Anda di halaman 1dari 3

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN


RSUD dr. ACHMAD

DIPONEGORO
03.06.00 00 1/3
STANDAR TANGGAL TERBIT : Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR 23 Juli 2018 Direktur
OPERASIONAL
(SPO)
dr.DEWI WIDYASARI,Sp.Rad
Nip.19780816 200604 2 028
Antibiotik profilaksis adalah antibiotik yang diberikan pada penderita yang menjalani
PENGERTIAN pembedahan sebelum adanya infeksi akibat tinadakan pembedahan yaitu infeksi luka
operasi (ILO) atau surgical site infection (SSI)

TUJUAN 1. Penurunan dan pencegahan kejadian ILO


2. Penurunan morbiditas dan mortalitas pasca pembedahan yang
disebabkan ILO
3. Penghambatan muncul flora normal resisten
4. Mengurangi durasi
perawatan dan pembiayaan pelayanan kesehatan.
KEBIJAKAN 1. Sesuai dengan sensitivitas dan pola bakteri patogen terbanyak pada kasus
bersangkutan
2. Spektrum sempit untuk mengurangi risiko resistensi bakteri
3. Toksisitas rendah
4. Tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap pemberian obat
anestesi
5. Bersifat bakterisidal
6. Harga terjangkau
REFERENSI Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 Tentang
Program Pengendalian Resistensi Antimikroba

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS


HALAMAN 2/3
RSUD dr. ACHMAD

DIPONEGORO

1. Cara Untuk infeksi bedah yang berat, antibiotika sebaiknya diberikan secara intravena untuk
menjamin kadar obat yang adekuat dalam serum. Absorpsi dengan cara lain pada
PROSEDUR penderita infeksi berat adalah tidak konsisten dimana biasanya pencernaan tidak berfungsi
dengan baik. Cara pemberian lain dapat dipakai jika telah terjadi perbaikan.
2. Lama Pemberian Sedikit sekali data yang menjelaskan lamanya pemberian antibiotika yang
tepat. Kebanyakan infeksi bedah dapat diterapi dengan efektif dengan pemberian
antibiotika selama 5-7 hari. Pada kasus peritonitis, penghentian antibiotika dapat dilakukan
setelah terdapat perbaikan klinis, leukosit normal, dan fungsi pencernaan baik. Jika dalam
waktu 4-5 hari tidak terjadi perbaikan secara klinis maka perlu dipikirkan kemungkinan
kegagalan terapi.
3. Pasien yang mendapatkan antibiotik profilaksis dalam 1-2 jam sebelum insisi memiliki angka
kejadian ILO yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan profilaksis
lebih lama ataupun lebih cepat. Rekomendasi pemberian antibiotik profilaksis adalah dalam
waktu kurang dari 30-60 menit sebelum insisi bedah. Pemberian antibiotik secara intravena
drip yang membutuhkan waktu lebih lama seperti Vankomisin dan Fluorokuinolon, diberikan
dalam 120 menit sebelum insisi bedah.
4. Kegagalan Terapi Walaupun sering dianggap bahwa kegagalan respon bakteri terhadap
pengobatan adalah karena pemilihan antibiotika yang salah, biasanya ada faktor lain yang
berpengaruh. Infeksi intraabdomen yang disertai dengan demam atau leukositosis yang
persisten biasanya disebabkan oleh rekuren (tersier) peritonitis atau abses intraabdomen
yang memerlukan tindakan drainase. Penyebab demam yang lain misalnya pneumonia,
infeksi saluran kencing, infeksi karena infus catheter, drug fever, dan thrombophlebitis.
Mungkin antibiotika yang digunakan juga tidak tepat, dapat berupa antibiotika jenis yang
salah, serta cara pemberian dan dosis yang tidak tepat. Bakteri mungkin tidak suseptibel
dengan konsentrasi obat pada tempat infeksi atau telah terjadi superinfeksi oleh bakteri lain
yang tidak sensistif terhadap antibiotika yang diberikan.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
HALAMAN 3/3

RSUD dr. ACHMAD

DIPONEGORO

5. Toksisitas Obat Biasanya antibiotika terutama akan diekskresi oleh ginjal dan akan terjadi
akumulasi dalam serum pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu
perlu mengurangi dosis atau penambahan interval pemberian. Obat yang toksik seperti
aminoglycoside sebaiknya tidak diberikan pada penderita gangguan ginjal atau kalau
diberikan perlu dimonitor kadarnya dalam serum untuk menjamin tidak dicapai kadar toksik.
Pada umumnya pemberian antibiotika pada gangguan ginjal adalah dengan memberikan
80%-100% dosis pertama, kemudian dosis kedua diberikan sesuai dengan dugaan dosis
dan saat pemberian sesuai waktu paruh obat.
Bagian Bedah
UNIT TERKAIT Bagian Bedah Saraf 
Bagian Orthopedi
Bagian Neurologi
Bagian Ginekologi

Anda mungkin juga menyukai