Anda di halaman 1dari 102

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) DINAS

KESEHATAN KAB. MUNA TAHUN 2021 – 2026

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUNA


JLN. M. HUSNI THAMRIN, NO. 21 RAHA
Telp. (0403) 2521068 Fax. (0403) 2522417
KATA
PENGANTAR

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Tahun 2021-2026


dalam upaya mewujudkan visi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu
“Terwujudnya Institusi Profesional yang Maju dan Sehat di Kabupaten Muna”.
. Revisi Renstra ini dapat berfungsi untuk pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian serta untuk melihat capaian kinerja .
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna mempunyai visi dan misi organisasi
yang didukung oleh tujuan dan sasaran organisasi yang jelas, terukur dan
realistis, dengan harapan pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana di
bidang Kesehatan akan terlaksana dengan baik dan berkesinambungan. Misi
dan tujuan organisasi didukung oleh semua komponen yang ada dengan harapan
akan berhasil dengan baik sesuai dengan penetapan kinerja yang telah
ditetapkan.
Penyusunan Revisi Renstra ini tentu saja masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan
penyusunan Renstra di waktu yang akan datang.

Raha, 2022

Plt. Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Muna,
Sekretaris,

SAMUDRA TAUFIK, S.Gz


Pembina TK.I, Gol. IV/b
NIP. 19631231 198803 1 215
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................
DAFTAR ISI .........................
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Landasan Hukum 6
1.3. Maksud dan Tujuan 9
1.4. Sistematika Penulisan 10
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN 12
KABUPATEN MUNA
2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi 12
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna
2.2. Sumber Daya Dinas Kesehatan Kabupaten 15
Muna
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan 20
Kabupaten Muna
2.3.1. Angka Usia Harapan Hidup 21
2.3.2. Derajat Kesehatan 23
2.3.3. Angka Kematia 23
2.3.4. Angka Kematian Bayi (AKB) 25
2.3.5. Angka Kematian Balita (AKABA) 28
2.3.6. Angka Kesakitan 30
2.3.7. Pengendalian Penyakita yang Dapat 37
Dicegah Dengan Imunisasi
2.3.8. Status Gizi Masyarakat 38
2.3.9. Rumah Sehat 41
2.3.10. Sanitasi Tempat-tempat Umum 42
(TTU) dan Tempat Pengelolaan
2.3.11. Sarana Sanitasi Dasar 44
BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DINAS 47
KESEHATAN KABUPATEN MUNA
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan 47
Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan
3.2. Pemetaan Isu – isu Strategis 49
BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN 56
4.1. Tujuan 56
4.2. Sasaran 56
BAB V. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 59
5.1. Strategi 59
5.2. Arah Kebijakan 60
5.3. Strategi Kebijakan 61
BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA 81
PENDANAAN
BAB VII. KINERJA PENYELENGGARAAN DINAS 82
KESEHATAN KABUPATEN MUNA
BAB VIII. PENUTUP 84
LAMPIRAN
DAFTAR GRAFIK

No. Grafik Uraian Halaman


Grafik 1 Angka Lahir Mati di Kabupaten Muna Tahun 2017-2020 27
Grafik 2 Trend Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) 27
Kabupaten Muna 2015 - 2019
Grafik 3 Tren Angka Kematian Balita di Kabupaten Muna 2015 - 28
2019
Grafik 4 Trend Angka Kematian Ibu di Kabupaten Muna Tahun 29
2015-2020
Grafik 5 Perkembangan Kasus BBLR di Kabupaten Muna Tahun 32
2016-2020
Grafik 6 Pelayanan Nifas di Kabupaten MunaTahun 2015-2020 38
Grafik 7 Perkembangan TTU Memenuhi syarat kesehatan di 42
Kabupaten Muna
Grafik 8 Perkembangan TPM di Kabupaten Muna Tahun 2016 – 46
2020

DAFTAR TABEL
No. Tabel Uraian Halaman
Tabel 1 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Profesi Dinas
Kesehatan Kabupaten Muna Tahun 2017
Tabel 5 Isu-isu Global, Nasional dan Lokal Eksternal
Tabel 6 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna
Tabel 7 Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten
Muna
Tabel 8 Rencana, Program dan Kegiatan Serta Pendanaan
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Tahun 2021 – 2026
Tabel 9 Indikator Kinerja Dinas Kesehatan yang Mengacu pada
Sasaran RPJMD Kabupaten Muna Tahun 2021 – 2026
DAFTAR
GAMBAR

No. Gambar Uraian Halaman


Gambar 1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten 14
Gambar 2 Jumlah Puskesmas di Kabupaten Muna Tahun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan


kesadaran kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
sehingga peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan berdasarkan pada peri kemanusiaan,
pemberdayaan, serta pengutamaan manfaat dengan perhatian
khusus pada kelompok yang rentan antara lain ibu, bayi, balita,
ibu hamil, ibu melahirkan,usia lanjut dan keluarga miskin.
Dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional menghendaki arah dan
tujuan kebijakan pembangunan diselenggarakan berdasarkan
demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional.
Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian
integral dari perencanaan pembangunan nasional yang disusun
secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap
terhadap perubahan dalam rangka menjawab permasalahan
yang ada di daerah. Untuk menghasilkan suatu rancangan
pembangunan daerah yang baik diperlukan tatanan
perencanaan pembangunan yang dituangkan dalam bentuk
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra-SKPD). Dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, mengamanatkan bahwa
setiap Pemerintahan Daerah dalam rangka
mengimplementasikan Visi Misi, diwajibkan menyusun RPJMD

1
dan Renstra paling lambat 4 bulan setelah pelantikan.
Penyusunan RPJMD dan Renstra dilaksanakan secara
simultan, walaupun kedudukan Renstra merupakan
penjabaran dari RPJMD.
Agenda utama pembangunan yang telah dilaksanakan
dalam periode Tahun 2021–2026 yang meliputi
peningkatan kualitas sumberdaya manusia, revitalisasi
pemerintahan, pembangunan ekonomi, pemantapan
pembangunan kebudayaan daerah dan mempercepat
pembangunan infrastruktur kewilayahan. Kelima agenda ini
akan dilanjutkan pada periode 2026-2030 dengan
penekanan pada upaya peningkatan nilai tambah
sumberdaya alam untuk memperkokoh kemandirian dan
daya saing daerah. Sedangkan pembangunan
infrastruktur pada kawasan strategis ditujukan untuk
mendukung program nasional Masterplan Percepatan
dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Dalam upaya kesinambungan dan keberlangsungan agenda
pembangunan di Kabupaten Muna, serta menjawab
tantangan dan kebutuhan masyarakat, maka visi
pembangunan Kabupaten Muna Tahun 2021– 2026
ditetapkan, “Terwujudnya Kabupaten Muna Yang Maju,
Mandiri, Berdaya Saing, Dan Sejahtera”

2
VISI POKOK VISI PENJELASAN VISI
Muna Yang Maju Mengandung makna
Maju,Mandiri,Berda bahwa masyarakat Muna
ya Saing Dan yang berpengetahuan dan
Sejahtera sadar akan kebutuhan secara
individual atau kelompok,
serta mampu menyesuaikan
dengan perkembangan dan
kebutuhan regional, nasional
dan global, dengan tetap
mempertahankan ciri dan
1. Maju identitas masyarakat Muna
Mengandung makna bahwa
kondisi masyarakat Muna
yang merdeka, mampu
berkolbarosi dengan berbagai
pihak, hidup sejajar dan
sederajat dengan masyarakat
2. Mandiri lainnya, dengan

3
Sedangkan misi yang diemban adalah

No Pokok-Pokok Visi Mis P


i

4
1 Maju Didukung oleh Misi Meningkatka Dimana kapasitas
1 n Kapasitas sumber daya manusia
Sumber Daya itu berorientasi pada
Manusia kemampuan yang akan
menentukan berhasilnya
seseorang menyelesaikan
pekerjaan yang
dibebankan kepadanya
secara optimal. Maka,
meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia
menjadi kebutuhan yang
harus dilaksanakan oleh
organisasi atau lembaga
pemerintah maupun
lembaga non pemerintah
yang ada di lingkup
Kabupaten Muna.
Meningkatkan
kapasitas sumber daya
manusia dalam organisasi
atau lembaga merupakan
syarat mutlak untuk
mendukung pencapaian
tujuan organisasi, terlebih
organisasi tersebut
merupakan organisasi

5
Mencermati Visi, Misi, Strategi dan Kebijakan dalam RPJMD
Tahun 2021-2026, maka Dinas Kesehatan Kabupaten
Muna sebagai SKPD yang bertanggungjawab dalam
melaksanakan program pembangunan kesehatan di
Kabupaten Muna, terkait Visi Kabupaten Muna maka Dinas
Kesehatan menjbarkan pada Kabupaten Muna di Misi 1 yaitu
Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia menyangkut
urusan Mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dengan melalui meningkatnya umur harapan
hidup menurunnya angka kematian bayi, menurunnya
angka prevalensi gizi buruk serta evektifitas penanganan
penyakit menular guna pencapaian MDGs dan pengendalian
penyakit tidak menular di tengah masyarakat.
Penyusunan dokumen Rencana Strategis (Renstra) ini
mengacu pada lampiran IV Permendagri Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan dan Tata Cara
Penyusunan, Pengawasan dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah. Serta Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Dalam proses penyusunan Renstra ini, merujuk


kewenangan Pemerintah dalam Bidang Kesehatan sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Peraturan Daerah Nomor 3
Tahun 2008 tentang pembagian urusan pemerintahan.
6
Penyusunan Renstra juga berkaitan dengan Renstra Kementerian
Kesehatan, pencapaian Standar Pelayanan Minimal,Komitmen
Nasional dan Internasional di Bidang Kesehatan.
Pada bagian lain, Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Muna juga berfungsi sebagai kontrak kerja penilaian kinerja
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muna dalam kurun waktu
lima tahun, yang selanjutnya dijabarkan kedalam Rencana
Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kabupaten Muna sebagai
landasan pokok penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan
BelanjaDaerah(APBD).

1.2. Landasan Hukum


1. Pasal 18 ayat 6 Undang – Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945 (Lemaran Negara Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 1959);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah- Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor1822);
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

7
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 19 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4817);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5103);
13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019

8
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5887);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2016 tentang
Tata Cata Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2016 nomor 228,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
17. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2022 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Muna Tahun 2021-2026;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Muna Nomor 02 Tahun 2021
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Muna
Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kabupaten Muna;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Muna Nomor 10 Tahun 2022
tentang Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kabupaten
Muna;
20. Keputusan Bupati Muna Nomor 122 Tahun 2022 tentang Tugas
Kelompok Sub Koordinator Di Lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Muna.

9
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Renstra ini adalah tersedianya
dokumen perencanaan kesehatan yang dapat dijadikan pedoman
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna serta seluruh
penyelenggara pemerintahan daerah dalam
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan
kesehatan. Penyusunan Rencana Strategis ini juga
dimaksudkan sebagai pedoman dalam pengukuran pencapaian
kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muna yang dituangkan
dalam Laporan Kinerja Akuntabilitas Instansi Pemerintah
(LAKIP). Adapun tujuan penyusunan Renstra ini adalah sebagai
berikut:
a. Terjabarkannya lebih lanjut visi dan misi Pemerintah
Kabupaten Muna serta kebijakan lainnya dengan
merumuskan program kegiatan dan pembangunan sebagai
langkah dan strategi untuk mencapai visi, misi serta tujuan
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna;
b. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan di
bidang Kesehatan dalam jangka waktu lima tahun dari
tahun 2021 sampai dengan 2026 yang akan menjadi
pedoman pembangunan kesehatan di Kabupaten Muna;
c. Tersusunnya tujuan dan sasaran pembangunan di
bidang Kesehatan;
d. Tersusunnya berbagai Kebijakan di Bidang Kesehatan yang
akan menjadi pedoman bagi penyusunan rencana
pembangunan di bidang kesehatan dalam kurun waktu satu
tahu nsampai lima tahun.

10
1.4. Sistematika Penulisan
Bab1 Pendahuluan
Pada bab ini memuat tentang latar belakang, landasan hukum,
maksud dan tujuan serta sistimatika penulisan.

Bab II. Gambaran Pelayanan Dinas Kesehatan Kab. Muna


Pada Bab ini memuat informasi tentang Gambaran Umum
Kabupaten Muna, Peran (Tugas dan Fungsi) Dinas Kesehatan
Kabupaten Muna dalam penyelenggaraan urusan Pemerintahan
Daerah, sumber daya yang dimiliki dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting
yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra Dinas
Kesehatan
Kabupaten Muna periode sebelumnya, mengemukakan capaian
program prioritas SKPD yang telah dihasilkan melalui
pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas
hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai
perlu diatasi melalui Renstra ini.

Bab III. Permasalahan dan Isu Strategis Dinas Kesehatan


Kab. Muna

Pada bab ini menjelaskan identifikasi permasalahan, telaahan


visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah, telaahan Renstra Kementerian Kesehatan,
telaahan Rencana Tata Ruang dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis.

Bab IV. Tujuan dan Sasaran


Pada Bab ini menguraikan tentang tujan dan sasaran Jangka
Menengah Dinas Kesehatan Kab. Muna.

11
Bab V. Strategi dan Arah Kebijakan
Pada bagian ini dikemukakan tentang strategi dan arah
kebijakan Dinas Kesehatan Kab. Muna.

Bab VI. Rencana Program dan Kegiatan Serta Pendanaan


Pada Bab ini berisi tentang program dan kegiatan Dinas
Kesehatan Kab. Muna dan indikasi sumber pendanaan.

Bab VII. Kinerja Penyelenggaraan Dinas Kesehatan


Kab.Muna
Dalam bab ini diuraikan Pengertian Penetapan Kinerja dan
Penetapan Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Kab. Muna

Bab VIII. Penutup


Bab ini memuat penegasan kembali tentang pentingnya Renstra,
arah kebijakan pembangunan kesehatan dalam Renstra serta
evaluasi untuk menilai keberhasilan pelaksanaan pembangunan
melalui Renstra.

12
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS
KESEHATAN KABUPATEN MUNA

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan


Kabupaten Muna

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Muna Nomor 10


Tahun 2022 tentang Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kabupaten Muna, Dinas Kesehatan Kabupaten Muna adalah unsur
pelaksana pemerintah daerah di bidang kesehatan. Dinas
Kesehatan mempunyai fungsi antara lain merumuskan
kebijaksanaan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat
kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) serta
Sumber Daya Kesehatan, yang ditetapkan dengan susunan
organisasi sebagai berikut :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat;
c. Bidang Kesehatan Masyarakat;
d. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
e. Bidang Pelayanan Kesehatan;
f. Bidang Sumber Daya Kesehatan;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Dinas Kesehatan Kabupaten Muna mempunyai tugas


membantu Bupati dalam menyelenggarakan kewenangan
pemerintah daerah dalam bidang kesehatan dan tugas-tugas lain
yang diberikan oleh Bupati. Untuk menyelenggarakan tugas
tersebut maka Dinas Kesehatan Kabupaten Muna melaksanakan
fungsi yaitu merumuskan kebijaksanaan teknis pelaksanaan
dan pengendalian dalam bidang kesehatan melalui pendekatan
peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan
(kuratif), pemulihan (rehabilitatif), berdasarkan kebijaksanaan
yang ditetapkan oleh Bupati kepala daerah, memberikan
12
pembinaan dan perizinan dalam bidang kesehatan (termasuk
swasta/swasta luar negeri), membina terhadap unit pelaksanaan
teknis dinas dan cabang dinas serta rumah sakit lainnya dan
mengelola urusan ketatausahaan dinas.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud,
Dinas Kesehatan mempunyai fungsi;

1. Perumusan kebijakan di bidang bidang kesehatan


masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit,
pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) serta
Sumber Daya Kesehatan;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan
kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) serta Sumber Daya
Kesehatan;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit,
pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) serta
Sumber Daya Kesehatan;
4. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup
tugasnya;
5. Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh
Bupati terkait bidang kesehatan.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Muna Nomor 10


Tahun 2022 tentang Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kabupaten Muna, maka struktur Dinas Kesehatan Kabupaten
Muna dapat dilihat pada gambar berikut :

13
Gambar 1
Struktur Organisasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna

Kepala Dinas

Sekretaris

Fungsional Sub.Bag Hukum Sub. Bagian


Kepegawaian Keuangan dan
Dan Umum Pengelolaan
Aset

Bidang Kesehatan Bidang Bidang Bidang Sumber


Masyarakat Pencegahan dan Pelayanan Daya Kesehatan
Penanggulangan Kesehatan

Penyakit
Fungsional Fungsional

Fungsional

UPTD

14
Dinas Kesehatan juga mempunyai 29 Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) yang terdiri atas 1 (Satu) UPTD Gudang
Farmasi Kesehatan (GFK) dan 28 UPTD Puskesmas. Di samping
itu, Dinas Kesehatan juga mempunyai staf fungsional yang
bekerja sebagai tenaga fungsional kesehatan yang
dikelompokkan berdasarkan
keahlian dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui
Ketua Kelompok Jabatan Fungsional.

2.2. Sumber Daya Dinas Kesehatan Kabupaten Muna


A. Kondisi Kepegawaian.
Sumber daya manusia merupakan asset yang sangat menentukan
dalam penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan
disegala bidang, maka sangat strategis bila sumber daya manusia ini
mempunyai kualitas yang tinggi. Untukmenjalankan tugas pokok dan
fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Muna didukung oleh pegawai
sebanyak 115 orang, Kondisi pegawai berdasarkan berdasarkan
pedidikan, jenis kelamin, posisi jabatan dan golongan adalah sebagai
berikut:

a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) Berdasarkan Tingkat Pendidikan.


Gambaran mengenai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas
Kesehatan Kabupaten Muna berdasarkan Pendidikan sebagaimana
Tabel berikut :

15
Tabel 1
Komposisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Pegawai Dinas Kesehatan
Kabupaten Muna

PENDIDIKAN JUMLAH PERSEN

S3 -Orang - %

S2 17 Orang 14,91 %

S1 81 Orang 70.43 %

D III 7 Orang 6, 14 %

SLTA 10 Orang 8,77 %

SLTP - Orang %

Total Aparatur Sipil 115 Orang 100%


Negara (ASN)

Data Sub Bagian Hukum, Kepegawaian dan Umum, Januari 2023

b. Pegawai Negeri Sipil (PNS) berdasarkan Jenis Kelamin.


Gambaran mengenai Pegawai Negeri Sipil (PNS)Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Munaberdasarkan jenis
Kelamin sebagaimana Tabel berikut

16
Tabel 2
Komposisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Muna Berdasarkan Jenis Kelamin.
No Jenis Kelamin Jumlah (orang)

1 Laki – Laki 29

2 Perempuan 86

Jumlah 115

Data Sub Bagian Hukum, Kepegawaian dan Umum, Januari 2023


c. Pegawai Negeri Sipil (PNS) berdasarkan Golongan.

Gambaran mengenai Pegawai Negeri Sipil (PNS)Sekretariat


Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Munaberdasarkan
Golongan sebagaimana Tabel berikut

Tabel 3

Komposisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekretariat Dewan Perwakilan


Rakyat Daerah Kabupaten Muna Berdasarkan Golongan

GOLONGAN JUMLAH

IV 39 Orang

III 68 Orang

II 8 Orang

I - Orang

Total Aparatur Sipil 115 Orang


Negara (ASN)

Data Sub Bagian Hukum, Kepegawaian dan Umum, Januari 2023

17
d. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang Telah Mengikuti Pelatihan
Penjenjangan.
Gambaran mengenai Pegawai Negeri Sipil (PNS)Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Munaberdasarkan
pegawai yang telah Mengikuti Pelatihan Penjenjangan sebagaimana
Tabel berikut:

Tabel 4

Komposisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekretariat Dewan Perwakilan


Rakyat Daerah Kabupaten Muna Berdasarkan

Pegawai yang Telah Mengikuti Pelatihan Penjenjangan

No Golongan Jumlah (orang)

1 Diklat Pim Tk. I

2 Diklat Pim Tk. II / SPAMEN

3 Diklat Pim Tk. III / SPAMA

4 Diklat Pim Tk. IV / ADUM

Jumlah

Data Sub Bagian Hukum, Kepegawaian dan Umum, Januari 2023

e. Pegawai Negeri Sipil (PNS) Berdasarkan Eselonering.

18
Gambaran mengenai Pegawai Negeri Sipil (PNS)Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Munaberdasarkan
Eseloneringsebagaimana Tabel berikut :

Tabel 5

Komposisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekretariat Dewan Perwakilan


Rakyat Daerah Kabupaten Muna Berdasarkan Eselonering

ESELON JUMLAH

I - Orang

II - Orang

III 5 Orang

IV/ Jabatan 19 Orang


Fungsional

Total Aparatur Sipil 24 Orang


Negara (ASN)

Data Sub Bagian Hukum, Kepegawaian dan Umum, Januari 2023

b. Sarana Prasarana Penunjang

Dinas Kesehatan Kabupaten Muna terletak di Jalan M.H.


Thamrin No. 21 Raha, Kelurahan Wamponiki, Kecamatan Katobu,
Kabupaten Muna. Gedung Dinas Kesehatan Kabupaten Muna

berdiri diatas lahan seluas 5.000 m2 dan terdiri dari 3 (Tiga)


bangunan kantor, 1 (Satu) bangunan kantor dinas, 1 (Satu)
bangunan Gudang Farmasi Kesehatan dan 1 (Satu) Bangunan

19
Kantor Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Kabupaten Muna.
Bila dilihat dari bentuk bangunan, terdapat dua bangunan
kantor bertingkat dan satu tidak bertingkat. Perkantoran
ini mempunyai jaringan listrik PLN dengan daya 7.000 Watt, Air
bersih (PDAM) dengan kapasitas air/bulan mencapai rata-rata

3
30m . Disamping itu, Dinas Kesehatan juga mempunyai
pergudangan yang terletak di Jalan Macan. Pergudangan tersebut
adalah ex-gudang Peralatan dan Logistik Pemberantasan dan
Pengendalian Penyakit.

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan

Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kab. Muna sesuai dengan


tugas pokok dan fungsi adalah membantu kepala Daerah
khususnya dalam pelayanan pada masyarakat di bidang
kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Muna kepada masyarakat pada dasarnya
untuk memberikan pelayanan yang disesuaikan dengan berbagai
aspek pelayanan dan capaian terhadap Standar Pelayanan Minimal
(SPM).
Pembangunan di bidang kesehatan diarahkan pada upaya agar
semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara
mudah, murah, dan merata. Upaya-upaya yang telah dilaksanakan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meskipun belum
optimal, tetapi telah banyak dilakukan oleh pemerintah Kabupaten
Muna. Pelayanan di bidang kesehatan diupayakan dapat menyentuh
lapisan masyarakat hingga ke pelosok Desa dan wilayah-wilayah
terpencil dan terisolir. Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah
daerah antara lain; (i) melakukan penyuluhan kesehatan; (ii)
menambah tenaga kesehatan dan
penyediaan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Posyandu, Pos Obat
Desa serta penyediaan sarana air bersih.

20
2.3.1 Angka Usia Harapan Hidup

Untuk usia harapan hidup di Kabupaten Muna tahun 2020


mencapai 70,39, angka ini lebih rendah dari rata-rata usia harapan
hidup Sulawesi Tenggara sebesar
71,22 per tahun, sebagaimana tampak melalui tabel 2.3.1 berikut

Tabel 2.3 .1. Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Muna 2015-2020

Tahun
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Kabupaten
Muna 69,76 69,77 69,77 69,97 70,18 70,39
Sulawesi
Tenggara 70,44 70,46 70,47 70,72 70,97 71,22
Sumber: BPS Tahun 2016-2021

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat rata-rata usia


harapan hidup di Kabupaten Muna mengalami peningkatan. Pada tahun
2015 misalnya, tingkat rata-rata usia harapan hidup sebesar 69,76
dan pada tahun 2016-2017 menjadi 69,77, pada tahun 2018 menjadi
69,97 dan pada tahun 2019 menjadi 70,97 dan pada tahun 2020
mengalami penaikkan 70,39%
Padahal, faktor yang mempengaruhi produktivitas sumber daya
manusia adalah terletak pada kondisi kesehatannya sendiri. Rendahnya
kondisi kesehatan (gizi dan kalori) akan menghasilkan para pekerja yang
kurang produktif dan mental yang kurang bagus, sehingga menyebabkan
produktivitas rendah dan tingkat output yang dicapai tidak optimal.
Dengan demikian, aspek kesehatan dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi, misalnya perbaikan kesehatan seseorang dapat
menyebabkan peningkatan dalam partisipasi tenaga kerja. Selain itu,
perbaikan kesehatan dapat pula membawa perbaikan dalam tingkat
21
pendidikan, bahkan perbaikan kesehatan menyebabkan bertambahnya
jumlah penduduk produktif yang dapat meningkatkan partisipasi
angkatan kerja, dimana semua itu dapat berpengaruh terhadap
meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
Faktor lain yang memberikan sumbangan positif dalam
meningkatnya angka harapan hidup adalah derajat kesadaran
masyarakat dalam membudayakan pola hidup sehat. Pergeseran nilai
budaya tradisional menuju hidup sehat yang lebih modern, akan
menentukan kemampuan mental dan kualitas fisik penduduk. Jadi,
derajat pola hidup sehat masyarakat (pola makan, pola pikir, dan pola
tindak/perbuatan) harus menjadi titik tekan pemerintah daerah dalam
proses pembangunan kesehatan masyarakat dalam rangka
meningkatkan produktivitas ekonomi penduduk. Jadi, makin baik pola
hidup sehat masyarakat, makin meningkat pula produktivitas ekonomi
penduduk.

22
2.3.2 Derajat Kesehatan

Derajat kesehatan merupakan pilar utama bersama-sama dengan


pendidikan dan ekonomi yang sangat erat dengan peningkatan kualitas
sumber daya manusia, sehingga dengan kondisi derajat kesehatan
masyarakat yang tinggi akan tercipta sumber daya manusia yang
tangguh produktif dan mampu bersaing untuk menghadapi semua
tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan segala bidang.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009.
Untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Muna
dapat diukur dari indikator-indikator yang digunakan antara lain: angka
kematian (Mortalitas), angka kesakitan (Morbiditas) serta status gizi
masyarakat. Indikator tersebut diperoleh melalui laporan dari fasilitas
kesehatan (fasility based). Indikator yang digunakan dalam rangka
mengukur keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan yaitu :

2.3.3 Angka Kematian (Mortalitas)

Kejadian kematian dalam masyarakat sering kali digunakan


sebagai indikator dalam menilai keberhasilan pelayanan kesehatan dan
program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada
umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan
penelitian.
Data tahun 2020 tercatat jumlah kelahiran sebanyak 3971, terbagi
menjadi dua yaitu lahir hidup 3908 kelahiran dan lahir mati sebanyak
63 kelahiran. Pada tahun 2019 tercatat jumlah kelahiran sebanyak
3.930 kelahiran, terbagi menjadi 2 (dua) yakni lahir hidup sebanyak
3.886 bayi dan lahir mati sebanyak 44 bayi. Tahun
2018 tercatat jumlah kelahiran sebanyak 3.833 kelahiran dengan lahir
hidup sebanyak 3.784 bayi dan lahir mati sebanyak 49 bayi. Tahun
2017 tercatat jumlah kelahiran sebanyak 3.961 kelahiran, lahir hidup
23
sebanyak 3.944 bayi dan lahir mati sebanyak 17 bayi. Bila dibandingkan
dengan data tahun 2017 data tahun 2018 jumlah kelahiran mengalami
peningkatan tetapi jumlah lahir hidup mengalami penurunan dan lahir
mati mengalami peningkatan. Tahun 2016, jumlah kelahiran baik lahir
hidup atau lahir mati mengalami penurunan di tahun 2016.
Perbandingan angka lahir mati di Kabupaten Muna pada tahun
2016 -2019 dapat dilihat pada gambar 2.3.3,

24
Sumber Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Tahun 2017 sd 2020

Gambar 2.3.3. Angka Lahir Mati di Kabupaten Muna Tahun 2017-2020

Data tahun 2020 menunjukkan jumlah lahir hidup tertinggi pada


Puskesmas Katobu sebanyak 583 sedang jumlah lahir hidup terendah pada
Puskesmas Batukara sebanyak 18 bayi. Jumlah lahir mati tertinggi pada
Puskesmas Kabawo sebanyak 5 kasus, dan lahir mati terendah pada Puskesmas
Tongkuno Selatan, Puskesmas Kontunaga, Puskesmas Lasalepa, Puskesmas
Wakorumba Selatan, Puskesmas Pasir Putih dan Puskesmas Batukara masing-
masing sebanyak 1 kasus.

2.3.4 Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka kematian bayi adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum


mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap
25
kesakitan maupun kematian. Angka kematian bayi merupakan indikator yang
penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat.
Angka kematian bayi merupakan tolok ukur yang sensitif dari semua upaya
intervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya dibidang kesehatan.

Di Kabupaten Muna pada tahun 2020 terjadi peningkatan angka kematian


bayi sebesar 10 per 1000 Kelahiran hidup yang dari tahun 2019 yaitu 2 per
1000 Kelahiran hidup. Trend kasus Kematian Bayi di Kabupaten Muna tahun
2015-2020 dapat dilihat tabel berikut :

Tabel 2.3.4. Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Hidup Kabupaten
Muna Tahun 2015-2019

Tahun Kabupaten Muna

2015 23 (5/1.000 Kelahiran Hidup)

2016 16 (4/1.000 Kelahiran Hidup)

26
Tahun Kabupaten Muna

2017 5 (1/1.000 Kelahiran Hidup)

2018 26 (7/1.000 Kelahiran Hidup)

2019 8 (2/1.000 Kelahiran Hidup)

2020 (10/1.000 Kelahiran Hidup)


Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Muna 2015-2020

Perbandingan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Muna pada tahun


2015-2020 dapat dilihat pada Gambar di bawah ini :

Gambar 2.3.4. Angka Kematian Bayi Kabupaten Muna Tahun 2016 s.d.
2020

27
Sumber: Profil kesehatan Kab.Muna Tahun 2016 -2020

Gambar 2.3.4.. diatas memperlihatkan penurunan atau kenaikan yang


belum konsisten terhadap Angka Kematian Bayi di Kabupaten Muna. Tahun
2016 s.d.
20120 menunjukan pola data kematian bayi yang semakin meningkat
dengan puncak AKB tertinggi terjadi pada tahun 2018. Pada tahun berikutnya
pola datanya menurun, pada 2019 dengan AKB sebesar 2 per 1000 kelahiran
hidup, menurun cukup signifikan di tahun tersebut
Secara rinci, Jumlah lahir mati tertinggi pada Puskesmas Katobu,
Puskesmas Tongkuno, Puskesmas Bhatalaiworu, Puskesmas Lasalepa,
Puskesmas Pasir Putih sebanyak 4 kasus, dan lahir mati terendah pada
Puskesmas Parigi, Puskesmas Wakumoro, Puskesmas Kabangka, Puskesmas
Lohia, Puskesmas Waara, masing- masing sebanyak 1 kasus.
Menurunnya angka kematian bayi di Kabupaten Muna tidak luput dari berbagai
upaya-upaya kesehatan yang dilakukan petugas kesehatan di wilayah kerja masing-
masing, keaktifan petugas kesehatan dalam pemantauan perkembangan kesehatan
pada masa kehamilan, masa persalinan dan masa pasca persalinan serta tidak kalah
pentingnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan bagi individu dan keluarganya.

2.3.5 Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Balita adalah jumlah anak yang meninggal sebelum


mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran
hidup. AKABA merepresentasikan risiko terjadinya kematian pada fase antara
kelahiran dan sebelum umur 5 tahun dan kematian bukan disebabkan oleh
kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri. Trend angka kematian balita di
Kabupaten Muna tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Gambar berikut :

28
Gambar 2.3.5. Angka Kematian Balita di Kabupaten Muna Tahun 2016 sd
2020

Tahun 2016 2017 2018 2019 2020


Angka Kematian Balita
( Kasus) 10 68 9 8 43

Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Tahun 2016 sd 2020

Angka kematian Balita terus menurun sejak tahun 2016-2020. Pada


tahun
2017 AKABA sebanyak 68 kasus, menurun menjadi 9 kasus di tahun
2018. Kecenderungan pola penurunan yang sama terus terlihat di tahun 2019.
Namun pada tahun 2020 terjadi peningkatan kematian bayi sebanyak 43 kasus.
Menurunnya angka kematian balita di Kabupaten Muna pada 3 (tiga) tahun

29
terakhir dikarenakan kesadaran masyarakat yang tinggi dan kesiapsiagaan serta
keaktifan petugas dalam pemantauan kesehatan anak balita sampai balita serta
deteksi dini bagi balita resiko tinggi.

2.3.6 Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu atau AKI menggambarkan jumlah wanita yang


meninggal per 100.000 kelahiran hidup, dari suatu penyebab kematian
terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam
masa nifas.
Di Kabupaten Muna pada tahun 2020 Angka Kematian Ibu sebesar 224 per
100.000 Kelahiran Hidup, kasus meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya 219 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2020. Penyebab
Kematian ibu terjadi karena hipertensi dalam kehamilan dan faktor lain-
lain. Trend angka kematian ibu di Kabupaten Muna tahun 2015-2020
dapat dilihat sebagai berikut :

30
Tabel 2.3.6. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup Di
Kabupaten Muna Tahun 2015-2020

Tahun Kabupaten Muna

2015 (94/100.000 Kelahiran Hidup)

2016 (97/100.000 Kelahiran Hidup)

2017 (152/100.000 Kelahiran Hidup)

2018 (48/100.000 Kelahiran Hidup)

2019 (129/100.000 Kelahiran Hidup)

2020 (224/100.000 Kelahiran Hidup)


Sumber:Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Muna 2015-2020

Perbandingan angka kematian ibu di Kabupaten Muna pada tahu


2015-2019 dapat dilihat pada Gambar 2.6. dibawah ini :

31
Gambar 2.3.6. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Muna Tahun 2015 sd 2020

Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Angka Kematian Ibu


( Kasus) 94 97 152 48 129 224

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Tahun 2015 sd 2020

32
Angka kematian ibu di Kabupaten Muna kurun waktu 2015-2020
memperlihatkan kecenderungan data yang belum stabil atau konsisten.
Tahun 2015, Angka Kematian ibu sebanyak 94 kasus per 1.000
kelahiran, dan kembali menanjak angkanya sebanyak 3 kasus sehingga
AKI Tahun 2016 tercatat menjadi 97 kasus.sedangkan pada tahun 2017
angka kematian ibu menjadi 152 kasus,pada tahun 2018 terjadi
penurunan lagi menjadi 48 kasus, pada tahun 2019 naik menjadi 129
kasus dan pada tahun 2020 kembali terjadi penaikkan menjadi 224
kasus.

2.3.7 Angka Kesakitan (MORBIDITAS)

Angka kesakitan atau morbiditas adalah suatu angka yang


menunjukkan kejadian penyakit tertentu pada suatu populasi, dalam
kurun waktu tertentu. Penyakit yang sering diselidiki morbiditasnya
ialah penyakit menular yang biasanya merupakan penyakit infeksi.
Angka ini merupakan salah satu indikator dalam menilai tingkat
kesehatan masyarakat dan kecenderungannya dapat digunakan untuk
menilai keberhasilan.

A. Penyakit Menular
Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit
yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau
parasit), dan bukan disebabkan oleh faktor fisik (seperti luka bakar) atau
kimia (seperti keracunan).

1. Tuberkulosis (TB)
Di Kabupaten Muna pada tahun 2020 jumlah semua kasus
tuberculosis terdaftar dan diobati 247 kasus, tahun 2019 jumlah BTA (+)
diobati sebanyak 704 kasus, tahun 2018 dengan 613 kasus. Tahun
2020 Angka kesembuhan (cure rate) 215 kasus atau 93,5%, tahun 2019

33
Angka kesembuhan ( cure rate ) BTA (+) sebesar
508 kasus atau 90,55%. Tahun 2020 angka pengobatan lengkap
(complete rate) sebanyak 17 kasus atau 6,9%, tahun 2019 angka
pengobatan lengkap (complete rate) sebanyak 166 kasus atau 23,58%.
Tahun 2020 Angka keberhasilan pengobatan (success rate/SR) semua
kasus TB sebanyak 232 kasus atau 93,9%, tahun 2019
Angka keberhasilan pengobatan (succes Rate/SR) semua kasus TB
sebanyak 674 atau 95,74%.

2. HIV /
AIDS
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak
sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel
CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh
akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi
kondisi serius yang disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome). Sedangkan AIDS adalah kumpulan gejala penyakit akibat
penurunan sistem imun tubuh yang disebabkan oleh Human
Immunodeficiency Virus(HIV) dan AIDS adalah stadium akhir dari infeksi
virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi
sudah hilang sepenuhnya.

HIV di Kabupaten Muna tahun 2020 sebanyak 24 kasus denga


proporsi jenis kelamin 66,7% laki-laki dan 33,3% perempuan, terjadi
peningkatan kasus dibanding tahun 2019 yaitu 10 kasus dengan
proporsi jenis kelamin 80% laki-laki dan 20% perempuan.

3. Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi atau peradangan pada salah satu
atau kedua paruparu, lebih tepatnya peradangan itu terjadi pada
kantung udara. Infeksi tersebut disebabkan oleh berbagai organisme,
termasuk bakteri, virus dan jamur. Pneumonia adalah penyakit yang
disebabkan kuman pnemococcus, staphylococcus, streptococcus dan
virus. Gejala penyakit Pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala,
34
batuk, mengeluarkan dahak dan sesak nafas.

Kasus Pneumonia pada balita di Kabupaten Muna tahun 2020


sebanyak 19 kasus, menurun dibanding tahun 2019 sebanyak 198
kasus.

4. Kusta
Di Kabupaten Muna pada tahun 2020 tidak terdapat kasus Pausi
Basiler (PB)/Kusta Kering begitupun pada tahun 2019 juga tidak
terdapat kasus Pausi Basiler (PB)/Kusta Kering. Kasus baru dengan
penderita kusta dengan cacat tingkat
0 sebanyak 6 kasus dan tidak terdapat kasus pada cacat tingkat 2.
Angka prevalensi tahun 2020 sebesar 1,1 per 10.000 penduduk
sedangkan tahun 2019 sebesar 0,9 per
10.000 penduduk.

5. Diare
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis potensial Kejadian
Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian di Indonesia.
Pada tahun 2020 kasus diare di Kabupaten Muna sebanyak 6.051 kasus
semua umur dan 20.361 kasus balita, dengan angka kesakitan diare
semua umur sebanyak 270 per 1.000 penduduk dan balita sebanyak
843 per 1.000 penduduk.

6. DBD
Di Kabupaten Muna pada tahun 2020 kasus Demam Berdarah
Dengue 2020 sebanyak 71 kasus, menurun dibanding tahun 2019
sebanyak 87 kasus. Angka kesakitan DBD di Kabupaten Muna tahun
2020 yaitu 31,7 per 100.000 penduduk.

35
7. Malaria
Di Kabupaten Muna tahun 2020 Kasus Malaria sebanyak 102
kasus dengan angka kesakitan (Annual Parasite Incidence) sebesar 0,5
per 1.000 penduduk, menurun dibanding tahun 2019 sebanyak 3.546
kasus dengan angka kesakitan (Annual Parasite Incidence) sebesar 1,42
per 1.000 penduduk berisiko.

8. Filariasis
Filariasis merupakan penyakit yang termasuk ke dalam neglected
diseases. Pada tahun 2020 di Kabupaten Muna terdapat 19 kasus
filariasis yang terdiri dari
16 kasus laki-laki dan 3 kasus perempuan.

B. Pengendalian Penyakit Tidak Menular


Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang bukan
disebabkan oleh proses infeksi (tidak infeksius). Penyakit Tidak Menular
seperti penyakit jantung, stroke, kanker diabetes mellitus, serta penyait
kronis lainnya yang merupakan penyebab 63% kematian di seluruh
dunia (WHO, 2010). Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke
masyarakat industri benyak memberi andil terhadap perubahan pola
fertilitas, gaya hidup, dan sosial ekonomi yang pada gilirannya memacu
semakin meningkatnya PTM. Keadaan perubahan pola penyakit dari
penyakit menular ke penyakit tidak menular lebih dikenal dengan istilah
Transisi Epidemiologi.

1. Diabetes Melitus
Kasus Diabetes Melitus di Kabupaten Muna pada tahun 2020
sebesar
292 orang dengan Penderita Diabetes Melitus yang mendapatkan
Pelayanan
Kesehatan Sesuai Standar sebesar 292 orang atau 100%.

36
2. Hipertensi
Di Kabupaten Muna kasus hipertensi tahun 2020 sebesar
2.130 kasus terdiri dari lakilaki sebanyak 684 kasus dan perempuan
sebanyak 1.446 kasus. Kasus Hipertensi tertinggi berada di
Puskesmas Tampo, terdiri atas 117 kasus laki-laki dan 421 kasus
perempuan. Sedangkan pada tahun 2019 jumlah kasus hipertensi
sebesar 3.973 terdiri dari laki-laki sebanyak 1.128 dan perempuan
sebesar 2.845.
3. Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau
perilaku yang pada umumnya terkait dengan stres atau kelainan jiwa
yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia.
Data Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa
Berat di Kabupaten Muna tahun 2020 dengan jumlah sasaran ODGJ
Berat sebanyak 301 orang dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sebesar 138 Orang atau 45,8%.

2.3.7 Pengendalian Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan


Imunisasi (PD31)

A. AFP (Non POLIO)


Di Kabupaten Muna pada tahun 2020 AFP Rate (Non Polio) sebesar
1,2 per 100.000 penduduk <15 tahun tercatat sebanyak 1 kasus,
terdapat di Puskesmas Wakorumba Selatan. Sedangkan tahun
2019 AFP Rate (Non Polio) sebesar per 100.000 penduduk <15
tahun tercatat sebanyak 4 kasus, terdapat di Puskesmas Marobo
2 kasus, Puskesmas Wakobhalu dan Puskesmas Watoputih masing-
masing 1 kasus.
B. Campak
Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang
ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat
mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena
infeksi virus campak golongan Paramixovirus. Penularan infeksi terjadi
karena menghirup percikan ludah penderita campak.
Pada tahun 2020 tidak terdapat kasus campak di Kabupaten
37
Muna, sedangkan di tahun 2019 terdapat 6 Kasus yang terdiri atas 1
kasus pada laki-laki dan 5 orang pada perempuan, dengan Insiden rate
suspek campak 2,71 per 100.000 tahun 2019.

2.3.8 Status Gizi Masyarakat

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang


yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-
zat gizi di dalam tubuh. Menurut Riskesdas, status gizi dibagi dalam
beberapa kategori yaitu gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, gizi lebih,
sangat pendek, pendek, sangat pendek,normal, sangat kurus, kurus,
normal, gemuk dan sangat gemuk. Penyebab timbulnya masalah gizi
adalah multifaktor oleh karena itu pendekatan penanggulangannya
harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.

A. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)


Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu bayi baru lahir yang
berat badannya 2500 gram atau lebih rendah tanpa memandang masa
gestasi. Dalam definisi ini tidak termasuk bayi-bayi dengan berat badan
kurang daripada 1000 gram. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Trend kasus BBLR dari tahun
2016-2020 dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :

Gambar 2.8 Perkembangan Kasus BBLR Kabupaten Muna Tahun


2016-2020

38
Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa jumlah kasus BBLR
tertinggi terjadi di tahun 2016 sebanyak 3,1% dan terendah terdapat
pada tahun 2017. Kasus Bayi Berat Lahir Rendah di Kabupaten Muna
pada tahun 2020 sebanyak 76 Kasus atau 1,9%, terjadi peningkatan
kasus dibanding tahun 2019 yaitu sebanyak 48 Kasus atau 1,47%.

B. Gizi Kurang
Kasus gizi kurang di Kabupaten Muna pada tahun 2020 sebanyak
1.330 balita atau 12,2%. Kasus gizi kurang di Kabupaten Muna
disebabkan beberapa faktor, diantaranya faktor sosial budaya,
rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya makanan bergizi
bagi pertumbuhan anak, pantangan untuk memakan tertentu yang
memiliki nilai gizi tinggi, namun tidak dikonsumsi karena sudah
merupakan tradisi yang turun-temurun; faktor pendidikan, pendidikan
masyarakat relatif rendah menyebabkan pengetahuan tentang gizi
kurang, seperti halnya pentingnya asupan makanan yang cukup nutrisi
yang dikonsumsi keluarga; dan faktor ekonomi, kemiskinan keluarga
dan penghasilan yang rendah, sehingga memungkinkan pemenuhan
kebutuhan gizi dalam keluarga tidak dapat terpenuhi.

C. Asi Eksklusif
Data cakupan pemberian ASI ekslusif di Kabupaten Muna
cenderung naik turun. Pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Muna
39
tahun 2020 sebanyak 903 bayi atau 37,5% dari 2.411 bayi usia <6
bulan, mengalami peningkatan dibanding tahun 2019 sebanyak 734 bayi
atau 28,54% dari 2.572 bayi usia <6 bulan.
Rendahnya cakupan ASI ekslusif pada bayi sangat dipengaruhi oleh
2 (dua):
1. Keluarga meliputi kesadaran ibu dan keluarga, adanya kebiasaan
atau budaya masyarakat setempat yang cenderung terlalu dini
memberikan asupan selain ASI kepada bayi dengan berbagai
alasan.
2. Petugas kesehatan meliputi : belum maksimalnya sosialisasi dan
advokasi petugas tentang Pemberian ASI Ekslusif kepada ibu dan
keluarga bayi; belum ada konselor ASI esklusif dipuskesmas; dan
pencatatan dan pelaporan pemberian ASI Ekslusif dipuskesmas
belum lengkap dann belum akurat, sehiingga belum dapat
memberikan gambaran secara riil cakupan ASI eksklusif diwilayah
kerja puskesmas.

B. Gizi Kurang
Kasus gizi kurang di Kabupaten Muna pada tahun 2020 sebanyak
1.330 balita atau 12,2%. Kasus gizi kurang di Kabupaten Muna
disebabkan beberapa faktor, diantaranya faktor sosial budaya,
rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya makanan bergizi
bagi pertumbuhan anak, pantangan untuk memakan tertentu yang
memiliki nilai gizi tinggi, namun tidak dikonsumsi karena sudah
merupakan tradisi yang turun-temurun; faktor pendidikan, pendidikan
masyarakat relatif rendah menyebabkan pengetahuan tentang gizi
kurang, seperti halnya pentingnya asupan makanan yang cukup nutrisi
yang dikonsumsi keluarga; dan faktor ekonomi, kemiskinan keluarga
dan penghasilan yang rendah, sehingga memungkinkan pemenuhan
kebutuhan gizi dalam keluarga tidak dapat terpenuhi.

C. Asi Eksklusif
Data cakupan pemberian ASI ekslusif di Kabupaten Muna
cenderung naik turun. Pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Muna
tahun 2020 sebanyak 903 bayi atau 37,5% dari 2.411 bayi usia <6
40
bulan, mengalami peningkatan dibanding tahun 2019 sebanyak 734 bayi
atau 28,54% dari 2.572 bayi usia <6 bulan.
Rendahnya cakupan ASI ekslusif pada bayi sangat dipengaruhi oleh
2 (dua):
1. Keluarga meliputi kesadaran ibu dan keluarga, adanya kebiasaan
atau budaya masyarakat setempat yang cenderung terlalu dini
memberikan asupan selain ASI kepada bayi dengan berbagai
alasan.
2. Petugas kesehatan meliputi : belum maksimalnya sosialisasi dan
advokasi petugas tentang Pemberian ASI Ekslusif kepada ibu dan
keluarga bayi; belum ada konselor ASI esklusif dipuskesmas; dan
pencatatan dan pelaporan pemberian ASI Ekslusif dipuskesmas
belum lengkap dann belum akurat, sehiingga belum dapat
memberikan gambaran secara riil cakupan ASI eksklusif diwilayah
kerja puskesmas.

D. Pemberian Vitamin A
Di Kabupaten Muna pada tahun 2020 bayi mendapat Vitamin A
sebanyak 2.969 bayi atau 70,7% dari 4.201 bayi, menurun jika
dibandingkan tahun 2019 sebanyak 3.745 bayi atau 72,37% dari
5.175 bayi; untuk pemberian Vitamin A pada anak balita (12-59
Bulan) tahun 2020 sebanyak 8.491 atau 65,9% dari 12.893 anak
balita, menurun jika dibandingkan tahun 2019 sebanyak 10.793
atau 72,15% dari
14.960 anak balita sedangkan pemberian Vitamin A pada Balita (6-59
Bulan) tahun
2020 sebanyak 11.460 atau 67% dari 17.094 balita, meningkat jika
dibandingkan tahun 2019 sebanyak 14.538 atau 72,20% dari 20.135
balita.

1) Rumah Sehat

2.3.9. Rumah Sehat


Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai
41
derajat kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat
ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi perumahan. Sanitasi rumah
adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya
untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan
manusia. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal
yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan
guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif.

Di Kabupaten Muna pada tahun 2020, jumlah seluruh rumah


sebanyak 45.981, rumah memenuhi syarat (rumah sehat) sebanyak
21.160 atau 46,02 % Jumlah yang belum memenuhi syarat sebanyak
12.531, dibina sebanyak 12.531 atau 100 %. Bila dibandingkan dengan
data tahun 2019 dengan persentase 57,7 %, jumlah rumah yang
memenuhi syarat (rumah sehat) tersebut tercatat meningkat walaupun
tidak signifikan.

2.3.10. Sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat


Pengelolaan
Makanan (TPM)
Sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/pengendalian
semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh
terhadap manusia terutama yang sifatnya merugikan/berbahaya
terhadap perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup
manusia. Sedangkan Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat
dimana umum (semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk
berkumpul mengadakan kegiatan baik secara insidentil maupun terus
menerus.
Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk
mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum
terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya
suatu penyakit. Untuk mencegah akibat yang timbul dari tempat-tempat
umum.
Tempat-tempat Umum di Kabupaten Muna tahun 2020 sebanyak

42
691 dan yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 493 atau 71,34 %
yang terdiri atas tempat ibadah 161, pasar 34, Puskesmas 28, Rumah
sakit 1, SD 169 unit, SMP 55 unit dan SMA 45 unit.empat pengelolaan
makanan (TPM) berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit,
keracunan. Kualitas makanan yg disediakan harus memenuhi syarat
kesehatan, termasuk lokasi dan bangunan. TPM meliputi rumah makan
dan restoran, jasaboga atau catering, industri makanan, kantin, warung
dan makanan jajanan dan sebagainya. Perkembangan TPM di
Kabupaten Muna dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :

Gambar 2.3.10. Jumlah TPM dan TPM memenuhi syarat


kesehatan di Kabupaten Muna Tahun 2016 - 2020

739
645
57
1

800 718
700 38
600 519
6
500
400 299
288
273
300 18

200 6

100

0
2016 2017 2018 2019
2020

TPM Memenuhi Syarat Jumlah TPM

43
Tahun 2016 2017 2018 2019 2020
TPM Memenuhi 299 273 186 386 288
Jumlah
Syarat TPM 718 519 645 571 739
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Muna
2021

Dari Gambar diatas diketahui bahwa bertumbuhan jumlah tempat


pengelolaan makanan (TPM) di Kabupaten Muna, tidak diikuti dengan
jumlah TPM yang memenuhi syarat kesehatan. Tahun 2020 jumlah TPM
sebanyak 273, menurun dibandingkan tahun 2020 TPM sebanyak
739, namun TPM memenuhi syarat kesehatan menurun pada tahun
2019 sebanyak 288 diibandingkan tahun 2018 sebanyak 386.
Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap makanan yang
disediakan diluar rumah, maka produk-produk makanan yang
disediakan oleh perusahaan atau perorangan yang bergerak dalam
usaha penyediaan makanan. Untuk meningkatkan kualitas makanan
yang dihasilkan, disajikan dan dijual oleh TPM maka pengelola TPM
harus mematuhi dan memenuhi persyaratan TPM dan selalu dijaga
kebersihannya setiap saat. Upaya yang belum pengawasan dan
pembinaan petugas terhadap TPM yang ada belumm dilakukan secara
maksimal.

2.3.11. Sarana Sanitasi Dasar


Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk
menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang
menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. (Azwar,1995). Upaya sanitasi
dasar meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia
(jamban), pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah

A. Air Bersih

44
Air mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan. Apabila
tidak diperhatikan maka air yang dipergunakan masyarakat dapat
mengganggu kesehatan manusia. Untuk mendapatkan air yang baik
sesuai dengan standar kualitas tertentu, saat ini menjadi barang yang
mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah
dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan industri dan
kegiatan lainnya. Berbagai kegiatan dilakukan untuk peningkatan akses
masyarakat terhadap sumber air minum, diantaranya pemantauan
kualitas air bersih dan air minum. Jumlah sarana air minum memenuhi
syarat di Kabupaten Muna tahun 2020 adalah 7.520 atau 78% dari
9.637 sarana air minum yang diambil sampel.

B. Jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung)
yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.
Keluarga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
(Jamban Sehat) di Kabupaten Muna Tahun 2020 sebanyak 41.300 KK
atau 74,6%. Akses penduduk terhadap fasilitas jamban sehat terdiri atas
sharing/komunal sebanyak 1.273 KK pengguna, Jamban sehat semi
permanen sebanyak 7.384 KK pengguna dan Jamban sehat permanen
sebanyak 32.643 KK pengguna. Puskesmas dengan akses keluarga
terhadap fasilitas jamban sehat terendah adalah Puskesmas Tanjung
Batu sebanyak 178 KK pengguna atau 22,3%,
Jamban Sehat secara prinsip harus mampu memutuskan
hubungan antara tinja dan lingkungan. Sebuah jamban dikategorikan
sehat jika mampu mencegah kontaminasi ke badan air, mencegah
kontak antara manusia dan tinja, membuat tinja tersebut tidak dapat
dihinggapi serangga dan binatang lainnya, mencegah bau yang tidak
sedap, konstruksi dudukannya dibuat dengan baik dan aman bagi
pengguna.

45
2.3.1.2.4.4 Perilaku Masyarakat
Perilaku dalam pandangan biologis adalah merupakan suatu
kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia
pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri
yang mencakup : berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan lain
sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

A. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka
jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui
pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan
pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk
membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri,
dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup
sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan
(Notoadmodjo, 2007). Berbagai kegiatan penyuluhan kesehatan telah
dilakukan, guna meningkatkan pemahaman dan meningkatkan
kesadaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat.
Di Kabupaten Muna pada tahun 2020, jumlah rumah tangga
sebanyak 46.529, jumlah dipantau sebanyak 29.495 atau 63 %, jumlah
berPHBS sebanyak 15.555 atau 53 %.

B. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang disebut juga
Community- led Total Sanitation (CLTS) merupakan pendekatan untuk
merubah pola pikir dan perilaku higiene dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
STBM memiliki 5 (lima) pilar utama yakni : bebas buang air besar
sembarangan atau Open Defecation Free (ODF),mencuci tangan pakai
46
sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengelolaan
sampah rumah tangga, dan pengelolaan limbah cair rumah tangga.
Berbagai pelayanan kesehatan lingkungan dilakukan peningkatan akses
masyarakat terhadap sumber air minum, salah satunya yang telah
dilakukan adalah pemicuan STOP BABS dan pendampingan penyusunan
STBM.
Di Kabupaten Muna pada tahun 2020 jumlah desa/kelurahan
sebanyak 152, desa yang melaksanakan STBM sebanyak 121 desa atau
80%.

47
BAB
III

PERMASALAHAN dan ISU STRATEGIS DINAS KESEHATAN


KABUPATEN MUNA

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Dinas Kesehatan

Kabupaten Muna

Permasalahan-permasalahan bidang kesehatan yang


ada di Kabupatenn Muna adalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya Angka Harapan Hidup (AHH) pada saat lahir
yaitu 69,76 yang berada di bawah kota Bau-Bau 70,43 dan
Sulawesi Tenggara 70,44;
2. Masih tingginya angka kesakitan dan kematian karena penyakit;
3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
kesehatan;
4. Masih tingginya penyebaran penyakit menular, seperti malaria
dan ISPA;
5. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai PHBS,
disebabkan oleh kondisi ekonomi dan tingkat pendidikan
masyakat masih rendah;
6. Masih rendahnya cakupan layanan dan sarana prasarana
terhadap akses sanitasi masyarakat yang berkualitas;
7. Aksesibilitas dan keterjangkauan layanan kesehatan yang masih
rendah;
8. Masih rendahnya status kesehatan ibu dan anak;
9. Masih terbatasnya pembiayaan kesehatan untuk
memberikan jaminan perlindungan kesehatan masyarakat
miskin/ berpenghasilan rendah;

48
10.Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan;
11.Belum efektifnya manajemen pembangunan kesehatan;
12.Masih rendahnya pengetahuan mengenai pentingnya kesehatan
ibu dan anak.

49
.

3.2. Penentuan Isu-isu Strategis

Pembangunan kesehatan pada prinsipnya merupakan


bagian integral dari pembangunan nasional. Pembangunan
kesehatan sifatnya multi dimensional yang tidak bisa terlepas dari
dinamika internasional/global, nasional dan regional(lokal).
Berbagai isu strategis yang masih harus dihadapi dalam 5(lima)
tahun kedepan antara lain:

1. Isu Internasional

Isu globalisasi masih merupakan hal yang sangat mendasar


dalam mempengaruhi dinamika pembangunan
internasional yang sekaligus akan memberikan dampak
terhadap pembangunan nasional dan regional.
Implementasi WTO, APEC dan AFTA dengan segala resiko
deregulasi dan perizinan perlu diantisipasi. Disamping itu,
pemanasan global, biosecurity, bioterrosim, penggunaan
teknologi highcost, global epidemic deseases, global stratgey
on diet, physical activity, Millinium Development Goals
(MDGs), krisis ekonomi global, krisis bahan pangan,
komitmen ASEAN dan internasional lainnya, komitmen
bilateral dengan negara perbatasan, terbukanya peluang
lapangan kerja kesehatan secara global, serta masuknya
investasi dan tenaga kerja/kesehatan dari negara lain.
Harmonisasi regulasi dan implementasi AFTA dan
kesepakatan global, termasuk tenaga kesehatan.
2. Isu Strategis Nasional
Meskipun mengalami perbaikan signifikan seperti peningkatan usia harapan
hidup, beberapa capaian indikator kesehatan Indonesia masih rendah dan

50
tertinggal dibandingkan negara sebanding. Hal ini berpengaruh pada produktivitas
tenaga kerja dalam jangka panjang. 3 dari 10 anak di bawah usia 5 tahun
menderita stunting, 23 dari 100 remaja lakilaki usia 13-15 tahun merokok, 26 dari
100 kematian penduduk usia 30-70 tahun disebabkan oleh 4 penyakit tidak
menular: kanker, diabetes, kardiovaskular (CVD), atau pernafasan kronis (CRD)
Dibandingkan dengan negara malaysia, Vietnam dan china yang kematian
penduduknya hanya 17 dari 100 kematian penduduk usia 30-70 tahun. Kemudian
Fasilitas kesehatan di Indonesia masih sangat tertinggal dibandingkan dengan
negara asean lainnya seperti Malaysia,Vietnam, Thailand.

51
3. Isu Strategis Lokal

Di bidang kesehatan, pembangunan fasilitas kesehatan ditujukan untuk memberikan kemudahan


akses pelayanan kesehatan dan mendorong masyarakat untuk mengutamakan fasilitas
kesehatan modern sebagai pilihan pengobatan. Layanan kesehatan di Sulawesi Tenggara
ditopang oleh 31 rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta, 279 Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas), serta fasilitaskesehatan lainnya. Jika ditinjau dari sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan puskesmas adalah sebagai ujung tombak
sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Di Sulawesi Tenggara, puskesmas merupakan fasilitas
kesehatan yang dominan menjadi rujukan penduduk untuk berobat jalan, yaitu mencapai 50,45
persen untuk tahun 2017. Secara rata-rata, setiap Puskesmas harus melayani sekitar 9,33 ribu
penduduk. Perlu dicatat pula, masih ada sekitar 4 persen penduduk yang memilih untuk berobat
jalan ke pengobatan tradisional. Indikator yang juga berkaitan dengan akses terhadap fasilitas
pelayanan kesehatan adalah persentase penolong kelahiran terakhir oleh tenaga medis (dokter,
bidan dan tenaga medis lain). Indikator ini pada tahun 2017 mencapai 99,47 persen, atau
meningkat dibanding tahun sebelumnya.

Sehingga menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk melahirkan dengan dibantu tenaga
medis juga meningkat. Indikator kesehatan lainnya ialah banyaknya balita yang terimunisasi
campak menurun dari tahun 2016 (74,56 persen) menjadi 71,87 persen pada tahun 2017.
Imunisasi ini untuk kekebalan tubuh balita saat ini agar tumbuh sehat hingga dewasa. Adapun
penduduk yang mengalami keluhan kesehatan selama sebulan terakhir di tahun 2017 ialah 24,10
persen, menurun dari tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan meningkatnya Angka Harapan
Hidup (AHH) masyarakat saat lahir. AHH merupakan ukuran yang merepresentasikan dimensi
umur panjang dan hidup sehat dalam pembangunan manusia. Dengan AHH Sulawesi Tenggara
70,47 tahun pada tahun 2017, dapat diartikan bahwa bayi yang baru lahir diharapkan hidup
sampai mencapai umur 70 tahun. Semakin meningkatnya AHH mengindikasikan bahwa derajat
kesehatan masyarakat juga semakin membaik. Meskipun AHH semakin meningkat namun angka
kesakitan dan kematian masih cukup tinggi, sehingga perlu tetap fokus pada penanganan
kesehatan masyarakat.

52
Pada sisi lain, setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak Menular
(PTM) (63 persen dari seluruh kematian). Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan oleh
penyakit tidak menular terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90 persen dari kematian “dini”
tersebut terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Secara global PTM penyebab
kematian nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler
adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, seperti :
Penyakit Jantung Koroner, Penyakit Gagal jantung atau Payah Jantung, Hipertensi dan Stroke.
Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan, prevalensi tertinggi untuk penyakit Kardiovaskuler di
Indonesia adalah PJK, yakni sebesar 1,5 persen atau 2.650.340 orang. Dari prevalensi tersebut,
angka tertinggi ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (4,4 persen atau 137.130 orang) dan
terendah di Provinsi Riau (0,3 persen atau 12.321 orang), untuk Provinsi Sulawesi Tenggara
mencapai 1,7 persen atau 26.170 orang. Sementara total wilayah timur Indonesia 2,2 persen
atau 635.754 orang. angka tersebut mencapai 23,98 persen dari total seluruh Indonesia sebesar
2.650.340 orang. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa wilayah timur Indonesia
berpotensi besar penyumbang penderita penyakit jantung di Indonesia. Sementara belum ada
Rumah Sakit Khusus yang menangani jantung bertempat di wilayah timur Indonesia. Dari alasan
yang dikemukakan tersebut, maka salah satu isu strategis

peningkatan kualitas sumber daya manusia dibidang kesehatan yaitu penyediaan Rumah Sakit
Khusus Jantung di Sulawesi Tenggara yang dapat menjadi Rumah Sakit rujukan pasien penderita
jantung untuk kawasan timur Indonesia. Paradigma pembangunan kesehatan selama ini yang
mengarah pada tindakan

kuratif, yang kedepan seharusnya mulai bergeser pada tindakan preventif dan promotif. Hal
tersebut tetap harus didukung dengan upaya penurunan disparitas akses dan mutu pelayanan
kesehatan, pemenuhan prasarana dan sarana kesehatan, serta tenaga kesehatan, yang
menjangkau seluruh lapisan masyarakat di seluruh kabupaten/kota.

53
Berdasarkan isu-isu dan dinamika tersebut di atas, maka
dalam rangka mengantisipasi dinamika pembangunan
kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, dijabarkan isu pokok
sebagai berikut:
a. Terbatasnya aksesibilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas terutama pada kelompok rentan seperti
penduduk miskin, daerah terpencil, kepulauan dan pesisir;
b. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar masih
terbatas;

c. Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh;

d. Masih tingginya kematian akibat kesakitan penyakit


menular dan tidak menular;
e. Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal
terhadap beban

pembiayaan;

f. Belum terpenuhinya jumlah, jenis,kualitas serta


penyebaran sumberdaya manusia kesehatan dan belum
optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan
kesehatan;
g. Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan dan
keterjangkauan ketersediaan obat essensial, penggunaan
obat yang tidak rasional dan penyelenggaran kefarmasian
yang berkualitas;
h. Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan
informasi kesehatan meliputi pengelolaan administrasi dan

54
hukum kesehatan;
i. Belum optimalnya pelaksanaan manajerial dalam
sinkronisasi perencanaan kebijakan program dan anggaran
serta masih terbatasnya koordinasi.
Secara ringkas isu-isu pembangunan kesehatan di
Provinsi Sulawesi Tenggara seperti berikut.

55
56
BAB IV

TUJUAN DAN SASRAN

4.1. Tujuan

Secara umum tujuan pembangunan kesehatan di Kabupaten


Muna adalah mewujudkan kesehatan masyarakat Kabupaten
Muna seperti yang telah dituangkan dalam Visi Dinas Kesehatan.
Sehubungan dengan hal tersebut, tujuan pembangunan kesehatan
adalah:

1. Mewujudkan Sumber Daya Aparatur yang Profesional dan Kompetitif;


2. Mewujudkan pelayanan dasar masyarakat secara prima;
3. Mewujudkan pelaksanaan pelayanan urusan pemerintahan yang tepat
waktu.

4.2. Sasaran

Adapun sasaran yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan


adalah :

1. Peningkatan mutu Pelayanan, penyelenggaraan pengembangan dan


Pengelolaan sertifikasi kompetensi ;
2. Meningkatkan Pendidikan yang Baik dan Bermutu;
3. Terciptanya system kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan
yang bersih, efisien, efektif, transparan, profesional dan akuntabel.

57
Adapaun tujuan dan sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas
Kesehatan Kabupaten Muna Dapat di lihat Pada Tabel Berikut ini :

Tabel 6

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kesehatan


Kabupaten Muna

Target Kinerja Tujuan/Sasaran Pada Tahun Ke


Indikator Kinerja
Tujuan Sasaran Data
Tujuan, Sasaran,
Capaian
Program
Awal Tahun 2020 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada
(Outcome) dan
Perencan Target Target Target Target Target Target
Akhir
Kegiatan (Output)
Tercapainya
Mewujudkan Sumber Daya 100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Program
Aparatur yang Profesional dan %
Peningkatan
Kompetitif
Kapasitas Sumber
Daya Manusia
Kesehatan

Peningkatan
mutu Pelayanan, Tercapainya
penyelenggaraan program 100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pengembangan peningkatan %
dan pengelolaan kapasitas Sumber
sertifikasi Daya Manusia
kompetensi Kesehatan

Tercapainya
100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
program
%
peningkatan
kapasitas Sumber
Terlaksananya
Pengendalian 97 % 97 % 97 % 97 % 97 % 100 % 100 %
Perizinan Praktek
Terlaksananya
Tenaga Kesehatan
Pembinaan dan
Pengawasan Tenaga 98 % 98 % 98 % 98 % 98 % 100 % 100 %
Kesehatan serta
Tindak Lanjut

58
Jasa SDM Kesehatan 0 Orang 4,000,000,000,000 Orang 4Orang
Oran 0,0 Orang
g
Terlaksananya
Pengembangan
Mutu dan 95 % 95 % 95 % 95 % 95 % 97 % 97 %
Peningkatan
Kompetensi Teknik
Tercapainya
Pemenuhan
Mewujudkan pelayanan upaya
dasar masyarakat secara 70 75 % 80 % 85 % 90 % 100 % 100 %
kesehatan
prima % 100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
perorangan dan
upaya 100 %
kesehatan %
masyarakat

Peningkatan
sediaan farmasi,
alat kesehatan
dan makanan
minuman

Tercapainya
pemenuhan
Meningkatkan upaya
Pendidikan yang 70 75 % 80 % 85 % 90 % 100 % 100 %
kesehatan
Baik dan Bermutu % 100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
perorangan dan
upaya 100 %
kesehatan %
masyarakat

Peningkatan
sediaan farmasi,
alat kesehatan
dan makanan
minuman

Tercapaianya
Pemenuhan upaya
70 % 75 % 80 % 85 % 90 % 100 % 100 %
kesehatan
perorangan dan
upaya kesehatan
masyarakat

Tersedianya 1 1 1 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket


Pengadaan dan Paket Paket Paket
Pemeliharaan Alat
Kalibrasi

Tersedianya 1 1 1 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket


Pengadaan Paket Paket Paket
Bahan Habis Pakai

59
BAB V

STRATEGI dan ARAH KEBIJAKAN


5.1. Strategi
Strategi Dinas Kesehatan Kabupaten Muna dalam
pelaksanaan pembangunan kesehatan sebagai berikut :
1) Melakukan penatakelolaan administrasi perkantoran secara
efektif

2) Penerapan standar mutu pelayanan kesehatan

3) Penerapan sistem jaringan kesehatan yang berkeadilan


terjangkau seluruh masyarakat kabupaten muna pada
golongan masyarakat tertentu
4) Upaya kesehatan rujukan;

5) Mengembangkan jejaring kemitraan dengan elemen


masyarakat pemerintah dan swasta;
6) Menggerakkan masyarakat menjadi agen perubahan ( agen
of changey) dibidang kesehatan;

7) Pengendalian penyakit menular dan tidak menular;

8) Meningkatkan jumlah, mutu, dan distribusi sumber daya


manusia kesehatan.

60
5.2. Arah Kebijakan

Kebijakan pembangunan kesehatan diarahkan pada:

1) Penata kelolaan administrasi perkantoran melalui


pelayanan administrasi perkantoran, penyediaan sarana
dan prasarana aparatur, peningkatan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja Pengelolaan dan Aset, Peningkatan sistem
perencanaan,Pelaporan dan pengendalian pelaksanaan
kegiatan SKPD serta pengembangan manajemen kesehatan;
2) Meningkatkan Umur Harapan Hidup;
3) Menurunkan AKB;
4) Menurunkan AKI melahirkan;
5) Menurunkan prevalensi gizi kurang pada balita.
6) Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian Fasilitas
pelayanan kesehatan;
7) Mengembangkan mutu pelayanan kesehatan ;
8) Mengembangkan inovasi pelayanan kesehatan unggulan;
9) Pengembangan jaminan kesehatan melalui perluasan
program pembebasan biaya pengobatan dan sistem jaminan
kesehatan lainnya;
10)Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan melalui
pemantapan manajemen pelayanan kesehatan masyarakat
dan penataan pelayanan kesehatan rujukan;
11)Peningkatan peran serta dan pemahaman masyarakat
tentang PHBS;
12)Meningkatkan pengendalian penyakit menular dan tidak
menular;
13)Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
serta pengembangan wilayah sehat;
14)Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kefarmasian
melalui penyediaan pendistribusian dan pengawasan obat,
faksin dan perbekalan kesehatan di fasilitas pelayana

61
15)Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan yang memiliki
kopetensi pada daerah sulit dan terpencil serta difasilitas
pelayanan kesehatan melalui pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan.

5.3. Strategi Kebijakan

Strategi kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Muna yang


dituangkan dalam

Renstra 2021 – 2026 yakni :

1. Meningkatkan Advokasi dan Kemitraan kepada seluruh


stakeholders dalam mewujudkan pembangunan daerah yang
berwawasan kesehatan
2. Meningkatkan Pemerataan Pelayanan Kesehatan melalui
peningkatanaksesabilitas dan jangkauan pelayanan kesehatan.
3. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas SDM
4. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan pada Instansi
Pemerintah / Swasta
5. Pemantapan kapasitas dan mutu pelayanan kesehatan melalui
pendayagunaan potensi seluruh sumberdaya yang ada dengan
pendekatan Paradigma Sehat.
6. Memantapkan Sistim Informasi Manajemen Kesehatan di
Kabupaten dan Puskesmas, sehingga setiap pengambilan
keputusan selalu berdasarkan fakta

62
7. Meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan serta
pemberian otonomi fungsional pada unit pelayanan kesehatan
terutama yang berada di lini depan, dengan berorientasi kepada
pelanggan.

8. Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Program


Pembangunan Kesehatan melalui peningkatan kualitas
manajemen dan pengembangan kesehatan.

9. Meningkatkan Kemampuan dalam Pemberantasan Penyakit


melalui upaya preventif dan pemberdayaan masyarakat secara
partisipasif

10.Mengembangkan sistem pembiayaan kesehatan yang serasi.

11.Pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan pendekatan


keluarga menuju kemandirian masyarakat yang bertumpu pada
potensi yang ada.
Adapun Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Muna
dapat dilihat pada table berikut :
Tabel
7
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah
Kebijakan

Visi : Terwujudnya Kabupaten Muna Yang Maju, Mandiri,

Berdaya Saing, Dan Sejahtera

Misi : Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia

Tujuan Sasaran Stra Kebij


tegi akan

Peningkatan Meningka peningkatan


mutu tkan kapasitas
Mewujudka
Pelayanan, jumlah, Sumber Daya
n Sumber
penyelenggara mutu, Manusia
Daya
an dan Kesehatan
Aparatur
pengembangan distribusi
yang
dan sumber
Profesional
pengelolaan daya
dan
sertifikasi manusia
Kompetitif
kompetensi kesehata

63
n

Pengendalian
Perizinan
Praktek
Tenaga
Kesehatan

Pembinaan
dan
Pengawasan
Tenaga
Kesehatan
serta Tindak
Lanjut
Perizinan
Praktik
Tenaga
Kesehatan

Jasa SDM
Kesehatan

Pengembang
an Mutu dan
Peningkatan
Kompetensi
Teknik
Sumber Daya
Manusia
Kesehatan
Tingkat
Daerah
Kabupaten/K
ota

1. Pemenuhan
Penerapa upaya
Mewujudkan Meningkatkan
n standar kesehatan
pelayanan dasar Pendidikan

64
masyarakat secara yang Baik dan mutu perorangan
prima Bermutu pelayana dan upaya
n kesehatan
kesehata masyarakat
n

Pengadaan
dan
Pemeliharaa
n Alat
Kalibrasi

Pengadaan

Bahan Habis
Pakai

Rehabilitas
i dan
Pemelihar
aan
Puskesma
s

Pembangu
nan
Puskesma
s

Pengadaan
Obat Vaksin

65
Pengadaan
Sarana
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan

Pengadaan
Prasarana
dan
Pendukung
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan

Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Orang
Terduga
Tuberculosis

Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Orang

Dengan
Resiko
Terinfeksi

HIV

Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Bagi
Penduduk
Terdampak
Krisis
Kesehatan
Akibat
Bencana dan

66
/atau
berpotensi
Bencana

Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Gizi
Masyarakat

Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Kerja dan
Olahraga

Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Lingkungan

Pengelolaan
Pelayanan
Promosi
Kesehatan

Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Tradisional,
Akupuntur,
Asuhan
Mandiri, dan
Tradisional
Lainnya

67
Pengelolaan
Survailans
Kesehatan

Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Jiwa dan
NAPZA

a
Pengelolaan
Upaya
Kesehatan
Khusus

Pengelolaan
Upaya
Penguranga
n Resiko
Krisis
Kesehatan
dan Pasca
Krisis
Kesehatan

Pelayanan
Kesehatan
Penyakit
Menular dan
Tidak
Menular

Capaian
Penduduk
yang

68
mendapat
Jaminan
Kesehatan
Nasional

Pengambilan
dan
Pengiriman
Spesimen
Penyakit
Potensial
KLB ke
Laboratoriu
m
Rujukan/Na
sional

Kabupaten/
Kota Sehat

Pengelolaan
Penelitian
Kesehatan

Operasional
Pelayanan
Puskesmas

69
Operasional
Pelayanan
Fasilitas
Kesehatan
Lainya

Puskesmas
yang
terakreditasi

Investigasi
Awal
Kejadian
Tidak
diharapkan
(Kejadian
Ikutan Pasca
Imunisasi
dan
Pemberian
Obat Masal)

Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Ibu Hamil

Pengelolaan
Pelayanaan
Kesehatan
Ibu Bersalin

70
Pengelolaan
Kesehatan
Balita

Pengelolaan
Kesehatan
Pada Usia
Pendidikan
Dasar

Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Pada Usia
Produktif

Pengelolaan
Pekayanan
Kesehatan
Pada Usia
Lanjut

Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Penderita
Hipertensi

Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Penderita
Diabetes
Militus

Pengelolaan
Pelayanan

71
Kesehatan
Orang
Dengan
Gangguan
Jiwa Berat

Sistem

Informasi
Kesehatan

Dokumen
Profil

Perumusan
dan
Pelaksanaan
Pelayanan
Kesehatan
Rujukan

Peningkatan
sediaan
farmasi,alat
kesehatan
dan
makanan
minuman

Fasilitasi
Pemenuhan,
Komitmen
Izin Apotik,
Toko Obat,
Toko Alat
Kesehatan

72
dan Optikal,
Usaha Mikro
Obat
Tradisional
(UMOT)

Pengendalian
dan
Pengawasan
Serta Tindak
Lanjut
Pengawasan
Perizinan
Apotik, Toko
Obat, Toko
Alat
Kesehatan
dan Optikal,
Usaha Mikro

Obat
Tradisional
(UMOT)

Pengendalia
n dan
Pengawasan
Serta Tindak
Lanjut
Pengawasan
Sertifikat

Produksi Alat
Kesehatan
Kelas 1
Tertentu dan
PKRT Kelas 1
Tertentu
Perusahaan
Rumah
Tangga

73
Pemeriksaan
Pos Market
Pada Produk
Makanan
Minuman
Industri
Rumah
Tangga yang
Beredar dan

Pengawasa
n Serta
Tindak
Lanjut
Pengawasa
n

Program
Pemberdayaa
n Masyarakat
Bidang
Kesehatan

Peningkatan
Upaya
Promosi
Kesehatan,
Advokasi,
Kemitraan
dan
Pemberdaya
an
Masyarakat

Penyelenggar
aan Promosi
Kesehatan
dan Gerakan
Hidup Bersih
dan Sehat

74
Presentase Terciptanya sistem Melakukan Pelaksanaan
pelaksanaan kelembagaan dan penatakelo Pelayanan
pelayanan urusan ketatalaksanaan laan Urusan
pemerintahan yang pemerintahan yang bersih, administra Pemerintaha
tepat waktu efisien, efektif, transparan, si n yang Tepat
profesional dan akuntabel perkantora Waktu
n secara
efektif

Koordinasi
dan
Penyusunan
Dokumen
Perubahan
RAK -SKPD

Koordinasi
dan
Penyusunan
Dokumen
RAK, RKA-
SKPD

Terlaksanany
a
Penyusunan
Dokumen
Perencanaan
Perangkat
Daerah

Terlaksanany
a Koordinasi
dan
Penyusunan
Perubahan
DPA-SKPD

75
Koordinasi
dan
Penyususnan
DPA-SKPD

Jasa

Administrasi
ASN

Laporan
Keuangan
Akhir Tahun
SKPD

Penyusunan
Laporan
Keuangan
Bulanan/Tri
wulan

/Semesteran
SKPD

Pelaporan
dan Analisis
Pronogsis
Realisasi
Anggaran

Gaji dan

Tunjangan
ASN

76
Dokumen
LAKIP

Peraturan
Perundang-
undangan
dengan baik

Kebutuhan

ASN

Sistem

Informasi
Kepegawaian

SDM
Kesehatan
Yang
berkualitas

Implementasi
Peraturan
Perundang-
undangan

77
Peningkatan
Pelayanan
Perkantoran

sistem
Manajemen
Perkantoran
yang Terpadu

Bahan
Bacaan dan
Peraturan
Perundang-
undangan

Barang
Cetakan
dan
Penggandaa
n

Komponen
Instalasi
Listrik/Pener
angan
Bangunan
Kantor

Bahan

Logostik
Kantor

Pengadaan
Kendaraan
Dinas

78
Operasional
atau
Lapangan

Tersedianya
Jasa
Komunikasi,
Sumber
Daya Air dan
Listrik

Pemeliharaa
n Peralatan
dan Mesin
Perkantoran

Pemeliharaan

/Rehabilitasi
Gedung
Kantor dan
Bangunan
Lainnya

Pemeliharaan
/Rehabilita si
Sarana dan
Prasarana
Pendukung
Gedung
Kantor atau
Bangunan
Lainnya

Jasa
Pemeliharaan
, Biaya
Pemeliharaan
dan Pajak
Kendaraan

79
Perorangan
Dinas atau
Kendaraan
Dinas
Jabatan

Jasa
Pemeliharaa
n, Biaya
Pemeliharaa
n, Pajak,

dan Perizinan
Kendaraan
Dinas
Operasional
atau
Lapangan

Adanya
Dokumen
SOP

80
BAB VI

RENCANA PROGRAM dan KEGIATAN SERTA


PENDANAAN

Program merupakan penjabaran dari kebijakan yang telah


dirumuskan, juga merupakan dukungan nyata bagi keberhasilan
pelaksanaan tujuan dan kebijakan yang ditetapkan. Dengan demikian
program harus disusun secara nyata, sistematis dan terpadu. Sedangkan
kegiatan merupakan aktivitas-aktivitas yang terukur bersifat tahunan dari
program-program yang ditetapkan.

Dalam rangka mewujudkan sasaran organisasi dengan indicator


sasaran sebagai tolak ukur keberhasilannya, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten Muna menetapkan rencana program dan kegiatan serta
pendanaan untuk pelaksanaan program kesehatan kurun waktu 2021 –
2026 dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini :

81
BAB VII.

KINERJA PENYELENGGARAAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUNA

Indikatot kinerja penyelenggaraan Dinas Kesehatan Kabupaten


Muna yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai
Dinas Kesehatan dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD, dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 9

Indikator Kinerja Dinas Keshatan

Yang Mengacu pada Sasaran RPJMD Kabupaten Muna Tahun 2021 – 2026

Indikato Satuan Kondisi


r Kinerja 2022
Kinerja Awal
2023 2024 2025 202
(2021)
6

Meningkatkan Rasio Puskesmas % 100 100 100 100 100 100


Pendidikan dan Pustu per
yang Baik dan

82
Bermutu 100.000

Penduduk

Meningkatkan Rasio Tempat 100 100 100 100 100 100


Pendidikan Tidur Pasien
%
yang Baik dan terhadap Jumlah
Bermutu Penduduk

Meningkatkan Persentase 98 98 98 100 100 100


Pendidikan Penduduk Miskin
%
yang Baik dan yang mendapat
Bermutu Jaminan
Kesehatan

Meningkatkan Desa/Kelurahan % 100 100 100 100 100 100


Pendidikan mengalami KLB
yang Baik dan yang
Bermutu ditangani <24
jam
Meningkatkan Cakuppan 100 100 100 100 100 100
Pendidikan Desa/Kelurahan
%
yang Baik dan Universal Child
Bermutu Immunization
(UCI)
Meningkatkan Persentase 100 100 100 100 100 100
Pendidikan Ketersediaan
%
yang Baik dan obat sesuai
Bermutu kebutuhan

83
BAB VIII
PENUTUP

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Tahun 2021-


2026 ini didasarkan pada hasil kajian dengan melakukan analisis
lingkungan (SWOT) yang merupakan upaya stratejik dalam menghadapi
situasi yang cepat berubah untuk menyesuaikan manajemen Dinas
Kesehatan yang acceptable.

Setiap program dan kegiatan disusun sesuai dengan hasil analisis


lingkungan dengan mempertimbangkan keterlibatan unsur masyarakat,
swasta, dan pemerintah sehingga secara bersama-sama dapat
merumuskan, merencanakan, melaksanakan dan mensukseskan tujuan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Muna yaitu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.

Program dan kegiatan dilaksanakan secara rutin dan terus menerus,


dengan memprioritaskan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat melalui
standar pelayanan minimal dengan pengembangan inovasi-inovasi
unggulan dari masing-masing program atau masing-masing puskesmas
ataupun pelaksana program dan kegiatan itu sendiri.

Pelaksanaan evaluasi dilaksanakan secara berkala bulanan, triwulan,


semester dan tahunan atau tergantung situasi keadaan saat itu. Hasil
evaluasi dipakai sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dan langkah-
langkah selanjutnya.

84
Demikianlah Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Muna ini
disusun sebagai arah dan pedoman bagi petugas kesehatan dalam
merencanakan, melaksanakan pengembangan program yang tertuang
dalam Rencana Kerja tahunan, sehingga setiap program dan kegiatan
disetiap unit kegiatan dapat dipertanggungjawabkan dalam
pelaksanaannya.

Tabel 6
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna

Target Kinerja Tujuan/Sasaran Pada Tahun Ke


Indikator Kinerja
Tujuan Sasaran Data
Tujuan, Sasaran,
Capaian
Program (Outcome)
Awal Tahun 2020 Tahun Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada Akhir
dan Kegiatan
Perencan 2023
(Output)
aan

Target Target Target Target Target Target

Tercapainya
Mewujudkan Sumber 100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Program
Daya Aparatur yang %
Peningkatan
Profesional dan
Kapasitas Sumber
Kompetitif Peningkatan
mutu Tercapainya
Pelayanan,penyel program 100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
enggaraan peningkatan %
pengembangan kapasitas Sumber
dan pengelolaan Daya Manusia
sertifikasi Kesehatan
kompetensi
Tercapainya program
100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
peningkatan
%
kapasitas Sumber
Daya Manusia
Kesehatan

Terlaksananya
Pengendalian 97 % 97 % 97 % 97 % 97 % 100 % 100 %
Perizinan Praktek
Terlaksananya
Tenaga Kesehatan
Pembinaan dan
Pengawasan Tenaga 98 % 98 % 98 % 98 % 98 % 100 % 100 %
Kesehatan serta
Tindak Lanjut

Jasa SDM Kesehatan 0 Orang 4,000,000, 0,000,000 Orang Orang


Orang 0 Orang 4

Terlaksananya
Pengembangan Mutu
dan Peningkatan 95 % 95 % 95 % 95 % 95 % 97 % 97 %
Kompetensi Teknik
Sumber Daya Manusia

85
Tercapainya
Pemenuhan upaya
Mewujudkan kesehatan
pelayanan dasar 70 75 % 80 % 85 % 90 % 100 % 100 %
perorangan dan
masyarakat secara % 100 % 100 100 % 100 % 100 % 100 %
upaya kesehatan
prima masyarakat 100 %
%
Peningkatan
sediaan farmasi,
Tercapainya
pemenuhan upaya
Meningkatkan kesehatan
Pendidikan yang 70 75 % 80 % 85 % 90 % 100 % 100 %
perorangan dan
Baik dan Bermutu % 100 % 100 100 % 100 % 100 % 100 %
upaya kesehatan
masyarakat 100 %
%
Peningkatan
sediaan farmasi,
Tercapaianya
Pemenuhan upaya
70 % 75 % 80 % 85 % 90 % 100 % 100 %
kesehatan
perorangan dan

Tersedianya 1 1 Paket 1 Paket 1 1 1 Paket 1 Paket


Pengadaan dan Paket Paket Paket
Pemeliharaan Alat

Tersedianya Pengadaan 1 1 Paket 1 Paket 1 1 1 Paket 1 Paket


Bahan Habis Pakai Paket Paket Paket

Tabel 8
Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan Dinas Kesehatan Kabupaten
Muna Tahun 2021 - 2026

Indikator Kinerja

Tujuan, Sasaran,

Program
Program dan
(Outcome) dan
Tercapainya

Program

Peningkatan

Kapasitas Sumber
Peningkatan

mutu Pelayanan,
penyelenggaraan
Tercapainya
pengembangan
program
dan pengelolaan
peningkatan
PROGRAM
Tercapainya
PENINGKATAN
program
KAPASITAS
peningkatan
SUMBER DAYA
Pemberian Izin kapasitas Sumber
Terlaksananya

Praktik Tenaga Pengendalian

Kesehatan di Perizinan Praktek


Terlaksananya

Pembinaan dan

Pengawasan Tenaga

Kesehatan serta

Perencanaan Tindak Lanjut

Kebutuhan dan

Pendayagunaan

Sumberdaya

Manusia Kesehatan
Pengembangan Terlaksananya

Mutu dan Pengembangan

Peningkatan Mutu dan

Kompetensi Teknis Peningkatan

Sumber Daya Kompetensi Teknik


Tercapainya

Pemenuhan

upaya

kesehatan

perorangan dan

upaya

kesehatan

masyarakat
Tercapainya

pemenuhan

upaya

kesehatan

perorangan dan

upaya

kesehatan

masyarakat

86
PROGRAM
Tercapaianya
PEMENUHAN
Pemenuhan upaya
UPAYA
kesehatan
KESEHATAN
perorangan dan
PERORANGAN
Penyediaan

Fasilitas Pelayanan

Kesehatan untuk

UKM dan UKP


Penyediaan

Fasilitas Pelayanan

Kesehatan untuk

UKM dan UKP Tersedianya


1.02.02.2.01 1 1 Paket 300,000,00 1 Paket 300,000,00 1 Paket 300,000,00 1 Pake
Kewenangan Pengadaan
Paket 0 0 0
Daerah

Kabupaten/Kota Bahan Habis Pakai

Indikator Kinerja

Tujuan, Sasaran,

Program
Program dan
Penyediaan (Outcome) dan
Terlaksananya
Fasilitas Pelayanan
Rehabilitasi
Kesehatan untuk
dan
UKM dan UKP
Penyediaan Pemeliharaan

Fasilitas Pelayanan

Kesehatan untuk

UKM dan UKP


Penyediaan

Fasilitas Pelayanan

Kesehatan untuk

UKM dan UKP Terpenuhinya


Penyediaan
Terlaksananya
Fasilitas Pelayanan
Pengadaan
Kesehatan untuk
Sarana Fasilitas
UKM dan UKP
Penyediaan Pelayanan
Terlaksananya
Fasilitas Pelayanan
Pengadaan Prasarana
Kesehatan untuk
dan Pendukung
UKM dan UKP
Penyediaan Fasilitas Pelayanan
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pengelolaan
untuk UKM dan
Pelayanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan Orang Terduga
Terlaksananya

Layanan Kesehatan Pengelolaan

untuk UKM dan Pelayanan

UKP Rujukan Kesehatan Orang


Terlaksananya

Pengelolaan

Pelayanan
Penyediaan
Kesehatan Bagi
Layanan Kesehatan
Penduduk
untuk UKM dan
Penyediaan
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pengelolaan
untuk UKM dan
Pelayanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan Gizi Masyarakat
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pengelolaan
untuk UKM dan
Pelayanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan Kerja dan Olahraga

Layanan Kesehatan

untuk UKM dan

UKP Rujukan
Penyediaan

Layanan Kesehatan

untuk UKM dan

UKP Rujukan
Terlaksananya
Penyediaan
Pengelolaan
Layanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
untuk UKM dan
Tradisional,
UKP Rujukan
Penyediaan Akupuntur, Asuhan

Layanan Kesehatan

untuk UKM dan

UKP Rujukan

87
Penyediaan
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pengelolaan
untuk UKM dan
Pelayanan Kesehatan
UKP Rujukan
Jiwa dan NAPZA

Indikator Kinerja

Tujuan, Sasaran,

Program
Program dan
Penyediaan (Outcome) dan

Layanan Kesehatan

untuk UKM dan

UKP Rujukan
Penyediaan Terlaksananya

Layanan Kesehatan Pengelolaan Upaya

untuk UKM dan Pengurangan

UKP Rujukan Resiko Krisis


Penyediaan
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
untuk UKM dan
Penyakit Menular dan
UKP Rujukan
Penyediaan Tidak Menular

Layanan Kesehatan

untuk UKM dan

UKP Rujukan
Terlaksananya
Penyediaan
Pengambilan dan
Layanan Kesehatan
Pengiriman
untuk UKM dan
Spesimen Penyakit
UKP Rujukan
Penyediaan Potensial KLB ke

Layanan Kesehatan

untuk UKM dan

UKP Rujukan Terwujudnya


Penyediaan

Layanan Kesehatan

untuk UKM dan

UKP Rujukan
Penyediaan

Layanan Kesehatan

untuk UKM dan

UKP Rujukan
Penyediaan
Terpenuhinya
Layanan Kesehatan
Operasional
untuk UKM dan
Pelayanan Fasilitas
UKP Rujukan
Penyediaan Kesehatan Lainya

Layanan Kesehatan

untuk UKM dan

UKP Rujukan
Terlaksananya

Investigasi Awal

Kejadian Tidak
Penyediaan
diharapkan
Layanan Kesehatan
(Kejadian Ikutan
untuk UKM dan
Penyediaan

Layanan Kesehatan

untuk UKM dan

UKP Rujukan
Penyediaan

Layanan Kesehatan

untuk UKM dan

UKP Rujukan

88
Penyediaan

Layanan Kesehatan

untuk UKM dan

UKP Rujukan
Penyediaan
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pengelolaan
untuk UKM dan
Kesehatan Pada Usia
UKP Rujukan
Pendidikan Dasar

Indikator Kinerja

Tujuan, Sasaran,
Program
Program dan
Penyediaan (Outcome) dan
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pengelolaan
untuk UKM dan
Pelayanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan Pada Usia Produktif
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pengelolaan
untuk UKM dan
Pekayanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan Pada Usia Lanjut
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pengelolaan
untuk UKM dan
Pelayanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan Penderita Hipertensi
Terlaksananya
Layanan Kesehatan
Pengelolaan
untuk UKM dan
Pelayanan Kesehatan
UKP Rujukan
Penyediaan Penderita Diabetes
Terlaksananya

Layanan Kesehatan Pengelolaan

untuk UKM dan Pelayanan Kesehatan

UKP Rujukan Orang Dengan


Penyelenggara

an Sistem

Informasi
Tersedianya Sistem
Penyelenggara

an Sistem

Informasi
Penerbitan Izin

Rumah Sakit Kelas

C, D dan Fasilitas

Pelayanan

Kesehatan Tingkat
PROGRAM
Peningkatan
SEDIAAN
sediaan farmasi,alat
FARMASI, ALAT
kesehatan dan
KESEHATAN DAN
Pemberian Izin makanan minuman
Terlaksananya

Apotek, Toko Obat, Fasilitasi Pemenuhan,

Toko Alat Kesehatan Komitmen Izin

dan Optikal, Usaha Apotik, Toko Obat,

Mikro Obat Toko Alat Kesehatan

89
Terlaksananya

Pengendalian dan

Pengawasan Serta
Pemberian Izin Tindak Lanjut
Apotek, Toko Obat, Pengawasan
Toko Alat Kesehatan Perizinan Apotik,

dan Optikal, Usaha Toko


Terlaksananya
Obat, Toko Alat
Pemberian Sertifikat
Pengendalian dan
Produksi untuk
Pengawasan Serta
Sarana Produksi
Tindak Lanjut
Alat Kesehatan
Pengawasan
Kelas 1 tertentu dan
Sertifikat
Perbekalan

Kesehatan
Penerbitan Rumah

Sertifikat Produksi

Pangan Industri

Rumah Tangga

dan Nomor P-IRT

sebagai Izin

Produksi, untuk

Produk Makanan

Indikator Kinerja

Tujuan, Sasaran,

Program Data Capaian Target Rp Target Rp Target Rp Target


Program dan
Tujuan Sasaran Kode (Outcome) dan Awal
Kegiatan (Output) Perencanaan
Kegiatan

Penerbitan Sertifikat

Laik Higiene Sanitasi

Tempat Pengelolaan

Makanan (TPM)

antara lain Jasa

Boga, Rumah
Terlaksananya

Pemeriksaan Pos

Market Pada Produk


Pemeriksaan dan
Makanan Minuman
Tindak Lanjut Hasil
Industri Rumah
Pemeriksaan Post
Tangga yang Beredar
Market pada
dan Pengawasan
Produksi dan
1.02.04.2.06 Serta Tindak Lanjut 95 % 95 % 150,000,000 95 % 150,000,000 95 % 150,000,000 97 %
Produk Makanan
Pengawasan
Minuman Industri

Rumah Tangga
Persentase

Tercapainya
PROGRAM Program
PEMBERDAYAAN Pemberdayaan
MASYARAKAT Masyarakat Bidang
BIDANG Kesehatan
Advokasi,

Pemberdayaan,

Kemitraan,
Terwujudnya
Peningkatan Peran
Peningkatan
serta Masyarakat
Upaya Promosi
dan Lintas Sektor
Pelaksanaan Terlaksananya
Kesehatan,
Sehat dalam Penyelenggaraan

rangka Promotif Promosi Kesehatan

Preventif dan Gerakan Hidup

90
Presentase

pelaksanaan

pelayanan

urusan
Terciptanya

sistem

kelembagaan

dan

ketatalaksanaan

pemerintahan
PROGRAM
Presentase
PENUNJANG
Pelaksanaan
URUSAN
Pelayanan Urusan
PEMERINTAHAN
Pemerintahan yang
DAERAH
Tepat Waktu
KABUPATEN/KOTA
Perencanaan, Terlaksananya

Penganggaran, Koordinasi dan

dan Evaluasi Penyusunan


X.XX.01.2.01 Kinerja Perangkat Dokumen 3 Dokumen 3 Dokumen 60,000,000 3 Dokumen 60,000,000 3 Dokumen 60,000,000 3 Dokumen

Daerah Perubahan RAK -

SKPD

Perencanaan, Terlaksananya

Penganggaran, Koordinasi dan

dan Evaluasi Penyusunan


X.XX.01.2.01 Kinerja Perangkat Dokumen RAK, 5 Dokumen 5 150,000,00 5 150,000,00 5 150,000,00 5

Daerah RKA-SKPD Dokume 0 Dokumen 0 Dokumen 0 Dokumen

n
Perencanaan, Terlaksananya

Penganggaran, Penyusunan

dan Evaluasi Dokumen


X.XX.01.2.01 Kinerja Perangkat Perencanaan 5 Dokumen 5 Dokumen 168,000,000 5 Dokumen 168,000,000 5 Dokumen 168,000,000 5 Dokumen

Daerah Perangkat Daerah

Perencanaan, Terlaksananya

Penganggaran, Koordinasi dan

dan Evaluasi Penyusunan


X.XX.01.2.01 Kinerja Perangkat Perubahan DPA- 3 Dokumen 3 30,000,00 3 30,000,00 3 30,000,00 3

Daerah SKPD Dokume 0 Dokumen 0 Dokumen 0 Dokumen

Perencanaan,
Terlaksananya
Penganggaran,
Koordinasi dan
dan Evaluasi
Penyususnan DPA-
X.XX.01.2.01 Kinerja Perangkat 3 Dokumen 3 Dokumen 50,000,000 3 Dokumen 50,000,000 3 Dokumen 50,000,000 3 Dokumen
SKPD
Daerah

Administrasi
Terpenuhinya Jasa
Keuangan

Perangkat Daerah
X.XX.01.2.02 Administrasi ASN 100 % 100 % 4,950,000,000 100 % 4,950,000,000 100 %4,975,000,000 100 %

Administrasi Dokumen Laporan

Keuangan Keuangan Akhir

Perangkat Daerah Tahun SKPD


X.XX.01.2.02 5 Dokumen 5 Dokumen 10,000,000 5 Dokumen 10,000,000 5 15,000,000 5 Dokumen

Dokumen

91
Indikator Kinerja

Tujuan, Sasaran,

Program Data Target Rp Target Rp Target Rp Target


Program dan
Tujuan Sasaran Kode (Outcome) dan Capaian
Kegiatan (Output) Awal

Perencanaa

n
Dokumen
Administrasi
Penyusunan
Keuangan
Laporan Keuangan
Perangkat Daerah
X.XX.01.2.02 Bulanan/Triwulan / 8 8 25,000,00 8 25,000,00 8 25,000,00 8

Semesteran SKPD Dokumen Dokumen 0 Dokumen 0 Dokumen 0 Dokumen

Administrasi Dokumen Pelaporan

Keuangan dan Analisis

Perangkat Daerah Pronogsis Realisasi


X.XX.01.2.02 4 4 25,000,00 4 25,000,00 4 25,000,00 4
Anggaran
Dokumen Dokumen 0 Dokumen 0 Dokumen 0 Dokumen

Administrasi
Terpenuhinya Gaji dan
Keuangan

Perangkat Daerah
X.XX.01.2.02 Tunjangan ASN 100 % 100 %53,523,509,500 100 %53,523,509,500 100 %53,523,509,500 100 %

Administrasi

Keuangan

Perangkat Daerah

Administrasi Terlaksananya

Kepegawaian Peraturan

Perangkat Perundang-
X.XX.01.2.05 100 % 100 %46,000,000 100% 50,000,00 100% 50,000,000 100%
Daerah undangan dengan

baik
Administrasi
Pemenuhan
Kepegawaian
Kebutuhan ASN
Perangkat
X.XX.01.2.05 100 % 100 %450,000,000 100 % 450,000,000 100 % 475,000,000 100 %
Daerah

92
Administrasi
Terpenuhinya Sistem
Kepegawaian

Perangkat
X.XX.01.2.05 Informasi 100 % 100 % 50,000,000 100 % 75,000,000 100 % 75,000,000 100 %
Daerah
Kepegawaian

Administrasi Terwujudnya

Kepegawaian SDM Kesehatan

Perangkat Yang berkualitas


X.XX.01.2.05 100 % 100 %350,000,000 100 % 375,000,000 100 % 400,000,000 100 %
Daerah

Administrasi Terlaksananya

Kepegawaian Implementasi

Perangkat Peraturan
X.XX.01.2.05 100 100 % 46,000,00 100 46,000,00 100 46,000,00 100
Daerah Perundang-
% 0 % 0 % 0 %
undangan
Tercapainya
Administrasi Umum
Peningkatan

Pelayanan
X.XX.01.2.06 Perangkat Daerah 100 100 % 310,000,00 100 310,000,00 100 310,000,00 100
Perkantoran
% 0 % 0 % 0 %

Teciptanya sistem
Administrasi Umum
Manajemen

Perkantoran yang
X.XX.01.2.06 Perangkat Daerah 95 % 95 % 360,000,00 95 % 360,000,00 97 % 375,000,00 97 %
Terpadu
0 0 0

Tersedianya Bahan
Administrasi Umum
Bacaan dan

Peraturan
X.XX.01.2.06 Perangkat Daerah 4 4 25,000,00 4 25,000,00 4 25,000,00 4
Perundang-
Dokumen Dokumen 0 Dokumen 0 Dokumen 0 Dokumen
undangan
Tersedianya
Administrasi Umum
Barang Cetakan

dan
X.XX.01.2.06 Perangkat Daerah 1 1 Paket 100,000,00 1 Paket 100,000,00 1 Paket 150,000,001 Paket
Penggandaan
Paket 0 0 0

Tersedianya

Komponen Instalasi

Listrik/Penerangan
Administrasi Umum
X.XX.01.2.06 Bangunan Kantor 0 Kwh 10,000,000 Kwh 10,000,000 wh 000 Kwh 12,500,000 Kwh 15,000
Kwh K 12,500, 0

Administrasi Umum Tersedianya Bahan


X.XX.01.2.06 1 1 Paket 310,000,00 1 Paket 310,000,00 1 Paket 350,000,001 Paket

Paket 0 0 0
Perangkat Daerah Logostik Kantor

Pengadaan Terpenuhinya

Barang Milik Pengadaan

Daerah Kendaraan Dinas


X.XX.01.2.07 Penunjang Operasional atau 18 18 Unit 550,000,00 20 600,000,00 20 600,000,00 25

Urusan Lapangan Unit 0 Unit 0 Unit 0 Unit

Pemerintah

Daerah
Penyediaan Jasa Tersedianya Jasa

Penunjang Urusan Komunikasi,

Pemerintahan Sumber Daya Air


X.XX.01.2.08 1 1 Paket 600,000,00 1 Paket 600,000,00 1 Paket 750,000,001 Paket
Daerah dan Listrik
Paket 0 0 0

Pemeliharaan
Terlaksananya
Barang Milik
Pemeliharaan
Daerah Penunjang
Peralatan dan Mesin
X.XX.01.2.09 Urusan 1 1 Paket 250,000,00 1 Paket 250,000,00 1 Paket 275,000,001 Paket
Perkantoran
Pemerintahan Paket 0 0 0

Daerah

Terlaksananya
Pemeliharaan

Barang Milik

Daerah Penunjang Pemeliharaan

X.XX.01.2.09 Urusan 1 1 Paket 5,550,000,00 1 Paket 5,550,000,00 1 Paket 5,550,000,001 Paket


Pemerintahan /Rehabilitasi Paket 0 0 0
Daerah Gedung Kantor dan

Bangunan Lainnya
Terlaksananya

Pemeliharaan/Rehabil

ita si Sarana dan


Pemeliharaan
Prasarana Pendukung
Barang Milik
Gedung Kantor atau
Daerah Penunjang
Bangunan Lainnya
X.XX.01.2.09 Urusan 1 1 Paket 7,000,000,00 1 Paket 7,000,000,00 1 Paket 7,000,000,001 Paket
Pemerintahan Paket 0 0 0
Daerah

93
Tersedianya Jasa

Pemeliharaan, Biaya

Pemeliharaan dan
Pemeliharaan
Pajak Kendaraan
Barang Milik
Perorangan Dinas
Daerah Penunjang
atau Kendaraan Dinas
X.XX.01.2.09 Urusan 5 5 Unit 100,000,00 5 100,000,00 7 150,000,00 7
Jabatan
Pemerintahan Unit 0 Unit 0 Unit 0 Unit
Daerah

Indikator Kinerja

Tujuan, Sasaran,

Program Data Target Rp Target Rp Target Rp Target


Program dan
Tujuan Sasaran Kode (Outcome) dan Capaian
Kegiatan (Output) Awal
Kegiatan
Perencanaa

n
Tersedianya Jasa

Pemeliharaan,

Biaya
Pemeliharaan
Pemeliharaan,
Barang Milik
Pajak,
Daerah Penunjang

Urusan

Pemerintahan
X.XX.01.2.13 Penataan Organisasi Adanya Dokumen 3 3 46,000,00 3 46,000,00 3 47,500,00 3

SOP Dokumen Dokumen 0 Dokumen 0 Dokumen 0 Dokumen

94
95

Anda mungkin juga menyukai