Anda di halaman 1dari 8

ISSN : 1978-6603

RULE BASE EXPERT SYSTEM DENGAN METODE FORWARD


CHAINING UNTUK MEMPREDIKSI KUALITAS
KAIN BATIK

Ishak#1, Muhammad Zunaidi#2, Saniman#3


#1,2,3
Program Studi Sistem Informasi, STMIK Triguna Dharma
Jl. A.H. Nasution No. 73 F - Medan
E-mail : #1ishak@yahoo.com

Abstrak

Indonesia sebagai negara penghasil kain batik. Banyak turis-turis yang datang dan mencari batik
sebagai oleh-oleh untuk kembali ke negaranya. Kain batik banyak digemari oleh kaum tua maupun
muda, dapat dipakai pada saat acara resmi maupun santai. Sekarang ini banyak para pejabat negara
memakai kain batik sebagai pakain dalam bertugas. Adapun jenis kain batik saat ini banyak sekali
seiring dengan berdirinya industri-industri batik di negara ini baik industri padat modal atau industri
rumah tangga (home industry). Hal ini sering membingungkan bagi konsumen yang melihat begitu
banyaknya jenis kain batik yang mempromosikan keunggulannya. Pembahasan utama dalam
penelitian ini adalah perencanaan dan pembuatan sistem pakar rule-based untuk memprediksi
kualitas kain batik. Pengembangan sistem ini menggunakan metode inferensi forward chaining, yaitu
proses inferensi yang memulai pencarian dari premis atau data menuju kepada konklusi.

Kata Kunci : Forward Chaining, Sistem Pakar, Rule-based, kain batik.

Abstract
Indonesia as a country producing batik cloth. Many tourists who come and find batik as souvenirs to
return to his country. Batik cloth favored by the young and old, can be worn at formal and casual
events. Nowadays many state officials as clothes wear batik cloth in charge. The type of batik fabric
is now a great deal along with the establishment of batik industries in this country both capital-
intensive industries and home industries (home industry). It is often confusing for consumers who
see so many types of batik cloth that promotes excellence. The main discussion in this research is
the design and manufacture of rule-based expert system to predict the quality of batik cloth.
Development of this system using forward chaining inference method, which is a process of
inference from the premise that starting the search or the data leads to the conclusion.

Keywords: Forward Chaining, expert systems, rule-based, batik cloth.

177
Ishak, M. Zunaidi, Saniman, Rule Base Expert System Dengan Metode ………

PENDAHULUAN kualitas kain itu baik atau tidak. Untuk


Beberapa tahun yang lalu krisis ekonomi membantu menyelesaikan masalah di atas
melanda negara-negara berkembang tersebut, maka diperlukan kehadiran
termasuk di Indonesia memberikan dampak kecerdasan buatan (Artificial Inteligence)
sangat luas bagi kehidupan masyarakat serta dalam hal sistem pakar (expert system) yang
telah merontokkan banyak industri besar. diyakini mampu memprediksi kualitas kain
Bukan hanya industri besar yang terkena batik.
dampak krisis ekonomi ini akan tetapi industri Komputer yang sekarang ini sudah
kecil dan menengah juga terkena imbas dari memasuki seluruh dunia kerja untuk
krisis ekonomi ini. Hal itu juga berpengaruh membantu aktifitas manusia untuk
pada produk suatu barang yang dihasilkan mendapatkan informasi dan juga sebagai
suatu industri. Maka diperlukan penanganan pengambilan keputusan. Diharapkan adanya
yang optimal terutama berkaitan dengan software (perangkat lunak) yang mampu
kualitas produk yang dihasilkan sehingga membantu manusia untuk menyelesaikan
perusahaan tidak kalah bersaing. setiap pekerjaan manusia, dalam hal ini
Kebutuhan akan barang dan jasa bagi kecerdasan buatan.
kehidupan ini tidaklah surut dengan adanya Hal ini mendorong penelitian ini
krisis moneter tadi, apalagi kebutuhan untuk dilakukan untuk mencoba menghadirkan
sandang, salah satunya kain batik. Dalam Sistem Pakar dengan menggunakan Metode
memilih produk kain batik yang baik dan Forward Chaining.
pelayanan yang memuaskan konsumen dan
pelanggan. Bagi konsumen setiap membeli Tujuan dan Manfaat.
produk tentulah memilih kualitas yang baik Adapun yang menjadi tujuan dari
dan menginginkan barang yang dibeli dengan penelitian ini adalah :
harga yang murah pula. a. Memberikan kemudahan bagi orang-orang
Kain batik adalah salah satu kain yang yang akan memprediksi kualitas kain batik.
banyak diminati oleh semua kalangan baik di b. Untuk menerapkan sistem pakar (expert
dalam negeri maupun luar negeri. Setiap system) untuk pengambilan keputusan
konsumen yang ingin membutuhkan kain yang dalam memilih dan memprediksi kualitas
batik tentulah akan memilih kain baik yang kain batik.
bermutu. Banyak industri tekstil di Indonesia Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah :
yang memproduksi kain batik dengan a. Sebagai sarana untuk meningkatkan
membuat keunggulan produksinya untuk pengetahuan sistem pakar untuk
menarik minat konsumen membelinya agar pendukung pengambilan keputusan dan
omzet penjualan meningkat terus. menambah pengetahuan dalam memilih
Dari sudut pandang sebagai konsumen kain batik.
yang menjadi permasalahan bagaimana cara b. Membantu proses pengambilan keputusan
memprediksi kualitas kain batik apakah dalam memprediksi kualitas kain batik.

178 Jurnal SAINTIKOM Vol. 12, No. 3, September 2013


Ishak, M. Zunaidi, Saniman, Rule Base Expert System Dengan Metode ………

c. Memperoleh data informasi yang masalah yang dikombinasikan dengan


diperlukan untuk pengambilan keputusan pendekatan solusi, maka diperoleh
dalam memprediksi kualitas kain batik. kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :
a. Perlu adanya pengembangan sistem pakar
ANALISIS DAN PERANCANGAN untuk membantu orang-orang yang
Analisis sistem merupakan proses awal membutuhkan cara memprediksi kualitas
yang harus dilaksanakan untuk menentukan kain batik.
permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini b. Sistem pakar yang dikembangkan
adalah sangat penting, karena proses analisis menyediakan referensi teori tata cara
yang kurang akurat akan menyebabkan hasil memprediksi kualitas kain batik.
dari suatu pengembangan perangkat lunak c. Dalam mengambil suatu kesimpulan,
akan tidak sesuai dengan yang diharapkan. sistem pakar harus dapat mengajukan
Jadi proses ini harus benar-benar sesuai beberapa pertanyaan yang kemudian
dengan keinginan pihak pengguna agar hasil pengguna sistem memberi jawaban. Dari
pengembangan perangkat lunak memuaskan hasil jawaban tersebut dapat diidentifikasi
pengguna. solusinya.
1. Penyelesaian Masalah d. Setelah ditemukan jawaban-jawaban yang
a. Membuat suatu perangkat lunak yang ditanyakan dari sistem pakar maka sistem
menyediakan referensi mengenai tata akan dapat memprediksi kualitas kain
cara memprediksi kualitas kain batik batik itu.
berdasarkan variabel yang ditentukan.
Referensi ini digunakan sebagai dasar 3. Struktur Dasar Rule-Based Runut Manu
teori untuk memprediksi kualitas kain (Forward Chaining).
batik. Runut Maju (Forward Chaining), dalam
b. Membuat sistem pakar yang dapat hal ini runut maju merupakan strategi
memproses dan mengambil kesimpulan pencarian yang memulai proses pencarian dari
yang tepat untuk pendukung keputusan sekumpulan data atau fakta, dari data-data
pembagian. tersebut dicari suatu kesimpulan yang menjadi
c. Membuat sistem pakar yang dapat solusi dari permasalahan yang dihadapi. Mesin
memberi keputusan untuk memprediksi inferensi mencari kaidah-kaidah dalam basis
kualitas kain batik yang baik, sedang dan pengetahuan yang premisnya sesuai dengan
tidak baik. data-data tersebut, kemudian dari kaidah-
d. Pengembangan sistem pakar yang dapat kaidah tersebut diperoleh suatu kesimpulan.
memprediksi kualitas kain batik. Runut maju memulai proses pencarian dengan
data sehingga strategi ini disebut juga data-
2. Hasil Analisis Sistem driven.
Hasil analisis yang diperoleh dari
penjabaran permasalahan dalam identifikasi

Jurnal SAINTIKOM Vol. 12, No. 3, September 2013 179


Ishak, M. Zunaidi, Saniman, Rule Base Expert System Dengan Metode ………

4. Perancangan Implementasi Forward Jika masih ada maka kembali ke langkah


Chaining 3.
Berikut ini pengimplementasian sistem
inferensi menggunakan forward chaining Untuk pembuktian inference engine
memprediksi kualitas kain batik, dan langkah- metode backward chaining dalam
langkah yang harus dilakukan sebagai berikut : mengeksekusi data dari knowledge base
1. Identifikasi kondisi. dalam rangka pengambilan keputusan untuk
2. Variabel kondisi ditempatkan pada mendapatkan goal yang diinginkan, akan
Conclusion Var. Queue dan nilainya ditunjukan dengan gambar.
dicatat pada Variable List.
3. Pencarian diarahkan untuk menemukan Database Database Database Database
variabel di Base Variabel List dengan
A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E
nama yang sama dengan nama variabel
X X L X L Y X L Y Z
dalam daftar pertama antrian. Jika
bertemu, rule dan clause number dari
Match Fire Match Fire Match Fire Match Fire
variabel disimpan ke Clause Variable
Knowledge Base Knowledge Base Knowledge Base Knowledge Base
Pointer, jika tidak bertemu maka ke Y&D Z Y&D Z Y&D Z Y&D Z
langkah 6. X&B&E Y X&B&E Y X&B&E Y X&B&E Y
A X A X A X A X
4. Untuk setiap variabel yang ditemukan C L C L C L C L
dalam IF clause dari rule, jika masih belum L&M N L&M N L&M N L&M N
ada nilainya maka ini harus diisi dengan
nilai baik dari user maupun dari rule itu Gambar Proses Eksekusi Forward Chaining
Cycle 1 Cycle 2 Cycle 3
sendiri.
5. Selanjutnya, pencarian diarahkan untuk 5. Analisa Proses Inferensi Engine
mengecek jika fakta yang yang diinputkan Forward chaining, pencocokan fakta
oleh user sama dengan clause dari rule. atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah
Jika sama maka tambahkan ke daftar kiri (IF dulu). Dengan kata lain, penalaran
Conclusion Variable Queue dan Result dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk
Queue dengan nilai dari THEN clause dari menguji kebenaran hipotesis.
rule, jika tak sama maka ke langkah 6.
6. Jika tak ada lagi statemen IF yang memiliki
variabel yang sama dengan yang ada di
urutan pertama dari Conclusion Variable
Queue, maka urutan pertama tadi
dihapus. Jika ada lagi yang lain, kembali ke
langkah 3.
7. Jika tak ada lagi variable di Conclusion
Variable Queue, maka pencarian berhenti.

180 Jurnal SAINTIKOM Vol. 12, No. 3, September 2013


Ishak, M. Zunaidi, Saniman, Rule Base Expert System Dengan Metode ………

Tabel Aturan-aturan (Knowledge Base) Sehingga sekarang kita mempunyai fakta


NOMOR ATURAN NOMOR ATURAN baru yaitu F. Karena F bukan hipotesis
IF A & B IF G & E yang hendak kita buktikan (=K), maka
R1 R6 penelusuran kita lanjutkan ke R-4.
THEN C THEN H
d. Pada R-4, A adalah fakta sehingga jelas
IF C THEN IF C & H
R2 R7 benar. Dengan demikian G sebagai
D THEN I
konsekuen juga ikut benar. Sehingga
IF A & E IF I & A
R3 R8 sekarang kita punya fakta baru yaitu G.
THEN F THEN J
Karena G bukan hipotesis yang hendak
IF A THEN IF G THEN
R4 R9 kita buktikan (=K), maka penelusuran kita
G J
lanjutkan ke R-5.
IF F & G
R5 R10 IF J THEN K e. Pada R-5 baik F maupun G bernilai benar
THEN D
berdasarkan aturan R-3 dan R-4. Dengan
demikian D sebagai konsekuen juga ikut
Pada tabel diatas terdapat 10 aturan
benar. Sehingga sekarang kita mempunyai
yang tersimpan di dalam Knowledge Base
fakta baru yaitu D. Karena D bukan
(Basis pengetahuan). Fakta awal yang
hipotesis yang hendak buktikan (=K),
diberikan hanya : A dan F (artinya : A dan F
maka penelusuran kita lanjtkan ke R-6.
bernilai benar), yang akan dibuktikan apakah K
f. Pada R-6, baik A maupun G adalah benar
bernilai benar (hipotesis : K) ?
berdasarkan fakta dan R-4. Dengan
demikian H sebagai konsekuen juga ikut
Langkah-langkah inferensi adalah sebagai
benar. Sehingga sekarang kita mempunyai
berikut :
fakta baru yaitu H. Karena H bukan
a. Dimulai dari R-1, A merupakan fakta
hipotesis yang hendak kita buktikan (=K),
sehingga bernilai benar, sedangkan B
maka penelusuran kita lanjutkan ke R-7
belum bisa diketahui kebenarannya,
g. Pada R-7, meskipun H benar berdasarkan
sehingga C pun belum bisa diketahui
R-6, namun kita tidak tahu kebenaran C,
kebenarannya. Oleh karena itu kita tidak
sehingga I pun juga belum bisa diketahui
mendapatkan informasi apapun pada R-1
kebenarannya. Oleh karena itu kita tidak
ini. Sehingga kita menuju ke R-2.
mendapatkan informasi apapun pada R-7
b. Pada R-2, kita tidak mengetahui informasi
ini. Sehingga kita menuju R-8.
apapun tentang C, sehingga kita kita juga
h. Pada R-8, meskipun A benar karena fakta,
tidak bisa memastikan kebenaran D. Oleh
namun kita tidak tahu kebenaran I,
karena itu kita tidak mendapatkan
sehingga J pun juga belum bisa diketahui
informasi apapun pada R-2 ini. Sehinga
kebenarannya. Oleh karena itu kita tidak
kita menuju ke R-3.
mendapatkan informasi apapun pada R-8
c. Pada R-3, baik A maupun E adalah fakta
ini. Sehingga kita menuju ke R-9.
sehingga jelas benar. Dengan demikian F
bukan sebagai konsekuen juga ikut benar.

Jurnal SAINTIKOM Vol. 12, No. 3, September 2013 181


Ishak, M. Zunaidi, Saniman, Rule Base Expert System Dengan Metode ………

i. Pada R-9, J bernilai benar karena G benar R-2 : IF motif batik modern-klasik dan
berdasarkan R-4. Karena J bukan hipotesis banyak pilihan warna dan
yang hendak kita buktikan (=K), maka mempunyai ciri khas motifnya THEN
penulusuran kita lanjutkan ke R-10. tampilan menarik dan rapi.
j. Pada R-10, K bernilai benar karena J benar R-3 : IF halus dan bahan baku kuat dan
berdasarkan R-9. Karena H sudah tahan lama THEN mudah
merupakan hipotesis yang hendak kita perawatannya.
buktikan (=K), maka terbukti bahwa K R-4 : IF banyak pilihan warna dan mudah
adalah benar. perawatannya dan halus THEN
fleksibel.
Tabel munculnya fakta baru pada saat
inferensi terlihat pada tabel dibawah ini.
6. Database Memprediksi Kualitas Kain
Tabel Fakta baru
Batik.
Fakta Fakta
Aturan Aturan Tabel Database Memprediksi Kualitas
Baru Baru
Kain Batik
R-3 F R-6 H
R-4 G R-9 J
R-5 D R-10 K

Sedangkan alur inferensi terlihat pada gambar


dibawah ini :

Gambar Proses Forward Chaining.


Rancangan knowledge base untuk
Berikut ini diketahui bagaimana sistem memprediksi kualitas kain batik adalah
pakar dengan aturan-aturan yang tersimpan di sebagai berikut :
dalam knowledge base yang ditunjukan pada 1. Goal untuk memprediksi kualitas kain
Gambar 4.2. batik yang baik (X).
R-1 : IF tidak luntur dan halus dan Tabel Knowledge Base (Rule : IF-THEN)
fleksible THEN nyaman dipakai. Prediksi kualitas baik (X)

182 Jurnal SAINTIKOM Vol. 12, No. 3, September 2013


Ishak, M. Zunaidi, Saniman, Rule Base Expert System Dengan Metode ………

NOMOR DAFTAR RULE (IF-THEN) Alur inferensinya adalah

R-1 IF A AND K AND Q THEN E

R-2 IF C AND M AND O THEN G


R-3 IF K AND I AND THEN S

R-4 IF M AND S AND K THEN Q

R-5 IF E AND G AND S AND Q THEN X

Gambar Alur Inferensi Memprediksi


Kualitas Kain Batik Sedang
Alur inferensinya adalah
3. Goal untuk memprediksi kualitas kain
batik yang tidak baik (Z).
Tabel Knowledge Base (Rule : IF-THEN)
Prediksi kualitas tidak baik (Z)

NOMOR DAFTAR RULE (IF-THEN)


R-1 IF B AND L AND R THEN F
R-2 IF D AND N AND P THEN H
R-3 IF L AND J THEN T
Gambar Alur Inferensi Memprediksi R-4 IF N AND T AND L THEN R
Kualitas Kain Batik Baik IF F AND H AND T AND R
R-5
THEN Z
2. Goal untuk memprediksi kualitas kain
batik yang sedang (Y). Alur inferensinya adalah
Tabel Knowledge Base (Rule : IF-THEN)
Prediksi kualitas sedang (Y)

NOMOR DAFTAR RULE (IF-THEN)


R-1 IF A AND K AND QTHEN E
R-2 IF C AND M AND O THEN G
R-3 IF K AND I AND THEN S
R-4 IF M AND S AND K THEN Q
R-5 IF E OR G OR S OR Q THEN Y Gambar Alur Inferensi Memprediksi
Kualitas Kain Batik Tidak Baik

Jurnal SAINTIKOM Vol. 12, No. 3, September 2013 183


Ishak, M. Zunaidi, Saniman, Rule Base Expert System Dengan Metode ………

Simpulan. Kusumadewi, Sri .2003. Artificial


1. Sistem pakar (expert system) merupakan Intelleligence. Yoyakarta: Graha Ilmu.
bagian dari kecerdasan buatan (artificial Tan Chee Fai. 2007. “Jurnal Teknologi”. An
intelegence) yang menggunakan Expert Fault Diagnosis System For
kemampuan seorang pakar dalam AutoWire Bond Machine. Universiti
menganalisa suatu permasalahan, Teknologi Malaysia.
melakukan proses penalaran dan
menarik kesimpulan atas permasalahan
tersebut untuk menghasilkan solusi yang
dapat dimanfaatkan oleh seorang
pemimpin dalam proses pengambilan
keputusan.
2. Untuk mendapatkan expert system yang
baik untuk memprediksi kualitas kain
batik ternyata perlu banyak melakukan
penelitan-penelitan sehingga informasi
yang ditampilkan benar-benar dapat
memuaskan pengguna (user).

DAFTAR PUSTAKA

Husnan Halimi. 2008. ”Jurnal Cirebon-


Promotion.Com”,Sejarah Batik Di
Indonesia.

Irfan Surbakti, MM & Romy L. Alexander.


2003. ”Jurnal Seminar Nasional Ilmu
Komputer dan Tehnologi Informasi IV.
Mesin Inferensi Umum.

Jono. Implementasi Metode Quality Funtion


Deployment (QFD) Guna Meningkatkan
Kualitas Kain Batik.

Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori Dan Aplikasi.


Andi. Yogyakarta.

184 Jurnal SAINTIKOM Vol. 12, No. 3, September 2013

Anda mungkin juga menyukai