Raha, 2022
DAFTAR TABEL
No. Tabel Uraian Halaman
Tabel 1 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Profesi Dinas
Kesehatan Kabupaten Muna Tahun 2017
Tabel 5 Isu-isu Global, Nasional dan Lokal Eksternal
Tabel 6 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna
Tabel 7 Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten
Muna
Tabel 8 Rencana, Program dan Kegiatan Serta Pendanaan
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Tahun 2021 – 2026
Tabel 9 Indikator Kinerja Dinas Kesehatan yang Mengacu pada
Sasaran RPJMD Kabupaten Muna Tahun 2021 – 2026
DAFTAR
GAMBAR
1
dan Renstra paling lambat 4 bulan setelah pelantikan.
Penyusunan RPJMD dan Renstra dilaksanakan secara
simultan, walaupun kedudukan Renstra merupakan
penjabaran dari RPJMD.
Agenda utama pembangunan yang telah dilaksanakan
dalam periode Tahun 2021–2026 yang meliputi
peningkatan kualitas sumberdaya manusia, revitalisasi
pemerintahan, pembangunan ekonomi, pemantapan
pembangunan kebudayaan daerah dan mempercepat
pembangunan infrastruktur kewilayahan. Kelima agenda ini
akan dilanjutkan pada periode 2026-2030 dengan
penekanan pada upaya peningkatan nilai tambah
sumberdaya alam untuk memperkokoh kemandirian dan
daya saing daerah. Sedangkan pembangunan
infrastruktur pada kawasan strategis ditujukan untuk
mendukung program nasional Masterplan Percepatan
dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Dalam upaya kesinambungan dan keberlangsungan agenda
pembangunan di Kabupaten Muna, serta menjawab
tantangan dan kebutuhan masyarakat, maka visi
pembangunan Kabupaten Muna Tahun 2021– 2026
ditetapkan, “Terwujudnya Kabupaten Muna Yang Maju,
Mandiri, Berdaya Saing, Dan Sejahtera”
2
VISI POKOK VISI PENJELASAN VISI
Muna Yang Maju Mengandung makna
Maju,Mandiri,Berda bahwa masyarakat Muna
ya Saing Dan yang berpengetahuan dan
Sejahtera sadar akan kebutuhan secara
individual atau kelompok,
serta mampu menyesuaikan
dengan perkembangan dan
kebutuhan regional, nasional
dan global, dengan tetap
mempertahankan ciri dan
1. Maju identitas masyarakat Muna
Mengandung makna bahwa
kondisi masyarakat Muna
yang merdeka, mampu
berkolbarosi dengan berbagai
pihak, hidup sejajar dan
sederajat dengan masyarakat
2. Mandiri lainnya, dengan
3
Sedangkan misi yang diemban adalah
4
1 Maju Didukung oleh Misi Meningkatka Dimana kapasitas
1 n Kapasitas sumber daya manusia
Sumber Daya itu berorientasi pada
Manusia kemampuan yang akan
menentukan berhasilnya
seseorang menyelesaikan
pekerjaan yang
dibebankan kepadanya
secara optimal. Maka,
meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia
menjadi kebutuhan yang
harus dilaksanakan oleh
organisasi atau lembaga
pemerintah maupun
lembaga non pemerintah
yang ada di lingkup
Kabupaten Muna.
Meningkatkan
kapasitas sumber daya
manusia dalam organisasi
atau lembaga merupakan
syarat mutlak untuk
mendukung pencapaian
tujuan organisasi, terlebih
organisasi tersebut
merupakan organisasi
5
Mencermati Visi, Misi, Strategi dan Kebijakan dalam RPJMD
Tahun 2021-2026, maka Dinas Kesehatan Kabupaten
Muna sebagai SKPD yang bertanggungjawab dalam
melaksanakan program pembangunan kesehatan di
Kabupaten Muna, terkait Visi Kabupaten Muna maka Dinas
Kesehatan menjbarkan pada Kabupaten Muna di Misi 1 yaitu
Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia menyangkut
urusan Mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dengan melalui meningkatnya umur harapan
hidup menurunnya angka kematian bayi, menurunnya
angka prevalensi gizi buruk serta evektifitas penanganan
penyakit menular guna pencapaian MDGs dan pengendalian
penyakit tidak menular di tengah masyarakat.
Penyusunan dokumen Rencana Strategis (Renstra) ini
mengacu pada lampiran IV Permendagri Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan dan Tata Cara
Penyusunan, Pengawasan dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah. Serta Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
7
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 19 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4817);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5103);
13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
8
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5887);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2016 tentang
Tata Cata Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2016 nomor 228,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
17. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2022 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Muna Tahun 2021-2026;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Muna Nomor 02 Tahun 2021
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Muna
Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kabupaten Muna;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Muna Nomor 10 Tahun 2022
tentang Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kabupaten
Muna;
20. Keputusan Bupati Muna Nomor 122 Tahun 2022 tentang Tugas
Kelompok Sub Koordinator Di Lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Muna.
9
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Renstra ini adalah tersedianya
dokumen perencanaan kesehatan yang dapat dijadikan pedoman
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna serta seluruh
penyelenggara pemerintahan daerah dalam
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan
kesehatan. Penyusunan Rencana Strategis ini juga
dimaksudkan sebagai pedoman dalam pengukuran pencapaian
kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muna yang dituangkan
dalam Laporan Kinerja Akuntabilitas Instansi Pemerintah
(LAKIP). Adapun tujuan penyusunan Renstra ini adalah sebagai
berikut:
a. Terjabarkannya lebih lanjut visi dan misi Pemerintah
Kabupaten Muna serta kebijakan lainnya dengan
merumuskan program kegiatan dan pembangunan sebagai
langkah dan strategi untuk mencapai visi, misi serta tujuan
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna;
b. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan di
bidang Kesehatan dalam jangka waktu lima tahun dari
tahun 2021 sampai dengan 2026 yang akan menjadi
pedoman pembangunan kesehatan di Kabupaten Muna;
c. Tersusunnya tujuan dan sasaran pembangunan di
bidang Kesehatan;
d. Tersusunnya berbagai Kebijakan di Bidang Kesehatan yang
akan menjadi pedoman bagi penyusunan rencana
pembangunan di bidang kesehatan dalam kurun waktu satu
tahu nsampai lima tahun.
10
1.4. Sistematika Penulisan
Bab1 Pendahuluan
Pada bab ini memuat tentang latar belakang, landasan hukum,
maksud dan tujuan serta sistimatika penulisan.
11
Bab V. Strategi dan Arah Kebijakan
Pada bagian ini dikemukakan tentang strategi dan arah
kebijakan Dinas Kesehatan Kab. Muna.
12
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS
KESEHATAN KABUPATEN MUNA
13
Gambar 1
Struktur Organisasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna
Kepala Dinas
Sekretaris
Penyakit
Fungsional Fungsional
Fungsional
UPTD
14
Dinas Kesehatan juga mempunyai 29 Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) yang terdiri atas 1 (Satu) UPTD Gudang
Farmasi Kesehatan (GFK) dan 28 UPTD Puskesmas. Di samping
itu, Dinas Kesehatan juga mempunyai staf fungsional yang
bekerja sebagai tenaga fungsional kesehatan yang
dikelompokkan berdasarkan
keahlian dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui
Ketua Kelompok Jabatan Fungsional.
15
Tabel 1
Komposisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Pegawai Dinas Kesehatan
Kabupaten Muna
S3 -Orang - %
S2 17 Orang 14,91 %
S1 81 Orang 70.43 %
D III 7 Orang 6, 14 %
SLTP - Orang %
16
Tabel 2
Komposisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Muna Berdasarkan Jenis Kelamin.
No Jenis Kelamin Jumlah (orang)
1 Laki – Laki 29
2 Perempuan 86
Jumlah 115
Tabel 3
GOLONGAN JUMLAH
IV 39 Orang
III 68 Orang
II 8 Orang
I - Orang
17
d. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang Telah Mengikuti Pelatihan
Penjenjangan.
Gambaran mengenai Pegawai Negeri Sipil (PNS)Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Munaberdasarkan
pegawai yang telah Mengikuti Pelatihan Penjenjangan sebagaimana
Tabel berikut:
Tabel 4
Jumlah
18
Gambaran mengenai Pegawai Negeri Sipil (PNS)Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Munaberdasarkan
Eseloneringsebagaimana Tabel berikut :
Tabel 5
ESELON JUMLAH
I - Orang
II - Orang
III 5 Orang
19
Kantor Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Kabupaten Muna.
Bila dilihat dari bentuk bangunan, terdapat dua bangunan
kantor bertingkat dan satu tidak bertingkat. Perkantoran
ini mempunyai jaringan listrik PLN dengan daya 7.000 Watt, Air
bersih (PDAM) dengan kapasitas air/bulan mencapai rata-rata
3
30m . Disamping itu, Dinas Kesehatan juga mempunyai
pergudangan yang terletak di Jalan Macan. Pergudangan tersebut
adalah ex-gudang Peralatan dan Logistik Pemberantasan dan
Pengendalian Penyakit.
20
2.3.1 Angka Usia Harapan Hidup
Tabel 2.3 .1. Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Muna 2015-2020
Tahun
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Kabupaten
Muna 69,76 69,77 69,77 69,97 70,18 70,39
Sulawesi
Tenggara 70,44 70,46 70,47 70,72 70,97 71,22
Sumber: BPS Tahun 2016-2021
22
2.3.2 Derajat Kesehatan
24
Sumber Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Tahun 2017 sd 2020
Tabel 2.3.4. Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Hidup Kabupaten
Muna Tahun 2015-2019
26
Tahun Kabupaten Muna
Gambar 2.3.4. Angka Kematian Bayi Kabupaten Muna Tahun 2016 s.d.
2020
27
Sumber: Profil kesehatan Kab.Muna Tahun 2016 -2020
28
Gambar 2.3.5. Angka Kematian Balita di Kabupaten Muna Tahun 2016 sd
2020
29
terakhir dikarenakan kesadaran masyarakat yang tinggi dan kesiapsiagaan serta
keaktifan petugas dalam pemantauan kesehatan anak balita sampai balita serta
deteksi dini bagi balita resiko tinggi.
30
Tabel 2.3.6. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup Di
Kabupaten Muna Tahun 2015-2020
31
Gambar 2.3.6. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Muna Tahun 2015 sd 2020
32
Angka kematian ibu di Kabupaten Muna kurun waktu 2015-2020
memperlihatkan kecenderungan data yang belum stabil atau konsisten.
Tahun 2015, Angka Kematian ibu sebanyak 94 kasus per 1.000
kelahiran, dan kembali menanjak angkanya sebanyak 3 kasus sehingga
AKI Tahun 2016 tercatat menjadi 97 kasus.sedangkan pada tahun 2017
angka kematian ibu menjadi 152 kasus,pada tahun 2018 terjadi
penurunan lagi menjadi 48 kasus, pada tahun 2019 naik menjadi 129
kasus dan pada tahun 2020 kembali terjadi penaikkan menjadi 224
kasus.
A. Penyakit Menular
Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit
yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau
parasit), dan bukan disebabkan oleh faktor fisik (seperti luka bakar) atau
kimia (seperti keracunan).
1. Tuberkulosis (TB)
Di Kabupaten Muna pada tahun 2020 jumlah semua kasus
tuberculosis terdaftar dan diobati 247 kasus, tahun 2019 jumlah BTA (+)
diobati sebanyak 704 kasus, tahun 2018 dengan 613 kasus. Tahun
2020 Angka kesembuhan (cure rate) 215 kasus atau 93,5%, tahun 2019
33
Angka kesembuhan ( cure rate ) BTA (+) sebesar
508 kasus atau 90,55%. Tahun 2020 angka pengobatan lengkap
(complete rate) sebanyak 17 kasus atau 6,9%, tahun 2019 angka
pengobatan lengkap (complete rate) sebanyak 166 kasus atau 23,58%.
Tahun 2020 Angka keberhasilan pengobatan (success rate/SR) semua
kasus TB sebanyak 232 kasus atau 93,9%, tahun 2019
Angka keberhasilan pengobatan (succes Rate/SR) semua kasus TB
sebanyak 674 atau 95,74%.
2. HIV /
AIDS
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak
sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel
CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh
akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi
kondisi serius yang disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome). Sedangkan AIDS adalah kumpulan gejala penyakit akibat
penurunan sistem imun tubuh yang disebabkan oleh Human
Immunodeficiency Virus(HIV) dan AIDS adalah stadium akhir dari infeksi
virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi
sudah hilang sepenuhnya.
3. Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi atau peradangan pada salah satu
atau kedua paruparu, lebih tepatnya peradangan itu terjadi pada
kantung udara. Infeksi tersebut disebabkan oleh berbagai organisme,
termasuk bakteri, virus dan jamur. Pneumonia adalah penyakit yang
disebabkan kuman pnemococcus, staphylococcus, streptococcus dan
virus. Gejala penyakit Pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala,
34
batuk, mengeluarkan dahak dan sesak nafas.
4. Kusta
Di Kabupaten Muna pada tahun 2020 tidak terdapat kasus Pausi
Basiler (PB)/Kusta Kering begitupun pada tahun 2019 juga tidak
terdapat kasus Pausi Basiler (PB)/Kusta Kering. Kasus baru dengan
penderita kusta dengan cacat tingkat
0 sebanyak 6 kasus dan tidak terdapat kasus pada cacat tingkat 2.
Angka prevalensi tahun 2020 sebesar 1,1 per 10.000 penduduk
sedangkan tahun 2019 sebesar 0,9 per
10.000 penduduk.
5. Diare
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis potensial Kejadian
Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian di Indonesia.
Pada tahun 2020 kasus diare di Kabupaten Muna sebanyak 6.051 kasus
semua umur dan 20.361 kasus balita, dengan angka kesakitan diare
semua umur sebanyak 270 per 1.000 penduduk dan balita sebanyak
843 per 1.000 penduduk.
6. DBD
Di Kabupaten Muna pada tahun 2020 kasus Demam Berdarah
Dengue 2020 sebanyak 71 kasus, menurun dibanding tahun 2019
sebanyak 87 kasus. Angka kesakitan DBD di Kabupaten Muna tahun
2020 yaitu 31,7 per 100.000 penduduk.
35
7. Malaria
Di Kabupaten Muna tahun 2020 Kasus Malaria sebanyak 102
kasus dengan angka kesakitan (Annual Parasite Incidence) sebesar 0,5
per 1.000 penduduk, menurun dibanding tahun 2019 sebanyak 3.546
kasus dengan angka kesakitan (Annual Parasite Incidence) sebesar 1,42
per 1.000 penduduk berisiko.
8. Filariasis
Filariasis merupakan penyakit yang termasuk ke dalam neglected
diseases. Pada tahun 2020 di Kabupaten Muna terdapat 19 kasus
filariasis yang terdiri dari
16 kasus laki-laki dan 3 kasus perempuan.
1. Diabetes Melitus
Kasus Diabetes Melitus di Kabupaten Muna pada tahun 2020
sebesar
292 orang dengan Penderita Diabetes Melitus yang mendapatkan
Pelayanan
Kesehatan Sesuai Standar sebesar 292 orang atau 100%.
36
2. Hipertensi
Di Kabupaten Muna kasus hipertensi tahun 2020 sebesar
2.130 kasus terdiri dari lakilaki sebanyak 684 kasus dan perempuan
sebanyak 1.446 kasus. Kasus Hipertensi tertinggi berada di
Puskesmas Tampo, terdiri atas 117 kasus laki-laki dan 421 kasus
perempuan. Sedangkan pada tahun 2019 jumlah kasus hipertensi
sebesar 3.973 terdiri dari laki-laki sebanyak 1.128 dan perempuan
sebesar 2.845.
3. Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau
perilaku yang pada umumnya terkait dengan stres atau kelainan jiwa
yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia.
Data Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa
Berat di Kabupaten Muna tahun 2020 dengan jumlah sasaran ODGJ
Berat sebanyak 301 orang dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sebesar 138 Orang atau 45,8%.
38
Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa jumlah kasus BBLR
tertinggi terjadi di tahun 2016 sebanyak 3,1% dan terendah terdapat
pada tahun 2017. Kasus Bayi Berat Lahir Rendah di Kabupaten Muna
pada tahun 2020 sebanyak 76 Kasus atau 1,9%, terjadi peningkatan
kasus dibanding tahun 2019 yaitu sebanyak 48 Kasus atau 1,47%.
B. Gizi Kurang
Kasus gizi kurang di Kabupaten Muna pada tahun 2020 sebanyak
1.330 balita atau 12,2%. Kasus gizi kurang di Kabupaten Muna
disebabkan beberapa faktor, diantaranya faktor sosial budaya,
rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya makanan bergizi
bagi pertumbuhan anak, pantangan untuk memakan tertentu yang
memiliki nilai gizi tinggi, namun tidak dikonsumsi karena sudah
merupakan tradisi yang turun-temurun; faktor pendidikan, pendidikan
masyarakat relatif rendah menyebabkan pengetahuan tentang gizi
kurang, seperti halnya pentingnya asupan makanan yang cukup nutrisi
yang dikonsumsi keluarga; dan faktor ekonomi, kemiskinan keluarga
dan penghasilan yang rendah, sehingga memungkinkan pemenuhan
kebutuhan gizi dalam keluarga tidak dapat terpenuhi.
C. Asi Eksklusif
Data cakupan pemberian ASI ekslusif di Kabupaten Muna
cenderung naik turun. Pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Muna
39
tahun 2020 sebanyak 903 bayi atau 37,5% dari 2.411 bayi usia <6
bulan, mengalami peningkatan dibanding tahun 2019 sebanyak 734 bayi
atau 28,54% dari 2.572 bayi usia <6 bulan.
Rendahnya cakupan ASI ekslusif pada bayi sangat dipengaruhi oleh
2 (dua):
1. Keluarga meliputi kesadaran ibu dan keluarga, adanya kebiasaan
atau budaya masyarakat setempat yang cenderung terlalu dini
memberikan asupan selain ASI kepada bayi dengan berbagai
alasan.
2. Petugas kesehatan meliputi : belum maksimalnya sosialisasi dan
advokasi petugas tentang Pemberian ASI Ekslusif kepada ibu dan
keluarga bayi; belum ada konselor ASI esklusif dipuskesmas; dan
pencatatan dan pelaporan pemberian ASI Ekslusif dipuskesmas
belum lengkap dann belum akurat, sehiingga belum dapat
memberikan gambaran secara riil cakupan ASI eksklusif diwilayah
kerja puskesmas.
B. Gizi Kurang
Kasus gizi kurang di Kabupaten Muna pada tahun 2020 sebanyak
1.330 balita atau 12,2%. Kasus gizi kurang di Kabupaten Muna
disebabkan beberapa faktor, diantaranya faktor sosial budaya,
rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya makanan bergizi
bagi pertumbuhan anak, pantangan untuk memakan tertentu yang
memiliki nilai gizi tinggi, namun tidak dikonsumsi karena sudah
merupakan tradisi yang turun-temurun; faktor pendidikan, pendidikan
masyarakat relatif rendah menyebabkan pengetahuan tentang gizi
kurang, seperti halnya pentingnya asupan makanan yang cukup nutrisi
yang dikonsumsi keluarga; dan faktor ekonomi, kemiskinan keluarga
dan penghasilan yang rendah, sehingga memungkinkan pemenuhan
kebutuhan gizi dalam keluarga tidak dapat terpenuhi.
C. Asi Eksklusif
Data cakupan pemberian ASI ekslusif di Kabupaten Muna
cenderung naik turun. Pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Muna
tahun 2020 sebanyak 903 bayi atau 37,5% dari 2.411 bayi usia <6
40
bulan, mengalami peningkatan dibanding tahun 2019 sebanyak 734 bayi
atau 28,54% dari 2.572 bayi usia <6 bulan.
Rendahnya cakupan ASI ekslusif pada bayi sangat dipengaruhi oleh
2 (dua):
1. Keluarga meliputi kesadaran ibu dan keluarga, adanya kebiasaan
atau budaya masyarakat setempat yang cenderung terlalu dini
memberikan asupan selain ASI kepada bayi dengan berbagai
alasan.
2. Petugas kesehatan meliputi : belum maksimalnya sosialisasi dan
advokasi petugas tentang Pemberian ASI Ekslusif kepada ibu dan
keluarga bayi; belum ada konselor ASI esklusif dipuskesmas; dan
pencatatan dan pelaporan pemberian ASI Ekslusif dipuskesmas
belum lengkap dann belum akurat, sehiingga belum dapat
memberikan gambaran secara riil cakupan ASI eksklusif diwilayah
kerja puskesmas.
D. Pemberian Vitamin A
Di Kabupaten Muna pada tahun 2020 bayi mendapat Vitamin A
sebanyak 2.969 bayi atau 70,7% dari 4.201 bayi, menurun jika
dibandingkan tahun 2019 sebanyak 3.745 bayi atau 72,37% dari
5.175 bayi; untuk pemberian Vitamin A pada anak balita (12-59
Bulan) tahun 2020 sebanyak 8.491 atau 65,9% dari 12.893 anak
balita, menurun jika dibandingkan tahun 2019 sebanyak 10.793
atau 72,15% dari
14.960 anak balita sedangkan pemberian Vitamin A pada Balita (6-59
Bulan) tahun
2020 sebanyak 11.460 atau 67% dari 17.094 balita, meningkat jika
dibandingkan tahun 2019 sebanyak 14.538 atau 72,20% dari 20.135
balita.
1) Rumah Sehat
42
691 dan yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 493 atau 71,34 %
yang terdiri atas tempat ibadah 161, pasar 34, Puskesmas 28, Rumah
sakit 1, SD 169 unit, SMP 55 unit dan SMA 45 unit.empat pengelolaan
makanan (TPM) berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit,
keracunan. Kualitas makanan yg disediakan harus memenuhi syarat
kesehatan, termasuk lokasi dan bangunan. TPM meliputi rumah makan
dan restoran, jasaboga atau catering, industri makanan, kantin, warung
dan makanan jajanan dan sebagainya. Perkembangan TPM di
Kabupaten Muna dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :
739
645
57
1
800 718
700 38
600 519
6
500
400 299
288
273
300 18
200 6
100
0
2016 2017 2018 2019
2020
43
Tahun 2016 2017 2018 2019 2020
TPM Memenuhi 299 273 186 386 288
Jumlah
Syarat TPM 718 519 645 571 739
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Muna
2021
A. Air Bersih
44
Air mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan. Apabila
tidak diperhatikan maka air yang dipergunakan masyarakat dapat
mengganggu kesehatan manusia. Untuk mendapatkan air yang baik
sesuai dengan standar kualitas tertentu, saat ini menjadi barang yang
mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah
dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan industri dan
kegiatan lainnya. Berbagai kegiatan dilakukan untuk peningkatan akses
masyarakat terhadap sumber air minum, diantaranya pemantauan
kualitas air bersih dan air minum. Jumlah sarana air minum memenuhi
syarat di Kabupaten Muna tahun 2020 adalah 7.520 atau 78% dari
9.637 sarana air minum yang diambil sampel.
B. Jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung)
yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.
Keluarga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
(Jamban Sehat) di Kabupaten Muna Tahun 2020 sebanyak 41.300 KK
atau 74,6%. Akses penduduk terhadap fasilitas jamban sehat terdiri atas
sharing/komunal sebanyak 1.273 KK pengguna, Jamban sehat semi
permanen sebanyak 7.384 KK pengguna dan Jamban sehat permanen
sebanyak 32.643 KK pengguna. Puskesmas dengan akses keluarga
terhadap fasilitas jamban sehat terendah adalah Puskesmas Tanjung
Batu sebanyak 178 KK pengguna atau 22,3%,
Jamban Sehat secara prinsip harus mampu memutuskan
hubungan antara tinja dan lingkungan. Sebuah jamban dikategorikan
sehat jika mampu mencegah kontaminasi ke badan air, mencegah
kontak antara manusia dan tinja, membuat tinja tersebut tidak dapat
dihinggapi serangga dan binatang lainnya, mencegah bau yang tidak
sedap, konstruksi dudukannya dibuat dengan baik dan aman bagi
pengguna.
45
2.3.1.2.4.4 Perilaku Masyarakat
Perilaku dalam pandangan biologis adalah merupakan suatu
kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia
pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri
yang mencakup : berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan lain
sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
47
BAB
III
Kabupaten Muna
48
10.Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan;
11.Belum efektifnya manajemen pembangunan kesehatan;
12.Masih rendahnya pengetahuan mengenai pentingnya kesehatan
ibu dan anak.
49
.
1. Isu Internasional
50
tertinggal dibandingkan negara sebanding. Hal ini berpengaruh pada produktivitas
tenaga kerja dalam jangka panjang. 3 dari 10 anak di bawah usia 5 tahun
menderita stunting, 23 dari 100 remaja lakilaki usia 13-15 tahun merokok, 26 dari
100 kematian penduduk usia 30-70 tahun disebabkan oleh 4 penyakit tidak
menular: kanker, diabetes, kardiovaskular (CVD), atau pernafasan kronis (CRD)
Dibandingkan dengan negara malaysia, Vietnam dan china yang kematian
penduduknya hanya 17 dari 100 kematian penduduk usia 30-70 tahun. Kemudian
Fasilitas kesehatan di Indonesia masih sangat tertinggal dibandingkan dengan
negara asean lainnya seperti Malaysia,Vietnam, Thailand.
51
3. Isu Strategis Lokal
Sehingga menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk melahirkan dengan dibantu tenaga
medis juga meningkat. Indikator kesehatan lainnya ialah banyaknya balita yang terimunisasi
campak menurun dari tahun 2016 (74,56 persen) menjadi 71,87 persen pada tahun 2017.
Imunisasi ini untuk kekebalan tubuh balita saat ini agar tumbuh sehat hingga dewasa. Adapun
penduduk yang mengalami keluhan kesehatan selama sebulan terakhir di tahun 2017 ialah 24,10
persen, menurun dari tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan meningkatnya Angka Harapan
Hidup (AHH) masyarakat saat lahir. AHH merupakan ukuran yang merepresentasikan dimensi
umur panjang dan hidup sehat dalam pembangunan manusia. Dengan AHH Sulawesi Tenggara
70,47 tahun pada tahun 2017, dapat diartikan bahwa bayi yang baru lahir diharapkan hidup
sampai mencapai umur 70 tahun. Semakin meningkatnya AHH mengindikasikan bahwa derajat
kesehatan masyarakat juga semakin membaik. Meskipun AHH semakin meningkat namun angka
kesakitan dan kematian masih cukup tinggi, sehingga perlu tetap fokus pada penanganan
kesehatan masyarakat.
52
Pada sisi lain, setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak Menular
(PTM) (63 persen dari seluruh kematian). Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan oleh
penyakit tidak menular terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90 persen dari kematian “dini”
tersebut terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Secara global PTM penyebab
kematian nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler
adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, seperti :
Penyakit Jantung Koroner, Penyakit Gagal jantung atau Payah Jantung, Hipertensi dan Stroke.
Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan, prevalensi tertinggi untuk penyakit Kardiovaskuler di
Indonesia adalah PJK, yakni sebesar 1,5 persen atau 2.650.340 orang. Dari prevalensi tersebut,
angka tertinggi ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (4,4 persen atau 137.130 orang) dan
terendah di Provinsi Riau (0,3 persen atau 12.321 orang), untuk Provinsi Sulawesi Tenggara
mencapai 1,7 persen atau 26.170 orang. Sementara total wilayah timur Indonesia 2,2 persen
atau 635.754 orang. angka tersebut mencapai 23,98 persen dari total seluruh Indonesia sebesar
2.650.340 orang. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa wilayah timur Indonesia
berpotensi besar penyumbang penderita penyakit jantung di Indonesia. Sementara belum ada
Rumah Sakit Khusus yang menangani jantung bertempat di wilayah timur Indonesia. Dari alasan
yang dikemukakan tersebut, maka salah satu isu strategis
peningkatan kualitas sumber daya manusia dibidang kesehatan yaitu penyediaan Rumah Sakit
Khusus Jantung di Sulawesi Tenggara yang dapat menjadi Rumah Sakit rujukan pasien penderita
jantung untuk kawasan timur Indonesia. Paradigma pembangunan kesehatan selama ini yang
mengarah pada tindakan
kuratif, yang kedepan seharusnya mulai bergeser pada tindakan preventif dan promotif. Hal
tersebut tetap harus didukung dengan upaya penurunan disparitas akses dan mutu pelayanan
kesehatan, pemenuhan prasarana dan sarana kesehatan, serta tenaga kesehatan, yang
menjangkau seluruh lapisan masyarakat di seluruh kabupaten/kota.
53
Berdasarkan isu-isu dan dinamika tersebut di atas, maka
dalam rangka mengantisipasi dinamika pembangunan
kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, dijabarkan isu pokok
sebagai berikut:
a. Terbatasnya aksesibilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas terutama pada kelompok rentan seperti
penduduk miskin, daerah terpencil, kepulauan dan pesisir;
b. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar masih
terbatas;
pembiayaan;
54
hukum kesehatan;
i. Belum optimalnya pelaksanaan manajerial dalam
sinkronisasi perencanaan kebijakan program dan anggaran
serta masih terbatasnya koordinasi.
Secara ringkas isu-isu pembangunan kesehatan di
Provinsi Sulawesi Tenggara seperti berikut.
55
56
BAB IV
4.1. Tujuan
4.2. Sasaran
57
Adapaun tujuan dan sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas
Kesehatan Kabupaten Muna Dapat di lihat Pada Tabel Berikut ini :
Tabel 6
Peningkatan
mutu Pelayanan, Tercapainya
penyelenggaraan program 100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pengembangan peningkatan %
dan pengelolaan kapasitas Sumber
sertifikasi Daya Manusia
kompetensi Kesehatan
Tercapainya
100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
program
%
peningkatan
kapasitas Sumber
Terlaksananya
Pengendalian 97 % 97 % 97 % 97 % 97 % 100 % 100 %
Perizinan Praktek
Terlaksananya
Tenaga Kesehatan
Pembinaan dan
Pengawasan Tenaga 98 % 98 % 98 % 98 % 98 % 100 % 100 %
Kesehatan serta
Tindak Lanjut
58
Jasa SDM Kesehatan 0 Orang 4,000,000,000,000 Orang 4Orang
Oran 0,0 Orang
g
Terlaksananya
Pengembangan
Mutu dan 95 % 95 % 95 % 95 % 95 % 97 % 97 %
Peningkatan
Kompetensi Teknik
Tercapainya
Pemenuhan
Mewujudkan pelayanan upaya
dasar masyarakat secara 70 75 % 80 % 85 % 90 % 100 % 100 %
kesehatan
prima % 100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
perorangan dan
upaya 100 %
kesehatan %
masyarakat
Peningkatan
sediaan farmasi,
alat kesehatan
dan makanan
minuman
Tercapainya
pemenuhan
Meningkatkan upaya
Pendidikan yang 70 75 % 80 % 85 % 90 % 100 % 100 %
kesehatan
Baik dan Bermutu % 100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
perorangan dan
upaya 100 %
kesehatan %
masyarakat
Peningkatan
sediaan farmasi,
alat kesehatan
dan makanan
minuman
Tercapaianya
Pemenuhan upaya
70 % 75 % 80 % 85 % 90 % 100 % 100 %
kesehatan
perorangan dan
upaya kesehatan
masyarakat
59
BAB V
60
5.2. Arah Kebijakan
61
15)Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan yang memiliki
kopetensi pada daerah sulit dan terpencil serta difasilitas
pelayanan kesehatan melalui pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan.
62
7. Meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan serta
pemberian otonomi fungsional pada unit pelayanan kesehatan
terutama yang berada di lini depan, dengan berorientasi kepada
pelanggan.
63
n
Pengendalian
Perizinan
Praktek
Tenaga
Kesehatan
Pembinaan
dan
Pengawasan
Tenaga
Kesehatan
serta Tindak
Lanjut
Perizinan
Praktik
Tenaga
Kesehatan
Jasa SDM
Kesehatan
Pengembang
an Mutu dan
Peningkatan
Kompetensi
Teknik
Sumber Daya
Manusia
Kesehatan
Tingkat
Daerah
Kabupaten/K
ota
1. Pemenuhan
Penerapa upaya
Mewujudkan Meningkatkan
n standar kesehatan
pelayanan dasar Pendidikan
64
masyarakat secara yang Baik dan mutu perorangan
prima Bermutu pelayana dan upaya
n kesehatan
kesehata masyarakat
n
Pengadaan
dan
Pemeliharaa
n Alat
Kalibrasi
Pengadaan
Bahan Habis
Pakai
Rehabilitas
i dan
Pemelihar
aan
Puskesma
s
Pembangu
nan
Puskesma
s
Pengadaan
Obat Vaksin
65
Pengadaan
Sarana
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
Pengadaan
Prasarana
dan
Pendukung
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Orang
Terduga
Tuberculosis
Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Orang
Dengan
Resiko
Terinfeksi
HIV
Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Bagi
Penduduk
Terdampak
Krisis
Kesehatan
Akibat
Bencana dan
66
/atau
berpotensi
Bencana
Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Gizi
Masyarakat
Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Kerja dan
Olahraga
Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Lingkungan
Pengelolaan
Pelayanan
Promosi
Kesehatan
Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Tradisional,
Akupuntur,
Asuhan
Mandiri, dan
Tradisional
Lainnya
67
Pengelolaan
Survailans
Kesehatan
Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Jiwa dan
NAPZA
a
Pengelolaan
Upaya
Kesehatan
Khusus
Pengelolaan
Upaya
Penguranga
n Resiko
Krisis
Kesehatan
dan Pasca
Krisis
Kesehatan
Pelayanan
Kesehatan
Penyakit
Menular dan
Tidak
Menular
Capaian
Penduduk
yang
68
mendapat
Jaminan
Kesehatan
Nasional
Pengambilan
dan
Pengiriman
Spesimen
Penyakit
Potensial
KLB ke
Laboratoriu
m
Rujukan/Na
sional
Kabupaten/
Kota Sehat
Pengelolaan
Penelitian
Kesehatan
Operasional
Pelayanan
Puskesmas
69
Operasional
Pelayanan
Fasilitas
Kesehatan
Lainya
Puskesmas
yang
terakreditasi
Investigasi
Awal
Kejadian
Tidak
diharapkan
(Kejadian
Ikutan Pasca
Imunisasi
dan
Pemberian
Obat Masal)
Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Ibu Hamil
Pengelolaan
Pelayanaan
Kesehatan
Ibu Bersalin
70
Pengelolaan
Kesehatan
Balita
Pengelolaan
Kesehatan
Pada Usia
Pendidikan
Dasar
Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Pada Usia
Produktif
Pengelolaan
Pekayanan
Kesehatan
Pada Usia
Lanjut
Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Penderita
Hipertensi
Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Penderita
Diabetes
Militus
Pengelolaan
Pelayanan
71
Kesehatan
Orang
Dengan
Gangguan
Jiwa Berat
Sistem
Informasi
Kesehatan
Dokumen
Profil
Perumusan
dan
Pelaksanaan
Pelayanan
Kesehatan
Rujukan
Peningkatan
sediaan
farmasi,alat
kesehatan
dan
makanan
minuman
Fasilitasi
Pemenuhan,
Komitmen
Izin Apotik,
Toko Obat,
Toko Alat
Kesehatan
72
dan Optikal,
Usaha Mikro
Obat
Tradisional
(UMOT)
Pengendalian
dan
Pengawasan
Serta Tindak
Lanjut
Pengawasan
Perizinan
Apotik, Toko
Obat, Toko
Alat
Kesehatan
dan Optikal,
Usaha Mikro
Obat
Tradisional
(UMOT)
Pengendalia
n dan
Pengawasan
Serta Tindak
Lanjut
Pengawasan
Sertifikat
Produksi Alat
Kesehatan
Kelas 1
Tertentu dan
PKRT Kelas 1
Tertentu
Perusahaan
Rumah
Tangga
73
Pemeriksaan
Pos Market
Pada Produk
Makanan
Minuman
Industri
Rumah
Tangga yang
Beredar dan
Pengawasa
n Serta
Tindak
Lanjut
Pengawasa
n
Program
Pemberdayaa
n Masyarakat
Bidang
Kesehatan
Peningkatan
Upaya
Promosi
Kesehatan,
Advokasi,
Kemitraan
dan
Pemberdaya
an
Masyarakat
Penyelenggar
aan Promosi
Kesehatan
dan Gerakan
Hidup Bersih
dan Sehat
74
Presentase Terciptanya sistem Melakukan Pelaksanaan
pelaksanaan kelembagaan dan penatakelo Pelayanan
pelayanan urusan ketatalaksanaan laan Urusan
pemerintahan yang pemerintahan yang bersih, administra Pemerintaha
tepat waktu efisien, efektif, transparan, si n yang Tepat
profesional dan akuntabel perkantora Waktu
n secara
efektif
Koordinasi
dan
Penyusunan
Dokumen
Perubahan
RAK -SKPD
Koordinasi
dan
Penyusunan
Dokumen
RAK, RKA-
SKPD
Terlaksanany
a
Penyusunan
Dokumen
Perencanaan
Perangkat
Daerah
Terlaksanany
a Koordinasi
dan
Penyusunan
Perubahan
DPA-SKPD
75
Koordinasi
dan
Penyususnan
DPA-SKPD
Jasa
Administrasi
ASN
Laporan
Keuangan
Akhir Tahun
SKPD
Penyusunan
Laporan
Keuangan
Bulanan/Tri
wulan
/Semesteran
SKPD
Pelaporan
dan Analisis
Pronogsis
Realisasi
Anggaran
Gaji dan
Tunjangan
ASN
76
Dokumen
LAKIP
Peraturan
Perundang-
undangan
dengan baik
Kebutuhan
ASN
Sistem
Informasi
Kepegawaian
SDM
Kesehatan
Yang
berkualitas
Implementasi
Peraturan
Perundang-
undangan
77
Peningkatan
Pelayanan
Perkantoran
sistem
Manajemen
Perkantoran
yang Terpadu
Bahan
Bacaan dan
Peraturan
Perundang-
undangan
Barang
Cetakan
dan
Penggandaa
n
Komponen
Instalasi
Listrik/Pener
angan
Bangunan
Kantor
Bahan
Logostik
Kantor
Pengadaan
Kendaraan
Dinas
78
Operasional
atau
Lapangan
Tersedianya
Jasa
Komunikasi,
Sumber
Daya Air dan
Listrik
Pemeliharaa
n Peralatan
dan Mesin
Perkantoran
Pemeliharaan
/Rehabilitasi
Gedung
Kantor dan
Bangunan
Lainnya
Pemeliharaan
/Rehabilita si
Sarana dan
Prasarana
Pendukung
Gedung
Kantor atau
Bangunan
Lainnya
Jasa
Pemeliharaan
, Biaya
Pemeliharaan
dan Pajak
Kendaraan
79
Perorangan
Dinas atau
Kendaraan
Dinas
Jabatan
Jasa
Pemeliharaa
n, Biaya
Pemeliharaa
n, Pajak,
dan Perizinan
Kendaraan
Dinas
Operasional
atau
Lapangan
Adanya
Dokumen
SOP
80
BAB VI
81
BAB VII.
Tabel 9
Yang Mengacu pada Sasaran RPJMD Kabupaten Muna Tahun 2021 – 2026
82
Bermutu 100.000
Penduduk
83
BAB VIII
PENUTUP
84
Demikianlah Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Muna ini
disusun sebagai arah dan pedoman bagi petugas kesehatan dalam
merencanakan, melaksanakan pengembangan program yang tertuang
dalam Rencana Kerja tahunan, sehingga setiap program dan kegiatan
disetiap unit kegiatan dapat dipertanggungjawabkan dalam
pelaksanaannya.
Tabel 6
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna
Tercapainya
Mewujudkan Sumber 100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Program
Daya Aparatur yang %
Peningkatan
Profesional dan
Kapasitas Sumber
Kompetitif Peningkatan
mutu Tercapainya
Pelayanan,penyel program 100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
enggaraan peningkatan %
pengembangan kapasitas Sumber
dan pengelolaan Daya Manusia
sertifikasi Kesehatan
kompetensi
Tercapainya program
100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
peningkatan
%
kapasitas Sumber
Daya Manusia
Kesehatan
Terlaksananya
Pengendalian 97 % 97 % 97 % 97 % 97 % 100 % 100 %
Perizinan Praktek
Terlaksananya
Tenaga Kesehatan
Pembinaan dan
Pengawasan Tenaga 98 % 98 % 98 % 98 % 98 % 100 % 100 %
Kesehatan serta
Tindak Lanjut
Terlaksananya
Pengembangan Mutu
dan Peningkatan 95 % 95 % 95 % 95 % 95 % 97 % 97 %
Kompetensi Teknik
Sumber Daya Manusia
85
Tercapainya
Pemenuhan upaya
Mewujudkan kesehatan
pelayanan dasar 70 75 % 80 % 85 % 90 % 100 % 100 %
perorangan dan
masyarakat secara % 100 % 100 100 % 100 % 100 % 100 %
upaya kesehatan
prima masyarakat 100 %
%
Peningkatan
sediaan farmasi,
Tercapainya
pemenuhan upaya
Meningkatkan kesehatan
Pendidikan yang 70 75 % 80 % 85 % 90 % 100 % 100 %
perorangan dan
Baik dan Bermutu % 100 % 100 100 % 100 % 100 % 100 %
upaya kesehatan
masyarakat 100 %
%
Peningkatan
sediaan farmasi,
Tercapaianya
Pemenuhan upaya
70 % 75 % 80 % 85 % 90 % 100 % 100 %
kesehatan
perorangan dan
Tabel 8
Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan Dinas Kesehatan Kabupaten
Muna Tahun 2021 - 2026
Indikator Kinerja
Tujuan, Sasaran,
Program
Program dan
(Outcome) dan
Tercapainya
Program
Peningkatan
Kapasitas Sumber
Peningkatan
mutu Pelayanan,
penyelenggaraan
Tercapainya
pengembangan
program
dan pengelolaan
peningkatan
PROGRAM
Tercapainya
PENINGKATAN
program
KAPASITAS
peningkatan
SUMBER DAYA
Pemberian Izin kapasitas Sumber
Terlaksananya
Pembinaan dan
Pengawasan Tenaga
Kesehatan serta
Kebutuhan dan
Pendayagunaan
Sumberdaya
Manusia Kesehatan
Pengembangan Terlaksananya
Pemenuhan
upaya
kesehatan
perorangan dan
upaya
kesehatan
masyarakat
Tercapainya
pemenuhan
upaya
kesehatan
perorangan dan
upaya
kesehatan
masyarakat
86
PROGRAM
Tercapaianya
PEMENUHAN
Pemenuhan upaya
UPAYA
kesehatan
KESEHATAN
perorangan dan
PERORANGAN
Penyediaan
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan untuk
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan untuk
Indikator Kinerja
Tujuan, Sasaran,
Program
Program dan
Penyediaan (Outcome) dan
Terlaksananya
Fasilitas Pelayanan
Rehabilitasi
Kesehatan untuk
dan
UKM dan UKP
Penyediaan Pemeliharaan
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan untuk
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan untuk
Pengelolaan
Pelayanan
Penyediaan
Kesehatan Bagi
Layanan Kesehatan
Penduduk
untuk UKM dan
Penyediaan
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pengelolaan
untuk UKM dan
Pelayanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan Gizi Masyarakat
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pengelolaan
untuk UKM dan
Pelayanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan Kerja dan Olahraga
Layanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan
Layanan Kesehatan
UKP Rujukan
Terlaksananya
Penyediaan
Pengelolaan
Layanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
untuk UKM dan
Tradisional,
UKP Rujukan
Penyediaan Akupuntur, Asuhan
Layanan Kesehatan
UKP Rujukan
87
Penyediaan
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pengelolaan
untuk UKM dan
Pelayanan Kesehatan
UKP Rujukan
Jiwa dan NAPZA
Indikator Kinerja
Tujuan, Sasaran,
Program
Program dan
Penyediaan (Outcome) dan
Layanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan Terlaksananya
Layanan Kesehatan
UKP Rujukan
Terlaksananya
Penyediaan
Pengambilan dan
Layanan Kesehatan
Pengiriman
untuk UKM dan
Spesimen Penyakit
UKP Rujukan
Penyediaan Potensial KLB ke
Layanan Kesehatan
Layanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan
Layanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan
Terpenuhinya
Layanan Kesehatan
Operasional
untuk UKM dan
Pelayanan Fasilitas
UKP Rujukan
Penyediaan Kesehatan Lainya
Layanan Kesehatan
UKP Rujukan
Terlaksananya
Investigasi Awal
Kejadian Tidak
Penyediaan
diharapkan
Layanan Kesehatan
(Kejadian Ikutan
untuk UKM dan
Penyediaan
Layanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan
Layanan Kesehatan
UKP Rujukan
88
Penyediaan
Layanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pengelolaan
untuk UKM dan
Kesehatan Pada Usia
UKP Rujukan
Pendidikan Dasar
Indikator Kinerja
Tujuan, Sasaran,
Program
Program dan
Penyediaan (Outcome) dan
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pengelolaan
untuk UKM dan
Pelayanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan Pada Usia Produktif
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pengelolaan
untuk UKM dan
Pekayanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan Pada Usia Lanjut
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pengelolaan
untuk UKM dan
Pelayanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan Penderita Hipertensi
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pengelolaan
untuk UKM dan
Pelayanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan Penderita Diabetes
Terlaksananya
an Sistem
Informasi
Tersedianya Sistem
Penyelenggara
an Sistem
Informasi
Penerbitan Izin
C, D dan Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan Tingkat
PROGRAM
Peningkatan
SEDIAAN
sediaan farmasi,alat
FARMASI, ALAT
kesehatan dan
KESEHATAN DAN
Pemberian Izin makanan minuman
Terlaksananya
89
Terlaksananya
Pengendalian dan
Pengawasan Serta
Pemberian Izin Tindak Lanjut
Apotek, Toko Obat, Pengawasan
Toko Alat Kesehatan Perizinan Apotik,
Kesehatan
Penerbitan Rumah
Sertifikat Produksi
Pangan Industri
Rumah Tangga
sebagai Izin
Produksi, untuk
Produk Makanan
Indikator Kinerja
Tujuan, Sasaran,
Penerbitan Sertifikat
Tempat Pengelolaan
Makanan (TPM)
Boga, Rumah
Terlaksananya
Pemeriksaan Pos
Rumah Tangga
Persentase
Tercapainya
PROGRAM Program
PEMBERDAYAAN Pemberdayaan
MASYARAKAT Masyarakat Bidang
BIDANG Kesehatan
Advokasi,
Pemberdayaan,
Kemitraan,
Terwujudnya
Peningkatan Peran
Peningkatan
serta Masyarakat
Upaya Promosi
dan Lintas Sektor
Pelaksanaan Terlaksananya
Kesehatan,
Sehat dalam Penyelenggaraan
90
Presentase
pelaksanaan
pelayanan
urusan
Terciptanya
sistem
kelembagaan
dan
ketatalaksanaan
pemerintahan
PROGRAM
Presentase
PENUNJANG
Pelaksanaan
URUSAN
Pelayanan Urusan
PEMERINTAHAN
Pemerintahan yang
DAERAH
Tepat Waktu
KABUPATEN/KOTA
Perencanaan, Terlaksananya
SKPD
Perencanaan, Terlaksananya
n
Perencanaan, Terlaksananya
Penganggaran, Penyusunan
Perencanaan, Terlaksananya
Perencanaan,
Terlaksananya
Penganggaran,
Koordinasi dan
dan Evaluasi
Penyususnan DPA-
X.XX.01.2.01 Kinerja Perangkat 3 Dokumen 3 Dokumen 50,000,000 3 Dokumen 50,000,000 3 Dokumen 50,000,000 3 Dokumen
SKPD
Daerah
Administrasi
Terpenuhinya Jasa
Keuangan
Perangkat Daerah
X.XX.01.2.02 Administrasi ASN 100 % 100 % 4,950,000,000 100 % 4,950,000,000 100 %4,975,000,000 100 %
Dokumen
91
Indikator Kinerja
Tujuan, Sasaran,
Perencanaa
n
Dokumen
Administrasi
Penyusunan
Keuangan
Laporan Keuangan
Perangkat Daerah
X.XX.01.2.02 Bulanan/Triwulan / 8 8 25,000,00 8 25,000,00 8 25,000,00 8
Administrasi
Terpenuhinya Gaji dan
Keuangan
Perangkat Daerah
X.XX.01.2.02 Tunjangan ASN 100 % 100 %53,523,509,500 100 %53,523,509,500 100 %53,523,509,500 100 %
Administrasi
Keuangan
Perangkat Daerah
Administrasi Terlaksananya
Kepegawaian Peraturan
Perangkat Perundang-
X.XX.01.2.05 100 % 100 %46,000,000 100% 50,000,00 100% 50,000,000 100%
Daerah undangan dengan
baik
Administrasi
Pemenuhan
Kepegawaian
Kebutuhan ASN
Perangkat
X.XX.01.2.05 100 % 100 %450,000,000 100 % 450,000,000 100 % 475,000,000 100 %
Daerah
92
Administrasi
Terpenuhinya Sistem
Kepegawaian
Perangkat
X.XX.01.2.05 Informasi 100 % 100 % 50,000,000 100 % 75,000,000 100 % 75,000,000 100 %
Daerah
Kepegawaian
Administrasi Terwujudnya
Administrasi Terlaksananya
Kepegawaian Implementasi
Perangkat Peraturan
X.XX.01.2.05 100 100 % 46,000,00 100 46,000,00 100 46,000,00 100
Daerah Perundang-
% 0 % 0 % 0 %
undangan
Tercapainya
Administrasi Umum
Peningkatan
Pelayanan
X.XX.01.2.06 Perangkat Daerah 100 100 % 310,000,00 100 310,000,00 100 310,000,00 100
Perkantoran
% 0 % 0 % 0 %
Teciptanya sistem
Administrasi Umum
Manajemen
Perkantoran yang
X.XX.01.2.06 Perangkat Daerah 95 % 95 % 360,000,00 95 % 360,000,00 97 % 375,000,00 97 %
Terpadu
0 0 0
Tersedianya Bahan
Administrasi Umum
Bacaan dan
Peraturan
X.XX.01.2.06 Perangkat Daerah 4 4 25,000,00 4 25,000,00 4 25,000,00 4
Perundang-
Dokumen Dokumen 0 Dokumen 0 Dokumen 0 Dokumen
undangan
Tersedianya
Administrasi Umum
Barang Cetakan
dan
X.XX.01.2.06 Perangkat Daerah 1 1 Paket 100,000,00 1 Paket 100,000,00 1 Paket 150,000,001 Paket
Penggandaan
Paket 0 0 0
Tersedianya
Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan
Administrasi Umum
X.XX.01.2.06 Bangunan Kantor 0 Kwh 10,000,000 Kwh 10,000,000 wh 000 Kwh 12,500,000 Kwh 15,000
Kwh K 12,500, 0
Paket 0 0 0
Perangkat Daerah Logostik Kantor
Pengadaan Terpenuhinya
Pemerintah
Daerah
Penyediaan Jasa Tersedianya Jasa
Pemeliharaan
Terlaksananya
Barang Milik
Pemeliharaan
Daerah Penunjang
Peralatan dan Mesin
X.XX.01.2.09 Urusan 1 1 Paket 250,000,00 1 Paket 250,000,00 1 Paket 275,000,001 Paket
Perkantoran
Pemerintahan Paket 0 0 0
Daerah
Terlaksananya
Pemeliharaan
Barang Milik
Bangunan Lainnya
Terlaksananya
Pemeliharaan/Rehabil
93
Tersedianya Jasa
Pemeliharaan, Biaya
Pemeliharaan dan
Pemeliharaan
Pajak Kendaraan
Barang Milik
Perorangan Dinas
Daerah Penunjang
atau Kendaraan Dinas
X.XX.01.2.09 Urusan 5 5 Unit 100,000,00 5 100,000,00 7 150,000,00 7
Jabatan
Pemerintahan Unit 0 Unit 0 Unit 0 Unit
Daerah
Indikator Kinerja
Tujuan, Sasaran,
n
Tersedianya Jasa
Pemeliharaan,
Biaya
Pemeliharaan
Pemeliharaan,
Barang Milik
Pajak,
Daerah Penunjang
Urusan
Pemerintahan
X.XX.01.2.13 Penataan Organisasi Adanya Dokumen 3 3 46,000,00 3 46,000,00 3 47,500,00 3
94
95