Anda di halaman 1dari 4

Gatotkaca lahir dari pernikahan Bimasena dari keluarga Pandawa dengan Arimbi,

putri dari Kerajaan Pringgandani, negeri bangsa raksasa Bimasena dari keluarga
Pandawa menikahi Arimbi, putri dari Kerajaan Pringgandani, negeri bangsa
raksasa. Dari pernikahan tersebut lahirlah seorang bayi laki-laki yang sakti
mandraguna berjuluk Gatotkaca.

Saking kuatnya, Gatotkaca dikisahnya berotot kawat bertulang besi. Bahkan,


hingga satu tahun sejak kelahirannya, tali pusar Tetuka, nama Gatotkaca ketika
masih bayi, belum bisa dipotong menggunakan senjata apa pun. Pamannya, Arjuna
lalu bertapa meminta petunjuk dewa untuk menolong keponakannya karena kakak
tertua dari Yudistira, Bimasena, dan Arjuna, di saat yang sama bertapa mencari
pusaka. Lantaran wajah Karna dan Arjuna yang mirip, membuat Batara Narada
memberikan senjata Kontawijaya kepada Karna, bukan Arjuna.
Setelah tersadar, Narada meminta Arjuna mengejar Karna untuk merebut senjata
Konta. Pertempuran pun tak terelakan. Lolos dengan membawa Konta, sementara
Arjuna hanya berhasil merebut sarung dari pusaka tersebut. Sarung pusaka Konta
yang terbuat dari kayu mastaba itu digunakan untuk memotong tali pusar Tetuka.
Namun, sarung senjata itu musnah ditelan perut Tetuka.

Salah satu dewa, Kresna berpendapat kayu Mustaba itu akan menambah kekuatan
bayi Tetuka, tetapi membuatnya kelak tewas di tangan pemilik senjata Konta.
Tetuka kemudian diasuh seorang pendeta bernama Narada di kahyangan yang
sedang digempur Patih Sekipu dari Kerajaan Trabelasuket. Tetuka lalu berhadapan
dengan Patih Sekipu. Semakin dihajar, justru Tetuka semakin kuat.

Sekipu yang tak kuat melawan Tetuka lalu mengembalikannya ke Narada untuk
dibesarkan. Tetuka lalu diceburkan ke dalam kawah Candradimuka, Gunung
Jamurdipa. Semua dewa melemparkan beragam jenis senjata ke dalam kawah.

Setelah itu, Tetuka muncul dari dalam kawah Candradimuka sebagai pria dewasa
yang berbadan besar seperti raksasa dengan taring menghiasi mulutnya. Semua
pusaka dewa sudah menyatu di dalam tubuhnya. Tetuka lalu berhasil membunuh
Sekipu dengan gigitan taring. Kresna memotong taring Tetuka dan memintanya
berhenti menggunakan sifat raksasa.

Batara Guru (raja kahyangan) menghadiahkan Kotang Antrakusuma, Caping


Basunanda dan Terompah Padakacarma untuk dikenakan Tetuka. Sejak saat itu
namanya berubah menjadi Gatot Kaca. Ia mampu terbang menuju Kerajaan
Trabelasuket lalu membunuh Kapapracona.

Dalam versi Mahabharata, Gatotkaca menikahi Ahilawati, gadis dari Kerajaan


Naga. Dari pernikahan tersebut mereka mempunyai anak bernama Barbarika.
Sementara dalam versi pewayangan Jawa, Gatotkaca sempat menikahi sepupunya
Pregiwa, putri Arjuna, dan menjadi raja Kerajaan Pringgandani. Dikisahkan
Gatotkaca harus berjuang keras merebut hati Pregiwa dan bersaing dengan
Laksamana Mandrakumara dari keluarga Kurawa. Namun, akhirnya Gatotkaca dan
Pregiwa menikah hingga dikaruniai seorang putra yang bernama Sasikirana.

Kesaktian yang dimiliki Gatotkaca, selain didapatkan dari ayah dan ibunya, juga
lantaran pusaka sakti yang diwariskan para dewa. Pusaka-pusaka itu yang
dibawanya melawan pasukan Kurawa di Perang Baratayudha.
Pusaka-pusaka tersebut diberikan Kahyangan atas jasanya menghentikan Pracona
dan Sekipu yang kemudian menjadi asal-usulnya menggunakan nama Gatotkaca.
Salah satu pusaka yang didapatkannya adalah rompi ikonisnya yang bernama
Antakusuma. Jika Gatotkaca menggunakan pusaka tersebut, maka dia bisa terbang
dengan bebas tanpa menggunakan sayap. Di tangan kanannya, Gatotkaca
memegang pusaka Aji Brajamusti yang membuat pukulannya amat mematikan.

Akhir hidup Gatotkaca cukup ironis, meskipun gugur di medan perang. Saat itu di
Perang Baratayudha, Gatotkaca terbang setinggi-tingginya untuk menghindari
pusata Konta Wijaya yang digunakan Karna. Namun Gatotkaca tewas tertusuk
pusaka Konta Wijaya yang mencari sarungnya, di mana sarung pusaka tersebut
tertelan di dalam perut Gatotkaca saat memotong tali pusar. Peristiwa itu memiliki
arti Gatotkaca hanya bisa terluka atau terbunuh karena pusaka tersebut.

Gatotkaca pun gugur pada perang Baratayudha di Kurusetra. Meskipun ajalnya


sudah tiba dan tewas dengan senjata Konta yang menyatu dengan sarung senjata
Konta dalam tubuhnya. Jasad Gatotkaca mampu menghancurkan kereta Karna dan
menjadikan prajurit Korawa yang ada di sekitarnya tewas terkena pecahan kereta
Karna tersebut.

Anda mungkin juga menyukai