SKRIPSI
Disusun oleh :
i
PERSETUJUAN SKRIPSI
SEMARANG”
Dosen Pembimbing,
ii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN
SEMARANG”
Tim Penguji :
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Aprillia Nia Fardiani menyatakan
bahwa skripsi dengan judul : “ANALISIS PENGARUH KUALITAS
PELAYANAN, HARGA, DAN PROMOSI TERHADAP PENGARUH
KEPUASAN PELANGGAN DYRIANA BAKERY & CAFÉ
PANDANARAN SEMARANG” adalah tulisan saya sendiri. Dengan ini saya
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin
atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan
gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah
sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak mendapat bagian atau keseluruhan tulisan
yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan
pengakuan penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di
atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang
saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya
melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil
pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas
batal saya terima.
iv
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of the service quality, price and
promotion of the customer satisfaction on the Dyriana Bakery & Café Pandanaran
Semarang. This research also aims to analyze the most dominant factors that
influence on customer satisfaction on the Dyriana Bakery & Café Pandanaran
Semarang. The population used in this study is consumers who ever or frequently
come on the Dyriana Bakery & Café Pandanaran Semarang. The sample in this
study are 100 respondents and the techniques used are non-probability sampling
technique with the approach of purposive sampling (it means that sample based on a
specific target, while the criteria of the sampling were of the respondents who ever
shopped at least 2 times in Dyriana Bakery & Café Pandanaran Semarang).
From the analysis result, the indicators in this study are valid and valid
variables. The most dominant factor that influence on customer satisfaction are the
service quality variable (with a regression coefficient of 0.267), then the price
variable (with a regression coefficient 0.452), and the last is the promotion variable
(with regression coefficient of 0.170). The independent variables in this study are
good enough in explaining the dependent variable (customer satisfaction).
Writer’s advice is Dyriana Bakery & Café Pandanaran Semarang need to
preserve the good things that have been assessed by consumers and repair the
things that not good enough in consumers sight.
v
ABSTRAK
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
vii
KATA PENGANTAR
dari bantuan, bimbingan, dukungan, doa, serta saran dari berbagai pihak. Untuk itu,
pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis hendak menyampaikan
1. Bapak Prof. Drs. H. Mohamad Nasir, M.Si, Ph.D, Akt selaku Dekan Fakultas
2. Bapak Drs. Sutopo, MS selaku dosen pembimbing atas segala arahan dan
bimbingannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
3. Bapak Drs. Mohammad Kholiq Mahfud, MSi selaku dosen wali bagi penulis
Diponegoro.
4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat
kepada penulis selama masa studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro Semarang.
viii
5. Seluruh staf tata usaha dan perpustakaan di Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
6. Kedua orang tua saya tercinta : Farchan dan Sri Nur Adiyati atas doa restu, kasih
7. Seluruh keluarga besar saya : pakdhe, budhe, om, tante dan sepupu-sepupu saya
8. Bapak dr. Daniel Nugroho Setiabudhi yang telah mengijinkan dan membantu
9. Pihak Manajemen Dyriana Bakery & Café Pandanaran Semarang dan Mbak
Devi yang telah mengijinkan dan membantu penulis untuk melakukan survey
10. Teman-teman saya : Mira, Yanto, Efri, Eby, Riski, Nadia, Fista, Nita, Rendi,
lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, terima kasih untuk
kebersamaan yang kita jalani dan berbagi banyak hal termasuk berbagi ilmu.
11. Sahabat saya : Erlinda dan Siti Faizah yang telah memberikan dorongan
12. Teman-teman KKN Tim I 2011/2012 : Lia, Febi, Niky, Icha, Kiki, Restu, Arif,
Aji, Indi, Puri Haryanto. Atas pengalaman kebersamaan dan kenangan yang tak
Temanggung.
13. Responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner
ix
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan
membutuhkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak yang
dapat dipergunakan untuk memperbaiki skripsi ini maupun bahan perbaikan untuk
penelitian selanjutnya. Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
Penulis,
x
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT .................................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
xi
2.1.2. Kualitas Pelayanan ................................................................ 16
xii
3.6.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Data ......................................... 53
xiii
4.3.1.4. Analisis Indeks Terhadap Variabel
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 98
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.2 Data Outlet Dyriana Bakery & Café di Kota Semarang ......... ... 7
Tabel 1.4 Data Keluhan Pelanggan Dyriana Bakery & Café Pandanaran
Tabel 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur .... 62
xv
Tabel 4.12 Hasil Uji F ............................................................................... 84
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan bisnis di era Abad ke-21 telah berkembang sangat pesat dan
perubahan tersebut yaitu dalam hal perubahan teknologi dan gaya hidup (life style),
dimana hal ini tak lepas dari pengaruh globalisasi yang kini terjadi.
Dalam era globalisasi ini, jumlah merek dan produk yang bersaing dalam
pasar menjadi sangat banyak sehingga konsumen memiliki ragam pilihan dan
alternatif produk dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhannya dan berhak memilih
sesuai yang konsumen inginkan. Dengan adanya persaingan yang terjadi, hal
tersebut menuntut para pelaku bisnis untuk mengeluarkan segala kemampuan yang
Setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki kepekaan
terhadap setiap perubahan yang terjadi dan menempatkan orientasi kepada kepuasan
keinginan dan kebutuhan, konsumen pada saat ini dan yang akan datang.
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara
persepsi atau kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk yang dihasilkan oleh
bahwa suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan (Engel, Blackwell and Miniard, 1990 dalam Tjiptono, 1999). Kepuasan
1
pelanggan berkontribusi pada sejumlah aspek krusial, seperti terciptanya loyalitas
et al., 2000).
tingkat layanan yang diterima (perceived service) dengan tingkat layanan yang
kepuasan pelanggan (Cronin dan Taylor, dalam Prabowo 2002). Dampak positif dari
pelayanan yang baik akan meningkatkan kepuasan dan kesetiaan pelanggan serta
meningkatkan pendapatan yang diterima dari produk yang telah terjual. Agar dapat
bersaing, bertahan hidup, dan berkembang, maka perusahaan dituntut untuk mampu
terbaik dan berkualitas, maka dengan begitu pelanggan akan merasa mendapat
kepuasan tersendiri dan merasa dihargai sehingga mereka senang dan bersedia untuk
eceran tersebut yang akan mendatangkan laba bagi peritel. Dalam pengertian strategi
perusahaan. Namun, hal itu seringkali terbentur pada kebijakan penetapan harga.
Penetapan harga oleh perusahaan harus disesuaikan dengan situasi lingkungan dan
perubahan yang terjadi terutama pada saat persaingan yang semakin ketat dan
perkembangan permintaan yang terbatas. Dalam iklim persaingan yang ketat seperti
2
sekarang ini, perusahaan harus memperhatikan faktor harga, karena besar kecilnya
promosi produk secara langsung maupun tidak langsung akan menciptakan image
terhadap suatu produk. Philip Kotler (2005) juga menjelaskan bahwa aktivitas
jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk
Salah satu bidang bisnis yang juga merasakan ketatnya persaingan saat ini
adalah bisnis di bidang Bakery. Roti sebagai makanan dipercaya sebagai salah satu
makanan yang sudah tua usianya. Sejarah roti konon berawal dari Mesir dan
bersama air sehingga membentuk pasta. Pasta yang dimasak diatas api kemudian
mengeras dan dapat disimpan beberapa hari. Mereka lalu belajar untuk membuat
adonan roti hari ini dan menyimpannya untuk dibakar keesokan harinya. Proses
inilah yang dikenal sebagai fermentasi, yang merupakan dasar dari pembuatan roti
3
Roti ketika di jaman masa Mesir saat itu belum seempuk dan seenak seperti
roti pada masa sekarang. Cara membuatnya pun masih menjijikkan, di mana adonan
terigu, air dan adonan ragi dicampur menjadi satu dengan cara diinjak-injak oleh
tungku primitif berbentuk kerucut. Pada masa itu para pekerja Mesir bukan diberi
upah dengan uang, tetapi dengan roti. Sampai sekarang dalam bahasa Inggris,
pencari nafkah disebut breadwinner yaitu orang yang berjuang untuk mendapat
sekerat roti. Kata “roti” sering dipakai untuk menggantikan kata “rezeki”. Yang
pada akhirnya roti pun telah menjadi makanan pokok di berbagai belahan dunia
Seiring dengan perkembangan zaman, bentuk dan cita rasa roti semakin
beragam. Saat itu warna roti membedakan “status sosial” dalam masyarakat.
Semakin gelap warna roti yang dikonsumsi semakin rendah satus sosialnya. Hal ini
dikarenakan harga terigu yang mahal. Tetapi jaman sekarang roti yang berwarna
gelap justru lebih mahal karena rasanya yang lebih enak dan kandungan gizinya
Pada abad pertengahan secara umum roti dipanggang dalam oven, yang
merupakan salah satu makanan penting bagi masyarakat miskin ketika melewati
masa krisis kelaparan. Roti menjadi penting dalam sejarah masa itu karena dikenal
Antoinette menyebutkan bahwa "Jika orang miskin tidak bisa mendapatkan roti
untuk dimakan, maka biarkan mereka makan kue," merupakan sebuah ilustrasi
4
Pembuatan roti terus berkembang. Kita mengenal berbagai macam jenis,
bentuk dan rasa roti. Di Indonesia kita terbiasa makan roti tawar yang empuk,
berwarna putih, berbentuk kotak dengan lapisan kulit luar roti tipis serta tidak keras.
Namun, orang Perancis lebih menyukai roti yang berbentuk oval lonjong layaknya
mirip tabung kapsul, yang lapisan kulit luar roti tebal dan agak keras/kasar tapi
bagian dalamnya tetap empuk. Sementara orang Jerman dan Rusia lebih menyukai
roti yang terbuat dari gandum. Pada masa kini, meskipun sudah banyak berbagai
jenis makanan yang diciptakan dan dikonsumsi oleh manusia, tetapi roti masih
menjadi salah satu makanan yang dipilih oleh manusia untuk dimakan. Saat ini roti
sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tidak hanya roti yang berbentuk
pipih saja, kini kita bisa menikmati roti dalam berbagai macam aneka bentuk, rasa
dan ukuran. Dan kita tinggal pilih saja roti dengan bentuk, ukuran dan rasa apa yang
Roti memiliki sejarah panjang karena bagaimana pun roti adalah makanan
yang sehat dan bergizi. Roti sebagai makanan telah melampaui pencapaian
bidang bisnis tersebut semakin ketat, karena disebabkan oleh banyaknya ragam
pilihan hidangan roti dengan variasi bentuk serta rasa, tekstur, harga yang sesuai
Tabel 1.1
Data Outlet Toko Roti di Kota Semarang
Nama Toko Roti Jumlah
Dyriana Bakery & Café 3
Swiss House Bakery & Pastry 4
5
Chanadia Bakery 3
Virgin Cake & Bakery 2
Buana Bakery 7
Wonder Bakery 2
Indische Café & Imperial Bakery 1
BreadTalk 2
J.CO Donuts & Coffee 2
Purimas Bakery 1
Excellent Bakery & Ice Cream 1
Wong Art Bakery & Café 1
Jessy Cake 1
Royal Cake & Bakery 1
Toko “Oen” 1
Toko Roti Mertojoyo 1
Monic Bakery 5
Sanitas Bakery 1
Sumber: www.seputarsemarang.com
Salah satu Bakery yang mampu bertahan serta bersaing di pasar hingga saat
ini adalah Dyriana Bakery & Café Pandanaran Semarang yang telah menjadi tempat
favorit warga Semarang maupun luar kota untuk membeli beragam jenis roti dan kue
serta oleh-oleh khas Semarang lainnya. Dyriana Bakery & Café Pandanaran
Semarang ini awal mulanya didirikan berdasarkan atas ide dari sepasang suami istri,
Bapak dr. Daniel Nugroho Setiabudhi bersama dengan istrinya, almarhumah Dra.
Ida Nursanti. Dyriana Bakery & Café yang bertempat di Jl. Pandanaran 51 A
Semarang, menyediakan beragam banyak pilihan roti, mulai dari roti basah, roti
kering, aneka taart, aneka macam cake, dan juga berbagai macam jajanan pasar.
6
Tabel 1.2
Data Outlet Dyriana Bakery & Café di Kota Semarang
No. Toko Roti Jumlah Alamat
1 Dyriana Bakery & Café 1 Jl. Pandanaran 51 A, Semarang
Pandanaran Telp.: (024) 8318531, 8445175,
8318242, 8318711 Fax.: (024) 8440815
Hp / sms: 08156512000
Website: www.dyriana.com
e-mail: dyrianabakery@yahoo.com
Semarang, pihak Dyriana Bakery & Café Pandanaran Semarang harus berjuang
keras dalam mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Hal tersebut sangat
penting karena adanya persaingan yang sangat ketat dari para pelaku bisnis bakery
yang dihasilkan, karakter dan identitas toko, kualitas dan keunggulan produk mulai
dari kelezatan roti itu sendiri, varian rasa toping roti, variasi ukuran dan bentuk,
ketebalan dan keempukan roti yang berbeda dari outlet toko roti lainnya.
Ada beberapa orang yang mungkin belum mengenal Dyriana Bakery & Café
Pandanaran Semarang ini dengan baik, yang memiliki anggapan bahwa roti, taart,
cake dan jajanan pasar yang dijual tersebut harganya mahal, padahal anggapan
tersebut belum tentu benar adanya karena ragam pilihan roti, kue taart, cake dan juga
jajanan pasar yang tersedia di dalam toko tersebut dijual dengan harga yang sangat
7
terjangkau namun tetap memperhatikan jaminan kualitas produknya yang terbaik,
serta yang terutama adalah memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap
konsumen yang datang langsung ke toko untuk membeli produk, maupun konsumen
yang memesan lewat telepon. Selain itu, Dyriana Bakery & Café Pandanaran
konsumennya yang khusus berada di wilayah dalam kota Semarang secara gratis
Tabel 1.3
Data Penjualan Dyriana Bakery & Café Pandanaran
Periode Bulan Januari – Juni 2012
Bulan Roti & Kue
Tabel tersebut mewakili data penjualan dari sebagian kecil contoh jenis roti,
cake dan aneka jajanan pasar yang tersedia di Dyriana Bakery & Café Pandanaran
diatas, terlihat bahwa terjadi fluktuasi (naik turun) pada penjualan di Dyriana Bakery
& Café Pandanaran Semarang. Terlihat ada beberapa bulan yang mengalami
peningkatan dan penurunan dalam penjualan. Dapat dilihat pada tabel, terjadi
penurunan penjualan pada bulan Februari sebesar 433 buah; bulan Mei sebesar 973
8
Fluktuasi angka penjualan tersebut terjadi karena adanya persaingan dari
ragam jenis masing-masing produk yang tersedia sesuai dengan kualitas rasa, tekstur
dan bentuk roti yang dimiliki yang mampu memenuhi selera keinginan
harus melakukan sebuah perubahan dengan menghadirkan inovasi baru yang lebih
segar lagi agar dapat memenuhi keinginan dan harapan konsumen, yang pada
akhirnya akan member rasa percaya konsumen untuk tetap menjadi pelanggan
setianya dengan melakukan pembelian kembali terhadap produk roti Dyriana Bakery
& Café Pandanaran Semarang serta merekomendasikan kepada pihak lain secara
orang perorangan. Untuk tetap dapat bertahan, pihak Dyriana Bakery & Café
meningkatkan kinerja yang selama ini telah dilakukan untuk meningkatkan kepuasan
konsumennya.
Dyriana Bakery & Café Pandanaran Semarang dari pelanggan setia mereka yang
Tabel 1.4
Data Keluhan Pelanggan Dyriana Bakery &
Café Pandanaran Semarang Selama Tahun 2012
No. Keluhan Pelanggan Jumlah
1 Pelayanan lama, hampir 1 jam pelanggan harus menunggu 3
padahal ketika itu toko sedang tidak ramai pembeli.
2 Terdapat salah satu karyawan yang kurang ramah terhadap 5
pembeli yang datang.
3 Pesanan makanan ataupun minuman yang diperoleh 3
pelanggan yang makan di café tidak sesuai harapan, dengan
alasan kertas catatan pesanan terbuang sehingga pesanannya
tidak dibuatkan.
9
4 Setelah melakukan pembayaran di kasir, pelayan tidak 4
memberikan senyuman dan ucapan terima kasih.
5 Pegawai tidak memberikan senyuman ketika membukakan 5
pintu kepada pembeli yang datang maupun kepada pembeli
yang telah melakukan pembelian di Dyriana.
6 Pelanggan terkadang merasa kesulitan menemukan tempat 10
parkir.
7 Toko cabang perlu ditambah agar lebih memudahkan 7
pelanggan yang ingin membeli produk Dyriana.
8 Toping/isian dari roti perlu diperbanyak lagi variasinya agar 6
macam-macam jenis roti isi tidak monoton/membosankan.
9 Packaging roti, kue dan cake kalau bisa sedikit lebih variatif 4
lagi, tidak harus selalu dikemas dengan plastic roti yang
kesannya membosankan, bisa juga dikemas dengan cup roti
yang berukuran besar.
10 Desain taart lebih baik diupdate lagi agar lebih bervariasi 3
desainnya dan tidak membosankan.
11 Beberapa pembeli berpendapat bahwa mereka dapat 5
membeli roti dengan kualitas yang sama , namun harganya
lebih miring apabila membeli di toko roti lain.
12 Tampilan web Dyriana harus terus diupdate setiap saat agar 8
tampilan katalog produk lebih fresh, pembeli bisa
mengetahui harga produk yang terupdate, pembeli bisa
mengetahui produk baru dan produk yang trend serta produk
yang menjadi favorit para pembeli lainnya dan juga agar
lebih menarik minat pembeli lainnya.
Sumber: Dyriana Bakery & Café Pandanaran Semarang
www.dyrianabakery.com
Untuk tetap bertahan, Dyriana Bakery & Café Pandanaran Semarang harus
harga yang ditawarkan oleh pihaknya apakah telah sesuai dengan pangsa pasar,
konsumen di setiap harinya dan pihak perusahaan harus selalu inovatif dalam
10
menciptakan produk baru dengan membuat kreasi varian rasa dan jenis roti baru,
agar customer tidak merasa bosan dan jenuh dengan produk yang sudah ada
tentunya dengan harga yang tetap terjangkau. Dyriana Bakery & Café Pandanaran
Semarang sebaiknya juga melakukan survey kepada pelanggannya dan hasil akhir
survey dicatat di dalam pembukuan yang pada akhirnya dijadikan sebagai bahan
akan berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya. Hal ini ditunjukkan pelanggan
setelah terjadinya proses pembelian (Philip Kotler, 2005). Apabila pelanggan merasa
puas, maka dia akan menunjukkan besarnya kemungkinan untuk kembali membeli
produk yang sama. Pelanggan yang puas juga akan cenderung memberikan referensi
yang baik terhadap produk kepada orang lain. Tidak demikian dengan pelanggan
yang tidak puas. Pelanggan tersebut akan lebih memilih untuk mencari informasi
pihak penyedia produk atau jasa lain yang sejenis yang dibutuhkannya, lalu
kemudian mereka lebih memilih untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa
baru tersebut yang dianggap lebih mampu memenuhi kepuasan keinginan mereka
dan meninggalkan produk atau jasa yang lama sebelumnya. Serta pelanggan tersebut
tidak akan merekomendasikan produk atau jasa yang dianggapnya tidak mampu
memenuhi kepuasan mereka kepada orang-orang disekitarnya. Proses itu akan terus
11
1.2. Rumusan Masalah
sebelumnya, permasalahan yang dihadapi oleh pihak Dyriana Bakery & Café
mereka setelah melakukan transaksi pembelian pada Dyriana Bakery & Café
digunakan sebagai tolok ukur untuk dapat meningkatkan kembali rasa puas
pelanggan. Dari masalah yang dihadapi oleh pihak Dyriana Bakery & Café
Semarang.
12
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak Dyriana Bakery & Café
akan datang.
2. Sebagai bahan kajian ilmiah dari teori yang pernah didapat untuk bisa
13
1.4. Sistematika Penulisan
mengenai materi dan hal yang dibahas dalam tiap-tiap bab. Adapun sistematika
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
Pada bab dua ini dijelaskan mengenai landasan teori yang digunakan sebagai
hipotesis.
Pada bab ini dijelaskan mengenai variabel penelitian, cara penentuan sampel,
jenis dan sumber data, serta metode analisis yang dipakai dalam penelitian.
Pada bab ini diuraikan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, dan
BAB V : PENUTUP
Pada bab terakhir ini merupakan kesimpulan yang diperoleh dari seluruh
perusahaan.
14
BAB II
TELAAH PUSTAKA
sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Philip
Kotler, 2005).
menawarkan definisi formal berikut: Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan
Association, 2004).
suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan
berikut :
15
“Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan
sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan
Drucker, 1973).”
bukan sekedar menjual barang yang telah dihasilkan tetapi, kegiatan pemasaran
mempunyai tujuan yang lebih penting yaitu memberikan kepuasan terhadap kegiatan
antara kenyataan dan harapan para pelanggan atas layanan yang mereka terima.
Menurut Philip Kotler (2005) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada
pelanggan (Tjiptono, 2004:59). Ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas
dianggap baik dan memuaskan jika jasa perusahaan yang diterima melampaui
harapan konsumen, jika jasa perusahaan yang diterima lebih rendah dari pada yang
16
Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan
yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering. Kata kualitas mengandung
berlainan tetapi dari beberapa definisi yang dapat kita jumpai memiliki beberapa
kesamaan walaupun hanya cara penyampaiannya saja biasanya terdapat pada elemen
sebagai berikut :
Jasa bersifat intangibility, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba atau
didengar sebelum dibeli. Konsep intangibility ini sendiri meliputi dua pengertian
secara rohaniah.
2. Tidak terpisahkan
Suatu jasa tidak dapat dipisahkan dari sumber pemberinya. Pemberian jasa
membutuhkan kehadiran pemberi jasa, baik berupa alat atau manusia. Jadi
3. Bervariasi (Variability)
17
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standardized output,
artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis bergantung pada siapa, kapan
Jasa merupakan komoditas yang yang tidak tahan lama dan tidak dapat
membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan,
tersebut meliputi :
18
misalnya: pemesanan melalui telepon (hot line service), atau internet
5) Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
pelanggan secara spesifik dari bentuk fisik produk atau jasa sampai
a) Terjalin relasi saling menguntungkan jangka panjang antara perusahaan dan para
pelanggan.
dan up-selling.
baru.
19
2.1.3. Harga
Dari berbagai sudut pandang, harga adalah elemen yang paling tidak umum
dari bauran pemasaran. Didalam ekonomi teori pengertian harga, nilai dan utility
merupakan konsep yang saling berhubungan, yang dimaksud dengan utility adalah
suatu atribut yang melekat pada suatu barang yang memungkinkan barang tersebut
Menurut Philip Kotler (2005) “Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar
adalah jumlah uang yang dibebankan atau dikenakan atas sebuah produk atau jasa.”
Menurut definisi diatas, kebijakan mengenai harga sifatnya hanya sementara, berarti
produsen harus mengikuti perkembangan harga di pasar dan harus mengetahui posisi
1. Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value). Nilai
2. Harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi para pembeli. Tidak
(the law of demand), besar kecilnya harga mempengaruhi kuantitas produk yang
20
dibeli oleh konsumen. Semakin mahal harga, semakin sedikit jumlah permintaan
4. Harga berkaitan langsung dengan pendapatan dan laba. Harga adalah satu-
perusahaan, yang pada gilirannya berpengaruh pada besar kecilnya laba dan
5. Harga bersifat fleksibel, artinya bisa disesuaikan dengan cepat. Dari empat unsur
bauran pemasaran tradisional, harga adalah elemen yang paling mudah diubah
7. Harga merupakan masalah nomor satu yang dihadapi para manajer. Setidaknya
ini ditunjukkan oleh adanya empat level konflik potensial menyangkut aspek
harga :
a) Peranan alokasi dari harga yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli
21
b) Peranan informasi dari harga yaitu fungsi harga dalam menjaring konsumen
dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk
atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa
Strategi penetapan harga menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan dalam tiga
situasi berikut ini: (1) ketika harga suatu produk baru sedang ditetapkan, (2) ketika
yang telah mapan, dan (3) ketika sedang mempertimbangkan melakukan perubahan
pemasaran.
memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal
dengan istilah maksimisasi laba. Ada perusahaan yang menggunakan target laba,
yaitu tingkat laba yang sesuai atau yang diharapkan sebagai sasaran laba.
22
2) Tujuan berorientasi pada volume
berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume
pricing objectives. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target
penjualan volume (dalam ton, kg, unit, m³, dan lain-lainnya), nilai penjualan
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga
5) Tujuan-tujuan lainnya
harga terhadap permintaan, karena itu perubahan unit penjualan sebagai akibat
23
ganda terhadap penerimaan penjualan perusahaan, yakni perubahan unit
2. Faktor persaingan
disamai oleh semua pesaing, maka sebenarnya tidak akan ada perubahan pangsa
pasar. Dalam hal ini, pengurangan harga tidak akan berdampak pada permintaan
selektif.
3. Faktor biaya
Struktur biaya perusahaan (biaya tetap dan biaya variabel) merupakan faktor
pokok yang menentukan batas bawah harga. Artinya, tingkat harga minimal
market dengan cara perluasan lini dalam bentuk perluasan vertikal (vertical
konsumen.
24
b) Lingkungan internasional, di antaranya lingkungan politik, ekonomi, sosial
dan program penjualan dan distribusi (seperti diskon kuantitas, diskon kas,
negotiated pricing).
menjadi lima bagian yaitu penetapan harga geografis, discount atau potongan harga,
promosi.
negara.
Penetapan harga ini terjadi jika perusahaan menjual produk dan jasa dengan
dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya secara
25
4. Penetapan harga bauran produk
bagian dari bauran produk. Dalam hal ini, perusahaan mencari sekumpulan harga
sulit karena berbagai produk memiliki permintaan dan biaya yang saling terkait
biayanya. Penetapan harga promosi menilai beberapa bentuk antara lain harga
psikologis.
karena dengan adanya perubahan harga dapat berpengaruh pada tingkat jumlah
5. Penentuan harga awal perlu disepakati bahwa harga awal bagi produk baru yang
26
6. Penetapan harga disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang terjadi di pasar
yang selalu berubah, oleh karena itu dalam menetapkan harga harus bisa
menyesuaikan juga.
2.1.4. Promosi
dan atau jasa dari suatu perusahaan, tak cukup hanya mengembangkan produk,
menggunakan saluran distribusi dan saluran harga yang tetap, tetapi juga harus
respon.
Peranan promosi ini sangat penting artinya sebagai salah satu unsur marketing mix
yang dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan penjualan suatu produk yang
27
4. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk.
Ada 4 (empat) jenis promosi yang utama, yaitu iklan (advertising), promosi
(publicity) yang bersama-sama menjadi bagian dari sebuah bauran promosi yang
ingin dikelola secara strategis oleh para pemasar untuk dapat mencapai tujuan
organisasi.
1) Iklan
produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu.
dengan produk dan merek. Iklan dianggap sebagai manajemen citra (image
konsumen.
seperti: TV, radio, cetakan (majalah, surat kabar), papan billboard, papan tanda,
2) Promosi Penjualan
28
Promosi penjualan (sales promotion) adalah rangsangan langsung yang
pameran dagang dan eksibisi; tayangan titik jual; contoh gratis; serta hadiah-
hari ini juga, bukan esok hari. Suatu promosi penjualan mendorong seseorang
3) Penjualan Personal
dapat menjadi metode promosi yang hebat untuk paling tidak untuk dua alasan
potensial.
4) Publisitas
29
dapat berdampak positif maupun negatif. Kadangkala publisitas dapat lebih
efektif dari iklan karena konsumen dapat dikatakan telah siap menerima pesan
tidak dapat mengontrol bentuk publisitas (jika ada) yang akan muncul dalam
media nantinya.
Sebenarnya suatu tren jangka panjang dapat muncul di mana periklanan tidak
lagi menjadi pusat bauran promosi suatu perusahaan. Bauran promosi di masa yang
akan datang tampaknya akan lebih memberikan pilihan yang lebih banyak, termasuk
kemampuan konsumen dalam mengingat iklan yang mereka lihat sebelumnya. Pada
saat yang bersamaan harga juga menjadi kriteria yang semakin penting dalam
30
2.1.5. Kepuasan Pelanggan
Menurut Schnaars (1991), pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah
biaya transaksi masa depan, dan meningkatnya efisiensi dan produktivitas karyawan
perbandingan atas kinerja produk (jasa) yang diterima dan yang diharapkan (Kotler,
produk atau jasa tertentu yang dibeli. Respons emosional dipicu oleh proses evaluasi
Tabel 2.1
Alternatif Definisi Kepuasan Pelanggan
Perspektif Definisi Kepuasan Pelanggan
Normative deficit definition Perbandingan antara hasil (outcome) aktual
dengan hasil yang secara kultural dapat diterima.
Equity definition Perbandingan perolehan/keuntungan yang
didapatkan dari pertukaran sosial. Bila perolehan
31
tersebut tidak sama, maka pihak yang dirugikan
akan tidak puas.
Normative standard definition Perbandingan antara hasil aktual dengan
ekspektasi standar pelanggan (yang dibentuk dari
pengalaman dan keyakinan mengenai tingkat
kinerja yang seharusnya ia terima dari merek
tertentu).
Procedural fairness definition Kepuasan merupakan fungsi dari keyakinan/
persepsi konsumen bahwa ia telah diperlakukan
secara adil.
Attributional definition Kepuasan tidak hanya ditentukan oleh ada
tidaknya diskonfirmasi harapan, namun juga oleh
sumber penyebab diskonfirmasi.
Sumber: Hunt, (1991:109-110)
menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para
Media yang digunakan bisa berupa kotak saran yang ditempatkan di lokasi-
lokasi strategis (yang mudah dijangkau atau sering dilewati pelanggan), kartu
komentar (yang bisa diisi langsung maupun yang dikirim via pos kepada
Mereka diminta berinteraksi dengan staf penyedia jasa dan menggunakan produk
32
atau/jasa perusahaan. Biasanya para ghost shopper diminta mengamati secara
keluhan.
telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami
memuaskan pelanggannya.
metode survey (McNeal & Lamb, 1992), baik survei melalui pos, telepon, e-
memperoleh tanggapan dan balikan secara langsung dari pelanggan dan juga
para pelanggannya.
33
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dimensi kesadaran merek,
konsumen untuk membeli di Pizza Hut DP Mall Semarang. Sampel yang diambil
berusia minimal 17 tahun dan sudah pernah membeli Pizza Hut di counter DP
sebagai berikut :
adalah variabel promosi dengan koefisien regresi sebesar 0,305, lalu variabel
koefisien regresi sebesar 0,234. Hasil tersebut menunjukkan bahwa harga, lokasi,
pelayanan, dan promosi Pizza Hut DP Mall Semarang secara umum sudah cukup
baik meskipun dalam beberapa hal masih kurang untuk memenuhi harapan
konsumen.
34
Keputusan Pembelian (Studi pada Rumah Makan Soto Angkring Mas Boed di
Soto Angkring Mas Boed dan menganalisis faktor yang paling dominan dalam
Sampel yang diambil sebanyak 100 responden dengan menggunakan teknik Non-
dengan peneliti dapat dijadikan sampel jika dipandang cocok. Berdasarkan hasil
adalah variabel kualitas produk dengan koefisien regresi sebesar 0,260, lalu
dengan harga dengan koefisien regresi sebesar 0,239, sedangkan variabel yang
berpengaruh paling rendah adalah tempat dengan koefisien regresi sebesar 0,206.
elemen yang sudah dinilai baik oleh pelanggan serta perlu memperbaiki hal-hal
35
harga, produk, kebersihan, dan kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan
Sedangkan sisanya sebesar 50% dijelaskan oleh variabel lain diluar keempat
pada Bandeng Juwana Elrina Group. Dan penelitian ini juga bertujuan untuk
36
pelanggan pada perusahaan Bandeng Juwana Elrina Group. Sampel pada
penelitian ini sebanyak 80 responden dan teknik yang digunakan adalah teknik
Dari hasil analisis, indikator-indikator pada penelitian ini bersifat valid dan
regresi sebesar 0,538), dan terakhir adalah variabel fokus pelanggan (dengan
pelanggan).
Tabel 2.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Penulis
Judul Variabel Alat Analisis Hasil
(Tahun)
Reza Analisis Variabel Analisis yang Hasil menunjukkan
Ryandi Pengaruh Dependen : bahwa harga, lokasi,
Keputusan
digunakan : Uji
Aditya Kesadaran Validitas, Uji pelayanan, dan
(2011) Merek, Pembelian Reliabilitas, Uji promosi Pizza Hut
Keragaman Variabel Asumsi Klasik, DP Mall Semarang
Menu, Promosi Independen : Analisis Regresi secara umum sudah
dan Kualitas Kesadaran Linear cukup baik
Pelayanan Berganda. meskipun dalam
Keragaman
merek
Terhadap Pengujian beberapa hal masih
Keputusan menu hipotesis kurang untuk
Konsumen Untuk Promosi meliputi: Uji t, memenuhi harapan
Membeli Pizza Kualitas Uji F, Koefisien konsumen.
Hut DP Mall pelayanan Determinasi (
Semarang R²).
37
(2010) Kualitas Produk, Keputusan Validitas, Uji berpengaruh adalah
Kualitas Pembelian Reliabilitas, Uji variabel kualitas
Layanan, Harga Variabel Asumsi Klasik, produk, lalu kualitas
dan Tempat Independen : Analisis Regresi layanan, kemudian
Terhadap Kualitas Berganda. diikuti dengan
Keputusan produk Pengujian harga, sedangkan
Pembelian (Studi Kualitas hipotesis melalui variabel yang
pada Rumah layanan : Uji t, Uji F, berpengaruh paling
Makan Soto Harga Koefisien rendah adalah
Angkring Mas Tempat Determinasi tempat. Rumah
Boed di (R²). Makan “Soto
Semarang). Angkring Mas
Boed” perlu
mempertahankan
elemen-elemen yang
sudah dinilai baik
oleh pelanggan serta
perlu memperbaiki
hal-hal yang masih
kurang.
Ryan Nur Analisis Variabel Analisis yang Dimana pengujian
Haryanto Pengaruh Harga, Dependen : hipotesis variabel
Kepuasan
digunakan : Uji
(2010) Produk, Validitas, Uji harga, produk,
Kebersihan, dan Pelanggan Reliabilitas, Uji, kebersihan, kualitas
Kualitas Variabel Asumsi Klasik, layanan, kepuasan
Pelayanan Independen : Analisis Regresi pelanggan
Terhadap Harga Berganda. menunjukkan bahwa
Kepuasan Produk Pengujian keempat variabel
Pelanggan (Studi Kebersihan hipotesis melalui independen yang
Kasus pada Kualias : Uji t, Uji F, diteliti terbukti
Restoran pelayanan Koefisien secara signifikan
Mamamia determinasi (R²). mempengaruhi
Cabang Mrican variabel dependen
Semarang). kepuasan pelanggan.
Ariane Analisis Variabel Analisis yang Faktor yang paling
Catherina Pengaruh Faktor Dependen : dominan
Kepuasan
digunakan : Uji
Natalia Teknologi, Validitas, Uji berpengaruh
Telan Kualitas Pelanggan Reliabilitas, Uji, terhadap kepuasan
(2011) Layanan, dan Variabel Asumsi Klasik, pelanggan adalah
Fokus Pelanggan Independen : Analisis Regresi variabel faktor
Terhadap Faktor Berganda. teknologi, kemudian
Kepuasan Teknologi Pengujian diikuti variabel
38
Pelanggan (Studi Kualitas hipotesis melalui kualitas layanan, dan
Pada Pembeli layanan : Uji t, Uji F, terakhir adalah
Produk Bandeng Fokus Koefisien variabel fokus.
Elrina di pelanggan determinasi (R²).
Semarang)
Sumber : Hasil Penelitian dari Peneliti Terdahulu
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting. Kerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan secara teoritis hubungan
antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan
diatas, maka pengembangan kerangka pikir dapat dilihat seperti berikut ini :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kualitas
Pelayanan (X1)
H1
H2 Kepuasan
Harga (X2)
Pelanggan (Y)
Promosi (X3) H3
39
Dari skema di atas terdapat dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel
independen.
menjadi akibat karena adanya variable independen. Dalam hal ini variabel
independen dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan, harga dan promosi.
Harga (X2), dan Promosi (X3) merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan.
adalah : Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori
yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Jadi, hipotesis
positif.
menemukan adanya hubungan yang kuat dan positif antara kualitas layanan dan
kepuasan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat diambil dalam
Semarang.
dirasakan atas suatu barang atau jasa. Pada tingkat harga tertentu, jika manfaat
yang dirasakan meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Apabila nilai
lihat dari kesesuaian antara suatu pengorbanan dari konsumen terhadap nilai
yang diterimanya setelah melakukan pembelian, dan dari situlah konsumen akan
mempersepsi dari produk atau jasa tersebut. Persepsi yang postif merupakan
hasil dari rasa puas akan suatu pembelian yang dilakukannya, sedangkan
persepsi yang negatif merupakan suatu bentuk dari ketidakpuasan konsumen atas
41
produk atau jasa yang dibelinya. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang
kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan
bahkan pelanggan tidak tahu sama sekali mengenai produk tersebut. Pelanggan
Kotler, 2005). Apabila pelanggan merasa puas, maka dia akan menunjukkan
yang puas juga akan cenderung memberikan referensi yang baik terhadap produk
kepada orang lain. Tidak demikian dengan pelanggan yang tidak puas. Proses itu
pembelian produknya.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat diambil dalam penelitian
ini adalah :
42
3.1.2. Definisi Operasional
Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan senang atau kecewa seseorang setelah
tentang apa yang akan diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu
produk di Dyriana Bakery & Café Pandanaran Semarang. Sedangkan kinerja yang
dirasakan adalah daya tanggap pelanggan terhadap apa yang diterima setelah
adalah :
Tidak ada komplain atau keluhan dari pelanggan terhadap pelayanan maupun
Pelanggan loyal dan memberikan referensi yang baik terhadap produk kepada
orang lain.
44
3.1.2.2. Variabel Tidak Terikat (independent variable)
Varibel bebas dalam penelitian ini meliputi Kualitas Pelayanan (X1), Harga
berikut :
mereka.
pelanggan.
Memberikan jaminan ganti rugi pada produk yang telah dibeli oleh
2. Harga (X2)
Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau
jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari
Harga yang ditentukan sesuai dengan kualitas produk dan kualitas pelayanan
yang diberikan.
3. Promosi (X3)
45
Promosi adalah suatu bidang kegiatan pemasaran dan merupakan komunikasi
yang dilaksanakan pihak perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat
yang segala kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan penjualan (Mursid, 2003).
Indikator :
program diskon khusus akhir tahun atau acara hari raya keagamaan.
3.2.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang
akan diteliti. Objek atau nilai yang akan diteliti dalam populasi disebut unit
analisis/elemen populasi. Unit analisis dapat berupa orang, perusahaan, media, dan
sebagainya.
46
Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan dari Dyriana Bakery & Café
Pandanaran Semarang.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi
populasi yang ada sangat besar jumlahnya, sehingga tidak memungkinkan untuk
meneliti seluruh populasi yang ada, sehingga dibentuk sebuah perwakilan populasi.
pertimbangan kriteria dan syarat tertentu dan harus mewakili populasi yang akan
diteliti. Kriteria yang akan digunakan adalah pelanggan yang berkunjung di Dyriana
Bakery & Café Pandanaran Semarang yang telah melakukan jumlah pembelian oleh
konsumen minimal sebanyak 2 kali. Kriteria ini dipilih karena responden yang telah
setia yang telah sering melakukan pembelian di Dyriana Bakery & Café Pandanaran
Semarang.
dalam estimasi dan interpretasi hasil. Ukuran sampel yang ideal dan representative
adalah antara 15 sampai 20 tiap variabel bebas (Hair. 2006). Seperti telah diuraikan
sebelumnya, penelitian ini akan menggunakan 3 variabel bebas, maka dari itu
sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 60 sampel (3x20). Penentuan
jumlah sampel juga dapat dilakukan dengan menentukan tingkat R² yang diinginkan.
47
Tabel 3.1
Metode Pengambilan Sampel Hair
R² Minimum Yang Dapat Diketahui Secara Statistik Dengan satu Nilai.80
Untuk Sejumlah Variabel Bebas Dan Ukuran Sampel
Tingkat α = 0,01 Tingkat α = 0,05
Ukuran
Jumlah Variabel Bebas Jumlah Variabel Bebas
Sampel
2 5 10 20 2 5 10 20
20 45 56 71 NA 39 48 64 NA
50 23 29 36 49 19 23 29 42
100 13 16 20 26 10 12 15 21
250 5 7 8 11 4 5 6 8
500 3 3 4 6 3 4 5 9
1000 1 2 2 3 1 1 2 2
Keterangan : NA = Not Applicable atau tidak dapat ditetapkan
Sumber : Multivariate Data Analysis (Hair, 1995)
Tabel tersebut menggambarkan tentang pengaruh antara ukuran sampel,
pilihan significant level (ά) dan jumlah variabel bebas untuk mengetahui jumlah R²
significant level (ά) sebesar 0,05, sedangkan ukuran sampel yang dijadikan acuan
sebesar 50 responden, maka nilai dari R² adalah sebesar 23 persen, jika jumlah
ukuran sampel meningkat menjadi 100 responden, maka nilai dari R² sebesar 12
significant level (ά) sebesar 0,01, maka analisis untuk nilai R² adalah sebesar 29
persen.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang bukan berbentuk angka-angka atau bilangan
tetapi berupa keterangan atau informasi serta ketrampilan, aktivitas, sifat, dan
48
sebagainya. Dalam hal ini data kualitatif antara lain data-data mengenai sejarah
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang diukur dan biasanya berupa angka-angka
bilangan. Dalam hal ini antara lain data tentang ukuran populasi dan sebagainya.
1. Data Primer
Menurut Sugiarto (2002) data primer merupakan data yang di dapat dari
sumber pihak pertama baik dari individu maupun perseorangan. Pada penelitian
ini, data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya,
diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya melalui wawancara atau hasil
Pandanaran Semarang).
2. Data Sekunder
oleh peneliti (Marzuki, 2005). Data sekunder diperoleh dari berbagai bahan
pustaka, baik berupa buku, jurnal-jurnal dan dokumen lainnya yang ada
1. Observasi
49
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung kepada suatu
objek yang diteliti. Observasi dalam penelitian ini yaitu dengan mengamati
obbjek secara langsung. Objek adalah pelanggan Dyriana Bakery & Café
Pandanaran Semarang.
2. Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak
3. Studi Pustaka
dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
4. Kuesioner
bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila
jumlah respponden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner
50
3.5. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau
angka ringkasan dengan menggunakan cara atau rumus tertentu (Iqbal Hasan, 2002).
1. Editing ( Pengeditan )
Memilih atau mengambil data yang perlu dan membuang data yang dianggap
2. Coding
yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat
Scoring adalah suatu kegiatan yang berupa penelitian atau pengharapan yang
Atau mengubah data yang bersifat kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif. Dalam
4. Tabulasi
51
Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi
kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Setelah proses tabulasi selesai
kemudian data-data dalam tabel tersebut akan diolah dengan bantuan software
Teknik analisis data adalah suatu proses pengolahan data yang telah
dikumpulkan sebelumnya. Penetapan teknik analisis data harus tepat agar dapat
memberikan suatu output kesimpulan yang benar dan akurat. Analisis-analisis data
yang digunakan ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif (Sutrisno Hadi,
2005) :
1. Analisis Kualitatif
yang dinyatakan dalam bentuk uraian. Analisis kualitatif ini digunakan untuk
membahas dan menerangkan hasil penelitian tentang berbagai gejala atau kasus
2. Analisis Kuantitatif
angka dan perhitungan dengan metode statistik tertentu. Data kuantitatif harus
52
Tabel 3.2
Nilai Skala Likert
No. Jawaban Keterangan Skor
1 A Sangat Tidak Setuju 1
2 B Tidak Setuju 2
3 C Netral 3
4 D Setuju 4
5 E Sangat Setuju 5
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya satu kuesioner
(Ghozali, 2006). Satu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada pertanyaan
tersebut. Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai r hitung
(correlation item total correlation) dengan nilai r tabel dengan ketentuan untuk
defree of freedom (df) = n-k, dimana n adalah jumlah sampel yang digunakan dan k
adalah jumlah variabel independennya (Ghozali, 2006). Dengan jumlah sampel (n)
adalah 100 tingkat signifikansi 0,05 maka r tabel pada penelitian ini adalah :
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji
53
statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan
regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan yang signifikan antar variabel
bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
regresi bernilai kecil dan standar error regresi bernilai besar sehingga pengujian
tolerance dan VIF ( Variance Inflation Factor ). Apabila nilai VIF < 10
nilai tolerance > 0,1 (10%) menunjukkan bahwa model regresi bebas dari
multikolinearitas.
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antar prediksi variabel
54
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola titik pada
grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah
di prediksi dan sumbu X adalah residual yang telah di-standardized (Ghozali, 2006).
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang
heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dan di bawah
heterokedastisitas.
variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal atau tidak, karena
model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal. Pembuktian apakah
data tersebut memiliki distribusi normal atau tidak, dapat dilihat pada bentuk
distribusi datanya, yaitu pada histogram maupun normal probability plot. Pada
histogram, data dikatakan memiliki distribusi yang normal jika data tersebut
berbentuk seperti lonceng. Sedangkan pada normal probability plot, data dikatakan
normal jika ada penyebaran titik-titik disekitar garis diagonal dan penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal. Ghozali (2006) menyebutkan jika data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi
55
3.6.3. Analisis Regresi Linear Berganda
terhadap aplikasi yang terdiri dari dua atau lebih variabel independen untuk
menduga nilai dari variabel dependen (Kazmier, 2005). Analisis regresi linier dapat
pelayanan (X1), harga (X2) dan promosi (X3) terhadap kepuasan pelanggan (Y)
pada Dyriana Bakery & Café Pandanaran Semarang. Dalam penelitian ini,
Dimana :
Y = Kepuasan Pelanggan
X1 = Kualitas Pelayanan
X2 = Harga
X3 = Promosi
e = Standard Error
56
Penelitian ini dilakukan dengan melihat langsung pada hasil perhitungan koefisien
sehingga akan didapatkan hasil yang dinamakan thitung. Sebagai dasar pengambilan
1. Apabila t hitung > t tabel dan tingkat signifikansi < α (0,05), maka H0 ditolak
2. Apabila t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi > α (0,05), maka H0 diterima
dan Ha ditolak. Hal ini berarti variabel independen secara individual tidak
Menentukan F tabel dan F hitung dengan kepercayaan sebesar 95% atau taraf
dari variabel kualitas pelayanan, harga, dan promosi untuk menjelaskan variabel
sebagai berikut :
57
bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
dependen.
(R²) antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
tambahan satu variabel independen ke dalam model, maka R² pasti meningkat tidak
menggunakan nilai adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik.
Tidak seperti R², nilai adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel
58