Anda di halaman 1dari 5

1.

Contoh dari 10 konsep esensial geografi


a. Konsep lokasi : letak astronomis Indonesia pada 6⁰LU-11⁰LS dan 95⁰BT-141⁰BT.
b. Konsep jarak : jarak Bandung dengan Pekanbaru dapat ditempuh dalam waktu 1,5
jam menggunakan pesawat.
c. Konsep keterjangkauan : distribusi bahan pangan dari Kabupaten Pacitan ke Kota
Malang lebih mudah daripada distribusi bahan pangan ke Gunung Kidul.
d. Konsep pola : pemukiman penduduk di wilayah pesisir memanjang mengikuti alur
garis pantai.
e. Konsep morfologi : bentuk dataran dengan kemiringan tidak lebih dari 5⁰ adalah
wilayah yang cocok digunakan untuk pemukiman dan usaha pertanian maupun
usaha-usaha yang lain.
f. Konsep aglomerasi : kecenderungan pengelompokan tempat tinggal di kota bagi
masyarakat yang berasal dari daerah yang sama seperti fenomena kampung
Madura.
g. Konsep nilai guna : suatu ruang terbuka hijau di suatu wilayah memiliki nilai
kegunaan yang terbagi menjadi fungsi fisis (daerah resapan air) dan fungsi sosial
(tempat bermain).
h. Konsep diferensiasi area : masyarakat yang tinggal di pesisir laut bekerja sebagai
nelayan, sedangkan warga yang tiggal di daerah pegunungan bekerja sebagai
petani atau peternak.
i. Konsep interaksi dan interdependensi : hubungan antara desa dengan kota, warga
kota membutuhkan makanan dari desa, sedangkan desa membutuhkan teknologi
dari kota. Kedua interaksi ini didasarkan pada pemenuhan kebutuhan warganya.
j. Konsep keterkaitan keruangan : daerah hilir mengalami banjir karena
pembangunan yang terjadi di daerah hulu. Hutan di daerah hulu yang menjadi
sarana resapan air hujan tidak mampu menampung air tersebut. Dampakya adalah
air langsung mengalir di hilir dan terjadi banjir.

2. Pengamatan suatu wilayah

Kota boyolali merupakan salah satu kota yang berada di Jawa Tengah, Indonesia.
secara geografis, Boyolali terletak antara 7⁰33’30’’ LS dan 10⁰35’20’’ BT. Secara
administrative, Boyolali berbatasan dengan kabupaten Grobogan dan kabupaten Semarang
di sebelah utara, di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Karanganyar, kabupaten
Sragen, dan kabupaten Sukoharjo, sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten dan
Daerah Istimewa Yogyakarta, serta berbatasan dengan kabupaten Magelang dan kabupaten
Semarang di sebelah selatan. Estimasi waktu tempuh kota Boyolali ke kota-kota besar di
sekitarnya yaitu 36 km atau sekitar 36 menit untuk ke Solo, 77 km atau 78 menit ke
Yogyakarta, dan 128 km atau 126 menit ke Semarang.
Dalam konsep interaksi dan interdependensi, kota Boyolali dapat
menginterpretasikan mengenai konsep tersebut, misalnya para penduduk dari berbagai
kecamatan di Boyolali memiliki ketergantungan pada Kota Boyolali untuk kebutuhan
bisnis, pendidikan, dan layanan public. Walaupun setiap kecamatan tentu memiliki hal
tersebut, tentu berbeda dengan yang berada di pusat kota. Begitu juga sebaliknya,
penduduk yang berada di pusat kota memiliki ketergantungan kepada penduduk yang jauh
dari pusat kota dalam hal pasokan pangan, sehingga menciptakan hubungan
interdependensi antara produsen dan konsumen.

3. Deskripsi gambar

Sumber : kompas.com

Gunung Ungaran merupakan salah satu gunung berapi yang berada di


Ungaran, kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Secara geografis, Gunung
Ungaran terletak di 7⁰11’50’’ LS dan 110⁰25’40’’ BT. Jarak Gunung Ungaran dengan
kota disekitarnya yaitu 30-40 km atau 1-1,5 jam untuk ke kota Semarang, 20-30 km
atau sekitar 1 jam untuk ke kota Salatiga, 15-25 km atau 45 menit untuk ke kota
Ambarawa. Gunung Ungaran memiliki pola struktur batuan vulkanik yang memiliki
bentuk kerucut. Penggunaan lahan di sekitar lereng atau dataran gunung ungaran
mencakup pertanian, perkebunan, dan permukiman penduduk.
Gunung ungaran mencerminkan konsep interaksi dan interdependensi yang
kompleks antara elemen-elemen ekologis, geologis, dan sosial di sekitarnya. Dari segi
ekologis, gunung ini menggambarkan interaksi yang dinamis antara berbagai
ekosistem, seperti hutan dan padang rumput. Selain itu, gunung ungaran berfungsi
sebagai sumber air yang mempengaruhi sungai dan aliran air di sekitarnya sehingga
menciptakan ketergantungan antara vegetasi, tanah, dan keseimbangan air bagi
ekosistem dan masyarakat lokal. Masyarakat lokal juga terlibat dalam konsep ini, baik
melalui hubungan ekonomi dengan pariwisata dan kegiatan ekowisata, maupun
melalui pola pemukiman yang mencerminkan hubungan mereka dengan lingkungan
alam.
Konsep diferensiasi gunung ungaran mancakup variasi dan perbedaan yang
sgnifikan dalam berbagai aspek geografis dan ekologis di sekitar gunung tersebut.
Geologi gunung ungaran, dengan struktur batuan vulkaniknya membentuk topografi
yang khas, melibatkan lereng gunung, puncak, dan fitur-fitur geografis lainnya.
Keberagaman vegetasi dan ekosistem juga menjadi ciri khas diferensiasi ini, yang
tercermin dalam variasi tumbuhan dan hewan di berbagai ketinggian. Selain itu,
gunung ungaran sebagai destinasi ekowisata dan pariwisata turut memperkaya
diferensiasi tersebut. Setiap bagian dari gunung ini menawarkan daya taerik yang
berbeda, mencakup pemandangan alam yang menakjubkan, keberagaman flora dan
fauna, serta pengalaman pendakian yang unik. Gunung ungaran juga memiliki peran
yang signifikan dalam tata ruang dan pengelolaan lingkungan. Pendekatan dalam
pengelolaan sumber daya alam dan upaya perlindungan lingkungan mencerminkan
diferensiasi bagaimana gunung ini dimanfaatkan atau dilestarikan.

4. Peta tematik
Sumber : petatematikindo.com

Demak merupakan salah satu kabupaten yang berada di Jawa tengah yang
secara geografis terletak pada 6⁰43’’26’’-7⁰09’’43’’ LS dan 110 ⁰27’’58’’-110 ⁰48’’47’’
BT. Jarak terjauh dari barat ke timur 49 km dan dari utara ke selatan sepanjang 41 km
dengan luas wilayah 89.743 Ha. Jarak Demak dengan kota di sekitarnya yaitu 30-40
km atau 1-2 jam dengan mobil untuk ke Semarang, jarak Demak ke Kudus sekitar 10-
20 km atau 30 menit hingga 1 jam, jarak Demak ke Pati sekitar 40-50 km atau 1,5-2
jam.
Di Demak, konsep interaksi dan interdependensi melibatkan sejumlah aspek
yang mencerminkan kompleksitas hubungan di kota ini. sosial dan budaya terwujud
melalui interaksi antar masyarakat dalam kegiatan budaya, tradisi, dan kegiatan sosial
bersama. Di bidang ekonomi dan perdagangan, terdapat ketergantungan antara sektor
ekonomi di Demak dengan sektor perdagangan lokal dan regional, serta hubungan
antara pelaku usaha dan konsumen. Infrastruktur dan transportasi juga menjadi kunci,
dengan interdependensi antara jaringan transportasu yang menghubungkan demak
dengan kota-kota di sekitarnya, serta hubungan antara transportasi dan mobilitas
penduduk. Bidang pendidikan dan pengetahuan menunjukkan interdependensi antara
lembaga pendidikan di Demak dengan masyarakatnya, serta kontribusi pengetahuan
dan keterampilan pada pembangunan lokal. Interaksi antara pembangunan kota
dengan pelestarian lingkungan menjadi esensial, termasuk pemanfaatan sumber daya
alam dan upaya menjaga keberlanjutan lingkungan. Pemerintah dan keterlibatan
masyarakat menciptakan interaksi dalam pengambilan keputusan, pemberian layanan
public, dan pelaksanaan kebijakan pembangunan. Bidang lain seperti kesehatan,
layanan sosial, teknologi, dan komunikasi juga menunjukkan interdependensi yang
menggambarkan kompleksitas dan dinamika hubungan di kota Demak.

Anda mungkin juga menyukai