Anda di halaman 1dari 25

BAGIAN I

PROFIL LEMBAGA

A.Sejarah Singkat RA SARMANING

RA Sarmaning didirikan pada tahun 2019 dibawah naungan Yayasan Pendidikan


Sarmaning. Tokoh yang paling berjasa dalam membidani lahirnya RA Sarmaning adalah Ibu
Wahyuni Ningsih tercatat sebagai Kepala Madrasah merasa prihatin melihat anak-anak usia 2-
6 tahun yang berkerumun tanpa ada aktivitas belajar. Ibu Wahyuni Ningsih kemudian
menyampaikan kegundahannya tersebut kepada sang suami yakni Bapak Carim, kemudian
disepakatilah untuk membuat kelompok bermain dan belajar untuk mengelola kegiatan
tersebut hingga lebih terprogram.
Kegiatan awal dilaksanakan dihalaman rumah dengan menggunakan alat permainan
seadanya. Tak disangka ternyata sambutan masyrakat dilingkungan tersebut sangat antusias
dan mendukung berdirinya yayasan bermain dan belajar RA Sarmaning. Sebagai Kepala
Sekolah pertama ditunjuklah Ibu Wahyuni Ningsih yang kemudian didampingi oleh Ibu Ratna
sebagai guru pertama RA Sarmaning yang saat itu sudah memiliki murid sejumlah 15 anak.
Langkah berikutnya di lembagakan dan mengajukan perizinan ke Kementrian Agama
Kota Palembang. Surat izin operasional dari Kemenang Kota Palembang untuk Yayasan RA
Sarmaning yaitu nomor 1909 Tahun 2020 tercantum mulai berlaku tanggal 13 Maret 2020.
Selanjutnya RA Sarmaning akan terus berbenah dan mengembangkan diri dengan
mengikuti berbagai pelatihan dan belajar mandiri. Perubahan kami lakukan dari menggunakan
pembelajaran klasik ke kelompok hingga kini menerapkan model sentra.

1
B. Bagan Struktur Kepengurusan RA Sarmaning

Berdasarkan keputusan dirjen pendidikan islam no 2761 tahun 2019

2
TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PERSONALIA RA SARMANING

Tugas Pokok dan Kompetensi Kepala RA

Tugas pokok kepala RA pada semua jenjang mencakup tiga bidang, yaitu:

a. Tugas Manajerial

Tugas kepala RA dalam bidang manajerial berkaitan dengan pengelolaan


RA, sehingga semua sumber daya dapat disediakan dan dimanfaatkan secara
optimal untuk mencapai tujuan RA secara efektif dan efisien.

Tugas manajerial ini meliputi aktivitas sebagai berikut:

1. Menyusun perencanaan RA
2. Mengelola program pembelajaran
3. Mengelola kesiswaan
4. Mengelola sarana dan prasarana
5. Mengelola personal RA
6. Mengelola keuangan RA
7. Mengelola hubungan RA dan masyarakat
8. Mengelola administrasi RA
9. Mengelola sistem informasi RA
10. Mengevaluasi program RA
11. Memimpin RA

b. Tugas Supervisi

Selain tugas manajerial, kepala RA juga memiliki tugas pokok melakukan


supervisi terhadap pelaksanaan kerja guru dan staf. Tujuannya adalah untuk
menjamin agar guru dan staf bekerja dengan baik serta menjaga mutu proses
maupun hasil pendidikan di RA Dalam tugas supervisi ini tercakup kegiatan-
kegiatan:

1. Merencanakan program supervisi


2. Melaksanakan program supervisi
3. Menindaklanjuti program supervisi

3
c. Tugas Kewirausahaan

Di samping tugas manajerial dan supervisi, kepala RA juga memiliki tugas


kewirausahaan. Tugas kewirausahaan ini tujuannya adalah agar RA memiliki sumber-
sumber daya yang mampu mendukung jalannya RA, khususnya dari segi finansial.
Selain itu juga agar RA membudayakan perilaku wirausaha di kalangan warga RA,
khususnya para siswa.

Tugas Pokok dan Fungsi Guru

1. Membuat kelengkapan mengajar dengan baik dan lengkap

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

3. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar

4. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

5. Mengisi daftar nilai anak didik

6. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan), kepada guru lain


dalam proses pembelajaran

7. Membuat alat pelajaran/alat peraga

8. Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni

9. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum

10. Melaksanakan tugas tertentu di RA

11. Mengadakan pengembangan program pembelajaran

12. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar anak didik

13. Mengisi dan meneliti daftar hadir sebelum memulai pelajaran

14. Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya

Tugas Pokok Yayasan

1. Membuat Program Kerja Yayasan.


2. Membuat keputusan yang mengatur secara operasional penyelenggaraan Yayasan.
3. Membuat kebijakan Yayasan terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul baik
yang bersifat intern maupun ekstern Yayasan.

4
C. Alamat dan Peta Lokasi RA Sarmaning
RA Sarmaning merupakan RA yang terletak di lingkungan perkampungan dan dekat
dengan lingkungan pendidikan.

Alamat RA Sarmaning

Jalan : Angkatan 66 Lr. Benih No.784 Rt.10 Rw.05

Desa/Kelurahan : Pipa Reja

Kecamatan : Kemuning

Kota : Palembang

Provinsi : Sumatera Selatan

No telp : 0895-6198-10178

Kode Pos : 30128

D. Status Satuan Yayasan RA Sarmaning


a. Identitas

1. Nama Lembaga : RA Sarmaning

2. Alamat / desa : Angkatan 66 Lr. Benih No.784

Kecamatan : Kemuning

Kota : Palembang

Propinsi : Sumatera Selatan

Kode Pos : 30128

No.Telepon : 0895-6198-10178

3. Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Sarmaning

4. Status Sekolah : Terdaftar

5. Status Lembaga RA : Swasta

6. No SK Kelembagaan : Nomor 4778 Tahun 2019

7. NSM : 101216710089

8. NIS / NPSN : 70007694

9. Tahun beroperasi : 2019

5
10. Status Tanah : Milik Sendiri

11. Luas Tanah : 217 m²

12. Nama Kepala Sekolah : Wahyuni Ningsih, S.Pd.I

13. No.SK Kepala Sekolah : 06/SK/YPSP/Kem./I/07/2019

14. Status akreditasi :-

15. No dan SK akreditasi :-

b. Data Guru dan Siswa


1. Jumlah Guru & Karyawan

Status L P Jumlah

1. Guru PNS - - -

2. Guru Tetap Yayasan - 4 4

Jumlah - 4 4

2. Perkembangan sekolah 4 tahun terakhir

Siswa
Tahun Pelajaran
Laki-Laki Perempuan Total
2019/2020 15
2020/2021 25 29 55
2021/2022 42 34 76
2022/2023 46 31 77

3. Rombongan Belajar

Kelompok A Kelompok B Jumlah


2 57 59

* Pelaksanaan KBM Pagi (07.30 – 11.00)

6
c. Data Fasilitas Sekolah

1. Ruangan
Kondisi
Jumlah
No Jenis Ruangan Rusak Rusak
Ruangan Baik
Ringan Berat
1 Ruang Kelas 4 4 0 0
2 Halaman Bermain 1 1 0 0
3 Ruang Tata Usaha 1 1 0 0
4 Ruang Kepala Sekolah 0 0 0 0
5 Ruang Guru 0 0 0 0
6 Ruang UKS 0 0 0 0
7 Gudang 1 1 0 0

2. Infrastruktur
Kondisi
No Jenis Jumlah Rusak Rusak
Baik
Ringan Berat
1 Pagar Depan 1 1 0 0
2 Pagar Samping 1 1 0 0
3 Pagar Belakang 0 0 0 0
4 Tiang Bendera 1 1 0 0
5 Bak Sampah 2 2 0 0
6 Saluran Primer 0 0 0 0
7 Sarana olah raga 1 1 0 0
8 Alat Cuci tangan 2 2 0 0

3. Sanitasi dan Air Bersih


Kondisi
No Ruang / Fasilitas Jumlah Rusak Rusak
Baik
Ringan Berat
1 KM / WC Siswa 1 1 0 0

2 KM / WC Guru 1 1 0 0

4. Sumber Air Bersih

Kondisi
N0 Jenis Rusak Rusak
Baik
Ringan Berat
Sumur dengan pompa
1 0 0 0
listrik
2 Sumur tanpa pompa listrik 0 0 0
3 Tadah Hujan 0 0 0
4 PDAM 1 0 0

7
5. Sumber Listrik ( Beri cek (V) untuk yang sesuai dan isi angka KVA
PLN 900 KVA

Pemanfaatan Kondisi
N0 Fasilitas Jumlah
Berfungsi Tidak Baik RR RB
1 Lampu TL 7 7 7
2 AC 0
3 Stop Kontak 7 7 7
4 Intalasi List 1 1 1
5 Kipas Angin 5 5 5

6. Alat Penunjang KBM

Pemanfaatan Alat Kondisi


N0 Fasilitas Jumlah R
Dipakai Tidak Jarang Baik RR
B
1 Balok 3 v v
2 Puzzle 5 v v
3 Alat bermain seni
4 Bola berbagai ukuran 8 v v
5 Alat bermain keaksaraan
6 Alat bermain Peran
Alat bermain
7 Sensorimotor
3 v v
Alat Pengukur Berat
8 Badan
1 v v
Alat Pengukur Tinggi
9 Badan
1 v v
Perlengkapan Cuci
10 Tangan
2 v v

7. Alat Mesin Kantor

Pemanfaatan Alat Kondisi


No Fasilitas Jumlah
Dipakai Tidak Jarang Baik RR RB
1 Komputer 1 V v
2 Printer 1 V v

8
8. Buku

Jumlah
No Jenis Penerbit Sesuai Kurang Lebih
Eks
Departemen
1 Buku motivasi kegiatan 0
Agama RI
Amelia
Surabaya &
2 Buku cerita bergambar 0
Bintang
Indonesia
Buku pedoman
3 Kemendikbud 0
pembelajaran
Buku pedoman Departemen
4 0
pembelajaran Agama
Buku pedoman program
5 Kemendikbud 0
sarana pembelajaran
Buku pedoman program Departemen
6 0
sarana pembelajaran Agama
Buku panduan
Esterna
7 penyelenggaraan dan 3
Lasepta
pengelolaan TK-RA
Buku pedoman
8 administrasi Kemendikbud 1
kepegawaian TK
Buku pendekatan
saintifik dalam Rani Setyo
9 0
perangkat pembelajaran Mintari
K.13 PAUD
Buku petunjuk teknis
10 Kemendikbud 0
proses belajar mengajar
Buku standard supervisi
Departemen
11 dan evaluasi pendidikan 0
Agama
RA/BA/TA
Kemendikbud
Buku kumpulan lagu
12 & Departemen 0
keagamaan
Agama
Kemendikbud
Buku kurikulum model
13 & Departemen 0
pembelajaran
Agama
Buku metodik khusus
14 pengembangan Kemendikbud 0
keterampilan

9
BAGIAN II

DOKUMEN I

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Untuk
mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan anak usia dini diyaqini menjadi dasar penyiapan sumber daya manusia
yang berkualitas dimasa yanga akan datang. Oleh karena itu layanan PAUD pada jalur
Raudhatul Athfal harus dirancang secara seksama dengan memperhatikan
perkembangan anak, perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya yang
berkembang. Memahami kondisi tersebut, maka RA Sarmaning memandang perlu
untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Raudhatul Athfal.
Dengan Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 tahun 2014
tentang standar PAUD, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146
Tahun 2014 tentang kurikulum PAUD dan Keputusan Menteri Agama No 792 tahun
2018 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum RA. Pendidikan Anak Usia Dini (RA)
yang berada dalam pembinaan Kemenag perlu menjabarkan dalam bentuk pedoman
pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Raudhatul Athfal.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan termasuk satuan
pendidikan anak usia dini. Dengan merujuk pada pasal tersebut, maka setiap satuan RA
memiliki kewenangan dan keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum di satuannya
secara mandiri atau keleluasaan pengembangan kurikulum dalam bentuk KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dengan mengacu kurikulum nasional sebagai
kurikulum minimal.
Ketersediaan kurikulum pada suatu satuan pendidikan merupakan suatu keharusan,
karena kurikulum merupakan jantung dari terselenggaranya seluruh kegiatan
pendidikan atau pembelajaran di suatu satuan pendidikan. Kurikulum merupakan alat
untuk membantu pendidik dan seluruh komponen satuan pendidikan dalam melakukan
tugasnya serta memperlancar keseluruhan proses pembelajaran yang diselenggarakan.

10
Mengingat begitu penting dan besarnya kegunaan kurikulum, maka pengembangan
kurikulum untuk satuan pendidikan anak usia dini harus dilakukan dengan hati-hati,
cermat dan penuh bertanggung jawab. Satuan pendidikan RA menangani peserta didik
pada kelompok usia potensial yang sekaligus sebagai usia kritis, yaitu usia emas (golden
ages). Maka pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan kurikulum pendidikan anak
usia dini harus merupakan orang-orang yang betul-betul peduli, mencintai dan bersedia
sepenuh hati dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.
Sehingga cita-cita pembangunan pendidikan anak usia dini Indonesia, yaitu mengantarkan
generasi yang cerdas komprehenship secara bertahap dan simultan dapat diwujudkan.
Pendidikan anak usia dini di lingkungan Kementrian agama diyakini menjadi
dasar bagi penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas di masa datang, sesuai
dengan Hadis riwayat Imam Thabrani menjelaskan bahwa:

‫ﯾﺘﻘﻨﮫ ان اﻟﻌﻤﻞ اﺣﺪﻛﻢ ﻋﻤﻞ اذا ﯾﺤﺐ‬


Artinya:“ Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika
melakukan sesuatu pekerjaan dilakukan secara
Itqan/profesional(tepat,terarah,jelas dan tuntas).

Oleh karena itu layanan RA harus dirancang secara seksama dengan


memperhatikan perkembangan anak, perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
budaya yang berkembang. Memahami kondisi tersebut, maka RA Sarmaning (sesuai
nama satuan RA) memandang perlu untuk membuat Kurikulum Tingkat Satuan
Roudhatul Atfal.
Kurikulum Tingkat Satuan RA Sarmaning disusun oleh Tim Pengembang
Lembaga yang terdiri dari Kepala Sekolah, Yayasan, Tim Guru dan Komite orang tua
dengan bimbingan Pengawas RA. Kurikulum RA Sarmaning disusun sebagai acuan
penyelenggaraan dan pengelolaan keseluruhan program dan pelaksanaan pembelajaran.

Kurikulum RA Sarmaning juga dijadikan sebagai patokan untuk melaksanakan


pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan, program dan keseluruhan kegiatan
pembelajaran sekaligus sebagai tolak ukur untuk peningkatan dan perbaikan mutu
satuan pendidikan secara bertahap dan berkesinambungan.

11
2. Landasan filosofi, Landasan Sosiologis, Landasan Psiko-Pedagogis dan Dasar Operasional
Penyusunan KTSP RA Sarmaning
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik
yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi pe
serta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkung
an alam di sekitarnya.
Kurikulum RA dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang te
rcantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesi
fik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Be
rdasarkan hal tersebut, Kurikulum RA dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini
dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum RA dikembangkan berdasa
rkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan
masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa
depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi keped
ulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendid
ikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama su
atu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didi
k, Kurikulum RA mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan l
uas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di
masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampu
an mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalaha
n masyarakat dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi in
i, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang har
us termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah
suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan po
tensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik denga
n memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisa
n budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan t
ingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik.

12

Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akad


emik, Kurikulum RA memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untu
k menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupa
n pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan keceme
rlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bah
wa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disi
plin ilmu (essentialism). Filosofi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampu
an intelektual dan kecemerlangan akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berko
munikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidup
an masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstr
uctivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum RA bermaksud untuk mengembangkan
potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyeles
aian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum RA menggunakan filosofi sebagaimana di atas
dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai
dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat
manusia.
5. Landasan filosofis pendidikan Islam memberikan rambu-rambu yang seharusnya
dilaksanakan dalam pendidikan Islam. Filosofis pendidikan Islam merupakan
kerangka landasan yang sangat fundamental bagi sistem pendidikan dan para
pendidik. Ilmu pendidikan Islam hakikatnya bersumber dari filosofi tentang
Tuhan dan hal tersebut dapat melatih perasaan para peserta didik dengan
berbagai cara sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan dan
6. pendekatan terhadap segala jenis pendidikan, mereka dipengaruhi oleh nilai
spiritural dan sadar akan nilai etisreligiusitasnya. Menurut Abdurrahman an-
Nahlawi, “Pendidikan mengantarkan manusia pada perilaku dan perbuatan
manusia yang berpedoman pada tuntunan Allah”

13
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah Swt.
akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka
berdirilah. Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah
Swt. Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Mujadalah/58: 11)

Kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pend


idikan Nasional (UU Sisdiknas), Bab I Pasal I poin 19 adalah seperangkat rencan
a dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digun
akan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai t
ujuan pendidikan tertentu. Amanat yang tertuang dalam UU Sisdiknas tersebut j
uga ditegaskan bahwa kurikulum dikembangkan dengan prinsip keragaman agar
memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan denga
n kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah dan peserta didik. Pendidikan
bagi anak adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, dan meng
asuh serta pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampua
n dan keterampilan pada anak.

،‫ َف َأَبَو اُه ُيَهِّو َد اِن ِه‬،‫*ُك ُّل َم ْو ُل وٍد ُيوَل ُد َع َلى الِفْط َرِة‬
*‫ َأْو ُيَم ِّج َس اِنِه‬،‫َأْو ُيَنِّص َر اِنِه‬
"Setiap anak dilahirkan di atas fitrah, maka ibu bapaknya yang menjadikan
agamanya yahudi atau nasrani atau majusi”. (HR. Bukhori Muslim)
Kegagalan pendidikan bukan hanya diukur dari standar pemenuhan lapangan
kerja. Masalah yang lebih besar adalah pendidikan kita belum bisa
menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia. Ahmad Tafsir menegaskan,
bangsa-bangsa yang dimusnahkan Tuhan bukan karena tidak menguasai iptek
atau kurang pandai, namun karena buruknya akhlak.

14

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q. S. Adzariyaat ayat 34:

‫ُم َس َّو َم ًة ِع ْنَد َرِّبَك ِلْلُم ْس ِرِفيَن‬


Artinya: Yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yan
g melampaui batas

Oleh Karena itu, mengutip kata-kata bijak para filosof, pendidikan sejatinya dit
ujukan untuk membantu memanusiakan manusia. Pendidikan tersebut harus me
ncakup unsur jasmani, rohani dan kalbu.Implementasi ketiga unsur itu dalam fo
rmat pendidikan niscaya menghasilkan lulusan dengan nilai kemanusiaan yang t
inggi.

b. Landasan Sosiologis
Kurikulum RA dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan ran
cangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyar
akat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional.
Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perke
mbangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masy
arakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan per
ubahan kurikulum secara terus menerus.Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu
dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian kel
uaran pendidikan akan mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya
membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
Manusia adalah mahkluk sosial. Pertemuan sosial antar individu, antar masyara
kat dan individu dengan masyarakat. Hidup dimasyarakat itu adalah manifestasi bak
at social anak Oleh karena itu,aspek sosial melekat pada diri individu yang perlu dik
embangkan dalam perjalanan hidup peserta didik agar jadi matang. Di samping tuga
s Pendidikan mengembangkan aspek sosial, aspek itu sendiri sangat membantu dala
m membantu anak dalam mengembangkan diri, maka segi sosial ini perlu dipercepa
t dalam proses pendidikan. Dan menurut para Ahli bahwa salah Satu tujuan Pendidi
kan Adalah mendidik. Mendidik bertujuan membimbing agar kelak dapat hidup sera
si dengan masyarakat tempat manusia menjalani kehidupanya.

15

c. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum RA dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.
Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan
jamannya.Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum
untuk jenjang pendidikan dasar khususnya RA.
Oleh karena itu pendidikan di RA yang selama ini sangat menonjolkan
kurikulum dan pembelajaran berbasis mata pelajaran, perlu dikembangkan menjadi
kurikulum yang bersifat tematik-terpadu. Konsep kurikulum tematik-terpadu mence
rminkan pertimbangan psikopedagogis anak usia sekolah yang sangat memerlukan p
enanganan kurikuler yang sesuai dengan perkembangannya.

d. Dasar Operasional / Yuridis (penyusunan KTSP RA)


Landasan yuridis adalah seperangkat konsep peraturan perundang-undangan
yang menjadi titik tolak system pendidikan. Pendidikan harus dilandasi dengan
dasar yuridis untuk sanksi. Dalam UUD ’45 pasal 31 ayat 5 dijelaskan bahwa
“Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia. Ada beberapa jenis landasan yuridis, yaitu landasan
yuridis pelaksanaan pendidikan global, landasan yuridis pelaksanaan pendidikan
nasional, landasan yuridis pelaksanaan pendidikan daerah dan landasan yuridis
pelaksanaan pendidikan lokal.

Adapun landasan yuridis pendidikan di Roudhotul Athfal adalah:


1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, Beserta Segala Ketentuan yang dituangkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 tahun 2013.

16

5. Peraturan Presiden Nomor 60 Tentang Pengembangan Anak Usia


Dini Holistik–Integratif.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 160 Tahun 2014
tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum tahun
2013 pasal 7.
9. KMA. 792 Tahun 2018. Tentang Implementasi Kurikulum Raudlatul Athfal
(RA).
10. SK Dirjen Pendis Kemenag RI Nomor: 2761 Tahun 2019 Tentang Petunjuk
Taknis Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Raudlatul Athfal
11. SK Dirjen Pendis Kemenag RI Nomor: 2762 Tahun 2019 Tentang Petunjuk
Taknis Penyusunan Rencana Pembelajaran Raudlatul Athfal
12. SK Dirjen Pendis Kemenag RI Nomor: 2763 Tahun 2019 Tentang Petunjuk
Taknis Pengembangan Pembelajaran Agama Islam Raudlatul Athfal.
13. SK Dirjen Pendis Kemenag RI Nomor: 2764 Tahun 2019 Tentang Petunjuk
Taknis Pengembangan Bahan Ajar di Raudlatul Athfal
14. SK Dirjen Pendis Kemenag RI Nomor: 2765 Tahun 2019 Tentang Petunjuk
Taknis Strategi Pembelajaran di Raudlatul Athfal
15. SK Dirjen Pendis Kemenag RI Nomor: 2766 Tahun 2019 Tentang Petunjuk
Taknis Penilaian Perkembangan anak Raudlatul Athfal
16. SK Dirjen Pendis Kemenag RI Nomor: 2767 Tahun 2019 Tentang Petunjuk
Teknis Deteksi dini tumbuh kembang anak Raudlatul Athfal.
17. SK Dirjen Pendis Kemenag RI Nomor: 2768 Tahun 2019 Tentang Petunjuk
Taknis Pendidikan Inkulsif di Raudlatul Athfal.
18. SK Dirjen Pendis Kemenag RI Nomor: 2769 Tahun 2019 Tentang Petunjuk
Taknis Pemberdayaan Orang Tua di Raudlatul Athfal.

17

3. Tujuan Penyusunan KTSP RA Sarmaning

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam


mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang
ada.
2. Acuan bagi satuan pendidikan RA Sarmaning dalam penyusunan dan
pengembangan kurikulum memberi panduan dan arah kepada guru RA Sarmaning
agar dapat mengembangkan model-model pembelajaran yang tepat sesuai dengan
bidang-bidang pengembangan anak RA Samaning untuk mewujudkan visi dan misi
sekolah.

B. VISI, INDIKATOR VISI, MISI DAN TUJUAN RA Sarmaning

1. VISI RA Sarmaning
” Islami, Cerdas Kreatif dan Inovatif”
Generasi yang berakhlak mulia, sehat, cerdas, ceria, mandiri, kreatif, dan memiliki mo
ral yang luhur berlandaskan iman dan taqwa.

2. Indikator Visi RA Sarmaning


a. Terbiasa berperilaku baik, benar dan sopan sesuai pengamalan ajaran islam
b. Terbiasa melakukan kegiatan sendiri serta memiliki rasa percaya diri
c. Terbiasa peduli terhadap lingkungan, baik disekolah dan masyarakat
d. Terbiasa berkreasi sesuai imajinasinya
e. Terbiasa berkomunikasi dengan bahasa yang santun
- Menyebutkan nama Alloh dan ciptaanya
- Membiasakan berfikir kritis dan menemukan sebuah ide/temuan baru
- Menciptakan Pembelajaran belajar sambil bermain
- Berperilaku sopan dan santun

3. Misi RA Sarmaning
a. Membentuk anak menjadi insan muslim yang mencintai Allah SWT dan rasulnya.
b. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan inovatif.
c. Mengembangkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual.
d. Membentuk anak kreatif melalui belajar yang menyenangkan

18

4. Tujuan RA Sarmaning
a. Meningkatkan kualitas / professional guru sesuai dengan tuntunan program
pelajaran yang bermutu.
b. Meningkatkan mutu pendidikan dan terwujudnya prestasi anak didik sesuai dengan
tujuan pendidikan pra sekolah.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan untuk membentuk anak kreatif,
bersifat, berperilaku terpuji dan dan berbudi pekerti luhur serta jiwanya
nasionalisme.
d. Melengkapi sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan program guru
mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar.
e. Menjalin kerjasama dengan seluruh unsur pendukung sekolah untuk meningkatkan
dan mengembangkan program sekolah.

C. KARAKTERISTIK

Karakteristik KTSP Lembaga RA Sarmaning


1. Pembentukan sikap spiritual dan sosial anak (Berdasarkan nilai-nilai Islami)

Kurikulum dirancang untuk membangun sikap spiritual dan sosial. Sikap spiritual dan
sosial dimaksud adalah perilaku yang mencerminkan sikap beragama, hidup sehat, rasa
ingin tahu, berpikir dan bersikap kreatif, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu
bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, santun dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, dan guru di lingkungan rumah, tempat bermain, dan lembaga RA.

Pembelajaran di RA terdapat muatan PAI yang merupakan upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan anak untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani ajaran agama Islam. PAI RA juga menekankan pembelajaran
untuk menghormati penganut agama lain dalam rangka mewujudkan
kerukunan antar umat beragama. Pembelajaran PAI RA berbasis disiplin
ilmu yang meliputi Al-Quran-Hadis, akidah, akhlak, ibadah dan kisah
Islami yang disampaikan secara terpadu.

2. Mempertimbangkan tahapan tumbuh kembang anak, potensi, minat, dan


karakteristik anak.(memperhatikan aspek perkembangan anak)

Kurikulum menempatkan anak sebagai pusat tujuan. Kurikulum yang disusun


memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan tingkat usia
anak (age appropriateness), dan selaras dengan potensi, minat, dan karakteristik anak
sebagai kekhasan perkembangan individu anak (individual appropriateness).

19

3. Holistik-Integratif

Komponen kurikulum yang disusunmencakup keseluruhan ranah perkembangan


(holistik) dalam Kompetensi Dasar yang dimuat dalam Panduan Kurikulum 2013
tentang Pendidikan Anak Usia Dini. Integratif dimaksudkan adalah segala upaya yang
dilakukan dengan menggunakan langkah terpadu, baik pada upaya pemenuhan layanan
pedagogis, layanan kesehatan, layanan gizi maupun layanan perlindungan. Layanan
pedagogis berfokus pada stimulasi perkembangan anak terutama pada stimulasi
perkembangan mental-intelektual dan social-emosional, layanan kesehatan dan gizi
terutama ditujukan untuk membantu pertumbuhan anak, sedangkan layanan
perlindungan ditujukan agar tumbuh-kembang lebih optimal yaitu dengan cara
dukungan kondisi dan lingkungan nyaman (savety) dan aman (security), yaitu yang
bebas dari kecemasan, tekanan dan rasa takut.

4. Dilaksanakan dengan cara belajar melalui bermain

Kurikulum disusun untuk membuka kesempatan belajar anak membangun


pengalamannya dalam proses transmisi, transaksi, dan transformasi keterampilan,
nilai-nilai, dan karakterdi bawah bimbingan pendidik. Proses penerapan Kurikulum
bersifat aktif dimana anak terlibat langsung dalam kegiatan bermain yang
menyenangkan, menggunakan ide-ide baru yang diperoleh dari pengalaman untuk
belajar pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sederhana.

5. Mempertimbangkan kebutuhan anak termasuk anak berkebutuhan khusus

Kurikulum PAUD bersifat inklusif dengan mengakomodir kebutuhan dan perbedaan


anak baik dari aspek jenis kelamin, sosial, budaya, agama, fisik, maupun psikhis.
Sehingga semua anak terfasilitasi sesuai dengan potensi masing-masing tanpa ada
diskriminasi aspek apapun.

6. Berkesinambungan atau kontinum perkembangan anak dari usia lahir hingga 6


tahun

Kurikulum disusun dengan memperhatikan kesinambungan secara vertikal (antara


tujuan pendidikan nasional, tujuan lembaga, tujuan pembelajaran, metode
pembelajaran), dan kesinambungan horizontal (antara tahap perkembangan anak: dari
bayi, batita, balita, dan prasekolah merupakan rangkaian yang saling
berkesinambungan).

20

7. Memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Penyusunankurikulum mengadopsi dan memanfaatkan perkembangan keilmuan dan


teknologi untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sepanjang sesuai dengan
tahapan perkembangan anak, nilai moral, karakter yang ingin dibangun, dan seni
budaya Indonesia.
8. Memperhatikan sosial budaya

Kurikulum disusun dengan memasukkan karakteristik, potensi, kondisi dan daya


dukung yang dimiliki oleh satuan tersebut termasuk dengan memasukkan budaya lokal
sebagai bagian dari kearifan lokal dalam proses pembelajaran untuk membangun
kesesuaian antara pengalaman yang sudah dimiliki anak dengan pengalaman baru
untuk membentuk konsep baru tentang lingkungan dan norma-norma komunitas di
dalamnya. Lingkungan sosial dan budaya berperan tidak sebagai obyek dalam
kurikulum tetapi sebagai sumber pembelajaran bagi anak usia dini.

9. Membangun aqidah dan akhlak karimah


10. Memunculkan ke khasan Lembaga

Karakterstik Pembelajaran di RA Sarmaning

Kegiatan Pembelajaran RA Sarmaning dilakukan dengan cara :

a. Kegiatan rutin

Adalah kegiatan yang dilakukan di RA setiap hari, misalnya : bersalaman ketika


datang dan puang, berbaris, senam, berdo’a sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan.

b. Kegiatan spontan

Adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan misalnya : meminta tolong dengan
baik, menawarkan bantuan dengan baik, meminta izin ketika masuk/keluar kelas.

c. Kegiatan Pemberian teladan

Adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberi teladan yang baik kepada anak
misalnya: Bertutur kata yang baik dan sopan, membuang sampah pada tempatnya,
berpakaian rapi, datang tepat waktu, dll.

21

d. Kegiatan terprogram

Adalah kegiatan yang diprogramkan dalam kegiatan pembelajaran, misalnya : makan


bersama, menggosok gigi, kegiatan karya wisata, kegiatan lomba, kegiatan hari besar
keagamaan, kegiatan gebyar seni.
Karakteristik Kegiatan Pengembangan diri di RA Sarmaning

Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk


mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap
peserta didik sesuai kondisi sekolah dalam ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri
pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik.

Berdasarkan kondisi objektif RA Sarmaning dan kebutuhan masyarakat, kegiatan


pengembangan diri yang dipilih dan diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Agama Islam ( Pengembangan Nilai Agama dan Moral)


Tujuan : Menanamkan dan mengembangkan Aqidah, ibadah, dan baca tulis Al-Qur’an
Bentuk kegiatan :
Kegiatan yang dilaksanakan Pengenalan Baca tulis Alqur’an, hafalan surat- surat
pendek, pengenalan kisah nabi, hafalan Asma’ul Husna, hafalan do’a dan niat- niat
ibadah, praktek ibadah dll.
2. Pengembangan fisik Motorik
Tujuan : Mengembangkan kemampuan anak terbiasa berperilaku hidup sehat dengan
olahraga yang mengeluarkan energi dan keringat
Bentuk kegiatan :
Kegiatan yang dilaksanakan Pengenalan Motorik kasar, olahraga, senam, berlari,
merangkak, menangkap dan melempar bola, berjalan maju mundur, berjinjit, dan lain-
lain.
3. Pengembangan Bahasa
Tujuan : Mengembangkan kemampuan anak untuk dapat berkomunikasi dan
memahami kalimat
Bentuk kegiatan :
Kegiatan yang dilaksanakan dapat mengucapkan kalimat sederhana, menirukan
kembali kalimat yang di dengar, meneruskan kalimat, mengenal kata dan suku kata,
memahami beberapa perintah, dan dapat berkomunikasi dengan baik dan sopan.
(memahami bahasa dan keaksaraan).

22
4. Pengembangan Kognitif
Tujuan : Mengembangkan ide dan kemampuan anak bereksperimen
Bentuk kegiatan :
Kegiatan yang dilaksanakan belajar memecahkan masalah, Mencoba dan menceritakan
tentang apa yang terjadi jika warna dicampur, proses pertumbuhan tanaman, balon
ditiup lalu dilepaskan, benda – benda dimasukkan kedalam air ( terapung, melayang,
tenggelam ), benda – benda dijatuhkan ( gravitasi ), benda- benda didekatkan dengan
magnit, mengamati benda dengan kaca pembesar, macam –macam rasa , mencium
macam – macam bau, mendengar macam – macam bunyi.
Berfikir logis (Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran: “lebih dari”; “kurang dari”;
dan “paling/ter”
Berfikir simbolik (Menggunakan lambang bilangan untuk menghitung) dsb…

5. Pengembangan Sosial Emosional


Tujuan : Mengembangkan kemampuan menguasai emosi ( pengendalian psikologis
anak) untuk dapat ber tanggunga jawab dan mandiri
Bentuk kegiatan :
Kegiatan kesadaran diri (Memperlihatkan kemampuan diri untuk menyesuaikan
dengan situasi dengan Beradaptasi secara wajar dalam situasi baru.

6. Rasa Tanggung Jawab Untuk Diri Sendiri Dan Orang lain


(Merapikan / membereskan mainan pada tempat semula, mau kesalahan dengan
meminta maaf, mengerjakan sesuatu hingga tuntas, senang menjalankan kegiatan yang
menjadi tugasnya).

7. Mengembangkan seni tari, seni rupa dan seni musik


Tujuan : Mengembangkan bakat dan potensi anak didik di bidang seni tari, lukis, dan
seni musik
Bentuk kegiatan :
Memberikan kegiatan ekstrakurikuler pada anak yang berpotensi pada bidang khusus,
mengikutkan siswa pada even- even tingkat reguler dan nasional.

23
D. MUATAN LOKAL

Muatan lokal adalah muatan sebuah mata pelajaran untuk mengembangkan


potensi daerah sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan di madrasah
atau Sekolah. Selain itu muatan lokal juga sebagai upaya untuk melestarikan bahasa
dan kebudayaan daerah dimana sekolah itu berkembang.
Disamping itu muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam
mata pelajaran yang ada. Substansi mata muatan lokal ditentukan satuan pendidikan,
tidak terbatas pada mata pelajaran ketrampilan.
Muatan lokal yang dilaksanakan di RA Sarmaning adalah sebagai berikut :
1. Keterampilan dan kerajinan daerah
2. Kesenian daerah

24

Anda mungkin juga menyukai