DI SUSUN OLEH :
NISN : 0073557203
KLS/JUR : X AKL 3
SMK N 1 TOLITOLI
Pada tahun 1891, para mahasiswa harus berada di dalam ruangan karena badai musim dingin.
Agar tetap beraktivitas untuk membakar kalori, sekolah menawarkan kegiatan meliputi pawai,
senam, dan serangkaian alat yang dapat digunakan. Ragam aktivitas dalam ruangan tersebut
tidak semenarik sepak bola Amerika yang biasanya mereka mainkan saat musim yang lebih
hangat.
Melihat keadaan tersebut, Luther Halsey Gulick, pengawas pendidikan jasmani sekaligus atasan
James Naismith mengungkapkan kekhawatiran terhadap kurangnya antusiasme mahasiswa
untuk berolahraga di dalam ruangan. Gulick kemudian mengutus Naismith sebagai instruktur
untuk memikirkan suatu permainan yang yang sederhana untuk dipahami, tetapi cukup rumit
untuk menarik para mahasiswa.
Syaratnya, permainan harus menarik, mudah dipelajari, dan dapat dimainkan saat musim dingin
dengan cahaya buatan. Permainan juga harus mudah diasimilasi, namun cukup kompleks
sehingga menarik, dan harus mengakomodasi beberapa pemain sekaligus.
Naismith mulai memikirkan olahraga yang melatih aktivitas fisik, namun tanpa kekasaran sepak
bola Amerika, sepak bola, atau rugby karena olahraga tersebut berbahaya jika dimainkan di
ruang terbatas.
Dalam prosesnya, Naismith teringat permainan masa kecilnya yang disebut 'duck on a rock'.
Permainan ini menggunakan bola dan gawang di mana pemain harus memasukkan bola dengan
melambungkannya ke dalam gawang.
Naismith mulai mengumpulkan peralatan. Ia meminta dua kotak persegi berukuran 18 inci
kepada petugas kebersihan sekolah. Namun, petugas memberi dua keranjang buah persik
sebagai gantinya. Keranjang tersebut dipaku ke rel bawah balkon gimnasium, satu di setiap
ujungnya.
Rel bawah balkon setinggi 10 kaki. Para mahasiswa diberi instruksi untuk bermain dalam tim
dengan mencoba memasukkan bola ke keranjang. Seseorang ditempatkan di setiap ujung
balkon untuk mengambil bola dari keranjang dan melemparkannya kembali untuk melanjutkan
permainan.
Naismith kemudian menyusun 13 aturan permainan. Seorang wasit ditunjuk. Permainan dibagi
menjadi dua bagian dengan waktu 15 menit dan jeda lima menit untuk istirahat. Tim dipilih
dengan tiga pemain tengah, tiga pemain depan, dan tiga penjaga per sisi. Dua pemain tengah
bertemu di tengah lapangan saat Naismith melempar bola. Inilah cikal bakal permainan bola
basket yang dikenal saat ini.
Pada 6 Juni 1946, Asosiasi Bola Basket Amerika ( Basketball Association of America/BAA)
didirikan di New York. BBA kemudian berubah nama menjadi National Basketball Association
(NBA) pada 3 Agustus 1949, setelah bergabung dengan National Basketball League (NBL). NBA
terdiri dari 30 tim (29 di Amerika Serikat dan 1 di Kanada) dan merupakan salah satu dari
olahraga profesional utama di Amerika Serikat dan Kanada.
Seiring berjalannya waktu, 13 aturan permainan bola basket kini telah diperluas menjadi lebih
dari 100. Terdapat perubahan aturan utama seputar jumlah pemain, batas lapangan,
menggiring bola, dan penghapusan lompat tengah setelah membuat keranjang.
Kedatangan perantau Cina ke Indonesia pada tahun 1920 berperan dalam penyebaran bola
basker di Indonesia. Para perantau membangun sekolah Tionghoa dan mengajarkan permainan
bola basket yang kemudian menjadi olahraga wajib.
Bola basket terus berkembang di Indonesia. Pada tahun 1930-an, perkumpulan bola basket
mulai terbentuk di kota Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Medan.
Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, olahraga basket semakin dikenal
hingga diadakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) pada tahun 1948 di Solo. PON saat itu
merupakan acara bersejarah di mana bola basket dimainkan untuk pertama kali di level
nasional.
Bola basket kembali mencadi cabang olahraga pada PON II di tahun 1951. Saat itu, permainan
terdiri dari regu putra dan putri yang dikirim mewakili berbagai provinsi di Indonesia. Kemudian
pada 23 Oktober 1951, dibentuk organisasi Persatuan Basketball Seluruh Indonesia yang
kemudian disempurnakan sesuai kaidah bahasa Indonesia menjadi Persatuan Bola Basket
Indonesia pada tahun 1955.
Beberapa pertandingan bola basket nasional dibentuk seiring berkembangnya waktu. Liga Bola
Basket Indonesia merupakan liga bola basket tertinggi yang dikelola secara profesional dan
diatur oleh Perbasi. Liga tersebut dimulai pada tahun 2003 dan diikuti oleh 12 klub peserta dari
seluruh Indonesia. Liga ini dikenal dengan nama Indonesian Basketball League (IBL).
Ukuran lapangan basket yang sesuai standar FIBA, sebetulnya diatur dalam aturannya sendiri.
Ukuran lapangan basket ini jadi acuan untuk setiap pihak yang ingin membangun lapangan yang
bagus dan layak.
Untuk pertandingan level internasional, ukuran lapangan yang digunakan adalah sesuai standar
FIBA. Ukuran lapangan basket yang sesuai standar FIBA memiliki panjang 28 meter. Kemudian,
lebar 15 meter, dengan diameter lingkaran tengah seluas 3,6 meter.
Untuk lebar garis di seluruh bagian lapangan, terhitung seluas 5 centimeter. Selain itu, tinggi
ring basket dalam ukuran lapangan basket yang sesuai standar FIBA juga diperhitungkan.
Dilansir dari laman DBL Indonesia, tinggi ring basket dari lantai hingga bagian atas ring basket
mencapai 3,05 meter.
Adapun untuk ketebalan ring basket berdiameter ring 450 mm hingga 459 mm. Ketebalan ring
basket sekira 16 mm hingga 20 mm. Sementara untuk panjang jaring basket sekira 400-500 mm
dengan 12 bagian jaring tergantung di ring.
Perlu diketahui, jaring pada ring basket, tidak boleh terbuat dari bahan yang kaku. Sebab, hal
kecil itu akan berpengaruh kepada kenyamanan para pemain di lapangan.
b. DANIEL WENAS
b. Henny Sutjiono
Kelahiran Surabaya, 2 Februari 1994 ini, Henny awalnya terjun menggeluti basket karena
kegemarannya dengan olah raga. Mulai dengan
bermain basket di tingkat sekolah sampai dengan
masuk lebih serius di klub basket.
a. Brittney Griner
b. Tamika Catchings
Diterjemahkan dari bahasa Inggris-Tamika Devonne Catchings adalah pensiunan pemain bola
basket profesional Amerika yang bermain selama 15
tahun karirnya untuk Indiana Fever dari Women's
National Basketball Association