Anda di halaman 1dari 10

Duta Pariwisata Ujung Tombak Promosi

Kepariwisataan di Cilegon

SEBELASnews- Dalam rencana strategis pembangunan Kota Cilegon, Pemkot Cilegon telah
berupaya untuk menjadikan sektor kepariwisataan, seni dan budaya sebagai salah satu prioritas
pembangunan, untuk menunjang program pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kota Cilegon.

Demikian yang disampaikan Sekda Pemkot Cilegon Abdul Hakim Lubis saat memberikan
sambutan dalam acara puncak pemilihan duta pariwisata dan budaya Kota Cilegon tahun 2014,
mewakili Walikota Cilegon Tb Iman Ariyadi yang berhalangan hadir, Rabu (16/4) malam di
Hotel The Royal Krakatau Cilegon.

Hadir dalam acara tersebut, Asda I Pemkot Cilegon Taufiqurohman, Kajari Cilegon Ujang
Suprianto, Kepala Disbudpar Kota Cilegon A Bukhori, dan ratusan tamu undangan.

“Grand final pemilihan duta pariwisata dan budaya Kota Cilegon tahun ini, bertepatan dengan
rangkaian acara peringatan HUT Kota Cilegon yang ke-15 tahun. Momentum ini semoga ini
dijadikan ajang untuk mengukir prestasi bagi para finalis,” kata Lubis.

Lubis menegaskan, duta wisata Cilegon nantinya menjadi ujung tombak dalam mendorong
sektor pariwisatan di Kota Cilegon. “Siapa pun nanti yang terpilih, harus siap membantu Pemkot
Cilegon mempromosikan sektor pariwisata yang ada di Kota Cilegon,” pesan Lubis. (*)
Apa itu duta wisata?

Tidak banyak informasi yang bisa dikumpulkan tentang duta wisata yang pemilihannya rutin
dilakukan setiap tahunnya di kabupaten Dompu ini, baik informasi tentang apa itu duta wisata,
tujuan diadakannya, metode pemilihannya seperti apa, kegiatan-kegiatan yang dilakukan, bahkan
hasil apa yang telah dicapai dari kegiatan ini dikarenakan minim sekali publikasi dan
dokumentasi kegiatanya, baik official maupun unofficial.

Menurut pengamatan pribadi penulis dan informasi dari beberapa sumber, bahkan salah satunya
datang dari pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan pemilihan duta wisata ini dikatakan
bahwa duta wisata merupakan perpanjangan tangan pemerintah dalam upaya memperkenalkan
potensi pariwisata dengan tujuan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal maupun
asing, pemilihannya dilakukan rutin setiap tahunnya dengan syarat yang dapat dilihat
pada blog(resmi?) http://kmasardani.blogspot.com, kemudian calon perserta tsb dipilih melalui
beberapa proses seleksi oleh beberapa juri yang ditunjuk, penilaian tsb dilakukan selama masa
karantina (tidak diketahui apa saja yang dilakukan/diajarkan pada masa karantina ini) dan
penilaian lagsung pada malam pemilihan duta wisata yang menjadi puncak seremonial dari acara
ini.

Setelah duta wisata terpilih, maka selajutnya adalah melaksanakan tugas pokoknya, yaitu
mempublikasikan dan memasarkan potensi pariwisata di kab. Dompu kepada pasar lokal maupun
pasar internasional.

Masalah

Masalah pertama timbul pada metode pemilihan duta wisata, apakah juri yang melakukan
penilaian benar-benar berkompeten? penulis sendiri pernah mengikuti sesi penilain dengan
metode tanya jawab antara calon duta wisata dengan juri, seorang juri bertanya ” siapa yang
mendukung kamu dalam pemilihan duta wisata ini? “, dan masih banyak pertanyaan lain yang
sangat jauh sekali esensinya dari tujuan pokok pemilihan duta wisata itu sendiri, padahal kita
tahu kalau ada juri berarti ada “honor” yang berarti biaya ($_$). Kemudian ketidakjelasan hal
apa yang diajarkan/dinilai semasa karatina peserta (saya yakin selama karantina ini dibutuhkan
biaya yang tidak sedikit untuk akomodasi peserta dan panitianya ($_$)), melihat dari tujuan
pokok dan fungsi pemilihan duta tsb seharusnya yang dinilai dan diajarkan
adalah communication skill, public relation, marketing skill dan journalism skill utuk menunjang
kegiatan pasca pemilihannya. Lalu, apakah ilmu itu sudah ditanamkan? hanya panitia, juri,
peserta dan Tuhan yang tahu.

Masalah berikutnya adalah metode pemasaran yang dilakukan oleh duta terpilih, sepanjang
pengetahuan penulis selama ini duta wisata megikuti beberapa pameran, gathering/pertemuan
dengan duta wisata dari kota/negara lain, pertukaran duta wisata (?) dan beberapa pernah dikirim
ke kota bahkan negara lain untuk mengiklankan dan menjual potensi pariwisata kab. Dompu.
efektifkah? coba kita lihat ilustrasi berikut ini :
Penjelasan ilustrasi :

Duta wisata secara massive menceritakan/menginformasikan potensi pariwisata kepada duta


lainnya dengan harapan akan tersampaikan kepada pasar (masyarakat) di kota/negara asal duta
lainnya tsb. Faktanya duta wisata kita saja tidak menyampaikan hasil pertemuan, informasi
pariwisata yang didapatkan dari duta lain kepada kita, penulis curiga, bahkan mendekati
keyakinan yang hakiki bahwa duta wisata kota/negara lain melakukan hal yang sama, yaitu tidak
mensosialisasikan hasil pertemuannya/informasi pariwisata yang ia dapatkan dari duta yang lain.
Artinya informasi penting tsb cuma menjadi konsumsi antara duta saja, tanpa pernah
tersampaikan kepada masyarakat yang merupakan pasar pariwisata.Permasalahan lainnya adalah
promosi tidak tepat sasaran, seluruh informasi pariwisata (pantai, gunung, seni budaya, kuliner)
disampaikan sekaligus kepada pasar tanpa melihat ketertarikan pasar, akan menjadi sangat
mubazir ketika menceritakan kehebatan dan keindahan gunung Tambora kepada pasar yang
hanya memiliki ketertarikan pada wisata kuliner. infomasi, waktu dan biaya ($_$) menjadi
sangat sia-sia
Ajang Pemilihan Joko Roro Kabupaten Malang sebagai Duta Wisata sudah menjadi agenda rutin yang
dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Tujuan diadakannya Joko Roro ini adalah untuk mempromosikan
potensi pariwisata Kabupaten Malang. Selain itu juga untuk membantu mengembangkan potensi pribadi
maupun kelompok serta membentuk karakter setiap Joko dan Roro yang berwawasan luas dan sadar
wisata.

Bagi Ngalamers yang ingin mengikuti ajang ini, pendaftaran sudah dibuka lo. Pendaftaran paling lambat
diterima pada saat technical meeting tanggal 27 April 2012, pukul 14.00 di Pendopo Agung Kantor
Pemerintah Daerah Kabupaten Malang Jl. KH. Agus Salim no. 7 Malang.

Adapun persyaratan peserta adalah sebagai berikut:


- Mengisi formulir pendaftaran
- Pria dan wanita Usia 17 th – 24 th, belum menikah
- Dapat berkomunikasi dengan baik dan berwawasan luas
- WNI dan berdomisili di Malang Raya
- Menyerahkan fotokopi kartu Identitas (KTM, SIM, KTP) satu lembar
- Menyerahkan foto setengah badan 2 lembar, seluruh badan 2 Lembar, dan pas foto berwarna ukuran
4×6 5 lembar
- Tinggi badan Pria minimal 170 cm dan Wanita 160 cm
- Menyerahkan biodata diri/curriculum vitae
- Menyerahkan surat keterangan ijin dari orang tua sekolah, perguruan tinggi, atau instansi tempat
bekerja maupun kuliah
- Menyerahkan surat keterangan sehat dari puskesmas maupun dokter
- Warna map peserta Siswa Merah, Mahasiswa Kuning, Umum Hijau
- Menghadiri Technical Meeting
INFO NGAWI – Guna peningkatan wawasan dan prestasi generasi muda bidang pariwisata,
Dinas Pariwisata (Disparta) Jawa Timur melalui Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olah
Raga, Kabupaten Ngawi kembali mengadakan pemilihan Duta Wisata Raka-Raki 2013.

Pelaksanaan pemilihan duta wisata ini dimulai dengan pendaftaran peserta dimulai 17 Januari
dan grand final akan dilaksanakan 23 Maret 2013 di Grand City Surabaya, yang rencananya akan
diikuti 38 kabupaten / kota se Jatim.

Menurut Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata (PSDP) Jatim, Rosmianti seperti yang
ditulis jatimprov mengatakan, ajang pemilihan duta wisata tahun ini Pemprov Jatim berharap
sektor pariwisata mempunyai peran besar dalam mendongkrak perekonomian.

Lebih lanjut dikatakan, pemilihan Duta Wisata Raka Raki merupakan acara tahunan yang salah
satu sarana pemerintah untuk mempromosikan potensi pariwisata di wilayah Jatim kepada
masyarakat luas maupun wisatawan mancanegara.

“Yang terpilih nanti, akan kita persiapkan untuk mempromosikan wisata yang ada di Jatim.
Dengan adanya duta wisata diharapkan jumlah kunjungan wisatawan semakin meningkat,”
terang Rosmianti.

“Tujuan diadakannya pemilihan duta wisata ini untuk mengembangkan bakat dan kemampuan,
serta krativitas generasi muda berprestasi di bidang pariwisata khususnya di Jatim. Sehingga
kegiatan mereka menjadi positif,”tambahnya.

Lebih lanjut ditegaskan, anak muda merupakan generasi penerus, jadi mereka harus dilatih
bagaimana menjaga warisan budaya leluhur, selain menjaga mereka juga dituntut mampu
mempromosikan daya tarik wisata, ini karena, potensi wisata jatim sangat besar.

Peserta yang berhak mendaftar adalah mereka yang lolos sebagai juara pertama dalam seleksi
duta wisata yang dilakukan pemerintah kabupaten / kota se-Jatim. Proses selanjutnya, panitia
kabupaten / kota melakukan pendataan masing-masing duta wisata perwakilan kabupaten / kota.

Sementara menurut Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga melalui
Sekretarisnya, Anwar Rifai, Kabupaten Ngawi telah mengirim Dimas dan Diajeng untuk
mengikuti seleksi Raka Raki Duta Wisata Jatim 2013.
Suarakomunikasi.com,Banda Aceh-Malam puncak pemilihan Duta Wisata Indonesia ke 8
tahun 2013 dilaksanakan di gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh. Malam ini,
Minggu (17/11/2013).

Duta Wisata Provinsi Kalimantan Barat saat memperkenalkan diri dihadapan dewan juri
sejumlah penonton yang hadir di AAC DAYAN DAWOOD, Banda Aceh pada malam
penobatan tersebut | Foto: Suarakomunikasi/Ariful

Ajang ini diikuti oleh 18 pasangan duta wisata terpilih tahun 2013 dari 18 Provinsi di Indonesia.
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah diwakili oleh dinas kebudayaan dan pariwisata Aceh
memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara.

“Ajang ini merupakan momen bersejarah bagi kami, karena pemilihan duta wisata tidak hanya
bermanfaat bagi generasi muda, tetapi juga membantu kinerja pemerintah dalam pembangunan
daerah”, pesan Gubernur Aceh.

Selain itu, Zaini juga mengaku bangga menjadi tuan rumah dalam ajang pemilihan duta wisata
Indonesia ke 8 ini. Harapannya dengan berlangsungnya acara ini dapat mendorong sector
pariwisata Aceh dan mendukung pembangunan Aceh.

Dalam sambutannya ia juga mengatakan bahwa sector pariwisata di Aceh berjumlah 808 lokasi
wisata, terdiri dari wisata alam, kuliner dan wisata khusus.

Hingga berita ini diturunkan, acara belum memasuki dalam penobatan Duta Wisata Indonesia ke
8 tahun 2013.
Perhelatan duta wisata yang digelar di berbagai daerah menyedot antusiasme yang tinggi dari
putra-putri daerah. Duta wisata yang diharapkan dapat mewakili daerahnya dalam upaya
mempromosikan potensi wisata, juga diharapkan bisa menjadi sosok wisata yang kreatif,
inovatif, percaya diri, berpengalaman, dan berjati diri. Hal itu ditunjang oleh penampilan yang
simpatik dan diarahkan untuk menggapai terwujudnya generasi yang berkualitas, santun, dan
berdedikasi dalam melestarikan budaya, serta berperan aktif dalam promosi pariwisata.

Penyelenggaraan pemilihan duta wisata merupakan bagian integral dari pembangunan dunia
pariwisata serta pelestarian nilai-nilai seni dan budaya nasional. Kriteria penilaian duta wisata
senantiasa ditingkatkan kualitasnya dengan menitikberatkan kepada keterpaduan seluruh
komponen penilaian secara menyeluruh. Hal itu menyangkut perpaduan terbaik dari aspek-aspek
yang mencakup pengetahuan umum, pengetahuan sejarah dan kebudayaan, pariwisata, public
speaking, etika perilaku dan busana, penguasaan bahasa, psikologi dan pengembangan diri.

Perlu diketahui, ajang pemilihan duta wisata merupakan atraksi wisata yang bertujuan
melestarikan budaya daerah, sekaligus sarana pengembangan potensi bakat, kreativitas,
kecerdasan para generasi muda untuk menjadi figur yang dapat berperan dalam mempromosikan
kekayaan seni, budaya dan pariwisata serta menghilangkan citra sebagai pelengkap kegiatan atau
pajangan saja. Melalui ajang ini, para finalis duta wisata diharapkan dapat memiliki disiplin,
dedikasi, dan tanggung jawab yang tinggi untuk membantu pemerintah daerahnya dalam
memamerkan serta mempromosikan keanekaragaman kebudayaan daerah kepada wisatawan.
Sebagai duta wisata, selain harus mampu mempromosikan dunia wisata daerahnya tetapi juga
harus mampu membantu pemerintah daerah mengajak warga untuk menjaga budaya bersih,
indah, dan tertib yang akhirnya menghasilkan masyarakat yang bersih, bermoral, serta bermental
baik. Di samping itu, pemilihan duta wisata diharapkan juga mampu menjadi inspirator dan
motivator bagi generasi muda dalam menjalankan peran dan fungsinya di masyarakat.

Seorang Duta Wisata juga membutuhkan suatu bentuk kepribadian baik yang dibutuhkan untuk
bersosialisasi dengan masyarakat luas. Beberapa kepribadian yang diperlukan sebagai seorang
Duta Wisata di antaranya:

Ketulusan

Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang.
Ketulusan akan membuat orang lain merasa aman dan dihargai. Orang yang tulus selalu
mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, mencari-cari alasan, atau memutar-balikkan
fakta.

Kerendahan Hati

Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendahan hati justru mengungkapkan
kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Bagaikan sebatang
padi semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai
keunggulan orang lain.

Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka dan sangat tinggi harganya. Orang setia selalu bisa
dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban,
dan tidak suka berkhianat.

Bertanggung jawab

Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh.


Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak
mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan, kalau dia merasa kecewa atau sakit hati, dia
tidak akan menyalahkan siapa pun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung
jawab atas apa pun yang dialami dan dirasakannya.

Percaya Diri

Rasa percaya diri memungkinkan sesesorang menerima dirinya sebagaimana adanya,


menghargai dirinya, dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan
diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dengan
baik.

Kebesaran Jiwa

Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang
berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika
menghadapi masa-masa sukar dia, tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan
dan keputusasaan.

Empati

Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar
yang baik, tapi bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik, dia selalu
mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan
kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

Hanya Sebagai Ajang Popularitas, Apa Benar?

Hakikatnya, acara pemilihan duta wisata hanya dinilai dari pengetahuan dan kematangan
individu secara personal dan bukan sosial. Seharusnya pemenang dari kegiatan ini adalah orang
yang telah berbuat banyak untuk kemajuan daerahnya. Kata kuncinya adalah telah berbuat dan
bukan telah berteori saja atau punya ilmunya. Akhirnya ketika sang pemenang hanya dinilai
dengan kriteria tersebut, output pemilihanduta wisata tidak akantercapai. Buktinya, pemilihan
duta wisata yang digelar di beberapa daerah dalam sekian tahun terakhir, selama itu pula kita
tidak bisa melihat pembuktian dari para duta wisata. Pada akhirnya kita hanya melihat sebuah
kegiatan rutinitas tanpa hasil yang jelas. Beginilah nasib bangsa ini yang selalu menghabiskan
uang rakyat, tetapi bukan untuk rakyat. Mengkritik persoalan ini jelas tidak akan membawa
banyak perubahan, karena persoalannya terletak pada kriterianya. Pastikan pemenangnya adalah
orang yang mempunyai knowledge, skill, dan attitude yang baik yang telah diaplikasikan ke
dalam kehidupan sehari-hari.

Sesungguhnya, tujuan pemilihan duta wisata sendiri sudah menyimpang dari tujuan awalnya,
yang memilih duta untuk mewakili kebudayaan daerahnya sendiri. Kebanyakan peserta
menjadikan ajang ini sebagai pencarian popularitas dan tampil belaka. Beberapa pengetahuan
yang mereka miliki tentang kebudayaan daerah hanyalah informasi seadanya dari bacaan-bacaan
yang mereka hafalkan selama proses pemilihan. Walaupun tidak sedikit yang mengakui potensi
individual dan karakteristik dari pemenang duta wisata tersebut. Namun, peranan dan kontribusi
mereka sebagai duta wisata yang notabene “ikon”-nya daerah setempat, masih jarang kita
dengar. Sementara ini, tugas duta wisata masih samar-samar, seharusnya dilakukan perubahan
terhadap kriteria dan outcome-nya supaya duta wisata dapat menjadi sebuah ajang yang benar-
benar berguna. Terlebih pada kenyataannya, pemenangnya belum mampu membuktikan kalau
mereka bisa mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka dapatkan.

Sebagai tambahan, fakta bahwa duta wisata mayoritas berstatus pelajar dan mahasiswa, juga
menyulitkan perkembangan ide dan kontribusi mereka karena kesibukan pribadi. Lain halnya
apabila mereka dicutikan dan dipekerjakan untuk Dinas Pariwisata sebagai staf pengembangan
dan promosi pariwisata. Jadi untuk mengatakan bahwa duta wisata adalah pajangan, itu sangat
tepat. Sebab, setelah event duta wisata mereka tidak diberdayakan dengan maksimal untuk
keperluan Dinas Pariwisata, sehingga pada akhirnya hanya muncul pada saat acara-acara
ceremonial dan bagi-bagi amplop di kantor.

Untuk perbandingan dengan yang terjadi di luar negeri, kebanyakan pemenang kontes serupa
biasanya langsung terjun mengerjakan kegiatan sosial yang membantu masyarakat yang
dampaknya sangat besar. Dari memberikan semangat kepada tim dance di sebuah universitas
kecil, sampai menjadi juru bicara berbagai organisasi sosial besar. Segala sesuatu yang dapat
dikerjakan pasti mereka laksanakan sesuai misi dan visi komite kontes dan juga pemenang
kontesnya. Lebih menarik lagi media juga ikut memberitahukan kepada masyarakat tentang
kontribusi dan hasilnya lewat majalah atau berita di televisi, sehingga masyarakat mengetahui
segala sesuatu yang telah dilakukan para pemenang kontes.

Harapan kita, duta wisata ke depan semakin berkembang dan berfungsi sebagai duta pariwisata
dan duta budaya. Sehingga bisa dilihat hasilnya bukan hanya dilihat dari segi umum saja. Karena
kita tidak bisa menilai segala sesuatu hanya dari satu sudut pandang saja. Secara konkret,
seorang presiden pun tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam menjalankan dan
mengatur sebuah negara. Apalagi hanya seorang duta wisata yang tidak mudah mendapatkan
segala fasilitas untuk melakukan promosi budaya dan promosi wisata. Namun, perlu diakui
bahwa ajang pemilihan duta wisata dapat membawa perubahan dalam pribadi dan tingkah laku
para generasi muda, karena setelah mengikuti ajang pemilihan duta wisata, rasa cinta budaya
menjadi semakin mengental di dalam diri.

Mulai sekarang, seluruh duta wisata harus dapat menunjukkan kalau memiliki niat baik dalam
memberikan kontribusi bagi daerahnya, karena belum terlambat untuk memulai sesuatu yang
baik. Andaikan tidak dilakukan, duta wisata hanya akan menjadi ikon pemborosan yang
dilakukan oleh pemerintah daerah setempat yang tidak dapat meninggalkan kesan apa pun seperti
hilang ditelan waktu.

Anda mungkin juga menyukai