan fungsi ‘fft2’ pada MATLAB dengan
kodingan sebagai berikut:
Setelah itu tentukan tentukan n dan D0, dimana n adalah orde filter dan D0 adalah frekuensi
cut-off titik transisi antara H(u,v) = 1 dan H(u, v) = 0:
78
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
Lalu desain filter LPF dan HPF seperti potongan kode berikut:
D = sqrt(U.^2 + V.^2);
% LPF mask
H_lpf = 1./(1 + (D./D0_lpf).^(2*n));
% HPF mask
H_hpf = 1 - H_lpf;
79
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
Terakhir, rumus tersebut di terapkan pada gambar yang akan difilter lalu di plot pada
sebuah figura dengan potongan kode sebagai berikut:
% Menerapkan LPF
G_lpf = H_lpf .* FT_img;
% Menerapkan HPF
G_hpf = H_hpf .* FT_img;
% Menunjukan gambar
subplot(2, 2, 1), imshow(input_image),
title('Input Image');
80
Laboratorium Pengolahan Sinyal Digital
============================================================================
Gambar di atas menunjukan bahwa jika suatu gambar difilter, maka gambar tersebut akan
berubah. Filter HPF merubah gambar menjadi lebih tajam, sedangkan filter LPF merubah
gambar menjadi lebih buram. Para praktikan diharapkan mencoba kode di atas dan mengulik
dengan cara mengubah potongan kodingan di atas.
81