Anda di halaman 1dari 2

Desy Indiana Putri / 612110016 / Farmasi A

Antibiotik AWaRe

Resistensi Antimikroba

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 tentang Program
Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit, resistensi antimikroba adalah kemampuan
mikroba untuk bertahan hidup terhadap efek antimikroba sehingga tidak efektif untuk penggunaan
klinis. Infeksi akibat bakteri resisten menyebabkan peningkatan waktu perawatan dan risiko
kematian.

Penggunaan antibiotik rasional atau antibiotik secara bijak ialah penggunaan antibiotik yang sesuai
dengan penyebab infeksi dengan regimen dosis optimal, lama pemberian optimal, efek samping
minimal dan dampak minimal terhadap munculnya mikroba resisten.

Antibiotik Profilaksis

Definisi

Antibiotik profilaksis digunakan pada kasus bedah yang diberikan sebelum, saat dan setelah prosedur
operasi. Antibiotik profilaksis setelah operasi paling lama diberikan 24 jam sejak pemberian pertama.
Antibiotik profilaksis digunakan atas indikasi operasi bersih dan bersih terkontaminasi.

Tujuan

Penggunaan antibiotik bertujuan untuk mencegah kolonisasi atau berkembangnya bakteri yang
masuk ke jaringan target saat operasi, sehingga mencegah terjadinya infeksi setelah operasi.

Jenis dan dosis. Antibiotik yang direkomendasikan adalah Cephalosporin generasi 1, yaitu Cefazolin 2
gram. Namun, pada pasien dengan berat badan >120 kg, dosis Cefazolin yang diberikan adalah 3
gram. Cefazolin terbukti dapat menekan kolonisasi kuman di area kulit yang akan disayat. Selain itu,
Cefazolin juga terbukti kompatibel dengan zat anastetik dan kurang memicu mutasi bakteri.

Cara pemberian. Cefazolin diberikan sebagai dosis tunggal dalam 30-60 menit sebelum insisi kulit di
kamar operasi. Antibiotik dilarutkan dalam NaCl 0,9% 100 ml dan diberikan secara IV drip selama 15
menit. Dosis dapat diulang jika pasien mengalami pendarahan (>1500 ml) atau operasi berlangsung
≥3 jam.

Antibiotik Terapi

Antibiotik terapi terdiri dari terapi empiris, yaitu penggunaan antibiotik pada infeksi atau diduga
infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebab dan pola kepekaannya karena hasil kultur
mikrobiologi belum tersedia dalam 24-72 jam, sedangkan jika sudah diketahui jenis bakteri penyebab
dan pola kepekaannya disebut sebagai terapi definitif. Penggunaan terapi empiris harus dievaluasi
dalam waktu 48-72 jam.

Berdasarkan Kebijakan Rumah Sakit Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya, peresepan antibiotik
dibagi menjadi 3 lini (AWaRe), yaitu:

Lini 1 (ACCESS/ un-restricted) bisa diresepkan oleh semua dokter

Lini 2 (WATCH/ restricted), hanya bisa diresepkan oleh dokter spesialis yang merawat
Lini 3 (RESERVE), antibiotik yang diresepkan harus melalui persetujuan oleh tim PPRA

Sumber : https://rkzsurabaya.com/2022/04/08/penggunaan-antibiotik-rasional/

Anda mungkin juga menyukai